Pengecekan
Pengukuran Kunjungan Dasar Saluran
UITZET bersama Pabrik Proses Rencana
dengan UP4 Proyek Selesai
Precast U-Ditch Pemasangan dengan Dasar
SDA Jakarta
dan Box Culvert Saluran
Barat
Terpasang
LOKASI
PEKERJAAN
PR 0 – PR 1 = 10,40 m
LAYOUT
PEKERJAAN
PR 1 – PR 2 = 12 m
PR 1 PR 2
DIMENSI
U-DITCH,
TUTUP,
BOX CULVERT
PR 0 – PR 1 PENGUKURAN DASAR SALURAN
1 PATOK (Peil Jalan) : +1,554 2 PATOK (Peil Jalan) : +1,554
DS RENCANA : +0,320 DS RENCANA : + 0,120
Selisih : 6 mm Selisih : 6 mm
1 2
Vangkom 1 Vangkom 2
MANHOLE
PIPA 8 Inch PIPA 8 Inch
Peninggian Saluran
Peninggian Saluran
Detail PR 1 – PR 2
PIPA SKTM PLN PIPA SKTM PLN
PIPA PGN
PIPA PALYJA 600 mm Mobil Crane 1 Mobil Crane 2
Kolam di Median
8 7 2 1 10 11 12
DOKUMENTASI PENOMORAN BOX CULVERT
Dokumentasi Pekerjaan Crossing Saluran PTB Angke, Kecamatan Grogol Petamburan
1 MANHOLE 1 2 MANHOLE 2
PATOK (Peil Jalan) : +1,554 PATOK (Peil Jalan) : +1,554
DS RENCANA : - 0,860 DS RENCANA Kol:a-m0d,i8M6e0dian
1 2 3 4 ----------------------------------------- -----------------------------------------
RIGIDJJA
ALRAA
NKBETONDS rencana : 2414 mm JARAK DS rencana : 2414 mm
JARAK diLapangan : 2480 mm JARAK diLapangan : 2420 mm
Selisih : 66 mm Selisih : 6 mm
3 PI PA PA LYJ A -9 4 B OX C U LV E R T
8 7 6 5 1 10 11PATO1K2(Peil J1a3lan)
P G N2 : +1,554
DS RENCANA : - 0,116
PATOK (Peil Jalan) : +1,554 -----------------------------------------
----------------------------------------- JARAK DS rencana : 1670 mm
JARAK diLapangan : 1808 mm JARAK diLapangan : 1720 mm
Selisih : 50 mm
PENGUKURAN DASAR SALURAN
PENGUKURAN DS PR 2 (MEDIAN) PEIL JALAN : +1,547
Selisih : 203 mm
Pada umumnya kondisi jaringan irigasi yang sudah ada di wilayah Provinsi Aceh sudah banyak yang rusak mulai
dari kategori rusak sedang hingga rusak berat, hal ini disebabkan faktor usia konstruksi yang sudah mencapai 20 (dua
puluh) sampai 25 (dua puluh lima tahun), akibatnya sebagian besar kinerja sistem jaringan irigasi sudah menurun
yang berdampak pada penurunan luas tanam dan luas panen. Untuk meningkatkan kembali kinerja jaringan irigasi
tersebut perlu dilakukan rehabilitasi agar dapat mengoptimalkan kembali fungsinya. Di samping itu juga pada
beberapa daerah irigasi yang sudah dibangun sebagian saluran pembawa kondisinya masih berupa saluran tanah, hal
ini mengakibatkan banyak kehilangan air di sepanjang saluran akibat rembesan sehingga debit air yang dialirkan
melalui saluran tersebut berkurang dari debit rencana, akibatnya terjadi kekurangan air yang berdampak pada
penurunan luas tanam dan luas panen.
LATAR BELAKANG KEGIATAN
Daerah Irigasi (D.I.) Cubo/Trienggadeng merupakan salah satu daerah irigasi yang menjadi sumber utama
produksi padi di Aceh. Untuk saat ini, sebahagian jaringan sekunder dan primer D.I. Cubo/Trienggadeng tidak
beroperasi secara maksimal. Kondisi ini terjadi karena kerusakan konstruksi akibat berbagai hal. Untuk meningkatkan
fungsi bangunan dan jaringan D.I. Cubo/Trienggadeng, diperlukakan rehabilitasi secara menyeluruh. Untuk mencapai
hasil yang optimal dalam melaksanakan rehabilitasi seluruh jaringan irigasi maka diperlukan survey investigasi secara
detail. Berkaitan dengan hal tersebut maka pada tahun anggaran 2020 Dinas Pengairan Aceh melaksanakan pekerjaan
Sid Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Cubo/Trienggadeng Kab. Pidie Jaya. Dalam pelaksanaan pekerjaan SID
Rehabilitasi tersebut, Dinas Pengairan Aceh tentunya membutuhkan tenaga profesional di bidang layanan jasa
konsultansi untuk perencanaan irigasi.
IDENTIFIKASI JARINGAN IRIGASI D.I. CUBO
Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah,dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh
asset irigasi serta data ketersediaan air, nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun mengacu pada ketentuan/pedoman yang berlaku. Untuk
kegiatan Pemeliharaan /rehabilitasi dari hasil inventarisasi tersebut yang sangat diperlukan adalah data kondisi
jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan pengaruhnya terhadap areal pelayanan.
IDENTIFIKASI JARINGAN IRIGASI D.I. CUBO
Secara umum, permasalahan yang terjadi pada Daerah Irigasi (D.I) Cubo terjadi karena umur konstruksi yang
telah melebihi 10 tahun, perubahan fungsi bangunan karena perubahan infrastruktur lainnya di sekitar D.I Cubo,
revitalisasi dan penngkatan fungsi embung-embung alamiah pada D.I Cubo, perubahan yang terjadi karena iklim dan
faktor-faktor alam lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut ditanggulangi dengan usaha rehabilitasi dan
penyesuian-penyesuaian terhadap dimensi bangunan. Selain itu, dierlukan bangunan-bangunan pelengkap tambahan
untuk mengoptimalkan fungsi bangunan yang telah ada sebelumnya. Pelaksanaan inventarisasi asset irigasi
mengajukan kepada skema bangunan sebagai berikut (Gambar 2-1).
IDENTIFIK
ASI
JARINGAN
IRIGASI
D.I. CUBO
INVENTARISASI JARINGAN IRIGASI
1. BENDUNG
Bendung Cubo merupakan bending dengan mercu tipe Ogee vertical yang dilengkapi dengan kolam olak tipe
USBR tipe IV. Bendung Cubo selesai dibangun pada tahun 1988 dengan luas rencana layanan 2000 ha. Sampai
dengan tahun 2020 (pada saat inventarisasi ini dilaksanakan), Bendung Cubo masih berfungsi dengan baik. Kerusakan
terjadi karena factor umur konstruksi.
Sebahagian selimut beton di hilir mercu telah terkelupas dan mengekspose tulangan. Apabila dibiarkan terus berlanjut,
kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan konstruksi yang semakin parah. Bila tidak dilakukan penaanganan dengan
segera, konstruksi tubuh bendung Cubo dapat mengalami crack. Selain itu, sisi hulu bendung perlu dilengkapi dengan
konstruksi pelindung tebing sungai. Gambar 2-2 memperlihatkan bahwa konstruksi pelindung sungai yang pernah
dibangun tahun 1988 telah runtuh dan tertimbun dengan sedimen. Pelindung tebing sungai di hulu bendung Cubo
berfungsi untuk melindungi hulu bendung dari bahaya gerusan pada saat banjir dan mengurangi hambatan aliran ke
pintu pengambilan.
INVENTARISASI JARINGAN IRIGASI
1. BENDUNG
Sedimentai di Hulu Bendung Sedimentai di Hulu Pengambilan Bendung Terkelupasnya selimut tubuh bending dihilir
2. KANTONG LUMPUR DAN SALURAN PRIMER
Secara umum, kondisi saluran primer dan kantong lumpur D.I Cubo tergolong baik. Kerusakan-kerusakan ringan
terjadi pada sebahagian kecil lining saluran. Kondisi saluran primer dan kantong lumpur disajikan pada Gambar 2-6
sampai Gambar 2-7. Kendala yang dihadapi oleh saluran primer adalah sedimentasi di saluran, terutama pada saat
banjir.
