Anda di halaman 1dari 37

ARSITEKTUR KOTA BERKELANJUTAN

Pertemuan 1/9 Mei 2023/Susanti M. Nainggolan, S.T., M.Ars.


BERKELANJUTAN ADALAH
Tindakan pencegahan terhadap kehabisan sumber daya alam dalam rangka
menjaga keseimbangan ekologis, alam rangka mencapai “global
environmental sustainability”
Berkelanjutan diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan kita
di masa ini tanpa melakukan sesuatu yang dapat merusak atau menurunkan
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Berkelanjutan adalah pemenuhan kebutuhan manusia saat ini tanpa
mengurangi kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhannya di
masa mendatang.
Berkelanjutan tidak
hanya dilakukan
dalam membenahi
KERANGKA BERKELANJUTAN

lingkungan, namun
didalamnya ada
kepentingan social
dan Ekonomi yang
tidak dapat
dipisahkan satu
sama lainnya, dan
saling
mempengaruhi
satu-sama lain
TAHUKAH KAMU ?

Tahukah Anda bahwa satu botol plastik dibuang setiap menit? Dengan kata lain,
5 juta botol plastik sekali pakai dibuang setiap tahun. Itu menurut data dari
Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menunjukkan bahwa jika situasi saat ini
berlanjut, pada tahun 2050 lautan akan menjadi rumah bagi lebih banyak plastik
daripada ikan

BAGAIMANA KAITANNYA TERHADAP KERANGKA BERKELANJUTAN?


Proses perluasan“Konsep” Berkelanjutan
1979 1997
First World Climate Conference opens up the Kyoto Protocol takes the first step toward stopping
science of climate change dangerous climate change
1987 2000
Brundtland Report consolidates decades of With Millennium Develop- ment Goals, social
work on sustainable development justice meets public health & environmentalism
1992 2006
Rio Earth Summit rallies the world to take action Al Gore brings climate change to the mainstream
and adopt Agenda 21 with An Inconvenient Truth
1993 2012
Convention on Biological Diversity puts the Rio+20 takes stock on 2+ decades of efforts at
precau- tionary principle to work sustainable development
MENGAPA HARUS BERKELANJUTAN ?

Meningkatnya urbanisasi menyebabkan ruang terbuka menjadi langka, sedangkan


ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup (Thinh, Cheng, Shojai, & Chen, 2019)

Permasalahan terkait lingkungan, Sosial dan ekonomi yang semakin hari semakin
bertambah membuat manusia ingin melakukan sesuatu sebagai dampak pencegahan
pengerusakan yang lebih lanjut, demi menjaga keberlangsungan hidup di masa
mendatang
URBANISASI

Urbanisasi adalah proses meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di kota.


Perpindahan penduduk dari desa ke kota ataupun perpindahan dari kota kecil
ke kota yang lebih besar, merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam
urbanisasi dibandingkan pertambahan jumlah penduduk karena kelahiran
maupun percepatan ekonomi

Yang seringkali menciptakan Urban Sprawl.


URBAN SPRAWL
Urban Sprawl adalah fenomena perluasan daerah kota ke arah luar (daerah
yang memiliki tingkat kepadatan rendah) pada daerah yang menjadi lokasi
perembetan kota inti (Synder-Bird, 1998).

Urban Sprawl juga dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan kota yang tidak
direncanakan, terjadi begitu saja, tidak terintegrasi oleh jaringan jalan, dan
meloncat di wilayah pinggiran kota (Heripoerwanto, 2009). Atau dikenal
sebagai perkembanan permukiman di pinggiran kota inti (Apriani, 2015)
URBANISASI
URBANISASI URBAN SPRAWL
Program Lingkungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNEP) baru-baru
ini mengkonfirmasi bahwa rumah
dan bangunan kita menghasilkan
40% dari emisi gas rumah kaca di
dunia
Dalam tahap pembangunan saja
sudah menghasilkan emisi
sebanyak itu, bagaimana dengan
proses pemeliharaannya?
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Arsitektur berkelanjutan adalah konsep yang diterapkan pada bangunan yang dihasilkan
dengan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan alam (Sodagar et al., 2008), sambal
sekaligus memaksimalkan potensi bangunan dan meminimalisir “waste” yang dihasilkan,
(Marques & Loureiro, 2013), dengan juga meminimalisir dampak “climate change”, mengurangi
dampak polusi dan meningkatkan kuatitas udara dan Kesehatan manusia (Olotuah et al., 2018). Baik
dalam proses pembangunan, penggunaan dan pemeliharaannya.

Karena umumnya, Rumah atau tempat tinggal manusia adalah konsumen energi utama dan
kontributor dalam perubahan iklim (Jakučionytė-Skodienė, Dagiliūtė, & Liobikienė, 2020
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang membantu


mengurangi dampak negatif bangunan pada lingkungan. Ini harus dilakukan dengan
efisien menggunakan bahan dan energi dan ekosistem dalam skala yang lebih besar.
Istilah sustainable juga dikenal sebagai arsitektur hijau

Desain berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan menghilangkan


kebutuhan energi yang tidak terbarukan,
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Ke-2

pendekatan yang digunakan dalam arsitektur berkelanjutan ini tidak hanya mengurangi
limbah tetapi juga menggunakan bahan yang berkelanjutan, yang meminimalkan
dampak lingkungan. Kita bisa membangun atau merenovasi rumah menggunakan
teknologi hemat energi, bahan terbarukan dan desain yang inovatif.
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Ke-3

Desain berkelanjutan bertahan lebih lama dan fleksibel. Bangunan berfungsi ketika
mereka ditambatkan ke sumber daya non-terbarukan dan juga ketika sumber daya non-
terbarukan tidak tersedia. Bangunan dapat bekerja dengan baik ketika terjadi kekeringan
atau bencana alam tanpa input dari sumber energi yang tidak terbarukan. Desain yang
dibuat oleh energi berkelanjutan gratis seperti tenaga matahari, tidak memerlukan bahan
bakar fosil. Dengan demikian, bangunan mampu memberikan kualitas hidup yang baik
dan mendorong kehidupan yang berkelanjutan.
MENGAPA KOTA BERKELANJUTAN

Sebagaimana diuraikan dalam laporan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change


(IPCC), bahkan jika gas rumah kaca berkurang secara radikal saat ini, rata-rata pemanasan
global kemungkinan besar akan melebihi 1,5°C dalam waktu dekat.

Peningkatan suhu seperti itu dapat menimbulkan konsekuensi bencana, seperti


mencairnya gletser, hilangnya spesies hewan dan tumbuhan, kebakaran hutan dan
kekeringan, dan lain-lain.
KONSEP BERKELANJUTAN

• Skala Terkecil • Skala Lebih Besar


KOTA BERKELANJUTAN

berdasarakan Revision of World Urbanization Prospects yang dirilis Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2014 menyatakan, sebanyak 54 persen penduduk
tinggal di perkotaan. Bahkan, jumlah tersebut akan terus meningkat menjadi 80
persen di tahun 2050. “Adapun kondisi real urbanisasi di Indonesia saat ini
meningkatnya 6 kali lipat dalam 4 dekade terakhir,” - Dr. A. Hermanto Dardak
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
KOTA BERKELANJUTAN
Physical footprint dalam ilmu lingkungan digunakan sebagai metode perhitungan
kuantitatif yang menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia dalam
kehidupannya sehari-hari. Footprint dihitung dari tiga aspek, yaitu ecological footprint
(satuan hektar lahan), carbon footprint (satuan ton emisi CO2) dan water footprint
(satuan m3 volume air). Pendekatan ini digunakan sebagai indikator keberlanjutan, serta
memberikan penjelasan mengenai dampak perilaku manusia terhadap lingkungan dan
dapat menghubungkannya dengan daya dukung bumi
PENERAPAN KONSEP KOTA BERKELANJUTAN

31 Oktober 2020, PBB meluncurkan data persebaran populasi urban di seluruh


dunia untuk memperingati Hari Kota. Penelitian ini dilakukan di Asia, Afrika, Eropa,
Amerika Utara dan Amerika Latin. Hasilnya, penduduk kota di Asia kini mencapai
51.1%, meningkat drastis dibanding tahun 1950 di mana hanya 17.5% dari total
populasi yang tinggal di kota. Secara keseluruhan, data ini menunjukkan 56.2%
populasi dunia kini tinggal di daerah perkotaan.
1. ASPEK PRODUKSI dan KONSUMSI BERKELANJUTAN
Penggunaan produk dan jasa yang memenuhi
kebutuhan dasar dan membawa kualitas hidup lebih
baik sembari meminimalisasi penggunaan sumber daya
alam, material beracun, emisi gas dan polutan dalam
siklus hidup produk dan jasa tersebut. Dengan begitu,
kita tidak membahayakan kebutuhan generasi
mendatang. – Oslo, 94

1. Memisahkan degradasi lingkungan dari


pertumbuhan ekonomi
2. Menerapkan pola pikir melingkar
3. Mengambil peluang untuk negara
berkembang
2. SUSTAINABLE NEIGHBORHOOD
Konsep sustainable neighborhood merupakan
konsep (pengembangan kota) yang melibatkan
pengembangan peran komunitas/masyarakat
setempat dengan mempertimbangkan tiga pilar
penghubung dalam keberlanjutan yaitu,
lingkungan, sosial dan ekonomi secara seimbang
(Churchill & Baetz, 1999).
Selain melibatkan pengembangan peran
komunitas/masyarakat. sustainable neighborhood
adalah bentuk nyata dari lingkungan yang
tradisional dalam artian dapat memenuhi
kebutuhan yang sama untuk perumahan, tempat
kerja, belanja. dan fasilitas umum lainya dalam
bentuk yang lengkap - Douglas Fair
3. TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
Transportasi berkelanjutan merujuk pada
moda transportasi rendah emisi sampai nol
emisi, hemat energi, dan terjangkau, juga
termasuk di-dalamnya : kendaraan listrik
dan bahan bakar alternatif, serta bahan
bakar domestik.
Peran transportasi dalam pembangunan
berkelanjutan pertama kali diakui pada the
1992 United Nation’s Earth Summit dan
diperkuat dalam dokumen hasilnya –
Agenda 21.
4. WALKABLE CITY
Dalam upaya mewujudkan walkable city,
peningkatan kualitas ruang-ruang publik seperti
jalur jalan/pedestrian dan taman kota perlu
mendapat perhatian. Selain itu masalah
pengelolaan sampah juga perlu mendapat
perhatian agar tidak menimbulkan masalah di
ruang publik di perkotaan.
- Penyediaan Jalur pejalan kaki
- Penyediaan taman kota
KOTA DENGAN KONSEP BERKELANJUTAN
KOPENHAGEN DENMARK
• Memiliki target akan menjadi Kota
bebas emisi karbon di tahun 2025
• Mengkonversi sampah menjadi
energi
• BUS beralih ke tenaga listrik dari
bahan bakar diesel.
• Jalanan didominasi oleh sepeda
KOTA DENGAN KONSEP BERKELANJUTAN
VANCOUVER, KANADA
• Menghasilkan emisi karbon paling
minim dari semua kota di Amerika
Utara
• Tahun 2007, 27% dari total energi
yang dipasok ke kota berasal dari
sumber terbarukan, kemudian
meningkat 30% di tahun 2016
• Menerapkan konsep Zero Waste
• Mendukung gerakan transportasi
berkelanjutan
KOTA DENGAN KONSEP BERKELANJUTAN
LONDON
• Memiliki sistem Teknologi
pelayanan masyarakat
• Menggunakan ERP (Electronic
Road Pricing)
• Sejak 2006 kami telah
mengurangi emisi karbon sebesar
53 persen.
• menjadi kota tuan rumah untuk
Ecocity World Summit pada 6-8
Juni 2023
Urbanisasi merupakan suatu refleksi adanya perbedaan pertumbuhan dan
ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara suatu daerah dengan daerah
yang lainnya. Dalam hal ini antara wilayah pedesaan dengan wilayah perkotaan
yang mendorong pergerakan penduduk., dan sering kali menimbulkan masalah
sosial sebagai dampak negatifnya.
Peningkatan jumlah penduduk di kota, pengangguran, peningkatan tuna wisma
dan tumbuhnya permukiman kumuh, peningkatan kemacetan dan kecelakaan
lalu lintas, peningkatan kriminalitas, overpopulation, dan pembengkakan kota
(urban sprawl) merupakan dampak sosial urbanisasi di kota besar.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengendalikan urbanisasi yaitu
meningkatkan pembangunan dengan menggunakan pendekatan yang
menyentuh langsung kebutuhan masyarakat desa, pemerataan dan penyebaran
pembangunan sampai pelosok desa, membangun sarana transportasi antar
daerah, desentralisasi industri ke desa, dan modernisasi pedesaan
MENGAPA INDONESIA PERLU MENERAPKAN KONSEP
KOTA BERKELANJUTAN?
wilayah perkotaan merupakan engine of growth hingga mencapai 74 persen dari
kontribusi PDRB Nasional. Maka dari itu, akumulasi dari pertumbuhan ekonomi di
masing-masing wilayah perkotaan merupakan penyumbang pertumbuhan
ekonomi nasional.
Porsi terbesar (90%) dari produksi emisi Indonesia bersumber dari emisi energi dan
pemakaian lahan, sehingga sektor ini menjadi prioritas upaya pencapaian nol emisi
saat ini. Efisiensi energi ditingkatkan dari 1% menjadi 6,5% pada tahun 2030. Juga
dengan penambahan restorasi lahan gambut 300.000 Hektar per tahun serta
menambah reforestasi 250.000 hektar per tahun
berdasarkan survey Castrol Magnatec Stop-Start Index menunjukan bahwa Jakarta
menempati posisi kota termacet di dunia dan ditambah lagi dengan masalah
lainnya.
GAGASAN IBU KOTA BARU
Tahun 2019 Presiden Joko Widodo
mencanangkan perpindahan ibukota
Indonesia dari Jakarta ke dua
kabupaten di Kalimantan Timur, yaitu
di Kabupaten Penajam Paser Utara
dan sebagian di Kabupaten Kutai
Kertanegara. Atas alasan konversi
lahan dan penduduk pulau Jawa yang
terlalu padat, Kalimantan dipilih
sebagai rencana pembangunan
ibukota baru.
REFERENCE
A. Towards a Better Understanding of the Relationship between Individual’s Self-Reported Connection to Nature, Personal Well-Being and Environmental Awareness, 2019, Journal of Sustainability
B. Air quality, human behavior and urban park visit: A case study in Beijing, 2019, Journal of Cleaner Production
C. An exploratory study of perceived safety in a neighborhood park using immersive virtual environments, 2018, Urban forestry and urban greening
D. The Human Relation With Nature and Technological Nature, 2009,
E. Connecting People with Nature: Urban Park and Human Well-being, 2016, social and behavioral sciences
F. Park use is associated with less sedentary time among low-income parents and their preschool child: The NET-Works study, preventive medicine reports
G. Effect of frequency and mode of contact with nature on children's self-reported ecological behaviors, 2015, environmental physicological
H. What are the Benefits of Interacting with Nature? , 2013, Environmental research and Public health
I. Walking the walk: The association between community environmentalism and green travel behavior, 2009, Journal of the American Planning Association
J. What is the best dose of nature and green exercise for improving mental health- A multi-study analysis, 2010, Environmental Science and Technology
K. Sustainable Living and Co-Housing : Evidence from a Case Study of Eco-Villages, 2019, Built environment
L. From energy efficiency to integrated sustainability in housing development in China : a case study in a hot-summer / cold-winter zone in China, 2019, Journal of Housing and the Built
Environment,
M. Assessing the Environmental Quality Resulting from Damages to Human-Nature Interactions Caused by Population Increase : A Systems Thinking Approach, 2019, Journal of sustainability
N. Linked references are available on JSTOR for this article : Assessing housing quality and its impact on health , safety and sustainability,2019, Journal of Epidemiology and Community Health
O. Sustainability for whom?, 2019, American Society for Engineering Education
P. Fostering Sustainable Behavior Through Design : A Study of the Social , Psychological , and Physical Influences of the Built Environment, 2014, Architectural Engineering Commons, and the
Environmental Design Commons
Q. Environmental Behavior and Water Saving in Spanish Housing, 2011
R. Understanding pro-environmental workplace behavior : a comparative study,2019, journal of architecture
S. The development of children ’ s environmental attitude and behavior, 2019, global environmental change
T. Resources , Conservation & Recycling What influences an individual ’ s pro-environmental behavior ? A literature review, 2019, Resources, Conservation & Recycling
U. “Our Common Future: Report of the World Commission on Environment and Develop- ment”. UN Documents. n.d. Web. Retriev ed 27 June 2013. < http://www.un-documents. net/ocf-02.htm>
V. Horton, Jocelyn ed. “Mad About ... Tropical Rainforests.” Friends of the Earth. Jan 2003. Web. Retrieved 27 June 2013. < http://www.foe.co.uk/resource/factsheets/rainforest_mad_ about.pdf>
W. United Nations General Assembly “48. Sustainable development: managing and protect- ing our common environment “2005 World Summit Outcome. 24 October 2005. Web. Retrieved 27 June
2013. < http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N05/487/60/ PDF/N0548760.pdf?OpenElement>
X. https://bpiw.pu.go.id/article/detail/kota-berkelanjutan-dinilai-solusi-masa-depan-dalam-menghadapi-meningkatnya-urbanisasi
TUGAS INDIVIDU :

Kuis langsung scan barcode,


Silahkan kerjakan sebelum hari ini
9 mei 2023 jam 23.59.
Setelah itu link akan tertutup ☺
TUGAS KELOMPOK :
Tugas dikerjakan berkelompok
1. Berikan contoh dari kota yang mengalami urban sprawl, jelaskan dari segi
penyebaran penduduknya, dan secara arsitektur kota berkelanjutan – Jelaskan
apa saja aspek yang membuat mereka disebut melakukan urban sprawl
(lengkapi dengan gambar) buat 1 contoh kota di Indonesia, dan 1 contoh kota
selain Indonesia : pastikan tidak sama satu kelompok dengan yang lain
2. Berikan contoh kota berkelanjutan masing-masing kelompok bahas 2 kota.
Bahas dengan lengkap, dan sertakan gambar.
3. Sampaikan statement kelompok, apa peran arsitek dalam membangun kota
berkelanjutan, dan bagaimana cara melakukannya.
PRESENTASI DILAKUKAN MINGGU DEPAN, urutan kelompok ditentukan H-1

Anda mungkin juga menyukai