Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS PEKERJAAN UMUM


Jalan Jend. Gatot Subroto No. III-5 Purwokerto 53116
Telp. (0281) 637038, Fax (0281) 638027

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN


(KONTRAK)

SURAT PERJANJIAN NO. ………………………….


TANGGAL ………………..

Pekerjaan
Pembangunan/ Rehabilitasi Rumah Singgah Sosial Jalan
Kertawibawa, Desa Pasir Lor Kecamatan Karanglewas (Tahap II)
KAB. BANYUMAS

Kegiatan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung di
Wilayah Daerah Kabupaten/Kota, Pemberian Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung

HARGA KONTRAK : Rp. ……………..


WAKTU PELAKSANAAN : .............. HARI KALENDER
SUMBER DANA : APBD KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ......

Pelaksana Pekerjaan
PT/CV ……………
ALAMAT
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN
(KONTRAK)

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS

DENGAN

PT/CV. ……………

Nomor : …………………….

Pada hari ini ….. tanggal …… bulan ….. tahun ............ (DD-MM-YYYY) bertempat di
Purwokerto, yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : IMAM WIBOWO, S.T.


NIP : 19801116 200502 1 005
Jabatan : Kepala Bidang Penataan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Banyumas selaku Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Wilayah Daerah Kabupaten/
Kota, Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung.
Alamat : Jalan Jend. Gatot Subroto No. III-5 Purwokerto 53116

Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Banyumas
cq.Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas, selaku Pejabat
Pembuat Komitmen, selanjutnya disebut:
----------------------------------- PIHAK KESATU -----------------------------------

2. Nama : ………………
Jabatan : Direktur PT/CV. ……………….
Alamat : ………………………………………….
Dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu
bertindak untuk dan atas nama PT/CV. ………… berdasarkan Akta
Pendirian Notaris …………….Nomor …… tanggal …………….. selaku
penyedia jasa, selanjutnya disebut :
------------------------------------ PIHAK KEDUA ------------------------------------

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK KESATU adalah Pemilik Pekerjaan ……………………………………
pada Kegiatan …………………………..;
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah pemenang lelang Pekerjaan
…………………………………… pada Kegiatan …………………………..;

3. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan berdasarkan :


a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa konstruksi Konstruksi
sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja;
b. Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Kontruksi;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
e. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 16 Tahun 2022 Tanggal 30
Desember 2022 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Banyumas Tahun Anggaran 2023.
g. Peraturan Bupati Banyumas Nomor 81 Tahun 2022 Tanggal 30 Desember 2022
Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Banyumas Tahun Anggaran 2023.
h. dst
Kedua belah pihak telah sepakat mengadakan ikatan kontrak untuk melaksanakan Paket
Pekerjaan ……………..pada Kegiatan …………… :

PASAL 1
TUJUAN KONTRAK

Tujuan Kontrak ini ialah bahwa PIHAK KEDUA harus dan wajib melaksanakan,
menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan Pekerjaan ……………..pada Kegiatan ……………
baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dokumen
Kontrak.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan, diselesaikan dan dipelihara oleh PIHAK KEDUA sesuai
dengan Dokumen Kontrak, adalah Pekerjaan …………… pada :
Kegiatan ……………. baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Dokumen Kontrak.
Dengan volume sesuai Daftar Kuantitas dan Harga serta Gambar sebagaimana terlampir
dalam Dokumen Kontrak ini.

PASAL 3
DOKUMEN KONTRAK

(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari Adendum Kontrak (apabila ada), Surat Perjanjian,
Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat – Syarat Umum Kontrak, Syarat –
Syarat Khusus Kontrak beserta lampirannya berupa lampiran A (daftar harga satuan
timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan utama), lampiran B (Rencana
Keselamatan Konstruksi),spesifikasi teknis,gambar–gambar, dan dokumen lainnya
seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan,
jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut :
i. Adendum Kontrak (apabila ada);
j. Surat Perjanjian;
k. Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar Kuantitas dan Harga Hasil Negosiasi apabila
ada Negosiasi);
l. Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar Kuantitas dan Harga Terkoreksi apabila ada
koreksi aritmatik);
m. Surat Penawaran
n. Syarat – Syarat Khusus Kontrak;
o. Syarat – Syarat Umum Kontrak;
p. Spesifikasi Teknis; dan
q. Gambar-gambar
Semua dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan setiap pasal
harus diartikan sedemikian sehingga satu dengan yang lain adalah sejalan dan saling
menunjang.

