Anda di halaman 1dari 22

OBJEK PENDIDIKAN MENURUT AJARAN ISLAM

TAFSIR TARBAWI

Dosen Pengampu :

Dr. Ahmad Dibul Amda, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Febby Octavia Vebiola (22591075)


2. Eti Riskianti (22591065)
3. Dwi Yesi Mailanda (22591056)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBDIDAIYAH

TAHUN Akademik 2023


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata
Kuliah Tafsir Tarbawi dengan judul “Objek Pendidikan Menurut Ajaran
Islam”

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari..

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Curup, April 2023

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia, telah menerangkan sekal


igus menuntun manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Baik itu mengenai
aqidah, ibadah, mu’amalah, ataupun pendidikan. Berbicara masalah pendidika
n, tentunya tidak lepas dari ilmu pengetahuan, adanyatujuan pendidikan,
subjek pendidikan, metode pengajaran, dan tentunyaterdapat pula objek
pendidikan. Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yangmenjelaskan masalah-
masalah pendidikan tersebut.

Namun demikian, al-Qur’an bukanlah kitab suci yang siap pakai, dalamarti
berbagai konsep yang dikemukakan al-Qur’an tersebut tidak langsungdapat
dihubungkan dengan berbagai masalah tersebut. Ajaran al-Qur’antampil
dalam si atnya yang global, ringkas dan general. !ntuk dapatmemahami
ajaran al-Qur’an tentang berbagai masalah tersebut mau tidakmau seseorang
harus mele"ati jalur ta sir sebagaimana telah dilakukanpara ulama’.

Dalam makalah ini akan sedikit dibahas terkait dengan objekpendidikan


berdasarkan al-Qur’an yang terkandung dalam QS. At-Tahrim Ayat 6, QS.
Asy Syu’ara ayat14, QS. At-Taubah ayat 122 dan QS. An Nisa’ ayat 170.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan objek pendidikan?
2. Apa saja yang menjadi objek pendidikan dalam Al-Qur’an?

iii
BAB II

AYAT-AYAT YANG MENDASARI DAN PEMBAHASAN

A. AYAT-AYAT AL-QUR’AN YANG MENDASARI OBJEK


PENDIDIKAN MENURUT AJARAN ISLAM
1. Ayat-Ayat Yang Mendasari Dan Terjemahan
a. QS. At-Tahrim Ayat 61
‫علَ ْي َها َم ٰل َكِٕى َك غ ِل َظا غ‬ َ ‫اس َو ْال ِح َج‬
َ ُ ‫ارة‬ ُ َّ‫َارا َّوقُ ْودُهَا الن‬ َ ُ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا قُ ْٰٓوا ا َ ْنف‬
ً ‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم ن‬
َ‫ّٰللاَ َما ٰٓ ا َ َم َر ُه ْم َويَ ْفعَلُ ْونَ َما يُؤْ َم ُر ْون‬ ُ ‫ِشدَادغ ََّّل يَ ْع‬
‫ص ْونَ ه‬
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”.

b. QS. Asy-Syu’ara Ayat 142


‫ت ِم ْن َّر ِبكَ ا ِٰلٰٓى ا َ َج ٍل‬ َ ‫َو َما تَفَ َّرقُ ْٰٓوا ا ََِّّل ِم ْۢ ْن بَ ْع ِد َما َجا َء ُه ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي ًْۢا بَ ْينَ ُه ْۗ ْم َولَ ْو ََّل َك ِل َم غ‬
ْ َ‫سبَق‬
ٍ ‫ب ِم ْۢ ْن بَ ْع ِد ِه ْم َل ِف ْي ش ٍَك ِم ْنهُ ُم ِر ْي‬
‫ب‬ َ ‫ي بَ ْينَ ُه ْۗ ْم َوا َِّن الَّ ِذيْنَ ا ُ ْو ِرثُوا ْال ِك ٰت‬ َ ‫ض‬ ِ ُ‫س ًّمى لَّق‬ َ ‫ُّم‬
Atrinya : “ Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah
datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi)
karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu
ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan
azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka
telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab
(Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar
berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu”.

