Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi
Semester : V ( Lima )
Kelas : Konversi
Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput, atau kepala
yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang
silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat
bergerak cepat.
pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel-sel
interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis yang
amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit
pertama.
Spermatosit pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit
kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing-masing memiliki
jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini
kemudian tumbuh spermatozoon.
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge, dan di
dalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada kehamilan enam bulan.
Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6 - 15 tahun
ditemukan 439.000, pada 16 - 25 tahun hanya 34.000. Pada masa menopause semua
menghilang.
Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama ovum;
pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuahi ovum.
Jutaan spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus.
Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum uteri dan tuba, dan
hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba di mana spermatozoon dapat
memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu spermatozoon, yang mempunyai kemampuan
(capacitation) untuk membuahi. Pada spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi
DNA dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase.
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria
infundibulum ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovanium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ovum dilingkari oleh zona pellusida. DI luar zona pellusida im ditemukan sel-sel korona
radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda-benda kutub.
Bahan-bahan darl sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran-saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di ampulla
tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada
dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya
satu spermatozoon yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat melintasi zona pellusida
masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai
sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoon lainSpermatozoon yang telah masuk ke
vitellus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya
spermatozoon ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase
untuk pembelahan-pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda
kutub (polar body) kedua menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah
kromosom yang haploid.
Kedua pronuklei dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom
otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X,
dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom
otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang 44
kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh sebagai seorang
janin pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim.
Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil
konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus,
hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan
demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi
tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan
pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh
arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri
hasil konsepsi mencapai stadium blastula.
Pada stadium blastula ini sel-sel Yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan
menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut
trofoblas. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
menemukan endometrium dalarn masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini
besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh trofoblas.
Blastula dengan bagian Yang mengandung inner-cell mass aktif mudah masuk ke dalam
lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup kembali. Kadang-kadang pada
saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn endometrium-terjadi perdarahan pada luka
desidua (tanda Hartman).
Pada umumnya blastula masuk di endometnium dengan bagian di mana inner-cell mass
berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali-pusat berpangkal sentral
atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian lain memasuki endometnium, maka
terdapatlah tali-pusat dengan insersio velamentosa.
Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. jika
nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis;
yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; disitu plasenta
akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis.
Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan villi koriales dan
berpangkal pada korion.
Bila nidasl telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil, yang
dekat pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang
lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastula
terdapat suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua ruangan, yakni ruang amnion dan
yolk sac.
Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam
trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi korion.
Trofoblas yang amat hiperplastik itu tumbuh tidak sama tebalnya dan dalam 2 lapisan. Di
sebelah dalam dibenruk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel-sel yang monokleus) dan di
sebelah luar lapisan sinsitiotrofoblast, terdiri atas nukleus-nukleus, tersebar tak rata dalam
sitoplasma.
Selain itu villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan
bercabang-cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan
dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh ke
arah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang; korion yang gundul ini disebut korion
leave.
Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon human cborionic
gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari
ke 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi
korpus luteurn untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta
dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin inilah yang khas
untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan di dalarn air
kencing wanita yang menjadi hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsur
lapisan, yakni sel-sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion
tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati
korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan
merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk, menjadi tali pusat.
Yolk-sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan
dalam tali-pusat.
Di tali-pusat sendiri yang berasal darl body stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah
sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat
dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat
jaringan lembek, selai Wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikales dan 1 vena
umbilikalis yang berada di tali-pusat. Kedua arteri dari satu vena tersebut menghubungkan
satu sistern kardiovaskuler janin dengan plasenta.
Adapun sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira-kira minggu ke 10
Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan
perinatal.
Ciri-cirl tersebut di atas perlu diketahul jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan.
Seperti telah dijelaskan, trofoblas mempunyal sifat menghancurkan desidua termasuk spiral
arteri serta vena-vena di dalamnya. Akibatnya terbentuklah ruangan-ruangan yang terisi oleh
perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan
terus, sehingga timbul ruangan-ruangan intervillair di mana villi koriales seolah-olah
terapung-apung di antara ruangan ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Sebagian
dari villi koriales tetap melekat pada desidua. Lagi pula, desidua yang tidak dihancurkan oleh
trofoblas membentuk septa plasenta, yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Plasenta yang dernikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak ada
percampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat
dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut
lapisan Nitabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan
Nitabuch ini. Bila oleh sesuatu sebab umpama pada abortus dikuret terlalu dalarn, maka
jonjot-jonjot plasenta tumbuh di antara otot-otot miometrium (plasenta akreta) atau dapat
pula dijumpai plasenta perkreta yang dapat menimbulkan ruptura uteri spontan.
3. Fisiologi Janin
Usia konsepsi dalam minggu lazim digunakan untuk menyatakan status perkembangan embrio.
Usia konsepsi dapat ditentukan dengan mengukur janin dan umumnya ditentukan berdasarkan
pengukuran crown-rump length melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Setelah 8 minggu, terminologi janin digunakan oleh karena sebagian besar organ sudah dibentuk
dan telah masuk kedalam tahap pertumbuhan dan perkembangan lanjut.
Janin dengan berat 500 – 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature. Dari minggu 28 – 36
disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu.
Kehamilan 8 minggu
Kehamilan 12 minggu
Panjang 7 – 9 cm
Berat 12 – 15 gram
Jari-jari memiliki kuku
Genitalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki dan perempuan
Volume cairan amnion 30 ml
Peristaltik usus sudah terjadi dan memilki kemampuan menyerap glukosa
Kehamilan 16 minggu
Panjang 14 – 17 cm
Berat 100 gram
Terdapat HbF
Pembentukan HbA mulai terjadi
Kehamilan 20 minggu
Kehamilan 24 minggu
Kehamilan 28 minggu
Kehamilan 32 minggu
Kehamilan 36 minggu
NUTRISI INTRAUTERIN
Pertumbuhan janin ditentukan sejumlah faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
penting adalah perfusi plasenta dan fungsi plasenta. Faktor gizi ibu bukan faktor terpenting,
kecuali pada keadaan starvasi hebat. Gangguan gizi menahun dapat menyebabkan terjadinya
anemia dan BBLR – berat badan lahir rendah
Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk pertumbuhan dan terutama berasal dari glukosa.
Kelebihan pasokan karbohidrat di konversi menjadi lemak dan konversi ini terus meningkat
sampai aterm.
Sejak kehamilan 30 minggu, hepar menjadi lebih efisien dan mampu melakukan konversi
glukosa menjadi glikogen yang ditimbun di otot jantung otot gerak dan plasenta. Bila terjadi
hipoksia, janin memperoleh energi melalui glikolisis anerobik yang berasal dari dari cadangan
dalam otot jantung dan plasenta.
Cadangan lemak janin dengan berat 800 gram (kehamilan 24 – 26 minggu) kira 1% dari BB ;
pada kehamilan 35 minggu cadangan tersebut sekitar 15% dari BB.
Plasenta memiliki kemampuan untuk “clears” bilirubin dan produk metabolit lain melalui
aktivitas dari enzym transferase.
Janin menghasilkan protein spesifik yang disebut sebagai alfafetoprotein - AFP dari hepar.
Puncak kadar AFP tercapai pada kehamilan 12 – 16 minggu dan setelah itu terus menurun
sampai aterm. Protein tersebut disekresi melalui ginjal janin dan ditelan kembali untuk
mengalami degradasi dalam usus. Bila janin mengalami gangguan menelan (misalnya pada janin
anensepalus atau kelainan NTD’s lain) maka kadar serum AFP tersebut meningkat.
CAIRAN AMNION
Polihidramnion (hidramnion) : volume air ketuban > 2000 ml, dapat terjadi pada kehamilan
normal akan tetapi 50% keadaan ini disertai dengan kelainan pada ibu atau janin.
Janin kecil
Agenesis renal
Displasia traktus urinarius
Alfafetoprotein berasal dari janin, kadar AFP dalam cairan amnion dan serum maternal
mempunyai nilai prediktif yang tinggi dalam diagnosa prenatal NTD’s dan kelainan kongenital
lain.
Kadar MS-AFP yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kadar protein cairan amnion dan
kemungkinan adanya NTD’s
SISTEM KARDIOVASKULAR
Fase intrauterin
Vena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta menuju janin (gambar 2 dan
3)
Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta melewati arteri umbilikalis. Cardiac
out-put terus meningkat sampai aterm dengan nilai 200 ml/menit. Frekuensi detak jantung untuk
mempertahankan cardiac output tersebut 110 – 150 kali per menit.
Tekanan darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan sistolik
75 mmHg dan tekanan diastolik 55 mmHg
Sel darah merah, kadar hemoglobin dan “packed cell volume” terus meningkat selama
kehamilan. Sebagian besar eritrosit mengandung HbF
Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah mengandung HbF. Ada kehamilan 36
minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A.
HbF memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA. HbF lebih resisten
terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.
Fase transisi
Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus masih rendah (-40 sampai – 50
mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang, tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7
sampai -8 mmHg.
Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai 75 – 80%. Tekanan
dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat tekanan atrium kiri meningkat dua kali lipat.
Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus arteriousus dan foramen ovale
berlangsung, namun proses penyesuaian terus berlangsung sampai 1 – 2 bulan kemudian.
Fase Ekstrauterin
Ductus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post natal sebagai reflek
adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin.
Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik
(“machinery murmur”) yang terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.
Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 – 8 minggu. Foramen ovale tetap ada
pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala. Obliterasi ductus venosus dari hepar ke vena
cava menyisakan ligamentum venosum. Sisa penutupan vena umbilikalis menjadi ligamentum
teres hepatis.
FUNGSI RESPIRASI
Pada kehamilan 22 minggu, sistem kapiler terbentuk dan paru sudah memiliki kemampuan untuk
melakukan pertukaran gas.
Pada saat aterm, sudah terbentuk 3 – 4 generasi alvoulus. Epitel yang semula berbentuk kubis
merubah menjadi pipih saat pernafasan pertama.
Pada kehamilan 24 minggu, cairan yang mengisi alvolus dan saluran nafas lain. Saat ini, paru
mengeluarkan surfactan lipoprotein yang memungkinkan berkembangnya paru janin setelah lahir
dan membantu mempertahankan volume ruangan udara dalam paru. Sampai kehamilan 35
minggu jumlah surfactan masih belum mencukupi dan dapat menyebabkan terjadinya hyalin
membrane disease.
Janin melakukan gerakan nafas intrauterin yang menjadi semakin sering dengan bertambahnya
usia kehamilan.
Pertukaran gas pada janin berlangsung di plasenta. Pertukaran gas sebanding dengan perbedaan
tekanan partial masing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding terbalik dengan
ketebalan membran. Jadi plasenta dapat dilihat sebagai “paru” janin intrauterin.
Tekanan parsial O2 (PO2) darah janin lebih rendah dibandingkan darah ibu, namun oleh karena
darah janin mengandung banyak HbF maka saturasi oksigen janin yang ada sudah dapat
mencukupi kebutuhan.
PCO2 dan CO2 pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah ibu sehingga CO 2 akan
mengalami difusi dari janin ke ibu.
Aktivitas pernafasan janin intrauterin menyebabkan adanya aspirasi cairan amnion kedalam
bronchiolus, untuk dapat masuk jauh kedalam alveolus diperlukan tekanan yang lebih besar.
Episode hipoksia berat pada kehamilan lanjut atau selama persalinan dapat menyebabkan
“gasping” sehingga cairan amnion yang kadang bercampur dengan mekonium masuk keparu
bagian dalam.
FUNGSI GASTROINTESTINAL
Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya.
Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya melalui
aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetap berada didalam
usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga
mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan
mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan
merupakan indikasi adanya hipoksia akut.
Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi
Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung
pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada
beberapa hari pertama pasca persalinan.
Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar
belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur
karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan demikian,
hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi bila janin berada pada suhu
yang dingin atau malnutrisi.
Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat
langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus atau
adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern icterus.
FUNGSI GINJAL
Ginjal terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke 36. Ginjal
tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan mengatur keseimbangan air dan
elektrolit pada janin. Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 – 12. Pada kehamilan 32
minggu, produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm 28 ml/jam. Urine janin adalah
komponen utama dari cairan amnion.
SISTEM IMUNOLOGI
Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen maternal
atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak
minggu ke 20
Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan pasif yang
menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.
Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulosit – monosit dan limfosit
Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan B-cells [derivat dari “Bone Marrow”]
Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin yang terdiri dari IgG – IgM – IgA - IgD dan IgE
Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG semakin
meningkat 3 – 4 minggu pasca persalinan.
Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi intra uterin.
Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat melewati plasenta.
IgG merupakan 90% dari antibodi serum jain yang berasal dari ibu. IgM terutama berasal dari
janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya infeksi intrauterin.
ENDOKRIN
Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin.
Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas. Insulin
maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin sendiri untuk
kepentingan metabolisme glukosa.
Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada janin, namun
peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum diketahui dengan pasti.
Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid dalam
jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali dapat
menyebabkan kehamilan postmatur.
Janin memproduksi TSH – thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang menyebabkan
pelepasan T3 dan T4 .
4. Diagnosisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan,
triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan
triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis
berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
Tanda dan Gejala Kehamilan
Perut membesar
Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.
Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormon
estrogen.
Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen dan
progesteron.
Tanda Goodell, portio teraba melunak.
Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.
Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya ditemukan saat
umur 10 minggu.
Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan), pada umur 16-20
minggu.
Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak disertai rasa nyeri.
Reaksi kehamilan positif
Tanda pasti
Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagian-bagian
janin.
Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi – Dapat didengar dengan stetoscop monoculer
laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.
Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen – rongten sudah tidak disarankan.
1. Pseudosiesis – Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar biasa, tanda kehamilan
negatif.
2. Mioma uteri – Perut membesar, rahim membesar teraba padat kadang berbenjol-benjol, tanda
kehamilan negatif, perdarahan banyak saat menstruasi.
3. Kistoma ovarii – Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada periksa dalam uterus
sebesar biasa, tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan.
4. Retensio urine – Uterus sebesar biasa, tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
5. Menopause – Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43 tahun, uterus sebesar biasa,
tanda dan reaksi kehamilan negatif.
6. Hematometra – Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit
setiap bulan, terjadi penumpukan darah dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal ini
disebabkan oleh himen imperforata.
Primipara Multipara
Serviks Licin, lunak, tertutup Sedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis berkesinambungan.
Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan hendaknya kunjungan rumah
untuk hal ini.
(PPIBI, 1999:26-27)
Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat
badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
seumur
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda
resiko kehamilan.
Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante Natal Care
(ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak
hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah
setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan
ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat
dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31)
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya,
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan
berlangsung.
K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:
Pengetahuan
Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah
tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada
keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini
disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu
hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).
Menurut dr SalmaProses kelahiran bayi yang berlangsung normal dibagi dalam tiga tahap atau
kala. Penting sekali bagi Anda untuk mengetahui proses tersebut agar Anda bisa menyikapinya
secara tepat.
Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka
penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara
pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina,
biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak
kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar
kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air
ketuban.
Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim
ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk
persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi
seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin
kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.
Pada posisi normal di mana kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai
pembuka jalan. Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar
dari rahim.
Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya
terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh
darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.
3. Pelayanan Nifas
4.