Anda di halaman 1dari 19

Nama : Johnson Hamonangan H

Semester : V ( Lima )

Kelas : Konversi

Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi


I. KEHAMILAN

1. PEMBUAHAN, NIDASI DAN PLASENTASI

Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput, atau kepala
yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang
silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat
bergerak cepat.

Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus


testis. Setelah janin dilahirkm, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan
hingga masa

pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel-sel
interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis yang
amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit
pertama.

Spermatosit pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit
kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing-masing memiliki
jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini
kemudian tumbuh spermatozoon.

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge, dan di
dalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada kehamilan enam bulan.
Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6 - 15 tahun
ditemukan 439.000, pada 16 - 25 tahun hanya 34.000. Pada masa menopause semua
menghilang.

Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada


nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium-oogonium ke arah korteks ovarii, hingga
pada waktu dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles. Padanya
dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang berarti
bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti - oleh sebab yang belum
diketahul - sampal folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang
terhenti dalam profase melosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH melosis
(pembelahan ke arah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama disisihkan
dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di dalam sitoplasma yang
cukup banyak.

Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama ovum;
pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuahi ovum.

Jutaan spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus.

Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum uteri dan tuba, dan
hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba di mana spermatozoon dapat
memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu spermatozoon, yang mempunyai kemampuan
(capacitation) untuk membuahi. Pada spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi
DNA dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase.
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria
infundibulum ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum
sesudah dilepas oleh ovanium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).

Ditengah-tengahnya dijumpal nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan


pernatangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni
vitellus. Vitellus ini mengandung banyak zat hidrat arang dan asam amino.

Ovum dilingkari oleh zona pellusida. DI luar zona pellusida im ditemukan sel-sel korona
radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda-benda kutub.
Bahan-bahan darl sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran-saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di ampulla
tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada
dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya
satu spermatozoon yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat melintasi zona pellusida
masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai
sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoon lainSpermatozoon yang telah masuk ke
vitellus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya
spermatozoon ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase
untuk pembelahan-pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda
kutub (polar body) kedua menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah
kromosom yang haploid.

Kedua pronuklei dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom
otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X,
dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom
otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom
otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang 44
kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh sebagai seorang
janin pria.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim.
Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil
konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus,
hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan
demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi
tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan
pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh
arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri
hasil konsepsi mencapai stadium blastula.

Pada stadium blastula ini sel-sel Yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan
menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut
trofoblas. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
menemukan endometrium dalarn masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini
besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh trofoblas.
Blastula dengan bagian Yang mengandung inner-cell mass aktif mudah masuk ke dalam
lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup kembali. Kadang-kadang pada
saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn endometrium-terjadi perdarahan pada luka
desidua (tanda Hartman).
Pada umumnya blastula masuk di endometnium dengan bagian di mana inner-cell mass
berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali-pusat berpangkal sentral
atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian lain memasuki endometnium, maka
terdapatlah tali-pusat dengan insersio velamentosa.

Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. jika
nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.

Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis;
yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; disitu plasenta
akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis.
Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan villi koriales dan
berpangkal pada korion.

Bila nidasl telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil, yang
dekat pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang
lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastula
terdapat suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua ruangan, yakni ruang amnion dan
yolk sac.

Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam
trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi korion.
Trofoblas yang amat hiperplastik itu tumbuh tidak sama tebalnya dan dalam 2 lapisan. Di
sebelah dalam dibenruk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel-sel yang monokleus) dan di
sebelah luar lapisan sinsitiotrofoblast, terdiri atas nukleus-nukleus, tersebar tak rata dalam
sitoplasma.

Selain itu villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan
bercabang-cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan
dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh ke
arah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang; korion yang gundul ini disebut korion
leave.

Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon human cborionic
gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari
ke 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi
korpus luteurn untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta
dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin inilah yang khas
untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan di dalarn air
kencing wanita yang menjadi hamil.

Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsur
lapisan, yakni sel-sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion
tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati
korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan
merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk, menjadi tali pusat.
Yolk-sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan
dalam tali-pusat.

