Anda di halaman 1dari 33

Free Glitter Text Generator

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN


KEPERAWATAN
Posted in
Jumat, 19 Maret 2010

Komunikasi dalam Manajemen

A. Definisi
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan sebagai
bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.
Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan nasihat
dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja bersama.Komunikasi juga dapat diartikan
suatu seni untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang
sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima.
Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi
informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan
dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya”. (Cutlip,
2007:225)
(Ahmad Elqorni, Komunikasi dan Opini Public, 23-12-2009)

B. Model Komunikasi
• Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal
• Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau
dengan pihak lain.
• Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap
tubuh.
• Komunikasi via telepon
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)

C. Tahapan proses Komunikasi Kelompok


1. Sumber Komunikasi
Langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan
pemahaman makna.
2. Pengkodean (encoding)
Mengubah satu pesan komunikasi menjadi bentuk simbolik. Empat kondisi yang
mempengaruhi pesan terkode, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan, dan system social
budaya.
3. Pesan (Apa yang dikomunikasikan)
Dipengaruhi oleh kode/kelompok symbol yang kita gunakan untuk mentransfer makna, isi
dari pesan itu sendiri dan keputusan yang kita ambil dalam memilih dan menata baik kode
maupun isi.
4. Saluran (channel)
Medium lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan. Medium dipilih oleh sumber, yang
harus menentukan saluran mana yang formal dan informal.
5. Pendekodean
Penerjemah ulang pesan komunikasi seorang pengirim. Penerima merupakan sasaran arah
pesan itu tapi sebelum pesan dapat di terima, symbol-simbol harus di terjemahkan kedalam
suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima.
6. Penerima
7. Umpan Balik
Tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan kedalam system guna
memeriksa kesalah pahaman, umpan balik merupakan suatu penentu apakah pesan itu telah
dipahami.
(Stephen Robbins, Perilaku Organisasi, hal. 6 – 7)

D. Teori Analisa Transaksaksional (Analisa Struktural)


Analisis transaksional adalah salah satu pendekatan psikoterapi yang menekankan pada
hubungan interaksional, dapat digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan
kelompok. (Eric Berne, 1960).
Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang diterapkan melalui
proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi manusia yang tergambar dalam
wacana analisis transaksional. Target yang ingin dicapai adalah adanya tingkat kesadaran
yang membuat seseorang mempunyai kemampuan mental untuk membuat keputusan-
keputusan baru berkaitan dengan tingkah laku ke depan dan arah yang akan dituju dalam
hidupnya.
Konsep teori kepribadian dalam analisis transaksional :
Status Ego :
• Ego Anak
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-
kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu
melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang individu lakukan pada waktu masih kecil,
maka individu tersebut dalam status ego anak. Setiap individu akan mempunyai pengalaman
dan masa kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk setiap individu akan
berbeda.
• Ego Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap realita, maka
individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa. Pengalaman-pengalaman belajar yang
didapatkan antara individu yang satu dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status ego
dewasa juga berbeda. Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung
jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah obyektif,
penuh perhitungan dan menggunakan akal.
• Ego Orang Tua
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat
dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam status ego orang tua. Oleh karena setiap
individu mempunyai pengalaman pendidikan, sikap, pandangan dan pendapat yang khs dari
kedua orang tuanya, maka setiap individu akan berbeda status ego orang tuanya. Status ego
orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip
dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)

E. Life Position (Posisi Hidup)


Belaian meupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal
kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan
menyehatkan. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi pada anak, akan tetapi juga pada
masa dewasa dan belaian yang diterima atau yang diberikan akan menguatkan posisi hidup
seseorang.
Ada empat dasar posisi hidup :
1. I’m OK – You’re OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan
percaya pada orang lain. Individu tidak takut berhubungan dengan orang lain.
2. I’m OK – You’re not OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang
dianggap cocok, individu merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan
orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.
3. I’m not OK – You’re OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa
bersalah. Posisi ini merupakan posisi yang paling umum yang biasa disebut depresif. Individu
merasa bersalah, inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.
4. I’m not OK – You’re not OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik,
karena tidak ada sumber belaian yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak
berdaya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)