PASAL 4
HARGA KONTRAK

(1). Harga Kontrak, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn) yang diperoleh dari Perkiraan
Kuantitas Pekerjaan dan Harga Satuan Pekerjaan seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp. ……………… (…………), dengan rincian :
Nilai Fisik : Rp. ………..
(…………………….)
PPn 11% : Rp. ………..
(…………………….)

Dengan perincian harga kontrak sebagai berikut :

Pekerjaan …………………………..
Nilai Kontrak : Rp. ……………..
(………………………………….)
Nilai Fisik : Rp. ……………..
(………………………………….)
PPn 11% : Rp. ……………….
(…………………………………)
Harga Kontrak sesuai dengan pasal 4 ayat (1) didasarkan atas KONTRAK HARGA SATUAN
(fixed unit price) yang perinciannya tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
sebagaimana terlampir dalam Dokumen Kontrak ini.
Di dalam Harga Kontrak tersebut pasal 4 ayat (1) sudah termasuk pajak-pajak, retribusi dan
pungutan resmi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Harga Kontrak ini dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) :
Kegiatan ……………………… dengan kode rekening ………………...

PASAL 5
JANGKA WAKTU KONTRAK
(1) Jangka Waktu Kontrak terdiri dari Jangka Waktu Pelaksanaan dan Jangka Waktu
Pemeliharaan.
(2) Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari kalender
terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan berakhir sampai
dengan Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/ PHO).
(3) Jangka Waktu Pemeliharaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung
sejak Serah Terima Pertama Pekerjaan. Apabila sampai batas akhir masa pemeliharaan
PIHAK KEDUA belum bisa menyelesaikan perbaikan/ penyempurnaan pekerjaan di
lapangan, masa pemeliharaan dapat diperpanjang dengan memperpanjang masa
berlakunya jaminan pemeliharaan.
(4) Setelah Jangka Waktu Pemeliharaan berakhir, PIHAK KEDUA mengajukan secara
tertulis Serah Terima Pekerjaan Kedua dan PIHAK KESATU menerbitkan Berita Acara
Serah Terima Kedua Pekerjaan (Final Hand Over/ FHO).

PASAL 6
JAMINAN PELAKSANAAN
(1). Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dijamin dengan suatu Jaminan Pelaksanaan yang
diterbitkan oleh perusahaan penjaminan, perusahaan asuransi, atau bank umum (selain
bank perkreditan rakyat) yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang
telah direasuransikan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan
harus sudah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU sebelum
penandatanganan kontrak dan berlaku sampai dengan tanggal Penyerahan Pekerjaan
Pertama (PHO).
(2). Besarnya Jaminan Pelaksanaan adalah 5% (lima perseratus) dari Harga Kontrak atau
sebesar Rp. ……………….. (………………………).

PASAL 7
ASURANSI TENAGA KERJA
Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dijamin dengan suatu asuransi tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan harus
sudah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU sebelum penandatanganan
kontrak.
PASAL 8
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(1). PIHAK KEDUA Berkewajiban untuk membuat Rencana Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
(2). Biaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tercantum dalam Kontrak bersifat at cost
dan harus mendapat verifikasi dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 9
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN
(1) Pengendalian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana pasal 2, dilakukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Konsultan
Pengawas.
(2) Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan ini dilakukan oleh Pengawas Pekerjaan dan
Konsultan Pengawas.
(3) PIHAK KEDUA harus melaksanakan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk dari
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),
Pengawas Pekerjaan, dan Konsultan Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan
berdasarkan Dokumen Kontrak.
(4) Lingkup pengawasan pekerjaan meliputi antara lain :
a. Metode Kerja;
b. Kuantitas dan Kualitas Bahan dan Pekerjaan;
c. Ketepatan Ukuran/ Dimensi;
d. Ketepatan Waktu Pelaksanaan; dan
e. Kelengkapan Administrasi.

PASAL 10
SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN
(1). Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) sesuai dengan ketentuan yang
termuat dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk serah terima barang/ jasa.
(2). PIHAK KESATU dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap barang/ jasa dibantu oleh
Tim Teknis dan PPTK setelah dilakukan penilaian oleh konsultan pengawas dan
pengawas pekerjaan terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK
KEDUA.
(3). PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA menandatangani Berita Acara Serah Terima
Pertama (PHO).
(4). Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan barang/ jasa kepada Pengguna Anggaran
(PA).
(5). Dalam Serah Terima tersebut dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.

