Anda di halaman 1dari 17
g KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL Jl. Salemba Raya Nomor 28 Jakarta Pusat 10430 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL NOMOR 56 /4/HK.01/10/2022 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA KELUARGA TUNGGAL DAN PENYANDANG DISABILITAS KELUARGA TUNGGAL Menimbang : Mengingat DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL bahwa sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa pemberian pangan bagi lanjut usia keluarga tunggal dan penyandang disabilitas keluarga tunggal agar memperoleh kebutuhan permakanan yang layak, perlu untule melaksanakan pemberian permakanan; bahwa pemberian permakanan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilaksanakan dengan tertib, efektif, efisien dan akuntabel serta tepat sasaran, maka perlu disusun pedoman pelaksanaan pemberian permakanan bagi lanjut usia keluarga tunggal dan penyandang disabilitas keluarga tunggal; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Permakanan Bagi Lanjut Usia Keluarga Tunggal dan Penyandang Disabilitas Keluarga ‘Tunggal; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796); Undang-Undang Nomor 11 ‘Tahun 2009 _ tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871); Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294); Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2021 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Menetapkan 42- ‘Tahun 2021 Nomor 270); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK,05/2015 tentang Mekanisme Pelakeanaan Anggaran Bantuan Pemerintah di Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah Giubah dengan eraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekenisme — Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2047) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2147); 9. Peraturan Menteri Sosial Nomor'1 Tahun 2019 tentang Penyaluran Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 75); 10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1233); 11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 7 Tahun 2021 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial (Berita. Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1007) sebagaimana’ telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 7 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 7 Tahun 2021 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 822); 12, Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 140); 13. Peraturan Menteri Sosial Nomor 3 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 273); MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA KELUARGA TUNGGAL DAN PENYANDANG DISABILITAS KELUARGA TUNGGAL. KESATU KEDUA, KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM =3 = Menetapkan pedoman pelaksanaan Pemberian permakanan bagi lanjut usia keluarga tunggal dan penyandang disabilitas keluarga tunggal. Pedoman pelaksanaan pemberian permakanan bagi lanjut usia keluarga tunggal dan penyandang disabilitas keluarga tunggal Sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU sebagai acuan bagi: a. Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia; b. Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas; ¢- unit pelaksana teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial; 4. pemerintah daerah provinsi; €. pemerintah daerah kabupaten/kota; f, lembaga kesejahteraan sosial; . kelompok masyarakat; dan 1h. penerima manfaat. untuk melaksanakan kegiatan Perencanaan, implementasi, supervisi, monitoring, dan evaluasi pemberian permakanan. Pedoman pelaksanaan pemberian permakanan bagi lanjut usia “ keluarga tunggal dan Penyandang disabilitas keluarga tunggal sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU tercantum dalam Lampiran yang merupakan begien tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA terdiri atas: a, pendahuluan; b. pelaksanaan program permakanan; c. kelembagaan; d. monitoring dan evaluasi; dan e. penutup. Pelaksanaan pemberian permakanan bagi lanjut usia keluarga tunggal dan penyandang disabilitas keluarga tunggal dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggeran Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakerta adatanggal 5 Oktober 2022 IREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL, "PEPENNAZARUDDIN =A. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth: 1. Menteri Sosial. 2. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. 3. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Sosial. 4. Para gubernur di seluruh Indonesia. 5. Para bupati/walikota di seluruh Indonesia. 6.Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. . KTP dan Kartu Keluarga pengganti calon penetima manfaat yang tercantum dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial; Surat pengantar dan berita acara Perubahan data penerima manfaat disampaikan kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dengan tembusan kepada Kepala Dinas Sosial kabupaten/kota. Surat pengantar dan Berita Acara Perubahan data penerima manfaat sebagai dasar perubahan surat Keputusan Pejabat Pembuat Komnitmen di Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. C. Pendanaan Pelaksanaan pemberian permakanan dibebankan pada _Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara DIPA Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, yang dilaksanakan dengan indeks sebesar Rp21.000,- (dua puluh satu ribu rupiah) untuk 2 (dua) kali makan per hari per orang termasuk Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanannya, permakanan langsung diantar ke rumah penerima manfaat dengan biaya pengantaran dengan biaya Rp1.000,- (seribu rupiah) untuk 1 (satu) kali antar per hari per orang termasuk pajak sesuai dengan Peraturan perundang-undangan. D. Pelaksanaan 1 Penetapan pelaksana Pelaksanaan pemberian permakanan dapat dilakukan menggunakan metode swakelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat dengan melibatkan petugas kirim. Adapun Iciteria kelompok masyarakat yang dapat menjadi pelaksana dalam kegiatan pemberian permakanan yaitu: a. kelompok masyarakat yang sudah terbentuk, bersifat tidak mencari keuntungan atau tujuan sosial yang ditetapkan oleh Camat atau Kepala Distrik atau nama lain; >. dalam hal kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalam huruf a belum ada, maka dibentuk kelompok masyarakat yang baru sebagai calon pelaksana pemberian permakanan ditetapkan oleh Camat atau Kepala Distrik atau nama lain; ¢. berdomisili di wilayah Kecamatan atau Distrik atau nama lain di lokasi kegiatan permakanan dilaksanakan; 4. memiliki struktur organisasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan -10- swakelola, terdiri dari tim Persiapan, pelaksana dan tim pengawas; ¢ bersedia melaksanakan pekerjaan swakelola dengan menyampeikan Surat Kesanggupan sebagai Pelaksana Pekerjaan Swakelola, £ memiliki komitmen dalam pelaksanaan kegiatan permakanan; dan & diusulkan oleh Camat atau Kepala Distrik atau nama lain ke Kementerian Sosial. Mckanisme pengusulan kelompok masyarakat sebagai _pelaksana Program permakanan adalah: 1. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial berkoordinasi dengan Dinas sosial kabupaten/kota untuk menginformasikan kepada kecamatan atau distrik atau nama lain untuk mengusulkan kelompok masyarakat pelaksana program permakanan, 2. Camat atau Kepala Distrik atau nama lain membentuk kelompok masyarakat dengan surat keputusan atau menunjuk kelompok masyarakat yang sudah memiliki surat keputusan pembentukan kelompok masyarakat untuk diusulkan menjadi calon pelaksana program permakanan. 3. Setiap Kecamatan atau Distrik atau nama lain membentuk satu Kelompok Masyarakat di tingkat Kecamatan, 4. Pembentukan Kelompok Masyarakat di setiap kecamatan dilakukan dengan ketentuan paling sedikit terdapat 50 (lima puluh) Penerima Manfaat di kecamatan tersebut, 5. Apabila terdapat kurang dari 20 (dua puluh) Penerima Manfaat di satu kecamatan, maka kecamatan tersebut dapat bergabung dengan Kecamatan terdekat untuk membentuk 1 (satu) kelompok masyarakat. ©. Kecamatan dengan penerima manfaat kurang dari 20 (dua puluh) dan lokasinya berjauhan sehingga tidak memungkinkan untuk digabung dengan kecamatan lain, akan dikelola oleh Sentra Terpadu atau Sentra sesuai dengan wilayah kerja, dengan anggaran permakenan dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Sentra Terpadu atau Sentra akan memberdayakan tetangga atau warung maken yang terdekat dengan rumah lansia dan penyandang disabilitas untule memasak makanan untuk penerima manfaat setiap hari. 7. Berdasarkan usulan Camat atau Kepala Distrik atau nama lain selanjutnya menetapkan kelompok masyarakat sebagai pelaksana program permakanan melalui Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Untuk penunjukan petugas kirim ditetapkan melalui surat keputusan dari kelompok masyarakat yang ditembuskan kepada PPK di lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. Adapun pemilihan petugas kirim diutamakan sebagai berikut: a. berdomisili di wilayah kecamatan/ distrik/nama lain tempat bertugas melaksanakan pengiriman; >. berusia 18 (delapan belas) sampai dengan 55 (lima puluh lima) tahun; ©, memiliki surat izin mengemudi dan kendaraan sendiri sesuai dengan kendaraan yang akan digunakan untuk pengiriman; 1~ d. sehat jasmani dan rohani; ¢. jujur dan bertanggung jawab; dan f mempertanggungjawabkan tugasnya secara administratif secara baik. 2. Komponen Permakanan Komponen biaya kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan untuk penerima manfaat terdiri atas: @. biaya permakanan yaitu biaya yang digunakan dalam rangka penyediaan permakanan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat; membiayai pengiriman permakanan sesuai dengan jumlah sasaran kegiatan pemberian permakanan, 3. Penunjukan Pelaksana dan Pencairan Proses penunjukan pelaksana dan pencairan bantuan permakanan sebagai berikut: PPK menerima Surat Pemyataan Kesanggupan dari Kelompok Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan penyelenggaraan pemberian permakanan; ». Berdasarkan Surat Pernyataan Kesanggupan, PPK menetapkan Kelompok masyarakat yang menjadi pelaksana kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan dalam bentuk keputusan; PPK menyusun spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja; kelompok masyarakat menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk biaya permakanan; ¢. PPK menyusun dan menandatangani surat perjanjian kerjasama/kontrak dengan pimpinan/penanggungjawab kelompok masyarakat; £ kelompok masyarakat yang telah menandatangani surat perjanjian kerjasama/kontrak, selanjutnya mengajukan surat permohonan pencairan dana biaya permakanan untuk kebutuhan setiap bulan kepada PPK dengan tembusan Kuasa Pengguna Anggaran yang dilampiri dengan: 1) rencana anggaran belanja; 2) daftar nama dan alamat penerima; 3) surat pernyataan tanggung jawab mutlak; dan 4) surat kesanggupan melaksanaan pekerjaan. § permohonan pencairan dana biaya permakanan yang telah diterima oleh PPK, untuk selanjutnya dilakukan verifikasi; h. berdasarkan hasil verifikasi, apabila terdapat permohonan belum lengkap dan benar, maka PPK mengembalikan permohonan dimaksud kepada kelompok masyarakat yang bersangkutan, guna dilakukan perbaikan; i, dalam hal permohonan telah lengkap dan benar, maka PPK memproses pencairan dana biaya permakanan melalui transfer ke rekening kelompok masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. apabila kclompok masyarakat melakukan pelanggaran surat Perjanjian kerjasama dengan PPK dan diputus kontrak oleh PPK, ae 242- maka PPK dapat menunjuk kelompok masyarakat pengganti; dan k. penunjukan kelompok masyerakat pengganti dilakukan dengan mengikuti_mekanisme pengusulan calon kelompok masyarakat pelaksana program permakanan, Pelaksanaan Pelaksanaan pemberian permakanan dilaksanakan sebagai berikut: a kelompok masyarakat mengelola dana biaya permakanan yang telah diterima, untuk menyediakan permakanan yang memenuhi standar gizi, antara lain: 1) mengandung unsur nasi/sejenis yang disesuaiken dengan daerah masing-masing, sayur dan iauk (hewani/nabati), buah serta air mineral; 2) apabila penerima manfaat memiliki pantangan karena faktor kesehatan, maka standar makanan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan penerima manfaat berdasarkan surat keterangan daridokter/ petugas kesehatan Puskesmas; 3) pengemasan makanan diupayakan menggunakan pengemasan yang tidak berdampak kepada rusaknya atau membuat efek samping yang menimbulkan gangguan kesehatan. variasi dan penganekaragaman serta waktu pergantian menu makanan, PPK dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan ahli gizi untuk dijadikan pedoman dalam menyusun menu permakanan. PPK selaku pemangku anggaran melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan pemberian permakanan. kelompok masyarakat melaksanakan pemberian _permakanan mengacu pada menu makanan yang disampaikan oleh PPK dalam kontrak dan nota kesepahaman. permakanan yang telah disediakan oleh kelompok masyarakat selanjutnya diserahkan kepada petugas kirim dengan Tanda Terima Penyerahan Permakanan untuk selanjutnya diserahkan kepada penerima manfaat. petugas kirim mengirimkan makanan kepada penerima manfaat permakanan dilengkapi dengan foto dokumentasi pengiriman dan tanda terima penyerahan makanan, & petugas kirim dalam melaksanakan tugasnya mempercleh biaya pengiriman sesuai dengan jumlah penerima manfaat. kelompok masyarakat menyampaikan laporan penggunaan dana biaya permakanan yang telah diterima kepada PPK dengan tembusan Kuasa Pengguna Anggaran. laporan penggunaan dana biaya permakanan sekurang-kurangnya memuat: 1) foto dokumentasi menu dan penerima sasaran kegiatan; dan 2) rekapitulasi harga dan jumlah permakanan yang diadakan setiap harinya. Laporan penggunaan dana biaya sebagaimana dimaksud pada huruf i dilaporkan secara elektronik untuk bukti fisik disimpan atau diarsipkan oleh kelompok masyarakat secara tertib dan rapi. =13- 5. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban program permakanan yaitu: a Fertanggungjawaban kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan dilaksanakan oleh: 1) PPK; 2) kelompok masyarakat, Dokumen pertanggungjawaban PPK, dalam kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan meliputi: 1) Keputusan PPK tentang penetapan penerima manfaat permakanan; 2) Keputusan PPK tentang penetapan tipe swakelola; 3) Keputusan PPK tentang penetapan kelompok masyarakat pelaksana pemberian permakanan; 4) dokumen kontrak; 5) tanda terima pembayaran biaya operasional pelaksanaan; 9) tanda terima pembayaran biaya kirim untuk petugas kirim; 7) surat permohonan pencairan dana biaya permakanan beserta lampirannya; 8) bukti transfer dana kepada kelompok masyarakat; dan 9) laporan penggunaan dana biaya permakanan yang disampaikan oleh kelompok masyarakat. Dokumen pertanggungjawaban kelompok masyarakat meliputi: Laporan penggunaan dana biaya permakanan disampaikan oleh kelompok masyarakat kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak hari terakhir pemberian permakanan bulan sebelumnya. Kelompok masyarakat dan petugas kirim merupakan obyek Pemeriksaan sehingga bukti-bukti pertanggungjawaban yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan, Penyaluran dana biaya permakanan kepada kelompok masyarakat guna pelaksanaan pemberian permakanan untuk bulan berikutnya dilakukan ‘setelah kelompok masyarakat menyerahkan laporan Penggunaan dana biaya permakanan, Pertanggungjawaban program permakanan sebagaimana dimaksud lam huruf a sampai dengan huruf f dilaporkan secara elektronile untuk bukti fisik disimpan atau diarsipkan oleh kelompok masyarakat secara tertib dan rapi. “14 BAB II KELEMBAGAAN Kelembagaan permakanan dilaksanakan dengan pembagian tugas dan kewenangan pelaksana pemberian permakanan yaitu: 1. Kementerian Sosial a) menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria terkait pelaksanaan pemberian permakanan; b) menetapkan penerima pemberian permakanan; ©) menetapkan kelompok masyaraket pelaksana —_bantuan permakanan; d) menyediakan anggaran terkait bantuan permakanan; e) membuat nota kesepahaman/perjanjian kerja sama dengan kelompok masyarakat; ) mencairkan dana pemberian permakanan kepada kelompok masyarakat; g) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian permakenan; dan h) melakukan pengawasan bersama dengan APIP dan/atau APH. 2. Dinas Sosial Provinsi a) melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria terkait dengan pelaksanaan pemberian permakanan; b) melakukan sosialisasi pelaksanaan bantuan permakanan; ©) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan bantuan permakanan; dan d) melakukan pengawasan bersama. 3. Dinas Sosial Kabupaten/Kota a) melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria terkait dengan pelaksanaan pemberian permakanan; b) melakukan sosialisasi pelaksanaan bantuan permakanan; c) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian permakanan; dan d) melakukan pengawasan bersama. 4. Camat atau Kepala Distrik atau nama Lain a) melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria terkait dengan pelaksanaan bantuan permakanan; b) melalukan sosialisasi pelaksanaan bantuan permakanan; ) melakukan pembentukan dan mengusulkan kelompok masyarakat sebagai pelaksana pemberian permakanan apabila kelompok yang melakukan kegiatan permakanan di tingkat kecamatan; d) melakukan verifikasi dan validasi data penerima manfaat permakanan; ) membuat surat keputusan tentang pengusulan data penerima menfaat; melakukan pengawasan bersama; melakukan evaluasi_ dan persetujuan laporan kelompok masyarakat; aes = 15% hh) melakukan pengecekan penerima manfaat permakanan secara berkala; i) membuat laporan pelaksanaan pemberian permakanan kepada dinas sosial kabupaten/kota; J) membuat nota kesepahaman/perjanjian kerja sama dengan kelompok masyarakat; k) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelakeanaan pemberian permakanan; dan 1) melakukan pengawasan bersama. Kelompok Masyarakat @) melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria terkait dengan pelaksanaan bantuan permakanan; b) membuat surat kesanggupan melaksanakan _pemberian permakanan; ©) membuat surat keputusan tentang penyelenggara pengelola pemberian permakanan 4) melaksanakan nota kesepahaman/perjanjian kerja sama dengan PPK; ¢) mengusulkan petugas kirim pemberian permakanan; ) menetapkan petugas kirim bantuan permakanan; 8) melaksanakan bantuan permakanan mulai dari _menyediakan sampai pengantar permakanan kepada penerima manfaat; hh) mengusulkan pencairan dana pemberian permakanan yang dilampirkan dengan RAB dan daftar nama penerima manfaat permakanan; i) _membuat laporan pelaksanaan dan penggunaan dana pemberian permakanan dilengkapi dengan foto dan geo-tagging sebulan sekali; j) melaporkan perubahan/pergantian penerima manfaat bantuan permakanan kepada camat/lurah/kepala desa/nama lain: k) membuat surat pertanggungjawaban kepada Kementerian Sosial secara elektronik 1 (satu) kali dalam sebulan; 1) membuat surat pernyataan tanggung jawab mutlak. Pendamping Rehabilitasi Sosial dan Pendamping PKH a) melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria terkait dengan pelaksanaan permakanan; b) membantu unsur masyarakat dalam pembentukan Kelompok Masyarakat di Kecamatan atau Distrik atau nama lain; ©) melakukan pendampingan Kelompok Masyarakat dalam proses administrasi Program Permakanan; @) melakukan Pendampingan Kelompok Masyarakat dalam berkoordinasi dan pelaksanaan teknis Program Permakanan dengan Camat, Dinas Sosial Kabupaten/Kota, dan Kementerian Sosial; ©) melakukan verifikasi dan validasi data penerima manfaat untuk selanjutnya dilaporkan kepada Camat dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota; dan ) melakukan monitoring kepada Kelompok Masyarakat, Petugas Kirim yang melaksanakan program Permakananan secara berkala slg) sesuai wilayah kerja dan lokasi terdekat dengan domisili tempat tinggal; 7. Tenaga Kescjahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) @) melakukan Ikunjungan secara berkala kepada penerima manfaat yang menerima permakanan; b) melaksanakan koordinasi dengan Pendamping Rehabilitasi Sosial pengganti atau data usulan penerima permakanan; den c) melakukan koordinasi dengan Pendamping Rehabilitasi Sosial dan/atau Pendamping PKH terkait permasalahan kegiatan permakanan, -17- BABIV MONITORING DAN EVALUASI Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemberian permakanan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, ant pelaksana feknis, dinas sosial provinsi, dinas sosial kabupaten/kota, cemat cnn kepala distrik atau nama lain Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam melakukan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan bersama dengan aparat pengawas instansi pemerintah dan aparat penegak hukum. Hasil Dauitoring dan evaluasi digunakan sebagai salah satu pertimbangan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam menyelenggarakan program dan kegiatan pemberian permakanan. Masyarakat dapat berpartisipasi guna mendukung kelancaran kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan. Bentuke partisipasi masyarakat meliputi: @ melaporkan adanya lanjut usia keluarga tunggal dan/atau Penyandang disabilitas keluarga tunggal yang berdomisili di daerah namun belum mendapatkan Permakanan; >. menyampaikan pengaduan terjadinya’ penyimpangan kegiatan pelaksanaan pemberian permakanan kepada Direktorat Jecderal Rehabilitasi Sosial, unit pelaksana__teknis, dinas sosial kabupaten/kota, kecamatan, dan/atau kelurahan atau desa atey

Anda mungkin juga menyukai