Anda di halaman 1dari 25

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA ANAK AUTISME

Dosen Pembimbing : Ernauli Meliyana,Ns,M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 4

1. DODDY RAMADHAN (221560112007)


2. RISMA YUNITA (221560112013)
3. SARIMAWATI SIALLAGAN (221560112014)
4. SINTA FATHINISSAH ZAHRA (221560112015)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG KEPERAWATAN (S1) DAN


PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKERS MEDISTRA INDONESIA
TAHUN 2022-2023
1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn. E dengan fokus utama resiko ketidakeektifan
hubungan pada An. D yang mengalami Keterampilan Komunikasi Tidak Efektif pada Anak
Autisme pada hari Sabtu, tanggal 17 September 2022, pukul 17.00 WIB. Pengkajian
dilakukan Rumah Tn. E, Tn. E merupakan keluarga kecil yang terdiri dari empat anggota
keluarga. An.D adalah anak sulung dari dua bersodara berumur 5 Tahun 7 Bulan, bersekolah
di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah dua tahun belum ada kemajuan dalam
komunikasi dan berinterkasi dengan temannya di PAUD dan beralamat di jalan beroh RT 03
RW 05 Kelurahan X Kabupaten X. Semua keluarga Tn. E beragama Islam dan berasal dari
suku Jawa, Bangsa Indonesia dan tidak ada tradisi dari sukunya yang bertentangan dengan
kesehatan. Secara umum ekonomi keluarga tergolong kecukupan, pendapatan Tn. E Rp
3.000.000 per bulan. Penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
untuk membiayai biaya pendidikan kedua anaknya yang masih menempuh pendidikan paud
dan membiayai Pengobatan An. D. Tn. E mengatakan bahwa An. D mengalami
keterlambatan berpicara, tidak mau diam, dan sulit untuk di ajak berinteraksi. Tn. E merasa
sedih dengan kondisi An.D yang mengalami autisme karena ketidak tahuan tentang autisme.
Yang disebabkan kurangnya pengetahuan tentang autisme dan kebingungan bagaimana cara
menanganinya. Dalam pemeriksaan KPSP ( Kuesioner Pra Skiring Perkembangan ) pada An.
D didapatkan bahwa An. D pada tahapan perkembangan terjadi penyimpangan pada Gerak
Kasar, berbicara dan bahasa, setra sosialisasi dan kemandirian . Pengkajian lima tugas
keluarga di dapatkan beberapa masalah. Pertama, ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan, ditandai dengan keluarga mengatakan merasa sedih dengan kondisi An. D yang
mengalami Autisme karena ketidak tahuan tentang Autisme. Kedua, ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan tindakan yang tepat, ditandai dengan Tn. E merasa bingung
apa yang harus dilakukan untuk memilih terapi yang tepat pada An. D. Ketiga,
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, ditandai dengan Tn.E
mengatakan belum memahami tentang bagaimana cara penanganan anak dengan autisme.
Keempat, Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, ditandai dengan penataan
rumahnya yang sudah rapi dan juga selalu memperhatikan keamanan dalam menaruh benda
pecah belah untuk meminimalisasikan terjadinya cidera dengan kondisi An. D. Kelima,
ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, ditandai dengan Tn. E
belum melakukan perawatan atau terapi yang tepat untuk penyembuhan An. D dengan
Autisme.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Asuhan keperawatan keluarga yang penulis lakukan, didapatkan masalah keperawatan


Keluarga Tn.E dengan : Resiko Ketidakefektifan Hubungan berhubungan dengan
Keterampilan Komunikasi Tidak Efektif Pada An. D yaitu pengambilan data tersebut
berdasarkan data subjektif dan objektif yang di temukan oleh penulis. Data subjektif yang
didapatkan yaitu Tn. E mengatakan bahwa An. D mengalami keterlambatan berpicara, tidak
mau diam, dan sulit untuk di ajak berinteraksi. Tn. E merasa sedih dengan kondisi An. D
yang mengalami autisme karena ketidaktahuan tentang autisme. Dan belum memiliki
pengetahuan yang banyak mengenai Autisme dan bagaimana cara penanganannya sehingga
belum memberikan perawatan atau terapi yang tepat ke pelayanan kesehatan, serta
kebingungan untuk memberikan perawatan atau terapi paling dasar untuk terapi di rumah
untuk melatih komunkasi sehari – sehari dan berinterkasi.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan keluarga disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh


yaitu Resiko Ketidakefektifan Hubungan Berhubungan Dengan Keterampilan Komunikasi
Tidak Efektif. Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima kali
pertemuan diharapkan, Resiko Ketidakefektifan Hubungan Berhubungan Dengan
Keterampilan Komunikasi Tidak Efektif hal ini dibuktikan dengan indikator Menurut NOC
(Nursing Outcome Classification) dalam Moorhead, Johnson, Maas dan Swanson (2015)
adalah hubungan caregive- pasien yaitu tindakan personal untuk mempertahankan atau
meningkatkan komunikasi efektif.

Tujuan khusus I : setelah dilakukan implementasi keperawatan selama empat kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu mengenal masalah mengenai Autisme : Resiko Ketidakefektifan
Hubungan. NIC : Terapi Keluarga. Intervensi : tentukan komunikasi dalam keluarga, bantu
mengidentifikasi peran yang biasa dalam keluarga, berikan pendidikan kesehatan tentang
bagaimana melatih berkomunikasi pada anak dengan autisme : Keterampilan Komunikasi
Tidak Efektif, berikan dukungan keluarga dengan membantu mengidentifikasi bagaimana
keluarga menyelesaikan masalah, dan mengidentifikasi kekuatan atau sumber keluarga.
Tujuan Khusus II : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi anak dengan
Autisme: resiko ketidakefektifan hubungan. NIC : peningkatan kecakapan hidup. Intervensi :
bina hubungan baik dengan menggungkapkan empati, kehangatan, spontanitas, pengaturan,
kesabaran, dan ketekunan. Pertimbangkan kebutuhan pembelajaran keterampilan hidup
pasien, keluarga, atau komunitas.

Tujuan Khusus III : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit. NIC : dukungan dalam
keluarga dengan membantu mengidentifikasi bagaimana keluarga menyelesaikan masalah,
dan mengidentifikasi kekuatan atau sumber keluarga, bantu anggota keluarga berkomunikasi
lebih efektif.

Tujuan Khusus IV : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan. NIC :
peningkatan peran. Intervensi : Bantu pasien untuk mengidentifikasi peran yang biasannya
dalam keluarga, bantu pasien untuk mengidentifikasi ketidakcakupan peran.

Tujuan Khusus V : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dua kali kunjungan
diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. NIC : Peningkatan
sistem dukungan. Intervensi : tentukan kecakupan dari jaringan yang ada, anjurkan pasien
untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat.

4. Implementasi
Pelaksanaan implementasi keperawatan berdasarkan pada tujuan umum dan khusus yang
akan dicapai serta pada intervensi yang telah dibuat oleh penulis dalam diagnose Resiko
Ketidakefektifan Hubungan Berhubungan Dengan Keterampilan Komunikasi Tidak
Efektif . Kunjungan kedua pada tanggal 18 September 2022 pukul 10.00 WIB, penulis
melakukan bina hubungan saling percaya dengan melakukan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan; memotivasi Tn. E bahwa An. D kemungkinan akan sembuh dari Autisme
dengan menjalani terapi wicara yang rutin. Kunjungan ketiga pada tanggal 19 September
pukul 11.00 WIB, penulis membantu klien untuk mengidentifikasi sumber resiko
ketidakefektifan hubungan yang dialami dalam keluraga Tn. E. memotivasi An. D untuk
berlatih komunikasi dengan memperhatikan tahapan-tahapan komunikasi pada anak
autisme dan menganjurkan untuk menjalankan terapi lebih lanjut di RS. X. Kunjungan
keempat pada tanggal 20 September 2022 pukul 09.00 WIB, penulis memberikan
pendidikan kesehatan tentang bagaimana mengenali tanda dan gejala anak dengan
autisme serta melatih An. D berlatih komunikasi dengan memperhatikan tahapan-tahapan
komunikasi pada anak autisme : memberikan gambaran tempat-tempat pelayanan
kesehatan yang bisa dipakai dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan. Kunjungan kelima
pada tanggal 21 September 2022 pukul 13.00 WIB, penulis memberikan pendidikan
kesehatan memotivasi keluarga untuk musyawarah tentang pengambilan keputusan untuk
memilih terapi yang tepat untuk An. D. Kunjungan keenam pada tanggal 22 September
2022 pukul 11.00 WIB, penulis menganjurkan untuk selalu mempertahankan suasana
yang nyaman dalam rumah, serta selalu memperhatikan keamanan dalam menata benda-
benda pecah belah atau benda tajam untuk kebutuhan keamanan klien; memberikan
motivasi kepada anggota keluarga Tn. E untuk selalu mengajak komunikasi An. D dan
menjaga kontak mata selama komunikasi berlangsung dengan An. D. Kunjungan ketujuh
pada tanggal 23 September 2022 pukul 10.00 WIB, penulis memotivasi keluarga Tn. E
untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan melakukan terapi wicara
lebih lanjut untuk An. D.

5. Evaluasi

Setelah melakukan implementasi sesuai intervensi yang ditentukan pada keluarga Tn. E
khususnya An. D, untuk menilai dan menentukan rencana tindak lanjut perlu dilakukan
tahap evaluasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai sesuai
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan disetiap kunjungan dan akhir sebagai penilaian
secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis. Evaluasi formatif untuk kunjungan
kedua pada tanggal 18 September pukul 10.00 WIB. Subyektif (S) : klien mengatakan
senang dan bersyukur dengan kedatangan penulis. Obyektif (O) : klien terlihat ramah dan
bersikap terbuka. Assesment (A) : masalah teratasi. Planning (P) : pertahankan intervensi.
Evaluasi formatif untuk kunjungan ketiga pada tanggal 19 September pukul 11.00 WIB.
Subyektif (S) : Ayah klien mengatakan merasa bahagia sejak kedatanagn oleh penulis
karena ada harapan sembuh untuk kesehatan An. D. Obyektif (O) : klien terlihat
ketertarikannya untuk mengikuti terapi wicara dasar yang di ajarkan, . Assesment (A) :
masalah teratasi sebagian. Planning (P) : lanjutkan intervensi berikan pendidikan
kesehatan tentang bagaimana penanganan keterampilan komunikasi tidak efektif pada
anak autisme. Evaluasi formatif untuk kunjungan keempat pada tanggal 20 September
pukul 09.00 WIB. Subyektif (S) : Ayah klien mengatakan sudah memahami tentang
tahapan-tahapan komunikasi yang sudah di jelaskan oleh penulis yaitu Pada tahap
pertama (The Own Agenda Stage) anak biasanya merasa tidak bergantung pada orang
lain, ingin melakukan sesuatu sendiri. Anak kurang berinteraksi dengan orang tua dan
hampir tidak pernah berinteraksi dengan anak lain. Anak juga melihat atau meraih benda
yang dia mau. Anak tidak berkomunikasi dengan orang lain dan bermain dengan cara
yang tidak lazim. Anak juga membuat suara untuk menenangkan diri, menangis atau
menjerit untuk menyatakan protes. Anak suka tersenyum dan tertawa sendiri. Anak pada
tahap ini hampir tidak mengerti kata-kata yang kita ucapkan pada anak dengan autisme.
Obyektif (O) : klien terlihat mengikuti terapi wicara dasar yang di berikan oleh penulis
namun An. D sulit untuk diam saat pelaksanaan terapi berlanjut. Assesment (A) : masalah
teratasi sebagian. Planning (P) : lanjutkan intervensi berikan motivasi pada ayah klien
untuk tetap melatih komunikasi dengan memperhatikan tahapan-tahapan komunikasi pada
anak autisme di rumah dan menganjurkan untuk memperoleh terapi wicara lebih lanjut
pada An. D. Evaluasi formatif untuk kunjungan kelima pada tanggl 21 September 2022
pukul 13.00 WIB. Subyektif (S): Ayah klien mengatakan sudah memahami tentang
persiapan, pelasksanaan melatih komunikasi dengan memperhatikan tahapan-tahapan
komunikasi anak autisme pada An. D namun masih susah untuk diam saat kunjungan
berlangsung dan tidak fokus pada sang pemberi terapi (ayahnya). Obyektif (O) : klien
tampak terlihat tidak fokus pada saat pemberian terapi. Assesment (A) : masalah belum
teratasi. Planning (P) : lanjutkan intervensi beri motivasi kepada ayah kliun untuk selalu
mengajak berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang yang ada di rumah. Evaluasi
formatif untuk kunjungan keenam pada tanggal 22 September 2022 pukul 11.00WIB.
Subyektif (S) : Tn. E mengatakan untuk menjaga kontak mata dengan An. D sangat susah
dan tidak mau diam . Obyektif (O) : An. D terlihat aktif dan tidak ada kontak mata pada
saat di lakukan terapi wicar dasar. Assesment (A) : masalah tidak teratasi teratasi.
Planning (P) : lanjutkan intervensi , memotivasi keluarga Tn. E agar tetap menjalin
komunikmasi dengan baik kepada An. D. Evaluasi formatif untuk kunjungan ketujuh
pada tanggal 23 September 2022 pukul 10.00 WIB. Subyektif (S) : Ayah kien
mengatakan Masih susah untuk mejaga kontak mata pada saat terapi wicara dasar yang di
lakukan di rumah. Obyektif (O) : klien tampak terlihat tidak ada kontak mata dengan
penulis pada saat memberikan terapi wicara dasar. Assesment (A) : masalah belum
teratasi. Planning (P) : hentikan intervensi dan anjurkan untuk An. D memperoleh terapi
wicara secara tepat di tempat pelayanan kesehatan. Evaluasi sumatif : setelah dilakukan
implementasi keperawatan selama 6 kali kunjungan, dengan evaluasinya yaitu subyektif
(S) : Tn. E mengatakan sudah mengetahui penyebab resiko ketidakefektifan hubungan
pada keluarganya dengan salah satu anggota keluarganya mengidap autisme yaitu
keterampilan komunikasi pada An. D tidak efektif yang menyebabkan hubungan anak
dengan kedua orangtuanya, keluarga dan lingkungan di sekitar rumah tidak efektif atau
terganggu, Tn. E, Ny. N dan keluarga selalu mengupayakan yang terbaik demi
kesembuhan An. D. Dengan adanya kunjungan oleh penulis keluarga Tn. E sangat
terbantu dan senang sebab dapat mengetahui apa yang harus di lakukan dengan kondisi
An. D. selama kunjugan dan di berikan terapi wicara pada An. D, Tn E mengatakan ada
sedikit perubahan dalam berinteraksi yang sebelum adanya kunjungan penulis tidak mau
menoleh jika di panggil namanya. Obyektif (O) : An D terlihat kontak mata kurang
terhadap penulis dalam pemberian terapi selam enam kali pertemuan, susah untuk diam
banyak gerakan tidak terkontrol, tidak dapat berbicara, dan susah untuk berkomunikasi .
Assesment (A) : Masalah Resiko Ketidakefektifan Hubungan berhubungan dengan
ketidak efektifan komunikasi pada An. D yang mengalami autisme : klien belum dapat
menjaga kontak mata kengan komunikan, belum dapat berbicara serta sulit untuk diam,
dan Tn. M mengusahakan untuk mencari pelayanan kesehatan yang melayani dengan
anak autisme. Karena Tn. E mengigninkan An. D seperti anak-anak lainnya yang normal.
Planning (P) : Lanjutkan intervensi. Motivasi Tn. E agar An. D mendapatkan terapi
wicara lebih lanjut di rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang mengangani autisme,
karena jika di tangani sejak dini ahrapan besar untuk sembuh besar.
I . PENGKAJIAN

A. Data Umum

1. Nama KK : Tn. E
2. Umur : 34 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Beroh, RT/RW 03/05 Kelurahan X Kecamatan X
5. Pekerjaan KK : Buruh
6. Pendidikan KK : SMP
7. Komposisi keluarga

NO NAMA J.KELAMIN HUB UMUR PEND PEKERJAAN STATUS


DG KK IMUNISASI

1. Ny. N P Istri 34 th SMA IRT -

2. An. D L Anak 5 th 7 Paud Pelajar Lengkap


ke1 bln

3. An.K P Anak 3 th 3 Paud Pelajar Lengkap


ke2 bln

8. Genogram

Tn E Ny.N

34 Thn 34 Thn

An.D An.K

5th 7 bl 3 Th 3
bl
Keterangan: : Garis Pernikahan

: Laki-laki

: Garis keturunan

: Perempuan

: Tinggal satu rumah


9. Tipe Keluarga : keluarga inti karena keluarga dengan Ayah,
Ibu, dan dua orang anak
10. Kewarganegaraan/Suku Bangsa : Indonesia/Jawa
11. Agama : Islam
12. Status social ekonomi :
keluarga Tn. E bekerja sebagai Buruh dengan penghasilan ± Rp. 3.000.000,- per
bulan. Penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
untuk membiayai biaya pendidikan kedua anaknya yang sekolah PAUD serta
untuk menabung.
13. Aktivitas rekreasi :
keluarga Tn. E selalu meluangkan waktu bersama keluarga pada hari sabtu-
minggu dengan berkunjung ke tempat saudara.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahapan perkembangan keluarga saat ini berada pada Tahap III : Keluarga
dengan Anak Pra-Sekolah di mana kedua anak Tn. E sedang bersekolah PAUD.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ny.N dalam tahap perkembangan keluaraga. Komunikasi orang tua dan anak
baik, orang tua dalam memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada
anaknya seimbang.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. E mengatakan merasa sedih dengan kondisi anaknya yg sulung mengalami
keterlambatan bicara tidak seperti anak sebayanya. Anak pertamanya (An. D) di
diagnosa oleh dokter spesialis Anak bahwa terkena Autisme, anak terakhirnya
(An.K) tidak menderita apa-apa. An.D sampai sekarang masih susah untuk
berbicara, sangat aktif tidak bisa diam, sulit untuk berinteraksi.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menurut Ny.N mengatakan dari keluarga Tn. E keponakannya terdapat atau
pernah mengalami keterlambatan dalam berbicara .

C. Keadaan Lingkungan

1. Karakteristik rumah
Tipe bangunan rumah adalah semi permanen. Lantai terbuat dari plester semen,
pencahayaan dari sinar matahari cukup, ventilasi untuk sirkulasi udara cukup
baik. Luas rumah yang ditempati ± 8 x 10 m, terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi dan wc, ruang tamu, sumur dalam rumah yang terletak di samping kamar
mandi, ruang keluarga, dapur dan gudang. Barang-barang yang tidak terpakai
sehari-hari ditempatkan pada gudang. Sumber air minum yang digunakan berasal
dari sumur yang dialirkan melalui sanyo. WC yang dimiliki terdapat septic tank.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas rukun warga
Hubungan keluarga Tn. E dengan tetangga baik dan diadakan kumpulan RT
setiap bulannya dan selalu hardir dalam acara.
3. Mobilitas keluarga Tn. E saat ini bekerja di terminal bus X sebagai supir di salah
satu agensi Bis, beliau selau berangkat kerja pada malam hari.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Tn. E berkumpul dengan
seluruh anggotanya pada hari sabtu- minggu. Dalam perkumpulan RT sering
menghadisi setia ada acara perkumpulan RT.
5. Sistem pendukung keluarga Jika ada anggota keluarga yang sakit ditangani
dengan diperiksakan ke pelayanan kesehatan terdekat dengan memanfaatkan
kartu BPJS yang dimiliki

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga Keluarga dalam berinteraksi menggunakan bahasa


jawa dan Indonesia. Tn. E menyelesaikan permasalahan dengan cara
bermusyawarah dengan Ny. N.
2. Struktur kekuatan keluarga Tn. E selalu bermusyawarah dengan Ny. N selaku
istri 3. Struktur peran Formal : Tn. E menjadi kepala rumah tangga dan sebagai
X mengimami keluarganya. Informal : Tn. E sebagai pencari nafkah yang seluruh
kebutuhan rumah tangganya ditanggung olehnya serta tanggung jawab dalam
menyekolahkan kedua anaknya. Anak-anak menjalankan tugasnya sebagai anak
yang patuh terhadap orang tuanya.
3. Nilai atau norma keluarga Nilai dan norma yang berlaku di keluarga
menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut yaitu agama Islam dan norma
yang berlaku di lingkungannya.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afeksi Tn. E mengatakan walaupun An. D mengalami keterlambatan


berbicara namun Tn. E melakukannya seperti anak normal dlam mengasuh.
Keluarga selalu mengajak berkomunikasi terhadp An. D, agar An. D dapat
sembuh dan berbicara seperti anak seumuran lainnya.
2. Fungsi Sosial Tn. E selalu mengajarkan dan takkenal lelah dalam An.D untuk
belajar berbicara karena Tn. E ingin An. E hidup dengan normal.
3. Tugas Perawatan Kesehatan
a) Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga tidak mampu mengenal penyebab
ketidakmampuan An. D keterlambatan berbicara, yang terlihat pada saat
pengkajian keluarga terpata-pata dalam menjab, yang menyebabkan resiko
ketidakefektifan hubungan dalam keluarga Tn. E yang salah satu anggota
keluarga menderita Autisme. Dan kebingungan untuk pemberian perawatan
atau terapi yang tepat untuk kesembuhan An. D.
b) Mengambil Keputusan Tn. E merasa kebingungan untuk menjalan perawatan
atau terapi yang tepat untuk An.D yang menderita Autisme.
c) Merawat Anggota Keluarga Keluarga belum mampu untuk melakukan
perawatan atau terapi yang tepat untuk kesembuhan An.D dengan Autisme.
Terlihat dalam kondisi An.D yang sulit untuk memahami orang yang di
sekitarnya.
d) Modifikasi Lingkungan Keluarga belum mampu dalam menempatkan
barang- barang pecah belah atau benda tajam yang mampu mebahayakan
keamanan An. D dan adiknya yang masih balita terlihat dalam penataan
piring dan gelas yang mampu di jangko oleh anak-anak.
e) Menggunakan Fasilitas/Pelayanan Kesehatan di Masyarakat Keluarga belum
memanfaatkan fasilitas kesehatn dengan maksimal terlihat dalam keluarga
belum melakukan perawatan atau terapi An.D untuk mengatasi Autisme yang
di dertita oleh An. D.

F. Stres dan Mekanisme Koping Keluarga

1. Stressor yang dimiliki Sejak umur 2 Tahun An.D sudah mulai terlihat dalam
keterlambatan mencotoh perkataan orang yang ada di lingkungan rumahnya atau
membeo, Ny. N sebenarnya sudah menyarankan kepada Tn. E untuk memeriksakan
An.D ke dokter spesialis anak untuk memeriksakan keterlambatan membeonya. Namun
kata Tn. E perkembangan anak beda” jadi Ny, N mengurungkan untuk berobat sampai
umur 4 th lebih baru di lalukan pemeriksaan menyeluruh dan di dapatkan bahwa An. D
mengalami Autisme.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor Keluarga melakukan
musyawarah mengenai Autisme yang di derita An.D dan merawat An.D dengan
selalu mengajk berkomunikasi seta melatih untuk berbicara.
3. Strategi koping yang digunakan Koping yang digunakan keluarga Tn. E dalam
memecahkan suatu masalah adalah dengan bermusyawarah dengan anggota
keluarga lainnya.
4. Strategi adaptasi yang disfungsi Tn. E dan Ny. N selalu mengajak dan melatih
berkomunikasi agar An. D memahami orang yang tinggal dengan dia.
G. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Tn. E Ny. N An. D An.K

Pemeriksaan Tn. E Ny. N An. D An. K

TTV TD : 130/90 TD : 120/90 TD : 100/80 TD : 100/80


mmHg, Nadi : mmHg, Nadi : mmHg Nadi : 87 mmHg Nadi : 76
80 x/menit 83 x/menit x/menit Suhu : x/menit Suhu :
Suhu : 36,4º C Suhu : 36,6º C 36,0º C RR : 20 36,1º C RR : 24
RR : 21 x/menit RR : 21 x/menit x/menit TB : x/menit TB : 80
TB : 165 BB : 70 TB : 168 BB : 60 100 BB : 24 BB : 16

Kepala I : Mesochepal I : Mesochepal I : Mesochepal I : Mesochepal


P : tidak ada P : tidak ada P : tidak ada P : tidak ada
benjolan benjolan benjolan benjolan

Mata Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


ikterik, anemis ikterik, anemis ikterik, anemis ikterik, anemis
(-) (-) (-) (-)

Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


ada serumen ada serumen ada serumen ada serumen
berlebih berlebih berlebih berlebih

Hidung Cuping hidung Cuping hidung Cuping hidung Cuping hidung


(- ), tidak ada (- ), tidak ada (- ), tidak ada (- ), tidak ada
polip polip polip polip

Mulut Membran Membran Membran Membran


mukosa mukosa mukosa mukosa
lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi
utuh utuh utuh utuh

Leher Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran


kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(-) (-) (-) (-)

Dada I : simetris P : I : simetris P : I : simetris P : I : simetris P :


tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan P : sonor tekan P : sonor tekan P : sonor tekan P : sonor
A : vesikuler A : vesikuler A : vesikuler A : vesikuler

Abdomen I : supel P : I : supel P : I : supel P : I : supel P :


nyeri tekan (-) P nyeri tekan (-) P nyeri tekan (-) P nyeri tekan (-) P
: redup A : : redup A : : redup A : : redup A :
bising usus bising usus bising usus bising usus
normal normal normal normal

Genitalia Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan


Ekstremitas Palpasi : tidak Palpasi : tidak Palpasi : tidak Palpasi : tidak
ada oedema ada oedema ada oedema ada oedema
Perkusi : padat Perkusi : padat Perkusi : padat Perkusi : padat
Kekuatan otot 5 Kekuatan otot 5 Kekuatan otot 5 Kekuatan otot 5

Kulit Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit


cukup cukup cukup cukup

G. Harapan Keluarga

Keluarga berharap dengan adanya mahasiswa kesehatan yang mengelola keluarganya


diharapkan derajat kesehatan keluarga dapat meningkat terutama pada An. I yang menderita
keterlambatan berbicara di akibatkan oleh Autisme.

II ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. DS : - Tn. E merasa sedih dengan Ketidakmampuan Resiko ketidakefektifa


kondisi An. D yang mengalami keluarga mengenal n hubungan
keterlambatan berbicara yang keterampilan
mengakibatkan sulitnya komunikasi tidak
berkomunikjasi dan hubungan dalam efektif masalah
keluarga terganggu -Tn. E mengatakn
tidak terjadi interaksi dengan An. D
DO : - terlihat An. D tidak bisa
mengikuti apa yang penulis katakan. -
Tidak tertarik kepada lawan
komunikannya - Sangat aktif
bergerak. - Kurangnya interaksi untuk
berkomunikasi

2. DS : - Tn. E mengatakan An. D mengalami Ketidakmampuan Hambatakn


keterlambatan berbicara dan sekrng keluarga mengenal komunikasi verbal
umurnya 5 th lebih 7 bulan di sekolahkan kondisi psiko
dengan adiknya di Paud tidak ada
perkembangan yg segnifikan. DO : -
ketika di lakukan pemeriksaan
perkembangan denga KPSP di dapatkan
hasil perkembangan An. D mengalami
penyimpangan dalam Gerak kasar, bicara
dan bahasa, sosialisai dan kemandirian

III SKORING
A. Resiko ketidakefektifan hubungan berhubungan dengan keterampilan komunikasi
tidak efektif

No Kreteria Skala Bobot Skor

1 Sifat Masalah Aktual 3 1 3/3 x 1 =1


Resiko Potensial 3
2
1

2 Kemungkinan masalah 2 2 1/2 x 2 = 1


dapat dirubah Mudah 2
Sebagian Tidak dapat 1
0

3 Potensial masalah untuk 3 1 3/3 x 1 =1


dicegah Tinggi Cukup 3
Rendah 2
1

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2 x 1 =1


Masalah berat harus 2
segera ditangani Ada 1
masalah tapi tidak perlu 0
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan

TOTAL SKOR 4

B. Hambatakn komunikasi verbal : kondisi psiko berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah

No Kreteria Skala Bobot Skor

1 Sifat Masalah Aktual 3 1 3/3 x 1 =1


Resiko Potensial 3
2
1

2 Kemungkinan masalah 2 2 1/2 x 2 =1


dapat dirubah Mudah 2
Sebagian Tidak dapat 1
0

3 Potensial masalah untuk 3 1 2/3 x 1 = 2/3


dicegah Tinggi Cukup 3
Rendah 2
1

4 Menonjolnya masalah 2 1 1/2 x 1 = 1/2


Masalah berat harus 2
segera ditangani Ada 1
masalah tapi tidak perlu 0
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan

Total skor 3,1

IV PRIORITAS DIAGNOSA

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


Setelah di lakukan proses skoring maka dapat diketahui prioritas masalah yang
muncul yaitu
1. Ketakutan : ancaman kebutaan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah Kesehatan
2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah

V. INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN KRETERIA EVALUASI INTERVENSI

TUM TUK KRETERIA STANDAR

1. resiko Setelah dilak Setelah Respon Keluarga Tn. NIC: Penyuluhan


ketidakn ukan dilakukan verbal E mampu kesehatan
efektifan tindakan tindakan memahami Intervensi: 1. Bina
hubungan : keperawatan keperawatan cara untuk hubungan saling
keterampilan selama 6 kali selama 6 x 40 mengatasi percaya. 2. Bantu
komunikasi kunjungan, menit keluarga masalah klien mengidentifi
tidak efektif diharapkan mampu : 1. resiko kasi sumber resiko
berhubungan resiko Mengenal ketidakefektif ketidakefekt ifan
dengan ketidakefekti masalah an hubungan hubungan . 3.
ketidak f an kesehatan untuk Berikan pendidikan
mampuan hubungan : mengatasi kesehatan tentang
keluarga keterampilan masalah resiko bagaimana
mengenal komunikasi ketidakefektifan penanganan resiko
masalah tidak efektif hubungan . ketidakefekt ifan
kesehatan teratasi a.Menjelaskan hubungan :
NOC : tentang resiko keterampila n
hubungan ketidakefektif komunikasi tidak
caregive an hubungan efektif
Menjelaskan
tentang
penanganan
yang tepat
dalam
perawatan
resiko ketidak
efektifan
hubungan -
Menyebutkan
penyeb
timbulnya
resiko
ketidakefektif
an hubungan Keluarga Tn.
2. Mengambil E dan
keputusan yang keluarga NIC : Anxiety
tepat untuk mampu reduction 1.
mengatasi memutuskan Motivasi pasien
Respon
masalah resiko tindakan apa untuk meceritakan
verbal
ketidakefektifa yang akan apa yang di alami
n hubungan : dilakukan oleh An. D. Bantu
keterampilan oleh keluarga pasien dalam
komunikasi untuk pengambila n
tidak efektif. - mengatasi keputusan untuk
Menjelas kan masalah mengatasi resiko
akibat / resiko resiko ketidakefekt ifan
ketidaefe ktian ketidakefektif hubungan :
hubungan an keterampila n
hubungan :ke komunikasi tidak
terampilan efektif. 2. Bantu
komunikasi pasien dan keluarga
tidak efektif untuk mengidentifi
kasi kekuatan yang
ada di keluarga,
juga sistem
pendukung yang
akan membantu
dalam mengatasi
resiko ketidakefekt
ifan hubungan :
keterampila n
komunikasi tidak
efektif.
3.Mampu Keluarga Tn.
merawat E mampu NIC : Terapi
anggota melakukan Keluarga tentukan
keluarga yang cara komunikasi dalam
mengalami perawatan keluarga, bantu
Respon anggota
masalah resiko mengidentifi kasi
psikomotor keluarga
ketidakefektif peran yang biasa
an hubungan : yang dalam keluarga
keterampilan mengalami Anjurkan
komunikasi masalah melakukan terapi
tidak efektif. resiko wicara dasar dengan
ketidakefektif mengajarka n orang
an yang tidangl dengan
hubungan : An. D dan selalu
keterampilan mengajak untuk
komunikasi berkomunik asi
tidak efektif secara serin
4.Mampu
memodifikasi Keluarga Tn.
lingkungan agar E dan NIC : peningkatan
dapat mengatasi keluarga kecakapan hidup
resiko mampu 1. Bantu pasien dan
ketidakefektifa memodifikasi keluarga untuk
n hubungan : lingkungan mengidentifi kasi
keterampilan agar dapat situasi yang
komunikasi Respon mengatasi memicu resiko
tidak efektif. psikomotor resiko ketidakefekt ifan
ketidakefekti hubungan .
fan hubungan 2. Anjurkan
: keluarga
keterampilan menciptakan
komunikasi suasana yang aman
tidak efektif dan nyaman.
5.Mampu
1. Keluarga
memanfaatkan
Tn. E mampu NIC : Peningkatan
fasilitas
menyebut sistem dukungan
kesehatan untuk
kan tempat kesehatan 1.
memeriksakan
pelaksana an Informasika n
kesehatan.
untuk kepada klien dan
2. memeriks keluarga tentang
akan sumber pelayanan
kesehatan .K kesehatan. 2.
Respon
eluarga Tn. E Motivasi klien dan
verbal
memilih keluarga untuk
salah satu mencari dan
tempat mendapatka n
pelayanan informas. 3.
kesehatan Mengkoordi
untuk nasikan rujukan
memeriks kepada pemberi
akan pelayanan
kesehata. kesehatan yang
relevan.

2. Hambatakn Setelah 6 x 40 menit, keluarga saling percaya. 2.


komunikasi dilakukan diharapkan mampu Informasika n pada
verbal : tindakan keluarga dapat: memahami klien tentang
kondisi keperawatan 1. Mengenal cara untuk Hambatakn
psikis selama 6 kali masalah tentang mengatasi komunikasi verbal :
berhubungan kunjungan Hambatakn gangguan : . kondisi psikis. 3.
dengan diharapkan komunikasi Kaji pemahaman
ketidakmamp klien dapat verbal : kondisi klien dan keluarga
uan keluarga berkomunika psikis mengenai materi
mengenal si : penyuluhan dan
masalah penerimaan, meminta klien dan
interkasi an keluarga untuk
ekspresi menjelaskan
peran lisan, kembali materi
tulisan dan penyuluhan yang
non verbal telah dijelaskan
meningkat
dari
Hambatakn
komunikasi
verbal :
kondisi psikis

2. Mampu Respon 1. diskusikan


mengambil verbal bersama keluarga
keputusan yang Keluarga Tn. tentang terapi yang
tepat untuk E dan dapat mengurangi
mengatasi keluarga Hambatakn
Hambatakn mampu komunikasi verbal :
komunikasi memutuska n kondisi psikis.
verbal : kondisi tindakan apa
psikis yang akan
dilakukan
oleh keluarga
untuk
mengatasi
Hambatakn
komunikasi
Respon verbal :
3. Mampu psikomotor kondisi psikis
1. identifikasi
merawat
Keluarga Tn. tingkat kebutuhan
anggota
E dan untuk mengatasi
keluarga yang
keluarga Hambatakn
mengalami
mampu komunikasi verbal :
Hambatakn
memutuska n kondisi psikis
komunikasi
tindakan apa 2. pastikan akses
kebutuhan
yang akan terhadap
untuk
dilakukan Hambatakn
mengatasi
oleh keluarga komunikasi verbal :
Hambatakn
untuk kondisi psikis:
komunikasi
verbal : kondisi mengatasi
psikis. Hambatakn
Respon komunikasi
4. Mampu psikomotor verbal :
memodifikasi 1. Identifikasi
lingkungan agar kondisi psikis tingkat kebutuhan
dapat mengatasi Keluarga untuk dapat
Hambatakn mampu berkomunik asi
komunikasi memodifika klien
verbal : kondisi si lingkungan 2. Pastikan keluarga
psikis. agar dapat untuk lebih menaga
mengatasi komunikasi dengan
Hambatakn An.D
komunikasi
verbal :
kondisi
psikis. 1. Diskusikan pada
5. Mampu Respon
memanfaatkan keluarga manfaat
verbal 1. Keluarga
fasilitas menggunaka n
Tn. E dan fasilitas kesehatan.
kesehatan untuk
keluarga 2. Beri kesempatan
memeriksakan
mampu pada keluarga untuk
anggota
menyebutk menanyakan yang
keluarga yang
an tempat belum dipahami
sakit.
pelaksanaa n mengenai fasilitas
untuk periksa kesehatan. 3.
kesehatan. 2. Motivasi keluarga
Keluarga Tn. untuk menggunaka
E dan n pelayanan
keluarga kesehatan
memilih
salah satu
tempat
pelayanan
kesehatan
untuk periksa
kesehatan.

VI. IMPLEMENTASI

Hari, Dx Implementasi Respon Paraf


Tanggal,Jam

Sabtu , 17 I.II 1. Membina hubungan - Tn. E dan keluarga Sari


September 2022 saling percaya dengan sangat gembira di saat di
17.00-17.40 Wib Keluarga Tn. E kunjungi oleh penulis.
I.II
2. Mengkaji keluhan - Tn. E dan keluarga Sari
keluarga Tn. E secara terlihat terbuka dan
menyeluruh berfokus pada bersedia akan di di berikan
An. D yang menderita perawatan atau terapi
Autisme. terhadap An. D yang
menderita Autisme.
I Sari
3. Mengkaji pengetahuan - Tn. E dan keluarga
tentang resiko kebingungan saat di beri
ketidakefetifan hubungan pertanyaan tentang seputar
yang di timbulakan autisme (penyebab, tanda
keterampilan komunikasi dan gejala, cara
tidak efektif pada An. D penangannya)
II dengan Autisme . Sari
4.Mengidentifikasi -Tn. E mengatakn merasa
kemampuan keluarga sedih dengan
dalam mengatasi perkembangan An. D yang
keterampilan komunikasi tidak normal dengan anak
tidak efektif pada An. D seusianya yang sudah bisa
yang mengderita Autisme. bicara lancar dan sudah
bisa berinteraksi dengan
teman sebayanya, susah
untuk diam karena sangat
III aktif. Sari

5.Mengatur kontrak untuk -Tn. E dan keluarga


rencana tindak lanjut bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan perkembagan
anak dengan KPSP pada
An. D yang bertujuan utuk
mengetahui
perkembangan gerak
kasar, gerak halus,bicara
dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian. Agar dapat
menetukan terapi yang
tepat dengan kondisi An.D

Senin ,19 I.II 1.Mengkaji keluhan Tn. E -Tn. E merasa sedih Risma
september 2022 Secara menyeluruh tentang dengna anaknya yang
11.00-12.05 resiko ketidakefektifan menderita Autisme
hubungan berhubungan mengalami keterlambatan
dengan keterampilan berbicara, sangat aktif,
komunikasi tidak efektif susah untuk berinteraksi.
pada An. D yang menderita
II Autisme. 2.Mengkaji Risma
pengetahuan tentang resiko -Tn. Emengatakan tidak
ketidakefetifan hubungan tahu tentang resiko
yang di timbulakan ketidakefektifan hubungsn
keterampilan komunikasi berhubungan dengan
tidak efektif pada An. D keterampilan komunikasi
II dengan Autisme . tidak efektif yang di Risma
akibatkan oleh Autisme.
3.Melaksanakan
pemeriksaan skiring atau -Tn. E dan keluarga
pemeriksaan sangat antusias dan
perkembangan anak kopoperatif dengan di
menggunakan kuessioner laksanakan pemeriksaan
I pra skiring perkembangan KPSP Risma
(KPSP).
4.mengidentifikasi -Tn. E memgatakan
kemampuan keluarga Tn. E selama ini kita selalu
dalam menghadapi resiko menjaga interaksi dengan
ketidakefetifan hubungan An.D namun An. D
I yang di timbulakan tidakada ketertarikan Risma
keterampilan komunikasi dengan lawan
tidak efektif pada An. D komunikasinya, sengan
dengan Autisme. bermain dengan satu
benda dan seperti di Risma
dunianya sendiri.

5.melaksanakan Penkes -Tn. E dan keluarga


tentang Autisme yang sangat antusias dan
menimbulkan resiko kopoperatif dengan
ketidakefetifan hubungan dilaksanakan pankes Risma
yang di timbulakan
keterampilan komunikasi
tidak efektif pada An.D
6.Memotifasi keluarga Tn. -Tn. E dan keluarga sangat
M untuk selalu menjaga antusias dan kopoperatif
komunikasi dan mengajak dengan di selama di beri
berinteraksi agar tidak motivasi.
terjadi resiko Risma
ketidakefetifan hubungan
yang di timbulakan
keterampilan komunikasi
tidak efektif pada An. D
7. Mengatur kontrak untuk - Tn. E dan keluarga
rencana tindak lanjut utuk bersedia untuk dilakukan
pelaksanaan perawatan perawan atau terapi
atau terapi wicara dasar wicara.
pada An.D

Selasa,20 I 1.Mengevaluasi tentang -Tn. E dan keluarga Sinta


september 2022 resiko ketidakefetifan menjawab pertanyaan
09.00-09.55 hubungan yang di dengan benar namun
timbulakan keterampilan belum lengap.
komunikasi tidak efektif Sinta
II pada An. D -An.D tidak mau diam
2.Melaksanakan perawatan saat dilakuka terapi wicara
atau terapi wicara dasar dasar oleh penulis
I.II pada An.D Sinta
3. Memotifasi keluarga Tn. - Tn. E dan keluarga
E untuk selalu menjaga sangat antusias dan
komunikasi dan mengajak kopoperatif dengan di
berinteraksi agar tidak selama di beri motivasi.
terjadi resiko
ketidakefetifan hubungan
yang di timbulakan
I.II keterampilan komunikasi
tidakefektif pada An.D Sinta
4.Memotivasi dan -Tn. E dan keluarga
membantu keluarga Tn. E koperatif dan antusia dlam
untuk segera merujuk mengidentifikasi tempat
An.D untuk secepatnya pelayanan kesehatan. - Tn.
menerima terapi lebih E dan keluarga bersedia
lanjut dan meng untuk dilakukan perawan
identifikasi pelayanan atau terapi wicara.
I.II kesehatan yang melayani
perawatan atau terapi pada
anak autisme. 5.Mengatur
kontrak untuk rencana
tindak lanjut utuk
pelaksanaan perawatan
atau terapi wicara dasar
pada An.D

Rabu,21 I 1.Mengevaluasi tentang Tn. E dan keluarga Doddy


september 2022 resiko ketidakefetifan menjawab pertanyaan
13.00-13.45 hubungan yang di dengan benar namun
timbulakan keterampilan belum lengap.
komunikasi tidak efektif
II pada An.D Doddy
2.Melaksanakan -An.D masih tidak mau
perawatan atau terapi diam saat dilakuka terapi
wicara dasar pada An.D wicara dasar oleh penulis
Tn. E dan keluarga
kopoperatif dengan di
II selama di beri motivasi.
Doddy
3.Memotivasi kelurga Tn. - Tn. E dan keluarga
E untuk selalu melatih sangat antusias dan
terapi wicara dasar saat kopoperatif dengan di
I.II tidak ada penulis. selama di beri motivasi. Doddy

4.Memotifasi keluarga Tn. - Tn. E dan keluarga


E untuk selalu menjaga bersedia untuk dilakukan
komunikasi dan mengajak perawan atau terapi wicara
berinteraksi agar tidak
terjadi resiko
ketidakefetifan hubungan
yang di timbulakan
keterampilan
I.II komunikasi tidak efektif Doddy
pada An.D
5.Mengatur kontrak untuk
rencana tindak lanjut utuk
pelaksanaan perawatan
atau terapi wicara dasar
pada An.D