1
Alquran Kemenag. 2023. http://quran.kemenag.go.id: Kementerian Agama RI
2
Ibid

1
c. QS. At-Taubah Ayat 1223

ِ ‫طائِ َف غ ِليَتَفَقَّ ُهوا فِي الد‬


‫ِين‬ َ ‫َو َما َكانَ ْال ُمؤْ ِمنُونَ ِليَ ْن ِف ُروا َكافَّ ً ۚ فَلَ ْو ََّل نَ َف َر ِم ْن ُك ِل فِ ْر َق ٍ ِم ْن ُه ْم‬
َ‫َو ِليُ ْنذ ُِروا قَ ْو َم ُه ْم ِإذَا َر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم َل َعلَّ ُه ْم يَحْ ذَ ُرون‬
Artinya : “ Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya
pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara
mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali,
agar mereka dapat menjaga dirinya”.
d. QS. An-Nisa Ayat 1704
‫ق ِم ْن َّربِ ُك ْم فَ ٰا ِمنُ ْوا َخي ًْرا لَّ ُك ْم َْۗوا ِْن ت َ ْكفُ ُر ْوا فَا َِّن ِ هِِ َما‬
ِ ‫س ْو ُل ِب ْال َح‬ ُ َّ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الن‬
َّ ‫اس قَ ْد َجا َء ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
‫ع ِل ْي ًما َح ِك ْي ًما‬
َ ُ‫ّٰللا‬ ْۗ ِ ‫ت َو ْاَّلَ ْر‬
‫ض َو َكانَ ه‬ ِ ‫فِى السَّمٰ ٰو‬

Artinya : “ Wahai manusia! Sungguh, telah datang Rasul (Muhammad)


kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah
(kepadanya), itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (itu tidak
merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa
yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.

2. Mufradat Ayat-Ayat Yang Mendasari


a. QS. At-Tahrim Ayat 6
NO SURAH ARTI
1. ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها‬ wahai

2 َ‫الَّ ِذيْن‬ orang-orang yang

3 ‫ٰا َمنُ ْوا‬ beriman

4 ‫قُ ْٰٓوا‬ peliharalah

5 ‫س ُك ْم‬
َ ُ‫ا َ ْنف‬ diri kalian sendiri

6 ‫َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم‬ dan keluargamu

7 ‫َارا‬
ً ‫ن‬ api/neraka

3
Ibid
4
Ibid

2
8 ‫َّوقُ ْودُهَا‬ dan bahan bakarnya

9 ُ َّ‫الن‬
‫اس‬ manusia

10 ُ ‫َو ْال ِح َجا َرة‬ dan batu-batu

11 ‫علَ ْي َها‬
َ atasnya

12 ‫َم ٰل َكِٕى َك غ‬ malaikat

13 ‫ِل َظا غ‬ yang kasar

14 ‫ِشدَادغ‬ yang keras

15 ‫ََّّل‬ tidak

16 َ‫ص ْون‬
ُ ‫َي ْع‬ mendurhakakan

17 َ‫ّٰللا‬
‫ه‬ Allah

18 ‫َمآ‬ apa

19 ‫ا َ َم َر ُه ْم‬ diperintahkaNya kepada mereka

20 َ‫َويَ ْفعَلُ ْون‬ dan mereka mengerjakan

21 َ‫يُؤْ َم ُر ْون‬ mereka diperintahkan

b. QS. Asy-Syu’ara Ayat 14


NO SURAH ARTI
1 ‫َو َما‬ dan tidak

2 ‫تَفَ َّرقُ ٰٓوا‬ mereka berpecah belah

3 ‫ِإ ََّّل‬ kecuali

4 ‫ِم ْۢن‬ dari

5 ‫بَ ْع ِد‬ sesudah

3
6 ‫َما‬ apa yang

7 ‫َجا ٰٓ َء ُه ُم‬ datang kepada mereka

8 ‫ْٱل ِع ْل ُم‬ pengetahuan

9 ‫بَ ْغ ْۢيًا‬ kedengkian

10 ‫بَ ْينَ ُه ۚ ْم‬ diantara mereka

11 ‫َولَ ْو ََّل‬ dan kalau tidak

12 ‫َك ِل َم غ‬ kalimat/ketetapan

13 ْ َ‫سبَق‬
‫ت‬ َ telah lewat/lalu

14 َ‫َّر ِبك‬ Tuhanmu

15 ‫إِلَ ٰ ٰٓى‬ sampai pada

16 ‫أ َ َج ٍل‬ waktu

17 ‫س ًّمى‬
َ ‫ُّم‬ ditentukan

18 ‫ى‬ َ ‫ض‬ ِ ُ‫لَّق‬ pasti diputuskan

19 ‫بَ ْينَ ُه ۚ ْم‬ diantara mereka

20 ‫َو ِإ َّن‬ dan sesunguhnya

21 َ‫ٱلَّذِين‬ orang-orang yang

22 ِ ُ‫أ‬
‫ورثُوا‬ mereka diwarisi

23 َ َ ‫ْٱل ِك ٰت‬
‫ب‬ kitab

24 ‫بَ ْع ِد ِه ْم‬ sesudah mereka

25 ‫لَ ِفى‬ benar-benar dalam

26 ‫ش ٍَك‬ keragu-raguan

27 ُ‫ِم ْنه‬ daripadanya

28 ‫ب‬
ٍ ‫ُم ِري‬ kebimbangan

4
c. QS. At-Taubah Ayat 122
NO SURAH ARTI
1 ‫َو َما‬ dan tidak
2 َ‫َكان‬ ada/patut
3 َ‫ْال ُمؤْ ِمنُ ْون‬ orang-orang mukmin
4 ‫ِل َي ْن ِف ُر ْوا‬ untuk mereka pergi
5 ً َّ‫َكاف‬ seluruhnya/semuanya
6 ‫فَلَ ْو َل‬ maka mengapa tidak
7 ‫نَ َف َر‬ keluar/pergi
8 ‫ِم ْن‬ dari
9 ‫ُك ِل‬ setiap
10 ٍ َ‫فِ ْرق‬ golongan
11 ‫ِم ْن ُه ْم‬ diantara mereka
12 ‫طا َكِٕى َف غ‬
َ kelompok/beberapa
orang
13 ‫ِليَتَفَقَّ ُه ْوا‬ untuk mereka
memperdalam
14 ‫فِى‬ didalam/tentang
15 ‫الدي ِْن‬
ِ agama
16 ‫َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا‬ dan untuk
memperingatkan
17 ‫قَ ْو َم ُه ْم‬ kaumnya
18 ‫اِذَا‬ apabila
19 ‫َر َجعُ ْٰٓوا‬ mereka kembali
20 ‫ِا َل ْي ِه ْم‬ kepada mereka

d. QS. An-Nisa Ayat 170


NO SURAH ARTI
1 ‫ٰ َيٰٓأَيُّ َها‬ wahai
2 ُ َّ‫ٱلن‬
‫اس‬ manusia
3 ‫قَ ْد‬ sungguh
4 ‫َجا ٰٓ َء ُك ُم‬ telah datang
5 ‫سو ُل‬
ُ ‫ٱلر‬
َّ seorang Rasul

5
6 ‫ق‬ِ ‫ِب ْٱل َح‬ dengan kebenaran
7 ‫ِمن‬ dari
8 ‫َّربِ ُك ْم‬ Tuhan kalian
9 ‫امنُوا‬ ِ َٔ‫َفـ‬ maka berimanlah kamu
10 ‫َخي ًْرا‬ lebih baik
11 ‫لَّ ُك ۚ ْم‬ bagi kalian
12 ‫َوإِن‬ dan jika
13 ‫ت َ ْكفُ ُروا‬ kamu kafir
14 ‫َفإ ِ َّن‬ maka sesungguhnya
15 َِِّ ِ milik Allah
16 ‫َما‬ segala apa
17 ‫ِفى‬ di
18 ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
‫ت‬ َّ ‫ٱل‬
19 ‫ض‬ۚ ِ ‫َو ْٱْل َ ْر‬ dan bumi
20 َ‫َو َكان‬ dan adalah
21 َّ
ُِ‫ٱ‬ Allah
22 ‫ع ِلي ًما‬
َ Maha Mengetahui
23 ‫َح ِكي ًما‬ Maha Bijaksana

3. Tafsir Ayat-Ayat Yang Mendasari


a. Tafsir QS. At-Tahrim Ayat 6

Wahai orang-orang yang beriman! peliharalah dirimu dan keluargamu


dengan mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dari api neraka,
yakni dari murka Allah yang menyebabkan kamu diseret ke dalam neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; ada manusia yang dibakar dan
ada manusia yang menjadi bahan bakar; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia
perintahkan kepada mereka sehingga tidak ada malaikat yang bisa disogok
untuk mengurangi atau meringankan hukuman; dan mereka patuh dan disiplin
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.

6
Wahai orang-orang kafir! janganlah kamu mengemukakan alasan pada
hari ini, karena rasul sudah datang, informasi sudah disampaikan dan ayat Al-
Qur'an sudah dibacakan. Sesungguhnya kamu pada hari ini hanya diberi
balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan, sebanding dengan perbuatan
kamu, karena Allah tidak akan pernah menzalimi hamba-Nya sedikit pun5.

b. Tafsir QS. Asy-Syu’ara Ayat 14

Dan aku berdosa terhadap mereka karena aku pernah membunuh salah
seorang di antara mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku, karena
aku yakin, mereka masih menaruh dendam kepadaku. 15. Mendengar keluhan
nabi musa, Allah berfirman, "hai musa jangan takut terhadap mereka seperti
yang kau katakan! mereka tidak akan pernah dapat membunuhmu. Aku akan
tetap memeliharamu dan menolongmu maka pergilah kamu berdua
menghadap mereka dengan membawa ayat-ayat kami yaitu mukjizat-Mukjizat
yang telah kami berikan kepadamu seperti tongkat dan tanganmu. Sungguh,
kami bersamamu memeliharamu dan menolongmu, aku akan mendengarkan
apa yang mereka katakan6.

c. Tafsir QS. At-Taubah Ayat 122

Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah


kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang
pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan
penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke
medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada
sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-
sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan
agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar
tidak melakukan pelanggaran.
5
Umi, Hani'ah. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Keluarga (Studi Analisis QS. At-
Tahrim: 6 dalam Tafsir Al-Lubab Karya M. Quraish Shihab). Diss. IAIN Ponorogo, 2020.
6
ACHMAD, FAQIH. "PENYAIR DALAM AL-QUR’AN (Penafsiran atas QS. asy-
Syu’ara>’Ayat 224-227)."

7
Setelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan
menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika
menghadapi orang kafir yang memusuhi orang mukmin. Wahai orang-orang
yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila
mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan
menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan
ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu
jangan pernah putus asa apalagi menyerah.7

d. Tafsir QS. An-Nisa Ayat 170

Wahai manusia! sungguh telah datang rasul, yaitu nabi Muhammad,


kepadamu dengan membawa tuntunan kitab suci Al-Qur'an yang mengandung
kebenaran dari tuhanmu, maka berimanlah kepadanya dengan iman yang
benar, sesungguhnya keimanan itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir
kepada Allah dan rasul-Nya, kekafiranmu itu tidak merugikan Allah sedikit
pun, karena sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi.
Allah maha mengetahui siapa yang taat dan siapa yang durhaka dari hamba-
Nya, mahabijaksana dengan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan amal
perbuatannya setelah mengajak seluruh manusia untuk beriman, ayat ini
menyeru kepada ahli kitab yang pada ayat-ayat lalu dilukiskan telah
melampaui batas dalam kepercayaan mereka.

Orang-orang nasrani melampaui batas dalam kepercayaan mereka karena


menuhankan nabi isa dan orang-orang yahudi melampaui batas karena
menuduh nabi isa sebagai pendusta. Kepada ahli kitab yang melampaui batas
itu, ayat ini diarahkan. Wahai ahli kitab! janganlah kamu melampaui batas
kewajaran yang ditetapkan oleh akal dan agama dalam melaksanakan
agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang
benar. Jangan mengatakan bahwa isa adalah tuhan atau anak tuhan
sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang nasrani, dan jangan pula
mengatakan bahwa isa adalah pendusta sebagaimana dikatakan oleh orang-

7
Isnin, Nadra. "Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 190-193 dan Surat At-Taubah ayat 122 (Konsep
Pendidikan Jihad)."

8
orang yahudi. Sungguh, al-masih isa putra maryam itu adalah utusan Allah
dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya, yaitu dengan kalimat kun (jadilah)
yang menunjukkan kepada kehendaknya dan kekuasaan-Nya dalam
menciptakan nabi isa, yang disampaikan-Nya kalimat itu kepada maryam, dan
dengan roh dari-Nya, yang ditiupkan dengan perintah-Nya. Maka berimanlah
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, termasuk beriman kepada nabi Muhammad,
dan janganlah kamu mengatakan, yakni percaya bahwa tuhan itu tiga.
Berhentilah dari mengatakan ucapan itu. Yang demikian itu lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah tuhan yang maha esa, tiada sekutu baginya,
mahasuci dia dari anggapan mempunyai anak, sebab jika demikian berarti ia
butuh kepada sesuatu, padahal milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung yang melindungi
dan memelihara kamu semua.8

B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Objek Pendidikan dalam Al-Qur’an

Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan,
dan sebagainya. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Objek pendidikan yang terkandung disini
adalah keluarga, kemudian masyarakat pada umumnya. Sehingga dalam kajian
ini objek pendidikan yang dimaksud bisa dikatakankan sebagai sarana untuk
mengembangkan atau mendidik karakteristik bangsa.

Menurut John Dewey “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan


fundamental, secara intelektual dan fundamental ke arah alam sesama
manusia” Frederick J. Mc Donald berpendapat bahwa “Pendidkan adalah
suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat”. Menurut

8
Muhammad, Rusdi. "ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN: KAJIAN ANALISIS QS.
AT-TAHRIM 66/6, QS AS-SYUARA 26/214, QS. AT-TAUBAH 9/122 DAN QS. AN-NISA
4/170." Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education 10.1 (2023): 120-128.

9
kedua tokoh ini pendidikan merupakan sebuah proses menuju pembentukan
nilai karakter yang mengarah kepada kedewasaan. Artinya bahwa pendidikan
itu yang paling pokok adalah etika dan atau akhlak baik yang berhubungan
dengan Tuhan (hablum minallah) ataupun yang berhubungan dengan manusia
(hablum minannas, interaksi sosial kemanusiaan).

Tokoh pendidikan lain yang juga sangat berpengaruh di dunia pendidikan


nasional adalah Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959), mengatakan bahwa
“Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran
serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup
dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya."9
Pendidikan yang menjadikan seseorang mampu membawa diri ke dalam
kehidupan masyarakat yang memberikan kemaslahatan baik untuk dirinya
sendiri maupun kepada orang lain.

Dalam sebuah Hadist Rasulullah Saw bersabda: Dari Abu Hurairah R.A,
Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhori dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa pendidikan dalam
keluarga itu sangat menentukan dan berperan penting untuk mencetak generasi
yang seharusnya. Baik dan buruknya seorang anak ditentukan oleh bagaimana
pendidikan dalam keluarga diwujudkan dalam etika keseharian. Ayah dan ibu
memiliki peran utama karena mereka berdua yang mempunyai banyak waktu
dan kesempatan untuk berinteraksi dengan anak mereka.

Dari penjelasan pengertian objek pendidikan di atas dapat disimpulkan


bahwa objek pendidikan merupakan orang atau sekelompok orang yang
dijadikan sasaran untuk diaplikasikan suatu pendidikan. Orang-orang tersebut
akan menerima pendidikan dari orang lain, baik dalam format individu
maupun kelompok.2 Umumnya seseorang menerima atau belajar suatu
pendidikan (edukasi) melalui seorang guru (tenaga pendidik). Akan tetapi

9
Mohmmad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, (Bandung, Imperial Bhakti Utama
(IMTAM), t.th), hal. 130.

10
tidak menutup kemungkinan jika kemudian seseorang dapat belajar secara
otodidak dari pengalaman-pengalaman keseharian.

b. Yang Menjadi Objek Pendidikan dalam Al-Qur’an


1. Keluarga

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamudari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (QS. Al-Tahrim (66) : 6)

Dalam ayat tersebut jelaslah bahwa umat slam diperintahkan agar sebagian
dari mereka memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat
menjaga dan menjauhkan mereka dari apa neraka. Al-maraghi menjelaskan
bahwa proses penjagaan tersebut melalui nasehat danpengajaran. Hal ini
senada dengan yang terdapat dalam surat Thaha : 132 berikut ini10

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan


bersabarlah kamu dalam mengajarkannya”. (QS. Thaha: 132)

Kemudian ada riwayat dari umar yang semakin memperjelas ayat diatas.
ketika turun ayat tersebut, umar berkata, “wahai Rasulullah, kita dapat
menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga keluarga kita?” lalu
Rasulullah menjawab, “kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang
Allah untukmu dan kamu perintahkan mereka, apa yangdi perintahkan Allah
kepadamu. Itulah penjagaan antara diri mereka dengan neraka.

Al-Maraghi juga menjelaskan tentang riwayat dari Ali bin Abi thalib
tentang ayat tersebut. Kata Ali, “Ajarilah dirimu dan keluargamu tentang
kebaikan dan didiklah mereka”. Sedangkan keluarga di sini maksudnya adalah
isteri, anak dan hamba sahaya11.

10
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi (Kairo:Syirkah Maktabah wa Mathba’ah
Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra, 1966, jus 29, hlm.162
11
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 29, hlm. 162

11
Di dalam ayat ini, menurut Al-Maraghi ada isyarat kewajiban seorang
suami mempelajari fardhu-fardhu agama yang diwajibkan baginya dan
kemudian mengajarkannya kepada mereka12. Karenanya, Adh-Dhahhak dan
Muqatil secara terang-terangan mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Ibnu
Katsir, bahwa wajib bagi seorang muslim untuk mengajarkankewajiban-
kewajiban yang diperintahkan Allah dan larangan-larangan yang dicegah
Allah, kepada keluarganya, yang meliputi kerabat dan hamba sahaya13.

Jadi dalam surat At-tahrim ayat 6 ini, objek pendidikan tidak disebutkan
oleh Allah swt. secara global. Objek pendidikan dalam ayat ini adalah
keluarga, dan keluarga itu adalah anak, isteri dan hamba sahaya.

2. Kerabat dekat

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS.


Al-Syu’ara’(26) : 214)

Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w


".untuk memberi peringatan kepada kaum kerabatnya yang terdekat dagar
bergaul dengan orang-orang mukmin dengan lemah lembut. ImamBukhari dan
Imam muslim menyebutkan riwayat dari ibnu Abbas r.a.,bahwa ketika Allah
menurunkan ayat di atas, Nabi s.a.w ". naik ke bukit shafa lalu berseru, “wahai
orang-orang, sudah pagi., lalu orang-orang berkumpul kepadanya, ada yang
datang sendiri dan ada yang mengutus utusannya. Kemudian Rasulullah s.a.w
". berpidato, “wahai Bani Abdul Muththalib, Wahai Bani Fihr, Wahai Bani
Lu’ay, apa pendapat kalian jika aku memberitahu kalian bahwa di kaki bukit
ini ada seekor kuda yang hendak menyerang kalian, apakah kalian
mempercayai aku ?” mereka menjawab, “Ya, kami mempercayai anda.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan azab yang
sangat keras.” Abu Lahab berkata, “Celakalah kamu untuk selama-lamanya!

12
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 29, hlm. 162
13
Imam Ibnu Katsir Al-Qurasyi ad-Dimasyqi, tafsir al-Qur’aani al-Adziimi (Beirut@ Dar al-Fikr,
1992), Fol. 4, hlm. 170.

12
14
Apakah hanya untuk inikamu memanggil kami?” maka Allah ta’ala
menurunkan surat Al-Lahab, diantaranya sebagai berikut :

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa.”
(QS. Al-Lahab :1)

Menurut Al-Maraghi, pemberian peringatan dalam surat Asy-Syu’ara’:214


di atas, sifatnya adalah pemberian peringatan secara khusus, dan ini
merupakan bagian dari peringatan yang bersifat umum, yang untuk itulah
Rasulullah s.a.w". diutus. Sebagaimana frman Allah SWT.15

“Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah kami turunkan yang
diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar
kamu memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (mekah) dan
orang-orang yang di luar lingkungannya....” (QS. Al- An’am :92)

Al-maraghi juga menambahkan, bahwa kedekatan nasab atau keturunan


tidak memberi man aat sama sekali seandainya jalan keimananyang ditempuh
berbeda. Dalam kisah ayat di atas terdapat dalil pembolehan interaksi antara
mukmin dan kafir, serta memberinya petunjuk dan nasihat.16

3. Masyarakat (Bangsa)

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan merekatentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.”(QS. Al-Taubah (9): 122)

Ayat ini menuntun kaum muslimin untuk membagi tugas dengan


menegaskan bahwa tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin yang selama
ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan
perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas yang lain.

14
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Kairo: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah
Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra, 1966), jus 19, hlm.109
15
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 110
16
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 111

13
jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobolisasi umum maka
mengapa tidak pergi dari setiap golongan yakni kelompok besar di antara
mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh
memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat
memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga untuk
memberi peringatan kepada kaum mereka yang menjadi anggota pasukan yang
ditugaskan Rasul saw" itu apabila nanti setelah selesainya tugas, mereka,
yakni anggota pasukan itu telah kembali kepada mereka yang memperdalam
pengetahuan itu,supaya mereka yang jauh dari Rasul saw" karena tugasnya
dapat berhati-hat idan menjaga diri mereka.17

Tujuan utama ayat ini adalah menggambarkan bagaimana seharusnya


tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua mengerjakan satu jenis pekerjaan
saja.18

Ayat ini menggaris bawahi pentingnya memper dalam ilmu dan


menyebarluaskan informasi yang benar. ia tidak kurang penting dari upaya
mempertahankan wilayah. Bahkan, pertahanan wilayah erat dengan
kemampuan informasi serta kehandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya
manusia.19

Yang dimaksud dengan orang yang memperdalam pengetahuan demikian


juga yang memberi peringatan adalah mereka yang tinggal bersama Rasul
saw". Dan tidak mendapat tugas sebagai anggota pasukan,sedang mereka yang
diberi peringatan adalah anggota pasukan yangkeluar melaksanakan tugas
yang dibebankan Rasul saw". Ini adalah pendapat mayoritas ulama20.

Menurut Al Maraghi ayat tersebut memberi syarat tentang kewajiban mem


perdalam ilmu agama (wujub al tafaqqub fi al din) serta menyiapkan segala
sesuatu yang di butuhkan untuk mempelajarinya di dalam suatu negeri yang

17
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Fol. VII, hlm.749-750.
18
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah), Fol. VII, hlm.750-751.
19
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir (Bandung: Gema Insani Press,1999),
hlm. 64.
20
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir hlm. 64.

14
telah di dirikan serta mengajarkanya pada menusia berdasarkan kadar yang
diperkirakann dapat memberikan kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak
membiarkan mereka tidak mengetahui hukum-hukum agama yang pada
umumnya yang harus dikerahui oleh orang-orang yang beriman. Menyiapkan
diri untuk memusatkan perhatian dalam mendalami ilmu agama dan maksud
tersebut adalah termasuk ke dalam perbuatan yang tergolong mendapatkan
kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan tidak kalah derajatnya dari
orang-orang yang berjihat dengan harta dan dirinya dalam rangka
meninggikan kalimat Allah, bahkan upaya tersebut kedudukanya lebih tnggi
dari mereka yang keadaanya tidak sedang berhadapan dengan musuh.21

4. Seluruh Manusia

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu


kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah
kamu, itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir (maka kekafiran itu
tidak merugikan Allah sedikitpun) karena&esungguhnya apa yang di langit
dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. dan adalah Allah maha mengetahui
lagi maha bijaksana.” (QS. Al-Nisa (4): 170)

Setelah Allah swt. mengkritik ahlul kitab Yahudi dan Nashrani- dan
membantah tuduhan-tuduhan mereka dalam ayat-ayat sebelumnya, maka
dalam ayat 170 ini Allah swt menasihati seluruh umat manusia
danmemerintahkan mereka agar beriman, karena argumen yang ada telah
jelas. Tidak ada alasan lagi untuk berpaling darinya. Sebagaimana diketahui,
bahwa kaum Yahudi dahulu kala senantiasa menunggu-nunggu datangnya al-
masih (Isa) dan seorang Nabi, yaitu Nabi Muhammad saw". Bahkan mereka
mengirimkan para pendeta dan ahli imu mereka untuk bertanya pada Nabi
Yahya a.s., apakah ia merupakan al-masih yang disebut dalam taurat, ataukah
Nabi akhir zaman. Namun Yahya menjawab “tidak”. Dengan turunnya ayat di
atas, sesungguhnya pertanyaan-pertanyaan kaum yahudi telah terjawab, bahwa

21
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, (Semarang : CV. Toha Putra, 1987 ) hlm. 83-
87.

15
yang mereka nantikan selama ini sebagaimana disebutkan dalam taurat dan
injil, adalah Nabi Muhammad s.a.w". yang telah hadir di hadapan mereka.
Oleh karenanya, seharusnya mereka beriman padanya, karena iman itulah
yang akan menyucikan mereka dari segala kotoran dan najis, dan keimanan
itulah yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan abadi.22

Sebagaimana diketahui, memang ayat tersebut untuk kaum Yahudi secara


asbabun-nuZulnya (sebab turunnya ayat), namun yang menjadi patokan adalah
bahasa yang digunakan Allah s.w.t. yang bersifat umum, yaitu “wahai sekalian
manusia”.

Menurut Quraish Shihab, kehadiran Rasul s.a.w". yang dinyatakan dengan


kata-kata, “datang kepada kamu” dan juga pernyataan bahwa yang beliau
bawa adalah tuntunan dari “Tuhan (Pembimbing dan Pemelihara) kamu”, itu
dimaksudkan sebagai rangsangan kepada mitra bicara (kamu) agar menerima
siapa yang datang dan menerima apa yang dibawanya. Karenanya, wajib bagi
yang didatangi untuk menyambutnya dengan gembira.23

Dengan demikian, sesungguhnya ayat ini berkaitan dengan objek


pendidikan secara global, yaitu seluruh umat manusia, tanpa terkecuali.
Artinya menjadi kewajiban setiap muslim untuk memiliki misi mendidik
seluruh umat manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Allah dalam surat Ali
Imran : 110, bahwasanya umat islam adalah khaira ummah atau umat yang
terbaik.

22
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Kairo: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah
Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra, 1966), jus 6, hlm.26-27.
23
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2001), Vol. 2, hlm. 644.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Objek pendidikan adalah murid atau orang yang menerima dan menjalani
proses pendidikan yang dilangsungkan oleh subjek pendidikan atau pun yang
dialami langsung oleh objek melalui pengalaman sehari-haridan relasi objek
dengan subjek dan objek lain serta relasi dengan alam (lingkungan) .

Dari empat rangkaian ayat yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan


bahwasanya ketika Allah s.w.t. berbicara tentang objek pendidikan, maka
objek pendidikan itu sesungguhnya meliputi seluruh umat manusia. Kemudian
Allah s.w.t. menguraikan satu per satu objek pendidikan yang harus dilakukan,
khususnya oleh umat islam yang mentaati-Nya. Pada urutan pertama, mereka
adalah keluarga kita sendiri, yakni isteri, anak dan hamba sahaya, walaupun
untuk saat ini sudah tidak ada lagi hamba sahaya. Kemudian urutan kedua
adalah kaum kerabat atau famili kita, yang meliputi orang-orang yang secara
hubungan darah masih dekat dengan kita, selain isteri dan anak. Dan urutan
terakhir dari objek pendidikan adalah bangsa kita, yang membersamai kita
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika mereka semua
mampu kita didik sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah s.w.t., maka
Allah s.w.t akan memanjangkan usia kita dan memberikan banyak keberkahan
buat kita.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang dapat pemakalah buat, sebagai manusia biasa


pemakalah menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sangat pemakalah harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 110
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 19, hlm. 111
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi, jus 29, hlm. 162
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi tafsir Al-Maraghi. Semarang : CV. Toha Putra,
1987 . hlm. 83-87.
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi . Kairo: Syirkah Maktabah wa
Mathba’ah Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra,
1966. jus 6, hlm.26-27.
Ahmad Mushtha, Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi. Kairo: Syirkah Maktabah wa
Mathba’ah Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra,
1966, jus 19, hlm.109

Ahmad Mushtha, Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi .Kairo:Syirkah Maktabah wa


Mathba’ah Mushtha, Al-Baby Al-Halaby wa Auladuhu bi Mishra,
1966, jus 29, hlm.162
Alquran Kemenag. 2023. http://quran.kemenag.go.id: Kementerian Agama RI
FAQIH, ACHMAD. "PENYAIR DALAM AL-QUR’AN. Penafsiran atas QS.
asy-Syu’ara>’Ayat 224-227."

Hani'ah, Umi. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Keluarga Studi
Analisis QS. At-Tahrim: 6 dalam Tafsir Al-Lubab Karya M.
Quraish Shihab. Diss. IAIN Ponorogo, 2020.

Imam Ibnu Katsir Al-Qurasyi ad-Dimasyqi, tafsir al-Qur’aani al-Adziimi . Beirut:


Dar al-Fikr, 1992, Vol. 4, hlm. 170.
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah, Fol. VII, hlm.750-751
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati, 2001, Vol. 2, hlm.
644.
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002. Vol. VII,
hlm.749-750

18
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir .Bandung: Gema Insani
Press,1999, hlm. 64.
Muhammad Nasib Ar-Rifai, RingkasanT'afsir Ibnu Katsir hlm. 64.
Nadra, Isnin. "Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 190-193 dan Surat At-Taubah ayat
122. Konsep Pendidikan Jihad."

Rusdi, Muhammad. "ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN:


KAJIAN ANALISIS QS. AT-TAHRIM 66/6, QS AS-SYUARA
26/214, QS. AT-TAUBAH 9/122 DAN QS. AN-NISA
4/170." Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic
Education 10.1 (2023): 120-128.

19

Anda mungkin juga menyukai