Di tali-pusat sendiri yang berasal darl body stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah
sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat
dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat
jaringan lembek, selai Wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikales dan 1 vena
umbilikalis yang berada di tali-pusat. Kedua arteri dari satu vena tersebut menghubungkan
satu sistern kardiovaskuler janin dengan plasenta.
Adapun sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira-kira minggu ke 10

Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan
perinatal.

Ciri-cirl tersebut di atas perlu diketahul jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan.

Seperti telah dijelaskan, trofoblas mempunyal sifat menghancurkan desidua termasuk spiral
arteri serta vena-vena di dalamnya. Akibatnya terbentuklah ruangan-ruangan yang terisi oleh
perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan
terus, sehingga timbul ruangan-ruangan intervillair di mana villi koriales seolah-olah
terapung-apung di antara ruangan ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Sebagian
dari villi koriales tetap melekat pada desidua. Lagi pula, desidua yang tidak dihancurkan oleh
trofoblas membentuk septa plasenta, yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta.

Septa plasenta ini mernbagi plasenta dalam beberapa maternal cotyledon,umumnya


ditemukan 15 sampal 20 buah maternal cotyledon. Foetal cotyledon adalah suatu kelompok
besar villi koriales yang bercabang-cabang seperti pohon. Pada plasenta aterm diperkirakan
terdapat 200 foetal cotyledon. Dari tiap-tiap cabang Vili koriales terdapat sistern vena serta
arteria yang menuju ke vena umbilikalis dan arteria umbilikalis. Sebagian besar
cabang-cabang pohon itu tergenang di dalam ruangan intrviiler yang berisii darah ibu yang
mengandung banyak zat makanan dan zat asarn bagi janin.

Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Plasenta yang dernikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak ada
percampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat
dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut
lapisan Nitabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan
Nitabuch ini. Bila oleh sesuatu sebab umpama pada abortus dikuret terlalu dalarn, maka
jonjot-jonjot plasenta tumbuh di antara otot-otot miometrium (plasenta akreta) atau dapat
pula dijumpai plasenta perkreta yang dapat menimbulkan ruptura uteri spontan.

2. Plasenta dan Liquor Amnii

3. Fisiologi Janin

Usia konsepsi dalam minggu lazim digunakan untuk menyatakan status perkembangan embrio.

Usia konsepsi dapat ditentukan dengan mengukur janin dan umumnya ditentukan berdasarkan
pengukuran crown-rump length melalui pemeriksaan ultrasonografi.

PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN

Selama 8 minggu pertama, terminologi embrio digunakan terhadap perkembangan organisme


oleh karena pada masa ini semua organ besar sedang dibentuk

Setelah 8 minggu, terminologi janin digunakan oleh karena sebagian besar organ sudah dibentuk
dan telah masuk kedalam tahap pertumbuhan dan perkembangan lanjut.
Janin dengan berat 500 – 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature. Dari minggu 28 – 36
disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu.

Kehamilan 8 minggu

 Panjang 2.1 – 2.5 cm


 Berat 1 gram
 Bagian kepala lebih dari setengah tubuh janin
 Dapat dikenali lobus hepar
 Ginjal mulai terbentuk
 Sel darah merah terdapat pada yolc sac dan hepar

Kehamilan 12 minggu

 Panjang 7 – 9 cm
 Berat 12 – 15 gram
 Jari-jari memiliki kuku
 Genitalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki dan perempuan
 Volume cairan amnion 30 ml
 Peristaltik usus sudah terjadi dan memilki kemampuan menyerap glukosa

Kehamilan 16 minggu

 Panjang 14 – 17 cm
 Berat 100 gram
 Terdapat HbF
 Pembentukan HbA mulai terjadi

Kehamilan 20 minggu

 Berat 300 gram


 Detik jantung dapat terdengar dengan menggunakan stetoskop DeLee
 Terasa gerakan janin
 Tinggi fundus uteri sekitar umbilikus

Kehamilan 24 minggu

 Berat 600 gram


 Timbunan lemak mulai terjadi
 Viabilitas mungkin dapat tercapai meski amat jarang terjadi

