Anda di halaman 1dari 24

Hal 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya atas terselesaikannya Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Jambu Hilir
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2023 – 2027. Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan merupakan ketentuan mengenai jenis dan
layanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan urusan
Pemerintah wajib yang berhak di peroleh setiap warga Negara secara minimal.
Pemerintah Daerah memfasilitasi untuk melakukan pelayanan publik yang
tepat bagi masyarakat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dalam terlibat dalam pembuatan SPM ini. Semoga Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas Jambu Hilir Tahun 2023 – 2027 bisa dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Dan dapat menjadi pedoman untuk mencapai kinerja optimal dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Puskesmas Jambu Hilir yang telah
ditetapkan.

Kandangan, Juli 2022

Kepala Puskesmas Jambu Hilir

ROSLINDA, S.KM

NIP. 19700428 199404 2 003

Hal 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR .. ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
BAB II. STANDAR PELAYANAN MINIMAL 6
A. Jenis Pelayanan 6
B. Prosedur Pelayanan 7
C. Standar Pelayanan Minimal………………………........................ 7
BAB III. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM 13
A. Rencana Pencapaian Indikator SPM 13
B. Strategi Pencapaian SPM Berdasarkan Rencana Strategis 18
C. Rencana Anggaran Biaya ………………………………………………. 18
BAB IV. Peran Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota 19
A. Perorganisasian 19
B. Pembinaaan 19
C. Pengawasan 19
BAB V. PENUTUP 21
LAMPIRAN

Hal 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah
menetapkan bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh
Kabupaten.
Penyelenggaraan urusan wajib oleh daerah merupakan perwujudan otonomi yang
bertanggungjawab, yang pada intinya merupakan pengakuan/pemberian hak dan
kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal, maka untuk menjamin terselenggaranya urusan wajib daerah
yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada warga Negara perlu ditetapkan
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Pemerintah Pusat bertanggung jawab secara nasional atas keberhasilan pelaksanaan
otonomi, walaupun pelaksanaan operasionalnya diserahkan kepada pemerintah dan
masyarakat daerah yang bersangkutan. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2008 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah daerah Propinsi dan
Pemerintah daerah Kabupaten, merumuskan peran pemerintah pusat di era desentralisasi ini
lebih banyak bersifat menetapkan kebijakan makro, norma, standarisasi, pedoman, kriteria,
serta pelaksanaan supervisi, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pemberdayaan ke
daerah, sehingga otonomi dapat berjalan secara optimal.
Untuk menyamakan pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatan di
Kabupaten/Kota sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal, maka dalam rangka memberikan panduan untuk
menyelenggarakan pelayanan dasar di bidang kesehatan kepada masyarakat di Daerah, telah
ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Agar Standar Pelayanan Minimal dimaksud dapat diselenggarakan sesuai yang
diharapkan, perlu disusun Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna memberikan
panduan kepada daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Hal 4
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional,
indikator kinerja, ukuran/satuan, rujukan (buku pedoman, standar teknis), target nasional,
cara perhitungan pancapaian kinerja/target/rumus satuan, pembilang dan penyebut, rumus
perhitungan, sumber data, langkah-langkah kegiatan dan kebutuhan Sumber Daya Manusia
untuk masing-masing Indikator SPM pada Puskesmas Jambu Hilir di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.

C. PENGERTIAN
Umum:
1. Urusan Wajib
Yang dimaksud dengan Urusan Wajib adalah urusan yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan dasar warga negara yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan kepada daerah untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan
nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum dalam kerangka
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta pemenuhan komitmen
nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional.
2. Urusan Pilihan
Yang dimaksud dengan Urusan Pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di Daerah
dan berpotensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai kondisi, kekhasan dan
potensi unggulan daerah;
3. Standar Pelayanan Minimal
Yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga Negara secara minimal;
4. lndikator SPM
Yang dimaksud dengan Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan
kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi
dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat
pelayanan;
5. Jenis Pelayanan
Yang dimaksud dengan Jenis Pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan.
6. Pelayanan Dasar
Yang dimaksud dengan pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar
dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi
dan pemerintahan.

Hal 5
Khusus :
1. Pengertian
Dimaksudkan untuk menjelaskan istilah dalam indikator kinerja.
2. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator kinerja.
3. Cara perhitungan / Rumus
Dimaksudkan untuk menyamakan cara perhitungan dalam memperoleh capaian indikator
kinerja selama periode kurun waktu tertentu, dengan cara membagi pembilang dengan
penyebut.
4. Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus.
5. Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus.
6. Ukuran
Adalah Formula yang dalam setiap indikator ditetapkan dalam bentuk prosentase (%),
dan atau berdasarkan proporsi terhadap penduduk.
7. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata /keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang
berhubungan langsung dengan persoalan. Data dimaksud dikumpulkan dan dilaporkan
melalui : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
8. Rujukan
Adalah standar teknis atau ketentuan lain sebagai bahan rujukan/ acuan teknis dalam
menyelenggarakan indikator kinerja.
9. Target 2027
Adalah besaran capaian indikator SPM yang diharapkan sampai
dengan tahun 2027.
10. Langkah Kegiatan
Dimaksudkan menu / butir-butir tahapan kegiatan yang bersifat teknis, yang perlu dipilih
untuk dilaksanakan agar dapat mencapai target indikator SPM sesuai situasi dan kondisi
dan kapasitas institusi pelayanan setempat.
11. Kurun Waktu Tertentu
Adalah kurun/rentang waktu dalam pelaksanaan kegiatan yaitu dalam periode 1 (satu)
tahun atau kurun waktu yang sama.
12. Sumber Daya Manusia
Adalah tenaga kesehatan yang dibutuhkan secara hirarkhi, dimana apabila tidak dapat
dipenuhi oleh tenaga kesehatan urutan pertama, dapat dipenuhi oleh tenaga kesehatan
berikutnya untuk mendukung pelaksanaan target setiap indikator.

Hal 6
13. Puskesmas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Puskesmas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan
besaran pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang diharapkan mulai
tahun 2023 sampai dengan tahun 2027. Sedangkan angka absolut 2021 (angka
pencapaian realisasi) adalah tahun 2021 dan proyeksi 2022 yang dijadikan sebagai angka
dasar untuk target/besaran pada 5 tahun ke depan.
14. Kewenangan Tambahan/Pengembangan SPM Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan
Selain Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal (KW-SPM) sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga menetapkan Kewenangan
Tambahan/Pengembangan SPM.
KW Tambahan/Pengembangan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
KW Tambahan ini disesuaikan dengan kondisi yang ada pada setiap Puskesmas,
termasuk Definisi Operasional sebagai dasar perhitungan angka absolut telah dibuat bagi
Puskesmas..
Secara rinci, Indikator Wajib dan indikator Tambahan/Pengembangan SPM akan
dijelaskan pengertian/istilah setiap indikatornya.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 09 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).

Hal 7
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan Dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 73 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerjasama Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6219);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.59 Tahun 2021 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal ;
15. Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan No. 49 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan
Minimal Badan Layanan Umum Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Di Lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan;
16. Keputusan Kepada Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan No. 05 Tahun 2022 tentang
Pedoman Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat Di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2022 .

Hal 8
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. JENIS PELAYANAN
Pelayanan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas Jambu Hilir meliputi:
a. Pelayanan Adminsitrasi
1) Surat Masuk
2) Surat Keluar
3) Surat Keterangan Sakit
4) Surat Keterangan Sehat Caten
5) Surat Keterangan Sehat KEUR Umum
6) Surat Keterangan Lainnya
b. Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
4) Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
c. Upaya Kesehatan Perorangan
- Kepesertaan JKN
- Upaya Pelayanan Rawat Jalan
Upaya pelayanan rawat jalan :
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum
2) Pelayanan Gigi dan Mulut
3) Pelayanan KIA-KB
4) Pelayanan Konseling Gizi dan PKPR
5) Pelayanan Imunisasi
6) Klinik Sanitasi dan Diare
7) Laboratorium
8) Pelayanan Kefarmasian (Apotik)
9) Pelayanan Gawat Darurat
10) Bersalin
11) Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Pemeriksaan Payudara secara
klinis
12) Pelayanan HATRA/Penyehat Tradisonal
13) Pojok Infeksius (P2M)
d.Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Sekolah.
2) Upaya Kesehatan Jiwa.

Hal 9
3) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
4) Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular
5) Upaya Kesehatan Kerja.
6) Upaya Kesehatan Tradisional/HATRA.
f.Pelayanan Gawat Darurat
1) Pelayanan Gawat Darurat
2) Pelayanan Bersalin
Selain itu UPTD Puskesmas Jambu Hilir juga melaksanakan pelayanan rujukan rawat
jalan.

