Anda di halaman 1dari 6

A.

Judul Praktikum
Identifikasi dan Skirining Senyawa Alkaloid
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan metode ekstraksi sokletasi dan melakukan identifikasi
senyawa kandungannya.
C. Dasar Teori
Fitokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai
pertumbuhan dan metabolisme tanaman, misalnya pengubahan unsur anorganik
seperti nitrogen, kalium, air dan karbon dioksida menjadi pati, gula, protein dan
sebagainya yang dibutuhkan oleh tanaman. Ilmu fitokimia secara analisis merupakan
penambahan secara sistematis tentang berbagaisenyawa kimia, terutama dari
golongan senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, proses biosintesis,
metabolisme dan perubahan-perubahan lain yang terjadi pada senyawa kimia tersebut
beserta sebaran dan fungsi biologisnya.
Tanaman lada hitam secara luas tumbuh di tempat dengan iklim yang tropis
dengan kelembapan yang cukup. Bagian tanaman lada hitam yang sering
dimanfaatkan adalah buah yang telah dikeringkan. Buah lada hitam juga dikenal
dengan “King of Spices” karena memiliki rasa pedas dan beraroma khas yang sangat
kuat dari semua rempah-rempah di dunia. Buah lada memiliki rasa pedas yang berbeda
dengan pedas dari cabe rawit. Rasa pedas lada dipengaruhi oleh daerah tempat pertumbuhan
tanaman. lada yang ditanam di daerah yang memiliki suhu rata-rata tinggi memiliki rasa yang
sangat pedas dan sebaliknya (Sarpian, 2013).

Buah lada mengandung minyak atsiri, tanin, flavonoid, karbohidrat, dan


protein. Lada hitam juga mengandung pinena, kariofilena, limonene, filandrena,
alkaloid (piperina, kavisina, piperitina, piperidina), zat pahit, dan minyak lemak.
Alkaloid dalam lada hitam sebanyak 5-9% yang terdiri dari senyawa utama piperin,
piperidin, piperetin, dan piperenin (Kadam, 2013)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran


senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang
menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang
memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT
dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai
metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua,
dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan
dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.
Metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk destilasi pelurut
sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia. Metode ini efisiensi dalam
pemanfaatan pelarut tetapi berisiko pembentukan artefak akibat penggunaan panas.
Kromatografi Lapis tipis pada lada hitam dilakukan dengan melarutkan kristal dalam
etanol, kemudian ditotolkan pada plat KLT silika gel 60 F254 menggunakan pipa
kapiler, kemudian dielusi menggunakan fase gerak campuran n-heksana : etil asetat
(1:1). Noda diamati di bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm. Keberadaan
alkaloid dideteksi dengan cara menyemprot plat menggunakan pereaksi Dragendorff
dan dihitung masing-masing nilai Rf-nya (Hikmawanti, 2016).
Penelitian Febriyanti (2018) menyebutkan bahwa prosedur analisis KLT diawali
dengan pembuatan larutan standar piperin 1mg / 1ml metanol dan ekstrak kental buah lada
hitam 30mg / 3ml metanol, menggunakan eluen dengan perbandingan toluene : etil asetat
70:30. Pada penelitian ini diamati noda senyawa piperin menggunakan sinar UV dengan
panjang gelombang 365 nm berwarna biru gelap, sedangkan noda senyawa piperin pada
ekstrak setelah disemprot dragendorf menghasilkan warna kuning yang sejajar dengan
standar. Nilai Rf umumnya tidak sama dari laboratorium ke laboratorium bahkan pada waktu
analisis yang berbeda dalam laboratorium yang sama, sehingga perlu dipertimbangkan
penggunaan Rf relatif yaitu nilai Rf noda senyawa dibandingan noda senyawa lain dalam
lempeng yang sama. Faktor-faktor yang menyebabkan nilai Rf bervariasi meliputi dimensi
dan jenis ruang, sifat dan ukuran lempeng, arah aliran fase gerak, volume dan komposisi fase
gerak, kondisi kesetimbangan, kelembaban, dan metode persiapan sampel KLT sebelumnya
(Lestyo Wulandari, 2011). Nilai Rf noda senyawa piperin ekstrak terdapat pada 0.49 dan
standar piperin terletak pada Rf = 0.5.

