Anda di halaman 1dari 5

ESSAY NEUROOTOLOGI

1. A. macam-macam manuver yang digunakan saat CRT pada BPPV

 Pasien duduk dengan kaki diluruskan di atas tempat tidur.


Jika kanal posterior kanan terkena, dilakukan CRT kanan (kepala menoleh 450 ke
kanan, sesuai gambar A). Pasien mulai dalam posisi Dix-Hallpike kanan yang
memicu respons nistagmus. Kepala dipegang dalam posisi ini selama 1-2 menit
atau hingga nistagmus hilang
 Kemudian kepala diputar 90 derajat perlahan ke arah sisi kiri dan ditahan sebentar
(1 menit) dalam posisi ini. Bila muncul nistagmus, tunggu hingga nistagmus
menghilang
 Kemudian pasien diputar ke kiri lagi dengan kepala ke bawah menghadap lantai ,
tahan selama 1 menit. Bila muncul nistagmus, tunggu hingga nistagmus
menghilang
 Pasien dikembalikan dengan perlahan ke posisi duduk semula dengan kepala
masih menoleh ke kiri.

b. macam-macam medikamentosa yang boleh diberikan pada gangguan


keseimbangan

 terapi profilaksis: vasodilator, antikolinergik, diuretik, kebiasaan merokok


 terapi simptomatik: sedatif, antiemetik, antivertigo, betahistin, istirahat dan
berbaring
 Tatalaksana medikamentosa: benzodiazepin, diazepam (valium),
vestibulosupresan, meclizine (antivert, antrizine), antiemetik, promethazine
(phenergan)

2. A. Macam-macam presbikusis: tipe sensoris, tipe neural, tipe strial/metabolik, tipe


konduksi koklear

b. Tatalaksana presbiakusis:

 Alat bantu dengar diperuntukkan bagi penderita presbikusis yang mengalami


kerusakan telinga bagian dalam

 Pembersihan Kotoran Telinga


 Operasi Telinga
 Implan koklea
 Terapi membaca gerak bibir

3. Tes pendengaran pediatri

a. Tes subjektif: tes berbisik, tes garpu tala (weber, rhine, swabach), tes audiometri
tutur, tes gelle,
b. Tes objektif: audiometri nada murni, OAE, BERA
c. Habilitasi dengan pemeriksaan pendengaran sesuai kebutuhan, pemasangan alat bantu
dengar/implan pendengaran, terapi mendengar dan berbicara

4. Carhart notch pada otosklerosis

Salah satu gabaran klinik yang klasik pada otosklerosis adalah tuli konduktif yang
bersifat simetris. Didapatkan peningkatan ambang dengar konduksi tulang tertama pada
frekuensi 2 KHZ yang disebut carhart yang menggambarkan adanya perbedaan tahanan
antara telinga tengah dan telinga dalam yang diakibatkan oleh terfiksasinya stapes.

UJIAN AKHIR SEMESTER RINOLOGI 2

1. Tidak jelas
2. Komplikasi rhinosinusitis

Komplikasi orbita: Selulitis pre septal, Selulitis orbita, Abses subperiostel, Abses
orbita, Trombosis sinus kavernosus

Komplikasi intrakranial: empiema epidural atau subdural, abses otak, meningitis,


cerebritis dan trombosis sinus kavernosus

3. A. Batas-batas procesus uncinatus

batas anterior: cekungan kecil berbentuk bulan sabit dan perubahan warna yang lebih
pucat di dinding lateral kavum nasi. Batas anterior ini kira-kira parallel dengan tepi
anterior konka media.

b. Batas-batas bulla ethmoid

ke arah atas: melekat pada dasar otak tepat di depan arteri etmoid anterior, di sebelah
inferior dan posterior bersatu dengan lamina basalis

POST TEST RINOLOGI 2

1. Pemeriksaan penunjang: Nasoendoskopi, CT scan

Diagnosis: -

Tata laksana: -

2. –
3. Komplikasi rhinosinusitis
Komplikasi orbita: Selulitis pre septal, Selulitis orbita, Abses subperiostel, Abses
orbita, Trombosis sinus kavernosus

Komplikasi intrakranial dapat berupa empiema epidural atau subdural, abses otak,
meningitis, cerebritis dan trombosis sinus kavernosus.

Komplikasi tulang: Osteomielitis dari os frontal dikenal sebagai “Pott puffy


tumor”

4. A. batas-batas prosesus uncinatus

Superior: hiatus semilunaris

Posterior: meatus media

Anterior: batas anteriornya ditandai oleh cekungan kecil berbentuk bulan sabit
dan perubahan warna yang lebih pucat di dinding lateral kavum nasi. Batas
anterior ini kira-kira parallel dengan tepi anterior konka media.

B. batas-batas bulla ethmoid

Anterior: lamella basal

Posterior: hiatus semulunaris

Lateral: lamina papirasea

FASIAL PLASTIK REKONSTRUKSI

22. Fraktur pada tulang hidung dibagi menjadi 5 tipe yaitu:

 Fraktur Tipe I. Fraktur tipe I (simple straight) merupakan fraktur unilateral atau
bilateral tanpa adanya deviasi garis tengah.
 Fraktur Tipe II. Fraktur tipe II (simple deviated) merupakan fraktur unilateral dan
bilateral dengan adanya deviasi garis tengah.
 Fraktur Tipe III. Fraktur tipe III (fracture of nasal bones) merupakan fraktur nasal
bilateral dan septum yang bengkok dengan mempertahankan garis tengah septum
yang utuh. Septum tidak mempengaruhi reduksi tulang.
 Fraktur Tipe IV. Fraktur tipe IV (severely deviated nasal and septal fractures)
merupakan fraktur unilateral atau bilateral dengan deviasi berat atau gangguan
garis tengah septum. Fraktur sekunder dapat diakibatkan fraktur septum berat atau
dislokasi septum. Fraktur ini dapat juga berhubungan dengan fraktur os nasal dan
septum yang mana dapat mempengaruhi reduksi pada fraktur.
 Fraktur Tipe V. Fraktur tipe V (complex nasal and septal fractures) merupakan
cedera berat meliputi laserasi dan trauma jaringan lunak, saddle nose akut, cedera
terbuka, dan robeknya jaringan.

23. Langkah reposisi fraktur os nasal

- Insisi Hemitransfiksi
- Elevasi mukoperikondrium dari kartilago

- Mobilisasi septum

- Rekonstruksi septum

- Fiksasi dengan jahitan

24. klasifikasi trauma dasar orbita

- Blow out fracture : Trauma yang menyebabkan displacement dari tulang orbita, orbital
tissue dan bulbus oculi ke arah luar dari rongga orbita yang dapat menyebabkan
enophtalmus dan dipoplia, yang merupakan akibat tekanan hidraulik pada bola mata dan
dapat berupa tekanan mendadak bola mata.

- Rim orbita fracture

Anda mungkin juga menyukai

  • KJHJH
    KJHJH
    Dokumen2 halaman
    KJHJH
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Ksdjhre
    Ksdjhre
    Dokumen6 halaman
    Ksdjhre
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Weroiutvndfjkfg
    Weroiutvndfjkfg
    Dokumen4 halaman
    Weroiutvndfjkfg
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Woeiru
    Woeiru
    Dokumen32 halaman
    Woeiru
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Rtyrdsf
    Rtyrdsf
    Dokumen14 halaman
    Rtyrdsf
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Qwpoeifn
    Qwpoeifn
    Dokumen2 halaman
    Qwpoeifn
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Oqwieufn
    Oqwieufn
    Dokumen2 halaman
    Oqwieufn
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Hweoir
    Hweoir
    Dokumen4 halaman
    Hweoir
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Poeirf
    Poeirf
    Dokumen1 halaman
    Poeirf
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Pioyvgv
    Pioyvgv
    Dokumen72 halaman
    Pioyvgv
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Iuyig
    Iuyig
    Dokumen2 halaman
    Iuyig
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • HTTPS:FK - Ui.ac - Id:wp Content:Uploads:2016:01:BUKU PKB 65
    HTTPS:FK - Ui.ac - Id:wp Content:Uploads:2016:01:BUKU PKB 65
    Dokumen284 halaman
    HTTPS:FK - Ui.ac - Id:wp Content:Uploads:2016:01:BUKU PKB 65
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • E-Soal Batch MEI 2022 Obstetri
    E-Soal Batch MEI 2022 Obstetri
    Dokumen22 halaman
    E-Soal Batch MEI 2022 Obstetri
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Akdhf
    Akdhf
    Dokumen13 halaman
    Akdhf
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • JDHXBXKSJX
    JDHXBXKSJX
    Dokumen12 halaman
    JDHXBXKSJX
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Hikmah Kematian
    Hikmah Kematian
    Dokumen3 halaman
    Hikmah Kematian
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • K GSKC
    K GSKC
    Dokumen8 halaman
    K GSKC
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • E-Soal Batch MEI 2022 Forensik
    E-Soal Batch MEI 2022 Forensik
    Dokumen20 halaman
    E-Soal Batch MEI 2022 Forensik
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • N.7 Anatomi-Fisiologi Fasialis
    N.7 Anatomi-Fisiologi Fasialis
    Dokumen15 halaman
    N.7 Anatomi-Fisiologi Fasialis
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Standart Kompetensi (Buku Kuning)
    Standart Kompetensi (Buku Kuning)
    Dokumen96 halaman
    Standart Kompetensi (Buku Kuning)
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat
  • Risk of Stroke
    Risk of Stroke
    Dokumen19 halaman
    Risk of Stroke
    Hana Nuraisa Basya
    Belum ada peringkat