B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di pada Puskesmas Jambu Hilir disusun dalam bentuk Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang diterapkan
oleh Kepala Daerah.
SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur pada
Puskesmas Jambu Hilir adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
standar yang berlaku.
Manfaat SOP bagi Puskesmas Jambu Hilir adalah memenuhi persyaratan standar
pelayanan minimal mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf
Puskesmas Jambu Hilir memahami bagaimana melakukan pekerjaannya.
Alur pelayanan di Puskesmas Jambu Hilir disusun untuk memberikan kejelasan dan
kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas Jambu Hilir. Terdapat
beberapa alur pelayanan yang berlaku di Puskesmas Jambu Hilir.
Pada Puskesmas Jambu Hilir SOP yang sudah ada sejumlah 442 SOP, yang
mencakup antara lain :
1. SOP Tata Usaha
2. SOP Upaya Kesehatan Perorangan
3. SOP Upaya Kesehatan Masyarakat
4. SOP Ambulan

C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI PUSKESMAS JAMBU HILIR


Standar pelayanan Minimal (SPM) .Puskesmas mengacu kepada Standar
Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan dan peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar
Pelayanan Minimal, Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan No. 49 Tahun 2021 tentang
Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Di

Hal 10
Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Indikator Dinas
Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
CAPAIAN CAPAIAN
No Upaya Kesehatan INDIKATOR KEGIATAN TARGET 2021
KAB 2021 UPTD 2021
UKM Essensial/Wajib
1 KIA dan KB
Persentase kunjungan
1.1 100% 96.6 102,03%
pada Ibu Hamil (K1)
Persentase Ibu hamil
yang mendapatkan
1.2 95.19% 95,36%
pelayanan antenatal
sesuai standar 100%
Persentase ibu bersalin di
1.3 98.79% 101,82%
fasilitas kesehatan 100%
Persentase persalinan
1.4 ditolong oleh tenaga 99.7% 101,82%
Kesehatan 100%
Persentase ibu nifas yang
1.5 mendaparkan pelayanan 99.8 101,82%
nifas lengkap (KF4) 100%
75/100.000 108,4 /
1.6 Jumlah Kematian Ibu Hamil 27/100.000 KH
KH 100.000 KH
Persentase bayi baru lahir
mendapatkan pelayanan
1.7 98.40% 106,69%
kesehatn sesuai standar (KN
Lengkap) 100
Persentase kunjungan KN 1
1.8 98.8 105,41%
pada bayi baru lahir 100
Persentase kunjungan pada
bayi baru lahir
1.9 NA 105,41%
menggunakan formulir
MTBM 100
Persentase Balita mendapatkan
1.10 pelayanan kesehatan sesuai 93.72% 93,77%
standar 100
Persentase pemantauan
pertumbuhan dan
1.11 perkembangan balita NA 17,90%
menggunakan kuesioner
KPSP 100
Persentase pemanfaatan
1.12 Buku KIA oleh Bayi dan NA 15,46%
Balita 100
11,1/1000
1.13 Jumlah Kematian Bayi 26.4/1000 KH
16/1000 KH KH
1.14 Jumlah Kematian Balita 1,3 /1000 KH 1,4/1000 KH 0,63/1000 KH
Persentase Pasangan Usia
Subur (PUS) peserta KB aktif
1.15 26% 10,88%
metode kontrasepsi jangka 25
Panjang
Persentase penggunaan KB
1.16 80% 87,46%
pada pasca salin 73
Persentase jumlah peserta
1.17 74% 89,41%
KB aktif 74
2 Promosi Kesehatan
80,27%
2.1 Persentase RT ber PHBS 100% NA

Hal 11
Persentase Penyuluhan
2.2 PHBS:
- Keluarga 100% NA 100,00%
- Fasilitas Pendidikan 100% NA 70,96%
- Tempat-tempat Umum 100% NA 71,28%
- Fasilitas Kesehatan 100% NA 93,33%
2.3 Persentase desa siaga aktif 100% NA 100,00%
3 Kesehatan Lingkungan
Persentase Tempat-tempat
Umum (Sarana Fasilitas
3.1 Kesehatan dan Sekolah) 60 72,41%
81
yang memenuhi syarat
Kesehatan
Persentase Tempat
3.2 Pengolahan Pangan yang 44% 100,00%
63
memenuhi syarat kesehatan
Persentase sarana air minum
3.3 yang memenuhi syarat 64% NA 91,30%
Kesehatan
Persentase desa/kelurahan
3.4 yang stop Buang Air Besar 50% NA 66,67%
Sembarangan (BABS)
4 Perbaikan Gizi Masyarakat

