Anda di halaman 1dari 20

BAB I

TEORI DASAR

1.1. Pengertian Logam


Logam adalah sebuah unsur kimia yang memiliki sifat yang kuat, liat, keras
dan mampu menghantarkan listrik atau energi panas. Logam juga memiliki
titik cair yang tinggi. Selain itu, logam berasal dari bijih logam dan untuk
mendapatkannya dengan cara penambangan. Umumnya, hanya dilakukan
dan dicari di dalam bumi baik yang murni ataupun yang memiliki campuran
logam. Bijih logam ditemukan dalam keadaan murni contoh seperti emas,
perak, platina. Selain itu, juga ada yang bercampur dengan unsur-unsur lain
seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, tanah dan pasir.
Kata logam itu sendiri berasal kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
matallon, yang berarti bahwa suatu unsur kimia yang siap bergabung
menjadi ion. Kemudian, memiliki suatu ikatan logam dan dianggap sebuah
logam mirip dengan kaiton yang ada di bawah elektron.

1.2. Unsur-Unsur Logam

a. Unsur Logam
Pada unsur ini, material bahan bersifat sangat mengkilap dan mampu
menjadi penghantar listrik dan panas yang baik. Untuk logam umumnya
akan berbentuk padat pada tekanan dan suhu yang normal kecuali
menggunakan air raksa. Pada dasarnya, logam sangat mudah untuk
ditempa hal ini yang memudahkan untuk dijadikan berbagai benda.

Untuk jenis unsur logam seperti aluminium (Al), besi (Fe), Emas (Au), Barium
(Ba), Kalsium (Ca), Kalium (K), Kromium (Cr), Nikel (N), Natrium (Na),
Mangan (Mn) dan Magnesium (Mg).

b. Unsur Non Logam


Pada unsur ini, logam tidak memiliki sedikitpun sifat logam.
Kebanyakan unsur non logam ini memiliki ciri fisik dan bentuk yang
berbeda satu sama lainnya. Umumnya unsur non logam berbentuk gas
seperti layaknya oksigen. Ada yang berwujud cair seperti bromin. Selain itu,
ketika unsur non logam berwujud padat maka teksturnya getas dan keras .
Untuk jenis unsur non logam seperti Oksigen (O), Iodin (I), Silikon (Si), Neon
(Ne), Nitrogen (N), Karbon (c), Klorin (Ci), Helium (He), Hidrogen (H),
Fosforus (P), Fluorin (F), belerang (S) dan Bromin (Br

1
c. Unsur Semi Logam
Tak hanya ada unsur logam dan non logam, satu unsur lainnya yaitu
semi logam. Unsur ini pada umumnya masih memiliki sedikit sifat
logam yang dikenal dengan metaloid. Pada unsur ini, biasanya memiliki
sifat semi konduktor yang mana tidak dapat menghantarkan listrik
pada suhu yang rendah. Namun, akan menjadi sangat baik apabila
berada pada suhu yang lebih tinggi.

Untuk jenis unsur semi logam sendiri terdiri dari telurium (Te),
Polonium (Po), Antimon (Sb), Germanium (Ge), Arsen (As), Silikon (Si)
dan Boron (B).

1.3. Sifat yang terdapat pada Logam


Menurut sifatnya, logam dibagi menjadi dua yaitu logam dan non logam.
Sifat logam tentunya memiliki berbagai keistimewaan yang telah mendasar
kecuali raksa. Sesuai dengan konfigurasi elektron, sifat logam cenderung
melepas elektron. Berbeda dengan sifat non logam yang lebih cenderung
menangkap logam.

Berikut adalah sifat-sifat yang mendasar pada berbagai jenis logam seperti :

a. Memiliki Tingkat Kekuatan dan Kekerasan Berbeda


Tiap jenis logam umumnya memiliki tingkat kekerasan yang berbeda.
Umumnya, kekerasannya dapat ditingkatkan dengan mencampur logam
lainnya. Perlu diketahui bahwa logam dikenal sangat kuat. Hanya saja tidak
dengan air raksa.

b. Dapat dengan Mudah untuk Ditempa


Logam memiliki sifat mudah untuk dibentuk dengan cara ditempa dan
direnggangkan. Adanya sebuah elektron valensi membuat logam menjadi
mudah bergerak dalam kristal. Sesuai dengan sifatnya, logam mampu
ditempa menjadi lempeng tipis dan bila ditarik dapat juga untuk
dibengkokkan.

c. Menjadi Sebuah Konduktor Listrik yang Baik


Mampu menjadi penghantar daya listrik yang baik. Bila suatu logam
dialirkan listrik akan elektronnya akan membawa suatu muatan valensi ke
seluruh bagian logam. Sehingga mampu menimbulkan aliran listrik dalam
logam.

