2422 6356 1 PB
2422 6356 1 PB
Full Paper
and Engineering
Article history
NORMALISASI SUNGAI ARU UNTUK Received
MENANGGULANGI BANJIR DI 5 Agustus 2020
Received in revised form
KECAMATAN GALELA KABUPATEN 12 September 2020
Accepted
HALMAHERA UTARA Oktober 2020
Abstrak
Sungai Aru dengan DAS-nya termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Utara.
Berdasarkan peta eksisting lereng, dapat dilihat bahwa wilayah daratan Halmahera Utara
didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng 0 – 8 %. Banjir di Kecamatan Galela Utara
diakibatkan oleh naiknya muka air pada Sungai Aru karena tidak dapat mengalirkan debit banjir.
Penelitian ini menggunakan metode distribusi probabilitas dan di uji menggunakan uji
probabilitas untuk menghitung curah hujan rencana. Metode pelampung untuk menghitung
debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, metode Mononobe untuk menghitung debit
banjir dan Metode manning untuk menghitung kapasitas penampang rencana dan eksisting.
Debit banjir pada Sungai Aru untuk periode ulang 2 tahun, 23,18 m³/detik untuk periode ulang
5 tahun, 28,26m³/detik untuk periode ulang 10 tahun, 31,45 m³/detik untuk periode ulang 20
tahun, 34,51 m3/detik. Debit rata-rata eksisting Sungai Aru sebesar 24,14 m³/detik, untuk debit
rencana penampang sungai Aru sebesar 78,808 m³/detik dan untuk model desain tanggul yang
sesuai dengan debit banjir di dapat tinggi jagaan tanggul 1 m untuk tinggi tanggul 2,5 m. Dari
hasil pembahasan dapat dilihat penampang eksisting sungai aru tidak mampu menampung debit
banjir rencana curah hujan tinggi. Sehingga penampang sungai Aru perlu di normalisasi. Maka
didapatkan bahwa penampang rencana normalisasi Sungai Aru dapat mengalirkan debit banjir.
1.0 INTRODUCTION
Sungai/laut atau aliran air yang menyediakan kemudahan hidup bagi masyarakat di sekitarnya juga bisa
menjadikan masyarakat tadi menghadapi risiko bencana tahunan akibat banjir. Banjir dapat terjadi akibat
naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang
bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain. Genangan lokal terjadi pada saat
musim hujan, skala banjir yang terjadi cukup besar dan belum dapat dikendalikan secara dominan. Hal ini
membutuhkan strategi-strategi penanganan yang menyeluruh dan multi stakeholders (Ichwan Frendi, 2013).
Permasalahan yang dihadapi sungai – sungai di Indonesia pada umumnya adalah tingginya laju
sedimentasi sebagai akibat dari meningkatnya laju erosi permukaan maupun erosi tebing di daerah hulu atau
daerah pengairan sungainya. Pengelolaan lahan secara intensif yang mengabaikan aspek konservasi dalam
upaya pemenuhan kebutuhan akibat bertambahnya penduduk dapat mengakibatkan laju erosi yang semakin
tinggi (Ichwan Frendi, 2013).
Secara astronomis kabupaten halmahera utara terletak antara 1057’ Lintang Utara - 3000’ Lintang
Selatan dan 127017’ Bujur Timur - 129008’ Bujur Timur, Secara administratif luas keseluruhan wilayah
Kabupaten Halmahera Utara adalah 22.507,32 kilometer persegi yang terdiri dari luas Laut kurang lebih
17.555,71 Km2 (78%), sedangkan luas daratan kurang lebih 4.951,61 Km2 (22%).
Saat ini Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 17 Kecamatan dan 196 Desa (Balai Wilayah Sungai
Maluku Utara, 2016).