4.1 Persentase Balita ditimbang 70% 87,18%


86

4.2 Persentase BBLR 5% 10,51%


8
Persentase bayi usia 6 bulan
4.3 45% 97,24%
mendapatkan ASI eksklusif 61
Persentase mampu tata
4.4 laksana gizi buruk pada 20% NA NA
balita
4.5 Persentase ibu hamil anemia 42% NA 35,07%
4.6 Persentase ibu hamil KEK 15.4% NA 1 4,78%
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan tamblet
4.7 tambah darah sejumlah 90 81% 93,33%
89
tablet selama masa
kehamilan
Persentase ibu nifas
4.8 73% 101,82%
mendapat vitamin A 100
Persentase balita usia 6-59
4.9 bulan yang mendapatkan 87% 96,30%
97
kapsul Vitamin A
4.10 Persentase balita stunting 21% NA 2,90%
Persentase desa yang
4.11 70% NA 100,00%
melaksanakan surveilans gizi
Persentase remaja putri yang
4.12 mendapatkan tablet tambah 52% NA 100,00%
darah
5 Pencegahan Dan pengendalian Penyakit
Persentase penduduk usia
15-59 tahun mendapatkan
5.1 100% 78.32% 98,56%
skrining kesehatan sesuai
standar
5.2 Persentase penderita 100% 77.89% 89,62%

Hal 12
hipertensi mendapatkan
pelayanan sesuai standar
Persentase penderita
Diabetes Mellitus
5.3 100% 112,18%
mendapatkan pelayanan 100
sesuai standar
Persentase penderita terduga
TB paru mendapatkan
5.4 100% 77.11% 90,20%
pelayanan TB paru sesuai
standar
Persentase penemuan kasus
5.5 90 NA NA
baru
Persentase kesembuhan
5.6 85 NA NA
pasien TBC
Persentase kasus diare yang
5.7 mendaptkan pelayanan 100 2,05%
13
sesuai standar
Persentase bayi yang
5.8 mendapat imunisasi dasar 95 87.3 70,70%
lengkap
Persentase Orang yang
beresiko Terinfeksi (ibu
hamil, pasien TB, pasien
IMS,
5.9 waria/transgender,pengguna 100 93.22% 5,49%
napza, warga binaan LP)
yang mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai
standar
UKM PENGEMBANGAN
Persentase ODGJ yang
1 Kesehatan Jiwa mendapatkan pengobatan 100 NA 100,00%
dan tidak ditelantarkan
Persentase Gangguan
Jiwa Berat yang
100 100,00%
mendapatkan pelayanan 100
Sesuai Standar
Pelayanan Persentase orang yang
Kesehatan mendapatkan pelayanan
2 kesehatan tradisional 100 NA NA
Tradisional dan
Komplementer
Persentase Kelompok
ASMAN TOGA yang 100 NA 100,00%
mendapatkan pembinaan
Persentase Penyehat
Tradisional yang 100 NA 100,00%
mendapatkan pembinaan
Persentase Pemanfaatan
100 NA 100,00%
TOGA Puskesmas
Persentase Anak Usia
pendidikan Dasar 7-15
kesehatan
3 tahun yang mendapatka 100 97,89%
sekolah pemeriksaan kesehatan 100
minimal satu kali setahun
Kesehatan Gigi Persentase Ibu Hamil
yang mendapatkan
4 Masyarakat dan 100 NA 4,55%
penyuluhan kesehatan
Sekolah gigi dan mulut
Persentase Sekolah yang 100 NA NA
mendaptakan
penyuluhan kesehatan

Hal 13
gigi dan mulut
Kesehatan Kerja Persentase Pos UKK yang
5 100 NA 100,00%
dan Olahraga mendapatkan pembinaan
Persentase Pekerja yang
mendapatkan pembinaan 100 NA NA
kebugaran jasmani
Persentase penduduk usia
60 tahun ke atas
6 Kesehatan Lansia mendapatkan skrining 100 56.22% 82,97%
kesehatan sesuai standar
Persentase orang yang
mendapatkan deteksi dini
7 Kesehatan Indera gangguan indera (gangguan 40 NA 56,22%
penglihatan dan gangguan
pendengaran)
Persentase jemaah haji yang
8 Kesehatan Haji mendapatkan pemeriksaan 100 NA NA
kesehatan dan vaksinasi
UKP (Upaya Kesehatan Perorangan )
Presentase kelengkapan
1 Rawat Jalan 100 NA 96,77%
pengisian Rekam Medik
Angka Kontak ≥ 150 NA 98,80%
Rasio Rujukan Non
≤ 2% NA NA
Spesialistik (RNNS)
Rasio Peserta Prolanis
≥5% NA NA
Terkendali (RPPT)
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan 100 95.19% 95,36%
antenatal
Persentase Ibu Hamil
yang mendapatkan
100 NA 4,55%
Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut
Persentase balita sakit
yang dilayani 100 NA 100,00%
menggunakan MTBS
Persentase pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan balita 100 NA 70,28%
menggunakan kuesioner
KPSP
Persentase orang yang
mendapatkan pelayanan 100 NA 67,81%
kesehatan gigi dan mulut
Persentase pasien yang
mendapatkan konseling 100 NA NA
gizi
Unit Gawat Persentase kelengkapan
2 darurat (UGD) Pengisisan 100 NA 84,54%
Informed Consent
PELAYANAN PERKESMAS
Asuhan Persentase individu yang
1 Keperawatan mendapatkan asuhan 100 NA 34,09%
Individu keperawatan di Puskesmas
Persentase individu
dengan hasil asuhan
keperawatan 100 NA 50,33%
membutuhkan tindak
lanjut perawatan
2 Asuhan Persentase keluarga 100 NA NA
Keperawatan binaan yang

Hal 14
mendapatkan asuhan
pada Keluarga keperawatan
Asuhan Persentase kelompok
binaan yang
3 Keperawatan 100 NA
mendapatkan asuhan 22
pada Kelompok keperawatan
Persentase
Asuhan
desa/kelurahan binaan
Keperawatan
4 yang mendapatkan 100 NA NA
pada Desa/ asuhan keperawatan
Kelurahan Binaan
Persentase
desa/kelurahan binaan
yang sudah total coverage 100 NA NA
dalam melaksanakan
kegiatan PIS-PK
PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase ketersediaan
Ketersediaan
1 obat esensial di NA 100,00%
obat esensial
Puskesmas 92%
Jumlah dokumen
KIE Pelayanan
2 KIE pelayanan NA 0,00%
Kefarmasian
kefarmasian 300%
PELAYANAN LABORATORIUM
Persentase Kesesuaian
Kesesuaian jenis jenis pelayanan
pelayanan
1 laboratorium dengan 40 NA 68,00%
laboratorium standar
dengan standar
Ketepatan
waktu tunggu Persentase ketepatan waktu
2 penyerahan tunggu penyerahan hasil 100% NA 103,93%
hasil pelayanan pelayanan laboratorium
laboratorium
Pemeriksaan
Hemoglobin dan Persentase pemeriksaan
3 100% NA 130,61%
Golongan Darah Hemoglobin pada Ibu Hamil
pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Persentase Pemeriksaan
4 Triple Eliminasi Triple Eliminasi pada Ibu 100% NA 69,97%
pada Ibu Hamil Hamil
Tabel 1. Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Profil indikator Standar Pelayanan Minimal yang mengacu kepada Peraturan


Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2018, Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 49 Tahun 2021, dan
Indikator Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2022 meliputi 86 ( delapan
puluh enam) ) indikator yang harus dipenuhi UPT Puskesmas Jambu Hilir Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.

Hal 15
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan dokumen Rencana
Strategis Dinas/uptd Puskesmas Jambu Hilir tahun 2023-2027 untuk mencapai target sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Capaian
Prognosa
No Indikator UPTD 2023 2024 2025 2026 2027
2022
2021
UKM Essensial
1 KIA DAN KB
Persentase kunjungan
102,03% 85,13% 100% 100% 100% 100% 100%
pada Ibu Hamil (K1)
Persentase Ibu hamil
yang mendapatkan
95,36% 85,13% 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan antenatal
sesuai standar
Persentase ibu bersalin
101,82% 94,18% 100% 100% 100% 100% 100%
di fasilitas kesehatan
Persentase persalinan
ditolong oleh tenaga 101,82% 94,18% 100% 100% 100% 100% 100%
kesehatan
Persentase ibu nifas
yang mendaparkan
101,82% 87,46% 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan nifas lengkap
(KF4)
Jumlah Kematian Ibu 27/100.00
0 0% 0% 0% 0% 0%
Hamil 0
Persentase bayi baru
lahir mendapatkan
pelayanan kesehatn 106,69% 93,58% 100% 100% 100% 100% 100%
sesuai standar (KN
Lengkap)
Persentase kunjungan
KN 1 pada bayi baru 105,41% 93,58% 94% 95% 96% 97% 100%
lahir
Persentase kunjungan
pada bayi baru lahir
105,41% 93,58% 94% 95% 96% 97% 100%
menggunakan formulir
MTBM
Persentase Balita
mendapatkan pelayanan 93,77% 93,77 100% 100% 100% 100% 100%
kesehatan sesuai standar
Persentase pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan balita 17,90% 75,98% 100% 100% 100% 100% !00%
menggunakan kuesioner
KPSP
Persentase pemanfaatan
Buku KIA oleh Bayi dan 15,46% 68,86% 100% 100% 100% 100% 100%
Balita
Jumlah Kematian Bayi 26.4/1000 1.2% 0% 0% 0% 0% 0%