F. Penerapan Manajemen bagi Analisa Transaksional


Analisa transaksional memiliki implikasi bagi manajemen keperawatan. Karena seorang
manajer harus mewujudkan sasaran kerja melalui usaha orang lain. Komunikasi merupakan
sarana pelengkap yang dapat berlangsung tak pasti, karena komunikasi bersilang cenderung
mematahkan komunikasi dengan cepat, sehingga seorang manajer harus menyesuaikan
keadaan egonya untuk saling melengkapi transaksinya dengan supervise.
Manajer sebaiknya sadar bahwa asal semua jawaban anak dan orang tua adalah posisi yang
tidak OK yang memulai kehidupan seseorang. Metode tradisional pendidikan keperawatan
mempengaruhi jenis masalah transaksional tertentu. Kehausan suatu belaian yang
berkepanjangan mendorong permainan, karena pengadaan belaian negative lebih baik dari
pada tidak mendapatkan belaian sama sekali.
Seringkali perawat mengalami masalah transaksional dengan para dokter. Karena otoritas
yang di berikan pada anggota profesi keperawatan sangatlah rendah sehingga dokter lebih
menguasai / berkuasa.
Analisa transaksional merupakan proses yang dimaksudkan untuk memperkuat dan
mendorong keadaan ego dewasa untuk menguji coba kenyataan dengan lebih efektif,
memperkirakan akibatnya, dan membuat pilihan yang diinformasikan.
(Gillies, Manajemen Keperawatan, 1989, Hal. 245 – 249).
G. Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :
a. Komunikasi saat timbang terima
Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi
dan yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
b. Interview/Anamnese
Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan
dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan melaksanakan tindakan
dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :
• Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan
kekeluargaan
• Hindari Interupsi
• Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang
dibicarakan)
• Jangan memonopoli pembicaraan
• Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka
hasil yang didapt tidak optimal)

c. Komunikasi melalui komputer


Melalui komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan menggunakan
internet bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah klien
d. Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh karena itu
perawat harus berusaha menjaga dengan baik.
e. Komunikasi melalui sentuhan
Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat.
Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai terapipagi pasien, khusunya pasien
dengan depresi, kecemasan dan kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.
f. Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan
dikerjakan oleh perawat.
g. Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi yang baik akan menungkatkan hubungan professional antar perawat dan tim
kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)

MAKALAH KESEHATAN

Senin, 14 September 2015


KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan
organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang
esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan
komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan
teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja
interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap
dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah
“dialog  antara orang satu”.

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan. Berdasarkan
hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan manajer untuk
berkomunikasi, 11% untuk membaca, 9% untuk menulis.

1.2  Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep komunikasi pada
manajemen keperawatan.

1.3  Manfaat Penulisan


Secara umum penyusunan makalah ini memiliki manfaat sebagai pedoman dalam memahami
konsep manajemen keperawatan khususnya komunikasi dalam bidang manajemen keperawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian komunikasi

Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan
cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima. Berikut definisi komunikasi
menurut para ahli :

 Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan memberikan nasehat
dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang saling bekerjasama (Tappen,1995)
 Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi
yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah
laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy,
2000 : 13).
 Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari
seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau
menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’
yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.

2.2 Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan
baik.Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

1.      Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2.      Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

3.      Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi
antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

4.      Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

5.      Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan.

2.3 Hambatan komunikasi

Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal
dan hambatan eksternal , yaitu:

a. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait
kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran
maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang
tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
b. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan
sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan
latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filasafat
Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:

a. Gangguan

Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan
sebagai gangguan mekanik dan semantic.
     Gangguan mekanik : Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik.

     Gangguan semantic : Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih
banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator,
akan lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya. Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
b. Kepentingan

Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.

c. Motivasi terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan,
kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin
besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.
Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.

d. Prasangka

Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi
oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang
komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.

2.4 Proses komunikasi

Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi


dua tahap, yaitu:

a. Proses komunikasi secara primer

 Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau
perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan
menafsirkan lambang yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator.

 Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil
apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference), yakni perpaduan pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian
Schramm juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang pengalaman
komunikator sama dengan dengan bidang pengalaman komunikan. Sebagai contoh: si A seorang
mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan lancaraapabila pembicaraan
mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A
membicarakan hal tersebut dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya
proses komunikasi tidak akan berjalan lancar.

b. Proses komunikasi secara sekunder

 Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambing sebagai media pertama.

 Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi karenakomunikan sebagai


sarana berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao,
majalah, dll merupakan media yang sering digunakan dalan komunikasi.

2.5 Diagram Proses komunikasi

Semua fungsi manajer melibatkan  proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema
dibawah ini :  

          

2.6 Prinsip komunikasi manajer keperawatan


1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tenteng siapa yang akan
kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
2. Komunikasi harus jelas , sederhana dan tepat.

Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah CARE:
Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman
sejawat atau profesi kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa depan
yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa inggris.
1.      Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima secara akurat, salah satu
caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah disampaikan.

2.      Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan orang lain dan
menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.

 2.7 Model komunikasi

1. Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis digunakan untuk mencapai kebutuhan setiap individu/staf, mengkomunikasikan


pelaksanaan pengelolaan.
Menurut asosiasi pendidikan  kesehatan amerika (1998) komunikasi tertulis dalam sutu organisasi
meliputi:

        Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum menulis

        Gunakan kata aktif

        Tulis kata yang sederhana, familier, spesufik dan nyata

        Atur isi tulisan secara sistematis

        Jelas

2. Komunikasi secara langsung/verbal


        Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal
maupun informal.
        Tujuan assertiveness. Perilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatan
individu untuk mengekspresikan perasaannya secara langsung,jujur dan cara yang sesuai tanpa
menyinggung perasaan orang lain yang diajak komunikasi.

        Hal yang harus dihindari pasif,agresif.

3. Komunikasi non verbal

a.         Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, pergerakan tubuh, dan sikap tubuh (body
language)
b.         Komunikasi non verbal mengandung arti yang lebih signifikan dibandingkan dengan komunikasi
verbal             komunikasi non verbal meliputi komponen emosi terhadap pesan yang diterima atau
disampaikan, tetapi akan menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi non verbal diartikan
salah tanpa adanya penjelasan secara verbal.

c.         Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non verbal:

1)      Lingkungan tempat dimana komunikasi dilaksanakan

2)      Penampilan sesuatu yang menarik (pakaian, kosmetik)

3)      Kontak mata  memberikan makna kesediaan seseorang untuk berkomunikasi

4)      Postur tubuh (gesture) bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan menunjukan telunjuknya, berdiri
atau duduk

5)      Ekspresi wajah           komunikasi yang efektif memerlukan suatu respon wajah yang setuju tehadap
pesan yang disampaikan

Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non verbal, agar individu (atasan dan
bawahan) dapat menerima pesan secara jelas.

4. Komunikasi via telepon

        Dengan kemudahan sarana komunikasi memungkinkan manajer dapat merespon perkembangan
dan masalah dalam organisasi
        Manajer dansemua staf harus belajar etika bertelepon, serta menghargai setiap menjawab telepon.
2.8 Aplikasi komunikasi dalam Askep

Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi antara lain:

1. Saat timbang terima (operan)

        Diperlukan komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien, intervensi yang sudah dilakukan dan
yang belum, serta respon pasien
        Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien

2. Interview / Anamnesa

        Suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data tentang keadaan pasien dan
melaksanakan tindakan yang akurat
        Merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepada pasien pada saat pelaksanaan
asuhan keperawatan

 Prinsip yang perlu diterapkan perawat dalam komunikasi ini adalah:

1)        Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tudak tepat. Ciptakan suasana yang hangat,
kekeluargaan

2)        Hindari interupsi / gangguan yang timbul akibat lingkungan yang gaduh

3)        Hindari respon dengan kata hanya “ya dan tidak “ mengakibatkan komunikasi tidak berjalan dengan
baik, perawat kelihatan kurang tertarik dengan topik yang dibicarakan dan enggan berkomunikasi

4)        Jangan memonopoli pembicaraan

5)        Hindari hambatan personal. Jika sebelum komunikasi perawat menunjukan rasa tidak senang kepada
pasien, maka akan berdampak pada hasil komunikasi.

3. Komunikasi melalui komputer

               Komputer merupakan alat komunikasi cepat dan akurat pada manajemen keperawatan saat ini
               Penulisan data-data pasien dalam computer akan mempermudah perawat lain dalam
mengidentifikasi masalah pasien dan  memberikan intervensi yang tepat.
               Melalui komputer informasi-informasi terbaru cepat didapat menggunakan internet bila perawat
mengalami kesulitan dalam menangani masalah pasien.

4. Komunikasi tentang kerahasiaan

Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema dalam menyimpan rahasia pasien, disatu sisi perawat
membutuhkan informasi dengan menghubungkan apa yang dikatakan pasien dengan orang lain, di
lain pihak perawat harus memegang janji untuk tidak menyampaikan rahasia pasien kepada orang
lain.

5. Komunikasi melalui sentuhan

        Merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat
        Sentuhan yang diberikan dapat sebagai terapi/tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah
pasien

6. Dokumentasi sebagai alat komunikasi

Dokumentasi adalah alat yang digunakan dalam komunikasi keperawatan untuk menvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan lain dan dokumen paten dalam pemberian
asuhan  keperawatan
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:

1)      Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat

2)      Mengkomunikasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lain tentang apa yang sudah dan akan
dilakukan kepada pasien.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan teori diatas maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa salah satu unsur
yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan adalah komunikasi. Komunikasi adalah suatu seni
untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain
dapat mengerti dan menerima.
Dalam manajer keperawatan, komunikasi harus diperhatikan sesuai dengan konsepnya
(komponen, proses, prinsip dan model) agar mendapatkan komunikasi yang efektif tanpa adanya
hambatan

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar lebih memahami mengenai konsep
manajemen dan kepemimpinan keperawatan terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai
komunikasi,  demi mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dengan komunikasi yang baik dalam
pengaplikasiannya di bidang keperawatan.
konsep komunikasi dalam manajemen keperawatan
Desember 10, 2012 by rurymaulidiasari

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan.


Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan
manajer untuk berkomunikasi, 11% untuk membaca, 9% untuk menulis.

1. Defenisi komunikasi

1. Suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi
antara dua orang atau lebih yang saling bekerjasama (Tappen,1995)
2. Suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah
sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima.

1. Fungsi komunikasi dalam organisasi

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-


processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepet waktu.

1. Fungsi regulatif

Berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

1. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan.

1. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat


dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

1. Inovasi

Fungsi didalam perusahaan, komunikasi antar anggota, atas bawahan maupun bawahan
atasan adalah untuk mendapatkan informasi baru (sesuatu yang inovatif bagi perusahaan).

1. Sosialisasi dan perbaikan


Meliputi harga diri anggota

1. Proses komunikasi

 Setiap komunikasi harus ada pengirim pesan, pesan dan penerima pesan. Pada proses ini
melibatkan lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal (nilai-
nilai,kepercayaan,temperamen dan tingkat stress), lingkungan eksternal (cuaca,suhu,faktor
kekuasaan dan waktu.

 Faktor internal : komunikator

Faktor eksternal

Tertulis

Verbal                                        Pesan

Non verbal

Faktor internal                                Komunikan

Faktor eksternal      

1. Prinsip komunikasi manajer keperawatan

1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tenteng siapa yang akan
kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
2. Komunikasi harus jelas , sederhana dan tepat.

Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah


CARE: Complete,Acurte,Rapid,English.

Artinya                setiap melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau
profesi kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa depan yang
terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa inggris.

1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima secara akurat, salah
satu caranya                              bertanya / mengulangi pesan yang telah disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan orang lain dan
menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.

1. Model komunikasi
1. Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis digunakan untuk mencapai kebutuhan setiap individu/staf,


mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan.

Menurut asosiasi pendidikan  kesehatan amerika (1998) komunikasi tertulis dalam sutu
organisasi meliputi:

1. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum menulis


2. Gunakan kata aktif
3. Tulis kata yang sederhana, familier, spesufik dan nyata
4. Atur isi tulisan secara sistematis
5. Jelas

1. Komunikasi secara langsung/verbal


1. Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik
secara formal maupun informal.
2. Tujuan           assertiveness. Perilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang
memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya secara
langsung,jujur dan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain yang
diajak komunikasi.
3. Hal yang harus dihindari           pasif,agresif.

1. Komunikasi non verbal


1. a.      Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, pergerakan tubuh, dan sikap
tubuh (body language)
2. b.      Komunikasi non verbal mengandung arti yang lebih signifikan dibandingkan
dengan komunikasi verbal             komunikasi non verbal meliputi komponen emosi
terhadap pesan yang diterima atau disampaikan, tetapi akan menjadi sesuatu yang
membahayakan jika komunikasi non verbal diartikan salah tanpa adanya penjelasan
secara verbal.
3. c.       Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non verbal:

1)      Lingkungan            tempat dimana komunikasi dilaksanakan

2)      Penampilan            sesuatu yang menarik (pakaian, kosmetik)

3)      Kontak mata          memberikan makna kesediaan seseorang untuk berkomunikasi


4)      Postur tubuh (gesture)           bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan menunjukan
telunjuknya, berdiri atau duduk

5)      Ekspresi wajah           komunikasi yang efektif memerlukan suatu respon wajah yang
setuju tehadap pesan yang disampaikan

          Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non verbal, agar individu
(atasan dan bawahan) dapat menerima pesan secara jelas.

1. Komunikasi via telepon


1. Dengan kemudahan sarana komunikasi memungkinkan manajer dapat merespon
perkembangan dan masalah dalam organisasi
2. Manajer dansemua staf harus belajar etika bertelepon, serta menghargai setiap
menjawab telepon.

1. Aplikasi komunikasi dalam asuhan keperawatan

Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi antara lain:

1. Saat timbang terima (operan)


1. Diperlukan komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien, intervensi yang sudah
dilakukan dan yang belum, serta respon pasien
2. Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat
lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien

1. Interview / Anamnesa
1. Suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data tentang keadaan
pasien dan melaksanakan tindakan yang akurat
2. Merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepada pasien pada saat
pelaksanaan asuhan keperawatan

Prinsip yang perlu diterapkan perawat dalam komunikasi ini adalah:

1)      Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tudak tepat. Ciptakan suasana yang
hangat, kekeluargaan
2)      Hindari interupsi / gangguan yang timbul akibat lingkungan yang gaduh

3)      Hindari respon dengan kata hanya “ya dan tidak “ mengakibatkan komunikasi tidak
berjalan dengan baik, perawat kelihatan kurang tertarik dengan topik yang dibicarakan dan
enggan berkomunikasi

4)      Jangan memonopoli pembicaraan

5)      Hindari hambatan personal. Jika sebelum komunikasi perawat menunjukan rasa tidak
senang kepada pasien, maka akan berdampak pada hasil komunikasi.

1. Komunikasi melalui komputer


1. Komputer merupakan alat komunikasi cepat dan akurat pada manajemen
keperawatan saat ini
2. Penulisan data-data pasien dalam computer akan mempermudah perawat lain
dalam mengidentifikasi masalah pasien dan  memberikan intervensi yang tepat.
3. Melalui komputer informasi-informasi terbaru cepat didapat menggunakan internet
bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah pasien.

1. Komunikasi tentang kerahasiaan

Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema dalam menyimpan rahasia pasien, disatu sisi
perawat membutuhkan informasi dengan menghubungkan apa yang dikatakan pasien dengan
orang lain, di lain pihak perawat harus memegang janji untuk tidak menyampaikan rahasia
pasien kepada orang lain.

1. Komunikasi melalui sentuhan


1. Merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat
2. Sentuhan yang diberikan dapat sebagai terapi/tindakan mandiri perawat untuk
mengatasi masalah pasien

1. Dokumentasi sebagai alat komunikasi


1. Dokumentasi adalah alat yang digunakan dalam komunikasi keperawatan untuk
menvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan lain dan
dokumen paten dalam pemberian asuhan  keperawatan
2. Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:

1)      Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat

2)      Mengkomunikasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lain tentang apa yang sudah
dan akan dilakukan kepada pasien.
OMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang.

Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya


orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam keperawatan, manajemen berhubungan
dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing),
kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) aktivitas-aktivitas upaya
keperawatan atau devisi departemen keperawatan dan dari sub unit departemen.
Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kepemimpinan dan


manajemen keperawatan.  Malah sebenarnya, mungkin komunikasi merupakan konsep
yang paling penting dalam hidup. Komunikasi terjadi dalam setiap tahap proses manajemen,
semua dilakukan oleh pimpinan perawatan akan melibatkan komunikasi baik dengan
bawahan, atasan, maupun dengan rekan yang sejajar posisinya.

Kepler (1980) menyatakan bahwa komunikasi adalah kemampuan yang paling


penting dikuasai oleh seorang pemimpin.

B.   Rumusan Masalah.

1.    Apa definisi komunikasi dalam manajemen keperawatan?

2.    Bagaimana tahapan proses komunikasi?

3.    Mengapa komunikasi dikatakan sebagai persepsi dan informasi?

4.    Apa tujuan dari komunikasi?

5.    Apa jenis-jenis  dan model komunikasi?

6.    Bagaimana seorang pemimpin berkomunikasi?

7.    Apa kegiatan perawat yang memerlukan komunikasi?


8.    Apa yang dimaksud dengan Teori Analisa Transaksaksional (Analisa Struktural)?

9.    Apa Hubungan Posisi hidup dengan analisa structural?

10. Bagaimana cara penerapan manajemen bagi analisa transaksional?

BAB II
PEMBAHASAN

A.   DEFINISI

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.

Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan
nasihat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja bersama.

Komunikasi juga dapat diartikan suatu seni untuk menyusun dan menyampaikan suatu
pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima.

Davis (1981) mendefinisikan komunikasi sebagai “pemindahan informasi dan pengertian


dari satu orang ke orang lain” (hal:399)

Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi
informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan
dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya”. (Cutlip,
2007:225),(Ahmad Elqorni, Komunikasi dan Opini Public, 23-12-2009)

Oleh karena itu, komunikasi selalu melibatkan seorang pengirim dan seorang penerima.
Meskipun Gilbran (1951) mengatakan bahwa seseorang dapat berbicara paling sedikit dua
individu dan dua peran yaitu pengirim dan penerima. Davis (1981) secara tepat mengatakan
bahwa menejer yang mengirim berita secara tertulis kepada bawahannya, baru dapat
dikatakan sudah berkomunikasi jika bawahannya menerima, membaca dan mengerti pesan
yang dikirim.

B.   TAHAPAN PROSES KOMUNIKASI

  Proses komunikasi melibatkan lima tahap dasar  yang tergambar menurut (Berlo, 1960;
Chartier, 1981; Davis, 1981; Hein, 1980; Hewitt, 1981; Johnson, 1981; Long, Prophit, 1981;
Miller, 1966; Pluckham, 1978)

Pengirim pesan
Pembentukan ide

Alasan untuk berkomunikasi

Pengertian Ide-ide

Encoding/menerjemahkan

(Proses perubahan ide menjadi kata-kata atau simbol-simbol)

Bertindak sebagai respons terhadap pesan –umpan balik ke pengirim

Penerima Pesan

Jembatan

Pesan di kirim menggunakan saluran verbal

dan atau non verbal

Decoding/menerjemahkan

(Proses perubahan kata/symbol menjadi ide)

                       

  Tahapan proses Komunikasi Kelompok


(Stephen Robbins, Perilaku Organisasi, hal. 6 – 7)
1. Sumber Komunikasi
Langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan
pemahaman makna.
2. Pengkodean (encoding)
Mengubah satu pesan komunikasi menjadi bentuk simbolik. Empat kondisi yang
mempengaruhi pesan terkode, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan, dan system social
budaya.
3. Pesan (Apa yang dikomunikasikan)
Dipengaruhi oleh kode/kelompok symbol yang kita gunakan untuk mentransfer makna, isi
dari pesan itu sendiri dan keputusan yang kita ambil dalam memilih dan menata baik kode
maupun isi.
4. Saluran (channel)
Medium lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan. Medium dipilih oleh sumber, yang
harus menentukan saluran mana yang formal dan informal.
5. Pendekodean
Penerjemah ulang pesan komunikasi seorang pengirim. Penerima merupakan sasaran arah
pesan itu tapi sebelum pesan dapat di terima, symbol-simbol harus di terjemahkan kedalam
suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima.
6. Penerima
7. Umpan Balik
Tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan kedalam system guna
memeriksa kesalah pahaman, umpan balik merupakan suatu penentu apakah pesan itu
telah dipahami.

C.   KOMUNIKASI SEBAGAI PERSEPSI & INFORMASI

  Komunikasi sebagai persepsi

Dalam keperawatan sebagaimana disiplin lain, komunikasi adalah persepsi. Suara


ditimbulkan oleh syaraf persepsi sehingga orang dapat berhubungan dengan suara tersebut.
Aspek bunyi dalam komunikasi adalah suara. Ada suatu komunikasi hanya terjadi apabila
penerima mendengarnya. Orang mendengar atau memahami hanya apabila mereka mampu
mendengarnya. Sangat penting dalam mengadakan komunikasi selalu dalam pengalaman
penerima dan kapasitas persepsinya.
Persepsi kondisi konseptualisasi, seseorang harus dapat memahami dan merasakan.
Dalam menulis komunikasi penulis harus harus menyusun konsep mereka terlebih dahulu
dan menanyakan apakah penerima dapat menerimanya. Jajaran persepsi adalah fisiologis,
karena persepsi adalah suatu produk dari indera. Bagaimana pun keterbatasan persepsi
adalah alami dan emosional. Orang yang fanatic tidak dapat menerima komunikasi di luar
jajaran emosi mereka.

      Orang yang berbeda jarang melihat suatu kesamaan dalam komunikasi, karena
mereka mempunyai dimensi persepsi yang berbeda. Drucker mengatakan bahwa untuk
berkomunikasi pengirim harus mengetahui bagaimana penerima itu, mengetahui tentang
komunikator sejati, dapat melihat dan mendengar, dan mengetahui juga mengapa demikian.

            Manusia memiliki daya tahan yang selektif karena pengaturan emosi, menerima atau
menolak berdasarkan pengalaman yang baik atau yang sangat buruk. Manejer perawat
menyampaikan permasalahan, mereka memfokuskan pada kebutuhan pegawai
menawarkan bantuan yang diusulkan mereka. Komunikasi adalah factor yang sangat besar
dalam evaluasi prestasi.

  Informasi

            Walaupun mereka sangat tergantung, komunikasi dan informasi berbeda.


Komunikasi adalah persepsi, sedangkan informasi adalah logika. Informasi adalah formal
dan tidak ada artinya, tidak mengenai seseorang dan tidak akan berubah oleh emosi, nilai-
nilai, harapandan persepsi.

            Computer memungkinkan untuk menangani informasi tanpa makna komunikasi.


Informasi adalah spesifik dan ekonomis, didasarkan atas kebutuhan manusia dan untuk
suatu proposal. Informs dalam jumlah yang besar melebihi pemenuhan kebutuhan manusia
adalah beban yang terlalu berat, mungkin bisa bertukar pengalaman. Informasi akan sampai
kepada seseorang yang membutuhkan, dan orang itu harus dapat menerimanya dan
bertindak atas informasi itu. Persepsi dan komunikasi adalah adalah dasar untuk informasi.
Demi kepentingan manajemen waktu, manajer perawat perlu keterampilan-keterampilan
dalam menyeleksi informasi-informasi yang dating dari luar. Keterampilan ini diperlukan agar
komunikasi lebih jelas dan persepsi segera.

D.   TUJUAN KOMUNIKASI


Tujuan umum dari kepemimpinan dan manajemen adalah memotivasi system untuk
mencapai tujuan. Komunikasi ke dan dengan orang lain adalah “jembatan (media transmisi)
dimana seorang manajer dan sumber daya manusia di dalam sistemnya saling
berhubungan. Seorang manajer harus mampu berkomunikasi secara efektif untuk dapat
memenuhi perannya dengan baik. Lebih jauh lagi, seorang manajer bertanggung jawab
untuk membangun dan memelihara “jembatan” meski sumber daya manusianya berperan
serta dalam merancang desain dan strukturnya; manajerlah yang menjadi pemimpin dalam
membngun “jembatan” ini. Davis (1981) megidentifikasikan persamaan dibawah ini ketika ia
membahas tujuan dari komunikasi:

Kemampuan bekerja + Kemauan bekerja = Kerja tim

Sudah terbukti dari teori system umum dari von Bertalanffy (1968, 1975) bahwa kerja
tim memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuahkan hasil dengan kualitas yang tinggi,
menurunkan biaya dan meningkatkan moral karyawan. Komunikasi adalah jembatan yang
penting pada setiap kerja tim.

Persamaan di atas dapat berhubungan dengan teori Hersey dan Blanchard (1977)
tentang kematangan pekerjaan dan kematangan psikologis. Didalam teori ini, pimpinan
mengharapkan memiliki sumber daya manusia yang berada pada tingkat kematangan
“berorientasi kea rah tujuan”, yaitu yang berkemampuan dan berkemauan. Sehingga system
tersebut akan menyelesaikan tugasnya karena orang-orangnya mempunyai motivasi
instrinsik serta pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan. Sebutan kemampuan
(ability) dalam teori Hersey dan Blanchard tampaknya setara dengan sebutan keterampilan
(skill) yang digunakan oleh Davis (1981). Sumber daya manusia yang belum mampu, harus
diberikan informasi-informasi yang perlu untuk membuat mereka menjadi trampil. Sikap
kemauan, yang akan mendorong kerja tim, serta motivasi dan kepuasan kerja juga harus
dikomunikasikan.

Hewitt (1981) menjabarkan lebih spesifik tentang tujuan dari penggunaan proses
komunikasi. Ia mengatakan bahwa tujuan-tujuan komunikasi dibawah ini jarang digunakan 
secara sendiri-sendiri.

1.    Untuk mempelajari atau mengajarkan sesuatu,

2.    Untuk mempengaruhi perilaku seseorang,

3.    Untuk mengungkapkan perasaan,

4.    Untuk menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain,


5.    Untuk berhubungan dengan orang lain,

6.    Untuk menyelesaikan sebuah masalah,

7.    Untuk menurunkan ketegangan atau menyelesaikan konflik,

8.    Untuk mencapai sebuah tujuan

9.    Untuk menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.

E.   MODEL & JENIS-JENIS KOMUNIKASI

  Model Komunikasi

• Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal


• Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan
atau dengan pihak lain.
• Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap
tubuh.
• Komunikasi via telepon
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)

  Jenis-jenis komunikasi

Ada dua jenis utama dari komunikasi yaitu verbal dan nonverbal. Setiap jenis dapat
dipecah labih lanjut menjadi komunikasi satu arah dan dua arah.

Komunikasi

Verbal                                                            non verbal

Satu arah      Dua arah                   Satu arah      Dua arah

Semua hal yang ditulis atau diucapkan termasuk dalam komunikasi verbal. Interaksi
verbal antara/di antara pimpinan dan bawahan, rekan sejawat, perawat dan pasien, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya dan sebagainya, membentuk dasar bagi komunikasi
verbal. Nota tertulis, pengumuman di papan bulletin dan pemberitahuan rapat, berita-berita
disurat kabar, permintaan tertulis, tugas tertulis, dan sejenisnya, juga termasuk komunikasi
verbal.

Komunikasi nonverbal adalah bahasa tubuh yang tidak diucapkan dan tidak ditulis
tetapi dikomunikasikan dengan kuat melalui gerakan tubuh. Manusia berkomunikasi non
verbal melalui gerakan tubuh, posisi tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, perubahan jarak,
kekerasan dan nada suara, dan sebagainya. Perbedaan antara apa yang dirasakan dan
diucapkan oleh pembicara seringkali dikomunikasikan secara nonverbal kepada pendengar.
Walaupun komunikasi nonverbal dapat membesarkan, melawan, dan atau memperluas apa
yang dikomunikasikan secara verbal, tetapi komunikasi nonverbal juga dapat berdiri sendiri.

Komunikasi satu arah memiliki arti bahwa pesan dikirimkan dari pengirim berita
menuju ke penerima berita, tidak ada umpan balik dalam proses ini. Sedangkan komunikasi
dua arah menggunakan umpan balik. Johnson (1981) melanjutkan definisi dasar ini dengan
menyatakan bahwa komunikasi satu arah terjadi ketika pengirim berita tidak dapat mengerti
bagaimana si penerima “menerjemahkan” pesan yang telah dikirim. Komunikasi dua arah
terjadi ketika pengirim berita menerima umpan balik atau validasi. Dengan melihat
komponen yang terdapat pada sikap pemimpin yang telah didiskusikan di dalam ‘struktur’
terlibat komunikasi satu arah, dan di dalam ‘pertimbangan’ terlibat komunikasi dua arah.
Kedua jenis komunikasi ini digunakan dalam interaksi verbal dan nonverbal dalam
kepemimpinan dan manajemen.

F.    BAGAIMANA PIMPINAN BERKOMUNIKASI

Pimpinan berkomunikasi dalam beberapa cara berikut:

  Menyampaikan,

  Menjual,

  Berperan serta,

  Mendelegasikan, 

  Memberikan dan

  Menerima umpan balik

Mendengar
Gambar dibawah akan memperlihatkan hubungan antara bagaimana pimpinan
berkomunikasi dengan model kepimimpinan “Ohio State” yang telah dibahas. Metode
kepemimpinan menyajikan bagaimana pimpinan perperilaku kepada bawahannya,  pimpinan
berperilaku dengan berkomunikasi kepada (satu arah) dan dengan (komunikasi dua arah)
bawahannya.

Memberi dan menerima umpan balik

Struktur tinggi pertimbanga tinggi

MENJUAL

Pertimbangan tinggi struktur rendah

PERAN SERTA

                                                                                   

Memberi dan menerima umpan balik

Memberi dan menerima umpan balik

Memberi dan menerima umpan balik

Mendengar

Mendengar

Mendengar

Struktur tinggi pertimbangan rendah

MENYAMPAIKAN

Pertimbangan rendah struktur lemah

MENDELEGASIKAN

LB1

LB4

LB2

LB3

                                                                                                                            
G.   KEGIATAN PERAWAT YANG MEMERLUKAN KOMUNIKASI

Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :

a.    Komunikasi saat timbang terima

Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan
intervensi dan yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
b. Interview/Anamnese

Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan
dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan melaksanakan
tindakan dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.
 Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :
• Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan
kekeluargaan
• Hindari Interupsi
• Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang
dibicarakan)
• Jangan memonopoli pembicaraan
• Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka
hasil yang didapt tidak optimal)
c. Komunikasi melalui computer

Melalui komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan


menggunakan internet bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah klien
d. Komunikasi tentang kerahasiaan

Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh
karena itu perawat harus berusaha menjaga dengan baik.
e. Komunikasi melalui sentuhan

Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan
perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai terapipagi pasien,
khusunya pasien dengan depresi, kecemasan dan kebingungan, dalam mengambil suatu
keputusan.
f. Dokumentasi sebagai alat komunikasi

Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk


mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah,
sedang dan akan dikerjakan oleh perawat.
g. Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya

Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan professional antar perawat dan
tim kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.
(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)

H.    TEORI ANALISA TRANSAKSIONAL (ANALISA STRUKTURAL)

Analisis transaksional adalah salah satu pendekatan psikoterapi yang menekankan pada
hubungan interaksional, dapat digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan
kelompok. (Eric Berne, 1960).

Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang diterapkan


melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi manusia yang tergambar
dalam wacana analisis transaksional. Target yang ingin dicapai adalah adanya tingkat
kesadaran yang membuat seseorang mempunyai kemampuan mental untuk membuat
keputusan-keputusan baru berkaitan dengan tingkah laku ke depan dan arah yang akan
dituju dalam hidupnya.

Konsep teori kepribadian dalam analisis transaksional :


 Status Ego
• Ego Anak
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih kanak-
kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika individu
melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang individu lakukan pada waktu masih kecil,
maka individu tersebut dalam status ego anak. Setiap individu akan mempunyai
pengalaman dan masa kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk
setiap individu akan berbeda.
• Ego Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap realita, maka
individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa. Pengalaman-pengalaman belajar
yang didapatkan antara individu yang satu dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status
ego dewasa juga berbeda. Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang
bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah
obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
• Ego Orang Tua
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu, maka dapat
dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam status ego orang tua. Oleh karena setiap
individu mempunyai pengalaman pendidikan, sikap, pandangan dan pendapat yang khs dari
kedua orang tuanya, maka setiap individu akan berbeda status ego orang tuanya. Status
ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang
mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)

I.       LIFE POSITION (Posisi Hidup)

Belaian meupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal
kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan
menyehatkan. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi pada anak, akan tetapi juga
pada masa dewasa dan belaian yang diterima atau yang diberikan akan menguatkan posisi
hidup seseorang.

Ada empat dasar posisi hidup :


1. I’m OK – You’re OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri
dan percaya pada orang lain. Individu tidak takut berhubungan dengan orang lain

.
2. I’m OK – You’re not OK.

Posisi ini merefleksikan bahwa individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada
yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa mempunyai hak untuk
mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.
3. I’m not OK – You’re OK.

Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan
merasa bersalah. Posisi ini merupakan posisi yang paling umum yang biasa disebut
depresif. Individu merasa bersalah, inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.
4. I’m not OK – You’re not OK.
Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak
baik, karena tidak ada sumber belaian yang positif, individu akan menyerah dan merasa
tidak berdaya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)

J.    PENERAPAN MANAJEMEN BAGI ANALISA TRANSAKSIONAL


Analisa transaksional memiliki implikasi bagi manajemen keperawatan. Karena seorang
manajer harus mewujudkan sasaran kerja melalui usaha orang lain. Komunikasi merupakan
sarana pelengkap yang dapat berlangsung tak pasti, karena komunikasi bersilang
cenderung mematahkan komunikasi dengan cepat, sehingga seorang manajer harus
menyesuaikan keadaan egonya untuk saling melengkapi transaksinya dengan supervise.

Manajer sebaiknya sadar bahwa asal semua jawaban anak dan orang tua adalah posisi
yang tidak OK yang memulai kehidupan seseorang. Metode tradisional pendidikan
keperawatan mempengaruhi jenis masalah transaksional tertentu. Kehausan suatu belaian
yang berkepanjangan mendorong permainan, karena pengadaan belaian negative lebih baik
dari pada tidak mendapatkan belaian sama sekali.
Seringkali perawat mengalami masalah transaksional dengan para dokter. Karena otoritas
yang di berikan pada anggota profesi keperawatan sangatlah rendah sehingga dokter lebih
menguasai / berkuasa.

Analisa transaksional merupakan proses yang dimaksudkan untuk memperkuat dan


mendorong keadaan ego dewasa untuk menguji coba kenyataan dengan lebih efektif,
memperkirakan akibatnya, dan membuat pilihan yang diinformasikan.
(Gillies, Manajemen Keperawatan, 1989, Hal. 245 – 249).

Anda mungkin juga menyukai