Asdpoiewri
Asdpoiewri
b. Tatalaksana presbiakusis:
a. Tes subjektif: tes berbisik, tes garpu tala (weber, rhine, swabach), tes audiometri
tutur, tes gelle,
b. Tes objektif: audiometri nada murni, OAE, BERA
c. Habilitasi dengan pemeriksaan pendengaran sesuai kebutuhan, pemasangan alat bantu
dengar/implan pendengaran, terapi mendengar dan berbicara
Salah satu gabaran klinik yang klasik pada otosklerosis adalah tuli konduktif yang
bersifat simetris. Didapatkan peningkatan ambang dengar konduksi tulang tertama pada
frekuensi 2 KHZ yang disebut carhart yang menggambarkan adanya perbedaan tahanan
antara telinga tengah dan telinga dalam yang diakibatkan oleh terfiksasinya stapes.
1. Tidak jelas
2. Komplikasi rhinosinusitis
Komplikasi orbita: Selulitis pre septal, Selulitis orbita, Abses subperiostel, Abses
orbita, Trombosis sinus kavernosus
batas anterior: cekungan kecil berbentuk bulan sabit dan perubahan warna yang lebih
pucat di dinding lateral kavum nasi. Batas anterior ini kira-kira parallel dengan tepi
anterior konka media.
ke arah atas: melekat pada dasar otak tepat di depan arteri etmoid anterior, di sebelah
inferior dan posterior bersatu dengan lamina basalis
Diagnosis: -
Tata laksana: -
2. –
3. Komplikasi rhinosinusitis
Komplikasi orbita: Selulitis pre septal, Selulitis orbita, Abses subperiostel, Abses
orbita, Trombosis sinus kavernosus
Komplikasi intrakranial dapat berupa empiema epidural atau subdural, abses otak,
meningitis, cerebritis dan trombosis sinus kavernosus.
Anterior: batas anteriornya ditandai oleh cekungan kecil berbentuk bulan sabit
dan perubahan warna yang lebih pucat di dinding lateral kavum nasi. Batas
anterior ini kira-kira parallel dengan tepi anterior konka media.
Fraktur Tipe I. Fraktur tipe I (simple straight) merupakan fraktur unilateral atau
bilateral tanpa adanya deviasi garis tengah.
Fraktur Tipe II. Fraktur tipe II (simple deviated) merupakan fraktur unilateral dan
bilateral dengan adanya deviasi garis tengah.
Fraktur Tipe III. Fraktur tipe III (fracture of nasal bones) merupakan fraktur nasal
bilateral dan septum yang bengkok dengan mempertahankan garis tengah septum
yang utuh. Septum tidak mempengaruhi reduksi tulang.
Fraktur Tipe IV. Fraktur tipe IV (severely deviated nasal and septal fractures)
merupakan fraktur unilateral atau bilateral dengan deviasi berat atau gangguan
garis tengah septum. Fraktur sekunder dapat diakibatkan fraktur septum berat atau
dislokasi septum. Fraktur ini dapat juga berhubungan dengan fraktur os nasal dan
septum yang mana dapat mempengaruhi reduksi pada fraktur.
Fraktur Tipe V. Fraktur tipe V (complex nasal and septal fractures) merupakan
cedera berat meliputi laserasi dan trauma jaringan lunak, saddle nose akut, cedera
terbuka, dan robeknya jaringan.
- Insisi Hemitransfiksi
- Elevasi mukoperikondrium dari kartilago
- Mobilisasi septum
- Rekonstruksi septum
- Blow out fracture : Trauma yang menyebabkan displacement dari tulang orbita, orbital
tissue dan bulbus oculi ke arah luar dari rongga orbita yang dapat menyebabkan
enophtalmus dan dipoplia, yang merupakan akibat tekanan hidraulik pada bola mata dan
dapat berupa tekanan mendadak bola mata.