Kehamilan 28 minggu

 Berat 1050 gram ; panjang 37 cm


 Gerakan pernafasan mulai terlihat ; surfactan paru masih sangat rendah

Kehamilan 32 minggu

 Berat 1700 gram dan panjang 42 cm


 Persalinan pada periode ini 5 dan 6 neonatus dapat bertahan hidup

Kehamilan 36 minggu

 Berat 2500 gram dan panjang 47 cm


 Gambaran kulit keriput lenyap
 Kemungkinan hidup besar
Kehamilan 40 minggu

 Berat 3200 – 3500 gram ; panjang 50cm


 Diameter biparietal 9.5 cm

NUTRISI INTRAUTERIN

Pertumbuhan janin ditentukan sejumlah faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
penting adalah perfusi plasenta dan fungsi plasenta. Faktor gizi ibu bukan faktor terpenting,
kecuali pada keadaan starvasi hebat. Gangguan gizi menahun dapat menyebabkan terjadinya
anemia dan BBLR – berat badan lahir rendah

Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk pertumbuhan dan terutama berasal dari glukosa.

Kelebihan pasokan karbohidrat di konversi menjadi lemak dan konversi ini terus meningkat
sampai aterm.

Sejak kehamilan 30 minggu, hepar menjadi lebih efisien dan mampu melakukan konversi
glukosa menjadi glikogen yang ditimbun di otot jantung otot gerak dan plasenta. Bila terjadi
hipoksia, janin memperoleh energi melalui glikolisis anerobik yang berasal dari dari cadangan
dalam otot jantung dan plasenta.

Cadangan lemak janin dengan berat 800 gram (kehamilan 24 – 26 minggu) kira 1% dari BB ;
pada kehamilan 35 minggu cadangan tersebut sekitar 15% dari BB.

Plasenta memiliki kemampuan untuk “clears” bilirubin dan produk metabolit lain melalui
aktivitas dari enzym transferase.

Janin menghasilkan protein spesifik yang disebut sebagai alfafetoprotein - AFP dari hepar.
Puncak kadar AFP tercapai pada kehamilan 12 – 16 minggu dan setelah itu terus menurun
sampai aterm. Protein tersebut disekresi melalui ginjal janin dan ditelan kembali untuk
mengalami degradasi dalam usus. Bila janin mengalami gangguan menelan (misalnya pada janin
anensepalus atau kelainan NTD’s lain) maka kadar serum AFP tersebut meningkat.

CAIRAN AMNION

Volume cairan amnion saat aterm kira-kira 800 ml dan pH 7.2

Gambar dibawah menunjukkan jalur pertukaran dalam cairan amnion:

Gambar 1. Pertukaran bahan terlarut dan air dalam cairan amnion

Polihidramnion (hidramnion) : volume air ketuban > 2000 ml, dapat terjadi pada kehamilan
normal akan tetapi 50% keadaan ini disertai dengan kelainan pada ibu atau janin.

Oligohidramnion secara objektif ditentukan dengan pengukuran kantung terbesar dengan


ultrasonografi yang menunjukkan angka kurang dari 2 cm x 2 cm atau jumlah dari 4 kuadran
total kurang dari 5 cm ( amniotic fluid index ).
Oligohidramnion sering berkaitan dengan :

 Janin kecil
 Agenesis renal
 Displasia traktus urinarius

‘Amniotic fluid marker’

Alfafetoprotein berasal dari janin, kadar AFP dalam cairan amnion dan serum maternal
mempunyai nilai prediktif yang tinggi dalam diagnosa prenatal NTD’s dan kelainan kongenital
lain.

Kadar MS-AFP yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kadar protein cairan amnion dan
kemungkinan adanya NTD’s

SISTEM KARDIOVASKULAR

Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan penyesuaian


sirkulasi neonatus berupa :

 pengalihan aliran darah dari paru,


 penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta
 obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.

Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :

1. Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta


2. Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama
3. Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan pertama kehidupan

Fase intrauterin

Vena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta menuju janin (gambar 2 dan
3)

Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta melewati arteri umbilikalis. Cardiac
out-put terus meningkat sampai aterm dengan nilai 200 ml/menit. Frekuensi detak jantung untuk
mempertahankan cardiac output tersebut 110 – 150 kali per menit.