2
d. Mampu Menghantarkan Panas
Elektron valensi yang bergerak bebas dapat menyebabkan logam
menjadi penghantar panas yang baik. Apabila suatu jenis logam, satu
sisinya dipanaskan, maka elektron yang ada akan menerima panas.
Sehingga mampu menyebabkan logam menjadi penghantar listrik. Semakin
energi kinetiknya bertambah dan bergerak dengan cepat maka akan
semakin baik.

 Pada tipe a, menunjukkan struktur kubus sederhana. (sc = simple cubic).


 Tipe b, menunjukkan struktur berpusat tubuh. (bcc = body centered cubic).
 Sedangkan tipe c, struktur berpusat muka.(fcc = face centered cubic).

1.4. Klasifikasi Jenis Logam


Seperti yang diketahui bahwa logam juga terdiri dari berbagai banyak jenis.
Oleh sebab itu, banyak penggolongan sesuai dengan ciri fisik atau bahkan
bahan dasarnya. Dalam klasifikasinya, logam dikelompokkan secara umum
dan sesuai dengan bahan dasarnya.

a. Logam Berat
Dalam kelompok logam berat, secara umum berasal dari logam secara
seluruhnya. Sebagai contohnya adalah logam berupa nikel, besi, krom,
timah, tembaga, seng timah hitam dan juga putih serta masih ada banyak
yang lainya.

b. Logam Ringan
Dalam kelompok logam ringan, tersusun dari logam juga hanya saja
tidak tersusun sepenuhnya atau juga bisa dikatakan bahwa logam
penyusunnya ringan. Contoh dari logam ringan ini seperti magnesium,
aluminium, titanium, kalsium, natrium, barium dan kalium.

c. Logam Tahan Api


Adapun yang dimaksud dengan logam tahan api adalah jenis logam ini
mampu menahan atau mampu tahan terhadap api dengan kisaran suhu
tertentu. Contohnya dari logam tahan api ini adalah titanium, zirkonium,
wolfram, dan molibden.

d. Logam Mulia
Terakhir adalah logam mulia, biasanya jenis logam ini sering dipakai dan
digunakan untuk perhiasan atau peralatan lainnya. tak hanya itu untuk jenis logam

3
mulia ini biasanya berikan harga yang cukup mahal. Contoh dari logam mulia ini
adalah emas, platina, dan perak.

1.5. Pengelompokkan Logam Berdasarkan Bahan Dasarnya


Pengelompokkan logam dari bahan dasar penyusunnya terbagi menjadi
dua kelompok, Umumnya suatu jenis logam tersusun dari besi ataupun non besi.
Simak penjelasannya dibawah ini:

a. Logam Besi (Ferrous)

Jenis logam yang paduannya terdiri dari bahan penyusunnya berupa


campuran unsur karbon dengan besi. Untuk jenis logamnya berupa besi
tuang, besi tempa, baja karbon sedang dan tinggi, baja lunak dan baja
karbon campuran.

b. Logam Non Besi (Non Ferrous)

Jenis logam non besi ini memiliki paduan atau campuran yang
mengandung Fe. Dalam logam ini antara lain alumunium, tembaga, timbel
dan timah.

1.6. Contoh Jenis Logam dan Fungsinya


Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa logam memiliki banyak
sekali jenis dan juga pengelompokannya, maka tak heran jika logam
merupakan unsur yang memiliki jumlah yang paling banyak di bumi.
Namun setiap jenis logam memiliki kegunaannya masing-masing. Berikut
ini adalah beberapa jenis logam yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah:

1. Seng
Seng adalah logam yang memiliki warna putih kebiruan, dimana berasal
dari sebuah mineral sfalerit. Biasanya, seng digunakan untuk melapisi besi
agar tidak mudah berkarat atau galvanisasi. Selain itu, seng juga bisa
digunakan untuk baterai listrik.
2. Tembaga
Tembaga merupakan logam yang memiliki ciri khas dengan warnanya
yang kemerah-merahan. Selain itu, logam ini sangat mudah dibentuk.
Umumnya, digunakan untuk membuat kabel listrik, aloi kuningan,
perunggu, kupronikel dan tangki air panas.
3. Solder

4
Solder adalah salah satu jenis aloi dari timah dan timbal. Terkenal
dengan titik lebur yang sangat rendah. Biasanya, digunakan untuk
menyambungkan kabel untuk suatu barang elektronik.
4. Raksa
Raksa adalah logam yang memiliki bentuk yang cair tetapi juga berat.
Raksa memiliki warna putih keperakan dan tak lupa raksa ini termasuk zat
yang beracun. Raksa umumnya dipakai pada sebuah termometer dan
beberapa bahan peledak.
5. Platina
Platina adalah logam yang memiliki warna putih keperakan. Selain itu,
platina sangat mudah untuk dibentuk-bentuk. Platina sering dimanfaatkan
untuk membuat sebuah perhiasan, barang-barang elektronik atau juga
dapat menjadi katalisator.
6. Plutonium
Selanjutnya, ada logam radioaktif yaitu plutonium, yang mana
dihasilkan dari suatu proses uranium pada sebuah reaktor nuklir. Umumnya,
plutonium digunakan untuk membuat sebuah senjata nuklir.
7. Titanium
Selanjutnya adalah titanium, titanium termasuk ke dalam jenis logam
yang kuat, yang mana memiliki ciri khas berupa warna putih dan sangat
mudah untuk dibentuk. Titanium ini sangat tahan terhadap korosi. Biasanya
titanium digunakan untuk aloi pada pesawat luar angkasa, kerangka sepeda
dan pesawat terbang.
8. Timah
Timah merupakan suatu logam lunak, yang mana sangat mudah untuk
dibentuk dan memiliki warna putih keperakan. Timah sering dipakai untuk
menyepuh sebuah baja dan menghentikan sebuah korosi pada aloi
perunggu.
9. Timbal
Timbal adalah jenis logam berat yang memiliki warna biru keputihan
dan mudah untuk dibentuk. Untuk timbal sendiri termasuk jenis yang
beracun. Biasanya, timbal digunakan untuk baterai, atap, dan perisai radiasi.
10. Alumunium
Aluminium mempunyai ciri fisik berupa warnanya yang putih keperak-
perakan, sangat ringan dan juga tahan terhadap korosi. Alumunium ini
berasal dari sebuah bijih bauksit yang didapat dari proses elektrolisis.
Aluminium sering dipakai untuk kabel listrik di udara, kapal, pesawat
terbang, mobil dan botol minuman kaleng.
11. Besi

5
Selanjutnya adalah besi, jenis logam ini memiliki ciri fisik berupa
warnanya abu keputihan. Besi dihasilkan dari sebuah proses peleburan bijih
hematit. Besi umumnya dimanfaatkan untuk bangunan dan aloi baja.
12. Baja
Baja merupakan logam yang sangat banyak digunakan dan berperan
penting dalam sektor industri. Hal ini karena pada penyusunan baja terdiri
dari aloi besi dan karbon yang mana kedua bahan tersebut sering
dibutuhkan dalam perindustrian.
13. Emas
Emas adalah logam yang termasuk logam mulia, emas memiliki sifat
yang sangat lunak dan memiliki warna kuning terang. Pastinya grameds
sudah tahu bahwa emas sering dimanfaatkan untuk suatu perhiasan dan
alat elektronik.
14. Kalium
Kalium ini termasuk dalam logam ringan dimana memiliki ciri fisik
berupa warna keperakan dan sangat reaktif dengan bahan atau unsur
lainnya. Kalium umumnya digunakan untuk campuran pupuk kimia dan dapat
digunakan untuk pembuatan kaca.
15. Kalsium
Kalsium memiliki warna putih keperakan dan termasuk dalam logam
yang sangat mudah untuk dibentuk. Dalam penggunaannya sendiri,
kalsium biasa dipakai untuk membuat semen atau baja dengan kualitas
yang tinggi.
16. Magnesium
Magnesium sendiri termasuk dalam jenis logam yang ringan.
Magnesium memiliki warna perak keputihan dan jika dibakar akan
menimbulkan api putih yang terang. Magnesium sering dipakai untuk suar
penyelamatan dan pembuatan kembang api.
17. Kromium
Logam yang satu ini memiliki warna abu-abu dan sifatnya adalah
sangat keras. Kromium bisa digunakan akan menimbulkan warna yang
mengkilap. Kromium juga sering dipakai untuk membuat baja yang tahan
karat serta dapat melapisi berbagai logam lainnya.
18. Kupronikel
Kupronikel merupakan salah satu jenis aloi yang terbuat dari tembaga
serta nikel. Kupronikel dipakai dan dimanfaatkan untuk membuat uang
logam.
19. Perak
Perak adalah logam yang sangat mudah untuk dibentuk dan memiliki
warna putih abu-abu. Perak juga mampu menjadi konduktor panas dan

6
listrik yang baik. Perak juga sering dipakai untuk membuat perhiasan dan
peralatan fotografi.
20. Perunggu
Perunggu berasal dari sebuah aloi tembaga dan timah yang sudah ada
sejak zaman dahulu. Perunggu terkenal dengan sifatnya yang tahan
terhadap korosi dan sangat mudah untuk dibentuk. Perunggu biasanya
dipakai untuk membuat uang logam yang bernilai rendah.
21. Kuningan
Kuningan termasuk salah satu jenis aloi, yang mana terbuat dari
tembaga dan seng. Kuningan biasanya digunakan untuk barang hiasan, alat
musik, paku-pakuan dan sekrup.
22. Wolfram
Wolfram adalah logam yang keras, yang mana memiliki warna abu-abu
keputihan. Wolfram juga sering dipakai untuk filamen lampu, barang
elektronik atau bahkan sebuah alat-alat pemotong yang tajam.
23. Natrium
Natrium merupakan logam yang sangat reaktif dan memiliki sifat yang
lunak serta warna putih keperakan. Natrium sering digunakan untuk lampu
jalanan dan dimanfaatkan pada sebuah industri kimia.
24. Uranium
Uranium adalah salah satu logam yang memiliki warna putih keperakan
dan termasuk dalam radioaktif. Uranium sendiri banyak dipakai untuk
tenaga nuklir atau bahkan senjata nuklir.
25. Vanadium
Vanadium termasuk dalam jenis logam yang keras dan beracun.
Vanadium sering dipakai untuk meningkatkan tingkat kekerasan pada aloi
baja. Selain itu, sering juga digunakan sebagai katalisator pembuatan asam
sulfat

1.7. Terbentuknya Logam dan Metalurgi


Terbentuknya logam dan metalurgi adalah dua konsep yang terkait erat
dalam konteks produksi dan pengolahan logam. Berikut ini penjelasan
tentang kedua konsep tersebut:

Terbentuknya Logam: Logam terbentuk melalui proses geologi yang


kompleks yang melibatkan pembentukan mineral dan deposit mineral
logam di dalam kerak bumi. Ada beberapa cara logam terbentuk:

Pembentukan Logam dalam Bumi: Logam dapat terbentuk melalui proses


geologi seperti proses vulkanik, pengendapan mineral dari larutan dalam

7
batuan yang terkristalisasi, atau penyebaran mineral logam di dalam batuan
terkait dengan proses magmatik, metamorfik, atau sedimen.

Depositi Mineral: Logam yang berharga sering ditemukan dalam bentuk


deposit mineral. Depositi mineral adalah konsentrasi tinggi mineral logam
dalam batuan atau endapan di bawah permukaan atau di permukaan bumi.
Contoh deposit mineral termasuk bijih besi, bijih tembaga, bijih emas, dan
banyak lagi. Penggalian dan ekstraksi bijih ini merupakan langkah awal
dalam proses metalurgi.

Metalurgi: Metalurgi adalah cabang ilmu dan teknik yang berkaitan dengan
ekstraksi, pemurnian, pengolahan, dan penggunaan logam. Proses
metalurgi melibatkan serangkaian langkah yang kompleks untuk mengubah
bijih logam menjadi logam yang siap digunakan. Proses metalurgi
umumnya mencakup:

Penambangan dan Ekstraksi: Bijih logam diekstraksi dari deposit mineral


melalui penambangan. Metode penambangan dapat bervariasi tergantung
pada jenis bijih dan karakteristik geologi. Penambangan dapat melibatkan
penggalian terbuka (open-pit mining) atau penambangan bawah tanah
(underground mining).

Pemrosesan Bijih: Bijih logam kemudian diolah untuk memisahkan logam


dari mineral non-logam dan bahan-bahan pengotor. Pemrosesan bijih
melibatkan langkah-langkah seperti penghancuran, penggilingan,
pengapungan (flotasi), pemisahan magnetik, dan proses kimia lainnya
untuk menghasilkan konsentrat bijih yang mengandung logam yang
diinginkan.

Pemurnian: Konsentrat bijih kemudian diolah lebih lanjut melalui proses


pemurnian untuk menghilangkan pengotor dan meningkatkan kemurnian
logam. Pemurnian dapat melibatkan proses seperti pemanggangan,
pemisahan elektrokimia, distilasi, atau metode lainnya untuk menghasilkan
logam murni yang diinginkan.

Pembentukan Logam: Setelah pemurnian, logam yang murni dapat


dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan melalui proses seperti
pengecoran, pemintalan, ekstrusi, forging, atau metode pembentukan
lainnya.

8
Penggunaan dan Aplikasi: Logam yang dihasilkan dari proses metalurgi
digunakan dalam berbagai aplikasi dan industri seperti konstruksi, otomotif,
elektronik, industri manufaktur, dan banyak lagi.

Metalurgi merupakan disiplin yang melibatkan pemahaman mendalam


tentang sifat-sifat logam, kimia, fisika, serta proses pengolahan dan
penggunaannya. Tujuan utama dari metalurgi adalah menghasilkan logam
dengan kualitas dan kemurnian tertentu untuk memenuhi kebutuhan
industri dan konsumen.

1.8. Kecendurangan Periodik Pada Sifat Logam


Terdapat beberapa kecenderungan periodik yang dapat diamati pada sifat
logam dalam Tabel Periodik. Beberapa kecenderungan tersebut meliputi:
Kecenderungan ukuran atom: Umumnya, ukuran atom logam cenderung
meningkat dari kiri ke kanan pada periode dalam Tabel Periodik. Hal ini
terjadi karena jumlah proton dan elektron di inti atom meningkat, sehingga
gaya tarik antara inti dan elektron menjadi lebih kuat, menyebabkan
peningkatan ukuran atom. Namun, saat bergerak dari atas ke bawah pada
golongan, ukuran atom cenderung meningkat karena penambahan lapisan
elektron baru.

Kecenderungan energi ionisasi: Energi ionisasi merupakan energi yang


diperlukan untuk menghapuskan satu elektron dari atom netral. Secara
umum, energi ionisasi logam cenderung menurun dari kiri ke kanan pada
periode dalam Tabel Periodik. Ini disebabkan oleh peningkatan muatan inti
yang menghasilkan gaya tarik elektrostatik yang lebih besar terhadap
elektron valensi, sehingga lebih sulit untuk menghapuskan elektron.
Namun, saat bergerak dari atas ke bawah pada golongan, energi ionisasi
cenderung menurun karena ukuran atom yang lebih besar dan peningkatan
jumlah lapisan elektron.

Kecenderungan afinitas elektron: Afinitas elektron menggambarkan energi


yang dilepaskan atau diserap saat satu elektron ditambahkan ke atom
netral. Secara umum, afinitas elektron logam cenderung rendah atau
bahkan negatif, yang berarti logam cenderung kehilangan elektron
daripada mendapatkannya. Logam cenderung menjadi kation dengan
menghilangkan satu atau beberapa elektron valensi. Namun, beberapa
logam transisi dalam blok d memiliki afinitas elektron positif, yang berarti
mereka cenderung menerima satu atau lebih elektron untuk membentuk
ion negatif.

9
Kecenderungan elektronegativitas: Elektronegativitas adalah kemampuan
suatu atom untuk menarik pasangan elektron dalam ikatan kimia. Secara
umum, logam cenderung memiliki elektronegativitas yang rendah, yang
berarti mereka cenderung melepaskan elektron dalam ikatan dengan unsur
non-logam untuk membentuk ikatan ionik. Logam alkali dan alkali tanah
cenderung memiliki elektronegativitas yang lebih rendah daripada logam
transisi.

1.9. Sifat Kovalen Ionik dari Ikatan Logam-Non Logam


Ikatan logam-nonlogam dapat memiliki sifat yang menunjukkan
karakteristik baik kovalen maupun ionik. Ini tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom logam dan nonlogam yang terlibat dalam
ikatan.

Dalam ikatan logam-nonlogam, atom logam cenderung memiliki


elektronegativitas yang lebih rendah daripada atom nonlogam. Hal ini
menyebabkan atom logam cenderung melepaskan elektron valensi mereka,
sehingga membentuk kation. Atom nonlogam, di sisi lain, cenderung
memiliki elektronegativitas yang lebih tinggi dan cenderung menarik
elektron, sehingga membentuk anion. Dalam ikatan ini, elektron valensi
yang dilepaskan oleh atom logam menjadi tersedia untuk dibagi atau
diterima oleh atom nonlogam.

Sifat kovalen dalam ikatan logam-nonlogam muncul ketika elektron-


elektron ini dibagi secara tidak merata antara atom logam dan nonlogam.
Terdapat delokalisasi elektron di dalam jaringan logam, di mana elektron-
elektron valensi tidak terikat secara kaku pada atom tunggal, tetapi mereka
dapat bergerak bebas di seluruh struktur kristal logam. Ini memberikan
konduktivitas listrik yang baik pada logam.

Sementara itu, sifat ionik dalam ikatan logam-nonlogam juga ada karena
adanya pemindahan elektron yang signifikan dari atom logam ke atom
nonlogam. Ini menghasilkan perbedaan muatan antara atom logam dan
nonlogam, sehingga membentuk ikatan ionik. Perbedaan muatan ini
menciptakan gaya tarik elektrostatik antara kation logam dan anion
nonlogam, yang menjaga struktur padat pada material logam-ionik.

Sebagai contoh, dalam ikatan logam-nonlogam seperti logam natrium


(Na) dan nonlogam klorin (Cl), atom natrium akan melepaskan satu elektron
valensi dan membentuk kation Na+, sedangkan atom klorin akan menerima
elektron tersebut dan membentuk anion Cl-. Ikatan yang terbentuk antara

10
Na+ dan Cl- adalah ikatan ionik, tetapi karena ada juga delokalisasi
elektron di dalam struktur logam natrium, sifat kovalen juga ada.

Secara umum, ikatan logam-nonlogam dapat memiliki karakteristik


kovalen dan ionik yang bervariasi tergantung pada perbedaan
elektronegativitas dan sifat kimia dari atom logam dan nonlogam yang
terlibat dalam ikatan.

1.10. Warna Senyawa Logam


Warna senyawa logam dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, termasuk konfigurasi elektron dan interaksi elektronik dalam
senyawa tersebut. Beberapa logam memiliki senyawa yang berwarna,
sementara yang lainnya cenderung tidak berwarna. Berikut adalah
beberapa contoh warna senyawa logam yang umum:

Logam Transisi:

Senyawa tembaga (Cu) sering kali memiliki warna biru atau hijau, terutama
pada senyawa kompleks seperti kompleks kuproin yang membentuk
dengan amonia.
Senyawa besi (Fe) dapat memiliki berbagai warna, seperti merah karat pada
senyawa oksida besi (rust), hijau pada senyawa ferri (Fe3+) dan biru pada
senyawa feri (Fe2+).
Senyawa kobalt (Co) sering kali berwarna merah muda, biru, atau hijau.
Senyawa mangan (Mn) sering kali berwarna ungu atau merah muda.
Senyawa kromium (Cr) dapat memiliki warna hijau, merah, atau kuning
tergantung pada keadaan oksidasi.
Logam Golongan Utama:

Senyawa natrium (Na) dan kalium (K) cenderung tidak berwarna, tetapi
senyawa mereka yang terhidrasi (dalam larutan) dapat memberikan warna
keberlian.
Senyawa logam alkali tanah seperti kalsium (Ca) dan stronsium (Sr)
cenderung tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa kompleks dapat
memberikan warna.
Logam Lainnya:

Senyawa perak (Ag) sering kali berwarna putih atau keperakan.


Senyawa emas (Au) sering kali berwarna kuning atau merah, terutama pada
senyawa kompleks emas.

11
1.11. Logam Alkali Tanah

Logam alkali tanah adalah kelompok logam yang terletak di kolom kedua
(grup 2) dalam tabel periodik unsur. Kelompok ini terdiri dari enam logam
alkali tanah yaitu:
1. Berilium (Be)
2. Magnesium (Mg)
3. Kalsium (Ca)
4. Stronsium (Sr)
5. Barium (Ba)
6. Radium (Ra)
Logam alkali tanah memiliki beberapa sifat umum, seperti memiliki sifat
logam seperti konduktivitas listrik yang tinggi, keuletan yang baik, dan titik
lebur dan titik didih yang relatif rendah. Mereka juga cenderung membentuk
ion dengan muatan positif +2 dengan mudah saat mereka kehilangan dua
elektron dalam reaksi kimia.
Beberapa sifat khas dari logam alkali tanah termasuk:
1. Kereaktifan: Logam alkali tanah sangat reaktif terhadap air dan oksigen
di udara. Ketika terpapar air, mereka dapat bereaksi dengan cara yang mirip
dengan logam alkali, menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida logam alkali
tanah.
2. Kepadatan: Logam alkali tanah umumnya memiliki kepadatan yang
rendah, kecuali berilium yang memiliki kepadatan yang lebih tinggi.
3. Kelembaman: Logam alkali tanah mudah ditempa dan dibentuk karena
keuletan yang baik. Magnesium, misalnya, sering digunakan dalam industri
sebagai bahan konstruksi ringan.
4. Warna nyala: Logam alkali tanah memberikan warna nyala yang khas
ketika terbakar. Kalsium, misalnya, memberikan warna jingga dalam nyala
api.
5. Kehadiran dalam alam: Beberapa logam alkali tanah, seperti
magnesium dan kalsium, umumnya ditemukan dalam jumlah besar dalam
kerak bumi dan juga ditemukan dalam berbagai mineral.
6. Penggunaan: Logam alkali tanah memiliki berbagai aplikasi. Beberapa
contoh penggunaannya termasuk magnesium yang digunakan dalam
industri otomotif dan aeronautika, kalsium yang digunakan dalam
pembuatan baja, dan barium yang digunakan dalam bidang radiologi.

1.12. Logam Golongan IIIA, IVA, VA

12
Logam golongan IIIA, IVA, dan VA merupakan kelompok logam dalam tabel
periodik unsur. Mari kita lihat lebih dekat logam yang termasuk dalam
setiap kelompok tersebut.

Logam Golongan IIIA (13):

Boron (B)
Aluminium (Al)
Gallium (Ga)
Indium (In)
Thallium (Tl)
Logam golongan IIIA umumnya memiliki sifat konduktivitas listrik dan
panas yang baik. Aluminium adalah logam yang paling terkenal dalam
kelompok ini. Ia memiliki kekuatan yang relatif tinggi, ringan, dan tahan
terhadap korosi, sehingga banyak digunakan dalam industri, konstruksi, dan
kemasan. Boron juga termasuk dalam logam golongan IIIA, namun memiliki
sifat semikonduktor daripada konduktor yang khas bagi logam.

Logam Golongan IVA (14):

Karbon (C)
Silikon (Si)
Germanium (Ge)
Timah (Sn)
Timbal (Pb)
Logam golongan IVA terdiri dari unsur-unsur yang memiliki sifat yang
beragam. Karbon, dalam bentuk yang berbeda, dapat berupa benda padat
seperti intan atau grafit, atau sebagai gas seperti karbon dioksida. Silikon
adalah elemen paling melimpah kedua dalam kerak bumi setelah oksigen
dan banyak digunakan dalam industri semikonduktor. Germanium juga
memiliki sifat semikonduktor dan pernah digunakan dalam perangkat
semikonduktor sebelum silikon menjadi lebih umum digunakan. Timah dan
timbal, meskipun bukan semikonduktor, memiliki berbagai aplikasi dalam
industri, termasuk dalam pembuatan logam campuran dan baterai.

Logam Golongan VA (15):

Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Arsen (As)
Antimon (Sb)
Bismut (Bi)

13
Logam golongan VA meliputi unsur-unsur yang memiliki sifat yang
beragam. Nitrogen adalah gas nonlogam yang melimpah di atmosfer dan
sangat penting dalam siklus nutrisi. Fosfor juga merupakan nonlogam yang
dapat ditemukan dalam berbagai senyawa organik dan anorganik, serta
merupakan unsur penting dalam biologi dan industri pupuk. Arsen,
antimon, dan bismut adalah logamoid yang umumnya digunakan dalam
berbagai aplikasi industri, termasuk dalam pembuatan bahan kimia, pelapis,
dan logam paduan.

14
BAB II
PENERAPAN DAN PROSES PRODUKSI

Proses Produksi Logam Ferrous: Proses produksi logam ferrous, seperti besi
dan baja, melibatkan serangkaian tahap yang kompleks untuk mengubah
bahan baku menjadi produk akhir yang diinginkan. Berikut adalah tahapan
umum dalam proses produksi logam ferrous:

1. Pengolahan Bahan Baku:


 Bahan Baku: Bahan baku dalam produksi logam ferrous adalah bijih
besi yang mengandung zat besi dan mineral pendukung lainnya seperti
hematit, magnetit, atau siderit.
 Pemurnian Bijih Besi: Bijih besi mengalami proses pemurnian untuk
menghilangkan kotoran dan mineral-mineral tidak diinginkan.
Pemurnian dapat melibatkan penghancuran, penyaringan, flotasi, atau
teknik pemisahan magnetik.

2. Peleburan dan Konversi Besi:


 Peleburan Besi: Bijih besi yang telah diproses dimasukkan ke dalam
tanur peleburan bersama dengan bahan tambahan seperti kokas dan
batu kapur. Proses peleburan menggunakan suhu tinggi dan aliran
udara atau oksigen untuk melelehkan bijih besi dan menghilangkan
oksida yang ada.
 Konversi Besi: Hasil peleburan besi, yang dikenal sebagai besi kasar
atau pig iron, mengandung sejumlah besar karbon. Untuk mengurangi
kandungan karbon dan menghasilkan baja, besi kasar dapat diolah
melalui proses seperti konverter Bessemer, konverter LD (Linz-
Donawitz), atau proses elektrolitik.

3. Pembuatan Baja:
 Proses Pembuatan Baja: Baja merupakan paduan besi dengan
kandungan karbon yang lebih rendah dari besi kasar. Proses

15
pembuatan baja melibatkan pengurangan kandungan karbon dan
penambahan elemen paduan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
 Metode Pembuatan Baja: Metode yang umum digunakan dalam
pembuatan baja termasuk konverter LD, konverter tandus (basic
oxygen furnace), atau proses elektrik seperti tanur busur listrik.

4. Pengerjaan Baja dan Produk Akhir:


 Pengerjaan Baja: Baja yang telah diproduksi dapat mengalami proses
pengerjaan seperti pengecoran, penempaan, rolling, dan pengelasan
untuk membentuk produk akhir sesuai dengan kebutuhan.
 Pengolahan Permukaan: Produk baja dapat melalui proses pengolahan
permukaan seperti galvanisasi, pelapisan, atau perlakuan panas untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan korosi, atau tampilan estetika.

16
BAB III
PEMBAHASAN PRODUKSI LOGAM FERROUS
(BESI DAN BAJA)
Dalam industri logam dan senyawa, logam ferrous, termasuk besi dan baja,
memiliki peran penting dan banyak digunakan dalam berbagai sektor. Pada
bab ini, kita akan menjelaskan penerapan proses produksi logam ferrous
dalam industri nyata, dengan fokus pada proses produksi besi dan baja.
1. Pengolahan Bahan Baku:
 Bahan Baku: Bahan baku dalam proses produksi logam ferrous adalah
bijih besi yang mengandung zat besi dan mineral pendukung lainnya
seperti hematit, magnetit, atau siderit.
 Penerapan: Pada industri logam ferrous, bijih besi yang telah
ditambang diproses melalui serangkaian tahap pengolahan, termasuk
penghancuran, penyaringan, flotasi, dan pemisahan magnetik. Proses
ini bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral tidak diinginkan dan
mendapatkan bijih besi yang berkualitas tinggi.
2. Peleburan dan Konversi Besi:
 Peleburan Besi: Bijih besi yang telah diproses dimasukkan ke dalam
tanur peleburan bersama dengan bahan tambahan seperti kokas dan
batu kapur. Proses peleburan menggunakan suhu tinggi dan aliran
udara atau oksigen untuk melelehkan bijih besi dan menghilangkan
oksida yang ada.
 Penerapan: Dalam industri besi dan baja, tanur peleburan seperti tanur
tinggi (blast furnace) atau tanur listrik digunakan untuk melelehkan
bijih besi dan menghasilkan besi kasar atau pig iron.
3. Pembuatan Baja:
 Proses Pembuatan Baja: Baja merupakan paduan besi dengan
kandungan karbon yang lebih rendah dari besi kasar. Proses
pembuatan baja melibatkan pengurangan kandungan karbon dan
penambahan elemen paduan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
 Penerapan: Industri baja menggunakan berbagai metode pembuatan
baja, termasuk konverter LD, konverter tandus, dan proses elektrik
seperti tanur busur listrik. Metode ini melibatkan proses reduksi karbon
dan penambahan elemen paduan seperti nikel, krom, dan mangan
untuk menghasilkan baja dengan sifat-sifat yang diinginkan.
4. Pengerjaan Baja dan Produk Akhir:

17
 Pengerjaan Baja: Setelah baja diproduksi, pengerjaan lebih lanjut
dilakukan untuk membentuk produk akhir sesuai dengan kebutuhan.
Ini meliputi pengecoran, penempaan, rolling, dan pengelasan.
 Penerapan: Dalam industri manufaktur, pengerjaan baja dilakukan
menggunakan peralatan dan mesin yang khusus, seperti mesin
pengecoran, palu penempa, mesin rolling, dan mesin pengelasan.
Proses ini memungkinkan pembentukan baja menjadi berbagai bentuk
dan produk akhir, seperti struktur bangunan, komponen otomotif, dan
peralatan industri.
Melalui penerapan proses produksi yang tepat, industri logam ferrous
dapat menghasilkan besi dan baja dengan kualitas tinggi yang memenuhi
berbagai kebutuhan konstruksi dan manufaktur.

18
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam bab ini, kita telah membahas penerapan proses produksi logam ferrous,
khususnya besi dan baja, dalam industri nyata. Beberapa kesimpulan yang dapat
diambil dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan bahan baku: Proses pengolahan bijih besi merupakan langkah awal
dalam produksi logam ferrous. Dalam industri logam dan senyawa, bijih besi diproses
melalui tahap-tahap seperti penghancuran, penyaringan, flotasi, dan pemisahan
magnetik untuk memperoleh bijih besi yang berkualitas tinggi.
2. Peleburan dan konversi besi: Melalui proses peleburan, bijih besi dilelehkan dan
diubah menjadi besi kasar atau pig iron. Proses peleburan ini menggunakan tanur
peleburan seperti tanur tinggi atau tanur listrik, dengan tujuan menghilangkan oksida
yang ada dalam bijih besi.
3. Pembuatan baja: Baja merupakan paduan besi dengan kandungan karbon yang lebih
rendah dari besi kasar. Proses pembuatan baja melibatkan pengurangan kandungan
karbon dan penambahan elemen paduan lainnya sesuai kebutuhan. Metode seperti
konverter LD, konverter tandus, dan proses elektrik digunakan dalam industri baja
untuk menghasilkan baja dengan sifat-sifat yang diinginkan.
4. Pengerjaan baja dan produk akhir: Setelah baja diproduksi, pengerjaan lebih lanjut
dilakukan untuk membentuk produk akhir. Peralatan dan mesin yang khusus
digunakan dalam proses ini, termasuk mesin pengecoran, palu penempa, mesin
rolling, dan mesin pengelasan. Pengerjaan ini memungkinkan pembentukan baja
menjadi berbagai bentuk dan produk akhir yang dibutuhkan oleh berbagai sektor
industri.
Secara keseluruhan, proses produksi logam ferrous dalam industri logam dan
senyawa melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks, mulai dari pengolahan
bahan baku hingga pembuatan produk akhir. Penerapan proses-produksi yang
tepat memungkinkan industri ini untuk menghasilkan besi dan baja berkualitas
tinggi yang digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk konstruksi, otomotif, dan
manufaktur.

19
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-logam/
 Kimia Universitas Asas dan Struktur
 https://www.youtube.com/watch?
v=gE_8GDRrh6Y&ab_channel=DaftarPopuler
 https://www.scribd.com/document/478112861/Proses-produksi-Logam-
ferro

20

Anda mungkin juga menyukai