Makalah Tafsir Kel 4 Benar
Makalah Tafsir Kel 4 Benar
TAFSIR TARBAWI
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TARBIYAH
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Namun demikian, al-Qur’an bukanlah kitab suci yang siap pakai, dalamarti
berbagai konsep yang dikemukakan al-Qur’an tersebut tidak langsungdapat
dihubungkan dengan berbagai masalah tersebut. Ajaran al-Qur’antampil
dalam si atnya yang global, ringkas dan general. !ntuk dapatmemahami
ajaran al-Qur’an tentang berbagai masalah tersebut mau tidakmau seseorang
harus mele"ati jalur ta sir sebagaimana telah dilakukanpara ulama’.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan objek pendidikan?
2. Apa saja yang menjadi objek pendidikan dalam Al-Qur’an?
iii
BAB II
1
Alquran Kemenag. 2023. http://quran.kemenag.go.id: Kementerian Agama RI
2
Ibid
1
c. QS. At-Taubah Ayat 1223
5 س ُك ْم
َ ُا َ ْنف diri kalian sendiri
7 َارا
ً ن api/neraka
3
Ibid
4
Ibid
2
8 َّوقُ ْودُهَا dan bahan bakarnya
9 ُ َّالن
اس manusia
11 علَ ْي َها
َ atasnya
15 ََّّل tidak
16 َص ْون
ُ َي ْع mendurhakakan
17 َّٰللا
ه Allah
18 َمآ apa
3
6 َما apa yang
12 َك ِل َم غ kalimat/ketetapan
13 ْ َسبَق
ت َ telah lewat/lalu
16 أ َ َج ٍل waktu
17 س ًّمى
َ ُّم ditentukan
22 ِ ُأ
ورثُوا mereka diwarisi
23 َ َ ْٱل ِك ٰت
ب kitab
26 ش ٍَك keragu-raguan
28 ب
ٍ ُم ِري kebimbangan
4
c. QS. At-Taubah Ayat 122
NO SURAH ARTI
1 َو َما dan tidak
2 ََكان ada/patut
3 َْال ُمؤْ ِمنُ ْون orang-orang mukmin
4 ِل َي ْن ِف ُر ْوا untuk mereka pergi
5 ً ََّكاف seluruhnya/semuanya
6 فَلَ ْو َل maka mengapa tidak
7 نَ َف َر keluar/pergi
8 ِم ْن dari
9 ُك ِل setiap
10 ٍ َفِ ْرق golongan
11 ِم ْن ُه ْم diantara mereka
12 طا َكِٕى َف غ
َ kelompok/beberapa
orang
13 ِليَتَفَقَّ ُه ْوا untuk mereka
memperdalam
14 فِى didalam/tentang
15 الدي ِْن
ِ agama
16 َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا dan untuk
memperingatkan
17 قَ ْو َم ُه ْم kaumnya
18 اِذَا apabila
19 َر َجعُ ْٰٓوا mereka kembali
20 ِا َل ْي ِه ْم kepada mereka
5
6 قِ ِب ْٱل َح dengan kebenaran
7 ِمن dari
8 َّربِ ُك ْم Tuhan kalian
9 امنُوا ِ ََٔفـ maka berimanlah kamu
10 َخي ًْرا lebih baik
11 لَّ ُك ۚ ْم bagi kalian
12 َوإِن dan jika
13 ت َ ْكفُ ُروا kamu kafir
14 َفإ ِ َّن maka sesungguhnya
15 َِِّ ِ milik Allah
16 َما segala apa
17 ِفى di
18 ِ س ٰ َم ٰ َو
ت َّ ٱل
19 ضۚ ِ َو ْٱْل َ ْر dan bumi
20 ََو َكان dan adalah
21 َّ
ُِٱ Allah
22 ع ِلي ًما
َ Maha Mengetahui
23 َح ِكي ًما Maha Bijaksana
6
Wahai orang-orang kafir! janganlah kamu mengemukakan alasan pada
hari ini, karena rasul sudah datang, informasi sudah disampaikan dan ayat Al-
Qur'an sudah dibacakan. Sesungguhnya kamu pada hari ini hanya diberi
balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan, sebanding dengan perbuatan
kamu, karena Allah tidak akan pernah menzalimi hamba-Nya sedikit pun5.
Dan aku berdosa terhadap mereka karena aku pernah membunuh salah
seorang di antara mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku, karena
aku yakin, mereka masih menaruh dendam kepadaku. 15. Mendengar keluhan
nabi musa, Allah berfirman, "hai musa jangan takut terhadap mereka seperti
yang kau katakan! mereka tidak akan pernah dapat membunuhmu. Aku akan
tetap memeliharamu dan menolongmu maka pergilah kamu berdua
menghadap mereka dengan membawa ayat-ayat kami yaitu mukjizat-Mukjizat
yang telah kami berikan kepadamu seperti tongkat dan tanganmu. Sungguh,
kami bersamamu memeliharamu dan menolongmu, aku akan mendengarkan
apa yang mereka katakan6.
7
Setelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan
menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika
menghadapi orang kafir yang memusuhi orang mukmin. Wahai orang-orang
yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila
mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan
menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan
ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu
jangan pernah putus asa apalagi menyerah.7
7
Isnin, Nadra. "Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 190-193 dan Surat At-Taubah ayat 122 (Konsep
Pendidikan Jihad)."
8
orang yahudi. Sungguh, al-masih isa putra maryam itu adalah utusan Allah
dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya, yaitu dengan kalimat kun (jadilah)
yang menunjukkan kepada kehendaknya dan kekuasaan-Nya dalam
menciptakan nabi isa, yang disampaikan-Nya kalimat itu kepada maryam, dan
dengan roh dari-Nya, yang ditiupkan dengan perintah-Nya. Maka berimanlah
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, termasuk beriman kepada nabi Muhammad,
dan janganlah kamu mengatakan, yakni percaya bahwa tuhan itu tiga.
Berhentilah dari mengatakan ucapan itu. Yang demikian itu lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah tuhan yang maha esa, tiada sekutu baginya,
mahasuci dia dari anggapan mempunyai anak, sebab jika demikian berarti ia
butuh kepada sesuatu, padahal milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung yang melindungi
dan memelihara kamu semua.8
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Objek Pendidikan dalam Al-Qur’an
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan,
dan sebagainya. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Objek pendidikan yang terkandung disini
adalah keluarga, kemudian masyarakat pada umumnya. Sehingga dalam kajian
ini objek pendidikan yang dimaksud bisa dikatakankan sebagai sarana untuk
mengembangkan atau mendidik karakteristik bangsa.
8
Muhammad, Rusdi. "ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN: KAJIAN ANALISIS QS.
AT-TAHRIM 66/6, QS AS-SYUARA 26/214, QS. AT-TAUBAH 9/122 DAN QS. AN-NISA
4/170." Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education 10.1 (2023): 120-128.
9
kedua tokoh ini pendidikan merupakan sebuah proses menuju pembentukan
nilai karakter yang mengarah kepada kedewasaan. Artinya bahwa pendidikan
itu yang paling pokok adalah etika dan atau akhlak baik yang berhubungan
dengan Tuhan (hablum minallah) ataupun yang berhubungan dengan manusia
(hablum minannas, interaksi sosial kemanusiaan).
Dalam sebuah Hadist Rasulullah Saw bersabda: Dari Abu Hurairah R.A,
Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhori dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa pendidikan dalam
keluarga itu sangat menentukan dan berperan penting untuk mencetak generasi
yang seharusnya. Baik dan buruknya seorang anak ditentukan oleh bagaimana
pendidikan dalam keluarga diwujudkan dalam etika keseharian. Ayah dan ibu
memiliki peran utama karena mereka berdua yang mempunyai banyak waktu
dan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak mereka.
9
Mohmmad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, (Bandung, Imperial Bhakti Utama
(IMTAM), t.th), hal. 130.
10
tidak menutup kemungkinan jika kemudian seseorang dapat belajar secara
otodidak dari pengalaman-pengalaman keseharian.
Dalam ayat tersebut jelaslah bahwa umat slam diperintahkan agar sebagian
dari mereka memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat
menjaga dan menjauhkan mereka dari apa neraka. Al-maraghi menjelaskan
bahwa proses penjagaan tersebut melalui nasehat danpengajaran. Hal ini
senada dengan yang terdapat dalam surat Thaha : 132 berikut ini10
Kemudian ada riwayat dari umar yang semakin memperjelas ayat diatas.
ketika turun ayat tersebut, umar berkata, “wahai Rasulullah, kita dapat
menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga keluarga kita?” lalu
Rasulullah menjawab, “kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang
Allah untukmu dan kamu perintahkan mereka, apa yangdi perintahkan Allah
kepadamu. Itulah penjagaan antara diri mereka dengan neraka.
Al-Maraghi juga menjelaskan tentang riwayat dari Ali bin Abi thalib
tentang ayat tersebut. Kata Ali, “Ajarilah dirimu dan keluargamu tentang
kebaikan dan didiklah mereka”. Sedangkan keluarga di sini maksudnya adalah
isteri, anak dan hamba sahaya11.
10
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi (Kairo:Syirkah Maktabah wa Mathba’ah
Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra, 1966, jus 29, hlm.162
11
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 29, hlm. 162
11
Di dalam ayat ini, menurut Al-Maraghi ada isyarat kewajiban seorang
suami mempelajari fardhu-fardhu agama yang diwajibkan baginya dan
kemudian mengajarkannya kepada mereka12. Karenanya, Adh-Dhahhak dan
Muqatil secara terang-terangan mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Ibnu
Katsir, bahwa wajib bagi seorang muslim untuk mengajarkankewajiban-
kewajiban yang diperintahkan Allah dan larangan-larangan yang dicegah
Allah, kepada keluarganya, yang meliputi kerabat dan hamba sahaya13.
Jadi dalam surat At-tahrim ayat 6 ini, objek pendidikan tidak disebutkan
oleh Allah swt. secara global. Objek pendidikan dalam ayat ini adalah
keluarga, dan keluarga itu adalah anak, isteri dan hamba sahaya.
2. Kerabat dekat
12
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 29, hlm. 162
13
Imam Ibnu Katsir Al-Qurasyi ad-Dimasyqi, tafsir al-Qur’aani al-Adziimi (Beirut@ Dar al-Fikr,
1992), Fol. 4, hlm. 170.
12
14
Apakah hanya untuk inikamu memanggil kami?” maka Allah ta’ala
menurunkan surat Al-Lahab, diantaranya sebagai berikut :
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa.”
(QS. Al-Lahab :1)
“Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah kami turunkan yang
diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar
kamu memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (mekah) dan
orang-orang yang di luar lingkungannya....” (QS. Al- An’am :92)
3. Masyarakat (Bangsa)
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan merekatentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.”(QS. Al-Taubah (9): 122)
14
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Kairo: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah
Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra, 1966), jus 19, hlm.109
15
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 110
16
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 111
13
jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobolisasi umum maka
mengapa tidak pergi dari setiap golongan yakni kelompok besar di antara
mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh
memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat
memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga untuk
memberi peringatan kepada kaum mereka yang menjadi anggota pasukan yang
ditugaskan Rasul saw" itu apabila nanti setelah selesainya tugas, mereka,
yakni anggota pasukan itu telah kembali kepada mereka yang memperdalam
pengetahuan itu,supaya mereka yang jauh dari Rasul saw" karena tugasnya
dapat berhati-hat idan menjaga diri mereka.17
17
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Fol. VII, hlm.749-750.
18
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah), Fol. VII, hlm.750-751.
19
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir (Bandung: Gema Insani Press,1999),
hlm. 64.
20
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir hlm. 64.
14
telah di dirikan serta mengajarkanya pada menusia berdasarkan kadar yang
diperkirakann dapat memberikan kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak
membiarkan mereka tidak mengetahui hukum-hukum agama yang pada
umumnya yang harus dikerahui oleh orang-orang yang beriman. Menyiapkan
diri untuk memusatkan perhatian dalam mendalami ilmu agama dan maksud
tersebut adalah termasuk ke dalam perbuatan yang tergolong mendapatkan
kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan tidak kalah derajatnya dari
orang-orang yang berjihat dengan harta dan dirinya dalam rangka
meninggikan kalimat Allah, bahkan upaya tersebut kedudukanya lebih tnggi
dari mereka yang keadaanya tidak sedang berhadapan dengan musuh.21
4. Seluruh Manusia
Setelah Allah swt. mengkritik ahlul kitab Yahudi dan Nashrani- dan
membantah tuduhan-tuduhan mereka dalam ayat-ayat sebelumnya, maka
dalam ayat 170 ini Allah swt menasihati seluruh umat manusia
danmemerintahkan mereka agar beriman, karena argumen yang ada telah
jelas. Tidak ada alasan lagi untuk berpaling darinya. Sebagaimana diketahui,
bahwa kaum Yahudi dahulu kala senantiasa menunggu-nunggu datangnya al-
masih (Isa) dan seorang Nabi, yaitu Nabi Muhammad saw". Bahkan mereka
mengirimkan para pendeta dan ahli imu mereka untuk bertanya pada Nabi
Yahya a.s., apakah ia merupakan al-masih yang disebut dalam taurat, ataukah
Nabi akhir zaman. Namun Yahya menjawab “tidak”. Dengan turunnya ayat di
atas, sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan kaum yahudi telah terjawab, bahwa
21
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, (Semarang : CV. Toha Putra, 1987 ) hlm. 83-
87.
15
yang mereka nantikan selama ini sebagaimana disebutkan dalam taurat dan
injil, adalah Nabi Muhammad s.a.w". yang telah hadir di hadapan mereka.
Oleh karenanya, seharusnya mereka beriman padanya, karena iman itulah
yang akan menyucikan mereka dari segala kotoran dan najis, dan keimanan
itulah yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi.22
22
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Kairo: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah
Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra, 1966), jus 6, hlm.26-27.
23
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), Vol. 2, hlm. 644.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Objek pendidikan adalah murid atau orang yang menerima dan menjalani
proses pendidikan yang dilangsungkan oleh subjek pendidikan atau pun yang
dialami langsung oleh objek melalui pengalaman sehari-haridan relasi objek
dengan subjek dan objek lain serta relasi dengan alam (lingkungan) .
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 110
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 111
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 29, hlm. 162
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi. Semarang : CV. Toha Putra,
1987 . hlm. 83-87.
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi . Kairo: Syirkah Maktabah wa
Mathba’ah Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra,
1966. jus 6, hlm.26-27.
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi. Kairo: Syirkah Maktabah wa
Mathba’ah Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra,
1966, jus 19, hlm.109
Hani'ah, Umi. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Keluarga Studi
Analisis QS. At-Tahrim: 6 dalam Tafsir Al-Lubab Karya M.
Quraish Shihab. Diss. IAIN Ponorogo, 2020.
18
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir .Bandung: Gema Insani
Press,1999, hlm. 64.
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir hlm. 64.
Nadra, Isnin. "Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 190-193 dan Surat At-Taubah ayat
122. Konsep Pendidikan Jihad."
19