Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENDAPATAN PETANI SWADAYA KELAPA SAWIT

DI KECAMATAN PARINDU KABUPATEN SANGGAU

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah


Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Nurliza ,SP., MM\n

Disusun Oleh :
Nama : Apriana Eva
Nim : C1021211055

PROGRAM SRUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
Analisis Pendapatan Swadaya Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau,
peneliti telah melakukan secara maksimal dalam menyelesaikan proposal ini. Namun peneliti
menyadari proposal ini masih terdapat kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati peneliti mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan proposal
ini. Dalam Menyusun proposal penelitian ini, peneliti banyak menemui kesulitan dan
hambatan. Namun, atas bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak peneliti dapat
menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih terutama kepada :
1. Dr. Nurliza, SP., MM selaku dosen Pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian yang
telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam penyusunan proposal
peneliti ini;
2. Semua Dosen Agribisnis di Universitas Tanjungpura Pontianak yang telah
memberikan ilmu kepada peneliti;
3. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini.
Penelitian berharap agar proposal ini dapat menjadi masukan bagi kita semua dan
berguna bagi peneliti dan semua orang yang membacanya. Akhirnya dengan hati yang tulus
dan ikhlas, peneliti memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar membalas budi baik
dan jasa Bapak\Ibu serta rekan sekalian.

