Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBJEK FILSAFAT
ILMU MANAJEMEN PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

1. Nuryani NIM: 20226013069


2. Tasya Arsy Liyana NIM:20226013090
3. Muhammad NIM:20226013141
4. Rahma Dona NIM:20226013113

Dosen Pengampu:
Dr. Pahlawan M.A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Makalah dengan judul Objek Filsafat Ilmu Manajemen Pendidikan ini disusun untuk

memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Filsafat Manajemen Pendidikan.

Makalah ini dimulai dengan memberikan gambaran umum tentang pentingnya kajian

manajemen pendidikan dengan pendekatan filsafat. Kemudian, pada bagian pembahasan

dipaparkan lebih mendalam tentang objek kajian filsafat ilmu, objek material, objek formal,

dan objek kajian filsafat ilmu manajemen pendidikan.

Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi, bahan kajian dan

pengantar untuk melaksanakan fungsi manajemen yang selaras dengan tujuan filsafat

pendidikan. Umpan balik yang bersifat konstruktif akan membantu kami untuk melakukan

perbaikan yang berkelanjutan.

Palembang, 12 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Objek Kajian Filsafat Ilmu .................................................................... 4
1. Objek Material Filsafat Ilmu ............................................................. 5
2. Objek Formal Filsafat Ilmu ............................................................... 6
B. Objek Kajian Filsafat Ilmu Manajemen Pendidikan .............................. 7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.............................................................................................9
B. Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... .10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai ilmu, manajemen termasuk dalam salah satu cabang ilmu sosial

kelompok ilmu terapan atau kelompok applied sciences, karena manfaatnya baru

terlihat ketika mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sedangkan

manajemen pendidikan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pendidikan dengan

melihat dan mengkaji teori manajemen dan praktik pendidikan (Salamun, dkk., 2022).

Selain itu, di dalam filsafat manajemen juga dipandang sebagai seni mencapai tujuan,

sedangkan pendidikan dipandang sebagai kegiatan pikiran yang terorganisir dan

mengintegrasikan proses pendidikan secara menyeluruh. Kajian manajemen

pendidikan dengan pendekatan filsafat yang kemudian melahirkan filsafat manajemen

pendidikan dilakukan untuk memastikan bahwa kajian tentang manajemen pendidikan

dilakukan secara komprehensif, kritis dan mendasar sehingga mencapai kepada suatu

konsep dan refleksi atas praktik-praktik atau pengalaman empirik manajemen

pendidikan yang mendekati ideal yang pada akhirnya akan terus relevan dalam

menjawab berbagai kebutuhan dunia pendidikan dan peradaban umat manusia yang

terus mengalami perubahan dan kemajuan (Salamun dkk., 2022).

Salah satu contoh perbaikan di dunia pendidikan hasil dari filsafat adalah

berubahnya paradigma pendidikan lama menjadi paradigma baru melalui kurikulum

merdeka yang diresmikan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan pada tahun

2022. Beberapa contoh paradigma baru yang ditekankan pada kurikulum merdeka

adalah manajemen sekolah yang kolaboratif antar seluruh pemangku kepentingan,

manajemen yang kompeten dimana kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai

administrator namun juga sebagai pemimpin pembelajar, guru juga menjadi pemilik

dan pembuat kurikulum, pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik,

pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, penilaian dan kebijakan disesuaikan

1
dengan kebutuhan peserta didik, dan perencanaan berbasis data yang hasilnya

ditindaklanjuti menjadi rencana kegiatan dan anggaran yang melibatkan level satuan

pendidikan, dinas kabupaten/provinsi, dan pemerintah pusat.

Beberapa contoh paradigma baru yang dijelaskan di atas menekankan

bahwa perlunya kajian manajemen pendidikan dengan pendekatan filsafat secara

berkelanjutan, sehingga dapat dijadikan sebagai panduan terbaru dalam praktik

manajemen menuju yang lebih baik. Namun, kajian dengan pendekatan filsafat

tersebut akan menjadi bermakna jika kita memiliki pemahaman tentang objek filsafat

apa saja yang dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran, sehingga kajian yang

dilakukan tepat sasaran dan sesuai tujuan. Berdasarkan pemapaparan tersebut, tujuan

dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui objek filsafat secara umum dan

objek filsafat pada manajemen pendidikan.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan objek kajian filsafat ilmu?

2. Apa yang dimaksud dengan objek material filsafat ilmu?

3. Apa yang dimaksud dengan objek formal filsafat ilmu?

4. Apa saja objek kajian filsafat ilmu manajemen pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui objek kajian filsafat ilmu.