Sebahagian segmen saluran primer mengalami kerusakan berupa keruntuhan salah satu sisi tanggul, terutama
pada saluran yang berbentuk melengkung. Kerusakan ini juga mengakibatkan melimpasnya air ke permukiman warga.
Hal ini mengindikasikan bahwa saluran primer D.I Cubo juga berfungsi sebagai darinase kawasan selain sebagai
saluran pembawa air untuk kebutuhan irigasi.
INVENTARISASI JARINGAN IRIGASI
Saluran pembawa sekunder dan primer pada jaringan D.I Cubo seluruhnya merupakan saluran pasangan batu dan
saluran beton. Sebahagian besar saluran tersebut selesai dibangun pada tahun 1982, 1988 dan tahu 1989. Penjelasan
dari Komisi Irigasi setempat, seluruh saluran masih berfungsi dengan baik walaupu terjadi kerusakan akibat banjir
atau bencana alam lainnya. Kondisi saluran di D.I Cubo disajikan pada Gambar 2-8 sampai Gambar 2-10.
INVENTARISASI JARINGAN IRIGASI
2. SALURAN PEMBAWA
SALURAN PEMBAWA DI CUBO YANG TIPIKAL KERUSAKAN SALURAN TIPIKAL KERUSAKAN SALURAN
MENDAPAT PERAWATAN RUTIN 2017 PEMBAWA DI.CUBO KARENA UMUR PEMBAWA DI CUBO YANG
KONSTRUKSI DITUMBUHI RUMPUT
4. BANGUNAN BAGI SADAP
Bangunan bagi sadap dan bangunan eksploitasi lainnya yang terdapat pada D.I Cubo sebahagian besar masih
berfungsi. Permasalahan yang terjadi pada bangunan bagi sadap adalah penumpukan sedimen dan sampah di ambang
pintu. Selain itu, beberapa bangunan perlu diakukan rehabilitasi. Secara umum, kondisi bangunan bagi/sadap pada D.I
Cubo dapat dilihat pada Gambar 2-11 sampai Gambar 2-13.
INVENTARISASI JARINGAN IRIGASI
2. SALURAN PEMBAWA
TIPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN BAGI TIPIKAL KERUSAKAN PINTU YANG TIPIKAL KERUSAKAN PINTU YANG
SADAP AKIBAT PENUMPUKAN PERLU PERBAIKAN BERAT (BCB-8) PERLU PERBAIKAN (BCB-11)
SAMPAH
5. BANGUNAN PELENGKAP
Bangunan pelengka yang terdapaat pada D. Cubo meliputi gorong-gorong, bangunan terjun, jalan inspeksi,
bangunan juru irigasi, sipon dan talang, Gorong-gorong berupa saluran tertutup, dengan peralihan pada bagian masuk
dan keluar. Gorong-gorong akan sebanyak mungkin mengikuti kemiringan saluran. Gorong-gorong berfungsi sebagai
saluran terbuka selama bangunan tidak tenggelam. Gorong-gorong mengalir penuh bila lubang keluar tenggelam atau
jika air di hulu tinggi dan gorong-gorong panjang. Kehilangan tinggi energi total untuk gorong-gorong tenggelam
adalah jumlah kehilangan pada bagian masuk, kehilangan akibat gesekan ditambah lagi kehilangan pada tikungan
gorong-gorong. Secara umum, gorong-gorong di D.I Cubo berfungsi dengan baik. Kondisi gorong-gorong disajikan
pada Gambar 2-14 sampai Gambar 2-15.
INVENTARISASI JARINGAN IRIGASI
GORONG-GORONG
TIPIKAL KONDISI GORONG-GORONG TIPIKAL KONDISI GORONG-GORONG TIPIKAL KONDISI SIPON YANG PERLU
YANG MENDAPATKAN PERAWATAN YANG MENDAPATKAN PERAWATAN MENDAPATKAN PERAWATAN
BERKALA BERKALA BERKALA
SIPON
Pada D.I Cubo, sipon dipakai untuk mengalirkan air lewat
bawah jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam.