Metode pemisahan pada kromatografi sangat tergantung dari jenis fase


diam yang digunakan. Jenis fase diam yang digunakan menentukan interaksi
yang terjadi antara analit dengan fase diam dan fase gerak. Metode pemisahan
pada kromatografi yaitu pemisahan berdasarkan polaritas. Metode pemisahan
berdasarkan polaritas, senyawa-senyawa terpisah karena perbedaan polaritas.
Afinitas analit tehadap fase diam dan fase gerak tergantung kedekatan
polaritas analit terhadap fase diam dan fase gerak (like dissolve like). Analit
akan cenderung larut dalam fase dengan polaritas sama. Analit akan berpartisi
diantara dua fase yaitu fase padat-cair dan fase cair-cair. Ketika analit
berpartisi antara fase padat dan cair faktor utama pemisahan adalah adsorbsi.
Sedangkan bila analit berpartisi antara fase cair dan fase cair, faktor utama
pemisahan adalah kelarutan. Prinsip pemisahan dimana analit terpisah karena
afinitas terhadap fase padat dan fase cair biasa disebut dengan adsorbs dan
metode kromatografinya biasa disebut kromatografi adsorbsi. Sedangkan
prinsip pemisahan dimana analit terpisah karena afinitas terhadap fase cair
danfase cair disebut dengan partisi dan metode kromatografinya biasa disebut
kromatografi cair (Lestyo Wulandari, 2011).

D. Metode
1. Alat dan Bahan
 Alat yang di gunakan
Alat sokhletasi, batang pengaduk, cawan porselin, dan alat-alat gelas lain.
 Bahan yang di gunakan
Lada Putih, pelarut etanol 96%, KOH-etanolik
2. Cara kerja

Serbuk lada hitam 70 g

Dibungkus kertas saring


+ Etanol 96% 2 siklus yang sudah dijahit
Penyarian kurang lebih 2 jam dan siklus 14x