Kamis,22 I 1.Mengevaluasi tentang -Tn. E dan keluarga Sari


september 2022 resiko ketidakefetifan menjawab pertanyaan
11.00-12.00 hubungan yang di dengan benar dan lengkap
timbulakan keterampilan
komunikasi tidak efektif -An. D masih tidak mau
II pada An. D diam saat dilakuka terapi Sari
2.Melaksanakan wicara dasar oleh penulis
perawatan atau terapi
II wicara dasar pada An. D -Tn. E dan keluarga Sari
3.Memotivasi kelurga Tn. kopoperatif dengan di
E untuk selalu melatih selama di beri motivasi.
I.II terapi wicara dasar saat Sari
tidak ada penulis. - Tn. E dan keluarga
4.Memotifasi keluarga Tn. kopoperatif dengan di
E untuk selalu menjaga selama di beri motivasi.
komunikasi dan mengajak
berinteraksi agar tidak
terjadi resiko
ketidakefetifan hubungan
I.II yang di timbulakan Sari
keterampilan komunikasi
tidak efektif pada An. D. - Tn. E dan keluarga
5.Mengatur kontrak untuk bersedia untuk dilakukan
rencana tindak lanjut utuk perawan atau terapi wicara
pelaksanaan perawatan terakhir
atau terapi wicara dasar
pada An.D

Jumat,23 I.II 1.Menanyakan kembali -Tn. E dapat menjawab Risma


september 2022 tentang resiko dengan benar sumua
10.00-10.55 ketidakefktifan hubungan pertantaan
berhubungan dengan
keterampilan komunikasi
tidak efektif pada An. D
II dengan Autisme. Risma
2.mengevaluasi terapi -An. D terlihat belum
wicara yang di berikan dapat menerima terapi
kepada An.D wicara dasar yang di
berikan oleh penulis
II Risma
3.Memotivasi kelurga Tn. - Tn. E dan keluarga
E untuk selalu melatih kopoperatif dengan di
terapi wicara dasar saat selama di beri motivasi.
tidak ada penulis.
I.II -Tn. E dan keluarga Risma
4.Memotifasi keluarga Tn. kopoperatif dengan di
E untuk selalu menjaga selama di beri motivasi.
komunikasi dan mengajak
berinteraksi agar tidak
terjadi resiko
ketidakefetifan hubungan
yang di timbulakan
I.II keterampilan komunikasi Risma
tidak efektif pada An.D -Tn. E dan keluaraga
5.mengevaluasi seluruh dapat menjawab seluruh
selama kunjungan terhadap petanyaan yang di berikan
keluarga Tn.E yang oleh penulis dan setelah di
berfokus pada An.E yang lakukan kunjungan oleh
mengalami Autisme dan penulis adkan merujuk
mengahiri kunjungan . An.D ke pelayanan
kesehatan yang melayani
dengan Autisme agar
mendapatkan terapi yang
tepat.

VII. EVALUASI

No Dx Hari/Tanggal Evaluasi Paraf

1. I S : - Tn. E mengatakan sudah mengetahui Sinta


penyebab munculnya resiko ketidakn
efektifan hubungan : keterampilan
komunikasi tidak efektif berhubungan Sinta
- Tn. E mengatakan sudah tidak terlalu
sedih dengan adanya kunjungan oleh penulis
yang awalnya tidak tahu tentaabg resiko
ketidakn efektifan hubungan : keterampilan
komunikasi tidak efektif pada An. D yang
Sinta
mengalami Autisme.
- Tn. E mengatakan sekarang sudah bisa
melatih terapi wicara dasar pada An.D yang Sinta
di anjurkan oleh penulis.
- An. D masih belum dapat merespon apa Sinta
yang di berikan oleh penulis seperti terapi
wicara. O :
- An.D terlihat tidak mau diam, sangat aktif,
tidak mau merspon apa yang penulis beikan,
tidak dapat berbicara. Sinta
- Tn.E sangat bersemangat dalam
pemberian terapi wicara dan berterimakasih Sinta
atas kunjungan penulis.
- Tn.E dan keluarga dapat menjawab dan
mengidentifikasi masalah yang ada dalam
keluarga yaiutu resiko ketidakefektifan Sinta
hubungan berhubungan dengn keterampilan
komunikasi tidak efektif.
- An. D terlihat masih belum dapat untuk Sinta
menerima terapi wicara dasar yang di Sinta
berikan oleh penulis
- An.D belum bisa bicara,
- Dan saat di berikan skering atau
pemeriksaan perkembangan anak
mmenggunakan kuessioner pra skiring
perkembangan, terlihat An.D terjadi
perkembangan penyimpangan dalam gerak
Sinta
kasar, bicara dan bahasa, serta sosialisasi
dan kemandirian.
A : Masalah teratasi sebagian Dengan Sinta
indikator :
1. Tn. E dan kelurga dapat menjawab dan
menerapkan apa yang di ajarkan Sinta
dalammengatasi An.D dengan Autisme
2. Tn. E mengatakan akan segera merujuk
An.D ke tempat pelayanan kesehatan khusus
dengan Autisme agar dapat mendapatkan Sinta
terapi yang tapat.
3. An. D belulm dapat menerima terapi yang
di berikan penulis dan anjurkan untuk selau
melatih terapi wicara di rumah setiap hari
Sinta
.P : Pertahankan intervensi secara mandiri
1. Anjurkan Tn. E untuk selau menjaga
komunikasi dengan baik pada An.D agar
resiko ketidakefektifan hubungan
berhubungan dengan keterampilan
komunikasi tidak efektif tidak bertambah
parah.
2. Motivasi Tn. E untuk sesegera mungkin
untuk memberikan terapi lebih lanjut pada
An.D

2. II S : Tn.E mengatakan bahwa An.D Doddy


mengalami keterlambatan dalam berbicara.
O : - An.D terihat tidak dapat berbicara dan Doddy
sudah berumur lima tahun tujuh bulan. -
Pada saat pemberian terapi wicara An. D
tidak dapat menrima terapi dan tidak ada
keteratikan kepada terapi.
Doddy
A : Masalah belum teratasi. Dengan
indikator :
1. Klien belum dapat berbicara dan tidak ada
Doddy
ketertarika untuk terapi.
2. An.D sangat aktif dan tidak mau diam.
P : Pertahankan intervensi secara mandiri Doddy
1. Anjurkan untuk selalu melakukan terapi
wicara di rumah kepada An.D
2. Motivasi Tn.E dan keluarga gar selau
menjali komunikasi yang erat kepada An.D
yang mengalami keteralmbatan berbicara
pada Autisme

Anda mungkin juga menyukai