Hal 16
KH
0,63/1000
Jumlah Kematian Balita 0,00% 0% 0% 0% 0% 0%
KH
Persentase Pasangan
Usia Subur (PUS) peserta
KB aktif metode 10,88% 92,22% 75% 75% 75% 75% 75%
kontrasepsi jangka
Panjang
Persentase penggunaan
87,46% 97,84% 100% 100% 100% 100% 100%
KB pada pasca salin
Persentase jumlah
89,41% 90,66% 75% 75% 75% 75% 75%
peserta KB aktif
Promosi Kesehatan
Persentase RT ber PHBS 80,27% 0,00% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Penyuluhan
PHBS:
- Keluarga 100,00% 3,60% 100% 100% 100% 100% 100%
- Fasilitas Pendidikan 100,00% 70,96% 100% 100% 100% 100% 100%
- Tempat-tempat Umum 0,00% 71,28% 100% 100% 100% 100% 100%
- Fasilitas Kesehatan 80,00% 93,33% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase desa siaga
100,00% 100,00% 100% 100% 100% 100% 100%
aktif
Kesehatan Lingkungan
Persentase Tempat-
tempat Umum (Sarana
Fasilitas Kesehatan dan 87,18% 19,80% 55% 55% 55% 55% 55%
Sekolah) yang memenuhi
syarat kesehatan
Persentase Tempat
Pengolahan Pangan yang
10,51% 71.07% 68% 68% 68% 68% 68%
memenuhi syarat
kesehatan
Persentase sarana air
minum yang memenuhi 97,24% 71,11% 70% 70% 70% 70% 70%
syarat kesehatan
Persentase
desa/kelurahan yang
NA 100,00% 60% 60% 60% 60% 60%
stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase Balita
87,18% 87,47% 80% 80% 80% 80% 80%
ditimbang
Persentase BBLR 10,51% 10,80% 3,8% 3,8% 3,8% 3,8% 3,8%
Persentase bayi usia 6
bulan mendapatkan ASI 97,24% 66,21% 45% 45% 45% 45% 45%
eksklusif
Persentase mampu tata
laksana gizi buruk pada NA 0,00% 86% 86% 86% 86% 86%
balita
Persentase ibu hamil
35,07% 17,32% 15% 13% 11% 5% 0%
anemia
Persentase ibu hamil
14,78% 11,00% 13% 13% 13% 13% 13%
KEK
Persentase ibu hamil 93,33% 72.30% 82% 82% 82% 82% 82%
yang mendapatkan
tamblet tambah darah
sejumlah 90 tablet

Hal 17
selama masa kehamilan
Persentase ibu nifas
101,82% 89,29% 76% 76% 76% 76% 76%
mendapat vitamin A
Persentase balita usia 6-
59 bulan yang
96,30% 92,29% 88% 88% 88% 88% 88%
mendapatkan kapsul
Vitamin A
Persentase balita 15,73
stunting
2,90% 5,88% 13% 13% 13% 13%
%
Persentase desa yang
melaksanakan 100,00% 100,00% 80% 80% 80% 80% 80%
surveilans gizi
Persentase remaja putri
yang mendapatkan 100,00% 100 54% 54% 54% 54% 54%
tablet tambah darah
Pencegahan Dan pengendalian Penyakit
Persentase penduduk
usia 15-59 tahun
mendapatkan skrining 98,56% 96,87% 100% 100% 100% 100% 100%
kesehatan sesuai
standar
Persentase penderita
hipertensi mendapatkan
89,60% 86,59% 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan sesuai
standar
Persentase penderita
Diabetes Mellitus
112,18% 110% 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan pelayanan
sesuai standar
Persentase penderita
terduga TB paru
90,20% 17,48 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan pelayanan
TB paru sesuai standar
Persentase penemuan
27,78% 6,55 95% 95% 95% 95% 95%
kasus baru
Persentase kesembuhan
53,33% 80 85% 85% 85% 85% 85%
pasien TBC
Persentase kasus diare
yang mendaptkan
2,05% 6,39 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan sesuai
standar
Persentase bayi yang
mendapat imunisasi 70,70% 85,89 85% 85% 85% 85% 85%
dasar lengkap
Persentase Orang yang
beresiko Terinfeksi (ibu
hamil, pasien TB, pasien
IMS,
waria/transgender,pengg 5,49% 100 100% 100% 100% 100% 100%
una napza, warga binaan
LP) yang mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai
standar
UKM PENGEMBANGAN
Persentase ODGJ yang
mendapatkan
100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
pengobatan dan tidak
ditelantarkan
Persentase Gangguan
Jiwa Berat yang
100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan pelayanan
Sesuai Standar
Persentase orang yang NA 77,77 82 87 93 98 100