Aliran dalam sipon mengikuti prinsip aliran dalam saluran
tertutup. Antara saluran dan sipon pada pemasukan
dan pengeluaran diperlukan peralihan yang cocok. Kedalaman
air diatas sisi atas sipon (air perapat) dan permukaan air
bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon. Sipon harus
dipakai hanya untuk membawa aliran saluran yang memotong
jalan atau saluran pembuang di mana tidak bisa dipakai gorong-
gorong, jembatan atau talang. Kondisi sipon di D.I Cubo
diperlihatkan pada Gambar 2-16.
JALAN INSPEKSI
Operasi dan pemeliharaan saluran dan bangunan di dalam
petak tersier membutuhkan jalan inspeksi di sepanjang saluran
irigasi sampai ke boks bagi yang terletak paling ujung/hilir.
Karena kendaraan yang di pakai adalah sepeda atau sepeda
motor, maka lebar jalan inspeksi diambil sekitar 1,5 – 2,0 m.
Jalan inspeksi untuk saluran tersier dibangun dengan lapisan
dasar dan kerikil setebal 0,20 m supaya cukup kuat. Kerikil
terbaik untuk pembuatan jalan adalah bahan aluvial alamiah
yang dipilih dari sungai yang mengalir di daerah proyek. Jalan
inspeksi untuk saluran tersier dapat juga dibangun dengan
lapisan dasar dari sirtu dan/atau Lapis Pondasi Agregat Kelas B
setebal 0,20 m supaya kuat. Secara umum, jalan inspeksi di D.I
Cubo masih baik.
S K EM A JARINGAN IRIGASI INVENTARISASI L EGENDA
D.I C U B O T R I E N G G A D E N G (A - 1.909 Ha)
(PIDIE JAYA) W AD U K P AY A PIE
BENDUNG
B A N G U N A N BAGI
112.63 L / dt 66.25 ha
BANG UNAN BAGI SADAP
PS.3
A = 122.00 ha
Q = 0.207 m ³ /dt 34. 00 L / dt 20.00 ha S AL URAN PRIMER
L = 1102.00 m .
PS.2Ka
A = 58. 75 ha SALURAN SEKUNDER
51.00 L / dt 30.00 ha
Q = 0.999 m ³ /dt BPR.1 99.88 L / dt 58.75 ha
L = 977.00 m .
S A L U R A N TERSIER
PS.2Ki PR.1
CB.14Te BPS.2 SALURAN SEKUNDER PAYA REULET
66. 70 L /dt 82.50 ha
CB.14Te kn N A M A P E T A K TERSIER
A = 230.75 ha D E B I T ( l/dtk )
BCB 14Te Q = 0.392 m ³ /dt
SEPAT
66. 70 L /dt 82.50 ha W AD U K P AY A SE PAT
L = 795.00 m . LUAS ( ha )
W AD U K A LU E D R IEN
79.90 L /dt ha 79.90 L /dt 65.75 ha
CB.14Ka PS.1Ki PS.1Ka
A = 82. 50 ha 83.00 l/dt 50.00 ha
BPS.1
Q = 0 . 1 4 0 m ³ / dt
L = 1933.00 m. A = 296.50 ha
Q = 0.504 m ³ /dt A = 1117. 50 ha
L = 473.00 m . A = 1463. 00 ha
A = 132. 50 ha A = 1117. 50 ha
Q = 1 . 9 0 0 m ³ / dt
A = 1191. 50 ha A = 1259. 50 ha A = 1348. 00 ha A = 1400. 00 ha
Q = 2 . 4 8 7 m ³ / dt
A = 1504. 00 ha
B E NDUNG
A = 227.25 ha A = 342. 75 ha A = 389. 75 ha A = 686. 25 ha L = 1333.50 m. L = 1878.00 m. A = 1545. 75 ha
Q = 0 . 2 2 5 m ³ / dt Q = 0.386 m³/dt Q = 0 . 5 8 3 m ³ / dt Q = 0 . 6 6 3 m ³ / dt Q = 1 . 1 6 7 m ³ / dt Q = 1 . 9 0 0 m ³ / dt Q = 2 . 0 2 6 m ³ / dt Q = 2 . 1 1 4 m ³ / dt Q = 2 . 2 9 2 m ³ / dt Q = 2.380 m³/dt Q = 2 . 5 5 7 m ³ / dt Q = 2 . 6 2 7 m ³ / dt D.I CUBO
L = 724.00 m. BCB.13 L = 1237.00 m. L = 1452.00 m. L = 427.00 m. L = 3658.00 m.
L = 2358.50 m. TEROWONGAN L = 2200.00 m. L = 1225.00 m . L = 1040.00 m. L = 760.00 m. Siphon 1 L = 1219.00 m. L = 403.00 m.
BDCB.0
Kr.PAN TE
BCB.14 BCB.12 BCB.11 BCB.10 BCB.9 BCB.8 L = 959 m. BCB.7 BCB.6 Siphon 3 BCB. 5 BCB . 4 BCB. 3Siphon 2 BCB.2 BCB.1
RAJA
Salur an Salur an Salur an
Lining R u s a k Berat 47.60 L / dt 28.00 ha
T an pa L in ing T an pa L in ing
S A L U R A N PRIMER CUBO
CB.7Ki
B a n g u n a n Bagi SALURAN PRIMER CUBO B a n g u n a n Bagi
R u s a k B erat A = 431. 25 ha R u s a k B erat
196. 35 L / dt 115.50 ha CB.11Ki Q = 0 . 7 3 3 m ³ / dt
CB.13Ki L = 1029.00 m. 115. 60 L / dt 68.00 ha 150. 45 L / dt 88.50 ha 88. 40 L / dt 52.00 ha 107. 10 L / dt 63.00 ha 69.70 L/dt 41.00 ha 70. 98 L / dt 41.75 ha
CB.12Ki 79. 90 L / dt 47.00 ha A = 1117. 50 ha
161. 08 L / dt 94.75 ha CB.6Ki CB.5Ki CB.4Ki CB.3Ki CB.2Ki CB.1Ki
Q = 1 . 9 0 0 m ³ / dt
L = 700.00 m.
GAJAH
SALURAN SEKUNDER PAYA
R usak Berat
30.60 L/dt 18.00 ha
BPG.2
PG.2Ka 78.20 l/dt 46.00 ha
A = 308.75 ha
Q = 0.525 m³/dt CB.7 kr
L = 1113.00 m.
E MB U N G
P A Y A C IBR EK
56.53 l/dt 33.25 ha 30.60 L/dt 18.00 ha 83.30 L/dt 49.00 ha 73.53 L/dt 43.25 ha
Berdasarkan hasil inventarisasi, jenis atau bangunan yang dilakukan perencanaan rehabilitasi sebagai berikut:
POTONGAN MELINTANG
HASIL PERENCANAAN BANGUNAN
PERBAIKAN BANGUNAN UTAMA
C. Pembangunan Trashrack
HASIL PERENCANAAN BANGUNAN
PERBAIKAN SALURAN PRIMER DAN BANGUNAN
POTOGAN MELINTANG
Rencana anggaran biaya, perhitungan volume, spesifikasi teknis dan metode kerja merupakan salah satu produk laporan pada
Pekerjaan SID Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Cubo/Trienggadeng Kab. Pidie Jaya yang digunakan untuk menentukan biaya dan
metode kerja yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi di Cubo ini. Dalam pekerjaan ini terdapat
beberapa jenis pekerjaan yaitu:
Estimasi total biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Cubo/Trienggadeng Kab.
Pidie Jaya adalah Rp. 34.981.918.000,- (Tiga Puluh Empat Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Satu Juta
Sembilan Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah). Daftar Harga Upah, Bahan dan Alat untuk Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.1, Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat dilihat pada Tabel 4.2,
Rekapitulasi Analisa Harga dapat dilihat pada Tabel 4.1.
ANGGARAN BIAYA
NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA
Jumlah Rp 31.801.744.027,62
Ppn 10 % Rp 3.180.174.402,76
Total Rp 34.981.918.430,38
Dibulatkan Rp 34.981.918.000,00
Terbilan
g:
TigaPuluh Empat Milyar SembilanRatusDelapanPuluh SatuJutaSembilanRatusDelapanBelasRibuRupiah.-------