Sungai Aru dengan DAS-nya termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Utara. Berdasarkan peta
eksisting lereng, dapat dilihat bahwa wilayah daratan Halmahera Utara didominasi oleh lahan dengan
kemiringan lereng 0 – 8 %. Daerah Loloda Utara dan Galela Utara adalah wilayah yang memiliki lahan dengan
kemiringan 26 – 40 % terluas dibandingkan dengan wilayah lainnya di daratan Halmahera Utara. Daerah
dengan kemiringan lereng curam yaitu > 40 % tersebar di Sebagian wilayah Galela, Tobelo Utara, Tobelo dan
Tobelo Tengah (Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, 2016).
a. Analisis hidrologi
Untuk analisis hidrologi perhitungan pertama yang dilakukan adalah perhitungan curah hujan rencana dari data curah
hujan yang didapatkan dengan menggunakan distribusi probabilitas:
1.Distribusi Probabilitas
Dalam ilmu statistic dikenal beberapa macam distribusi Probabilitasi yang biasa digunakan, diantaranya (SNI 2415,
2016) :
1. Distribusi Gumbel.
2. Distribusi Normal.
3. Distribusi Log Normal.
4. Distribusi Log Pearson Type III
b.Analisis hidrolika
1. Analisis penampang eksisting
2. Perencanaan penampang melintang sungai
D. Alat – Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Meteran berfungsi untuk menentukan letak titik yang akan diukur.
2. GPS (Global Positioning System) berfungsi alat untuk mengetahui elevasi suatu lokasi.
3. Patok berfungsi alat untuk menentukan letak titik yang akan diukur.
4. Stopwatch dan pelampung untuk mengukur kecepatan.
E. Analisa Hidrologi
Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi. Fenomena hidrologi
seperti besarnya debit sungai, curah hujan dan lainnya.
Pengukuran Debit Air
Pada penelitian ini debit air di ukur secara langsung di lokasi. Prinsip dasar dari pelaksanaan pengukuran debit
adalah mengukur luas penampang basah, kecepatan aliran dan kedalaman sungai pada titik-titik yang sudah
ditentukan dengan jarak penampang 15 meter.
Tabel 1. Data pengukuran sungai bagian hulu
Tinggi penampang Lebar penampang
Kecepatan
basah basah
Jarak
Titik kiri Kerin
(M) kanan tengah kanan tengah kiri Basah
(det g
(det) (det) (m) (m) (m) (m)
) (m)
A 15 30 11 10 0,12 0,19 0,18 11 14
B 15 16 13 12 0,1 0,17 0,15 9 12
C 15 13 17 14 0,15 0,1 0,12 11 16
V A Q
Kiri Total
Titik Kanan Tengah Kiri (m³/det
Kanan Tengah Kanan Tengah Kiri
(m³/det (m³/det (m³/det )
(m/det)(m/det) (m/de (m²) (m²) (m²)
) ) )
t)
A 0,50 1,36 1,5 1,68 2,66 2,52 0,84 3,63
3,78 8,25
B 0,94 1,15 1,25 1,2 2,04 1,8 1,125 2,35
2,25 5,73
C 1,15 0,88 1,07 2,4 1,6 1,92 2,77 1,41
2,06 6,24
Q 6,74
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh debit sungai (Q) untuk daerah hulu = 6,74 m³/det.
4 Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal Science and Engineering/Oktober (2020) 01-12
A 1,36 0,58 0,52 3,40 8,50 9,86 4,64 4,90 5,10 14,64
B 1,15 0,54 0,45 4,75 9,33 10,56 5,48 5,00 4,80 15,28
C 0,94 0,50 0,41 5,37 10,92 12,58 5,03 5,46 5,10 15,59
Q 15,17
Berdasarkan hasil perhitungan debit sungai bagian hilir diperoleh Q sebesar 15,17 m3/det
T Yt K R-rencana
2 0,3065 -0,1986943 196,39114
5 1,4999 1,057913 239,39271
10 2,2504 1,8481626 266,43535
20 2,9702 2,6060861 292,37178
6 Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal Science and Engineering/Oktober (2020) 01-12
T P KT R-rencana
2 0,5 0 203,19
5 0,8 0,84 231,94
10 0,9 1,28 246,99
20 0,95 1,64 259,31