Hal 18
mendapatkan pelayanan
kesehatan tradisional
Persentase Kelompok
ASMAN TOGA yang
100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan
pembinaan
Persentase Penyehat
Tradisional yang
100,00% 0 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan
pembinaan
Persentase Pemanfaatan
100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
TOGA Puskesmas
Persentase Anak Usia
pendidikan Dasar 7-15
tahun yang mendapatka
97,89% 3,76% 100% 100% 100% 100% 100%
pemeriksaan kesehatan
minimal satu kali
setahun
Persentase Ibu Hamil
yang mendapatkan
4,55% 78,13 83 88 93 98 100
penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut
Persentase Sekolah yang
mendaptakan
NA 62,06 70 78 86 94 100
penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut
Persentase Pos UKK
yang mendapatkan 100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
pembinaan
Persentase Pekerja yang
mendapatkan
NA 100 100% 100% 100% 100% 100%
pembinaan kebugaran
jasmani
Persentase penduduk
usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining 82,97% 89,19 91 93 95 97 100%
kesehatan sesuai
standar
Persentase orang yang
mendapatkan deteksi
dini gangguan indera
56,22% 56,22 65 74 83 92 100%
(gangguan penglihatan
dan gangguan
pendengaran)
Persentase jemaah haji
yang mendapatkan
NA 100 100% 100% 100% 100% 100%
pemeriksaan kesehatan
dan vaksinasi
UKP (Upaya Kesehatan Perorangan )
Presentase kelengkapan
98,80% 43,96 55,4 66 77 88 100
pengisian Rekam Medik
Angka Kontak 98,80% NA 100% 100% 100% 100% 100%
Rasio Rujukan Non
NA 0 0 0 0 0 0
Spesialistik (RNNS)
Rasio Peserta Prolanis
50,00% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
Terkendali (RPPT)
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan 95,36% 85,13 88 91 94 97 100
pelayanan antenatal
Persentase Ibu Hamil 4,55% 78,13 82 86 90 96 100

Hal 19
yang mendapatkan
Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut
Persentase balita sakit
yang dilayani 100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
menggunakan MTBS
Persentase pemantauan
pertumbuhan dan
perkembangan balita 70,28% 75,33 80 85 90 95 100
menggunakan kuesioner
KPSP
Persentase orang yang
mendapatkan pelayanan
67,81% 72,24 78 84 90 96 100
kesehatan gigi dan
mulut
Persentase pasien yang
mendapatkan konseling 100,00% 100 100% 100% 100% 100% 100%
gizi
Persentase kelengkapan
Pengisisan
Informed Consent 84,54% 0 100% 100% 100% 100% 100%

PELAYANAN PERKESMAS
Persentase individu yang
mendapatkan asuhan
34,09% 56,15% 100% 100% 100% 100% 100%
keperawatan di
Puskesmas
Persentase individu
dengan hasil asuhan
keperawatan 50,33% 99,14% 100% 100% 100% 100% 100%
≥membutuhkan tindak
lanjut perawatan
Persentase keluarga
binaan yang
36,36% 60% 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan asuhan
keperawatan
Persentase kelompok
binaan yang
22,22% 22,22% 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan asuhan
keperawatan
Persentase
desa/kelurahan binaan
44,44% 55% 100% 100% 100% 100% 100%
yang mendapatkan
asuhan keperawatan
Persentase
desa/kelurahan binaan
yang sudah total
44,44% 55% 100% 100% 100% 100% 100%
coverage dalam
melaksanakan kegiatan
PIS-PK
PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase
ketersediaan obat 100,00% 90 95% 95% 95% 95% 95%
esensial di Puskesmas
Jumlah dokumen
KIE pelayanan 0,00% 67% 100% 100% 100% 100% 100%
kefarmasian
PELAYANAN LABORATORIUM

Hal 20
Persentase Kesesuaian
jenis pelayanan
68,00% 68 74% 80% 86% 92% 100%
laboratorium dengan
standar
Persentase ketepatan
waktu tunggu
103,93% 100 100% 100% 100% 100% 100%
penyerahan hasil
pelayanan laboratorium
Persentase pemeriksaan
Hemoglobin pada Ibu 130,61% 100 100% 100% 100% 100% 100%
Hamil
Persentase Pemeriksaan
Triple Eliminasi pada Ibu 69,97% 100 100% 100% 100% 100% 100%
Hamil
Tabel 2. Rencana Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Jambu Hilir

B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENCANA STRATEGIS


Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan yang disusun dalam
Rencana Strategis Puskemas. Rencana Kegiatan Dalan Renstra yang secara langsung dan
secara tidak langsung mendukung ketercapaian SPM wajib dapat di lihat pada Lampiran 2.

C. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pembiayaan Kegiatan SPM yang mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI


Nomor 4 tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 2 tahun 2018
meliputi 12 (dua belas) indikator yang harus di penuhi oleh Puskesmas secara kumulatif 5
tahun (Tahun 2023 – 2027) adalah sebesar Rp. 2.182.600.000 dan pembiayaan kegiatan
yang secara tidak langsung mendukung ketercapaian SPM wajib secara kumulatif 5 tahun
(tahun 2023-2027) adalah sebesar RP. 8.603.231.000. Rincian pembiayaan kegiatan SPM
dapat dilihat pada lampiran 3.
Rekapitulasi rencana pembiayaan kegiatan yang secara langsung maupun tidak
langsung mendukung ketercapaian SPM Wajib apabila dilihat dari sumber pendanaannya
secara kumulatif pada Renstra Puskesmas Jambu Hilir tahun 2023-2027 adalah sebagai
berikut :
No. Sumber Dana Langsung Tidak Langsung Jumlah
1 APBD Rp. 2.182.600.000 Rp. 2.137.352.000 Rp. 4.319.952.000
2 BLUD 0 Rp. 6.465.879.000 Rp. 6.465.879.000
Total Rp. 2.182.600.000 Rp. 8.603.231.000 Rp 10.785.831.000
Tabel 3. Pembiayaan Kegiatan Standar Pelayanan Minimal

BAB IV
Hal 21
PERAN PUSAT, PROVINSI dan KABUPATEN/KOTA

Peran Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan SPM bidang kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Pengorganisasian
a. Bupati bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai
Standar Pelayanan Minimal yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Kabupaten
dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal
sebagaimana dimaksud butir a secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten.
2. Pembinaan
a. Pemerintah dan Pemerintah Provinsi memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal dan mekanisme kerjasama antar Daerah
Kabupaten.
b. Fasilitasi dimaksud butir a dalam bentuk pemberian standar teknis, pedoman,
bimbingan teknis, pertemuan tentang SPM di dinas Kesehatan kabupaten Hulu
Sungai Selatan
3. Pengawasan
a. Bupati melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal di daerah masing-masing.
b. Bupati menyampaikan laporan pencapaian kinerja pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan Pemerintah.
Sedangkan dalam penerapan petunjuk teknis SPM Bidang Kesehatan ini, peran Pusat,
Provinsi dan Kabupaten adalah sebagai berikut :
1. Pusat
Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
2. Propinsi
a. Bersama dengan Kabupaten/Kota menetapkan jumlah SPM yang dapat dilakukan
oleh Kabupaten di wilayahnya dari setiap pelayanan.
b. Menetapkan pencapaian saat ini dan pentahapan pencapaian target SPM, sesuai
situasi kondisi dan kapasitas dengan Kabupaten.
c. Bersama dengan pusat melakukan fasilitasi peningkatan kapasitas Kabupaten dan
melaksanakan pemantauan dan evaluasi.

3. Kabupaten

Hal 22
a. Melakukan mapping kondisi pencapaian indikator SPM saat ini di Kabupaten/Kota
dan menghitung kesenjangannya bila dibandingkan dengan target nasional.
b. Menentukan target pencapaian masing-masing indikator SPM dan memasukannya
dalam program pembangunan daerah (RPJMD, Renstra SKPD).
c. Menentukan rincian target tahunan pencapaian SPM mulai dari Tahun 2023 sampai
dengan Tahun 2027 dan memasukannya dalam RKPD,Renja SKPD, KUA dan
RKA-SKPD, dan mengupayakan dukungan dana APBD berdasarkan Peraturan
Daerah/PERDA Kabupaten.
Dari pengertian tersebut di atas jelas bahwa SPM harus dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja pelayanan dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu dalam pencapaian
Standar Pelayanan Minimal untuk jangka waktu tertentu perlu ditetapkan batas awal
pelayanan minimal (Minimum Service Baselines) dan target pelayanan yang akan dicapai
(Minimum Service Target).

Hal 23
BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada hakekatnya merupakan


pelayanan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten.
Namun demikian mengingat kondisi masing-masing daerah yang terkait dengan
ketersediaan Sumber Daya yang tidak merata, maka diperlukan pentahapan pelaksanaannya
dalam mencapai Minimum Service Target 2023 dan 2027 oleh masing-masing daerah sesuai
dengan kondisi/perkembangan kapasitas daerah.
Mengingat SPM sebagai hak konstitusional setiap warga negara, maka seyogyanya
SPM menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah.
Dengan disusunnya Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten, diharapkan dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan unsur terkait
dalam penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan di Kabupaten.

Hal 24

Anda mungkin juga menyukai