PASAL 11
CARA PEMBAYARAN
(1) Semua pembayaran dilakukan melalui Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Banyumas, ditransfer langsung ke …………… No. Rekening ………….. atas nama
PT/CV. ……………...
(2) Uang Muka
a. Uang Muka dibayar untuk mebiayai pekerjaan yang telah diperjanjikan antara lain
dipergunakan untuk pengadaan material, upah, dan peralatan;
b. Besaran Uang Muka setinggi-tingginya 30% (dua puluh perseratus) dari Harga
Kontrak dan dibayar setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan Uang Muka
senilai Uang Muka yang diterima;
c. Penyedia Jasa harus mengajukan permohonan pengembalian Uang Muka secara
tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) disertai dengan rencana
penggunaan Uang Muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak;
d. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau
perusahaan asuransi umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
e. Pengembalian Uang Muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada saat setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).
(3) Prestasi Pekerjaan
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan dengan sistem termin.
b. Pembayaran untuk hasil pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan berdasarkan jumlah
prestasi dilampiri Berita Acara Pemeriksanaan Pekerjaan yang telah ditanda
tangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
c. Angsuran/ Termin Pertama :
Dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari Harga Kontrak apabila prestasi pekerjaan
telah mencapai sekurang-kurangnya 55% (lima puluh lima perseratus) dari
kuantitas pekerjaan keseluruhan dikurangi pengembalian angsuran uang muka
yang telah dibayarkan denngan besaran persentasenya sama dengan termin yang
diajukan yaitu :
= (50% x Rp. ………….) – (50% x Rp …………….)
= Rp. …………. – Rp. …………..
= Rp. ………………….
(………………………….)
d. Angsuran/ Termin Kedua :
Dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari Harga Kontrak apabila prestasi pekerjaan
telah mencapai 100% (seratus perseratus) dari kuantitas pekerjaan keseluruhan
dikurangi pengembalian angsuran uang muka yang telah dibayarkan denngan
besaran persentasenya sama dengan termin yang diajukan yaitu :
= (50% x Rp. ……………) – (50% x Rp ……………)
= Rp. ………………. – Rp. …………..
= Rp. …………………..
(…………………….)
e. Pada saat Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/ PHO) PIHAK
KEDUA harus menyerahkan Surat Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari Harga Kontrak atau sebesar Rp. ………………
(………………………..) yang diterbitkan oleh perusahaan penjaminan, perusahaan
asuransi, atau bank umum (selain bank perkreditan rakyat) yang mempunyai
program asuransi kerugian (surety bond) yang telah direasuransikan sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan masa berlaku Jaminan
Pemeliharaan dari mulai penyerahan pertama sampai dengan 14 (empat belas) hari
setelah masa pemeliharaan selesai.

PASAL 12
PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
PIHAK KEDUA didalam melaksanakan pekerjaan ini berkewajiban menggunakan produksi
dalam negeri, baik berupa barang maupun jasa. Apabila berdasarkan penelitian pendahuluan
yang seksama, kemudian ternyata bahwa sebagian dari bahan untuk menghasilkan produksi
yang dibutuhkan dimaksud harus berasal dari impor, maka wajib dipilih barang produksi
dalam negeri yang komponen impornya paling kecil.

PASAL 13
PEKERJAAN TAMBAH/ KURANG
(1). Apabila dijumpai perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak maka PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dapat melakukan
perubahan kontrak dengan menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan.
(2). Pekerjaan tambah/ kurang hanya dianggap sah apabila ada perintah PIHAK KESATU
secara tertulis.
(3). Bagi pekerjaan tambah yang merupakan jenis pekerjaan baru, yang belum tercantum
dalam Dokumen Kontrak ini, maka harga satuan ditetapkan pada saat Perintah
Pekerjaan Tambah diberikan.
(4). Pekerjaan tambah/ kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu
penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan PIHAK KESATU secara tertulis.

PASAL 14
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1). PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan apabila terjadi keadaan yang memaksa
(force majeure).
(2). Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini adalah :
a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, longsor;
b. Adanya perang, kerusuhan, revolusi, pemogokan, kebakaran, gangguan industri
lainnya yang mengakibatkan kerusakan pekerjaan/ menghambat pelaksanaan
pekerjaan;
c. Adanya peristiwa-peristiwa di atas, diajukan oleh PIHAK KEDUA dan disetujui oleh
PIHAK KESATU.
(3). Apabila terjadi salah satu keadaan memaksa seperti tersebut ayat (2) pasal ini, maka
PIHAK KEDUA harus segera memberitahu dan merundingkan dengan PIHAK KESATU
tentang tindakan-tindakan pencegahan untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut dan
apabila PIHAK KESATU tidak mungkin dihubungi maka PIHAK KEDUA harus segera
mengambil tindakan penanggulangannya.
(4). Biaya-biaya untuk pelaksanaan pengamanan dan tindakan-tindakan yang dimaksud
dalam ayat (2) pasal ini akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA kecuali :
a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pengamanan yang seharusnya dapat
dilakukan.
b. PIHAK KEDUA lalai untuk segera memberitahukan kepada PIHAK KESATU secara
tertulis tentang kejadian-kejadian yang dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak kejadian.

PASAL 15
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
(1). PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan secara tertulis kepada PIHAK KESATU dengan alasan yang
layak dan dilengkapi dengan dokumen pendukung.
(2). PIHAK KESATU menerima atau menolak permohonan perpanjangan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dari PIHAK KEDUA berdasarkan atas hasil penelitian dan
pertimbangan terhadap alasan yang disampaikan.
(3). Permohonan tertulis perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan harus
disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum batas waktu
pelaksanaan berakhir.
(4). Jawaban tertulis penolakan atau persetujuan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan akan disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
sejak diterimanya permohonan tertulis dari PIHAK KEDUA.
(5). Keadaan yang dianggap layak dan menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan
sehingga memerlukan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan antara lain :
a. Adanya keterlambatan yang disebabkan oleh PIHAK KESATU.
b. Adanya keadaan memaksa (force majure) yang dinyatakan oleh pejabat yang
berwenang.
c. Adanya keadaan lain yang disetujui oleh PIHAK KESATU.
(6). Apabila terjadi perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan maka harus segera
diadakan perubahan Addendum Kontrak tentang perubahan jangka waktu pelaksanaan
tersebut dan perpanjangan jangka waktu berlakunya Surat Jaminan Pelaksanaan.

Pasal 16
KONTRAK KRITIS
(1) Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih dari 10% dari rencana.
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih dari 5% dari rencana.

(2) Penanganan Kontrak Kritis:


a. Rapat pembuktian (show cause meeting/ SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis, Pejabat Pembuat Komitmen/ PIHAK
KESATU menerbitkan surat peringatan kesatu kepada PIHAK KEDUA dan
selanjutnya menyelenggarakan rapat pembuktian/ show cause meeting.
2) Dalam rapat pembuktian/ show cause meeting Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas Pekerjaan, Konsultan
Pengawas, dan PIHAK KEDUA membahas dan menyepakati besaran kemajuan
fisik yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu tertentu (uji
coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara rapat pembuktian/ show
cause meeting tingkat proyek.
3) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba pertama, maka harus diberikan surat
peringatan kedua untuk diselenggarakan rapat pembuktian/ show cause meeting
tingkat atasan langsung yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan
fisik yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu tertentu (uji
coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara rapat pembuktian/ show cause
meeting tingkat atasan langsung.
4) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba kedua, maka harus diberikan surat
peringatan ketiga dan ditindaklanjuti dengan rapat pembuktian/ show cause
meeting ketiga tingkat atasan langsung yang membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus di capai oleh PIHAK KEDUA dalam periode
waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam berita acara rapat
pembuktian/ show cause meeting tingkat atasan langsung.
5) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba ketiga, maka PIHAK KESATU
mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
a) dapat memberikan kesempatan menyelesaikan sisa pekerjaan paling lama
50 (lima puluh) hari kalender, atau
b) dapat langsung memutuskan kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, dan
c) dapat menunjuk PIHAK KETIGA untuk melaksanakan pekerjaan dengan
kesepakatan.
6) Dalam hal PIHAK KESATU mengambil langkah menunjuk PIHAK KETIGA untuk
melaksanakan pekerjaan dengan kesepakatan, maka :
a) PIHAK KEDUA masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
b) PIHAK KESATU menetapkan PIHAK KETIGA sebagai penyedia jasa yang
akan menyelesaikan sisa pekerjaan atau atas usulan PIHAK KEDUA.
c) PIHAK KETIGA melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan total Harga
Kontrak. Dalam hal PIHAK KETIGA mengusulkan total Harga Kontrak yang
lebih tinggi dari total Harga Kontrak awal, maka selisih harga menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
d) Pembayaran kepada PIHAK KETIGA dapat dilaksanakan secara langsung.
e) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar
pembuatan Amandemen Kontrak.
Kontrak Kritis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh PIHAK KESATU atau pihak-pihak yang berkaitan
dengan PIHAK KESATU.

PASAL 17
PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN
(1). Pekerjaan yang telah diterima PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya tidak dapat
diborongkan lagi (di subkontrak kan) kepada PIHAK KETIGA atau diserahkan kepada
pihak lain. Pengecualian dapat dilaksanakan atas seizin PIHAK KESATU dalam hal :
a. Suatu bagian pekerjaan yang tidak termasuk bidang usaha/ keahlian PIHAK
KEDUA dapat diborongkan kepada PIHAK KETIGA setelah terlebih dahulu
mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU.
b. Pemberian/ penyerahan bagian pekerjaan, yang bukan merupakan pekerjaan inti/
utama, setelah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU.
(2). Untuk pengecualian termasuk dalam ayat (1) pasal ini berlaku ketentuan :
a. Tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena tindakan tersebut;
b. PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawab atas segala pekerjaan dan tindakan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KETIGA.
(3). Apabila terdapat kepastian bahwa PIHAK KEDUA memborongkan kembali dan atau
menyerahkan pekerjaan tersebut kepada PIHAK KETIGA tanpa seizin PIHAK KESATU,
maka PIHAK KESATU memberikan peringatan secara tertulis, seperti diatur pada pasal
16, kepada PIHAK KEDUA untuk mengembalikan keadaan sesuai dengan Surat
Perjanjian Pemborongan (Kontrak) ini.

PASAL 18
SANKSI DAN DENDA
(1). Apabila PIHAK KEDUA terbukti lalai atau bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak antara lain
bahan, peralatan, personil, administrasi, metode dan manajemen pelaksanaan yang
mengakibatkan penyimpangan mutu pekerjaan, waktu pelaksanaan dan administrasi
kontrak maka PIHAK KESATU dapat mengambil langkah :
a. Memberikan teguran tertulis/ peringatan tertulis.
b. Menangguhkan pembayaran.
c. Memberikan perintah pembongkaran/ penggantian.
d. Penghentian pekerjaan dan menunjuk penyedia jasa lain untuk menyelesaikan
sisa pekerjaan atas beban biaya PIHAK KEDUA.
e. Pemutusan kontrak.
f. Mengenakan denda untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari Harga Kontrak tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PERPRES No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pasal 79 Ayat (4)), dihitung sejak berakhirnya kontrak sampai dengan Serah
Terima Pertama Pekerjaan (PHO).
g. Pencairan jaminan pelaksanaan.
h. Memasukan ke dalam daftar hitam.
(2). Peringatan tertulis seperti pada ayat (1) pasal ini dapat diberikan maksimal 3 (tiga) kali
berturut-turut dengan selang waktu 1 (satu) minggu.
(3). Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja tidak mengindahkan atau melaksanakan
teguran/ peringatan tertulis seperti pada ayat (1) dan (2) di atas, maka PIHAK KESATU
dapat mencabut sebagian atau seluruh pekerjaan atau membatalkan Surat Perjanjian
Pemborongan (Kontrak) ini dan mencairkan Jaminan Pelaksanaan.
(4). Apabila PIHAK KEDUA secara sepihak memutuskan Surat Perjanjian Pemborongan
(Kontrak) ini tanpa alasan yang dapat diterima PIHAK KESATU, maka atas tindakan
sepihak tersebut PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 5% (lima perseratus) dari
Harga Kontrak.
(5). Apabila PIHAK KEDUA telah melebihi batas waktu yang telah ditentukan untuk
memenuhi pekerjaan seperti tersebut pada pasal 5 ayat (1) Surat Perjanjian
Pemborongan (Kontrak) ini, masih belum tampak kegiatannya tanpa alasan-alasan yang
dapat diterima, PIHAK KESATU dapat membatalkan semua perjanjian yang telah dibuat
tanpa tuntutan apapun dari PIHAK KEDUA, dan Jaminan Pelaksanaan dicairkan oleh
PIHAK KESATU.
(6). Keterlambatan pekerjaan dan atau keterlambatan pembayaran yang semata-mata
karena kesalahan atau kelalaian PIHAK KESATU maka PIHAK KEDUA dapat
melakukan penuntutan ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(7). Apabila dalam masa pemeliharaan PIHAK KEDUA tidak melaksanakan perbaikan, maka
diberikan peringatan tertulis maksimal 3 (tiga) kali berturut-turut dengan selang waktu 1
(satu) minggu.
(8). Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja tidak mengindahkan atau melaksanakan
teguran/ peringatan tertulis seperti pada ayat (7) di atas, maka PIHAK KESATU dapat
menyita/ mencairkan Jaminan Pemeliharaan untuk perbaikan pekerjaan tersebut.
(9). Apabila dikemudian hari ditemukan oleh Pengawas Fungsional internal maupun
eksternal adanya kekurangan pekerjaan, baik kuantitas maupun kualitas yang tidak
diketahui sebelumnya dan merupakan kesalahan/ kelalaian PIHAK KEDUA, maka masih
tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA untuk memenuhi kekurangan pekerjaan
tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 19
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
(1). Penghentian kontrak dapat dilakukan bilamana terjadi hal-hal diluar kekuasaan kedua
belah pihak untuk melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak,
yang disebabkan oleh timbulnya perang, pemberontakan, perang saudara, sepanjang
kejadian tersebut berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekacauan
dan huru-hara serta bencana alam yang dinyatakan resmi oleh Pemerintah.
(2). Apabila terbukti ada indikasi KKN yang dilakukan oleh para penyedia jasa sehingga
terjadi pemutusan kontrak kerja, maka segala hal yang ditimbulkan sebagai akibat dari
pemutusan kontrak tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(3). Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana para pihak wanprestasi atau cidera janji
dan atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya yaitu :
a. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian penyedia jasa akan dikenakan
sanksi berupa :
a.1. Jaminan Pelaksanaan menjadi milik negara;
a.2. membayar denda dan ganti rugi pada negara; dan
a.3. pengenaan daftar hitam selama 2 (dua) tahun.
b. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK KESATU akan
dikenakan sanksi berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4). Kontrak batal demi hukum apabila para pihak terbukti melakukan kolusi kecurangan dan
atau tindak pidana korupsi.

PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1). Apabila terjadi perselisihan kedua belah pihak sehubungan dengan kontrak ini, maka
pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.
(2). Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian maka kedua
belah pihak sepakat untuk memilih kedudukan hukum di Kantor Panitera Pengadilan
Negeri Purwokerto sesuai wilayah hukum.

PASAL 21
KETENTUAN PENUTUP
(1). Dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) ini oleh PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA, semua peraturan yang berlaku baik bersifat regional
maupun nasional dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian
ini dan seluruh ketentuan di dalam dokumen-dokumen yang merupakan kesatuan serta
bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini termasuk segala sanksinya,

mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah
pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum
Perdata.
(2). Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut ayat (1) pasal ini adalah dokumen-
dokumen sebagaimana tercantum pada pasal (3) Surat Perjanjian Pemborongan
(Kontrak) ini selama dan sesudah kontrak ini berlaku.
(3). Dengan dan karena ketentuan-ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini, maka ketentuan
pada pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi dalam
kontrak ini apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban menurut kontrak.

Kontrak, beserta lampiran-lampirannya yang merupakan bagian tak terpisahkan, dibuat asli
dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama, masing-masing untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA serta tembusannya
rangkap 7 (tujuh).

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PT/CV…………………. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

NAMA DIREKTUR IMAM WIBOWO, S.T.


Direktur NIP. 19801116 200502 1 005

Mengetahui
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN BANYUMAS
KRESNAWAN WAHYU KRISTOYO, S.T.,M.Si.
NIP. 19671229 199002 1 002

Tembusan :
Salinan/Copi ke 1 : Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Banyumas;
Salinan/Copi ke 2 : Inspektur Kabupaten Banyumas;
Salinan/Copi ke 3 : Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Banyumas;
Salinan/Copi ke 4 : Bendahara Pengeluaran DPU Kab. Banyumas;
Salinan/Copi ke 5 : Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kab. Banyumas;
Salinan/Copi ke 6 : PPTK kegiatan yang bersangkutan;
Salinan/Copi ke 7 : Arsip

Anda mungkin juga menyukai