3. Metode distribusi Log Normal
Tabel 11. Hasil Perhitungan hujan rencana metode Log Normal
T P Kt R-rencana
2 0,5 0 2,30 200,17
5 0,8 0,84 2,37 233,85
10 0,9 1,28 2,40 253,70
20 0,95 1,64 2,43 271,19
4. Metode distribusi Log Pearson III
Tabel 12.Hasil perhitungan hujan rencana metode Log Pearson Tipe III
T KT R-rencana
2 0 2,369 200,167
5 0,8417 2,369 233,927
10 1,282 2,404 253,797
20 1,5947 2,430 268,926
25 1,751 2,442 276,823
(Of - Ef)^2/Ef
Kelas Interval Ef Of Of –Ef
1 > 231,9356 2 2 0 0
2 211,75 - 231,94 2 4 2 2
3 194,64 - 211,75 2 0 -2 2
4 174,45 - 194,64 2 2 0 0
5 < 174,45 2 2 0 0
10 10 4
(Of - Ef)^2/Ef
Kelas Ef Of Of –Ef
Interval
1 > 237,60 2 2 0 0
2 213,01 - 237,60 2 4 2 2
3 194,17 - 213,01 2 0 -2 2
4 174,08 - 194,17 2 1 -1 0,5
5 < 174,08 2 3 1 0,5
10 10 5
(Of - Ef)^2/Ef
Kelas Ef Of Of –Ef
Interval
1 > 233,9271 2 4 2 2
2 205,4091 - 233,9271 2 2 0 0
3 186,8775 - 205,4091 2 1 -1 0,5
4 171,334 - 186,8775 2 1 -1 0,5
5 < 171,334 2 2 0 0
10 10 3
Berdasarkan Tabel 20. semua distribusi probabilitas memiliki nilai X² < Xcr² maka dapat disimpulkan bahwa
semua distribusi tersebut dapat diterima, namun yang paling baik untuk menganalisis seri data curah hujan
adalah distribusi probabilitas metode gumbel, dikarenakan mempunyai simpangan maksimum terkecil dan lebih
kecil dari simpangan kritis.
8 Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal Science and Engineering/Oktober (2020) 01-12
Berdasarkan hasil perhitungan debit banjir rencana metode rasional untuk periode ulang 2 tahun sebesar 23,18
m³/det, untuk periode ulang 5 tahun sebesar 28,26 m³/det, untuk periode ulang 10 tahun sebesar 31,45 m³/det
dan untuk periode ulang 20 tahun sebesar 34,51 m³/det.
Analisa Hidrolika
1.Analisis Penampang Eksisting
1 1
➢ A5 = 2 B x H = 2 x 4.4 m x (0,82 m - 0,81 m) = 0,02 m²
1 1
➢ A6 = 2 B x H = 2 x 1,3 m x 0,82 m = 0,53 m²
❖ Luasan Total (Atotal)
➢ Atotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6
= 1,188 m² + 4,93 m² + 0,196 m² + 3,564 m² + 0,02 m² + 0,53 m²
= 10,431 m²
Jadi, berdasarkan hasil hitungan luas total untuk penampang sungai STA1 didapat sebesar 10,431 m².
1. Jari-Jari Hidrograf (R)
A
➢ R=P
➢ p = B + 2H√(1 + m2 )
= 14 m + (2 X 0,88 m)√(1 + 2,52 )
= 15,760 m
10,431
➢ R = 15,760
= 0,662 m
Jadi,berdasarkan hasil hitungan Jari-jari hidrograf pada penampang sungai STA1 didapat sebesar 0,662 m.
Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan luas penampang eksisting STA1 – STA10
V Qs Qb
A R P
Titik (m/det n S (m³/de (m³/de
(m²) (m) (m)
) t) t)
STA1 10,43 0,66 15,76 2,77 0,03 0,012 28,92 34,51
STA2 7,95 0,58 13,80 2,53 0,03 0,012 20,09 34,51
STA3 10,60 0,60 17,80 2,58 0,03 0,012 27,39 34,51
STA4 7,82 0,53 14,85 2,38 0,03 0,012 18,62 34,51
STA5 9,18 0,52 17,74 2,35 0,03 0,012 21,58 34,51
STA6 9,40 0,47 19,79 2,22 0,03 0,012 20,89 34,51
STA7 11,78 0,55 21,31 2,46 0,03 0,012 28,97 34,51
STA8 9,72 0,45 21,53 2,15 0,03 0,012 20,88 34,51
STA9 10,87 0,50 21,62 2,31 0,03 0,012 25,07 34,51
STA10 12,32 0,52 23,81 2,35 0,03 0,012 29,00 34,51
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas penampang eksisting sungai Aru dapat dilihat pada tabel 22. Bahwa
debit penampang eksisting sungai Aru lebih kecil dari debit banjir rencana, maka penampang eksisting sungai
Aru perlu untuk di normalisasi karena tidak mampu menampung debit banjir rencana untuk kala ulang 20
tahun.
