Variasi Mengajajar Fipy
Variasi Mengajajar Fipy
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi dan
Metode Pembelajaran AUD
Disusun oleh :
Fitri
Alfu zahra
Oneng Hayati
CIPANAS CIANJUR
2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah meberi
hidayah dan inayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaika makalah ini
dengan baik dan lancar. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terimakasih pada Dosen
yang membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan makalah yang berjudul
Pengembangan Variasi Mengajar ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I, PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1
BAB II, PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Tujuan Variasi Mengajar...................................................................... 3
B. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar.................................................. 7
C. Komponen-Komponen Variasi Mengajar............................................. 8
BAB III, PENUTUP........................................................................................ 13
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian di atas, timbul beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah tujuan dari diadakannya variasi dalam mengajar?
2. Apa saja prinsip-prinsip penggunaan variasi pengajaran?
3. Apa saja komponen-komponen variasi mengajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa tujuan dari diadakannya variasi dalam mengajar?
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penggunaan variasi pengajaran?
3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen variasi mengajar?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam
situasi belajar-mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi.
Belajar pada hakikatnya adalah ”perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang
yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan akivitas belajar.
2
Namun, tidak semua perubahan termasuk kategori belajar seperti perubahan fisik,
mabuk, gila, dan sebagainya.
Proses belajar mengajar mempunyai pengertian dan makna yang berbeda dengan
mengajar. Dalam proses belajar mengajar terdapat tersirat adanya satu kesatuan kegiatan
yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua
kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
3
dibandingkan dengan materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang
menyenangi materi pelajaran yang diberikan guru.
Motivasi memegang peran penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan
dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya.
Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar maka
dari itu, guru siswa tidak adak melalakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru
selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak
dalam diri setiap siswa selama pengajaran berlangsung.
4
selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan
materi pelajaran yang diberikan.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya. Untuk
siswa yang seperti ini motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar
dirinya mutlak dibutuhkan. Disini peran guru lebih diinginkan untuk memerankan
fungsi guru sebagai motivator, yaitu memotivasi sebagai alat yang mendorong
manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan
motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
Masih sering dijumpai disetiap sekolah terdapat siswa tertentu yang kurang
senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh
guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Kecuekan selalu ditunjukkan lewat
sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di
kelas.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya
mengajar guru yang monoton tidak bervariasi atau guru kurang datap menguasai
kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-sudut kelas. Akibatnya
jalannya proses pembelajaran tidak efektif. Guru gagal menciptakan suasana belajar
yang menbangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.
5
4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Membuat suasana belajar yang nyaman adalah tugas guru. Kewajiban belajar
adalah tugas siswa. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran
yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pembelajaran yang kondusif adalah
lingkungan yang mampu mendorong siswa untuk selalu belajar.
Gejala adanya siswa yang kurang senang menerima pelajaran dari guru tidak
semestinya terjadi, karena hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Disinilah
diperlukan peranan guru, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang
mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar.
Untuk hal ini cara yang tepat yang mesti dilakukan oleh guru adalah
mengembangkan varisai mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam menggunakan
media dan bahan pengajaran maupun dalam interaksi guru dengan siswa.
6
B. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar
Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus
perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu upaya bagaimana
lingkungan ang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan
belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin agar siswanya tidak
senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan mengganggu kelancaran kegiatan
pengajaran. Apalagi jika sebagian besar siswanya tidak mau memperhatikan penjelasan
ang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi
tertentu.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu
adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam
mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-
betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-
prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah seagai berikut:
7
C. Komponen-konmponen Variasi Mengajar
1. Variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi anggota
badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut
dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki
relevensi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar
mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan
siswa, menarik perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan
memberi stimulasi. Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
a. Variasi suara
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.
Guru dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan hal-hal yang
dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang siswa, atau
berbicara secara tajam dengan siswa yang kurang perhatian, dan seterusnya.
b. Penekanan (ocusing)
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau
aspek kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya,
”Perhatikan baik-baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,
dengarkan baik-baik!” penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan
dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau
memberi tanda pada papan tulis.
8
Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru
mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan
yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa,
pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawaban agar menjadi
lengkap.
d. Kontak pandang
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang
penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi
juga menolong dalam menyampaikman arti pembicaraan.
9
2. Variasi media dan bahan ajaran
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang,
media dengar, dan media taktil. Bila guru dalam menggunakan media bervariasi dari
satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran dalam satu komponen media akan
banyak sekali memerlukan penyesuaian indra siswa, membuat perhatian siswa
menjadi lebih meningkatkan kemampuan belajar.
10
4) Mengembangkan cara berpikir dan berkesinambungan, seperti halnya
dalam film.
5) Mememberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain
6) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.
b. Variasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas suara guru adalah alat
utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaaan media dengan
memerlukan sekali saling bergantian atau berkombinasi dengan media
pandang dengan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar
yang dapat dipakai untuk itu diantaranya ialah pembicaraan siswa, rekaman
bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan
rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki
relevansi dengan pelajaran.
Komponen terakhir dari keterampilan variasi media dan bahan ajar adalah
penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan
melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang
hasilnya dapat disebutkan sebagai media taktil. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil. Contohnya dalam bidang
studi sejarah dapat membuat maket desa zaman Majapahit, dalam bidang
studi geografi dapat membuat model lapisan tanah; megumpulkan berbagai
jenis mata uang logam contoh untuk bidang studi ekonomi.
11
3. Variasi Interaktif
a. Siswa bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Siswa mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, di mana
guru berbicara kepada siswa.
Diantara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya, guru
berbicara dengan sekelompok kecil siswa melalui mengajukan beberapa pertanyaan
atau guru berbincang dengan siswa secara individual, atau guru menciptakan situasi
sedemikian rupa sehingga antar siswa dapat saling tukar menukar pendapat melalui
penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variasi mengajar adalah
suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan
untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga
aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Adapun prinsip-prinsip dari penggunaan variasi mengajar sebagai berikut:
1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi
digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis
variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen
proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak
terganggu.
13
3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan
oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan
umpan balik yang diterima dari siswa.
B. Saran
1. Hendaknya dalam mengajar guru-guru dapat memperhatikan variasi mengajar
agar tidak membuat siswa jenuh dalam relajar.
2. Hendaknya demi kelancaran kegiatan relajar mengajar para siswa juga turut
berperan aktif sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan hubungan
antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa akan terjalin dengan
harmonis.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Relajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Moh. Uzer Usman, 2004. Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Usman, Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
14