Pontianak, Februari 2023


Peneliti,
Apriana Eva
C1021211055

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3.Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.4.Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 2
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3
2.1.Landasan Teori .......................................................................................................... 3
2.1.1.Petani Swadaya Kelapa Sawit ........................................................................... 3
2.1.2.Pendapatan ........................................................................................................ 3
2.1.3.Pemiliharaan Perkebunan Kelapa sawit ............................................................ 3
2.2.Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 4
2.3.Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 5
BAB 111 METODELOGI ............................................................................................... 6
3.1.Metode, Lokasi dan Waktu ...................................................................................... 6
3.2.Data dan Jenis Data .................................................................................................. 6
3.2.1.Data Primer ........................................................................................................ 6
3.2.2.Data Skunder ...................................................................................................... 6
3.3.Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 7
3.4.Popolasi dan Sampel ................................................................................................. 7
3.5.Veriabel dan Pengukuran ......................................................................................... 8
3.6.Analisis Data .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan serta
meningkatkan pemanfaatan dan pelestarian industri sumberdaya alam berupa tanah dan
air. Salah satu kebutuhan pokok untuk menanam primadona saat ini adalah kelapa sawit.
Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang memiliki peran penting bagi
perkembangan industri dan ekonomi Indonesia. Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak
kelapa sawit yang mempunyai nilai ekonomi. Minyak kelapa sawit memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya.
Kelapa sawit memiliki produktivitas minyak yang tinggi, dan memiliki keunggulan
lain yakni memiliki banyak produk turunan. Minyak kelapa sawit banyak digunakan untuk
mengantikan lemak hewan dalam menu makanan. Kelapa sawit memiliki banyak manfaat
yang menyebabkan permintaan minyak kelapa sawit mengalami peningkatan. Peningkatan
permintaan minyak kelapa sawit akan memberikan kontribusi pendapatan bagi petani
kelapa sawit, keberadaan kelapa sawit dapat meningkatkan taraf kehidupan dan
kesejahteraan petani kelapa sawit (Bakce, 2016).
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi tanaman pembanguna nasional.
Perkebunan kelapa sawit menghasilkan buah sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS)
yang kemudian diolah menjadi crude palm oil (COP). Pengembangan perkebunan kelapa
sawit yang pesat merupakan suatu proses yang kompleks dan bersinggungan dengan
banyak kepentingan, baik dari sisi pengusaha, pemerintah, maupun rakyat secara totalitas.
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan kemajuan
pesat. Luas areal dan produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan oleh perkebunan
diseluruh indonesia mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir (Rosa & Zaman,
2017).
Produksi kelapa sawit swadaya berpengaruh terhadap penerimaan dan pendapatan
yang dihasilkan oleh petani, besarnya jumlah produksi dari usahatani kelapa sawit
swadaya menjadikan usahatani sebagai sumber penghasilan terbesar penduduk setempat
dibidang perkebunan. Sebagian besar petani mengusahatanikan kelapa sawitnya secara
asal-asalan, keinginan petani untuk menanam sawit dengan cepat dan mudah juga menjadi
salah satu penyebabnya, tanpa memperdulikan hasil yang nyata akan menimbulkan
kerugian dalam waktu yang lama oleh petani. Produksi yang rendah dapat disebabkan
karena rendahnya keterampilan petani dan sangat kurangnya penyuluhan pertanian pada
petani kelapa sawit pola swadaya daerah tersebut.
Di kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau menjadikan komoditas kelapa sawit
sebagai sumber mata pencaharian yang sangat diandalkan petani setempat. Petani
mengelola kelapa sawitnya dengan pola swadaya. Petani dengan pola swadaya di daerah
tersebut dengan mengeluarkan biaya sendiri mulai dari awal berusahatani hingga
menghasilkan dan bebas menjual hasil panennya kemanapun. Namun biasanya hasil panen
di jual ke tempat penampungan atau Ram sawit. Ram adalah tempat jual beli tandan buah
segar (TBS), yaitu hasil dari perkebunan petani kelapa sawit (PKS) dengan harga yang
bervariasi dan pendapatan yang didapatkan tentunya berbeda-beda.
Volume produksi per hektar lahan perkebunan sawit akan sangat menetukan
pendapatan, karena itu titik krisis usaha ini adalah produktivitas dan harga TBS. Volume
produksi per hektar lahan perkebunan selain itu di tentukan oleh luas lahan dan jenis bibit
yang digunakan juga sangat dipengaruhi oleh intensitas pemeliharaan yang dilakukan
sehingga tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas.
1. Bagaimana peran petani kelapa sawit terhadap pemeliharaan perkebunan kelapa sawit ?
2. Apa yang menyebabkan petani kelapa sawit membudidayakan tanamannya secara asal-
asalan ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan swadaya petani kelapa
sawit dan menganalisis efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani perkebunan
kelapa sawit. Serta menganalisis biaya usahatani kelapa sawit swadaya, dan
mendeskripsikan gambaran umum tentang usahatani swadaya kelapa sawit.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh yaitu penulis dapat melakukan analisis secara nyata untuk
mengetahui tentang pendapatan petani swadaya kelapa sawit di Kecamatan Parindu
Kabupaten Sanggau. Dan dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta dapat
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar S1 Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Universitas Tanjungpura.
2. Bagi Intansi Pemerintah
Penelitian ini semoga dapat berguna sebagai informasi serta bahan masukan dalam
mengambil kebijakan pada masa yang akan dating.
3. Bagi Akademis
Untuk menambah karya ilmiah sebagai acuan atau sumber bagi yang ingin menambah
wawasan.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Petani Swadaya Kelapa Sawit
Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia. Sebanyak 40%
lahan perkebunan kelapa sawit di Kelola oleh petani swadaya. Sehingga membuat petani
swadaya memiliki posisi strategi dalam menjamin pasokan minyak kelapa sawit. Petani
swadaya menjadi mitra industri yang membutuhkan minyak kelapa sawit sebagai bahaan baku
utama. Selain itu, lokasi perkebunan petani swadaya yang berdekatan dengan lokasi pabrik
menjadi nilai tambah. Dengan masuknya tandan buah segar (TBS) dari petani swadaya, maka
akan menjadikan emisi yang di keluarkan dari kegiatan transportasi perkebunan akan
berkurang. Keterlibatan petani swadaya memenuhi kebutuhan lahan yang berimplikasi pada
penghematan biaya dan dapat mendukung penerapan bisnis berkelanjutan. Petani merupakan
sebagai pelaku rantai pasok hulu yang memiliki peranan penting dalam menciptakan sistem
rantai pasok yang terintegrasi dalam mengatasi isu kebrlanjutan dan meningkatkan
produktivitas pada kelapa sawit (Yutika et al., 2019)

2.1.2 Pendapatan
Pendapatan merupakan selisish antara penerimaan total dengan pengeluaran. Untuk
menganalisis pendapatan yang diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran
dan penerimaan dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan pada dasarnya mempunyai sifat
menambah atau menaikan kekayan pemilik perusahaan, termasuk dalam bentuk tagihan.
Pendapatan dapat terjadi pada setiap saat dan dapat pula terjadi pada waktu tertentu atau secara
berkala. Bentuk-bentuk pendapatan yang sering terjadi setiap saat dapat berupa hasil penjualan
barang dan jasa. Sedangkan bentuk-bentuk pendapatan yang terjadi pada waktu tertentu dapat
berupa pendapatan bunga, sewa, dan lain-lain. Komoditi kelapa sawit memiliki peranan
penting dalam perekonomian khususnya dalam memperoleh pendapatan. Dengan membangun
perkebunan kelapa sawit memiliki dampak ganda terhadap pendapatan ekonomi disuatu
wilayah, terutama dalam mendapatkan peluang kerja. Perkembangan perkebunan kelapa sawit
telah memberikan manfaat, sehinngga dapat memperluas daya penyebaran pada masyaraakat
sekitar. Dampak yang diperoleh dapat dilihat dari peningkatan pendapataan masyarakat petani
(Sari et al., 2020).

2.1.3 Pemeliharaan Perkebunan Kelapa Sawit


Pemeliharaan perkebunan bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan tumbuh
secara optimal bagi tercapainya pertumbuhan dan produksi yang optimal bagi tanaman yang di
budidayakan. Pemeliharaan kelapa sawit meliputi penyiangang gulma, pemupukan pengendalian
hama dan penyakit, serta penataan tanjuk. Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan
yang bersifat tahunan, biasanya dikelompokkan kedalam tanaman belum menghasilkan (TBM)

3
dan tanaman menghasilkan (TM) bahwa yang di maksud TBM pada kelapa sawit adalah masa
sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama berlangsung 30-36 bulan.
Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit terdiri dari :

• TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah ditanami kecang penutup tanah dan kelapa
sawit sudah ditanam pada titik tanam.
• TBM 1 : tanaman pada tahun ke-I (0-12 bulan)
• TBM 2 : tanaman pada tahun ke-II (13-24 bulan)
• TBM 3 : tanaman pada tahun ke-III (25-30 atau 36 bulan)
Pemeliharaan TBM adalah untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam dan
berproduksi tinggi. Manfaat pemeliharaan TBM mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif
tanaman sawit sebgai penunjang pertumbuhan generatif yang berproduksi tinggi. Pemeliharaan
TMB adalah untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan produktivitas maksimal
dengan biaya produksi serendah mungkin dan mempertahankan produktifitas yang tinggi
secara berkelanjutan dan menjaga lingkungan perkebunan setiap kegiatan pemeliharaan tentu
menghasilkan produksi kelapa sawit yang baik (Ma’ruf, 2018).

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti
lain yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Melalui
penelitian terdahulu, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan temuan-temuan terbaru
mengenai topik yang diteliti, sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman
peneliti mengenai topik yang sedang diteliti. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan
dengan topik penelitian ini adalah :
1. Penelitian oleh Zulkarnain et al., (2021) yang meneliti tentang Produktifitas dan
Pendapatan Petani Swadaya, Plasma dan Perusahaan besar (Studi Kasus di Provinsi
Kalimantan Timur). Penelitian ini menjelaskan bawah pengelolaan kebun kelapa sawit
adalah untuk memperoleh produktivitas tanaman yang tinggi yaitu produksi yang dapat
dicapai sesuai dengan kelas kesesuaian lahan.
2. Penelitian oleh Bakce, (2021) yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Karakteristik
Petani Terhadap Produksi Kelapa Sawit Swadaya di Kecamatan Singingi Hilir.
Penelitian ini menjelaskan bahwa perbandingan antara produksi kelapa sawit (TBS)
dengan luas lahan. Pengukuran produktivitas lahan untuk melihat kemampuan lahan
menghasilkan produksi.
Dari penelitian terdaahulu diatas dapat di simpulkan bahwa produktifitas pendapatan petani
swadaya kelapa sawit dilihat dari pengolahan kebun kelapa sawit jika pengolahannya dilakukan
secara baik maka akan memperoleh produktifitas tanaman yang tinggi sehingga dapat
mencapai kesesuaian lahan yang diinginkan.

4
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini betujuan untuk menanalisis pendapatan pada petani swadaya kelapa sawit
di Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau. Adapun kerangka pemikiran ini dimulai dari
menganalisis pendapatan petani swadaya kelapa sawit yang dianalisa secara analisis
deskriptif kuantitatif. Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori serta
peermasalahan yang telah dikemukakan. Sebagai dasar merumuskan hipotesis, berikut ini
digambarkan model kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang
menjelaskan secara garis keras alur logika perjalanan sebuah peenelitian. Berdasarkan
penelitian yang akan diteliti yaitu analisis pendapatan petani swadaya kelapa sawit, maka
kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Analisis pendapatan petani swadaya kelapa sawit di


kecamatan parindu kabupaten sanggau

permasalahan
Harga jual TBS yang berfluktasi, dan
kurangnya keterampilan petani dalam
membudidayakan kelapa sawitnya dengan
benar.

Pemeliharaan
Anlisis Pendapatan
Perkebunan kelapa
petani kelapa sawit
sawit

Analisis Deskriptif Kuantitatif

5
BAB 3
METODELOGI
3.1 Metode, Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
deskriptif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan
cara meneliti hubungan antar variabel. Penelitian ini melibatkan komponen secara observasi,
serta pengambilan sampel John W. Creswell (2017). Penelitian ini menekankan pada
pendapatan pada petani kelapa sawit sebagai instrumen penelitian, hal ini dapat mempermudah
peneliti dalam melakukan penyesuaian fakta yang ada di lapangan gengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Adapun maksud pendekatan kuantitatif adalah untuk mengetahui
tingkat pendapatan dan biaya yang dikeluarkan petani dalam memproduksi kelapa sawit.
Sehingga peneliti mendapatkan data yang valid dari petani kelapa sawit secara langsung.
Peneliti melakukan penelitia di Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Lokasi yang
dipilih oleh peneliti untuk enggali dan memperoleh informasi mengenai pendapatan petani
swadaya kelapa sawit di Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Alasan peneliti memilih
lokasi tersebut karena lokassi tersebut strategi, dan di lokasi tersebut komoditas petaninya
adalah petani sawit. Waktu penelitian ini dilaksanakan sejak perencanaan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan sampai pembuatan laporan penelitian dalam kurun waktu 2 bulan.
Penelitian dilaksanakan di awal bulan februari 2023 sampai dengan bulan maret 2023.

3.2 Data dan Jenis Data


3.2.1 Data Primer
Dalam penelitian tentunya diperlukan data-data yang akan digunakan untuk menjawab
pertanyaan maupun memecahkan persoalan yang akan diteliti. Data primer yaitu pengumpulan
data yang dilakukan peneliti dari hasil wawancara langsung. Sumber data primer yang
tergolong dalam analisis penelitian yang utama dalam melakukan kegiatan analisis. Dalam
penelitian ini, peneliti akan melakukan obeservasi secara mendalam selama proses penelitian
guna memperoleh data yang lebih akurat. Menurut Dinas Pertanian Sanggau, Pemerintah
Sanggau telah melakukan kerja sama dengan SPKS ( Serikat Peerkerja Kelapa Sawit) yang
bertujuan untuk memperkuat perkebunan rakyat di Kabupaten Sanggau. Serikat Perkerja
Kelapa Sawit (SPKS) melakukan sosialisasi tentang pemataan kebun petani kelapa sawit
swadaya. Sosialisasi diadakan di kelompok Tani Mundun Pejungan Desa Palem Jaya
Kecamatan Parindu. Dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Perkebunan dan Perternakan
Kabupaten Sanggau (Spks.or.id, 2020)

3.2.2 Data Sekunder


Data sekunder diidefinisikan sebagai sumber data yang digunakan untuk mendukung
informasi primer yang diperoleh. Data sekunder berfungsi sebagai penunjang dari data primer.
Dalam hal ini, peneliti memperoleh data penelitian dari sumber-sumber terkait pendapatan
petani swadaya kelapa sawit. Selain itu peneliti juga mendapat sumber dari artikel, jurnal
penelitian terdahulu, sumber dari internet yang akurat dengan masalah penelitian yang diteliti.

6
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan sebuah data yang valid dan relevan, maka diperlukan sebuah
teknik yang tepat. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan yang umum digunakan dalam
sebuah penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskripsi, diantaranya melalui
wawancara, pengumpulan angket, serta melakukan observasi. Teknik tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi seputar data yang diperlukan dengan valid dan
relevan dengan fakta yang ada dilapangan.
1. Wawancara
Menurut Anas Sudijono, 2012 wawancara merupakan cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara lisan, dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan. Pada penelitian ini peneliti mengunakan wawancara
terstruktur, yakni peneliti sudah mengetahui informasi dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diteliti dan diperoleh. Peneliti akan melakukan pengumpulan data
terlebih dahulu dengan menyiapkan instrument pertanyaan yang akan digunakan dalam
wawancara. Dalam penelitian ini, wawancara digunakan oleh peneliti uantuk menggali
informasi secara mendalam dari informan yaitu petani perkebunan kelapa sawit
swadaaya yang ada di Kecamatan Parindu.

2. Pengumpulan Angket
Angket atau kuesioner merupakan instrument penelitian yang berupa pertanyaan untuk
mempproleh keterangan dari responden. Angket adalah suatu teknik pengumpulan
informasi untuk menentukan analis. Dalam pengisian angket ini peneliti melibatkan
petani untuk memberikan pendapatnya tentang pendapat petani sawit.
3. Observasi

Menurut Sudjana, observasi merupakan alat penelitian yang sering digunakan dalam
mengukur proses dan tingkah laku dalam sebuah kegiatan yang diamati. Observasi
dapat mengukur dan menilai hasil dari proses dalam pengamatan. Dalam penelitian ini,
peneliti akan melakukan observasi dengan terlibat secara langsung dilapangan, dan
berinteraksi langsung dengan informan yang ada di kecamtan parindu untuk
memperoleh data penelitian yang dibutuhkan mengenai pendapat petani swaadaya di
Kecamatan Parindu.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani kelapa sawit swadaya di Kecamatan
Parindu. Jumlah populasi belum diketahui dengan pasti karena data tentang jumlah petani
kelapa sawit swadaya belum tersedia. Sampel adalah objek yang diambil dengan cara
mereduksi objek penelitian yang dianggap reprensif terhadap populasi. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan metode puphosive sampling. kriteria pemilihan sampel adalah petani
sawit swadaya yaitu sebagai informan. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara
mengumpulkan data terkait pendapatan maupun petani sawit swadaya di kecamatan parindu.
Kemudian menyebarkan kuesioner untuk melihat respon dari para informan kemudian

7
disesuaikan dengan kriteria pemilihan sampel. Kemuddian mengolah dan menganalisis data
yang dikumpulkan.

3.5 Variabel dan Pengukuran


Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu. Pengukuran
variabel merupakan proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang,
peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang
bisnis. Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka
atau tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena atau
peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau kualitas
dari faktor-faktor yang diteliti.
Skala pengukuran digunakan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
satuan alat ukur.Dengan menggunakan skala pengukuran, maka alat ukur yang digunakan akan
menghasilkan data kuantitatif. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau general (Kaakinen, 2020)

3.6 Analisis Data


Seluruh data primer yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data yang meliputi;
editing dan petanbulasian. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif, yaitu mengambarkan seluruh objek penelitian dan menguraikannya sesuai dengan
data dan fakta yang ada dilapangan disajikan dalam bentuk table atau gambar.

8
DAFTAR PUSTAKA
Bakce, R. (2016). Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kelapa
Sawit Swadaya Di Kecamatan Kemuning. Jurnal BiBieT, 1(2), 95–107.
https://doi.org/10.22216/jbbt.v1i2.1793
Bakce, R. (2021). Analisis Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Produksi Kelapa Sawit
Swadaya di Kecamatan Singingi Hilir. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(1), 7–16.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analisis+Pengaruh+Karak
teristik+Petani+Terhadap+Produksi+Kelapa+Sawit+Swadaya+di+Kecamatan+Singingi+
Hilir&btnG=
Kaakinen. (2020). Variabel dan skala pengukuran statistik. Jurnal Pengukuran Statistik, 1(1),
1–8.
Ma’ruf, A. (2018). Materi Kelapa Sawit 3: Pemeliharaan Tanaman. Agroteknologi, June, 53.
Rosa, R. N., & Zaman, S. (2017). Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elais
guineensis Jacq.) Di Kebun Bangun Bandar, Sumatera Utara. Buletin Agrohorti, 5(3),
325–333. https://doi.org/10.29244/agrob.v5i3.16470
Sari, K. R., Hasnah, & Budiman, C. (2020). Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Petani
Plasma dan Petani Swadaya di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat
Oil Palm Farming Income of Smallholders and Independent Smallholders in. Journal of
Extension and Development, 2(2), 100–108.
Spks.or.id. (2020). spks lakukan pemetaan petani sawit swaday di kabupaten sanggau. 16
May.
Yutika, F., Cahyadi, E. R., & Mulyati, H. (2019). Perilaku Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya
Dan Pola Plasma Terhadap Praktik Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan Di Kabupaten
Kampar, Riau. Jurnal Agribisnis Indonesia, 7(2), 102–112.
https://doi.org/10.29244/jai.2019.7.2.102-112
Zulkarnain, Z., Suriaatmaja, M. E., & Rahmi, A. (2021). Produktifitas Dan Pendapatan Petani
Swadaya, Plasma, Dan Perusahaan Besar Swasta (Studi Kasus Di Propinsi Kalimantan
Timur). Ziraa’Ah Majalah Ilmiah Pertanian, 46(3), 371.
https://doi.org/10.31602/zmip.v46i3.5260

Anda mungkin juga menyukai