2. Untuk mengetahui objek material filsafat ilmu.

3. Untuk mengetahui objek formal filsafat ilmu.

4. Untuk mengetahui objek kajian filsafat ilmu manajemen pendidikan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Objek Kajian Filsafat Ilmu

Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan dan menghasilkan banyak

pengetahuan dengan bahasan yang telah dikaji dan diteliti di dalamnya. Ilmu

pengetahuan itu sendiri adalah kumpulan pengetahuan. Tetapi kumpulan

pengetahuan hanya dapat disebut ilmu pengetahuan apabila telah memenuhi syarat-

syarat tertentu diantaranya ialah objek material (material object) dan objek formal

(formal object) (Salamun., dkk, 2022:13).

Khaidir (2021) menambahkan bahwa filsafat berbeda dari ilmu pengetahuan

dalam hal metode dan objek studinya. Dalam hal metode, ilmu pengetahuan hanya

mengkaji masalah dari bidang tertentu dan selalu menggunakan metode observasi

dan eksperimen dari fakta yang dapat diselidiki, sedangkan filsafat berpikir sampai

belakang dan didukung fakta yang sangat kasat mata. Sedangkan dalam hal objek

kajian, objek kajian keilmuan berangkat dari masalah yang timbul harus dipecahkan,

upaya yang dapat memecahkan masalah itu memerlukan metode untuk

menjawabnya, dan diperlukan sistematika yang valid. Oleh karena itu, suatu masalah

adalah objek suatu ilmu pengetahuan. Artinya, objek dimaknai sebagai bahan

penelitian atau penciptaan pengetahuan. objek kajian inilah yang membedakan satu

ilmu dengan ilmu lainnya (Machali dan Hamid, 2017:30).

Sedangkan objek kajian filsafat ilmu berbeda dengan objek ilmu pengetahuan

yang dijelaskan di atas. Objek kajian filsafat merupakan segala sesuatu yang ada

(yang umum kesemestaan). Menurut Surajiyo (2007) objek filsafat ilmu adalah sesuatu

yang menjadi bahan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Ia menambahkan

bahwa filsafat adalah sebagai kegiatan pemikiran murni manusia atau pemikiran

reflektif dalam mengeksplorasi objek yang tidak terbatas. Hal tersebut juga

disampaikan oleh Khaidir (2021) bahwa filsafat merupakan kegiatan berpikir murni

4
pada manusia (reflective thinking) untuk menyelidiki suatu objek yang tak terbatas.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat berbeda

dengan ilmu pengetahuan dari hal metode dan objek studinya. Di dalam ilmu

pendidikan pun, filsafat mencakup berbagai bidang pendidikan. Setiap cabang ilmu

pendidikan memiliki objek studinya sendiri yang spesifik atau hanya sebagian kecil

dari keseluruhan realitas pendidikan yang ada, sehingga tidak dapat memberikan

pengetahuan yang komprehensif dan terpadu tentang pendidikan. Berbeda dengan

objek ilmu pendidikan yang bersifat spesifik dan pragmentaris atau terkotak-kotak

menyesuaikan dengan cabang ilmu pendidikan itu sendiri, objek kajian filsafat

pendidikan bersifat tidak terbatas, sehingga dapat memberikan pengetahuan yang

bersifat komprehensif atau menyeluruh.

Dengan filsafat, maka dunia pendidikan akan memiliki berbagai kemampuan

dasar baik menyangkut daya pikir (intelektual) mapun daya rasa (emosional). Hal ini

didukung oleh Salamun dkk., (2022) sebab itu filsafat berfungsi memberikan wawasan

yang bersifat komprehensif mengenai hakikat pendidikan dan sebagai penghubung

antar cabang ilmu pendidikan yang terkotak-kotak. Dilihat dari isi atau substansi objek

filsafat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan formal.

1. Objek Material Filsafat Ilmu

Menurut Hariroh (2021) objek material adalah segala sesuatu yang ada untuk

dijadikan sebagai sasaran penyelidikan yang dapat dirasionalkan, bersifat empiris, dan

ilmiah. Ia menambahkan segala sesuatu yang ada adalah yang bersifat thinkable,

unthinkable, atau unthoughtabe. (1) thinkable, yaitu hal rasional yang dapat dikenali

atau dirasakan oleh panca indera. (2) Unthinkable, yaitu sesuatu yang tidak terfikirkan

oleh kita namun bisa jadi sedang atau telah difikirkan oleh orang lain. (3)

Unthoughtable, sesuatu yang tidak pernah terfikirkan namun diyakini ada. Satu-

5
satunya hal tersebut adalah adanya Tuhan. Tuhan diyakini ada namun pemikiran kita

tidak akan sampai pada esensi pertanyaan-pertanyaan tentang adanya Tuhan. Pada

akhirnya apapun tentang Tuhan tidak bisa terpikirkan oleh akal.

Penjelasan tersebut didukung juga oleh Salamun dkk., (2022) bahwa objek

material filsafat ialah segala sesuatu yang tak terbatas dengan tujuan memahami

hakikat ada, kesemestaan, keuniversalan, dan keumuman secara mendasar atau

sedalam-dalamnya. Mereka menambahkan bahwa objek material mencakup segala

sesuatu yang ada, baik secara konkrit, pikiran, atau kemungkinan. (1) Segala sesuatu

yang ada bersifat konkrit seperti badan manusia, badan hewan, tumbuhan, batu, kayu,

tanah. (2) Ada dalam pikiran, abstrak atau rasional seperti ide atau nilai. (3) Ada dalam

kemungkinan seperti spiritual, transendental, dan gaib).

Berdasarkan pemapaparan di atas dapat disimpulkan bahwa objek material

filsafat adalah segala sesuatu yang ada baik yang bersifat konkrit dapat dikenali oleh

panca indera dan dapat diteliti menggunakan pendekatan empiris, atau metafisik yang

tidak nampak oleh panca indera, seperti segala sesuatu yang kita atau orang lain

pikirkan, dan dapat diketahui dari diskusi atau buah pikir manusia itu sendiri, maupun

yang bersifat gaib atau yang tidak terfikirkan namun diyakini ada.

2. Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek formal adalah cara yang digunakan untuk mengetahui ilmu Itu sendiri,

ataupun prespektif yang digunakan seseorang untuk memahami dan mengetahui objek

material. Menurut Salamun dkk., (2022) objek formal adalah sudut pandangan, cara

memandang, cara mengadakan tinjauan yang dilakukan oleh seorang pemikir atau

peneliti terhadap objek material serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal

suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu akan tetapi pada saat yang sama

membedakannya dari bidang-bidang lain. Salamun dkk; menambahkan bahwa objek

formal filsafat ialah metodologi dari sudut pandang atau cara pandang serta prinsip-

6
prinsip yang digunakan, yaitu hakikat atau esensinya dari objek material. Hal yang

dijadikan sebagai objek formal merupakan objek material yang dikaji secara khusus

baik berdasarkan spesifikasi maupun perspektif. (1) Spesifikasi, yaitu hal yang menjadi

fokus kajian bukan sesuatu yang umum melainkan sesuatu yang khusus. Pengertian

dari spesifikasi ini adalah sesuatu yang kita teliti melalui bagian terkecil dari materi,

yaitu seperti bentuk atau ciri-ciri dari objek tersebut. (2) Perspektif, yaitu objek dikaji

dengan sudut pandang tertentu (Hariroh, 2021).

Contoh objek formal filsafat berdasarkan penjelasan di atas misalnya jika objek

materialnya adalah manusia, maka objek formal yang dikaji berdarkan spesifikasinya

adalah tentang bagian, atau ciri-ciri manusia tersebut, seperti bagian mata, tangan,

kaki, atau bagian tubuh yang lain. Sedangkan berdasarkan pandangan atau kajian

perspektif, maka yang dipelajari bukan hanya dari sisi fisik manusia, melainkan

misalnya ideologi yang dianut oleh manusia tersebut, ataupun perilaku nyata dari

manusia (Khusna, 2021). Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa satu

bidang objek material misalnya “manusia” dapat ditinjau dari berbagai sudut

pandangan dan menimbulkan ilmu yang berbeda pula, sehingga ada beberapa ilmu

yang mempelajari manusia di antaranya: fisiologi, anatomi, psikologi, antropologi,

sosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya.

B. Objek Kajian Filsafat Ilmu Manajemen Pendidikan

Menurut Salamun dkk., (2022) dalam tinjauan ilmu filsafat fenomena

persoalan pendidikan dapat ditinjau dengan pendekatan ontologi, epistemologi dan

aksiologi difokuskan pada manajemen Pendidikan. Bidang manajemen pendidikan

memiliki objek kajian fungsi manajemen dalam kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian pendidikan dalam upaya

mencapai tujuan pendidikan secara efektif.

7
Objek kajian filsafat ilmu manajemen pendidikan berdasarkan pendekatan

landasan ontologis adalah tentang hakikat keberadaan manajemen dan pendidikan

yang terkait dengan hakikat keberadaan manusia. Landasan epistemologis pendidikan

akan mengkaji hakikat kebenaran yang terkait dengan kebenaran teori-teori

manajemen dan pendidikan. Objek kajian filsafat berdasarkan landasan aksiologis

adalah tentang penerapan teori-teori manajemen dan pendidikan yang terkait dengan

tujuan pendidikan, terutama dalam hubungannya dengan nilai-nilai dan norma-norma

moral. Kajian aksologi ilmu pengetahuan dalam manajemen pendidikan akan

diarahkan pada implikasi tujuan dan manfaat dari adanya kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian dalam mencapai

efektivitas suatu Pendidikan. (Suharto dalam Soeprapto 2013).

Berdasarkan pemapaparan di atas disimpulkan bahwa objek kajian filsafat

ilmu manajemen pendidikan, baik objek material maupun formal adalah segala

sesuatu yang tak terbatas dan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan

kemajuan pemikiran dan peradaban umat manusia untuk mencapai suatu tatanan

manajemen pendidikan yang selaras dengan filsafat tujuan pendidikan.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa objek kajian

filsafat pendidikan bersifat tidak terbatas, sehingga dapat memberikan pengetahuan

yang bersifat komprehensif atau menyeluruh mengenai hakikat pendidikan dan

sebagai penghubung antar cabang ilmu pendidikan yang terkotak-kotak. Dilihat dari isi

atau substansi objek filsafat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan

formal. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada baik yang bersifat

konkrit dapat dikenali oleh panca indera dan dapat diteliti menggunakan pendekatan

empiris, atau metafisik yang tidak nampak oleh panca indera, seperti segala sesuatu

yang kita atau orang lain pikirkan, dan dapat diketahui dari diskusi atau buah pikir

manusia itu sendiri, maupun yang bersifat gaib atau yang tidak terfikirkan namun

diyakini ada. Sedangkan objek formal adalah cara atau perspektif yang digunakan

seseorang untuk memahami dan mengetahui objek material. Hal yang dijadikan

sebagai objek formal merupakan objek material yang dikaji secara khusus baik dari

spesifikasi maupun perspektif.

Dalam filsafat ilmu manajemen pendidikan, objek material dan objek formal

filsafat yang dikaji adalah segala sesuatu yang ada berdasarkan pendekatan ontologis,

epistemologis, dan aksiologis yang akan terus berkembang seiring perkembangan

kemajuan pemikiran dan peradaban umat manusia untuk mencapai suatu tatanan

manajemen pendidikan yang selaras dengan filsafat tujuan pendidikan.

B. SARAN

Bagi stakeholder dan pemangku kepentingan pendidikan disarankan untuk

memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang objek kajian filsafat ilmu manajemen

pendidikan, sehingga dapat menggunakan pendekatan filsafat dalam mewujudkan

suatu tatanan manajemen pendidikan yang selaras dengan filsafat tujuan pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. B. (2019). Filsafat ilmu. Madura: Institut Agama Islam Negeri Madura.

Hariroh, U. (2021, June 22). Filsafat Ilmu: Pengertian, Objek, Ciri-ciri, dan Tujuan. Retrieved

April 10, 2023 from Kompasiana:

https://www.kompasiana.com/ulfatulhariroh/5d89ce710d82305f3508da02/filsafat-

ilmu-pengertian-objek-ciri-ciri-dan-tujuan

Khaidir., dkk. (2021). Teori Filsafat Manajemen Pendidikan Islam. Aceh: Yayasan Menulis

Muhammad Zaini.

Khusna, H. (2021, June 22). Objek Material dan Formal dalam Filsafat. Retrieved April 12,

2023 from Kompasiana:

https://www.kompasiana.com/hayyulalkhusna/5db380b90d823044a422c273/objek-

material-dan-formal-dalam-filsafat?page=2&page_images=1

Machali & Hamid. (2017). Pengantar Manajemen Pendidikan Islam: Perencanaan,

Pengorganisasian, dan Pengawasa dalam Pengelolaan Pendidikan Islam.

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga .

Salamun , S., Subakti, H., Arifin, R., Suesilowati , S., Tasrim, I. W., Chamidah, D., et al.

(2022). Filsafat Manajemen Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Soeprapto, S. (2013, June). Landasan Aksiologis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia

dalam Persepktif Filsafat Pendidikan. Retrieved April 12, 2023 from Media.Neliti:

https://media.neliti.com/media/publications/87792-landasan-aksiologis-sistem-

pendidikan-na-ff636f3d.pdf

Surajiyo. (2007). Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai