Anda di halaman 1dari 5

Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Gambar 4. TDWI Big Data Maturity Assessment Criteria


Sumber: (Halper et al., 2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN peruntukkan, seperti Pemerintah Provinsi DKI


Jakarta dan Badan Pusat Statistik (BPS). Namun
Deskripsi Penerapan Teknologi Big Data di
Lembaga Pemerintahan karena keterbatasan pengumpulan data yang

Sejak meluasnya penggunaan teknologi Big dilakukan, hanya empat lembaga yang termasuk

Data di Indonesia di sekitar tahun 2013, banyak dalam objek penelitian ini.

sektor private yang telah memanfaatkan teknologi 1. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

tersebut untuk mengembangkan bisnisnya. Pemerintah (LKPP)

Sementara penerapannya di sektor Sebagai lembaga yang bertugas melaksanakan

publik/pemerintahan, tampaknya masih terbatas. pengembangan, perumusan, dan penetapan

Berdasarkan hasil pengumpulan data di kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,

lapangan, akan dipaparkan dan dianalisis LKPP telah melakukan inovasi berbasis teknologi

implementasi teknologi Big Data di 4 (empat) informasi untuk dapat memfasilitasi sistem

instansi/kementerian/lembaga yang telah Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di

menginisiasi dan memanfaatkan Big Data pada semua Kementerian/Lembaga/Daerah. Dari 630

proses bisnisnya. Namun demikian, tidak berarti LPSE yang ada di seluruh Indonesia, 90% sudah

implementasi Big Data di Indonesia baru sebatas terintegrasi dengan teknologi cloud LKPP

pada empat lembaga yang disebutkan. Penulis sehingga seluruh database, file, dan aplikasi di

yakin banyak lembaga pemerintahan lainnya yang LPSE dapat di-backup.

juga sudah menerapkan Big Data dalam berbagai Selain itu, sejak tahun 2014 LKPP telah
merencanakan penggunaan teknologi Big Data dan

123
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

akan siap diimplemetasikan di tahun 2016. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan 30
Aplikasi perdana yang dibangun bertujuan kecamatan untuk menampilkan laporan kinerja
memantau availability dan capacity dari LPSE- masing-masing instansi atau transparansi proses
LPSE di Kementerian/Lembaga /Daerah, dengan pengadaan barang/jasa yang dilakukan. Selain itu,
software bernama SPLUNK. Software ini dibuat monitoring CCTV yang tersebar di beberapa titik
oleh pihak ketiga (PT. Global Innovation) dengan di kota Bandung untuk memantau dan mengatasi
budget sebesar 6 Miliar untuk kapasitas 125 GB dengan cepat kejadian di lapangan semisal
dan prinsip perpetual, artinya software tersebut kemacetan/kebakaran. Selanjutnya Integrated
menjadi milik pembeli dan dapat digunakan Operation Center yaitu sistem notifikasi otomatis
seterusnya tanpa perpanjangan atau update. sesuai Standard Operating System (SOP) misalnya
Disamping menggunakan jasa pihak ketiga, LKPP SOP penanganan kebakaran atau SOP pengamanan
juga telah mengalokasikan biaya untuk demonstrasil; serta GPS tracking terhadap
membangun sendiri software tambahan berbasis kendaraan dinas seperti mobil pemadam kebakaran
Big Data. Harapannya, dengan teknologi Big Data, dan ambulans. Adapula aplikasi panic button yang
LKPP dapat memonitor LPSE di seluruh Indonesia merupakan pertolongan kondisi darurat
dengan system alert untuk warning, security, atau (emergency) bagi penduduk Bandung. Command
capacity overload, serta menyediakan data center milik Pemkot Bandung ini beroperasi 24
informasi tentang perkembangan (progress) jam,dengan dukungan 5 orang pegawai dan 8
pengadaan disetiap LPSE. Namun demikian, orang tenaga honorer.
pengembangan software tambahan tersebut Diantara aplikasi-aplikasi tersebut, yang
menghadapi kendala bahwa jika menggunakan berbasis teknologi Big Data yaitu social media
open source diperlukan riset pendahuluan yang analytics. Social media analytic menyajikan data
cukup memakan waktu sehingga dikhawatirkan trending topic dan analisis tentang Kota Bandung
tidak cukup untuk mengejar pertumbuhan LPSE. yang diperoleh dari sosial media (facebook dan
2. Pemerintah Kota Bandung twitter). Layanan ini akan mendukung Pemkot
Pemerintah Kota Bandung, dibawah pimpinan Bandung untuk mengetahui topik terhangat yang
Walikota Ridwan Kamil, melakukan terobosan dibahas oleh masyarakat Bandung saat ini dan
baru berbasis teknologi informasi dengan membantu memetakan masalah di setiap
membangun Digital Command Center di tahun kecamatan. Dengan demikian, pemerintah dapat
2015. Fasilitas ini terletak dikawasan Balai Kota melakukan evaluasi terhadap program dan
Bandung dan beroperasi dibawah wewenang Dinas kebijakannya berdasarkan respon masyarakat dan
Komunikasi dan Informatika. memudahkan pengambilan keputusan. Aplikasi ini
Beragam aplikasi tersedia di command center merupakan hibah dari Norwegia, yang
tersebut, seperti akses data/informasi kunci dari 34 dikembangkan lebih lanjut oleh vendor lokal.

124
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

Gambar 5. Tweet map untuk memonitor isu publik terkini di kota Bandung
Sumber: (Aryasa, 2015)

Gambar 6. Tweet map berdasarkan kategori isu di kota Bandung


Sumber: (Aryasa, 2015)
3. Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian rekening tabungan3. Hal tersebut membutuhkan
Keuangan dukungan teknologi Big Data.
Ditjen Pajak mencoba mengoptimalkan Berdasarkan pengalaman Ditjen Pajak menuju
pemanfaatan teknologi informasi untuk implementasi Big Data, Direktur Transformasi
meningkatkan penerimaan negara dan memerangi TIK Ditjen Pajak, Ir. Iwan Djuniardi, MM.
kecurangan terkait pajak. Salah satunya rencana
3
menggali data lewat media sosial untuk http://nasional.kontan.co.id/news/ditjen-pajak-menggali-
data-lewat-media-sosial, tanggal 12 Oktober 2015, diakses
dicocokkan dengan laporan pajak dan data 15 November 2015.

125
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, Vol.6 No 2 Desember 2016 : hal 113 - 136

menjelaskan bahwa terobosan dimulai dengan  Penerbitan faktur pajak ganda: dengan
menyediakan 10 PC, menjalin kerjasama dengan menggunakan Hadoop cluster 10 pc, dapat
komunitas, menggunakan aplikasi open source, selesai dalam 9 jam, lebih cepat dibanding
serta pengadaan satu cluster enterprise menggunakan RDBMS yang memakan waktu
datawarehouse, satu cluster Hadoop untuk 3 hari lebih, terhadap 1,77 milyar data faktur.
integrasi data, dan satu cluster Hadoop untuk Ditjen Pajak akan terus mengeksplorasi
platform data. Contoh hasil sementara use case penggunaan teknologi Big Data karena sudah
yang didapat yaitu: menjadi kebutuhan. Di saat bersamaan diperlukan
 Analisa Central Tax Analysis: ditemukan perbaikan aturan dan pengadopsian proses bisnis
3.563 kasus senilai 32, 7 Trilyun “out-of-box” untuk membuatnya berhasil
 Penerbitan faktur tidak berdasarkan transaksi (Djuniardi, 2015)
sebenarnya: ditemukan 21.123 kasus senilai
6,2 Trilyun

Gambar 7. Tampilan Mesin Pencari Data Ditjen Pajak untuk mencari informasi mengenai wajib pajak di Indonesia
(Sumber: Djuniardi, 2015)

4. Badan Informasi Geospasial (BIG) ruang kebumian yang berukuran sangat besar. Data
Dengan adanya Undang-Undang No. 4/2011 ruang kebumian mengacu pada lokasi, letak, dan
tentang Informasi Geospasial dan Perpres No. posisi suatu objek atau kejadian yang berada
27/2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial dibawah, pada, atau diatas permukaan bumi dalam
Nasional (JIGN) yang mengamanatkan kebijakan sistem koordinat tertentu.
satu peta (one map policy), Badan Informasi Elemen geospasial (lokasi) dari sebuah
Geospasial diharapkan menjadi referensi tunggal informasi digunakan sebagai identifier utama (core
untuk informasi geospasial. Dengan demikian, identifier) untuk mengintegrasikan berbagai jenis
lembaga ini menjadi basis dan pengelola data informasi, sehingga data tersebut akan dibuat

126
Implementasi Teknologi Big Data di Lembaga Pemerintahan Indonesia (Emyana Ruth Eritha Sirait)

terbuka untuk memungkinkan berbagi pakai data pengambilan keputusan yang efisien dan
dan informasi geospasial bagi kepentingan semua efektif, maka dibangunlah geoSpatial Data
sektor. Sembilan puluh persen aktifitas Infrastructure (SDI).
kepemerintahan memiliki elemen spasial, sehingga Adapun manfaat dari ‘sharing’ Informasi
diperlukan kesamaan gerak antar instansi. GeoSpasial, yaitu:
Implikasi yang diharapkan adalah seluruh data dan  Menghindari duplikasi dalam penyediaan data
informasi dapat dengan mudah diintegrasikan dan informasi geospasial
untuk memecahkan masalah secara komprehensif,  Meningkatkan kualitas dan meredusir harga
lebih cepat dan lebih baik, serta menghasilkan data dan informasi spasial
berbagai macam analisis yang lebih tajam dan  Menjadikan data dan informasi geospasial
komprehensif. mudah diakses oleh pihak yang memerlukan
Peran Data dan Informasi Geospasial sangat  Membangun kemitraan antar berbagai institusi
signifikan (Khafid, 2015) yaitu: untuk meningkatkan ketersediaan data dan
 Pengambilan keputusan yang efisien dan informasi.
efektif memerlukan informasi spasial maupun
Badan Informasi Geospasial telah
non-spasial yang up-to-date dan akurat, yang
mengantisipasi penggunaan Big Data dalam
menjelaskan situasi terkini yg terjadi.
mengelola data melalui penyediaan kapasitas
 Tidak satupun institusi yang memiliki data
storage hingga 2 petabytes, menggunakan high
dan informasi lengkap untuk keperluan
performance computing (HPC) dan geoprocessing,
pengambilan keputusan di berbagai sektor,
serta memanfaatkan cloud computing. Data yang
sehingga data sharing merupakan sebuah
harus diolah mencakup data citra, GPS, foto udara,
keharusan.
peta tematik, pasut, yang sebagian diterima secara
 Diperlukan pengaturan dan penggunaan
real time melalui sistem TEWS (tsunami early
teknologi yang tepat untuk mengatasi
warning system), aplikasi pemetaan partisipatif,
permasalahan akses terhadap informasi
maupun Geoportal, yaitu jaringan data spasial
geospasial untuk mendukung proses
digital berbasis web (Khafid, 2015).

127

Anda mungkin juga menyukai