Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAKAN CHILD

ABUSE (KEKERASAN PADA ANAK) DALAM RUMAH


TANGGA DI KABUPATEN MAJENE

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Stain Majene Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

DIAN NURSYAFITRI

20156119037

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI'AH

DAN EKONOMI BISNIS ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

NEGERI (STAIN) MAJENE

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal yang berjudul analisis hukum pidana terhadap tindakan child abuse

(kekerasan pada anak) dalam rumah tangga Di kabupaten Majene. Yang disusun

oleh Dian Nursyafitri , NIM 20156119037, Mahasiswa Program Studi Hukum

Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Majene,

Telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan

pada hari senin, tanggal 09 juni 2022. Dinyatakan telah dapat di terima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada program

studi hukum keluarga islam dengan beberapa perbaikan.

Majene, 09 juni 2022

DEWAN PENGUJI

Ketua : ( )

Sekretaris : ( )

Munaqisy I : ( )

Munaqisy II : ( )

Pembimbing I : ( )

Pembimbing II : ( )

Diketahui oleh :
Ketua Jurusan Syariah dan EBI

Abd. Rahman Kanang, M.Pd.,Ph.D


NIP.
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan proposal saudari Dian Nuryafitri NIM 20156119O37,

Mahasiswa program studi Hukum Keluarga Islam pada Jurusan Syariah dan

Ekonomi Bisnis Islam STAIN Majene, setelah meneliti dan mengoreksi secara

seksama proposal berjudul analisis hukum pidana terhadap tindakan child abuse

(kekerasan pada anak) dalam rumah tangga Di kabupaten Majene.Memandang

bahwa proposal tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui

untuk diseminarkan.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

Majene, 09 juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul analisis hokum pidana tindakan child abuse dalam rumah tangga. Laporan

proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi

pada program Strata-1 di Jurusan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas

Bina Nusantara.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada orang tua, saudara-saudara kami, atas doa

bimbingan serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini tidak luput dari berbagai

kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan

perbaikannya sehingga akhirnya laporan ini dapa memberikan manfaat serta bisa

dikembangkanya lebih lanjut.


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6

A. Latar Belakang Masalah............................................................................6

B. Fokus penelitian dan Deskripsi Penelitian................................................5

C. Rumusan Masalah.....................................................................................6

C. Kajian Pustaka...........................................................................................7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................7

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................9

A. Pengertian Child Abuse.............................................................................9

B. Ketentuan Hukum Tindak Pidana Child Abuse......................................10

C. Unsur- Unsur Tindak Pidana Child Abuse..............................................11

D. Tinjauan Khusus Tentang Pidana Dan Pemidanaan................................13

E. Pengertian Pidana....................................................................................14

F. Teori Dan Tujuan Pemidanaan...................................................................15


BAB III METODE PENELITIAN........................................................................18

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian........................................................................18

B. Pendekatan Penelitian..............................................................................18

C. Sumber Data............................................................................................18

D. Metode Pengumpulan Data.....................................................................19

E. Instrumen Penelitian................................................................................20

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data.......................................................20

G. Pengujian keabshan data.........................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................23


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah subjek hukum dan masa depan keluarga, masyarakat dan

Negara yang perlu dilindungi,dipelihara, dan ditumbuh kembangkan untuk

mencapai kesejahteraan. Pengabaian anak pada dasarnya adalah

pengabaian masa depan keluarga, masyarakat dan Negara.Oleh karena itu

mereka harus diberdayakan secara optimal melalui penyediaan lingkungan

yang aman dan kondusif bagi mereka. Sehubungan dengan itu,

perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan,ekspoitasi dan

diskriminasi adalah salah satu aspek penting dan perlu diberi perhatian

yang serius. Perlindungan anak amat perlu digalakkan oleh setiap biro,

organisasi dan anggota masyarakat agar memberi kontribusi terhadap

perlindungan anak sebagai bentuk tanggungjawab bersama. Landasan ini

adalah sejalan dengan falsafah konvensi hak anak(CRC) dan juga

beberapa undang-undang anak diberbagai Negara yang menekankan

prinsip perlindungan kepada anak demi kepentingan terbaik bagi mereka.1

Untuk itu pemerintah,aparatur Negara dan pejabat publik lainnya

mempunyai kewajiban dan tanggungjawab menjamin terselenggaranya

perlindungan anak, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan pasal 16

1
Kanang Abdul Rahman,Hukum Perlindungan Anak dari Eksploitasi Seks Komersial,

(Makassar :Alauddin University Press 2014),h. 25.


Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 yang menegaskan bahwa “setiap

anak berhak memperoleh perlindungan dari segala bentuk

kekerasan,penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi,

setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum”.2

Serta dalam Pasal 20 Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 yang

menegaskan bahwa “Negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,

keluarga, dan orang tua atau wali, berkewajiban dan bertanggungjawab

terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.3

Menurut undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi

manusia, pasal satu bahagian ke 5 berbunyi : “Anak adalah setiap manusia

yang berumur dibawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang

masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya.

Nilai anak yang kemudian dijadikan norma universal adalah bahwa

anak juga dilihat sebagai manusia utuh, yang oleh karenanya memiliki

hak asasi yang harus dilindungi. Perlindungan anak merupakan bahagian

dari pelaksaan hak asasi manusia. Pasal satu deklarasi universal hak asasi

manusia menyebutkan “semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai

martabat dan hak yang sama. Mereka dikarunia budi dan hati nurani dan

kemauannya bergaul satu dengan yang lain dalam semangat

persaudaraan”.4
2
Ibid 107

3
https://www.bphn.go.id

4
Ibid hlm. 57-58
Berbicara mengenai anak adalah hal yang sangat penting karena anak

merupakan sumber daya yang sangat bernilai dan harapan terbaik bangsa

yang dapat menentukan maju dan mundurnya di masa yang akan datang.

Peran vital tersebut tentu harus diimbangi dengan perlindungan terhadap

hak asasinya, meliputi hak atas kelangsungan hidup, hak untuk tumbuh

berkembang, hak atas perlindungan,dan hak untuk berpartisipasi.Untuk

itu negara sebagai duty bearer harus mempersiapkan struktur dan

substansi hukum agar penegakan hukum bidang perlindungan anak dapat

berjalan efektif. 5

Kasus tindak kekerasan dan pelanggaran terhadap hak anak , sering

kali kurang mendapatkan perhatian publik, karena selain data dan laporan

tentang kasus child abuse memang nyaris tidak ada, juga karena kasus ini

seringkali masih terbungkus oleh kebiasaan masyarakat yang meletakkan

masalah ini sebagai persoalan internal keluarga, dan tidak layak atau tabu

untuk diekspos keluar secara terbuka. Seperti dikatakan Harkristuti

Harkrisnowo (1998), bahwa rendahnya kasus tindak kekerasan terhadap

anak yang diketahui publik salah satunya sebab sering terjadinya

penyelesaian semacam ini dilakukan secara kekeluargaan dalam tingkat

penyidikan, sehingga kasus tindak kekerasan,eksploitasi , dan bahkan

tindak pelecehan seksual terhadap anak tidak hanya terjadi di kehidupan

jalanan di kota besar yang memang keras, akan tetapi di daerahpun

kejahatan pemerkosaan sudah meresahkan masyarakat khususnya di

5
Ramdani Dani,Aspek Hukum Perlindungan Anak( Jakarta : Kencana) h.34
daerah kabupaten Majene dari tahun 2012 – 2014 terdapat 32 kasus yang

terjadi yang melibatkan anak baik sebagai korban dan juga sebagai pelaku

dan juga terdapat 10 kasus pemerkosaan anak. Adapun data yang ada pada

DPPPA kabupaten Majene mencatat setidaknya ada 13 kasus kekerasan

yang terjadi pada anak sepanjang tahun 2017 dan 16 kasus pada tahun

2018 dan di tahun 2019 juga terjadi kasus pemerkosaan terhadap anak

kandung.

Pemerintah, orang tua dan masyarakat sudah saatnya menyadari anak-

anak pun memiliki hak asasi seperti manusia dewasa lainnya yang harus

dihargai. Hak-hak anak perlu ditegakkan antara lain hak untuk hidup

layak, tumbuh dan berkembang optimal, memperoleh perlindungan,

pendidikan dan ikut berpartisipasi dalam hal-hal yang menyangkut

nasibnya sendiri sebagai anak.

Bertitik tolak dari berbagai kasus kekerasan anak yang perlu

diperhatikan khusus di kalangan para penegak hukum yaitu kepolisian,

kejaksaan, pengadilan negeri maupun instansi yang terkait , agar mampu

memberikan perlindungan hukum terhadap anak dengan menerapkan

hukum sesuai dengan yang diharapkan, dengan lebih menunjukkan

langkah –langkah yang proaktif dalam melakukan perlindungan pada

anak sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang No 23 than 2002

tentang perlindungan anak, untuk itulah penelitian ini dilakukan.


B. Fokus penelitian dan Deskripsi Penelitian

1. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitiannya

mengenai analisis hukum pidana terhadap tindakan child abuse

(kekerasan pada anak) dalam keluarga.

2. Deskripsi Fokus

Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai

pembahasan dalam proposal ini, diperlukan beberapa penjelasan yang

berkaitan dengan judul proposal yakni : Analisis Hukum pidana

terhadap tindakan child abuse (Kekerasan pada anak) dalam keluarga.

a. Pengaturan Hukum Mengenai Tindak Pidana Kekerasan Terhadap

Anak Dalam Rumah Tangga

Hukum adalah system yang terpenting dalam pelaksanaan atas

rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan

kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam

berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam

hubungan social antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam

hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara Negara

dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan

kerangka kerja bagi penciptaan huk99um, perlindungan hak asasi

manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan

mereka yang akan dipilih.

b. Hukum Pidana
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum

yang berlaku di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan

aturan-aturan untuk :

1) Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh

dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau

sanksi yang berupa pidan tertentu bagi barangsiapa

melanggar larangan tersebut.

2) Menentukan kapan dan hal-hal apa kepada mereka yang

telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan

atau dijatuhi hukum pidana sebagaimana yang telah

diancamkan.

3) Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu

dapat dilaksanakan apabila ada orang yang telah melanggar

larangan tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaiamana Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Anak

dalam Rumah Tangga?

2. Bagaimana Sanksi Hukum Terhadap Kasus Penganiayaan yang

Mengakibatkan Luka Berat Terhadap Anak?


D. Kajian Pustaka

Pada penulisan proposal ini, penulis menggunakan literature yang

berkaitan dengan pembahasan tentang analisis hukum pidana terhadap

tindakan child abuse (kekerasan pada anak). Adapun literature yang

menjadi rujukan yakni :

Skripsi Sri Wahyuni, mahasiswa fakultas syari’ah dan hukum UIN

Alauddin Makassar tahun 2010 dengan judul “Sanksi pidana terhadap

pelaku tindak kekerasan pada anak (telaah implementasinya di kota

Makassar) Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis empiris

Berdasarkan fakta di lapangan berkaitan dengan penegakan/implementasi

sanksi pidana. Jenis data yang digunakan yakni kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis empiris Berdasarkan

fakta di lapangan berkaitan dengan penegakan/implementasi sanksi

pidana.Jenis data yang digunakan yakni kualitatif dan kuantitatif.

Dari kajian pustaka diatas adapun perbedaannya terhadap penelitian

skripsi ini adalah kajian pustaka diatas menggunakan jenis penelitian

yuridis empiris dan jenis data yang digunakan kualitatif dan kuantitatif

sedangkan dalam penelitian skripsi ini menggunakan kajian pustaka jenis

penelitian yuridis normatife yaitu suatu penelitian yang secara deduktif

dimulai dengan analisa terhadap pasal-pasal dan peraturan perundang-

undangan yang mengatur permasalahan dalam skripsi ini serta

menggunakan data kualitatif.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk perlindungan hukum

terhadap korban kekerasan anak dalam rumah tangga.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis sanksi yang diberikan

terhadap pelaku penganiayaan yang mengakibatkan luka berat

terhadap anak.

2.Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan ilmiah yaitu untuk menjadi bahan pertimbangan

dalam memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana pada

fakultas syariah dan Ekonomi Bisnis Islam Sekolah Tinggi

Agam Islam Negeri Majene.

b. Memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan

dan menjadi bahan referensi tambahan bagi penulis khususnya

serta mahasiswa fakultas syariah dan hukum pada umumnya.

c. Untuk memberikan masukan kepada masyarakat dan terkhusus

anak yang rentan menjadi korban dari kejahatan kekerasan

yang dapat terjadi didalam rumah tangga sehingga dapat

memberikan perlindungan yang lebih lagi sehingga anak-anak

tidak ada lagi yang menjadi korban kejahatan dan kekerasa

dalam rumah tangga serta memberikan masukan pada

pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bagaimana


menanggulangi kekerasan pada anak dalam rumah tangga yang

semakin hari semakin marak.


BAB II

TINJAUAN TEOR

A. Pengertian Child Abuse

Pada awal mulanya istilah tindak kekerasan atau child abuse berasal dan

mulai dikenal dari dunia kedokteran sekitar tahun 1946, Caffey seorang

radiologist melaporkan kasus cedera yang berupa gejala klinik. Kasus yang

ditemukan Caffey menarik perhatian public ketika Henry Kempe (1962) menulis

masalah ini di jurnal, Henry Kempe, menyebut kasus penelantaran dan

penganiayaan yang dialami anak-anak dengan istilah Batered Child Syndrome,

yaitu : “Setiap keadaan yang disebabkan kurangnya perawatan dan perlindungan

terhadap anak oleh orang tua atau pengasuh lain.” Disini yang diartikan sebagai

tindak kekerasan terhadap anak tidak hanya luka berat saja, tetapi termasuk juga

luka memar atau pembengkakan sekalipun dan diikuti kegagalan anak untuk

berkembang baik secara fisik maupun intelektual.

Secara teoretis, kekerasan terhadap anak (child abuse) dapat didefenisikan

sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan

oleh orang-orang yang mempunyai tanggungjawab terhadap kesejahteraan anak

yang mana itu semua diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap

kesehatan dan kesejahteraan anak.Nmun demikian child abuse bukan hanya

berupa pemukulan atau penyerangan secara fisik, melainkan juga bias berupa

berbagai bentuk eksploitasi, pemberian makanan yang tidak layak (makanan


kurang gizi), pengabaian pendidikan dan kesehatan dan kekerasan yang berkaitan

dengan medis).6

B. Ketentuan Hukum Tindak Pidana Child Abuse

Mengenai pengaturan pidana terhadap tindak kekerasan terhadap anak secara

khusus telah diatur dalam pasal 80 UU No 23 tahun 2004 tentang perlindungan

anak yang berbunyi :

a. Ayat (1) Setiap Orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman

kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling

banyak Rp.72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

b. Ayat (2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (satu) luka

berat, maka pelaku dipidana dengan dipidana penjara paling lam 5 (lima)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

c. Ayat (3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka

pelaku dipidana dengan pidana paling lama 10(sepuluh) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

d. Ayat (4) pidana ditambah spertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan

tersebut orang tuanya.7

6
Suyanto Bagong,Masalah Sosial Anak ,( Surabaya: Prenadamedia group 2013),h.27.

7
Nor Effendi, Penerapan Pidana Bagi Pelaku Kekerasan Anak. Eprints.uniska-bjm.ac.id(diakses
26 mei 2022)
C. Unsur- Unsur Tindak Pidana Child Abuse

Unsur-unsur tindak pidana dalam undang-undang No 35 tahun 2014.

Pasal 76A

-Setiap orang;

-Dilarang;

a. Memperlakukan anak secara diskriminatif yang mengakibatkan anak

mengalami kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat

fungsi sosialnya atau;

b. Memperlakukan anak penyandang disabilitas secara diskriminatif.

Pasal 76 B

-Setiap orang;

-Dilarang;

-Menempatkan, membiarkan,melibatkan, menyuruh, melibatkan anak

dalam situasi perlakuan salah dan penelantaran.

76 C

-Setiap Orang;

-Dilarang;

-Menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan atau turut

serta melakukan kekerasan terhadap anak.

Pasal 76 D

-Setiap Orang;

-Dilarang;

-Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan


-Memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang

lain.

Pasal 76 E

-Setiap Orang;

-Dilarang;

- Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan.

Memaksa melakukan tipu muslihat,melakukan serangkaian

kebohongan,atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan

dilakukan perbiatan cabul.

Pasal 77

-Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 76 A

-Dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp.300.000,00(tiga ratus juta rupiah) dan palimg sedikit

Rp.100.000.000,00(seratus juta rupiah).

Pasal 77 B

-Setiap orang;

- yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 C

-Dipidana dengan pidana penjara paling lama (tiga) tahun 6 (enam) bulan

dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 80 ayat (1)

-Setiap orang
- yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 C

-Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam)

bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000,00(tujuh puluh dua

juta rupiah).8

D. Tinjauan Khusus Tentang Pidana Dan Pemidanaan

Restitusi dalam sistem pemidanaan di Indonesia adalah adanya hak restitusi

dalam undang – undang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia restitisi dapat

berarti ganti kerugian, pembayaran kembali,pegawai berhak memperoleh

pengobatan, penyerahan bagian pembayaran yang masih bersisa, sedangkan

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang kompensasi, restitusi,

dan rehabilitas terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat, restitisi

adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku

atau pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta milik, pembayan ganti

kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau penggantian biaya untuk

tindakan tertentu.

Dalam undang-undang Nomor 35 tahun 2014 masalah restitusi hanya diatur

dalam satu pasal yakni pada pasal 71 D yang menyebutkan bahwa :

1. Setiap anak yang menjadi korban sebagaimana dimaksud dalam pasal 59

ayat (1) huruf b,huruf d, huruf f, huruf h, huruf I dan huruf j berhak

mengajukan ke pengadilan berupa hak yang menjadi tanggungjawab

pelaku kejahatan.

8
Renggong Ruslan,Hukum pidana khusus memahami delik-delik diluar KUHP.
(Makassar :Prenadamedia group 2019), h. 281-284.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan restitusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.9

E. Pengertian Pidana

Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang pada dasarnya dapat dikatakan

sebagai penderitaan(nestapa) yang sengaja dikenakan atau dijatuhkan kepada

seseorang yang telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana. Menurut

Moeljatno, dalam Muladi dan Barda Nawawi Arief, arti asal kata straf adalah

hukuman yang merupakan istilah yang konvensional. Moeljatno menggunakan

istilah inkonvensional yaitu pidana.

Pidana adalah sebuah konsep dal bidang hukum pidana, yang masih perlu

penjelasan lebih lanjut untuk memahami arti dan hakekatnya.Menurut Roeslan

Saleh bahwa pidana adalah reaksi atau delik, dan ini berwujud suatu nestapa yang

dengan sengaja ditimpakan Negara pada pembuat delik itu. Adami Chazawi

menyebutkan bahwa pidana adalah suatu penderitaan yang sengaja

dijatuhksan/diberikan oleh Negara pada seseorang atau beberapa orang sebagai

akibat hukum(sanksi) baginya atas perbuatannya yang telah melanggar larangan

hukum pidana. Menurut Sudarto pidana adalah salah satu dari sekian sanksi yang

bertujuan untuk menegakkan berlakunya norma. Pelanggaran norma yang berlaku

dalam masyarakat yang menimbulkan perasaan tidak senang yang dinyatakan

dalam pemberian sanksi tersebut.10

9
Muliyawan,Paradigma Baru Perlindungan Anak Pasca Perubahan Undang-Undang
anak.www.pn-palopo.go.id(diakses pada 27 mei 2022).
10
Wahyuni Fitri, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia (Tembilahan : PT Nusantara Persada
Utama 2017), h. 139.
F. Teori Dan Tujuan Pemidanaan

Dalam bekerjanya hukum pidana, pemberian pidana atau pemidanaan

dalam arti konkret yakni pada terjadinya perkara pidana, bukanlah tujuan

akhir.Pidana sebenarnya merupakan sarana belaka untuk mewujudkan tujuan

hukum pidana. Menurut S.R Sianturi, tujuan hukum pidana pada umumnya adalah

untuk melindungi kepentingan orang-perorangan atau hak-hak asasi manusia dan

melindungi kepentingan-kepentingan si pelaku tindak pidana dan kepentingan si

korban.

Di dalam ilmu hukum pidana, dikenal tiga macam teori tentang tujuan

pemidanaan

1. Teori Pembalasan (retributive/absolut)

Menurut teori ini tujuan penjatuhan pidana adalah pembalasan atau

pengimbalan kepada seseorang yang telah melakukan perbuatan yang

merugikan atau tindak pidana.

2. Teori Relatife atau Tujuan

Menurut teori ini,penjatuhan pidana bertujuan untuk menjerakan dan

mencegah pengulangan tindak pidana baik oleh orang itu sendiri

maupun oleh orang-orang lain (Prevensi khusus dan prevensi umum).

3. Teori Gabungan

Menurut teori ini,tujuan pemidanaan itu mencakup baik pembalasan

maupun penjeraan dan pencegahan sekaligus juga untuk memperbaiki

mentalitas si pelaku tindak pidana itu.


Undang-Undang nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan,

dalam penjelasan umumnya memuat pernyataan bahwa tujuan

pemidanaan adalah upaya untuk menyadarkan narapida dan anak

pidana untuk menyesali perbuatannya, dan mengembalikannya

menjadi warga masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung

tinggi nilai-nilai moral, sosial dan keagamaan, sehingga tercapai

kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai. Tjuan pemidanaan

dalam Undang-undang pemasyarakatan ini condong pada tujuan

pemidanaan menurut teori gabungan tersebut diatas.

RUU KUHP Nasional 2016 berupaya mengadopsi tujuan

pemidanaan yang gabungan tersebut, sebagaimana disebutkan pada

pasal 55 ayat (1) pemidanaan bertujuan untuk sebagai berikut :

a. Mencegah dilakukanyya tindak pidana dengan menegakkan normal

hukum demi pengayoman masyarakat

b. Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan

sehingga menjadi orang yang baik dan berguna.

c. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana,

memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam

masyarakat.

d. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.Kemudian pasal 55

ayat (2) disebutkan bhwa pemidanaan tidak dimaksudkan untuk

menderitakan dan merendahkan martabat manusia.11


11
Sudaryono, Surbakti Natangsa Sudaryono.Hukum Pidana Dasar-Dasar Hukum Pidana
Berdasarkan KUHP dan RUU KUHP. (Surakarta : Muhammadiyah University Press 2017),h.
267-268.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini yuridis normatife yaitu suatu penelitian yang secara

deduktif dimulai dengan analisa terhadap pasal-pasal dan peraturan

perundang-undangan yang mengatur permasalahan dalam skripsi ini dan

jenis data yang digunakan kualitatif.

Jenis penelitian kualitatif karena teknik pengumpulan datanya

bersumber dari penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan di kabupaten

Majene. Pemilihan lokasi ini karena di Kabupaten Majene sudah terjadi

kasus tindak kekerasan terhadap anak dalam keluarga.


B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini diarahkan kepada pengungkapan pola

pikir yang dipergunakan peneliti dalam menganalisis sasarannya atau

dalam ungkapan lain pendekatan ialah disiplin ilmu yang dijadikan acuan

dalam menganalisis objek yang di teliti sesuai dengan logika ilmu itu.

Pendekatan sosiologis yaitu melakukan suatu analisa terhadap suatu

keadaan masyarakat berdasarkan aturan hukum atau perundang-undang

yang berlaku yang terkait dengan tindak kekerasan terhadap anak.

C. Sumber Data

Penulis menggunakan 2 jenis sumber data dalam proposal ini yaitu

1. Data primer

Data yang digunakan adalah hasil wawancara dari para narasumber.

Mengajukan tanya jawab yang dilakukan secara langsung kepada

responden.

2. Data sekunder

Data yang di peroleh dari literatur, buku buku, jurnal atau bahan

pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Setelah data

terkumpulkan penulis kemudian menelaah bahan pustaka tersebut.

D. Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu :

a. Obervasi
Yaitu catatan untuk mengamati secara langung dengan sumber

informasi tentang objek penelitian.

b. Wawancara

Yaitu catatan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dan

tidak dibarengi dengan ejumlah pilihan jawaban tentang tindak pidana

pemerkosaan terhadap anak kandung perspektif toko agama (studi

kasus lingkungan rangas timur kabupaten majene).

c. Dokumentasi

Yaitu catatan keterangan atau kondisi objektif lokasi penelitian

dan sampel yang teliti dengan mencatat semua data secara langung

dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif, peneliti mengumpulkan data berdasarkan

pengamatan situai yang wajar (alamiah), sebagaimana adanya tanpa

dipengaruhi atau dimanipulasi.

a. Obervasi

Yaitu catatan untuk mengamati secara langsung dengan sumber

informasi tentang objek penelitian.

b. Wawancara

Catatan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dan tidak

dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.

c. Dokumentai
Catatan keterangan atau kondisi objektf lokasi penelitian dan

sampel dengan mencatat semua data secara langsung.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif. Seluruh data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, dokumentasi. Peneliti mendeskripsikan,

memaparkan, mengenterprestasikan, membandingkan kembali dengan

mencocokkan dengan teori yang ada hubungannya dengan fokus

penelitian ini.

G. Pengujian Keabsahan Data

Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kredibilitas yang tinggi

sesuai dengan fakta di lapangan, maka validasi internal data penelitian

dilakukan melalui teknik memberchek oleh responden setelah peneliti

menuliskan hasil wawancara ke dalam tabulasi data. Menurut Sugiyono

(2008), memberchek adalah proses pengecekan data oleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan memberchek adalah untuk mengetahui seberapa jauh

data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Teknik memberchek juga sekaligus untuk menguji validitas eksternal

untuk menguji tingkat transferability. Bila pembaca mendapatkan

gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks penelitian, maka

penelitian dikatakan memiliki standar transferabilitas yang tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Effendi Nor, Penerapan Pidana Bagi Pelaku Kekerasan Anak.

Eprints.uniska bjm.ac.id (diakses 26 mei 2022)

Kanang Abdul Rahman.2014.Hukum Perlindungan Anak dari Eksploitasi

Seks Komersial.Makassar : Alauddin University Press.

Muliyawan,Paradigma Baru Perlindungan Anak Pasca Perubahan

Undang-Undang anak.www.pn-palopo.go.id(diakses pada 27 mei 2022).

Ramdani Dani.Aspek Hukum Perlindungan Anak.Jakarta : Kencana.


Renggong Ruslan.2019.Hukum pidana khusus memahami delik-delik diluar

KUHP.Makassar :Prenadamedia group.

Suyanto Bagong.2013.Masalah Sosial Anak .Surabaya: Prenadamedia

group.

Sudaryono, Surbakti Natangsa Sudaryono.2017. Hukum Pidana Dasar-

Dasar Hukum Pidana Berdasarkan KUHP dan RUU KUHP.Surakarta :

Muhammadiyah University Press.

Wahyuni Fitri. 2017. Dasar-Dasar Hukum Pidana di

Indonesia .Tembilahan : PT Nusantara Persada Utama.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dian Nuryafitri , lahir di Galung Timur pada 11 Januari 2001, dari pasangan

Jamaluddin dan Muliati . Penulis mengenyam pendidikan pertama di melanjutkan

pendidikan di Sdn Taan Galung Kec.Tapalang selama enam tahun dan lulus pada

tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tapalang selama

tiga tahun dan lulus pada tahun 2016. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Tapalang selama tiga tahun dan lulus pada tahun 2019. Kemudian

melanjutkan studi S1 di sekolah tinggi agama islam (STAIN) majene sampai

sekarang.

Anda mungkin juga menyukai