Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KELOMPOK 5
ANALISIS SUMBER-SUMBER DANA
PENDIDIKAN DAN PENGELOLAANYA
(Biaya Operasional, Investasi, dll)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrai dan Pembiayaan
Pendidikan

Disusun oleh :

Nama : 1. Vini Alpian Nita (20226013068)


2. Rahma Dona (20226013113)
Kelas                           : Palembang 3

Dosen Pengampu : 1. Dr. Nuril Furkan, M.Pd.

2. Dr. Mahasir, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERISTAS PGRI PALEMBANG
2023
Daftar Isi

Daftar Halaman

BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A.     Latar Belakang....................................................................................................1
B.    Rumusan Masalah...............................................................................................1
C.    Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan................................................................3
B. Dasar Hukum yang digunakan dalam Pengelolaan Dana Pendidikan..............7
C. Dasar Teori yang digunakan dalam Pengelolaan Dana Pendidikan..................9
D. Jenis biaya dalam Pendidikan...............................................................................9
E. Sumber–sumber pembiayaan pendidikan berasal.............................................12
F. Strategi Pengelolaan Dana Pendidikan...............................................................14
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP......................................................................................................................15
A.    Simpulan............................................................................................................15
B.    Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

            Suatu Badan/ lembaga Pendidikan akan dapat berfungsi dengan memadai


kalau memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia
(SDM) yang mempuni, Sumber dana/biaya, dan sarana prasarana yang layak.
Lembaga Pendidikan juga harus memiliki tenaga (Pemimpin, wakil Pimpinan,
Tenaga Pendidik, dan Tenaga Kependidikan), sarana (buku pelajaran, buku
sumber, buku  pelengkap, buku  perpustakaan, alat peraga, alat praktik, perabot,
bahan dan ATK serta sarana penunjang lainnya), dan prasarana (tanah, bangunan,
laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang  mencakup
biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan,
alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional baik untuk personil
maupun nonpersonil). Biaya untuk personil antara lain untuk kesejahteraan dan
pengembangan  profesi, sedangkan untuk  biaya  nonpersonil berupa pengadaan
bahan dan ATK, pemeliharaan, dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan atau sedang berlangsung.

B.    Rumusan Masalah

            Dari latar belakang yang diuraikan,  rumusan masalah dari makalah ini
antara lain:
1. Bagaimana konsep dasar Sumber-sumber Dana pendidikan ?
2. Apa Dasar Hukum yang digunakan dalam Pengelolaan Dana Pendidikan?
3. Apa Dasar Teori yang digunakan dalam Pengelolaan Dana Pendidikan?
4. Apa saja Jenis biaya dalam Pendidikan?
5. Darimanakah sumber–sumber pembiayaan pendidikan berasal?
6. Bagaimanakah Strategi Pengelolaan Dana Pendidikan?

1
C.    Tujuan

            Dari tujuan yang diuraikan, dapat diambil tujuan dari makalah ini antara
lain:
1. Mengetahui konsep dasar Sumber-sumber Dana pendidikan.
2. Mengetahui Dasar Hukum yang digunakan dalam Pengelolaan Dana
Pendidikan.
3. Mengetahui Dasar Teori yang digunakan dalam Pengelolaan Dana
Pendidikan.
4. Mengetahui Jenis biaya dalam Pendidikan.
5. Mengetahui sumber–sumber pembiayaan pendidikan berasal.
6. Mengetahui Strategi Pengelolaan Dana Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan

Menurut Martin (2014) Sumber dana atau biaya Pendidikan adalah


Keseluruhan biaya yang berasal dari Masyarakat, Orang Tua, dan Pemerintah.
Biaya adalah Aliran dana atau sumber daya yang dihitung dalam satuan Monoter
yang memenuhi Pengeluaran Lembaga.
Ara Hidayat dan Rusdiana (dalam Nanang Fatah, 2004: 113) Sumber dana
pendidikan didefinisikan pula sebagai semua pihak yang memberikan bantuan
subsdidi dan sumbangan yang diterima oleh sekolah, baik lembaga sumber resmi
maupun dari masyarakat secara teratur. Contoh sumber dana dan biaya yang
berasal dari lembaga resmi adalah sumbangan pemerintah pusat (APBN),
Pemerintah daerah (APBD), Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari
Orangtua peserta didik, dan Masyarakat (Jariah)
Secara Konstitusi, sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003 pada tanggal 08 Juli 2003. Pada
Bab XIII Pasal 46-47 dan 48 dijelaskan mengenai Sumber Pendanaan Pendidikan,
pada pasal 4 ayat:
(1) Sumber pendanaan pendidikan dientukan bersasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlangsungan.
(2) Pemerintah, Pemerintah daerah, dan Msayarakat mengerahkan sumber
daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagai dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
pemerintah.
1.     Konsep Penganggaran Dalam kegiatan umum  keuangan
kegiatan  pendidikan meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting (Penyusunan
Anggaran), Accounting (Pembukuan), Auditing (Pemeriksaan).

3
a.   Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Penganggaran  merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran
(budget). Budget merupakan  rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
kurun waktu tertantu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Penyusunan anggaran
merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah
disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada
dasarnya,  penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau
perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan  pimpinan di bawahnya
dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari
suatu negosiasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan
yang diharapkan dari setiap sumber dana.
b.   Accounting (Pembukuan)
Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama mengurusi hal yang
menyangkut kewenangan menentukan kebijakan  menerima atau  mengeluarkan
uang. Pengurusan  kedua  menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama
yaitu,  menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak
menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan dikenal
dengan istilah pengurusan bendaharawan. Bendaharawan adalah orang atau 
badan  yang oleh  Negara diserahi tugas menerima, menyimpan dan membayar,
atau menyerahkan  uang atau surat-surat berharga dan barang-barang termasuk
dalam  pasal 55 ICW (Indische Comptabiliteits Wet),  sehingga dengan jabatan itu
mereka mempunyai kewajiban atau  pertanggungjawabaan apa yang menjadi
urusannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
c.   Auditing (Pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang  menyangkut  pertanggungjawaban 
penerimaan,  penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
bendaharawan  kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang ada
didalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini kepada BPK melalui

4
departemen  masing-masing. Auditing sangat penting dan sangat bermanfaat bagi
empat pihak, yaitu:
1.  Bagi bendaharawan yang bersangkutan:
a.  Bekerja dengan arah yang sudah pasti,
b.  Bekerja dengan target waktu yang sudah ditentukan,
c.   Tingkat keterampilan dapat diukur dan dihargai,
d.  Mengetahui dengan  jelas batas wewenang dan kewajiban,
e.  Ada kontrol bagi dirinya terhadap godaan penyalahgunaan uang.
2.  Bagi lembaga yang bersangkutan:
a.  Dimungkinkan adanya sistem kepemimpinan terbuka,
b.  Memperjelas batas wewenang dan tanggungjawab antar petugas,
c.   Tidak menimbulkan rasa saling mencurigai,
d.  Ada arah yang jelas dalam menggunakan uang yang diterima,
3.  Bagi atasannya:
a.  Dapat mengetahui bagian atau keseluruhan anggaran yang telah
dilaksanakan,
b.  Dapat mengetahui tingkat keterlaksanaan serta hambatannya demi
menyusun anggaran tahun berikutnya,
c.   Dapat diketahui keberhasilan pengumpulan, penyimpanan dan
kelancaran pengeluaran,
d.  Dapat diketahui tingkat kecermatan dalam mempertanggungjawabkan,
e.  Untuk memperhitungkan biaya kegiatan tahunan masa lampau sebagai
umpan balik bagi perencanaan masa datang,
f.   Untuk arsip dari tahun ke tahun.
4.  Bagi badan pemeriksa keuangan:
a.  Ada patokan yang jelas dalam melaksanakan pengawasan terhadap uang
milik Negara
b.  Ada dasar yang tegas untuk mengambil tindakan apabila terjadi
penyelewengan.

5
2.     Hal-Hal Yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Pendidikan.
Secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan
Faktor Internal.
a.  Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan
yang meliputi hal–hal sebagai berikut:
1.  Berkembangnya demokrasi pendidikan. Dahulu banyak negara yang
masih dijajah oleh bangsa lain memperoleh penduduknya untuk menempati
pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkraman penjajah, terlepas pula
kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di Indonesia Demostrasi
Pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (10) dan ayat
(2). Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka pemerintah menyediakan dana
yang cukup untuk itu.
2.  Kebijaksanaan Pemerintah. Pemberian  hak kepada warga Negara
untuk memperoleh pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu
mempertahankan dan mengembangkan bangsanya.  Namun demikian agar tujuan 
itu tercapai pemerintah  memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat
meringankan dan menunjang pendidikan misalnya, Pemberian pembiayaan yang
besar bagi pendiri gedung dan kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam
bentuk bantuan SPP dan pengaturan pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji
guru dan lain sebagainya.
3.  Tuntutan akan pendidikan. Kenaikan  tuntutan akan pendidikan terjadi
dimana-mana. Didalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi
kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang  menginginkan pendidikan dari
segi kualitas yaitu naiknya keinginan  memperoleh tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Bagi suatu bangsa kenaikan tuntutan  ini  mempertinggi  kualitas bangsa
dan menaikkan taraf hidup. Diluar negeri pendidikan selalu dicari di negara-
negara yang melaksanakan sistem pendidikan  lebih baik dan  lebih bervariasi.
Hal ini berarti bukan  hanya terjadi aliran dari  Negara berkembang ke Negara
maju  tetapi sebaliknya juga mungkin terjadi. Banyak orang dari  Negara maju 
menuntut ilmu dinegara berkembang karena ingin mendalami hal-hal yang
menarik perhatiannya.

6
4.  Adanya Inflansi. Inflansi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang
suatu negara. Faktor inflansi sangat berpengaruh  terhadap biaya pendidikan
karena harga satuan biaya tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.
b.  Faktor Internal
1.  Tujuan Pendidikan. Sebagai salah satu contoh bahwa pendidikan
berpengaruh terhadap besarnya biaya pendidikan  adalah  tujuan institusional
suatu lembaga pendidikan. Berubah tujuan pendidikan  kearah penguasaan 10
kompetensi dibandingkan dengan tujuan yang mempengaruhi besarnya biaya yang
harus dikeluarkan.
2.  Pendekatan yang digunakan. Strategi belajar-mengajar menuntut
dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya
jika dibandingkan metode lain dan pendekatan secara individual.
3.  Materi yang disajikan. Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan
praktek bengkel menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi
pelajaran yang hanya dilaksanakan dengan penyampaian materi.
4.  Tingkat dan jenis pendidikan. Dua dimensi yang berpengaruh terhadap
biaya adalah tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya
jam belajar, banyak ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan,
banyaknya guru yang terlibat sekaligus kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi
lulusannya, biaya pendidikan di SD jauh berbeda dengan biaya pendidikan di
Perguruan Tinggi.

B. Dasar Hukum yang digunakan dalam Pengelolaan Dana Pendidikan.


Dalam Pengelolaan dana Pendidikan, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan (PP No. 48 Tahun 2008 Pasal 59 dan Undang-undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 48), antara lain sebagai berikut.
a. Prinsip keadilan, dilakukan dengan memberikan akses pelayanan
pendidikan dengan seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik, tampa
membedakan latar belakang suku, agama, jenis kelain, dan kemampuan atau status
ekonomi.

7
b. Prinsip Efesiensi, dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu,
relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan.

c. Prinsip transparansi, dilakukan dengan memenuhi asas kepatuhan dan


tata kelola yang baikoleh pemerintah, pemerintah daerah, penyelengara
pendidikan, yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga:
1) Dapat diaudit atas standar audit yang berlaku dan menghasilkan opini
audit yang wajar tanpa perkecualian;
2) Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku
kepentingan pendidikan.
d. Prinsip Akuntabilitas public, dilakukan dengan pertanggungjawaban
atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelengara atau satuan pendidikan kepada
pemangku kepentingan pendidikan, orangtua, dan pemerintah. Ada tiga pilar
utama yang menjad syarat terbangunya akuntabilitas, yaitu:
1) Transparasi para peneyelengara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah;
2) Standar Kinerja di setia intitusi yang dapat diukur dalam melaksanakan
tugas, fungsi, dan wewenangnya;
3) Partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan pendidikan dengan prosedur yang mudah, biaya murah,
dan pelayanan yang cepat.

e. Prinsip Efektivitas, sering diaratikan pencapaian tujuan yang telah


ditetapkan. Garner (2004) mendefinisikan efektivitas tidak berhenti sampai tujuan
tercapai, tetap sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi
lembaga. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
sekolah atau madrasah dikatakan memenuhi prinsip efektivitas apabila kegiatan
yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan dan kualitatif outcome-nya sesuai dengan rencana yang
ditetapkan sekolah/ Madrasah.

8
C. Dasar Teori yang digunakan dalam Pengelolaan Dana Pendidikan
Menurut Akdon dalam (Rahmanto, 2019), pembiayaan pendidikan adalah
kegiatan yang berhubungan dengan diterimanya pendapatan keuangan yang
diperoleh sekolah dari dana APBN, APBD, dan masyarakat atau orang tua, serta
digunakannya dalam membiayai setiap program pendidikan yang
dirancang.Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 4, Negara Indonesia memberikan
amanat kepada pemerintah untuk menetapkan anggaran pendidikan 20% dari
anggaran belanja negara. Biaya pendidikan juga diperoleh dari masyarakat atau
orang tua murid, sebagai bentuk kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan
pendidikan.
Definisi lain yang menjelaskan mengenai pembiayaan pendidikan menurut
(Narifin, 2004), Biaya adalah nilai yang dikorbankan yang diukur dalam satuan
uang untuk memperoleh Aktiva yang diimbangi dengan pengurangan aktiva atau
penambahan utang atau modal. Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu
komponen yang harus diperhatikan. Pembiayaan pendidikan haruslah dikelolah
dengan secara optimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan
yang diharapkan. Akan menjadi hambatan bagi pengelolah pendidikan apabila
tidak dapat mengelolah pembiayaan pendidikan dengan baik.

D. Jenis biaya dalam Pendidikan


Biaya pendidikan merupakan rincian kegiatan yang dibayarkan oleh pihak
peserta didik kepada sekolah. Uang tersebut nantinya  digunakan sebagai bentuk
dasar kegiatan dalam mengenyam pendidikan di suatu lembaga sekolah. Biaya
tersebut bisa digunakan dalam bentuk uang, barang dan tenaga. Menurut Levin
(1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumberdaya
tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di
berbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Pembiayaan sekolah ini bekaitan dengan bidang politik pendidikan dan program
pembiayaan pemerintah serta administrasi sekolah.
 Biaya pendidikan langsung

9
Merupakan segala bentuk pengeluaran yang berupa uang untuk kegiatan
pembelian barang membayar tenaga pekerja, administrasi sekolah, pemenuhan
sarana belajar sekolah yang secara tidak langsung berfungsi untuk menunjang
tercapainya proses kegiatan belajar. Contoh dari penggunaan biaya langsung di
bidang pendidikan ialah pihak sekolah membeli peralatan sekolah sebagai fasilitas
yang nantinya akan di gunakan siswa, sekolah memberikan buku pegangan
kepada guru sebagai metode pembelajaran di kelas, pembiayaan pengelolaan
transportasi bus sekolah.

 Biaya tidak langsung


Adalah sebuah pengeluaran yang secara tidak langsung di gunakan peserta didik
sebagai penunjang kebutuhan untuk sekolah. Biaya tersebut berupa dana yang
digunakan untuk membeli buku, peralatan sekolah, uang saku untuk jajan di
sekolah, serta untuk biaya transportasi dari rumah ke sekolah.

 Private Cost ( Biaya Pribadi )


Merupakan jenis biaya yang di keluarkan orang tua untuk membiayai proses
pembelajaran anaknya di suatu lembaga sekolah. Bentuk dari pembiayaan ini 
merupakan sebuah tanggung jawab orang tua untuk mendanai biaya sekolah
anaknya, kegiatan ini berfungsi sebagai penunjang pembelajaran siswa guna
menambah sebuah pengalaman serta wawasan yang lebih mendalam. Private
cost atau juga yang disebut biaya personal hanya untuk membeli buku, seragam,
dan transport serta bimbingan les privat yang di datangkan ke rumah. (Dwi
Atmanti, 2005)
 Social cost ( Biaya Masyarakat )
Merupakan jenis biaya yang di keluarkan masyarakat untuk mendukung kegiatan
pembelajaran siswa di satuan sekolah. Dana terebut berupa bantuan/ sumbangan
dari masyarakat untuk sekolah. Sekolah umumnya mempunyai kegiatan-kegiatan
yang dilakukan guna mengisi kegiatan pembelajaran, nah kegiatan tersebut
tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga membutuhkan dana
bantuan dari masyarakat supaya kegiatan tersebut lancar. Kegiatan tersebut
dikenal dengan hubungan sekolah dengan masyarakat.

10
 Monetary Cost
Adalah sumber pengeluaran yang di bagi menjadi 2 yakni biaya pendidikan
langsung dan tidak langsung. Bentuk pengeluaran dari monetary ialah uang. Dana
tersebut nantinya akan digunakan di satuan pendidikan.
 Non Monetary Cost
Merupakan bentuk pengeluaran yang tidak berwujud uang. Bisa dikatakan biaya
moneter yang tidak bersifat uang. Misalnya pendapatan yang hilang.
Menurut M. Nafairin (dalam Ara Hidayat dan Rusdiana, 2022:89) Konsep biaya
pendidikan lebih kompleks daripada keuntungan karena komponen biaya terdiri
atas berbagai jenis dan sifat berikut.
 Biaya Kesempatan (Oportunitas Cost)
Biaya pendidikan tidak hanya berbentuk uang dan rupiah, tetapi juga
dalam bentuk kesempatan (Oportunitas Cost). Biaya pendidikan terdiri atas biaya
langsung dan biaya tidak langsung atau biaya kesempatan. Biaya kesempatan ini
sering disebut income Forgon, yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa
selama mengikuti pelajaran. Seorang Lulusan SMP misalnya, yang tidak diterima
melanjutkan pendidikan SMU, jika ia bekerja ia akan memperoleh penghasilan.
Jika ia melanjutkan sekolahnya, besarnya pendapatan (upah, gaji) selama belajar
di SMU harus diperhitungkan.
 Biaya satuan per Siswa
Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran
karakteristik keuangan sekolah. Efisiensi keuangan sekolah dalam pemanfaatan
sumber-sumber keuangan sekolah dan hasil (output) sekolah dapat dilakukan
dengan cara menganalisis satuan (unit cost) per siswa
Biaya satuan per siswa adalah biaya rata-rata setiap siswa yang dihitung
dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di sekolah dalam
kurun waktu tertentu. Mengetahui besarnya biaya satuan setiap siswa menurut
jenjang dan jenis pendidikan berguna untuk menilai beragai alternative kebijakan
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Dalam penentuan biaya satuan terdapat dua Pendekatan, yaitu Pendekatan
makro dan mikro.

11
1) Pendekatan Makro berdasarkan perhitungan pada keseluruhan
jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana
dibagi jumlah peserta didik.
2) Pendekatan Mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan
alokasi pengeluaran per komponen yang digunakan oleh peserta didik.
E. Sumber–sumber pembiayaan pendidikan berasal

Terdapat tiga sumber anggaran Pendidikan Menurut Sisdiknas No 20


Tahun 2003 pasal 46 ayat 1 (DPR RI dan Presiden RI, 2003) :
 Pemerintah Pusat
Salah satu bagian dari keuangan negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Struktur dasarnya terdiri atas penerimaan dan pengeluaran
negara. Salah satu pengeluaran Negara ditujukan untuk bidang Pendidikan
sebanyak 20% antara lain :
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Bantuan Operasional Reguler menurut permendikbud no 3 tahun 2019 tentang
petunjuk teknis bantuan operasional sekolah regular adalah program pemerintah
pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasi personalia dan nonpersonalia
bagi sekolah yang bersumber dari dana alokasi khusus nonfisik (Pendidikan,
Kebudayaan, & Indonesia, 2019). Sesuai dengan (Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2019) Dana BOS digunakan untuk kegiatan
berikut :

 Pengembangan perpustakaan
 Penerimaan Pesert aDidik Baru
 Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler
 Evaluasi pembelajaran dan ekstrakurikuler
 Pengelolaan Sekolah
 Pembayaran Honor
 Pembelian atau perawatn alat multimedia pembelajaran
        2. Dana Alokasi Khusus Pendidikan

12
Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumberdari APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan
khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. Salah satu
bagian dari Dana Alokasi Khusus adalah untuk Pendidikan, dinamakan Dana
Alokasi Khusus Pendidikan. Dana Alokasi Khusus Pendidikan digunakan untuk
menunjang program wajib belajar Pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu
dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
      3. Dana Penunjang Pendidikan
Dana penunjang Pendidikan ini berupa beasiswa di mana beasiswa
merupakan dana bantuan kepada pesertadidik dengan kondisi tertentu sesuai
ketentuan pemerintah guna mendukung peserta didik agar tetap semangat dalam
menjalani Pendidikan.
       4. Dana rutin
Dana yang secara rutin diberikan dengan tujuan untuk gaji guru,
Pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pemeliharaan, dan lain-lain.
 Pemerintah Daerah
Sama halnya seperti APBN adalah salah satu bagian keuangan negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan salah satu bagian dari
keuangan suatu daerah. APBD digunakan untuk Pendidikan sesuai dengan
ketetapan di masing-masing daerah. APBD ini digunakan untuk Pendidikan
sebagai penunjang proses Pendidikan seperti beasiswa, guru honorer, fasilitas
sarana dan prasarana sekolah, dan lain-lain yang berhubungan dengan proses 
belajar mengajar tanpa menyalahi aturan dari pemerintah pusat.
 Masyarakat
Dana dari masyarakat yaitu bantuan berupa SPP yaitu dana untuk peserta didik
guna melengkapi fasilitas belajar di sekolah seperti seragam, buku, ATK, dan
fasilitas yang di dapat dalam proses pembelajaran. Selain tiga sumber dana
Pendidikan tersebut, terdapat sumber-sumber dana lain untuk pembiayaan
Pendidikan adalah Unit Usaha Sekolah. Unit Usaha sekolah adalah usaha yang
berkesinambungan yang bersifat akademis dan bisnis dengan
memberdayagunakan   warga dan lingkungan sekolah dalam bentuk usaha

13
produksi dan dilaksanakan secara professional (Anoraga, 1997). Unit usaha
sekolah sebagai sumber dana Pendidikan difungsikan untuk membantu pendanaan
dalam proses pembelajaran di sekolah baik untuk pengelolaan sekolah maupun
fasilitas sekolah.

F. Strategi Pengelolaan Dana Pendidikan

Menurut Mulyasa (2003) langkah-langkah mengelola dana pendidikan


adalah:
1. Membuat Perencanaan
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan sumber
dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di
sekolah.
2. Menyusun Anggaran
anggaran disusun melalui rencana anggaran dan belanja sekolah (RAPBS) yang
meliputi sumber pendapatan dan pengeluaran. Contohnya untuk kegiatan belajar
mengajar, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana, alat pelajaran, honor
guru, dan lainnya.
3. Melakukan Pengaturan
kepala sekolah sebagai manajer harus mampu mengatur jalannya keuangan pada
lembaga pendidikan yang dikelolanya. 

14
BAB III
PENUTUP
A.     Simpulan

            Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pendidikan


membutuhkan biaya untuk menjalankan Fungsinya. Pembiayaan terhadap
pendidikan harus dibayar lebih mahal karena pendidikan adalah investasi jangka
panjang untuk keberlangsungan suatu Negara. Penyelenggaraan pendidikan di
suatu lembaga baik sekolah maupun Universitas memerlukan biaya, perlu dana
atau Modal, paling tidak memenuhi pembiayaan untuk memberikan standar
pelayanan minimal baik. Pembiayaan pendidikan merupakan komponen sangat
penting dalam  penyelenggaraan  pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses
pendidikan  tidak  dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Sistem Pendidikan 
Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989. Pada
pasal 33-36 bab VIII dijelaskan mengenai sumber biaya pendidikan.

B.    Saran

                 Pendidikan adalah tanggungjawab negara dan masyarakat serta


tanggungjawab kita bersama, termasuk dalam hal pembiayaan. Peran serta
masyarakat untuk  biaya pendidikan sangatlah  penting agar keberlangsungan
Pendidikan dapat dirasakan penerus generasi berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. (2008). Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori dan Studi
Empiris. Jurnal Pendidikan, No. 9
Ferdi, W.P. (2013). Pembiayaan Pendidikan : Suatu kajian Teoritis. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol, 19, No. 4
Hidayat, Ara dan Rusdiana. 2022. Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Saifudin, Ahmad. (2017). Skripsi : Analisis Manajemen Pembiayaan dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Menurut Perspektef
Ekonomi Isalm. Bandar Lampung.

16

Anda mungkin juga menyukai