Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN


ANAK USIA SEKOLAH
DI NOBOWETAN RT 04/05 DESA NOBOREJO KEC. ARGOMULYO

DISUSUN OLEH :
MARIA ULFA
SN221096

PROGAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Tinjauan Pustaka

A. KONSEP TEORI

1. DEFINISI

Menurut definisi WHO (World Health Organization) Anak Usia Sekolah

yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun. Sedangkan di Indonesia

lazimnya anak yang berusia 6-12 tahun (KEMENKES, 2018). Masa usia sekolah

sering disebut sebagai masa intelektual. Pada tahap perkembangan usia anak

sekolah dasar 6-12 tahun dan pada masa anak ini secara relatif lebih mudah dididik

dari pada masa sebelum dan sesudahnya (Yusuf, 2017).

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun (middle childhood).

Kesehatan bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian kesehatan pada

umumnya. Anak pada usia ini telah memilih fisik yang lebih kuat sehingga

kebutuhan untuk melakukan aktivitas tampak menonjol. Penampilannya dan

pertumbuhan menjadi mantap pada diri anak tersebut (Adriani, 2016).

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-

kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan

kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak

menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat

dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

2. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa

bahwa tahapan ini lebih berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah

sudah dapat berjalan secara rutin. Anak secara umum merasa puas mengenai
hubungannya dengan orangtua dan mulai terlibat dalam aktivitas rumah

tangga.

a) Mensupport perkembangan anak

Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara membiarkan

anak untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya.

Semakin lama, akan semakin sedikit waktu anak tersebut berada di

rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak harus bersekolah

b) Mempertahankan hubungan pernikahan

Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah

biasanya lebih sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya

mereka mengalami 4 kali problem lebih sering. Potensi problem terbesar

bisanya mengenai pengaturan anak di rumah, Menjaga hubungan

pernikahan pada saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah penting,

tidak hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi

kepentingan anak kelak

c) Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan Kesehatan Anak

Keluarga dengan anak usia sekolah mencari tempat tinggal yang sesuai

dengan kemampuan mereka. Mereka lebih menyukai rumah yang dapat

diperluas dan memungkinkan penggunaan energi secara efisien yang

dekat dengan sekolah dan job security.

3. POLA DAN PROSES KOMUNIKASI KELUARGA

Keluarga adalah sebuah sarana komunikasi untuk anak usia sekolah.

Kebanyakan anak senang menceritakan pengalaman mereka, banyak

bertanya, dan mengekspresikan sesuatu. Studi longitudinal mengindikasikan

masalah awal seperti destructiveness, temper tantrums dan overactivity

menurun secara cepat di usia sekolah.


Komunikasi orangtua-anak didukung saat anak merasa bebas

menanyakan atau berbicara hal personal tentang masalah pubertas yang

dialami dan tentang peer mereka. Orang tua yang dapat menjawab pertanyaan

dan terbuka dengan anaknya akan menjaga komunikasi yang baik.

Penerimaan orangtua terhadap perasaan real mereka sama baiknya pada anak

dapat memunculkan ekspresi yang sehat dari emosi seperti fear (takut),

anxiety (cemas), resentment, anger (marah) dan cemburu.

Sibling coalition dimana anak dikontrol secara kuat dia'alnya sebagai

mekanisme bagi anak agar terikat bersama yang mungkin ikatan sepanjang

hidup antar saudara. Anak yang pertama lahir dapat memiliki orangtua yang

seutuhnya dan terus berlanjut menjadi anak yang unik dalam keluarga. Anak

yang paling akhir, oleh orangtuanya cenderung diberikan banyak toleransi.

Anak tengah merasa bahwa orangtuanya lebih banyak menghukum daripada

memberi dukungan padanya dibandingkan anak tertua dan anak terakhir.

Dalam studi tentang selfesteem, anak tengah memiliki tingkat yang rendah

selfesteem-nya dibandingkan anak pertama dan terakhir

Fungsi dari rumah dapat juga melayani emosi-emosi yang

dikondisikan kembali oleh anggota keluarga pada saat ia berada di luar

seperti sekolah dibandingkan ia harus meluapkan emosi di luar rumah yang

akan mengganggu ketenangan di sekitar rumah. Dengana danya komunikasi

maka cinta akan mengalir dalam keluarga tersebut menggantikan rasa marah

atau energi negatif lainnya dengan energi yang positif. (Friedman et al., 2019)

4. STRUKTUR PERAN KELUARGA

a) Patrineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui

garis keturunan ayah.


b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui

garis keturunan ibu.

c) Matrilokal, suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari istri.