Filtrat/ekstrak cair

Diuapkan di atas waterbath

Ekstrak Kental

+ KOH-etanolik 0,5 N 10 mL
Diaduk

Endapan
Disaring

Sari

Disimpan dalam lemari es


Kristal

PEMBAHASAN

Lada putih (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang
memiliki bau yang khas. Piperin merupakan salah satu senyawa yang terkandung
dalam lada putiih. Piperin dapat diperoleh dengan isolasi yang berarti mengambil
senyawa piperin dalam lada dengan memisahkannya dari senyawa yang lain yang
terdapat dalam lada. Metode yang dapat digunakan untuk isolasi senyawa piperin
dalam lada yaitu ekstraksi soxhletasi.
Proses soxhletasi pada percobaan ini menggunakan pelarut etanol 96%.
Piperin dan etanol 96% memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat polar,
sehingga etanol mampu melarutkan piperin dari lada putih sesuai dengan prinsip
like disolve like. Dari literatur diperoleh bahwa piperin merupakan senyawa
alkaloid yang dapat larut dalam etanol, dimana antara piperin dengan etanol
mampu untuk membentuk ikatan hidrogen (Anonim, 2016). Kelebihan dari
Soxhletasi adalah 11 cara pengerjaannya sebentar tetapi pada saat sirkulasi
kadang cepat dan lama, pengamatan ekstraksinya juga mudah dengan ditandai
solven yang sudah jernih (Wiranawati, 2016), dan dapat menghemat penggunaan
pelarut karena penyarian dilakukan berulang serta tidak mudah jenuh karena
setiap selesai menyari pelarut akan diuapkan kembali meninggalkan senyawa
tersari (Drastinawati, 2013).
Ekstraksi buah lada putih dilakukan dengan metode soxhlet menggunakan
pelarut etanol 96%. teknis Piperin memiliki sifat yang tahan panas sehingga tidak
rusak ketika dilakukan proses ekstraksi dengan Soxhlet, Simplisia yang akan
diekstrak yaitu lada putih ditimbang sebanyak 70gr menggunakan neraca analitik.
Kemudian Serbuk simplisia tersebut dimasukkan ke dalam kertas saring yang mana
kertas saring ini sebelumnya sudah dijahit seperti tabung, tujuan pembungkusan
sampel menggunakan kertas saring yakni supaya tidak mengganggu proses
ekstraksi kemudian dimasukan kedalam alat soxhletasi bagian selongong. Dalam
praktikum ini berat sampel kurang sesuai yang mana seharusnya menggunakan
100gr sampel tetapi dalam kelompok kami hanya menggunakan 70gr sampel hal
ini dikarenakan kertas saring yang kami buat tidak mencukupi atau terlalu kecil.
Setelah itu ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 2 kali siklus. Pelarut
menggunakan Etanol 96% karena merupakan pelarut semi polar cenderung non
polar karena mudah menguap dan dapat melarutkan piperin dengan tujuan agar
ekstrak tidak mudah ditumbuhi jamur (Wiranawati, 2016). Pelarut etanol 96% juga
umumnya etanol dapat mengekstraksi senyawa alkaloid, sterol, saponin, flavonoid,
antrakuinon dan glikosida (Harborne, 1987).
Siklus yang baik dalam soxhlet berjalan 6-8 sirkulasi selama 1-2 jam atau
sampel yang terendam pelarut berwarna bening, hal ini untuk mendapatkan zat
aktif yang lebih banyak dan murni semakin banyak jumlah siklus dapat
diasumsikan bahawa senyawa yang larut akan semakin maksimal. Dalam
praktikum kami, Proses ekstraksi yang dilakukan berlangsung selama kurang lebih
2 jam dan menghasilkan Siklus sebanyak 14 kali yang mana hal ini sudah sesuai
dengan literatur. Proses ekstraksi ini menghasilkan cairan berwarna kuning berbau
khas lada dan berwujud ekstrak cair, hasil ini adalah uji organoleptis yang telah
kami lakukan dan kami amati. Selanjutnya sampel dilakukan pemekatan di atas
watteer bath untuk memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutnya, yaitu etanol.

Anonim, 2016. Laporan Praktikum Kimia-Isolasi Piperina dari Tumbuhan Lada.


[Online]
Available at: https://bloghimakiunila.blogspot.com/2016/01/laporan-
praktikum-kimia-isolasi.html
[Accessed 1 Juni 2018].

Budiman, H., 2016, Isolasi dan Identifikasi Alkaloid Piperin dari Buah Merica Putih (Albi
fructus), Jurnal Farmasindo ISSN 2548-6667, Vol. 2.
Febriyanti, Alifia P., Iswarin, Siti J., Susanti, 2018, Penetapan Kadar Piperin dalam Ekstrak
Buah Lada Hitam (Piper nigrum Linn.) Menggunakan Liquid Chromatography Tandem Mass
Spectrometry (LC-MS/MS), Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, Vol.1, No.2, Hal.69-79.
Hikmawanti, N. P. E., Hariyanti, Aulia, C. & Viransa, V. P., 2016. Kandungan
Piperin dalam Ekstrak Buah Lada Hitam dan Buah Lada Putih (Piper nigrum
L.) yang di ekstraksi Dengan Variasi Konsentrasi Etanol Menggunakan
Metode KLT-Densitometri. Media Farmasi, Volume 13 No 2, pp. 173-285.

Kadam, P.V., Yadav, K.N., Patel, F.A., Karjikar, F.A., dan Patil, M.J., 2013, Pharmacognostic,
Phytochemical, and Physicochemical Studies of Piper nigrum Linn. Fruit (Piperaceae),
International Research Journal of Pharmacy, Vol.4, Hal. 189-193.
Sarpian, T., 2003, Pedoman Berkebun Lada dan Analisis Usaha Tani, Kanisius, Yogyakarta.
Shamkuwar, B., dkk., 2013, Evaluation of Active Constituent of Piper nigrum
in Diarrhoe, Government College of Pharmacy, India.
Suparni, I., dan Wulandari, A., 2012, Herbal Nusantara 1001 Ramuan
Tradisional Asli Indonesia, Andi Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai