Anda di halaman 1dari 51

STRATEGI NASIONAL

KESEHATAN REMAJA
Oleh:
Direktorat Bina Kesehatan Anak
LATAR BELAKANG

 proporsi remaja 1/5 dari jumlah penduduk


 UU No 23 tahun 2002, anak :0-18 tahun
 Batasan WHO, remaja (dianut
Departemen Kesehatan) : 10-19 tahun,
 Masa penuh paradoks, secara biologis
dapat menjadi ayah atau ibu tapi belum
dewasa
~ 20% jumlah
penduduk
Kelompok Persentase Estimasi
umur penduduk jumlah
penduduk
10 – 14 tahun 10,5% 22,17 juta

15 – 19 tahun 9,5% 20,05 juta

Proyeksi tahun 2002 penduduk Indonesia : 211, 1 juta


Perubahan yang terjadi :

• Perubahan ikatan kekeluargaan & kekerabatan


• Perubahan ekonomi
• Perpanjangan masa lajang
• Kurangnya peran sosial remaja dalam masyarakat
• Media & teknologi
• Perubahan jenis ancaman tehadap kesehatan remaja
Hubungan Faktor Risiko & Pelindung
Faktor Risiko (FR) :
 Model utk perilaku berisiko (mis: teman dekat yg komsumsi
NAPZA/seksual aktif)
 Dorongan utk perilaku berisiko (tekanan teman sebaya yg
bersifat negatif)
 Rasa tertekan (menghindari depresi berat)
 Kesempatan terlibat dlm gang NAPZA,tawuran

Faktor Pelindung (FP) :


 Model utk perilaku berisiko positif sbg kontrol: sosial,
personal
 Ikut dalam kegiatan-kegiatan positif
 Ikut dalam kegiatan keluarga, sekolah & lingkungan sosial

Kedua faktor (FR dan FP) berada dlm 5 area yang saling
mempengaruhi satu dgn lainnya (Konsep PL berisiko)
PERILAKU
LINGK.SOSIAL KEPRIBADIAN
LINGK.KELUARGA FR: Bermslh
BIOGENETIK FR: kemiskinan, kelainan FR: Rasa krg punya
FR: Model PL menyimpang, dg miras,
normatif, diskriminasi, kesempatan dlm hidup,
Adanya konflik normatif Prestasi sklh
FR: riwayat alkohol adanya kesempatan Kurang menghargai
dlm keluarga utk berbuat ilegal diri sendiri, buruk/
FP: Model PL konvensional malas sklh
FP: kecerdasan Kecenderungan
Kontrol ketat pd PL menyimp.
FP: sekolah yg berkualitas mdh mengambil risiko
Ikatan keluarga & antar- FP:
1 Perturan/UU, kebijaka, FP: Menghargai p’capaian
Tetangga yang kuat Beribadah,
Yankes berkualitas, Menghargai kes.
Informasi yg cukup Tdk toleran pd penyimp. Keterlibatan
3
K 2 4 ekskul/
aktif seklh
PERILAKU/GAYA HIDUP REMAJA 5
O
PERILAKU TERKAIT KES
N
PERILAKU BERMASALAH
PERILAKU SEKOLAH
Penyalahgunaan NAPZA Komsumsi gizi seimbang/tdk
Merokok/tidak Membolos/tidak
S Kenakalan remaja
Mabok-ngebut Berkenderaan pakai helm/tdk
SPN,Seks aman/tdk
Dropout/tamat sekolah
Koms./hindari NAPZA disklh

E
P
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN/KEHIDUPAN

KESEHATAN NORMA SOSIAL PERSIAPAN MASA DWS


PENGEMB. PERSONAL
Kegagalan/sukses sklh
Kegagalan/sukses sklh
Sakit/bebas peny. Konsep diri krg memadai/ Pendidikan tinggi/rendah
Dikucilkan/diterima Ktrampiln kerja prima/terbts
Kbugarn tnggi/rndah Terlibat/tdk masalah hukum Percaya diri pekerja baik/pengangguran
Depresi/bunuh diri/tegar Motivasi tinggi/tdk punya
Hamil muda/terencana
Landasan Hukum :
 UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan
 UU No 10 tahun 1992 tentang Kependudukan
 UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No 22
tahun 1997 tentang Narkotika
 UU No 20 tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO no
138 mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja
 UU No 1 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 182
• UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga
• UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• PP No 25 tahun 2000, tentang Kewenganan Pemerintah
Provinsi sebagai Daerah Otonom
• Keppres No 36 tahun 1994, tentang Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA)
• SKB 4 menteri tahun 2003
• Kepmenkes RI No 1457/MENKES/SK/IX/2003, tentang
SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota
• Inpres No 9 tahun 2000, tentang Pengarus Utamaan
Gender
MASALAH KESEHATAN REMAJA

• 51,7 % remaja putri anemi(SKRT


95)
• LILA , 23,5 cm 25% (1999) & 17,6%
(2002)
• GAKY
• Kecacingan
• IMT > 25
Distribusi remaja (15-24 thn, laki-laki & perempuan
belum menikah) pernah merokok & minum alkohol

100
88
78
80

60
44 Peremp
Laki2
40
27

13 16
20
2 3
0
15-19 20-24 15-19 20-24

Merokok Minum Alkohol


Distribusi Remaja 15-19 tahun (laki-laki, belum menikah)
menurut Umur Pertama Kali Merokok (SKRI 2002 -2003)

30
25.2
25 23.3

20 17.4

15
11.8 11.6 11.6

10 7.6

0
<13 13 14 15 16 17 18+ umur pertama
merokok
Distribusi Remaja 15-19 tahun (belum menikah)
menurut NAPZA (SKRI 2002 – 2003)
100 94.7
90
80
70
60
50
40
30
20 3.9
10 0.3 0.2
1.6
0
tidak NAPZA merokok menghirup injeksi obat
KASUS AIDS DI INDONESIA 10 TAHUN
TERAKHIR S/D DESEMBER 2005
6000

5321
5000
AIDS
KUMULATIF
4000

3000
2683

2000

1488
1172
1000
827
608
259 353
113 155 199
0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Subdit HIV/AIDS 2006
Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan
Kelompok Umur s/d 31 Desember 2005

3500 54%
2877
3000
2500
2000
1376
1500
1000
451
500 193 116 210
29 24 12 33
0
<1 th 1-4 th 5-14 th 15-19 th 20-29 th 30-39 th 40-49 th 50-59 th >60 th Tdk diket
Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan
Cara Penularan s/d 31 Desember 2005

4000 3719 58%

3500
3000
2500 2097
2000
1500
1000
500 256 294
6 66
0
Homosek Heterosek IDU Transfusi Perinatal Tdk diket
Distribusi Remaja 15-19 tahun menurut usia
pertama kali berhubungan seks
(SKRI 2002 – 2003)
120
97.6
100

80

60

40

20 0.1 0.9 0.4


0.7 0.1 0
0
belum <15 16 17 18 19 20+
pernah
Alasan hubungan seks pertama(Lk 15-24 th)

50
39
40
33
30

20 14
8
10 5

0
SKSM Ingin tahu Dorongan kwn Pengaruh Lain2
obat/mnmn
Distribusi remaja perempuan (15-19 tahun)
yang sudah pernah melahirkan (SDKI 2002-2003)
25
20.9
20

15 13.6

10 8.3

4.2
5
1.5
0.7
0
15 16 17 18 19 Total
Data Tawuran Tahun 2003
No POLRES Jml ks Jml Luka Meninggal Bukti Bukti
pelaku bnd bnd
tumpul tajam

1 Jkt .Pusat 9 42 3 - 1 2
2 Jkt..Utara 6 6 - - - 2
3 Jkt. Barat 2 1 1 1 - 1
4 Jkt.Selatan 36 23 17 - - 4
5 Jkt.Timur 17 77 85 - - -
6 Tangerang 4 16 1 - 1 2
7 Bekasi 26 130 4 - - 16
8 Depok 8 42 4 - 1 2
Jumlah 108 337 115 1 3 29
Kejadian tawuran pelajar di Jakarta
Tahun Jumlah Jml sekolah korban Meninggal
kasus terlibat luka
1989 50 35 29 6
1990 212 55 15 5
1991 260 42 23 5
1992 167 121 76 11
1993 80 90 59 10
1994 183 113 116 10
1995 194 127 108 13
1996 150 71 154 19
1997 NA NA NA 7
1998 230 NA 142 15
Penyebab Masalah Kesehatan Remaja :

a. Kurangnya pengetahauan &


ketrampilan, sikap & perilaku remaja
b. Kurang kepedualian orang tua,
masyarakat & pemerintah
c. Belum optimalnya pelayanan
kesehatan remaja
TINGKAT PARTISIPASI SEKOLAH LANJUTAN

LOKASI APM APK


Perkotaan 63,7 76,7
Perdesaan 43,7 52,3

Total 54 64

Angka Partisipasi Murni untuk tingkat sekolah lanjutan (SL) adalah persentase dari
penduduk usia SL (13-18 tahun) yang bersekolah di SL.

Angka Partisipasi Kasar untuk SL adalah persentase jumlah siswa pada SL sampai usia
24 tahun, terhadap penduduk usia SL.

PNBAI
KEGIATAN PADA REMAJA 15- 19 TAHUN

JENIS KELAMIN HANYA TIDAK SEKOLAH &


SEKOLAH TIDAK BEKERJA
Perempuan 49.7% 19.8%
Laki-laki 36.7% 12.4%

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2003 - 2003


Pengetahuan tentang risiko kehamilan
Perempaun dapat hamil dg berhubungan seks 1 x
Perempuan Laki - Laki
Umur
15-19 45,5 41,0
20-24 57,6 51,8
Tempat tinggal
Kota 54,4 54,0
Desa 40,4 35,5
Pddkn
< SD 35,5 28,9
Tamat SD 33,2 30,7
Sebagian SLTP 47,9 42,8
SLTP keatas 61,3 64,1
Total 49,5 45,5
Pengetahuan tentang penyebab anemi

Penyebab Perempuan Laki - Laki Total

15-19 20-24 15-19 20-24


< konsumsi 23,1 24,2 22,7 23,9 23,3
daging, ikan,
hati
<konsumsi 28,5 23,5 19,0 23,7 21,0
sayur & buah
Penyakit infeksi 0,4 0,5 0,3 0,4 0,4

Tdk tahu 24,7 15, 31,6 27,5 29,8


PENGETAHUAN REMAJA 15-19 TAHUN
TERHADAP PENGOBATAN ANEMIA (SKRRI
2002-2003)
PENGETAHUAN PEREMPUAN LAKI-LAKI
Minum pil tablet tambah 54.9 48.4
darah
Minum pil besi 10.5 14.5

Meningkatkan konsumsi 12.6 14.5


daging, ikan & hati
Meningkatkan konsumsi 20.2 14.9
sayuran
Lain-lain 18.3 16.7

Tidak tahu 20.3 25.2

51,7 % remaja putri anemi (SKRT ‘95)


Sumber Informasi Kesehatan
Reproduksi yg diterima Remaja
6.48

13.65 23.81 10.8

5.08
30.58

2.02

15.94 18.73
Teman
Guru 19.39
Ibu
2.01 8.94
Ayah Teman
Media cetak Ibu
Televisi Ayah
Guru

perempuan Laki-laki Televisi


Media cetak

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 - 2003


Tempat diskusi / curhat
0.5 28.9
1.4
0.4 55.3

7.7

4.1

14.1
1.4
35.5
teman ibu 43.5
ayah saudara sekandung 49.6

keluarga guru
petugas kesehatan toma
lain2 tidak ada

Perempuan : menstruasi 0.3


2.3
0.4 9.7 1.6
2.6
1.1
1.4

teman ibu
ayah saudara sekandung
keluarga guru
petugas kesehatan toma
lain2 tidak ada
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 - 2003
Laki-laki: mimpi basah
Pelayanan Kesehatan Remaja :
 Sangat berperan
 Pendekatan terintegrasi dan
komprehensif
 Termasuk pelayanan pengobatan dan
konseling
“Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)” atau
Adolescent Friendly Health Services (AFHS) dulu
dikenal dengan Youth Friendly Health Services
(YFHS).

Upaya pelayanan promotif, preventif, kuratif dan


rehabilitatif (lebih ditekankan pada upaya promotif
dan preventif) yang “peduli remaja”
Tantangan Pelayanan
Kesehatan pada Remaja :

Pihak Remaja :
 Tidak menyadari akan kebutuhan PKPR
 Enggan mengunjungi fasilitas kesehatan

Pihak orang tua dan masyarakat :


 Tidak setuju dengan materi PKPR
 Tidak memahami manfaatnya
Pihak pemberi layanan :
 Tidak menyadari manfaatnya
 Ragu karena tidak ada dukungan hukum/peraturan resmi
 Tidak yakin pada kemampuan diri
 Menganggap sebagai beban

Pihak pemerintah :
 Bukan program prioritas
 Belum ada wadah
 Belum lengkap perlindungan hukum
ISU STRATEGIS

a) Gaya Hidup
• Gaya Hidup Bersih dan Sehat
> Intervensi : Promosi tumbuh kembang dan
gaya hidup bersih dan sehat
b) Dukungan masyarakat dan pemerintah
1) Memperkuat peran masy & orang tua dan
bertanggungjawab dalam tumbuh kembang
remaja. Remaja terlibat dlm perencanaan,
pelaksanaan & evaluasi.
2) Menciptakan lingkungan kondusif &
revitalisasi UKS di tingkat sekolah lanjutan
3) Mengembangkan hubungan sehat antar
sebaya dengan memberikan PKHS pada
remaja
4) Melibatkan remaja dalam kegiatan sosial di
masy
5) Kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mendapat ketrampilan hidup
c) Pelayanan kesehatan
– Meningkatkan akses dan pemanfaatan
PKPR
d) Eksploitasi Pekerja Anak dan Seksual
Komersial Anak (ESKA)
– Perlindungan akibat yang merugikan
pekerja anak dan mengeliminasi Eska
e) Perlindungan hukum bagi petugas PKPR
– Penerbitan peraturan baru,
revisi/penyempurnaan perundangan
MANFAAT INTERVENSI
KESEHATAN REMAJA

1. Penurunan angka kesakitan dan kematian


remaja
2. Penurunan beban penyakit di masa
datang
3. Investasi generasi mendatang
4. Pemenuhan Hak Asasi Manusia
5. Perlindungan sumber daya manusia
• VISI :
Remaja Indonesia sehat fisik, mental
dan sosial serta tinggal di lingkungan
aman yang mendukung bagi
perkembangan dan pertumbuhannya.
MISI :

 Mewujudkan lingkungan kondusif bagi


tumbang remaja dengan meningkatkan
faktor pelindung & mengurangi faktor risiko
 Mendorong partisipasi semua pihak
terutama remaja sendiri untuk
meningkatkan kesehatan remaja
 Memelihara & meningkatkan pelayanan
kesehatan , termasuk memberikan informasi
pada remaja yang bermutu, merata &
terjangkau
 Mendorong perilaku gaya hidup sehat
TUJUAN :

Mempersiapkan remaja sehat menuju


kehidupan dewasa

 Perlu kesepakatan visi, misi dan strategi untuk


mencapai tujuan.
 Berkaitan erat dengan berbagai aspek sosial
dan perangkat hukum, keamanan lingkungan,
kesempatan pendidikan serta penyediaan
sarana olah raga dan rekreasi
STRATEGI INTERVENSI
A. Peningkatan partisipasi aktif remaja
dalam meningkatkan kesehatannya
– Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
– Tersusun program kesehatan remaja yg memenuhi
kebutuhan remaja, sesuai budaya Indonesia,
menimbulkan rasa memiliki & memotivasi &
memasarkan program di antara remaja
─ Kegiatan:kader kesehatan remaja, agent
perubahan, mediator ke PKPR
B. Peningkatan partisipasi orang tua
dan masyarakat

─ Tersusunnya rencana kerja secara


berkelanjutan sebagai upaya dan partisipasi
orang tua serta masyarakat pada umumnya
─ Kegiatan: promosi keterlibatan orang tua,
role model, awareness kpd masyarakat &
orang tua, advokasi
C. Peningkatan Kemitraan

– Dilaksanakan di setiap tingkat administrasi


– Terjalin antar sektor pemerintah/non
pemerintah, institusi/LSM, organisasi
profesi/masy, sektor swasta dan penyandang
dana
– Perlu revitalisasi atau fasilitasi pembentukan
forum/jaringan kemitraan
Output:
1. Peningkatan pemberian informasi yang
lengkap, tepat dan benar
2. Terciptanya lingkungan kondusif bagi
tumbuh kembang remaja
3. Tersedianya kecukupan sumber daya dan
pemanfaatannya secara efisien
D. Peningkatan Penyediaan dan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan yang
berkualitas

Out put :
– Peningkatan peran PEMDA khusus dalam
pengadaan sarana dan prasarana PKPR
– Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
– Kegiatan: advokasi kebijakan publik,
menggalang kemitraan, PKPR, monitoring &
evaluasi
INDIKATOR
A.Keterlibatan Remaja :
• Indikator input :
–Juml kader kesehatan remaja
–Juml pertemuan, diskusi, lokakarya antara remaja dengan
stakeholder
• Indikator Proses :
─Juml pertemuan, diskusi, lokakarya remaja dg stakeholder
• Indikator output :
─Juml rujukan kasus oleh remaja
─Juml konseling yang diberikan oleh konselor sebaya
─Juml KIE yang diberikan pendidik sebaya
─Juml jenis kegiatan dengan partisipasi remaja
B. Keterlibatan orang tua & masyarakat
• Indikator input :
─ Juml orang tua/toma yang terpapar informasi PKR
• Indikator Proses :
─ Juml pertemuan rutin orangtua/masy
─ Juml pelatihan orang tua/masy
─ Juml diskusi atau seminar kesehatan remaja atas
partisipasi/inisiatif orang tua/masy
• Indikator output :
─ Juml & jenis sarana/prasarana rekreasi/olah raga, yankes,
model pelayanan sebagai kontribusi orang tua & masy
─ Juml orang tua/masy melapor masalah kesehatan remaja
─ Juml kunjungan orang tua/masy yang mengajukan
konseling/inisiatif sendiri
C. Peningkatan Kemitraan :

• Indikator input :
– Adanya forum kemitraan yang berkelanjutan
• Indikator Proses :
– Frekwensi dan output pertemuan
– Rujukan silang medis dan sosial
– Jumlah kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan oleh
stake holder
• Indikator output :
– Adanya jejaring kerja KR yang berfungsi
– Adanya revisi undang-undang, penerbitan peraturan untuk
kepentingan KR
D. Peningkatan penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan
remaja yang berkualitas
• Indikator input :
─ Adanya forum kemitraan yang berkelanjutan
• Indikator Proses :
– Frekwensi dan output pertemuan
– Rujukan silang medis dan sosial
– Jumlah kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan oleh
stakeholder
• Indikator output :
– Adanya jejaring kerja KR yang berfungsi
– Adanya revisi undang-undang, penerbitan peraturan untuk
kepentingan KR
PENUTUP
• Remaja saat ini akan menjadi orang tua yang menjadi
harapan bangsa
• Masalah kesehatan remaja berkaitan dengan masalah
psiko-sosial, lingkungan sosial, perilaku orang tua dan
masyarakat dan peraturan perundangan
• Penanganan masalah remaja memerlukan kerjasama
multi-sektoral dan multidimensional, dengan intervensi
pada aspek preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
yang komprehensif
• Memerlukan dukungan orang tua, masyarakat
dan pemegang keputusan di pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai