Anda di halaman 1dari 36

LATIHAN SOAL-SOAL UJIAN PROFESI

ADVOKAT
ORGANISASI ADVOKAT

1. Pengertian Organisasi Advokat diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 2003 tentang Advokat, tepatnya pada :
A. Pasal 1 angka 4
B. Pasal 1 angka 5
C. Pasal 1 angka 6
D. Pasal 1 angka 7

2. Organisasi Advokat yang pertama kali dibentuk oleh para Advokat di Indonesia adalah :
A. Persatuan Advokat Indonesia (PERADIN)
B. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN)
C. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI)
D. Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI)

3. Organisasi Advokat merupakan satu-satunya wadah profesi Advokat yang bebas dan
mandiri yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat dengan maksud dan tujuan untuk :
A. Meningkatkan kualitas profesi Advokat
B. Wadah komunikasi dan informasi bagi para Advokat
C. Meningkatkan sinergi para Advokat
D. Menjalin kerjasama dengan penegak hukum lain dalam konteks empat ilar penegak
hukum

4. Setiap satu tahun Organisasi Advokat melaporkan pertambahan dan/atau perubahan


jumlah anggotanya kepada :
A. Mahkamah Agung dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
B. Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kejaksaan Agung
C. Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung dan
Kepolisian Republik Indonesia
D. Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung,
Kepolisian Republik Indonesia dan Mahkamah Konstitusi

5. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang


Advokat, Organisasi Advokat secara imperatif harus memiliki buku anggota, yang
tepatnya diatur pada :
A. Pasal 28 ayat 1
B. Pasal 28 ayat 2
C. Pasal 29 ayat 1
D. Pasal 29 ayat 2
KODE ETIK ADVOKAT

6. Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab dalam menegakkan
hukum, perlu dijamin dan dilindungi oleh Undang-Undang demi terselenggaranya upaya
penegakan supremasi hukum. Profesi Advokat disebut juga sebagai profesi yang
terhormat, yang dikenal dengan nama lain, yaitu :
A. Honour Profession
B. Officium Jurist
C. Officium Nobile
D. Respected Profession

7. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang


Advokat, hak dan kesepatan yang diberikan kepada Advokat untuk mengemukakan alasan
serta sanggahan terhadap hal-hal yang merugikan dirinya di dalam menjalankan profesinya
ataupun kaitannya dengan organisasi profesi disebut sebagai :
A. Hak untuk melakukan kritik
B. Hak untuk menjawab
C. Pembelaan diri
D. keberatan

8. Istilah yang diberikan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat terhadap jasa hukum yang diberikan oleh Advokat secara Cuma-cuma
kepada klien yang tidak mampu disebut :
A. Bantuan hukum
B. Pembelaan hukum
C. Advokasi hukum
D. Pendampingan hukum

9. Kode Etik Advokat Indonesia ditetapkan oleh sejumlah Organisasi Advokat sebelum
diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat. Organisasi Advokat yang ikut merumuskan kode etik, antara lain disebutkan di
bawah ini, kecuali :
A. Serikat Pengacara Indonesia (SPI)
B. Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI)
C. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI)
D. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)

10. Kode Etik Advokat Indonesia dinyatakan mempunyai kekuatan hukum secara mutatis
mutandis menurut Pasal 33 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat sampai ada ketentuan baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat. Kode
Etik Advokat tersebut diberlakukan pada tanggal :
A. 22 Mei 2001
B. 23 Mei 2001
C. 24 Mei 2001
D. 25 Mei 2001

11. Pada prinsipnya Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela
perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap
berpegang pada :
a. Kepentingan yang paling menguntungkan bagi klien
b. Kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan
c. Rasa keadilan dan kepastian hukum
d. Hati nurani Advokat

12. Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap orang
yang memerlukan jasa dana tau bentuan hukum dengan pertimbangan :
A. Perbedaan keyakinan politik
B. Klien memiliki kedudukan sosial yang rendah
C. Klien memeluk agama yang berbeda
D. Bertentangan dengan hati nuraninya

13. Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan negara
(Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif) tidak dibenarkan untuk melakukan beberapa hal
berikut, kecuali :
A. Berpraktik sebagai Advokat
B. Mencantumkan namanya pada kantor Advokat atau pada perkara tertentu
C. Memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat secara cuma-cuma
D. Memperdagangkan pengaruh (trading in influence)

14. Berdasarkan ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


2003 tentang Advokat. Advokat tidak dapat dituntut, baik secara perdata maupun pidana
dalam menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan
Klien dalam sidang pengadilan. Hak untuk tidak dapat dituntut itu disebut juga :
A. Hak perlindungan hukum
B. Hak jawab
C. Hak imunitas
D. Hak pembelaan diri

15. Dalam menjalankan tugasnya, Advokat dapat merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
atau diperoleh dari kliennya karena hubungan profesi. Sifat menjaga kerahasiaan tersebut
adalah :
A. Wajib/imperatif tanpa terkecuali
B. Wajib/imperatif kecuali ditentukan lain oleh undang-undang
C. Dapat/fakultatif
D. Tidak ada kewajiban apapun

16. Apabila Advokat mendapatkan perkara yang tidak mempunyai dasar hukum apapun, sikap
Advokat sesuai kode etik adalah :
A. Menolak perkara
B. Menerima perkara
C. Tidak boleh menolak perkara dan harus mencari dasar hukumnya
D. Menerima perkara apabila ada kesepakatan tentang honorarium

17. Ketika menjalankan tugasnya, Advokat dapat membuat kesepakatan dengan Klien terkait
dengan pemberian jasa hukum, yaitu Advokat berhak menahan dokumen atau benda milik
klien apabila hak-hak Advokat belum terpenuhi oleh Klien. Hal ini disebut :
A. Hak pembelaan diri
B. Hak sita
C. Hak jaminan kebendaan
D. Hak retensi
18. Apabila Klien hendak mengganti Advokat maka Advokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah :
A. Menandatangani surat kuasa
B. Menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada Advokat semula
C. Mengingatkan Klien untuk memenuhi kewajibannya apabila masih ada terhadap
Advokat semula
D. Jawaban B dan C benar

19. Korespondensi antar Advokat atau teman sejawat dapat dilakukan melalui surat yang
dibubuhi eterangan “sans prejudice” yang artinya :
A. Surat tersebut tidak dapat diajukan sebagai bukti di persidangan
B. Surat tersebut memberikan informasi yang diperlukan kepada teman sejawat terkait
perkara
C. Surat tersebut berfungsi agar kedua belah pihak mencapai perdamaian
D. Surat tersebut dibuat untuk membuat terang suatu perkara

20. Apabila diperlukan pada suatu perkara perdata, seseorang Advokat dapat menghubungi
Hakim dengan syarat :
A. Bersama-sama dengan Panitera Pengganti
B. Bersama-sama dengan pihak lawan
C. Bersama-sama dengan Advokat pihak lawan
D. Bisa sendiri apabila sangat diperlukan untuk kepentingan Klien

21. Dalam perkara pidana yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat menghubungi Hakim
apabila :
A. Bersama-sama dengan Jaksa Penuntut Umum
B. Bersama-sama dengan Panitera Pengganti
C. Bersama-sama dengan pihak korban/pelapor tindak pidana
D. Bisa sendiri apabila sangat diperlukan untuk kepentingan Klien

22. Apabila Advokat mengetahui bahwa seseorang telah menunjuk Advokat mengenai suatu
perkara tertentu maka hubungan dengan orang itu mengenai perkara tertentu tersebut :
A. Bisa dilakukan dengan caa menghubungi prinsipal secara langsung
B. Bisa dilakukan dengan cara menghubungi baik prinsipal maupun Advokat yang
ditunjuknya
C. Bisa dilakukan melalui surat tercatat resmi kepada prinsipal secara langsung
D. Hanya boleh dilakukan melalui Advokat tersebut

23. Pihak yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran Kode Etik yang
dilakukan oleh Advokat adalah :
A. Dewan Kehormatan Advokat
B. Dewan Pimpinan Pusat
C. Dewan Pimpinan Nasional
D. Dewan Pengawas Advokat

24. Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima pengaduan tertulis yang disertai
surat-surat bukti yang dianggap perlu, menyampaikan surat pemberitahuan selambat-
lambatnya dalam waktu ………… dengan surat kilat khusus/tercatat kepada teradu tentang
adanya pengaduan dengan menyampaikan Salinan/kopi surat pengaduan tersebut.
Jawaban yang benar untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. 7 (tujuh hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. 21 (dua puluh satu) hari

25.
26.
27.
28. Atas salinan surat pengaduan yang disampaikan pihak teradu harus memberikan
jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang
bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu, dalam waktu ……. :
A. 7 (tujuh hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. 21 (dua puluh satu) hari

29. Apabila pengadu atau teradu tidak puas dengan keputusan Dewan Kehormata
Cabang/Dewan, ia berhak mengajukan permohonan banding atas keputusan tersebut
kepada Dewan Kehormatan Pusat dengan cara mengajukan permohonan banding beserta
memori bandingnya dalam waktu …………….. :
A. 7 (tujuh hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. 21 (dua puluh satu) hari

HUKUM ACARA PERDATA

30. Hal yang membedakan antara perkara permohonan dengan perkara gugatan adalah perkara
gugatan mengandung unsur-unsur berikut, kecuali :
A. Perkara terdiri dari minimal 2 (dua) pihak yang saling berlawanan
B. Produk putusan antara lain putusan declaratoir dan constitutif, terutama bersifat
condemnatoir
C. Tidak ada konflik/sengketa
D. Terdapat agenda mediasi dalam tahapan persidangan

31. Contoh dari perkara permohonan (voluntair) adalah :


A. Perkara sengketa kepemilikan atas tanah
B. Perkara pengangkatan (adopsi) anak
C. Perkara perceraian
D. Perkara perbuatan melanggar hukum

32. Untuk beracara dimuka persidangan, seorang Advokat harus menunjukkan dan
mendaftarkan surat kuasa. Surat kuasa yang digunakan Advokat adalah :
A. Surat kuasa umum
B. Surat kuasa insidentil
C. Surat kuasa khusus
D. Surat kuasa istimewa

33. Produk Pengadilan yang telah memeriksa dan mengadili perkara permohonan adalah :
A. Penetapan
B. Putusan
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah

34. Dictum putusan atas perkara permohonan adalah :


A. Konstitutif
B. Condemnatoir
C. Conservatoir
D. Declaratoir

35. Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap penetapan atas permohonan adalah:
A. Banding
B. Perlawanan
C. Kasasi
D. Peninjauan kembali

36. Berikut adalah azas-azas pemeriksaan berdasarkan hukum acara perdata, kecuali:
A. Asas audi at alteram partem
B. Mencari kebenaran materiil
C. Persidangan terbuka untuk umum
D. Asas imparsialitas

37. Suatu gugatan dimana Penggugat telah dipanggil secara sah dan patut, tetapi tidak hadir
tanpa alasan yang sah, Hakim akan :
A. Menyatakan gugatan gugur
B. Menyatakan Pengadilan tidak berwenang memeriksa perkara
C. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima
D. Menyatakan perkara tetap dilanjutkan dan diperiksa tanpa kehadiran penggugat

38. Apabila suatu gugatan telah dinyatakan gugur maka Penggugat :


A. Dapat mengajukan upaya hukum
B. Dapat mengajukan gugatan kembali
C. Tidak dapat mengajukan upaya hukum
D. Tidak dapat mengajukan gugatan kembali

39. Pada prinsipnya gugatan dapat dicabut oleh Penggugat dengan syarat :
A. Tidak dapat dicabut dengan alasan apapun
B. Dapat dicabut tanpa syarat dalam setiap tahapan persidangan
C. Atas persetujuan Tergugat apabila pencabutan dilakukan setelah Tergugat
memberikan jawaban
D. Tanpa persetujuan Tergugat apabila pencabutan dilakukan setelah Tergugat
memberikan jawaban

40. Setelah gugatan dicabut tanpa memerlukan persetujuan Tergugat maka perkara tersebut :
A. Dapat diajukan kembali
B. Dapat diajukan kembali atas persetujuan Tergugat
C. Tidak dapat diajukan kembali
D. Tidak dapt diajukan tanpa persetujuan Tergugat

41. Setelah gugatan dicabut setelah mendapat persetujuan Tergugat maka perkara tersebut :
A. Dapat diajukan kembali
B. Dapat diajukan kembali atas persetujuan Tergugat
C. Tidak dapat diajukan kembali
D. Tidak dapt diajukan tanpa persetujuan Tergugat

42. Pengajuan Permohonan harus memperhatikan faktor kewenangan pengadilan/ yurisdiksi


secara relatif. Pengajuan permohonan penetapan ahli waris diajukan kepada ketua
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi :
A. Tempat tinggal Pemohon
B. Tempat tinggal sebagian besar ahli waris
C. Tenpat sesuai letak harta ahli waris
D. Tempat tinggal terakhir pewaris

43. Pengajuan guagatan harus memperhatikan faktor kewenangan pengadilan/ yurisdiksi


secara relatif. Secara mendasar gugatan berdasarkan Pasal 118 ayat 1 HIR atau dikenal
sebagai actor sequitur forum rei, menentukan bahwa gugatan harus diajukan ke pengadilan
negeri yang daerah hukumnya meliputi :
A. Tempat tinggal Tergugat
B. Tempat tinggal salah satu dari Tergugat
C. Tempat tinggal Penggugat
D. Tempat objek sengketa terletak

44. Apabila pihak Tergugat terdiri lebih dari 1 (satu) orang dengan tempat tinggal yang
berbeda, gugatan diajukan ke pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi :
A. Tempat tinggal Tergugat
B. Tempat tinggal salah satu dari Tergugat
C. Tempat tinggal salah satu dari Tergugat yang dipilih oleh Penggugat
D. Tempat tinggal Penggugat

45. Apabila objek gugatan adalah tentang hukum penanggungan utang, gugatan diajukan oleh
Kreditur ke pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi :
A. Tempat tinggal Debitur utama
B. Tempat tinggal Penanggung
C. Jawaban A dan B bersifat pilihan bagi Kreditur/Penggugat
D. Tempat tinggal Kreditur/Penggugat

46. Apabila tempat diam dari tergugat tidak dikenal lagi pula tempat tinggal sebetulnya tidak
diketahui atau jika tergugat tidak dikenal maka surat gugatan itu dimasukkan kepada ketua
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi :
A. Tempat tinggal tergugat
B. Tempat tinggal salah satu dari tergugat
C. Tempat tinggal penggugat
D. Tempat objek sengketa terletak
47. Gugatan atas dasar sengketa kepemilikan atas benda bergerak secara kemungkinan bisa
diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat sebagai
berikut, kecuali :
A. Tempat tinggal tergugat
B. Tempat tinggal salah satu dari tergugat yang dipilih oleh penggugat, jika terdiri dari
lebih 1 (satu) orang
C. Tempat tinggal penggugat
D. Tempat objek sengketa terletak

48. Gugatan atas dasar sengketa kepemilikan atas benda tidak bergerak harus diajukan kepada
ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi :
A. Tempat tinggal tergugat
B. Tempat tinggal salah satu dari tergugat yang dipilih oleh penggugat, jika terdiri dari
lebih 1 (satu) orang
C. Tempat tinggal penggugat
D. Tempat objek sengketa terletak

49. Gugatan wanprestasi atas dasar pelaksanaan suatu perjanjian dimana dalam perjanjian
tersebut terdapat klausul tentang pilihan domisili hukum para pihak maka gugatan diajukan
kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi :
a. Tempat sesuai pilihan hukum
b. Tempat tinggal tergugat
c. Tempat tinggal salah satu dari tergugat yang dipilih oleh penggugat, jika terdiri dari
lebih 1 (satu) orang
d. Tempat tinggal penggugat

50. Permohonan untuk dimasukkan dalam suatu perkara yang sedang berjalan dapat dilakukan
oleh pihak ketiga yang berkepentingan dalam bentuk sebagai berikut, kecuali :
A. Voeging
B. Tussenkomst
C. Vrijwaring
D. Interventie

51. Permohonan pihak ketiga agar dimasukkan dalam suatu perkara yang sedang berjalan, baik
untuk memihak kepada penggugat atau tergugat disebut :
A. Voeging
B. Tussenkomst
C. Vrijwaring
D. Interventie

52. Permohonan pihak ketiga agar dimasukkan dalam suatu perkara yang sedang berjalan,
demi membela kepentingannya sendiri disebut :
A. Voeging
B. Tussenkomst
C. Vrijwaring
D. Interventie

53. Permohonan, baik dari penggugat atau tergugat agar pihak ketiga dimasukkan dalam suatu
perkara yang sedang berjalan, dengan cara disebut :
A. Voeging
B. Tussenkomst
C. Vrijwaring
D. Interventie

54. Permohonan pihak ketiga agar dimasukkan dalam suatu perkara yang sedang berjalan
secara umum disebut :
A. Voeging
B. Tussenkomst
C. Vrijwaring
D. Interventie

55. Prosedur pemeriksaan gugatan secara sederhana diatur dalam :


A. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015
B. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015
C. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2015
D. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2015

56. Perkara yang dapat diperiksa berdasarkan prosedur pemeriksaan sederhana adalah :
A. Perkara cedera janji/perbuatan melanggar hukum
B. Perkara dengan nilai materiil di bawah Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah

57. Berikut tidak termasuk perkara yang diperiksa dengan prosedur pemeriksaan sederhana,
kecuali :
A. Sengketa hak atas tanah
B. Gugatan dimana tergugat tidak diketahui keberadaannya
C. Gugatan dimana penggugat dan tergugat mempunyai domisili yang berbeda
D. Gugatan perceraian murni, tanpa sengketa mengenai harta bersama

58. Pemeriksaan perkara perdata selalu diawali dengan mediasi. Perkara perdata yang tidak
perlu diawali dengan mediasi adalah :
A. Perkara perlawanan (verzet) atas putusan verstek
B. Perlawanan pihak berperkara (partij verset) maupun pihak ketiga (derden verset)
terhadap pelaksanaan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap
C. Sengketa yang diselesaikan melalui tata cara gugatan sederhana
D. Perlawanan pihak ketiga (derden verset) terhadap pelaksanaan putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap

59. Perkara perdata yang tidak perlu diawali dengan mediasi adalah :
A. Keberatan atas putusan komisi pengawas persaingan usaha
B. Keberatan atas putusan badan penyelesaian sengketa konsumen
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah

60. Sita dapat diajukan oleh Penggugat untuk menjamin pelaksanaan putusan perkara bila
kelak dia dimenangkan oleh pengadilan. Sita terhadap barang bergerak milik penggugat
yang dikuasai oleh Tergugat disebut :
A. Sita revindikasi (revindicatoir beslag)
B. Sita jaminan (conservatoir beslag)
C. Sita persamaan (vergelijkende beslag)
D. Sita marital (marital beslag)

61. Sita terhadap barang tidak bergerak disebut :


A. Sita revindikasi (revindicatoir beslag)
B. Sita jaminan (conservatoir beslag)
C. Sita persamaan (vergelijkende beslag)
D. Sita marital (marital beslag)

62. Sita untuk memelihara dan menjamin keberadaan harta bersama, agar tidak
disalahgunakan oleh semua pihak disebut :
A. Sita revindikasi (revindicatoir beslag)
B. Sita jaminan (conservatoir beslag)
C. Sita persamaan (vergelijkende beslag)
D. Sita marital (marital beslag)

63. Apabila benda yang hendak disita ternyata telah disita sebelumnya oleh pengadilan lain,
sita yang paling tepat untuk dimintakan terhadap benda tersebut adalah :
A. Sita revindikasi (revindicatoir beslag)
B. Sita jaminan (conservatoir beslag)
C. Sita persamaan (vergelijkende beslag)
D. Sita marital (marital beslag)

64. Untuk dapat menangkis gugatan, tergugat dapat mengajukan upaya yang disebut eksepsi.
Secara umum jenis eksepsi diuraikan berikut ini, kecuali :
A. Eksepsi prosesual
B. Eksepsi prosesual diluar eksepsi kompetensi
C. Eksepsi hukum materiil
D. Eksepsi diluar hukum materiil

65. Eksepsi yang diajukan karena gugatan mengandung cacat dari segi pihak, secara umum
disebut :
A. Eksepsi error in persona
B. Eksepsi ne bis in idem
C. Exception declinatoir
D. Exception actor sequitur forum rei

66. Eksepsi dengan alasan pihak penggugat tidak mempunyai hak untuk menggugat disebut :
A. Eksepsi diskualifikasi
B. Eksepsi plurium litis consortium
C. Eksepsi res judicata
D. Eksepsi obscuur libel

67. Eksepsi dengan alasan bahwa orang yang ditarik sebagai tergugat tidak lengkap disebut :
A. Eksepsi diskualifikasi
B. Eksepsi plurium litis consortium
C. Eksepsi res judicata
D. Eksepsi obscuur libel
68. Eksepsi dengan alasan perkara yang diajukan merupakan perkara yang sama dengan
perkara yang telah diputus dan telah berkekuatan hukum tetap disebut :
A. Eksepsi diskualifikasi
B. Eksepsi plurium litis consortium
C. Eksepsi res judicata
D. Eksepsi obscuur libel

69. Eksepsi dengan alasan perkara yang diajukan tidak terang atau isinya gelap, baik dari segi
dasar hukum maupun kejadian atau peristiwa yang mendasari gugatan disebut :
A. Eksepsi diskualifikasi
B. Eksepsi plurium litis consortium
C. Eksepsi res judicata
D. Eksepsi obscuur libel

70. Eksepsi dengan alasan perkara yang diajukan masih prematur (masih terlampau dini) yang
menyebabkan belum lahirnya dasar untuk menggugat disebut :
A. Eksepsi obscuur libel
B. Exceptio temporis
C. Exceptio peremptoria
D. Exceptio dilatoris

71. Eksepsi dengan alasan perkara yang diajukan didasarkan pada perikatan yang telah hapus
dan karena penggugat tidak punya hak menuntut lagi disebut :
A. Eksepsi obscuur libel
B. Exceptio litis pendentis
C. Exceptio peremptoria
D. Exceptio dilatoris

72. Eksepsi dengan alasan perkara yang diajukan didasarkan pada perjanjian yang
mengandung paksaan (dwang) atau compulsion (dures) disebut :
A. Exception non pecuniae numeratae
B. Exception doli mali
C. Exception metus causa
D. Exception non adimpleti contractus

73. Eksepsi yang didasarkan pada perjanjian yang bersifat timbal balik, dimana tergugat
mendalilkan bahwa penggugat tidak berhak untuk menggugat tergugat atas alasan
wanprestasi karena penggugat yang telah melakukan wanprestasi disebut :
A. Exception metus causa
B. Exception non adimpleti contractus
C. Exceptio litis pendentis
D. Exceptio pacti conventi

74. Pada suatu perkara perdata dengan fakta bahwa gugatan yang diajukan tidak memenuhi
syarat kompetensi secara absolut maka Hakim :
A. Secara jabatan (ex officio) menyatakan pengadilan tidak berwenang memeriksa dan
mengadilinya meskipun tergugat tidak melakukan eksepsi tentang kompetensi absolut
B. Secara jabatan (ex officio) menyatakan pengadilan tidak berwenang memeriksa dan
mengadilinya, dengan catatan tergugat melakukan eksepsi kompetensi absolut sesuai
asas bahwa Hakim perdata bersifat pasif
C. Demi hukum (by law) menyatakan pengadilan tidak berwenang memeriksa dan
mengadilinya meskipun tergugat tidak melakukan eksepsi tentang kompetensi absolut
D. Demi hukum (by law) menyatakan pengadilan tidak berwenang memeriksa dan
mengadilinya dengan catatan tergugat melakukan eksepsi kompetensi absolut

75. Putusan hakim tentang kewenangan mengadili secara absolut dilakukan melalui :
A. Putusan provisi
B. Putusan sela
C. Putusan akhir
D. Bersama-sama dengan putusan atas pokok perkara dalam putusan akhir

76. Apabila suatu perkara ternyata diketahui tidak memenuhi syarat kompetensi relatif maka
Hakim :
A. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima dalam putusan sela
B. Menyatakan gugatan peggugat gugur dalam putusan sela
C. Menyatakan gugatan tetap diperiksa
D. Menyatakan gugatan akan diperiksa dan diputus bersama-sama dengan pokok perkara

77. Apabila dalam perkara perdata seorang penggugat tidak hadir tanpa alasan yang sah,
padahal sudah dipanggil secara patut maka Hakim :
A. Secara jabatan (ex officio) menyatakan gugatan gugur
B. Secara jabatan (ex officio) menyatakan gugatan tidak dapat diterima
C. Demi hukum (by law) menyatakan gugatan gugur
D. Demi hukum (by law) menyatakan gugatan tidak dapat diterima

78. Pada prinsipnya teori pembuktian (bewijstheorie) yang dianut oleh KUHAP adalah:
A. Teori pembuktian berdasarkan peraturan perundang-undangan secara positif (positief
wettelijk bewijstheorie)
B. Teori pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim secara bebas (conviction intime)
C. Teori pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim berdasarkan alasan logis (conviction
raisonee)
D. Teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif (negatief wettelijk
bewijstheorie)

79. Untuk membuktikan dalil gugatan, Penggugat dibebani kewajiban untuk membuktikan.
Sebaliknya untuk membuktikan dalil sangkalannya, Tergugat juga dibebani kewajiban
untuk membuktikan. Ketentuan tersebut diatur dalam :
A. Pasal 1863 BW
B. Pasal 1864 BW
C. Pasal 1865 BW
D. Pasal 1866 Bw

80. Beberapa jenis alat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 1866 BW jo. Pasal 164 HIR
disebutkan di bawah ini, kecuali :
A. Surat
B. Saksi
C. Pengakuan
D. Ahli
81. Ditinjau dari segi kehadiran pihak, putusan terbagi menjadi beberapa jenis berikut ini,
kecuali :
A. Putusan gugur
B. Putusan verstek
C. Putusan contradictoir
D. Putusan constitutif

82. Ditinjau dari segi sifatnya, putusan terbagi menjadi beberapa jenis berikut ini, kecuali :
A. Putusan contradictoir
B. Putusan declaratoir
C. Putusan constitutif
D. Putusan condemnatoir

83. Putusan atas perkara gugatan memiliki ciri khas dari sisi sifat putusan. Putusan yang erat
kaitannya dengan perkara gugatan adalah :
A. Putusan contradictoir
B. Putusan declaratoir
C. Putusan constitutif
D. Putusan condemnatoir

84. Putusan sela terdiri dari beberapa jenis, kecuali :


A. Putusan preparatoir
B. Putusan interlocutoir
C. Putusan declaratoir
D. Putusan insidentil

85. Dalam hal gugatan mengandung kekeliruan dalam menarik pihak tergugat, Hakim
memberikan putusan :
A. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima
B. Mengembalikan gugatan kepada penggugat
C. Menyatakan gugatan gugur
D. Menyatakan gugatan ditolak untuk seluruhnya

86. Dalam hal penggugat tidak dapat membuktikan keberadaan hak yang mendasari gugatan,
serta tidak pula mampu melumpuhkan bukti dari pihak tergugat baik yang didasarkan pada
wanprestasi maupun perbuatan melanggar hukum atas gugatan tersebut, hakim akan :
A. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima
B. Mengembalikan guatan kepada penggugat
C. Menyatakan gugatan gugur
D. Menyatakan gugatan ditolak untuk seluruhnya

87. Dalam hal penggugat hanya dapat membuktikan keberadaan sebagian hak yang mendasari
gugatan baik yang didasarkan pada wanprestasi maupun perbuatan melanggar hukum, atas
gugatan tersebut, hakim akan :
A. Menyatakan gugatan tidak dapat diterima
B. Mengembalikan guatan kepada penggugat
C. Menyatakan gugatan dikabulkan untuk sebagian
D. Menyatakan gugatan ditolak untuk seluruhnya
88. Suatu putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun diajukan upaya hukum
disebut sebagai :
A. Uit voerbaar bij vooraad
B. Bijdende bewijs kracht
C. Plurium litis consortium
D. Niet ontvankelijke verklaard

89. Suatu putusan yang tidak dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum akan
mengakibatkan putusan tersebut :
A. Tidak sah
B. Batal demi hukum
C. Tidak mempunyai kekuatan hukum
D. Tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum

90. Terhadap putusan yang diberikan oleh pengadilan, salah datu pihak atau para pihak yang
merasa tidak puas dapat mengajukan upaya hukum. Yang termasuk dalam upaya hukum
biasa adalah disebut dibawah ini, kecuali :
A. Perlawanan (verzet)
B. Perlawanan oleh pihak ketiga (derden verzet)
C. Banding
D. Kasasi

91. Berikut termasuk dalam upaya hukum luar biasa :


A. Perlawanan (verzet)
B. Perlawanan oleh pihak ketiga (derden verzet)
C. Peninjauan kembali
D. Jawaban B dan C benar

92. Salah satu dasar yang dipergunakan untuk mengajukan upaya hukum banding adalah :
A. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1947
B. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1947
C. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1947
D. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1947

93. Permohonan banding dapat diajukan dalam jangka waktu :


A. 7 (tujuh) hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. 15 (lima belas) hari

94. Pengajuan memori banding dalam hukum acara perdata bersifat :.


A. Tidak wajib, memori banding adalah hak
B. Tidak wajib meskipun memori banding adalah kewajiban
C. Wajib, memori banding adalah kewajiban
D. Wajib, dengan ancaman tidak sah jika tidak menyerahkan memori banding

95. Atas putusan yang menyatakan perkara diperiksa tanpa kehadiran tergugat (verstek), upaya
hukum yang dapat diajukan oleh tergugat yang dikalahkan dalam perkara tersebut adalah
:
A. Banding
B. Kasasi
C. Prorogasi
D. Perlawanan

96. Atas putusan yang menyatakan perkara diperiksa tanpa kehadiran tergugat (verstek), upaya
hukum yang dapat diajukan oleh penggugat yang dikalahkan dalam perkara tersebut adalah
:
A. Banding
B. Kasasi
C. Prorogasi
D. Perlawanan

97. Upaya hukum perlawanan dapat diajukan oleh tergugat terhadap putusan verstek, dengan
catatan putusan tersebut telah diberitahukan kepada tergugat, dapat diajukan dalam jangka
waktu :
A. 7 (tujuh) hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. Tidak ada jangka waktu

98. Upaya hukum perlawanan dapat diajukan oleh tergugat terhadap putusan verstek, bila
putusan tersebut tidak diberitahukan dan kepada tergugat disampaikan teguran
(aanmaning), perlawanan dapat diajukan dalam jangka waktu :
A. 7 (tujuh) hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. Tidak ada jangka waktu

99. Upaya hukum perlawanan dapat diajukan oleh tergugat terhadap putusan verstek,
apabila tergugat tetap tidak melaksanakan teguran (aanmaning) dengan catatan upaya
hukum perlawanan dilakukan dengan bertitik tolak pada tanggal penetapan sita
eksekusi, perlawanan diajukan dalam jangka waktu :
A. 7 (tujuh) hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. Tidak ada jangka waktu

100. Atas putusan dalam tingkat banding, apabila ada pihak yang merasa puas dapat
mengajukan upaya hukum kasasi. Upaya hukum tersebut diajukan setelah pemohon
kasasi diberitahukan isi putusan dalam jangka waktu :
A. 7 (tujuh) hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. Tidak ada jangka waktu

101. Pengajuan upaya hukum kasasi disertai dengan pengajuan memori kasasi. Sifat
pengajuan memori kasasi adalah :
A. Boleh
B. Dapat
C. Tidak wajib
D. Wajib

102. Pengajuan memori kasasi diajukan dalam jangka waktu :


A. 7 (tujuh) hari sejak tanggal putusan pengadilan tingkat banding diberitahukan
B. 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan kasasi didaftarkan
C. 14 (empat belas) hari sejak tanggal putusan pengadilan tingkat banding
diberitahukan
D. 14 (empat belas) hari sejak tanggal permohonan kasasi didaftarkan

103. Pihak lawan (termohon kasasi) berhak mengajukan surat jawaban terhadap memori
kasasi kepada Panitera dalam tenggang waktu ……. sejak tanggal diterimanya salinan
memori kasasi, jawaban paling tepat untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. 21 (dua puluh satu) hari
B. 14 (empat belas) hari
C. 5 (delapan) hari
D. 7 (tujuh) hari

104. Sebelum permohonan kasasi diputus oleh Mahkamah Agung maka permohonan
tersebut dapat dicabut kembali oleh pemohon dan apabila telah dicabut maka:
A. Pemohon tidak dapat lagi mengajukan permohonan kasasi dalam perkara itu
meskipun tenggang waktu kasasi belum lampau
B. Pemohon tetap dapat mengajukan permohonan kasasi dalam perkara itu dengan
syarat tenggang waktu kasasi belum lampau
C. Pemohon tetap dapat mengajukan permohonan kasasi dalam perkara itu karena
kasasi berbentuk permohonan yang tidak mengenal ne bis in idem
D. Pemohon tetap dapat mengajukan permohonan kasasi dalam perkara itu meskipun
tenggang waktu kasasi belum lampau

105. Salah satu alasan pengajuan kasasi adalah sebagai beikut, kecuali :
A. Pengadilan pada tingkat pertama dan/atau banding keliru dalam menilai hasil
pembuktian yang terdapat pada persidangan
B. Pengadilan pada tingkat pertama dan/atau banding tidak berwenang atau melampau
batas wewenang
C. Pengadilan pada tingkat pertama dan/atau banding salah menerapkan atau
melanggar hukum yang berlaku
D. Pengadilan pada tingkat pertama dan/atau banding lalai memenuhi syarat-syarat
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian
itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan

106. Terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, para pihak yang merasa tidak
puas dapat mengajukan upaya hukum peninjauan kembali. Beberapa alasan peninjauan
kembali adalah sebagai berikut, kecuali :
A. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan
yang diketahui setelah perkaranya diputus
B. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang
dituntut
C. Apabila pengadilan salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
D. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar
yang sama oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan
yang bertentangan satu dengan yang lain
107. Salah satu alasan peninjauan kembali adalah :
A. Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
B. Pengadilan salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
C. Pengadilan lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan
D. Pengadilan mengabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang
dituntut

108. Tenggang waktu pengajuan permohonan penjauan kembali yang didasarkan atas alasan
dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata
adalah :
A. 160 (seratus enam puluh) hari sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan
telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara
B. 160 (seratus enam puluh) hari sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu
memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak yang
berperkara
C. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap
dan telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara
D. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu
memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak yang
berperkara

109. Atas permohonan peninjauan kembali pihak termohon peninjauan kembali mengajukan
jawaban dalam jangka waktu ……. setelah tanggal diterimanya salinan permohonan
peninjauan kembali. Jawaban paling tepat untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. 30 (tiga lupuh) hari
B. 21 (dua puluh satu) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. 7 (tujuh) hari

HUKUM ACARA PIDANA

110. Salah satu asas penting yang dijelaskan dalam memori penjelasan umum KUHAP
disebutkan sebagai berikut :
A. Perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan tidak
mengadakan pembedaan perlakuan
B. Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di
muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan
pengadian yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap
C. Sidang pemeriksaan pengadilan adalah harus terbuka untuk umum
D. Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana ditetapkan oleh
ketua pengadilan negeri yang bersangkutan

111. Salah satu asas penting dalam hukum acara pidana menyatakan bahwa setiap orang
yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang
pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadian yang
menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Asas tersebut
terkenal dengan istilah :
A. Beyond reasonable doubt
B. Presumption of innocence
C. Ne bis in idem
D. In dubio prareo

112. Secara mendasar, prinsip hukum acara pidana sebagaimana diatur dalam KUHAP harus
dilaksanakan oleh setiap orang termasuk oleh perangkat pengadilan. Salah satu sikap
yang harus diambil dalam kaitan dengan penerapan salah satu asas hukum acara pidana
bila hakim memeriksa perkara yang tidak ada dasar atau alasan hukumnya adalah :
A. Menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan
B. Menyatakan dakwaan jaksa penuntut umum tidak dapat diterima
C. Dapat memeriksa, namun dapat pula menolak untuk memeriksanya (fakultatif)
D. Wajib untuk memeriksa dan mengadilinya (imperatif)

113. Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh Pasal 1 angka 2 KUHAP pengertian dari
penyidikan adalah :.
A. Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tentang tidak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya
B. Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
memberikan alasan kepada penyidik untuk melakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan, penyitaan, dan seterusnya
C. Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
memberikan alasan kepada penyidik untuk membuat surat perintah dimulainya
penyidikan (SPDP)
D. Serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam KUHAP

114. Pengertian laporan berdasarkan Pasal 1 angka 14 KUHAP adalah :


A. Pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat
yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan
tindak pidana aduan yang merugikannya
B. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau
sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana
C. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana
D. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang pejabat yang berwenang karena hak
atau kewajiban tentang informasi keberadaan seseorang yang diduga tentang telah
atau sedang atau diduga akan melakukan tindak pidana

115. Penyidik mempunyai wewenang sebagaimana diatur dalam KUHAP. Kewenangan


penyidik, antara lain disebutkan di bawah ini, kecuali :
A. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana
B. Mencari keterangan dan barang bukti
C. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
D. Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri

116. Untuk dapat diangkat sebagai Penyidik harus memenuhi beberapa persyaratan, kecuali
:
A. Berpangkat paling rendah Brigadir Dua Polisi dan berpendidikan paling rendah
sarjana strata satu atau yang setara
B. Bertugas di bidang fungsi penyidikan paling singkat 2 (dua) tahun
C. Mengikuti dan lulus ujian pendidikan pengembangan spesialisasi fungsi reserse
kriminal
D. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter

117. Penyidik mempunyai wewenang sebagaimana diatur dalam KUHAP, kewenangan


penyidik antara lain disebutkan di bawah ini, kecuali :
A. Menutup perkara demi kepentingan hukum
B. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
C. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara
D. Mengadakan penghentian penyidikan

118. Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan
tindak pidana, penyidik wajib memberitahukan dan menyerahkan surat perintah
dimulainya penyidikan kepada penuntut umum, terlapor, dan korban/pelapor dalam
waktu paling lambat ……….. setelah dikeluarkannya surat perintah penyidikan.
Jawaban yang benar untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. 3 (tiga) hari
B. 7 (tujuh) hari
C. 8 (delapan) hari
D. 14 (empat belas) hari

119. Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu ……….. penuntut umum tidak
mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum batas waktu tersebut berakhir
telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari penuntut umum kepada penyidik. Jawaban
yang tepat untuk mengisi titik-titik tersebut adalah:
A. 3 (tiga) hari
B. 7 (tujuh) hari
C. 8 (delapan) hari
D. 14 (empat belas) hari

120. Peran dan fungsi Advokat dalam memberikan bantuan hukum kepada
tersangka/terdakwa diwujudkan dalam kedudukan sebagai :
A. Kuasa hukum
B. Penasihat hukum
C. Pembela hukum
D. Konsultan hukum

121. Objek perkara praperadilan diperluas oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :
21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, dimana objek tambahan yang menjadi
kewenangan Pengadilan Negeri dalam perkara praperadilan adalah
A. Penetapan tersangka
B. Penggeledahan
C. Penyitaan
D. Semua jawaban A, B, dan C benar

122. Penangkapan dapat dilakukan untuk paling lama


A. 1 (satu) hari
B. 2 (dua) hari
C. 3 (tiga) hari
D. 7 (tujuh) hari

123. Perintah penahanan yang diberikan oleh penyidik untuk kepentingan penyidikan, hanya
berlaku paling lama :
A. 20 (dua puluh) hari
B. 30 (tiga puluh) hari
C. 40 (empat puluh) hari
D. 50 (lima puluh) hari

124. Atas permintaan tersangka atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim,
sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan
penahanan dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan oran, berdasarkan syarat yang
ditentukan. Penjelasan yang tepat atas kalimat “syarat yang ditentukan” antara lain
disebutkan di bawah ini. Kecuali :
A. Wajib lapor
B. Menjamin tidak akan melakukan tindak pidana
C. Menjamin tidak akan keluar dari rumah
D. Menjamin tidak akan keluar dari kota

125. Hakim Pengadilan Negeri yang memeriksa perkara tindak pidana berwenang untuk
mengeluarkan surat perintah penahanan untuk paling lama :
A. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan negeri yang
bersangkutan untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari
B. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan negeri yang
bersangkutan untuk paling lama 40 (empat puluh) hari
C. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan negeri yang
bersangkutan untuk paling lama 50 (lima puluh) hari
D. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan negeri yang
bersangkutan untuk paling lama 60 (enam puluh) hari

126. Hakim Pengadilan Tinggi yang memeriksa perkara tindak pidana dalam tingkat banding
berwenang untuk mengeluarkan surat perintah penahanan untuk paling lama :
A. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi yang
bersangkutan untuk paling lama 50 (lima puluh) hari
B. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi yang
bersangkutan untuk paling lama 60 (enam puluh) hari
C. 40 (empat puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi yang
bersangkutan untuk paling lama 50 (lima puluh) hari
D. 40 (empat puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi yang
bersangkutan untuk paling lama 60 (enam puluh) hari
127. Hakim Mahkamah Agung yang memeriksa perkara tindak pidana dalam tingkat kasasi
berwenang untuk mengeluarkan surat perintah penahanan untuk paling lama :
A. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Mahkamah Agung yang
bersangkutan untuk paling lama 50 (lima puluh) hari
B. 30 (tiga puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Mahkamah Agung yang
bersangkutan untuk paling lama 60 (enam puluh) hari
C. 40 (empat puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Mahkamah Agung yang
bersangkutan untuk paling lama 50 (lima puluh) hari
D. 40 (empat puluh) hari yang dapat diperpanjang oleh Ketua Mahkamah Agung yang
bersangkutan untuk paling lama 60 (enam puluh) hari

128. Dikecualikan dari jangka waktu penahanan sebagaimana tersebut pada Pasal 24, Pasal
25, Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28 KUHAP guna kepentingan pemeriksaan,
penahanan, terhadap tersangka atau terdakwa dapat diperpanjang berdasar alasan yang
patut dan tidak dapat dihindarkan karena :
A. Perkara tersebut termasuk dalam kategori tindak pidana luar biasa (extra ordinary
crime)
B. Tersangka atau terdakwa menderita gangguan fisik atau mental yang berat, yang
dibuktikan dengan surat keterangan dokter
C. Perkara yang sedang diperiksa diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
D. Tersangka atau terdakwa akan terancam bahaya jika tetap berada di luar tahanan

129. Perpanjangan penahanan yang dikecualikan dari jangka waktu penahanan sebagaimana
tersebut pada Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28 KUHAP guna
kepentingan pemeriksaan, penahanan, terhadap tersangka atau terdakwa dapat
diperpanjang berdasar alasan yang patut dan tidak dapat dihindarkan, yang diberikan
untuk paling lama :
A. 20 (dua puluh) hari dan dalam hal penahanan tersebut masih diperlukan, dapat
diperpanjang lagi untuk paling lama 20 (dua puluh) hari
B. 20 (dua puluh) hari dan dalam hal penahanan tersebut masih diperlukan, dapat
diperpanjang lagi untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari
C. 30 (tiga puluh) hari dan dalam hal penahanan tersebut masih diperlukan, dapat
diperpanjang lagi untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari
D. 30 (tiga puluh) hari dan dalam hal penahanan tersebut masih diperlukan, dapat
diperpanjang lagi untuk paling lama 40 (empat puluh) hari

130. Perpanjangan penahanan yang dikecualikan dari jangka waktu penahanan sebagaimana
tersebut pada Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, dan Pasal 28 KUHAP guna
kepentingan pemeriksaan, penahanan, terhadap tersangka atau terdakwa dapat
diperpanjang berdasar alasan yang patut dan tidak dapat dihindarkan, dengan syarat
diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan perkara
pidana, yaitu :
A. Pada tingkat penyidikan dan penuntutan diberikan oleh Kepala Kepolisian Daerah
setempat
B. Pada tingkat penyidikan dan penuntutan diberikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri
setempat
C. Pada tingkat penyidikan dan penuntutan diberikan oleh Kejaksaan Agung
D. Pada tingkat penyidikan dan penuntutan diberikan oleh Ketua Pengadilan negeri
setempat
131. Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik harus segera
bertindak dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat izin terlebih dahulu, dengan
tidak mengurangi ketentuan Pasal 33 ayat (5) KUHAP, penyidik dapat melakukan
penggeledahan pada tempat-tempat berikut, kecuali :
A. Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan
B. Ada halaman rumah tersangka bertempat tinggal, berdiam atau ada dan yang ada di
atasnya
C. Pada setiap tempat lain tersangka bertempat tinggal, berdiam atau ada
D. Di tempat penginapan dan tempat umum lainnya

132. Pasal 35 KUHAP menentukan bahwa dalam hal tertangkap tangan, penyidik
diperkenankan memasuki beberapa tempat. Beberapa tempat yang tidak disebutkan
dalam pasal tersebut adalah :
A. Ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
B. Ruang dimana sedang berlangsung rapat kabinet pada istana kepresidenan
C. Tempat dimana sedang berlangsung ibadah dana atau upacara keagamaan
D. Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan

133. Dalam hal penyidik harus melakukan penggeledahan rumah di luar daerah hukumnya,
dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut dalam Pasal 33 KUHAP paka
penggeledahan tersebut harus :
A. Mendapatkan izin yang dituangkan dalam bentuk penetapan oleh Ketua Pengadilan
Negeri yang berada di wilayah hukum yang sama dengan tempat dilakukannya
penyidikan, serta harus didampingi oleh penyidik yang sedang menyidik tindak
pidana
B. Mendapatkan izin yang dituangkan dalam bentuk penetapan oleh Ketua Pengadilan
Negeri yang berada di wilayah hukum yang sama dengan tempat dilakukannya
penyidikan, serta harus didampingi oleh penyidik dari daerah hukum dimana
penggeledahan itu dilakukan
C. Diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri sesuai dengan wilayah hukum
dilakukannya penyidikan, dan didampingi oleh penyidik dari daerah hukum dimana
penyidikan dilakukan
D. Diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri sesuai dengan wilayah hukum
dilakukannya penggeledahan, dan didampingi oleh penyidik dari daerah hukum
dimana penggeledahan itu dilakukan

134. Benda-benda yang termasuk dalam objek penyitaan adalah sebagaimana disebut di
bawah ini, kecuali :
A. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga
diperoleh dari tindakan pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana
B. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana
atau untuk mempersiapkannya
C. Benda lain yang mempunyai hubungan secara tidak langsung dengan tindak pidana
yang dilakukan
D. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana

135. Dalam hal benda sitaan terdiri atas benda yang dapat lekas rusak atau yang
membahayakan sehingga tidak mungkin untuk disimpan sampai putusan pengadilan
terhadap perkara yang bersangkutan memperoleh kekuatan hukum tetap atau jika biaya
penyimpanan benda tersebut akan menjadi terlalu tinggi, sejauh mungkin dengan
persetujuan tersangka atau kuasanya dapat diambil tindakan sebagai berikut :
A. Apabila perkara masih ada di tangan penyidik atau penuntut umum, benda tersebut
dapat dijual lelang atau dapat diamankan oleh penyidik atau penuntut umum,
dengan disaksikan oleh tersangka atau kuasanya
B. Apabila perkara sudah ada di tangan pengadilan maka benda tersebut dapat
diamanka atau dijual lelang oleh penuntut umum atas izin hakim yang
menyidangkan perkaranya dan disaksikan oleh terdakwa atau kuasanya
C. Jawaban A dan B salah
D. Jawaban A dan B benar

136. Benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau kepada mereka dari
siapa benda itu disita, atau kepada orang atau kepada mereka yang paling berhak apabila
telah terpenuhi syarat sebagai berikut, kecuali :
A. Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi
B. Masa tahanan tersangka/terdakwa sudah habi da tersangka/terdakwa harus
dikeluarkan dari tahanan demi hukum
C. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau ternyata tidak
merupakan tindak pidana
D. Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum atau perkara tersebut
ditutup demi hukum, kecuali apabila benda itu diperoleh dari suatu tindak pidana
atau yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana

137. Apabila perkara sudah diputus maka benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan
kepada orang atau kepada mereka yang disebut dalam putusan tersebut. Kadangkala
pada amar putusan pengadilan menyatakan benda yang disita tidak dikembalikan
berdasarkan alasan-alasan berikut, kecuali :
A. Barang tersebut tersangkut dengan perkara pidana
B. Dirampas untuk negara
C. Untuk dimusnahkan atau untuk dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi
D. Jika benda tersebut masih diperlukan sebagai barang bukti dalam perkara lain

138. Pejabat pada setiap tahapan pemeriksaan mempunyai kewajiban untuk menunjuk
penasihat hukum bagi seorang tersangka atau terdakwa apabila yang bersangkutan tidak
menunjuk penasihat hukumnya sendiri dalam hal-hal sebagai berikut, kecuali :
A. Dalam hal tersangka/terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana
sebagaimana Pasal 6 UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
B. Dalam hal tersangka/terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana
sebagaimana Pasal 3 UU Tipikor
C. Dalam hal tersangka/terdakwa merupakan orang yang tidak mampu dan disangka
atau didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana Pasal 11 UU Tipikor
D. Dalam hal tersangka/terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana
sebagaimana Pasal 5 UU Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

139. Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti kerugian karena ditangkap,
ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan lain, tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum
yang diterapkan. Tuntutan ganti kerugian tersebut hanya dapat diajukan dalam waktu
paling lama ……. terhitung sejak tanggal petikan atau Salinan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap diterima. Jawaban yang benar untuk mengisi
titik-titik tersebut adalah :
A. 14 (empat belas) hari
B. 1 (satu) bulan
C. 60 (enam puluh) hari
D. 3 (tiga) bulan

140. Besarnya ganti kerugian berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
huruf b dan Pasal 95 KUHAP adalah :
A. Paling sedikit Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan paling banyak
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
B. Paling sedikit Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah)
C. Paling sedikit Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dan paling banyak
Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)
D. Paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

141. Besarnya ganti kerugian berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
KUHAP yang mengakibatkan luka berat atau cacat sehingga tidak bisa melakukan
pekerjaan adalah :
A. Paling sedikit Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp.
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
B. Paling sedikit Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
400.000.000,- (empat ratus juta rupiah)
C. Paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
D. Paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

142. Besarnya ganti kerugian berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95
KUHAP yang mengakibatkan mati adalah :
A. Paling sedikit Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
400.000.000,- (empat ratus juta rupiah)
B. Paling sedikit Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
C. Paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
600.000.000,- (enam ratus juta rupiah)
D. Paling sedikit Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah)

143. Pengadilan Negeri berwenang mengadili segala perkara pidana sesuai kompetensi
relatif. Penentuan kompetensi Pengadilan Negeri atas perkara pidana ditentukan
berdasarkan hal-hal berikut, kecuali :
A. Pengadilan negeri pada wilayah hukum yang sama dengan tempat tinggal atau
tempat kediaman terdakwa
B. Pengadilan negeri pada wilayah hukum tempat dilakukannya tindak pidana
C. Pengadilan negeri yang di dalam daerah hukumnya tempat kediaman sebagian besar
saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu daripada tempat
kedudukan pengedilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana itu dilakukan
D. Pengadilan negeri tertentu atas izin Ketua Mahkamah Agung yang dituangkan
dalam surat keputusan

144. Pembayaran ganti kerugian dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang :
A. Hukum dan Hak Asasi Manusia
B. Badan Usaha Milik Negara
C. Keuangan
D. Dalam Negeri

145. Salah satu kewenangan Jaksa Penuntut Umum menurut KUHAP adalah sebagaimana
tersebut di bawah ini, kecuali :
A. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan
lanjutan, dana tau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh
penyidik
B. Membuat surat dakwaan
C. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan berdasarkan
ketentuan Pasal 123 ayat 3 dan ayat 4, dengan memberi petunjuk dalam rangka
penyempurnaan penyidikan dan penyidik
D. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu
perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan

146. Penuntut umum melimpahkan perkara ke pengadilan negeri dengan permintaan agar
segera mengadili perkara tersebut disertai dengan urat dakwaan. Mengacu pada redaksi
yang tersurat pada Pasal 143 ayat 2 KUHAP surat dakwaan harus dibuat sebagai
berikut, kecuali :
A. Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum
B. Surat dakwaan memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka
C. Surat dakwaan memuat uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan
D. Surat dakwaan memuat uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai jenis dan
lama penahanan yang telah dilakukan terhadap tersangka atau uraian sebaliknya bila
tersangka tidak ditahan

147. Sebelum persidangan dilaksanakan, Pengadilan Negeri yang berwenang akan


mengirimkan surat pemberitahuan jadwal persidangan. Pemberitahuan untuk datang
ke sidang pengadilan dilakukan secara sah apabila disampaikan dengan surat panggilan
kepada terdakwa dengan cara sebagaimana Pasal 145 KUHAP. kecuali :
A. Disampaikan ke alamat tempat tinggal terdakwa
B. Disampaikan di tempat kediaman terakhir apabila tempat tinggal terdakwa tidak
diketahui
C. Melalui kepala desa yang berdaerah hukum tempat tinggal atau tempat kediaman
terakhir terdakwa
D. Melalui media massa apabila tempat tinggal atau tempat kediaman terakhir
terdakwa tidak diketahui
148. Berikut adalah perkara-perkara yang dapat disidangkan dengan acara singkat, kecuali :
A. Perkara pelanggaran lalu lintas
B. Perkara yang menurut penuntut umum pembuktian hukumnya mudah dan sifatnya
sederhana
C. Perkara kejahatan dan pelanggaran yang tidak termasuk pada ketentuan Pasal 205
KUHAP
D. Perkara yang menurut penuntut umum penerapan hukumnya mudah dan sifatnya
sederhana

149. Perkara-perkara yang tidak dapat disidangkan dengan acara cepat adalah :
A. Perkara pelanggaran lalu lintas
B. Perkara yang menurut penuntut umum pembuktian serta penerapan hukumnya
mudah dan sifatnya sederhana
C. Perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling singkat 4
(empat) bulan dan paing lama 6 (enam) bulan
D. Jawaban B dan C benar

150. Pada persidangan perkara pelanggaran lalu lintas dan jalan, jika terdakwa atau wakilnya
tidak hadir di sidang, pemeriksaan perkara tersebut :
A. Ditunda, dan panitera memanggil ulang terdakwa melalui surat tercatat resmi
B. Tidak dilanjutkan, dimana surat dakwaan akan dinyatakan tidak dapat diterima
C. Tidak dilanjutkan, dimana surat dakwaan akan dinyatakan batal demi hukum
D. Dilanjutkan dengan pemeriksaan perkara secara verstek (di luar kehadiran
terdakwa)

151. Pada prinsipnya persidangan dilakukan secara terbuka, kecuali untuk perkara
A. Tindak pidana korupsi
B. Tindak pidana narkotika dan/atau psikotropika
C. Tindak pidana pornografi
D. Tindak pidana pembunuhan berencana

152. Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum
untuk menyatakan pendapatnya, Hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk
selanjutnya mengambil keputusan. Apabila Hakim menerima keberatan tersebut :
A. Perkara itu tidak diperiksa labih lanjut
B. Perkara dinyatakan tidak diterima (niet ontvankelijke verklaard)
C. Mengembalikan surat dakwaan kepada penuntut umum
D. Mengeluarkan terdakwa dari tahanan

153. Walaupun tidak ada perlawanan, setelah mendengar pendapat penuntut umum dan
terdakwa dengan surat penetapan yang memuat alasannya dapat menyatakan
pengadilan tidak berwenang. Kewenangan ini diambil atas dasar:
A. Demi hukum (by the law)
B. Karena jabatannya (ex officio)
C. Demi keadilan dan kepastian hukum
D. Melindungi hak asasi manusia
154. Hakim ketua sidang, hakim anggota, penuntut umum atau panitera wajib
mengundurkan diri dari menagani perkara apabila terikat hubungan tertentu dengan
terdakwa atau dengan penasihat hukum. Hubungan tertentu tersebut dapat disebutkan
di bawah ini, kecuali :
A. Saudara kandung
B. Mantan suami
C. Paman
D. Sepupu

155. Alat bukti yang sah yang dikenal dalam KUHAP antara lain disebutkan di bawah ini,
kecuali :
A. Keterangan ahli
B. Surat
C. Bukti elektronik
D. petunjuk

156. Pengaturan tentang jenis alat bukti dalam KUHAP terdapat pada :
A. Pasal 182
B. Pasal 183
C. Pasal 184
D. Pasal 185

157. Pada prinsipnya teori pembuktian (bewijstheorie) yang dianut oleh KUHAP adalah :
A. Teori pembuktian berdasarkan peraturan perundang-undangan secara positif
(positief wettelijk bewijstheorie)
B. Teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim secara bebas (conviction intime)
C. Teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim berdasarkan alasan logis
(conviction raisonee)
D. Teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif (negaief wettelijk
bewijstheorie)

158. Apabila tidak ditentukan lain, seseorang tidak dapat didengar keterangannya dan dapat
mengundurkan diri sebagai saksi karena alasan-alasan berikut, kecuali :
A. Terdakwa merupakan atasan dari saksi dalam suatu hubungan kerja
B. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus keatas atau kebawah sampai
derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa
C. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau
saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan
anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga
D. Suami atau isteri terdakwa maupun sudah bercerai atau bersama-sama sebagai
terdakwa

159. Seorang saksi dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan
sebagai saksi yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka dimana mereka wajib
merahasiakan keterangan tertentu karena beberapa alasan, kecuali :
A. Karena pekerjaannya
B. Karena harkat martabatnya
C. Karena jabatannya
D. Karena kedudukan sosialnya
160. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-
sungguh memperhatikan beberapa hal berikut, kecuali :
A. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain
B. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain
C. Hal-hal yang meringankan atau memberatkan terdakwa
D. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya

161. Alat bukti petunjuk dapat diperoleh dari beberapa alat bukti, kecuali :
A. Keterangan saksi
B. Keterangan ahli
C. Surat
D. Keterangan terdakwa

162. Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu
dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan
dengan :
A. Menerapkan asas keadilan dan kepastian hukum
B. Memperhatikan hak asasi terdakwa
C. Penuh kecermatan dan kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya
D. Memperhatikan peraturan perundang-undangan

163. Keterangan ahli dalam konteks alat bukti pada persidangan perkara pidana ialah :
A. Apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan
B. Apa yang seorang ahli nyatakan di bawah sumpah
C. Apa yang seorang ahli telah teliti dan menarik kesimpulan dari penelitian tersebut
D. Apa yang seorang ahli telah publikasikan baik berupa artikel pada surat kabar,
jurnal hukum, makalah, buku dan seterusnya

164. Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat 1 huruf c KUHAP dibuat atas sumpah
jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah :
A. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang
kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai
dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu
B. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat
yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal
atau sesuatu keadaan
C. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya
D. Jawaban A, B dan C benar

165. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah
melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya tetapi, harus disertai dengan :
A. Minimal 2 (dua) alat bukti lain yang sah
B. Dalil dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum untuk menyatakan terdakwa bersalah
C. Keyakinan hakim
D. Fakta bahwa baik terdakwa dan/atau Penasihat Hukum tidak melakukan bantahan
166. Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan
terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan maka terdakwa diputus :
A. Tidak bersalah (not quilty)
B. Diberikan rehabilitasi atas nama baiknya
C. Bebas (vrijspraak)
D. Lepas dari segala tuntutan hukum (ontlag van alle rechtsvervolging)

167. Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa
terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindakan pidana maka terdakwa
diputus :
A. Tidak bersalah (not quilty)
B. Diberikan rehabilitasi atas nama baiknya
C. Bebas (vrijspraak)
D. Lepas dari segala tuntutan hukum (ontlag van alle rechtsvervolging)

168. Berikut beberapa jenis putusan akhir yang mungkin diberikan oleh hakim dalam
perkara pidana, kecuali :
A. Putusan yang menyatakan bahwa dakwaan tidak dapat diterima
B. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa bersalah secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana
C. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa dinyatakan terbukti melakuka perbuatan
tertentu, tetapi perbuatan tersebut bukan merupakan tindak pidana
D. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa tidak bersalah secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana

169. Surat putusan pemidanaan memuat sejumlah komponen penting sebagaimana diatur
dalam Pasal 197 ayat 1 KUHAP. Apabila pada putusan pemidanaan tersebut hakim
lupa atau lalai mencantumkan “nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa” maka putusan
pemidanaan tersebut :
A. Cacat secara formil
B. Cacat secara materiil
C. Batal demi hukum
D. Tidak batal demi hukum

170. Surat putusan pemidanaan memuat sejumlah komponen penting sebagaimana diatur
dalam Pasal 197 ayat 1 KUHAP. Apabila pada putusan pemidanaan tersebut hakim
lupa atau lalai mencantumkan tentang “hari dan tanggal diadakannya musyawarah
majelis hakim, kecuali perkara diperiksa oleh haim tunggal” maka putusan pemidanaan
tersebut :
A. Cacat secara formil
B. Cacat secara materiil
C. Batal demi hukum
D. Tidak batal demi hukum

171. Surat putusan pemidanaan memuat sejumlah komponen penting sebagaimana diatur
dalam Pasal 197 ayat 1 KUHAP. Apabila pada putusan pemidanaan tersebut hakim
lupa atau lalai mencantumkan “hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama
hakim yang memutus dan nama panitera” maka putusan pemidanaan tersebut :
A. Cacat secara formil
B. Cacat secara materiil
C. Batal demi hukum
D. Tidak batal demi hukum

172. Pada persidangan dengan agenda putusan, apabila penasihat hukum tidak dapat
menghadiri persidangan serta tidak pula menemukan pengganti maka :
A. Persidangan ditunda untuk memberikan kesempatan kepada panitera untuk
melakukan pemanggian melalui surat tercatat
B. Persidangan tetap dilanjutkan di luar hadirnya penasihat hukum
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah

173. Apabila dalam putusan bukan pemidanaan hakim melakukan kekhilafan dan/atau
kekeliruan penulisan atau pengetikan terkait komponen “tuntutan pidana, sebagimana
terdapat dalam surat tuntutan” maka kekhilafan dan atau kekeliruan penulisan atau
pengetikan tersebut akan menyebabkan putusan pemidanaan :
A. Cacat secara formil
B. Cacat secara materiil
C. Batal demi hukum
D. Tidak batal demi hukum

174. Apabila dalam putusan bukan pemidanaan hakim melakukan kekhilafan dan/atau
kekeliruan penulisan atau pengetikan terkait komponen “nama lengkap, tempat lahir,
umur atau tanggal, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan
terdakwa” maka kekhilafan dan atau kekeliruan penulisan atau pengetikan tersebut akan
menyebabkan putusan pemidanaan :
A. Cacat secara formil
B. Cacat secara materiil
C. Batal demi hukum
D. Tidak batal demi hukum

175. Segera sesudah putusan pemidanaan diucapkan bahwa hakim ketua sidang wajib
memberitahukan kepada terdakwa tentang segala apa yang menjadi haknya,
sebagaimana yang diuraikan di bawah ini, kecuali :
A. Hak segera menerima atau segera menolak putusan
B. Hak mempelajari putusan sebelum menyatakan menerima atau meolak putusan
dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini
C. Hak minta penangguhan pelaksanaan putusan dalam tenggang waktu yang
ditentukan oleh undang-undang untuk dapat mengajukan grasi, dalam hal ini
menerima putusan
D. Hak untuk meminta penangguhan penahanan, dalam hal putusan hakim
memerintahkan terdakwa dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan

176. Sebagian besar komponen yang dimuat dalam putusan pemidanaan juga dimuat dalam
putusan bukan pemidanaan. Beberapa komponen tersebutdisebut di bawah ini, kecuali
:
A. Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya
yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti
B. Tuntutan pidana sebagaimana terdapat dalam surat tuntutan
C. Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan
D. Pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat
pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar
penentuan kesalahan terdakwa

177. Apabila salah satu pihak atau bahkan kedua belah pihak yang berlawanan dalam suatu
perkara pidana tidak puas dengan putusan hakim, mereka dapat mengajukan upaya
hukum. Hukum acara pidana mengenal upaya hukum biasa dan luar biasa. Salah satu
jenis upaya hukum biasa adalah :
A. Kasasi
B. Peninjauan kembali
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah

178. Salah satu jenis upaya hukum luar biasa adalah :


A. Kasasi
B. Kasasi demi kepentingan hukum
C. Jawaban A dan B benar
D. Jawaban A dan B salah

179. Suatu putusan pada perkara pidana memperoleh status “berkekuatan hukum tetap”
apabila memnuhi unsur sebagai berikut. Kecuali :
A. Putusan pada tangkat kasasi oleh Mahkamah Agung
B. Putusan pada tangkat pengadilan negeri tidak dilakukan upaya hukum apapun
C. Putusan pada tangkat pengadilan negeri dilakukan upaya hukum banding pada hari
kedelapan sejak putusan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum
D. Putusan pada tangkat pengadilan negeri dilakukan upaya hukum banding pada hari
kesembilan sejak putusan diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum

180. Pasal 67 KUHAP menentukan bahwa permohonan banding dapat diajukan terhadap
putusan pengadilan tingkat pertama, kecuali terhadap beberapa jenis putusan. Jenis
putusan yang tidak termasuk dalam redaksi Pasal 67 KUHAP adalah :
A. Putusan bebas
B. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang
tepatnya penerapan hukum
C. Putusan pengadilan dalam acara cepat
D. Putusan pengadilan dalam acara singkat

181. Permohonan banding boleh diterima oleh panitera pengadilan negeri dalam waktu
………...sesudah putusan dijatuhkan atau setelah putusan diberitahukan kepada
terdakwa yang tidak hadir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 ayat 2 KUHAP.
Jawaban paling tepat untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. 7 (tujuh) hari
B. 8 (delapan) hari
C. 14 (empat belas) hari
D. 15 (lima belas) hari
182. Selama perkara banding belum diputus oleh pengadilan tinggi, permintaan banding
dapat dicabut sewaktu-waktu dan dalam hal sudah dicabut, permintaan banding dalam
perkara itu :
A. Dapat diajukan kembali tanpa melakukan perubahan pada memori banding
B. Dapat diajukan kembali dengan melakukan perubahan pada memori banding
C. Dapat diajukan kembali dengan melakukan perubahan dengan catatan tidak
mengubah substansi pada memori banding
D. Tidak dapat diajukan kembali

183. Selama pengadilan tinggi belum mulai meriksa suatu perkara dalam tingkat banding
baik terdakwa atau kuasanya maupun penuntut umum ……… menyerahkan memori
banding atau kontra memori banding kepada pengadilan tinggi. Jawaban yang paling
tepat untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. Dapat
B. Harus
C. Wajib
D. Wajib dengan ancaman kebatalan

184. Selama tujuh hari sebelum pengiriman berkas perkara kepada pengadilan tinggi,
pemohon banding ………..diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara
tersebut di pengadilan negeri. Jawaban yang paling tepat untuk mengisi titik-titik
tersebut adalah :
A. Boleh
B. Dapat
C. Harus
D. Wajib

185. Pasal 244 KUHAP pada awalnya menyatakan bahwa terhadap putusan perkara pidana
yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah
Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan
kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas. Hal ini berarti bahwa
terhadap putusan pengadilan selain Mahkamah Agung yang berupa putusan
pembebasan, penuntut umum tidak memiliki hak untuk mengajukan kasasi. Ketentuan
tersebut mengalami perubahan, dimana penuntut umum diberikan kewenangan untuk
mengajukan kasasi terhadap putusan pengadilan selain Mahkamah Agung termasuk
putusan pembebasan. Ketentuan tersebut didasarkan pada :
A. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 113/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013
B. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 113/PUU-X/2013 tanggal 28 Maret 2013
C. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013
D. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2013 tanggal 28 Maret 2013

186. Pemohon kasasi …….mengajukan memori kasasi yang memuat alasan permohonan
kasasinya dan dalam waktu empat belas hari setelah mengajukan permohonan tersebut,
harus sudah menyerahkannya kepada panitera yang untuk itu ia memberikan surat tanda
terima. Jawaban yang paling benar untuk mengisi titik-titik tersebut adalah :
A. Dapat (berdasarkan hak)
B. Boleh (berdasarkan kepentingan)
C. Wajib/tanpa terkecuali
D. Jawaban A dan B benar
187. Dasar-dasar pengajuan upaya hukum kasasi antara lain disebutkan di bawah ini, kecuali
:
A. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak
sebagaimana mestinya
B. Apakah benar pengadilan memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata
C. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-
undang
D. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya

188. Salah satu jenis upaya hukum adalah peninjauan kembali. KUHAP menentukan bahwa
terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap kecuali
putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat
mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. Ketentuan
demikian diatur dalam :
A. Pasal 162 ayat 1
B. Pasal 163 ayat 1
C. Pasal 164 ayat 1
D. Pasal 165 ayat 1

189. KUHAP menentukan bahwa terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum,
terpidan atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung. Dalam praktek, sudah menjadi kebiasaan dimana penuntut umum
juga turut mengajukan permohonan peninjauan kembali meskipun bertentangan dengan
KUHAP. Kontroversi tersebut diakhiri lelaui putusan Mahkamah Konstitusi yang
menyatakan ketentuan tentang peninjauan kembali tersebut bertentangan dengan UUD
1945 secara bersyarat, yaitu sepanjang dimaknai lain selain yang secara eksplisit
tersurat dalam norma a quo. Putusan tersebut tepatnya adalah:
A. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIV/2016 tanggal 12 Mei 2016
B. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIV/2016 tanggal 13 Mei 2016
C. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XIV/2016 tanggal 12 Mei 2016
D. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XIV/2016 tanggal 13 Mei 2016

190. Berdasarkan KUHAP, permohonan peninjauan kembali dilakukan atas dasar sebagi
berikut, kecuali :
A. Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat bahwa jika keadaan
itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung hasilnya akan berupa
putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut
umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana
yang lebih ringan
B. Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwan sesuatu telah terbukti,
akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah
terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu dengan yang lain
C. Apabila putusan tersebut jelas memperlihatkan adanya fakta bahwa pengadilan
telah salah menilai hasil pembuktian sehingga melahirkan putusan yang tidak
memiliki pertimbangan yang kuat (onvoldoende gemotiveert)
D. Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata
191. Pengajuan upaya hukum peninjauan kembali dalam hukum acara pidana dapat diajukan
berkali-kali (tidak terbatas). Ketentuan ini merupakan ketentuan baru berdasarkan
putusan Mahkamah Konstitusi yang mereview redaksi Pasal 268 ayat 3 KUHAP.
Putusan tersebut adalah :
A. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013 tanggal 6 Maret 2014
B. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013 tanggal 7 Maret 2014
C. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-XI/2013 tanggal 6 Maret 2014
D. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-XI/2013 tanggal 7 Maret 2014

192. Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung dapat diajukan satu
kali permohonan kasasi oleh :
A. Jaksa Penuntut Umum
B. Ketua Kejaksaan Negeri
C. Ketua Kejaksaan Tinggi
D. Kejaksaan Agung

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

193. Pengadilan Agama merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan yang beragama Islam, mengenai perkara perdata tertentu yang diatur
dalam :.
A. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2007
B. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2008
C. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
D. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2010

194. Undang-Undang Peradilan Agama menganut asas personalitas keislaman, yang berarti
:
A. Perkara yang diperiksa oleh Pengadilan Agama terdiri dari pihak atau orang-orang
yang beragama Islam
B. Perkara yang diperiksa oleh Pengadilan Agama didasari oleh hubungan yang
bersifat syariah, yang didasarkan pada Al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad para ulama
C. Perkara yang diperiksa oleh Pengadilan Agama tidak hanya terdiri dari pihak atau
orang-orang yang beragama Islam, tetapi juga melibatkan orang-orang yang
beragama bukan Islam, atau orang-orang yang keluar dari Islam (murtad)
D. Perkara yang diperiksa oleh Pengadilan Agama tidak hanya terdiri dari orang-orang
Islam atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum syariah, tetapi juga
termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri
dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan
Peradilan Agama
195. Undang-Undang Peradilan Agama menganut asas personalitas keislaman sehingga
segala sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai hal-hal yang diatur
dalam Pasal 49 Undang-Undang Peradilan Agama menjadi kewenangan Pengadilan
Agama. Azas personalitas keIslaman sebagai penentu kewenangan pengadilan agama
tidak berlaku dalam hal-hal sebagai berikut, kecuali :
A. Sengketa di bidang perkawinan yang perkawinannya tercatat di Kantor Urusan
Agama meskipun salah satu (suami atau isteri) atau kedua belah pihak (suami isteri)
keluar dari agama Islam (murtad)
B. Sengketa di bidang hak cipta yang bernuansa syariah meskipun salah satu pihak
yang bersengketa beragama non muslim
C. Sengketa di bidang kewarisan yang pewarisnya beragama Islam meskipun sebagian
atau seluruh ahli waris non muslim
D. Sengketa di bidang ekonomi syariah meskipun nasabahnya non muslim

196. Berikut adalah perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama, kecuali:
A. Haji
B. Syirkah
C. Ijarah
D. Wakalah

197. Kewenangan peradilan agama dalam memutus perkara tertentu berdasarkan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama telah diperluas oleh Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006. Salah satu materi perkara baru yang menjadi
kewenangan pengadilan agama berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
adalah :
A. Hibah
B. Wakaf
C. Zakat
D. Rahn

198. Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara antara orang-
orang yang beragama Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 UU Peradilan
Agama, khusus mengenai objek sengketa tersebut :
A. Harus diputus lebih dahulu oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan umum
B. Akan diputus tidak dapat diterima dengan alasan prematur oleh pengadilan agama
C. Akan diputus tidak dapat diterima dengan alasan tidak mempunyai dasar hukum
(legal standing) oleh pengadilan agama
D. Harus diputus oleh pengadilan agama bersama-sama perkara yang semula

199.

200

Anda mungkin juga menyukai