Anda di halaman 1dari 46

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

NOMOR 58/KN/2023

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN


NEGARA NOMOR 163/KN/2014 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASI
(STANDARD OPERATING PROCEDURES) KANTOR WILAYAH DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyempurnakan pelaksanaan tugas


dan fungsi kantor wilayah di lingkungan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, perlu
menyempurnakan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Kantor Wilayah yang diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara Nomor 163/KN/2014 tentang
Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures)
Kantor Wilayah di Lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan
Negara Nomor 551/KN/2022;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara tentang Perubahan Keenam atas
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor
163/KN/2014 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard
Operating Procedures) Kantor Wilayah di Lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2021


tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1213);
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 551/KMK.01/2021
tentang Pedoman Pengelolaan Proses Bisnis di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
3. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor
163/KN/2014 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard
Operating Procedures) Kantor Wilayah di Lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara Nomor 551/KN/2022;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR


JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR 163/KN/2014
TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (STANDARD
OPERATING PROCEDURES) KANTOR WILAYAH DI
LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA.

PERTAMA : Beberapa ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal


Kekayaan Negara Nomor 163/KN/2014 tentang Standar
Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Kantor
Wilayah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor
551/KN/2022 tentang Perubahan kelima atas Keputusan
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 163/KN/2014
tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedures) Kantor Wilayah di Lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, diubah sebagai berikut:
1. Mengubah sebagian SOP terkait Penilaian dengan SOP yang
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini;
2. Mengubah sebagian SOP terkait Kepatuhan Internal,
Hukum, dan Informasi dengan SOP yang tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Direktur Jenderal ini.
3.

KEDUA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.
Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;
2. Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Keuangan;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
4. Para Direktur di lingkungan DJKN;
5. Para Kepala Kantor Wilayah DJKN;
6. Para Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Februari 2023

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,


Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b. Kepala Bagian PBMNRTTU, TTD

RIONALD SILABAN

ditandatangani secara elektronik


Moh. Arif Rochman
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN
NEGARA NOMOR 58/KN/2023
TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN
NEGARA NOMOR 163/KN/2014 TENTANG
STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD
OPERATING PROCEDURES) KANTOR WILAYAH
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

DAFTAR PERUBAHAN SOP PENILAIAN


KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan penilaian dan mewujudkan


layanan yang end-to-end kepada pengguna layanan, maka dipandang perlu
melakukan perubahan dengan menyempurnakan dan menggabungkan
beberapa SOP penilaian sebagai berikut:

JUDUL SOP SEBELUMNYA SOP PERUBAHAN


1. SOP Verifikasi Permohonan Penilaian 52. SOP Pelayanan Penilaian

2. SOP Pengumpulan Data dan Informasi

3. SOP Penyusunan Laporan Penilaian

4. SOP Pengendalian Kualitas Laporan


Penilaian (Kegiatan Pemaparan)

Perubahan SOP sebagaimana terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan


dari Keputusan Direktur Jenderal tentang SOP Kantor Wilayah DJKN dan
merupakan salah satu pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor
Wilayah di lingkungan DJKN.

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

TTD

RIONALD SILABAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b. Kepala Bagian PBMNRTTU,

ditandatangani secara elektronik


Moh. Arif Rochman
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN
NEGARA NOMOR 58/KN/2023
TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN
NEGARA NOMOR 163/KN/2014 TENTANG
STANDAR PROSEDUR OPERASI (STANDARD
OPERATING PROCEDURES) KANTOR WILAYAH
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

DAFTAR PERUBAHAN SOP


BIDANG KEPATUHAN INTERNAL, HUKUM, DAN INFORMASI
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

Terdapat sejumlah SOP yang diperbarui dalam rangka penyempurnaan


berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun SOP yang diperbarui adalah
sebagai berikut:

JUDUL SOP SEBELUMNYA JUDUL SOP PERUBAHAN


32. Pembuatan Surat Kuasa Khusus 32. Permohonan Surat Kuasa Khusus
(SKU) Perkara Eks BPPN, Eks BDL (SKU) Perkara Eks BPPN, Eks BDL
dan ABMA/T (TGR dan Non TGR) dan ABMA/T (TGR dan Non TGR)
33. Pembuatan Surat Kuasa Khusus 33. Permohonan Surat Kuasa Khusus
(SKU) Non TGR (SKU) Non TGR
34. Pembuatan Surat Kuasa Khusus 34. Permohonan Surat Kuasa Khusus
(SKU) Perkara TGR (SKU) Perkara TGR
35. Pembuatan Surat Kuasa Khusus 35. Permohonan Surat Kuasa Khusus
(SKU) Perkara TUN (SKU) Perkara TUN

Perubahan SOP sebagaimana terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan


dari Keputusan Direktur Jenderal tentang SOP Kantor Wilayah DJKN dan
merupakan salah satu pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor
Wilayah di lingkungan DJKN.

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

TTD

RIONALD SILABAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b. Kepala Bagian PBMNRTTU,

ditandatangani secara elektronik


Moh. Arif Rochman
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KANTOR WILAYAH DJKN

Standar Operasional Prosedur


Pelayanan Penilaian
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke-
52-Kanwil-Penilaian

1) Deskripsi
Pelayanan penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini
nilai atas suatu objek penilaian pada saat tertentu yang dilaksanakan oleh
penilai pemerintah. Pelaksanaan Penilaian meliputi:
a. identifikasi atas permohonan atau penugasan Penilaian;
b. penentuan tujuan Penilaian;
c. pengumpulan data dan informasi;
d. analisis data dan informasi;
e. penentuan pendekatan Penilaian;
f. simpulan nilai; dan
g. penyusunan laporan Penilaian.

2) Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 tahun 2020;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 64/PMK/2016 tentang Penilai
Pemerintah di Lingkungan DJKN;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.06/2020 tentang Penilaian
oleh Penilai Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara;
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 781/KMK.01/2019 tentang
Pelimpahan Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Bentuk Mandat Kepada
Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
e. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 507/KMK.06/2019 tentang
Kewenangan Pejabat Fungsional Penilai Pemerintah di Lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
f. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 2/KN/2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penilaian, Kendali Mutu, Dan Kaji Ulang Atas
Laporan Penilaian Oleh Penilai Pemerintah Di Lingkungan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara;
g. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 3/KN/2021 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Properti;
h. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 5/KN/2021 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Kekayaan Negara yang Dikuasai Negara Berupa
Sumber Daya Alam;
i. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 7/KN/2022 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Tanpa Survei Lapangan;
j. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 9/KN/2022 tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor
2/KN/2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian, Kendali Mutu, Dan
Kaji Ulang Atas Laporan Penilaian Oleh Penilai Pemerintah Di Lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
k. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 291/KN/2020
tentang Pedoman Analisis Kelayakan Bisnis Proposal Rencana Usaha Kerja
Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara;
l. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 453/KN/2020
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Penilaian Oleh Penilai Pemerintah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

3) Ketertautan
a. SOP Penerbitan Surat Tugas (ST) dan Surat Perjalanan Dinas (SPD);
b. SOP Permintaan Bantuan Teknis;
c. SOP Penilaian Tanpa Survei Lapangan Objek Objek Penilaian berupa
Properti/Bisnis;
d. SOP Penilaian Tanpa Survei Lapangan Objek Objek Penilaian berupa SDA.

4) Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Pemohon;
b. Kepala Kantor;
c. Kasubbag TU RT;
d. Pejabat Fungsional Penilai Pemerintah (PFPP);
e. Penilai Pemerintah yang dipilih sebagai Penelaah;
f. Penilai Pemerintah Perorangan/Tim Penilai;
g. Unit Kerja Lainnya (KP/Kanwil/KPKNL Terkait).

5) Persyaratan dan Perlengkapan


Penilaian Properti
a. Persyaratan dan perlengkapan permohonan penilaian Properti untuk tanah
dan/atau bangunan berupa:
1. Latar belakang permohonan;
2. Tujuan penilaian, meliputi:
a) Penilaian Barang Milik Negara dalam rangka pada Pengguna
Barang/ Kuasa Pengguna Barang yang kewenangan
pengelolaannya berada pada Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat
Eselon II pada Kantor Pusat, dalam rangka:
i. Penyusunan neraca Pemerintah Pusat;
ii. Pemanfaatan;
iii. Pemindahtanganan; atau
iv. Pelaksanaan kegiatan lain sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan di bidang pengelolaan Barang Milik
Negara, antara lain surat berharga syariah negara dan
asuransi Barang Milik Negara.
b) Penilaian Barang Milik Daerah dan/atau kekayaan daerah pada
Pemerintah Provinsi;
c) Penilaian dalam rangka pengelolaan aset Badan Usaha Milik
Daerah yang di dalamnya terdapat saham milik Pemerintah
Provinsi;
d) Penilaian barang yang akan menjadi Barang Milik Negara/Daerah
melalui cara tukar menukar yang proses tukar menukarnya
menjadi kewenangan Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat Eselon II
pada Kantor Pusat; dan
e) Penilaian dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
atau pelaksanaan kebijakan Pemerintah Pusat berdasarkan
penugasan Menteri atau Direktur Jenderal.
3. Deskripsi Objek Penilaian tanah dan/atau bangunan meliputi lokasi
dan alamat objek, jumlah, dan luas bidang tanah dan/ atau
bangunan untuk objek Penilaian berupa tanah dan/ atau bangunan;
4. Fotokopi Dokumen kepemilikan:
a) Fotokopi sertipikat (untuk objek Penilaian berupa tanah)
dan/atau Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
b) Jika dokumen kepemilikan tanah berupa sertifikat seperti
tersebut dalam point a belum ada, maka dapat diganti dengan:
i. fotokopi dokumen kepemilikan/penguasaan, seperti Akta Jual
Beli (AJB), Girik, Letter C, Berita Acara Serah Terima (BAST)
terkait perolehan barang, dan Ledger jalan;
ii. surat pernyataan tanggung jawab bermeterai cukup dari
Pemohon yang menyatakan bahwa tanah tersebut benar-benar
dimiliki/ dikuasai untuk objek berupa:
- Barang Milik Negara; atau
- barang yang akan ditetapkan statusnya menjadi Barang Milik
Negara.
c) Jika dokumen kepemilikan bangunan berupa IMB seperti tersebut
pada poin a belum ada, maka dapat diganti dengan surat
keterangan tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
d) Bukti kepemilikan dan dokumen penatausahaan untuk Penilaian
Barang Milik Negara yang berasal dari aset lain-lain, meliputi:
i. fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) Barang Milik
Negara, untuk objek Penilaian Barang Milik Negara yang
berasal dari aset lain-lain; atau
ii. fotokopi penetapan dari kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan
kebudayaan yang menetapkan barang muatan kapal
tenggelam sebagai Barang Milik Negara, untuk objek Penilaian
berupa Barang Milik Negara yang berasal dari barang muatan
kapal tenggelam.
5. Fotokopi dokumen penatausahaan barang;

b. Persyaratan dan perlengkapan permohonan penilaian Properti untuk


selain tanah dan/atau bangunan berupa:
1. Latar belakang permohonan;
2. Tujuan penilaian, meliputi:
a) Penilaian Barang Milik Negara pada Pengguna Barang/ Kuasa
Pengguna Barang yang kewenangan pengelolaannya berada pada
Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat Eselon II pada Kantor Pusat,
dalam rangka:
i. Penyusunan neraca Pemerintah Pusat;
ii. Pemanfaatan;
iii. Pemindahtanganan; atau
iv. Pelaksanaan kegiatan lain sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan di bidang pengelolaan Barang Milik
Negara, antara lain surat berharga syariah negara dan
asuransi Barang Milik Negara.
b) Penilaian Barang Milik Daerah dan/atau kekayaan daerah pada
Pemerintah Provinsi;
c) Penilaian dalam rangka pengelolaan aset Badan Usaha Milik
Daerah yang di dalamnya terdapat saham milik Pemerintah
Provinsi;
d) Penilaian barang yang akan menjadi Barang Milik Negara/Daerah
melalui cara tukar menukar yang proses tukar menukarnya
menjadi kewenangan Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat Eselon
II pada Kantor Pusat; dan
e) Penilaian dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
atau pelaksanaan kebijakan Pemerintah Pusat berdasarkan
penugasan Menteri atau Direktur Jenderal.

3. Deskripsi Objek Penilaian selain tanah dan/atau bangunan


Deskripsi obyek penilaian meliputi: lokasi, spesifikasi, dan jumlah
untuk objek Penilaian, serta ditambahkan:
a) nama dan jenis barang, untuk objek Penilaian berupa Barang
Milik Negara dan aset yang akan menjadi Barang Milik Negara;
b) keterangan berat, untuk objek Penilaian berupa limbah padat
(scrap); atau
c) keterangan volume, untuk objek Penilaian berupa limbah cair.

4. Fotokopi Dokumen kepemilikan:


a) fotokopi bukti kepemilikan atas aset yang memiliki bukti
kepemilikan
b) bukti kepemilikan dan dokumen penatausahaan untuk Penilaian
Barang Milik Negara yang berasal dari aset lain-lain, meliputi
surat pernyataan tanggung jawab bermeterai cukup dari Pemohon
yang menyatakan bahwa tanah tersebut benar-benar dimiliki/
dikuasai untuk objek berupa:
- Barang Milik Negara;
- barang yang akan ditetapkan statusnya menjadi Barang Milik
Negara; atau
c) Bukti kepemilikan dan dokumen penatausahaan untuk Penilaian
Barang Milik Negara yang berasal dari barang rampasan negara,
barang gratifikasi, dan aset lain-lain, meliputi:
i. fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) Barang Milik Negara,
untuk objek Penilaian Barang Milik Negara yang berasal dari
aset lain-lain; atau
ii. fotokopi penetapan dari kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan
kebudayaan yang menetapkan barang muatan kapal tenggelam
sebagai Barang Milik Negara, untuk objek Penilaian berupa
Barang Milik Negara yang berasal dari barang muatan kapal
tenggelam.
5. Fotokopi dokumen penatausahaan barang;
Penilaian Sumber Daya Alam
Permohonan penilaian Sumber Daya Alam yang berada pada wilayah lebih
dari 1 (satu) wilayah kerja, berupa:
1. Latar belakang permohonan;
2. Tujuan Penilaian, meliputi;
a) Penilaian Minyak Bumi, Gas Bumi, Mineral, Batu Bara, Energi
Baru, dan Energi Terbarukan dilakukan dalam rangka
penatausahaan, pemanfaatan, pengusahaan atau perkiraan
potensi;
b) Penilaian Hutan dilakukan dalam rangka penatausahaan,
pemanfaatan, penggunaan atau perkiraan nilai ekonomi;
c) Penilaian Kelautan dan Perikanan dilakukan dalam rangka
penatausahaan, pemanfaatan, pengusahaan atau perkiraan nilai
ekonomi;
d) Penilaian Sumber Daya Air dilakukan dalam rangka
penatausahaan, pengusahaan atau perkiraan potensi.
e) pelaksanaan kegiatan lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Deskripsi objek Penilaian:
a) Deskripsi objek Penilaian untuk Minyak Bumi, Gas Bumi, Mineral,
Batu Bara, Energi Baru, dan Energi Terbarukan paling sedikit
meliputi: lokasi, jenis, sistem penambangan, kuantitas,
kualitas/kadar dan luas wilayah usaha/kerja;
b) Deskripsi objek Penilaian untuk Hutan paling sedikit meliputi:
letak, luas, batas, status kawasan, fungsi; atau
c) Deskripsi objek Penilaian untuk Kelautan, Perikanan, dan Sumber
Daya Air paling sedikit meliputi: letak, luas, batas dan potensi;
dan
4. Dokumen objek Penilaian
a) fotokopi Kontrak Kerja Sama, untuk minyak bumi dan/atau gas
bumi;
b) fotokopi Izin Usaha Pertambangan, fotokopi Izin Usaha
Pertambangan Khusus, fotokopi Kerjasama Operasi Bersama,
fotokopi Kontrak Karya, fotokopi Kuasa Pertambangan, dan/ atau
fotokopi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara,
untuk mineral, batu bara, energi baru, atau energi terbarukan;
c) fotokopi Izin Usaha Pemanfaatan, fotokopi Izin Usaha Penggunaan,
fotokopi Izin Pemungutan Hasil, dan/ atau fotokopi Keputusan
penunjukan atau penetapan kawasan hutan, untuk hutan;
d) fotokopi Izin Usaha Pemanfaatan, fotokopi Izin Usaha
Pengusahaan, dan/ atau fotokopi Keputusan penunjukan kawasan
pemanfaatan, untuk kelautan dan perikanan;
e) fotokopi Izin Pengusahaan sumber daya air, dan/ atau fotokopi
keputusan penunjukan kawasan, untuk sumber daya air; atau
f) fotokopi Izin Pengusahaan/Pemanfaatan, untuk sumber daya alam
lainnya dari Pengelola Sektor.
5. Dokumen Lainnya
Dalam hal objek Penilaian sumber daya alam belum diusahakan atau
dikerjasamakan dengan pihak ketiga, dokumen sebagaimana
dimaksud pada poin 4 diganti dengan surat keterangan dari
Pemohon bahwa objek Penilaian sumber daya alam belum
diusahakan atau dikerjasamakan.
Pengumpulan data dan/atau Informasi Objek Penilaian:
a. Berkas Permohonan Penilaian yang lengkap dan telah diverifikasi;
b. Surat Keputusan Penilai Pemerintah Perorangan / Tim Penilai;
c. Surat Tugas pelaksanaan pengumpulan data dan informasi yang
diterbitkan oleh Kepala Kantor.

Penyusunan Laporan Penilaian:


a. BASL/ Pemenuhan Tambahan Kebutuhan Data/ Formulir Pendataan
dan Surat Keterangan;
b. Laporan Penilaian paling sedikit memuat:
a) pernyataan Penilai Pemerintah;
b) asumsi dan syarat pembatas;
c) uraian objek Penilaian;
d) tujuan Penilaian;
e) tanggal survei lapangan, tanggal surat keterangan, atau tanggal
BAPD;
f) tanggal Penilaian;
g) hasil analisis data dan informasi;
h) pendekatan Penilaian; dan
i) simpulan nilai.
c. Laporan Penilaian ditulis dalam bahasa Indonesia.

6) Keluaran (Output)
1. Naskah Dinas Kepala Kantor terkait:
a. Permintaan:
1) kelengkapan data dan informasi penilaian; atau
2) konfirmasi data dan informasi objek penilaian.
b. Penyampaian usulan nama Penilai untuk ditetapkan dalam SK Penilai
Pemerintah Perorangan/Tim Penilai;
c. Penyampaian hal terkait pembiayaan pelaksanaan Penilaian;
d. Penyampaian jadwal pengumpulan data dan informasi;
e. Permintaan data guna pelaksanaan penilaian tanpa survei lapangan
berupa formulir pendataan dan surat keterangan yang menyatakan
bahwa data dan informasi yang tercantum dalam formulir sesuai
dengan kondisi yang ada;
f. Permintaan tambahan kebutuhan data;
g. Penerusan permohonan penilaian kepada Kantor Pusat/ Kanwil
/KPKNL;
h. Pengembalian permohonan penilaian;
i. Permintaan bantuan tenaga penilai dan/atau bantuan teknis penilaian;
j. Penyampaian Laporan Penilaian.
2. Berita Acara terkait:
a. Berita Acara Survei Lapangan (BASL);
b. Berita Acara Pengumpulan Data (BAPD);
c. Berita Acara Tambahan Kebutuhan Data (BATKD); atau
d. Berita Acara Tidak dapat melakukan Survei Lapangan (BATSL).
3. Laporan Penilaian.
7) Jangka Waktu Penyelesaian
1. Penilaian Properti

Jangka waktu penyelesaian pelayanan penilaian disesuaikan dengan jenis


pengelolaan BMN, jenis objek penilaian, dan jumlah objek penilaian, yang
diajukan pengelolaannya. Jangka waktu penyelesaian dihitung sejak
permohonan penilaian diterima Kepala Kantor sampai dengan penyampaian
produk berupa laporan penilaian kepada pemohon.

Adapun jangka waktu maksimal penyelesaian pelayanan penilaian yaitu:

Jangka waktu maksimal penyelesaian


Jumlah objek Selain
Pemanfaatan
yang pemanfaatan dan
dimohonkan pemindahtanganan
Selain Sewa Sewa
BMN/BMD

Paling lambat 44 Paling lambat 17 Paling lambat 37


1 s.d 5
hari kerja hari kerja hari kerja

Paling lambat 46 Paling lambat 19 Paling lambat 39


6 s.d. 10
hari kerja hari kerja hari kerja

Paling lambat 48 Paling lambat 21 Paling lambat 41


11 s.d.15
hari kerja hari kerja hari kerja
dst. dengan
Bertambah 2 hari kerja setelah kelipatan 5 objek
kelipatan 5 objek

Jangka waktu maksimal penyelesaian


Jumlah objek yang dimohonkan
Pemindahtanganan
Kendaraan: 1 s.d 10
Paling lambat 33 hari kerja
Selain Kendaraan: 1. s.d 50
Kendaraan: 11 s.d. 20
Paling lambat 35 hari kerja
Selain Kendaraan: 51 s.d 100
Kendaraan: 21 s.d. 30
Paling lambat 37 hari kerja
Selain Kendaraan: 101 s.d 150

dst. dengan kelipatan Bertambah 2 hari kerja setelah kelipatan


10 kendaraan/50 objek selain kendaraan) 10 kendaraan/50 objek selain kendaraan

Sebagai panduan, jangka waktu maksimal penyelesaian layanan per masing-


masing tahapan adalah sebagai berikut:
Jangka Waktu Maksimal Penyelesaian
(dalam hari kerja)
Penilaian Selain
Dalam Rangka Penilaian Dalam
No. Kegiatan
Pemanfaatan Rangka
BMN/BMD Pemanfaatan/
Selain Pemindahtanganan
Sewa
Sewa BMN/BMD
Verifikasi dokumen permohonan penilaian
terkait kewenangan, ketersediaan tenaga
1 penilai dan Pembiayaan, serta penerbitan 3 3 3
Surat Keputusan (SK) Penilai Pemerintah
Perorangan/ Tim Penilai
Identifikasi permohonan penilaian
2
berdasarkan jumlah objek yang diusulkan:

a 1 s.d 5 2 2 2

b 6 s.d. 10 3 3 3

11 s.d. 15 dst. dengan kelipatan 5 objek


c (bertambah 1 hari kerja setelah kelipatan 4 4 4
5 objek.)

Penerbitan Surat Tugas (ST) Penilai


Pemerintah Perorangan/ Tim Penilai, dan
3 penerbitan naskah dinas penyampaian 2 2 2
jadwal pengumpulan data dan informasi
(survei lapangan/ tanpa survei lapangan)

Pengaturan sumber daya, koordinasi, dan


persiapan pelaksanaan pengumpulan data
dan informasi (sejak tanggal naskah dinas
4 10 10
penyampaian jadwal pengumpulan data 5
dan informasi sampai dengan dimulainya
pengumpulan data dan informasi)

5 Pengumpulan data dan informasi 5 5


Penyusunan laporan penilaian sesuai
6
jumlah objek penilaian

a 1 s.d 5 20 3 13

b 6 s.d. 10 21 4 14
11 s.d. 15 dst. dengan kelipatan 5 objek.
c (bertambah 1 hari kerja setelah kelipatan 22 5 15
5 objek.)
Kendali Mutu Laporan Penilaian
7 (Pemaparan Konsep Laporan Penilaian/ 2 2 2
Routing Slip)

Penilaian Dalam Rangka


No. Kegiatan
Pemindahtanganan BMN/ BMD

Verifikasi dokumen permohonan penilaian


terkait kewenangan, ketersediaan tenaga
1 penilai dan Pembiayaan, serta penerbitan 3
Surat Keputusan (SK) Penilai Pemerintah
Perorangan/ Tim Penilai.
Identifikasi permohonan penilaian
2
berdasarkan jumlah objek yang diusulkan:
Kendaraan : 1 s.d 10
a 2
Selain Kendaraan : 1. s.d 50
Kendaraan : 11 s.d. 20
b 3
Selain Kendaraan : 51 s.d 100
Kendaraan : 21 s.d. 30 dst. dengan
kelipatan 10 objek. (bertambah 1 hari
kerja setelah kelipatan 10 objek)
c 4
Selain Kendaraan : 101 s.d 150 dst.
Dengan kelipatan 50 objek. (bertambah 1
hari kerja setelah kelipatan 50 objek)
Penerbitan Surat Tugas (ST) Penilai
Pemerintah Perorangan/ Tim Penilai, dan
penerbitan naskah dinas penyampaian
3 2
jadwal pengumpulan data dan informasi
(survei lapangan/ tanpa survei lapangan)
kepada pemohon.
Pengaturan sumber daya, koordinasi, dan
persiapan pelaksanaan pengumpulan data
dan informasi (sejak tanggal naskah dinas
4 10
penyampaian jadwal pengumpulan data
dan informasi sampai dengan dimulainya
pengumpulan data dan informasi)
5 Pengumpulan data dan informasi 5

Penyusunan laporan penilaian sesuai


6
jumlah objek penilaian
Kendaraan : 1. s.d 10
a 9
Selain Kendaraan : 1 s.d 50
Kendaraan : 11 s.d 20
b 10
Selain Kendaraan : 51 s.d. 100

Kendaraan : 21 s.d 30 dst. Dengan


kelipatan 10 objek. (bertambah 1 hari
kerja setelah kelipatan 10 objek)
c 11
Selain Kendaraan : 101 s.d. 150 dst.
dengan kelipatan 50 objek. (bertambah 1
hari kerja setelah kelipatan 50 objek)

Kendali Mutu Laporan Penilaian


7 2
(Pemaparan Konsep Laporan Penilaian)

2. Penilaian Sumber Daya Alam


Jangka Waktu Penyelesaian
No. Kegiatan
Paling lambat (dalam hari kerja)

Verifikasi dokumen permohonan penilaian


terkait kewenangan, ketersediaan tenaga
1 penilai dan Pembiayaan, serta penerbitan 3
Surat Keputusan (SK) Penilai Pemerintah
Perorangan/ Tim Penilai.

2 Identifikasi permohonan penilaian 4

Penerbitan Surat Tugas (ST) Penilai


Pemerintah Perorangan/ Tim Penilai, dan
penerbitan naskah dinas penyampaian
3 2
jadwal pengumpulan data dan informasi
(survei lapangan/ tanpa survei lapangan)
kepada pemohon.

Pengaturan sumber daya, koordinasi, dan


persiapan pelaksanaan pengumpulan data
dan informasi (sejak tanggal naskah dinas
4 10
penyampaian jadwal pengumpulan data
dan informasi sampai dengan dimulainya
pengumpulan data dan informasi)

5 Pengumpulan data dan informasi 7


Penyusunan laporan penilaian sesuai
6 22
jumlah objek penilaian
Kendali Mutu Laporan Penilaian
7 (Pemaparan Konsep Laporan Penilaian/ 2
Routing Slip)
Jangka waktu penyelesaian terhitung sejak permohonan penilaian diterima
Kepala Kantor pada jam pelayanan hari kerja. Dalam hal permohonan diterima
di luar jam pelayanan, maka permohonan akan terhitung diterima sejak hari
kerja berikutnya. Dikecualikan dari perhitungan norma waktu di atas, untuk
kondisi sebagai berikut:
No Kondisi Tindak Lanjut