Tekanan darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan sistolik
75 mmHg dan tekanan diastolik 55 mmHg

Sel darah merah, kadar hemoglobin dan “packed cell volume” terus meningkat selama
kehamilan. Sebagian besar eritrosit mengandung HbF

Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah mengandung HbF. Ada kehamilan 36
minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A.

HbF memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA. HbF lebih resisten
terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.
Fase transisi

Saat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah hemodinamika janin

1. Ligasi talipusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial


2. Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan awal pernafasan janin

Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus masih rendah (-40 sampai – 50
mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang, tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7
sampai -8 mmHg.

Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai 75 – 80%. Tekanan
dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat tekanan atrium kiri meningkat dua kali lipat.

Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus arteriousus dan foramen ovale
berlangsung, namun proses penyesuaian terus berlangsung sampai 1 – 2 bulan kemudian.

Fase Ekstrauterin

Ductus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post natal sebagai reflek
adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin.

Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik
(“machinery murmur”) yang terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.

Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 – 8 minggu. Foramen ovale tetap ada
pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala. Obliterasi ductus venosus dari hepar ke vena
cava menyisakan ligamentum venosum. Sisa penutupan vena umbilikalis menjadi ligamentum
teres hepatis.

Hemodinamika orang dewasa normal berbeda dengan janin dalam hal :

1. Darah vena dan arteri tidak bercampur dalam atrium


2. Vena cava hanya membawa darah yang terdeoksigenasi menuju atrium kanan, dan selanjutnya
menuju ventrikel kanan dan kemudian memompakan darah kedalam arteri pulmonalis dan
kapiler paru
3. Aorta hanya membawa darah yang teroksigenasi dari jantung kiri melalui vena pulmonalis untuk
selanjutnya di distribusikan keseluruh tubuh janin.

FUNGSI RESPIRASI

Pada kehamilan 22 minggu, sistem kapiler terbentuk dan paru sudah memiliki kemampuan untuk
melakukan pertukaran gas.

Pada saat aterm, sudah terbentuk 3 – 4 generasi alvoulus. Epitel yang semula berbentuk kubis
merubah menjadi pipih saat pernafasan pertama.

Pada kehamilan 24 minggu, cairan yang mengisi alvolus dan saluran nafas lain. Saat ini, paru
mengeluarkan surfactan lipoprotein yang memungkinkan berkembangnya paru janin setelah lahir
dan membantu mempertahankan volume ruangan udara dalam paru. Sampai kehamilan 35
minggu jumlah surfactan masih belum mencukupi dan dapat menyebabkan terjadinya hyalin
membrane disease.

Janin melakukan gerakan nafas intrauterin yang menjadi semakin sering dengan bertambahnya
usia kehamilan.
Pertukaran gas pada janin berlangsung di plasenta. Pertukaran gas sebanding dengan perbedaan
tekanan partial masing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding terbalik dengan
ketebalan membran. Jadi plasenta dapat dilihat sebagai “paru” janin intrauterin.

Tekanan parsial O2 (PO2) darah janin lebih rendah dibandingkan darah ibu, namun oleh karena
darah janin mengandung banyak HbF maka saturasi oksigen janin yang ada sudah dapat
mencukupi kebutuhan.

PCO2 dan CO2 pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah ibu sehingga CO 2 akan
mengalami difusi dari janin ke ibu.

Aktivitas pernafasan janin intrauterin menyebabkan adanya aspirasi cairan amnion kedalam
bronchiolus, untuk dapat masuk jauh kedalam alveolus diperlukan tekanan yang lebih besar.
Episode hipoksia berat pada kehamilan lanjut atau selama persalinan dapat menyebabkan
“gasping” sehingga cairan amnion yang kadang bercampur dengan mekonium masuk keparu
bagian dalam.

FUNGSI GASTROINTESTINAL

Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya.

Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya melalui
aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetap berada didalam
usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga
mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan
mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan
merupakan indikasi adanya hipoksia akut.

Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi

Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung
pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada
beberapa hari pertama pasca persalinan.

Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar
belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur
karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan demikian,
hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi bila janin berada pada suhu
yang dingin atau malnutrisi.

Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat
langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus atau
adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern icterus.

FUNGSI GINJAL

Ginjal terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke 36. Ginjal
tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan mengatur keseimbangan air dan
elektrolit pada janin. Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 – 12. Pada kehamilan 32
minggu, produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm 28 ml/jam. Urine janin adalah
komponen utama dari cairan amnion.
SISTEM IMUNOLOGI

Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen maternal
atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak
minggu ke 20

Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan pasif yang
menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.

Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulosit – monosit dan limfosit

Granulosit : granulosit eosinofilik – basofilik dan neutrofilik

Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan B-cells [derivat dari “Bone Marrow”]

Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin yang terdiri dari IgG – IgM – IgA - IgD dan IgE

Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG semakin
meningkat 3 – 4 minggu pasca persalinan.

Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi intra uterin.
Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat melewati plasenta.
IgG merupakan 90% dari antibodi serum jain yang berasal dari ibu. IgM terutama berasal dari
janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya infeksi intrauterin.

ENDOKRIN

Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin.

Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas. Insulin
maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin sendiri untuk
kepentingan metabolisme glukosa.

Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada janin, namun
peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum diketahui dengan pasti.

Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid dalam
jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali dapat
menyebabkan kehamilan postmatur.

Janin memproduksi TSH – thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang menyebabkan
pelepasan T3 dan T4 .

4. Diagnosisi Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan,
triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan
triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis
berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
Tanda dan Gejala Kehamilan

1. Tanda mungkin hamil


2. Tanda tidak pasti hamil
3. Tanda pasti hamil

Tanda Mungkin Hamil

 Amenorhea – Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.


 Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada wanita hamil muda umur 6-8
minggu. Mual-mual pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat dari pengaruh hormon
progesteron dan estrogen sehingga pengeluaran asam lambung berlebihan.
 Mastodynia – Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan payudara membesar karena
pengaruh hormon estrogen pada ductus mammae dan progesteron pada alveoli.
 Quickening – Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20 (primigravida) dan
umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida. Gerakan janin pertama kali dapat digunakan untuk
menentukan umur kehamilan.
 Miksi – Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering kencing karena uterus yang
gravid mendesak vesica urinaria.
 Konstipasi – Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormon progesteron yang menghambat
peristaltik usus dan karena perubahan pola makan.
 Weight gain – Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus dengan pertambahan
berat janin. Pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur 20 minggu.Umumnya
pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14 kg.
 Fatigue – Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun kerja jantung dirasakan lebih
berat pada umur 32 minggu.
 Nail sign – Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh ujung kuku lunak dan lebih tipis.
 Mengidam – Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama.
 Sinkope (pingsan) – Adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) sehingga
menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.
 Pigmentasi kulit – Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering dijumpai pada muka
(chloasma gravidarum), dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti
jaringan parut), leher dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu
menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes).
 Epulis – Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).
 Varises – Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva. Biasanya dijumpai
pada triwulan akhir.

Tanda tidak pasti

 Perut membesar
 Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.
 Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormon
estrogen.
 Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen dan
progesteron.
 Tanda Goodell, portio teraba melunak.
 Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.
 Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya ditemukan saat
umur 10 minggu.
 Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan), pada umur 16-20
minggu.
 Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak disertai rasa nyeri.
 Reaksi kehamilan positif
Tanda pasti

 Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagian-bagian
janin.
 Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi – Dapat didengar dengan stetoscop monoculer
laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.
 Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen – rongten sudah tidak disarankan.

Differential Diagnosa Kehamilan

1. Pseudosiesis – Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar biasa, tanda kehamilan
negatif.
2. Mioma uteri – Perut membesar, rahim membesar teraba padat kadang berbenjol-benjol, tanda
kehamilan negatif, perdarahan banyak saat menstruasi.
3. Kistoma ovarii – Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada periksa dalam uterus
sebesar biasa, tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan.
4. Retensio urine – Uterus sebesar biasa, tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
5. Menopause – Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43 tahun, uterus sebesar biasa,
tanda dan reaksi kehamilan negatif.
6. Hematometra – Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit
setiap bulan, terjadi penumpukan darah dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal ini
disebabkan oleh himen imperforata.

Tabel 1. Perbandingan Antara Primipara Dan Multipara

Primipara Multipara

Perut Tegang Longgar, terdapat striae

Pusat Menonjol Dapat datar

Rahim Tegang Agak lunak

Payudara Tegang, tegak Menggantung, agak lunak, terdapat striae

Labia bersatu Agak terbuka

Himen Koyak beberapa tempat Karankula himenalis

Vagina Sempit dengan rugae utuh Lebar, rugae berkurang

Serviks Licin, lunak, tertutup Sedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan

Pembukaan Mendatar lalu membuka Membuka dan mendatar

Perineum Masih utuh Bekas luka episiotomi

5. Pelayanan Pada Ante Natal

Standar 1 : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah :


Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Standar 2 : Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis berkesinambungan.
Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan


pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Immuno Deficiency Virus) ;
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.
Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
rnerujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5: Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan hendaknya kunjungan rumah
untuk hal ini.

(PPIBI, 1999:26-27)
Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:

(Timbang) berat badan

Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat
badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.

(Ukur (tekanan) darah

Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Ukur (tinggi) fundus uteri

Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.

Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.

Untuk mencegah tetanus neonatorum.

Tabel 1  Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama perlindungan % Perlindungan

(selang waktu minimal)

TT 1 Pada kunjungan antenatal - -


pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80

TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ 99

seumur
Keterangan :   apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum

1. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan


2. (Tes)  terhadap penyakit menular seksual

Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.

1. (Temu)  wicara dalam rangka pensiapan rujukan.

Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda
resiko kehamilan.

(Depkes RI, 2001:23)

Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante Natal Care
(ANC) adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal

Kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak
hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah
setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan
ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat
dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31)

Kunjungan ibu hamil Kl

Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.

Kunjungan ulang

Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya,
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan
berlangsung.

K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:

1)        Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).

2)        Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)


3)        Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).

4)        Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)

Pengetahuan

Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak


pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah
tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada
keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini
disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.

Sosial Budaya

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu
hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau
sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).

II. PERSALINAN DAN NIFAS


1. Tahapan Persalinan Normal

Menurut dr SalmaProses kelahiran bayi yang berlangsung normal dibagi dalam tiga tahap atau
kala. Penting sekali bagi Anda untuk mengetahui proses tersebut agar Anda bisa menyikapinya
secara tepat.

Tahap pertama (pembukaan)

 Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka
penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara
pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
 Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina,
biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
 Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak
kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar
kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
 Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
 Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air
ketuban.

Tahap kedua (mengedan)

 Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim
ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk
persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
 Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi
seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin
kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.
 Pada posisi normal di mana kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai
pembuka jalan. Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar
dari rahim.

Tahap ketiga (plasenta)

 Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya
terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
 Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh
darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.

2. Perawatan Bayi segera setelah lahir

Tentang bayi (PDF)


Merawat orang, kecil tak berdaya yang Anda tidak tahu banyak tentang dapat banyak dan
menakutkan bagi kebanyakan orang tua, apakah ini adalah waktu mereka pertama atau ketiga.
Memahami apa bayi dan bagaimana mereka bertindak dapat membantu membuatnya lebih mudah
bagi Anda untuk memahami dan merawat bayi baru Anda. Informasi tentang bayi tersedia dari Anak
dan Remaja Dinas Kesehatan, Departemen Kesehatan WA.

Vitamin K saat lahir (situs eksternal)


Vitamin K membantu darah untuk membeku dan mencegah pendarahan serius. Bayi tidak memiliki
suplai sendiri vitamin K saat lahir dan jadi sangat disarankan bahwa semua bayi diberi vitamin K
hanya setelah lahir. Informasi tentang Vitamin K saat lahir tersedia dari Selatan Australia Anak-Anak,
Pemuda dan Perempuan Pelayanan Kesehatan.

Vaksin hepatitis B pada saat kelahiran (situs eksternal)


Hepatitis B is a virus that can cause infection of the liver for a short (acute) or a long time (chronic).
Hepatitis B adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi hati untuk waktu (akut) atau pendek
panjang (kronis). The Hepatitis B vaccine is very safe and effective at protecting your baby against
this serious infection. Vaksin Hepatitis B sangat aman dan efektif untuk melindungi bayi melawan
infeksi serius. Information on the Hepatitis B vaccine at birth is available from the South Australian
Children, Youth and Women's Health Service. Informasi tentang vaksin Hepatitis B saat lahir tersedia
dari Selatan Australia Anak-Anak, Pemuda dan Perempuan Pelayanan Kesehatan.

bayi baru lahir Anda's skrining (situs eksternal)


The newborn screening test (or heel prick test) is used to find out if your baby has a disease or
condition that can be treated early. Pengujian skrining bayi yang baru lahir (atau tumit uji tusuk)
digunakan untuk mengetahui apakah bayi Anda memiliki penyakit atau kondisi yang bisa diobati
dini. If a disease or condition is found and treated early, it can prevent mental retardation, physical
disability, or even death. Jika suatu penyakit atau kondisi yang ditemukan dan diobati dini, dapat
mencegah keterbelakangan mental, cacat fisik, atau bahkan kematian. Information on your newborn
baby's screening test is available from Child and Adolescent Health Service, Department of Health
WA. Informasi tentang tes skrining bayi baru lahir Anda tersedia dari Anak dan Remaja Dinas
Kesehatan, Departemen Kesehatan WA.
bayi baru lahir Anda dengar tes (situs eksternal)
A hearing test is available to all newborn babies to find out if your baby has a hearing loss in one or
both of their ears. Sebuah tes pendengaran tersedia untuk semua bayi yang baru lahir untuk
mencari tahu apakah bayi Anda memiliki gangguan pendengaran di salah satu atau kedua telinga
mereka. If the test finds there is a problem with your baby's hearing, early treatment can help your
baby's speech, language and learning development. Jika tes menemukan ada masalah dengan
pendengaran bayi Anda, perawatan dini dapat membantu pidato bayi Anda, bahasa dan
pengembangan pembelajaran. Information on your newborn baby's hearing test is available from
Child and Adolescent Health Service, Department of Health WA. Informasi tentang tes pendengaran
bayi baru lahir Anda tersedia dari Anak dan Remaja Dinas Kesehatan, Departemen Kesehatan WA.

Bayi prematur (situs eksternal)


When a baby comes too early (prematurely), they may have some health difficulties with their lungs,
their brain and risk of infection. Ketika bayi datang terlalu dini (prematur), mereka mungkin memiliki
masalah-masalah kesehatan beberapa dengan paru-paru mereka, otak mereka dan risiko infeksi. It
is not always clear why a baby is born early, but it is a little more common for some women. Hal ini
tidak selalu jelas mengapa bayi lahir dini, tetapi sedikit lebih umum untuk beberapa wanita.
Information on premature babies is available from the South Australian Children, Youth and
Women's Health Service. Informasi tentang bayi prematur tersedia dari Selatan Australia Anak-Anak,
Pemuda dan Perempuan Pelayanan Kesehatan.

Perron Rotary Susu Express Bank (Bank PREM)


The PREM Bank collects breast milk from healthy screened donors, processes it to ensure safety,
and makes it available to infants in need. Bank PREM mengumpulkan ASI dari donor diskrining
sehat, proses ini untuk memastikan keselamatan, dan membuatnya tersedia untuk bayi yang
membutuhkan. This offers a better and safer nutritional alternative for preterm infants and can be
used instead of formula. Ini menawarkan alternatif nutrisi yang lebih baik dan lebih aman untuk bayi
prematur dan dapat digunakan sebagai pengganti susu formula. More information is available from
King Edward Memorial Hospital, Department of Health WA. Informasi lebih lanjut tersedia dari King
Edward Memorial Hospital, Departemen Kesehatan WA.

Bayi baru informasi (situs eksternal)


Information and resources from when your baby is born till they are 5 years, different tests,
treatments and training is located on this website for infant care and child growth. Informasi dan
sumber daya dari ketika bayi Anda lahir sampai mereka adalah 5 tahun, tes yang berbeda,
perawatan dan pelatihan terletak di website ini untuk perawatan bayi dan pertumbuhan anak.
Information about your new baby up to 5 years is available from Child and Adolescent Health
Service, Department of Health WA. Informasi tentang bayi baru Anda sampai 5 tahun tersedia dari
Anak dan Remaja Dinas Kesehatan, Departemen Kesehatan WA.

3. Pelayanan Nifas

4.

III. GIZI DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Anda mungkin juga menyukai