F.Perencanaan Penampang Sungai Berdasarkan Debit Rencana
Berdasarkan hasil perhitungan rencana penampang pada tabel 23 sungai Aru didapat QRencana sebesar 78,806
m³/det maka, perencanaan penampang sungai dapat diterima,karena mampu menampung debit banjir rencana
untuk periode ulang 20 Tahun.
G.Tanggul
3.1.. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dan analisa perhitungan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kala ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kala ulang 20 tahun. Besarnya curah hujan rencana
masing-masing jenis distribusi di lokasi studi berdasarkan curah hujan 2009 s.d 2018 periode ulang 20 tahun
untuk metode Gumbel ; 292,372 mm untuk metode Normal ; 259,31 mm untuk metode Log Normal adalah
271,19 mm dan untuk metode Log Pearson Type III 276,823 mm. Dari pengujian distribusi probabilitas
didapat persamaan distribusi probabilitas yang dapat mewakili yaitu distribusi Gumbel karena memiliki
parameter Chi Kuadrat terkecil dari semua distribusi atau nilai χ² = 1 dan simpangan baku maksimum pada
uji Smirnov-Kolmogorof lebih kecil dari simpangan baku kritis (0.20< 0.41).
2. Berdasarkan hasil pengukuran disungai Aru diperoleh debit sungai (Q) pada ruas hulu sebesar 6,74 m³/det
untuk ruas tengah sebesar 9,05 m³/det dan untuk ruas hilir adalah 15,17 m³/det.
3. Berdasarkan hasil perhitungan debit eksisting penampang sungai Aru diperoleh debit rata-rata eksisting
(Qs) sungai Aru sebesar = 24,14 m³/det.
[1] Adlyatma, Randy. 2013. Studi Normalisasi Sungai Kemuning Dalam Penaggulangan Banjir di
KotaBanjarbaru Kalimantan Selatan. Jurna Rekayasa Sipil. Vol. 1 No. 1 Februari 2013. Kalimantan
Seatan.
[2] Aliyansyah, Andi Muhammad. 2017. Analisis Hidrolika Aliran Sungai Bolifar Dengan Menggunakan HEC-
RAS. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin. Makassar
[3] Arbaningrum, Rizka dkk. 2015. Perencanaan Tanggul Banjir Sungai Lusi Hilir. Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro. Jurnal KaryaTeknikSipil. Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Hal. 186-196. Semarang
[4] Aushaf, Fajar Deny. 2015. Analisa Tinggi Tanggul Ekonomis Sebagai Bangunan Pengendali Banjir Sungai
Cihaur Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap. FakustasTeknik Universitas Brawijaya. Jurnal Teknik
Pengeiran. Malang
[5] Balai Wilayah Sungai Maluku Utara. 2016. Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Halmahera Utara.
12 Zulkarnain K. Misbah & Edward Rizky Ahadian / Jurnal Science and Engineering/Oktober (2020) 01-12
[6] Fajar F. M.G dan Arief Sudradjat. 2012. Analisis Kondisi Eksisting Penampang Sungai Sisangkuy Hilir
Menggunakan REC-RAS 4.1.0. Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
JurnalTeknikLingkungan Vol. 18 No. 1 April 2012 Hal. 43-53. Bandung
[7] Higang, Fransiskus dkk.2013. Normalisasi Sungai Rantauan Sebagai Alternatif Penanggulangan Banjirdi
Kecamatan Jelimpo.Jurusan Teknik Sipil UniversitasTanjungpura. Jurnal Teknik Sipil. Kalimantan Barat
[8] Pitanggi, Gezzy Tria dkk.2017.Normalisasi Sungai Dolok Semarang. Jurusan Teknik Sipil Universitas
Diponegoro. Jurnal Karya TeknikSipil. Vol.6 No. 4 Tahun 2017
[9] Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. 2017. Modul Dasar-Dasar Perencanaan
Alur dan Bangunan Sungai Pelatihan Perencanaan Teknis Sungai
1