Pembahsan FTS
Pembahsan FTS
Uji ke 4 yaitu uji kekerasan dengan menggunakan alat hardness tester terhadap 5 tablet
yang diambil secara acak dimana pengujian kekerasan berdasarkan luas permukaan tablet
dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. hal yang pertama dilakukan yaitu
atur skala hardness tester pada posisi nol agar netral pada alat kemudian letakan tablet 1
persatu dengan posisi tegak lurus selanjutnya nyalakan mesin untuk menggerakan rotor
hingga tablet pecah kemudian lihat dan catat hasil skala yang muncul. Hasil yang diperoleh
yaitu uji kekerasan adalah 62,23 kg dan didapatkan nilai rata rata sebesar 12,44 kg. Uji
kekerasan dimaksudkan agar tablet cukup keras untuk tahan pecah dan tahan terhadap
goncangan pada saat pengemasan dan proses distribusi. Akan tetapi harus cukup lunak
untuk melarut dan akan menghancur sempurna begitu digunakan konsumen atau dapat
dipatahkan di antara jari-jari bila tablet perlu dibagi untuk pemakaiannya. Kekerasan tablet
yang ideal ± 70 N dan hasil yang diperoleh menunjukan kekerasan tablet yang dibuat cukup
baik.
Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8
kg (Parrott, 1970). Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan
kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan.
Pengujian waktu hancur prinsipnya adalah menentukan waktu yang diperlukan suatu tablet
untuk hancur dengan cara menempatkan tablet pada alat penentuan waktu hancur yang
kondisinya sesuai dengan keadaan in vivo dan persyaratan monografi, alat yang digunakan
dalam uji ini adalah Desintegration Tester alat pengujian yang digunakan pada industri
farmasi untuk mengetahui berapa lama waktu hancur obat. Hal yang peertama di
lakukan yaitu memanaskan aquadest sebanyak 700 ml hingga suhu 38 derajat C
menggunakan thermometer, tujuan dari suhu tersebut disesuaikan dengan kondisi tubuh
manusia yaitu dengan suhu 38°C Ketentuan suhu tersebut ditetapkan dalam USP atau
Farmakope. Selanjutnya masukan 6 tablet kedalam tabung berbentuk keranjang pada alat
lalu atur waktu 10mnt/ 15 mnt maka tabung akan otomatis bergerak.waktu hancur yang
ideal menurut Farmakope Indonesia Edisi V adalah kurang dari 15 menit. Hasil yang
diperoleh telah memenuhi persyaratan tablet paracetamol karena pada ke 6 tablet kami waktu
hancur paling lama yaitu 120 detik atau 2 mnt saja, Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu hancur dari tablet adalah jenis, jumlah obat yang diracik, bahan pembantu
yang ditambahkan, gaya pencetakan yang digunakan, kekerasan tablet, sifat fisika
kimia granul (Voigt, 1984).
KESIMPULAN
1. Metode pembuatan tablet Parasetamol dapat dilakukan dengan cara granulasi basah
karena berdasarkan kajian praformulasi, Parasetamol memiliki sifat tahan terhadap air
dan pemanasan.
2. Praktikan dapat melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet parasetamol,
yang meliputi uji keseragaman bobot, uji keseragaman bentuk dan ukuran, uji
kekerasan, uji friabilitas & friksibilitas, dan uji waktu hancur.
3. Tablet yang dihasilkan yang memenuhi persyaratan adalah uji keseragaman bobot dan
uji waktu hancur
4. Tablet yang dihasilkan yang tidak memenuhi persyaratan seperti uji keseragaman
ukuran, uji kerapuhan tablet dan uji kekerasan tablet