Anda di halaman 1dari 23

RANGKA BANGUNAN DAN

TANGGA
KULIAH 11
Dosen : SRIUMIATI MT
RANGKA BANGUNAN

 Rangka bangunan adalah bagian dari


elemen bangunan yang menguatkan
berdirinya bangunan, memikul beban
 Rangka bangunan untuk bangunan
tembok, terbuat dari beton bertulang
sehingga mampu memikul beban
bangunan yang besar.
 Rangka terdiri atas:
1.KOLOM
a). Kolom Utama
b) Kolom Praktis.
2.Sloof.
3.Balok Lantai dan pelat lantai.
4.Ring balk.
Kolom dan Sloef
Kolom
Adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban diatasnya.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Kolom terdiri atas kolom utama dan kolom praktis
 Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya memikul beban yang berada
diatasnya. Kolom utama harus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,
letak kolom-kolom utama tidak boleh bergeser dari lantai dibawahnya.
Ukuran kolom diatas boleh makin kecil akibat beban yang makin kecil pula
 Kolom Praktis: Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil.
Kolom praktis dipasang maksimum setiap 9 m2 luas tembok, atau pada
pertemuan pasangan bata, Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton
4 d 10 begel d8-20.
Sloof
adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terleta diatas pondasi yang
menahan beban dari struktur yang berada di atasnya
Sloof terdiri dari sloof utama dan sloof praktis.
 Sloof utama yaitu sloof yang menghubungkan antar kolom utama,
 sloof praktis adalah sloof yang menghubungkan kolom praktis.
Pelat Lantai
• Pelat lantai beton bertulang adalah struktur tipis yang terbuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja
tegak lurus pada struktur tersebut.

• Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada bangunan
gedung, pelat ini juga berfungsi sebagai unsur pengaku horizontal yaitu
sebagai pengaku kolom.

• Pelat beton bertulang banyak digunakan, baik sebagai lantai bangunan,


lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga.

• Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban


gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup).
TUMPUAN PELAT
• Terjepit

Bila pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok cukup
besar, sehingga cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.

• Terletak bebas

Bila pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau diatas tembok. Pelat dan balok
tidak dicor bersama-sama.
TYPE PELAT
1. Pelat dengan Balok
Lantai
 Pelat ditumpu oleh balok yang
berupa balok induk dan dibantu
oleh balok anak sesuai bentuk dan
bentangan pelat pada perencanaan
denah

 Minimal tebal pelat lantai adalah


12cm. Untuk bentangan pelat max
4,8 m. Plat atap 7 cm dengan
tulangan baja diameter 8 mm.
Balok dan Pelat Lantai
Balok
Merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai
tempat dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas
Fungsinya memikul Pelat Lantai.dan selanjutnya
menyalurkan beban tersebut ke Pondasi melalui Kolom
Balok dibedakan atas balok induk dan balok anak.
 Balok Induk adalah balok utama yang bertumpu
langsung pada kolom,
 Balok Anak adalah balok yang bertumpu pada
balok induk.
Dimensi balok secara sederhana dapat di perkirakan
sebagai berikut:
 Tinggi balok sekitar 1/12 s/d 1/10 bentang.
 Tinggi balok dihitung dari tepi atas pelat sampai
tepi bawah balok.
 Lebar balok berkisar antara (1/2 s/d 2/3) x tinggi
balok.
 Tebal pelat lantai minimal adalah 12 cm. Plat atap
7 cm .
Sistem Pelat-Balok
• Sistem pelat-balok merupakan sistem yang paling
banyak digunakan dan bersifat kokoh.
• Sistem pelat-balok terdiri dari pelat yang ditumpu
balok-balok, dan balok-balok ditumpu oleh kolom.
Tebal pelat tergantung aspek keamanan struktur, jarak
balok-balok dan beban yang bekerja.
Sistem perencanaan tulangan terbagi dua yaitu:
• Pelat satu arah dengan tulangan pokok satu arah atau
disebut pelat satu arah
• Pelat dua arah dengan tulangan pokok dua arah atau
disebut pelat dua arah
Penulangan Pelat Satu Arah
Konstruksi pelat satu arah.
 Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini dibuat bila
perbandingan panjang pelat : lebar pelat > 1.5, sehingga
beban lantai akan tertumpu pada dua sisi saja.
 Momen lentur hanya bekerja pada 1 arah, yaitu searah
bentang yang terpendek. Maka tulangan pokok juga
dipasang 1 arah yang searah bentang terpendek tersebut.
 Agar kedudukan tulangan pokok terutama pada saat
pengecoran beton tidak berubah maka harus dipasang pula
tulangan tambahan yang disebut sebagai tulangan bagi yang
arahnya tegak lurus. kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat tulangan.
Penulangan pelat 2 arah
 Konstruksi pelat 2 arah.
Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini dibuat bila pelat
ditumpu oleh empat sisi balok yang saling sejajar dan
perbandingan panjang dan lebar mendekati perbandingan 1:1
 Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah
dengan bentang (lx) dan bentang (ly), maka tulangan pokok
juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak lurus
(bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan lagi.
Penyaluran Beban
 Pada pelat satu arah beban lantai
akan disalurkan ke satu arah atau
pada arah dua sisinya. Tulangan
pokok pada bentangan terpendek.
 Pada pelat dua arah beban lantai
akan disalurkan ke dua arah atau
kearah empat sisinya.
TWO WAY SLAB

Two way slab. Lantai dua arah L1/L2 mendekati bujur sangkar 1:1
Dapat digunakan untuk bentangan 6 meter hingga 7,5 meter.
Dengan ketebalan lantai 15 cm.
Untuk bentangan 7,2 meter tebal plat sekitar 15 cm . Balok 40/50
PELAT BERUSUK SATU ARAH
Digunakan untuk bangunan beban
ringan hingga sedang.
Bentangan jarak kolom 9 – 12 meter.
 Jarak rusuk 60 - 75 cm. tebal rusuk
30 cm – 45 cm.
Tebal pelat 6.5 cm .
PELAT BERUSUK DUA ARAH/ GRID

Penggunaan untuk gedung beban


sedang seperti perkantoran.
dapat digunakan bentangan yang
lebih besar. L = 10 -15 m.
Tebal d 60 – 90 cm
Ketebalan lantai 6.5 – 12 cm.
Waffle slab dapat menahan geser
yang lebih besar.
Slab with Drop Panels

lantai dua arah yang didukung oleh kolom dengan


drop panil tanpa balok. Bentang 6- 9m.
Dengan tebal pelat sekitar 15- 20 cm.
Ketebalan drop panels sekitar 35 – 55 cm
Tangga:
Fungsi tangga
Tangga merupakan jalur penghubung antara satu lantai dengan lantai
diatasnya.
Merencanakan tangga untuk bangunan bertingkat rendah sebaiknya sudah
memperhitungkan kemudahan exit pada saat terjadi kebakaran:
 Penempatan tangga harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian.
 Fungsi tangga juga harus dipertimbangkan terutama jika terjadi bahaya
kebakaran.
• Jarak maksimum dari setiap titik pada ruang efektif menuju tangga 25
meter.
• Lebar tangga untuk fasilitas umum, minimum 1.2 meter.
• Lebar minimum injakan tangga 28 cm dan tinggi maksimum anak tangga
20 cm.
• Harus dilengkapi dengan pegangan tangga.
• Lebar bordes sama dengan lebar tangga.
• Untuk bangunan umum tidak boleh memakai tangga putar.
Bagian-Bagian Tangga
1. Pondasi tangga:
Sebagai tumpuan tangga agar tidak mengalami
penurunan atau pergeseran dipasang dibawah
pangkal tangga dari pasangan batu kali, atau beton
bertulang. Tangga dapat pula ditumpukan ke sloof.
2. Bordes:
Lantai jalan datar diantara anak tangga sebagai
tempat beristirahat sejenak. Lebar bordes sama
dengan lebar tangga.
3. Anak tangga:
Tempat pijakan kaki, dibuat dengan jarak lebar dan
tinggi yang sama agar enak melangkah.
Lebar tangga :
Untuk rumah tinggal lebar antara 80-100cm.
Bangunan umum, lebar antara 120 - 200 cm.
4. Ibu tangga:
Merupakan bagian dari tangga yang mendukung
anak tangga.
5. Pagar tangga/pegangan tangga:
Diletakkan pada sisi tangga diatas ibu tangga
untuk menghindari orang jatuh.
Bentuk-Bentuk Tangga
 Bentuk Tangga:
1. Tangga lurus.
2. Tangga bentuk U
3. Tangga lengkung.
4. Tangga siku atau bentuk L
5. Tangga lingkar.

·
Ukuran tangga
Lebar anak tangga:
 Untuk rumah tinggal lebar tangga bisa diperhitungkan untuk satu
orang berjalan ditambah dengan membawa barang 100 cm.
 Kemiringan tangga tidak boleh terlalu curam, atau terlalu landai agar
mudah untuk dijalani. Kemiringan tangga berkisar 300 s/d 380
Contoh Perhitungan Tangga
Rumus untuk anak tangga :
2R + T = 60 - 65 cm
R = tinggi tanjakan anak tangga
T = lebar injakan anak tangga
Rumus diatas didasarkan pada:
- Satu langkah arah datar orang dewasa sekitar 60 – 65 cm.
- Tenaga yang dibutuhkan untuk melangkah naik
diperlukan
tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar
Contoh menghitung ukuran pada tabel disamping, ukuran
dalam inci
1. R = 6 inci = 15,24 cm . T = 13,5 inci = 34,2 cm
2R + T = 2(15,24)cm + 34,2 cm= 64,68cm < 65 cm
2. R = 7 inci = 17,78 cm T = 11 inci = 27,94 cm
2R + T = 2(17,78)cm + 27,94 cm = 63,5 cm < 65 cm
3. R = 7,5 inci = 19,05 cm T = 10 inci = 25,4 cm
2R + T = 63,5 <65 cm dan seterusnya
Bila R diperbesar, T diperkecil atau sebaliknya . Max 2R +T
CONTOH PERHITUNGAN TANGGA
Misalnya R =18 cm T adalah:
2R + T = 60 - 65
2(18 ) cm + T = 60-65 cm
T = 65 cm – 36 cm = 29 cm

Bila direncanakan diperkiraan, Lantai ke lantai adalah 4 meter.


Hitung jumlah anak tangga
R anak tangga 18 cm
Jumlah anak tangga adalah:
400 cm : 18 cm = 22,2 anak tangga .
R anak tangga harus sama.
Jumlah anah tangga = 22 buah anak tangga .
Peil lantai dua adalah
22 x 18 cm adalah 3.96 m.
Tak perlu harus 4 meter.
R =18 cm T: adalah
2 (18 ) cm + T = 60-65 cm  T = 63 cm –
36 cm = 27 cm.

Untuk menggenapkan injakan kaki 30 cm


ukuran telapak kaki dewasa sisi anak
tangga bisa dimiringkan 2,5 cm, max 3
cm
Tumpuan Anak Tangga
Tumpuan Anak Tangga.
Anak tangga harus punya
tumpuan untuk
perletakannya, yaitu pada
tumpuan atas , dan
tumpuan bawah.
Tumpuan atas tangga
ditumpukan ke balok
lantai ( lihat gambar)
Tumpuan bawah ,
bertumpu pada pondasi
tangga atau sloef.

Anda mungkin juga menyukai