d) Patrilokal, suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari suami

e) Keluarga kawinan, hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina

keluarga dan beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian sanak

keluarga karna adanya hubungan suami istri

5. FUNGSI KELUARGA

a) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya,

dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan, serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

d) Fungsi Reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah

- berapa jumlah anak

- Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak


- Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga

e) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji

- Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, papan, maupun

pangan

- Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di dalam

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga

- tugas perawatan keluarga

6. STRES DAN KOPING KELUARGA

a) Stres jangka pendek dan jangka panjang

Stres jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga dan

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan, sedangkan

stresor panjang adalah stressor yang memerlukan penyelesaian lebih

dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dan situasi mengkaji

sejauh mana keluarga berespon terhadap stesor dan situasi

c) Strategi koping yang digunakan

menjelaskan strategi seperti apa yang diharapkan keluarga bila ada

permasalahan

d) Harapan keluarga menjelaskan harapan terhadap kesehatan

e) pemeriksaan fisik

pada pemeriksaan fifik anggota keluarga meliputi: pengkajian mental,

pengkajian fisik, pengkajian emosi, pengkajian sosial dan spiritual,

B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian
proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi

yang terus menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti

terhadap informasi yang dikumpulkan. kemudian diklasifikasikan dan

dianalisis untuk menginterprestasikan (friedman, 2018). pengkajian meluputi

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat

3) Telepon

4) Pekerjaan kepala keluarga

5) Pendidikan kepala keluarga

6) Komposisi anggota keluarga

7) Genogram

8) Tipe Keluarga

9) Suku Bangsa

10) Agama

11) Status Sosial Ekonomi Keluarga

12) Aktivitas Rekreasi Keluarga

2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang muncul

a) pencapaian peran menjadi orang tua b.d ketidakmampuan keluarga

mengenali masalah kesehatan pada tahap perkembang anak usia sekolah

b) pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan mengatasi

masalah pada tahap perkembangan anak usia sekolah


3. Perencanaan keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Ttd


Dx keperawatan Hasil
1 Pencapaian peran Setelah dilakukan Observasi
menjadi orang tua b.d asuhan keperawatan 1. identifikasi keluarga
ketidakmampuan diharapkan kemampuan resiko tinggi dalam
mengatasi masalah orang tua memberi progam tindak lanjut
pada tahap lingkungan bagi anak 2. monitor status
perkembangan anak atau anggota keluarga kesehatan anak
usia sekolah yang cukup untuk Terapeutik
memfasilitasi 3. fasilitasi orang tua
perumbuhan dalam memiliki
perkembangan harapan yang
membaik dengan realistis sesuai
kriteria hasil : tingkat kemampuan
a. bouding dan perkembangan
attachment 5 anak
(meningkat) 4. fasilitasi orangtua
b. prilaku positif dalam menerima
menjadi orang transisi peran
tua 5 5. tingkatkan interaksi
(meningkat) orang tua dan anak
c. memberi pada dan berikan contoh
anak ataub Edukasi
anggota 6. memberikan edukasi
keluarga 5 tentang
(meningkat) pemeliharaan
d. meningkatkan kesehatan
peran menjadi
orang tua 5
(meningkat)

2 Pemeliharaan Setelah dilakukan Observasi


kesehatan tidak efektif asuhan keperawatan 1. identifikasi perilaku
b.d ketidakmampuan selama …x… upaya kesehatan
mengatasi masalah diharapkan kemampuan yang dapat
pada tahap dalam mengubah gaya ditingkatkan
perkembangan anak hidup/prilaku untuk Terapeutik
usia sekolah memperbaiki status 2. berikan lingkungan
kesehatan dapat yang mendukung
membaik, dengan kesehatan
kriteria hasil: Orientasi
a. penerimaan 3. pelayanan kesehatan
terhadap dapat dimanfaatkan
perubahan status Edukasi
kesehatan 5
(meningkat) 4. anjurkan mencuci
b. kemampuan tangan dengan air
melakukan bersih dan sabun
tindakan 5. anjurkan
pencegahan menggunakan
masalah 5 jamban sehat
(meningkat)
c. kemampuan
meningkatkan
kesehatan 5
(meningkat)

C. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan

cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan

tercapai atau tidak.

Daftar Pustaka
Ackerman, D. J, Friedman. A. H, Krauss, 2019, Preschoolers Exceutive Fuction

Importance Contributor Research Needs and Assessment Option, Research

Report DOI: 10. 1002/ets 2. 12148

Ariani, S., & Kurniawati, F. (2016). Sikap Guru Terhadap Anak Usia Dini

dengan Spectrum Disorder.

Kemenkes RI (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan

Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. Dalam

Safaria, dkk. 2019. Manajemen Emosi. Bumi Saputra: Jakarta.

Siswanto, (2015) Kesehatan Mental, Konsep, cakupan dan perkembangannya,

ANDI Yogyakarta

Syamsu Yusuf LN. 2017. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan

Indonesia:Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi1. Jakarta: DPP

PPNI Yogyakarta: Bursa lmu

Anda mungkin juga menyukai