1. Terdapat kekurangan data dan/ atau a. Dalam waktu paling lambat 5 hari
informasi pada dokumen administrasi kerja sejak permohonan diterima,
persyaratan permohonan penilaian yang Penilai harus menginformasikan dan
harus dilengkapi dan/atau dikonfirmasi ke memintakan atau mengonfirmasi
pemohon. kekurangan data dan/ atau informasi
dimaksud melalui naskah dinas
resmi yang ditandatangani oleh
kepala kantor kepada pemohon
perihal permintaan kelengkapan/
konfirmasi data dan/atau informasi;
b. Pemohon diberi waktu 15 (lima belas)
hari kerja untuk melengkapi
permohonan. Apabila pemohon tidak
menyampaikan kelengkapan/
konfirmasi data dan/atau informasi
dalam kurun waktu tersebut, maka
permohonan penilaian dikembalikan
kepada pemohon;
c. Norma waktu perhitungan akan
dihentikan sementara waktu sejak
tanggal naskah dinas permintaan
kelengkapan/ konfirmasi data
dan/atau informasi sampai dengan
tanggal diterimanya tambahan
kebutuhan data oleh kepala kantor.

2. Membutuhkan bantuan tenaga penilai a. Menyampaikan naskah dinas


dan/ atau bantuan teknis penilaian dari permintaan bantuan tenaga penilai
Kantor Wilayah. dan/atau bantuan teknis kepada
Kantor Wilayah paling lambat 3 hari
kerja sejak permohonan diterima;
b. Perhitungan norma waktu dihentikan
sementara sejak tanggal
penyampaian permintaan bantuan
sampai dengan Kantor Wilayah
menyampaikan nama Penilai.

3. a. Anggaran tidak mencukupi dan/atau a. Koordinasi dan konfirmasi melalui


tidak tersedia untuk melaksanakan naskah dinas kepala kantor kepada
penilaian; pemohon perihal pembiayaan
b. Pelaksanaan Penilaian dibebankan penilaian;
pada pemohon sesuai dengan b. Menyampaikan naskah dinas
ketentuan namun belum disebutkan konfirmasi dan pemberitahuan
terkait pembebanan biaya dalam kepada pemohon sesuai dengan
permohonan. ketentuan bahwa pembiayaan
pelaksanaan Penilaian dibebankan
pada anggaran Pemohon;
c. Norma waktu perhitungan akan
dihentikan sementara waktu sejak
tanggal naskah dinas disampaikan
sampai dengan naskah dinas
tindaklanjut/ tanggapan dari
pemohon diterima oleh kepala kantor.
4. Dalam hal ditemukan fakta baru terkait a. Menyampaikan naskah dinas kepada
objek Penilaian pada saat pelaksanaan pemohon perihal permintaan
survei lapangan yang ditindaklanjuti tambahan kebutuhan data sesuai
dengan Berita Acara Tambahan dengan BATKD;
Kebutuhan Data (BATKD)
b. Pemohon menyampaikan tambahan
kebutuhan data dengan jangka waktu
paling lama 15 (lima belas) hari kerja
sejak tanggal BATKD ditandatangani.
Apabila pemohon tidak melengkapi
permohonan dalam kurun waktu
tersebut, maka berkas permohonan
penilaian dikembalikan kepada
pemohon;
c. Norma waktu perhitungan akan
dihentikan sementara waktu sejak
tanggal penandatanganan BATKD
sampai dengan tanggal penyampaian
tambahan kebutuhan data oleh
pemohon.

5. Dalam hal Penilai Pemerintah a. Penilai Pemerintah/Tim Penilai


Perorangan/Tim Penilai tidak dapat menyatakan secara tegas penyebab
melaksanakan survei lapangan karena tidak dapat dilakukannya survei
salah satu di antara kondisi berikut: lapangan sesuai dengan format yang
a. Pihak yang menguasai objek penilaian telah ditentukan.
tidak kooperatif; b. Dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak
penandatanganan BATSL, Kantor
b. Adanya pihak lain yang melakukan
menindaklanjuti kondisi tersebut
tindakan menghambat/ menghalangi;
dengan mengembalikan berkas
c. Tidak terjaminnya keamanan/ permohonan secara tertulis.
kesalamatan penilai;
d. Terjadi peristiwa yang dikategorikan
sebagai keadaan kahar (force
majeure); dan/atau
e. objek Penilaian tidak dapat diketahui
keberadaannya atau tidak dapat
ditemukan.

Ditindaklanjuti dengan penerbitan Berita


Acara Tidak Dapat Melakukan Survei
Lapangan (BATSL).

8) Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi Kantor Wilayah DJKN untuk memastikan bahwa
pelayanan penilaian telah sesuai dengan ketentuan. Dalam hal terdapat
kesulitan teknis yang mengakibatkan SOP ini tidak terpenuhi maka Penilaian
tidak dapat dilaksanakan.
9) Matriks RASCI
Unit Kerja
Penilai
Lainnya (KP/
Kepala Kasubbag Pemerintah
Pelayanan Penilaian Pemohon Kanwil/
Kantor Umum
PFPP Penelaah
Perorangan/
KPKNL
Tim Penilai
Terkait)
Penyampaian permohonan
melalui naskah dinas/
R/A I S
Sistem Informasi Penilaian
(SIP)

Verifikasi kewenangan
Kantor Pelayanan,
R/A R/S
ketersediaan tenaga
penilai, dan pembiayaan

Penyusunan naskah dinas


perihal penerusan
permohonan penilaian atau
pengembalian permohonan I I A S
penilaian dalam hal
permohonan bukan
kewenangan DJKN.

Penyusunan Surat
A R/S S I
Keputusan Kepala Kantor

Identifikasi permohonan
penilaian dengan
melakukan verifikasi
I I I/S R/A
kelengkapan dan
kelayakan dokumen
permohonan penilaian

Penyusunan naskah dinas


perihal permintaan I A R
bantuan teknis Penilaian.

Penyusunan naskah dinas


Kepala Kantor perihal
konfirmasi/ permintaan
kelengkapan data dan
informasi/ formulir
pendataan berikut surat
keterangan dari Pengelola I A S S
Barang, Pengguna/ Kuasa
Pengguna Barang/
penyampaian jadwal
pelaksanaan survei
lapangan/ pengembalian
permohonan penilaian

Penyusunan naskah dinas


Kepala Kantor perihal
I A S R/S
penyampaian jadwal survei
lapangan

Pengumpulan data
dan/atau informasi dengan
mekanisme survei I/S I I R/A
lapangan atau tanpa survei
lapangan

Penyusunan Naskah Dinas


Penyampaian BATKD atau I A S R/A
BATSL kepada pemohon

Penyusunan laporan
I I R/A
penilaian
Pelaksanaan kendali mutu
atas laporan Penilaian yang
dilakukan dengan
Penelaahan atas konsep
laporan Penilaian melalui
I S R/C R/A
kegiatan pemaparan dan
pemeriksaan routing slip
untuk Laporan Penilaian
dalam rangka penyusunan
LKPP/ LKPD

Penyampaian laporan
A S R/S
penilaian kepada pemohon.

10) Prosedur Kerja

Norma Waktu
Langkah Kerja Satuan Produk Peralatan Efektif
(menit)
1) Kepala Kantor menerima Disposisi Otomatis 2
permohonan/penerusan permohonan
penilaian yang diterima dari pemohon
penilaian melalui naskah dinas yang
dikirim ataupun melalui Sistem
Informasi Penilaian (SIP) berupa
identitas objek yang dimohonkan, jenis
nilai yang dimohonkan, serta data dan
informasi terkait dengan objek yang
dimohonkan dari Pemohon Penilaian
dan disertai dokumen pendukung,
kemudian mendisposisikan
permohonan tersebut kepada PFPP
untuk diverifikasi terkait kewenangan
penilaian, ketersediaan tenaga penilai,
dan pembiayaan.
2) Berdasarkan disposisi Kepala Kantor, Dokumen Otomatis 240
maka PFPP melakukan verifikasi atas
kewenangan penilaian, ketersediaan
tenaga penilai, dan pembiayaan.
3) Berdasarkan hasil verifikasi, PFPP Dokumen Otomatis 60
menyusun konsep naskah dinas terkait:
1. Usulan Penilai Pemerintah untuk
melaksanakan Penilaian secara
perorangan atau pembentukan tim
Penilai dan menyusun ND
permohonan penerbitan SK kepada
Kepala Kantor, dalam hal verifikasi
atas kewenangan penilaian,
ketersediaan tenaga penilai, dan
pembiayaan telah sesuai;
2. penerusan permohonan penilaian
kepada KPKNL/Kanwil/Kantor
Pusat dalam hal permohonan
tersebut merupakan kewenangan
unit lain di lingkungan DJKN;
3. permintaan bantuan tenaga penilai
dalam hal tenaga penilai tersebut
kurang mencukupi dalam rencana
pelaksanaan kegiatan penilaian;
4. pembiayaan pelaksanaan Penilaian,
dalam hal anggaran pada kantor
tidak mencukupi dan/atau tidak
tersedia dapat dibebankan pada:
a. anggaran Direktorat Jenderal
dan anggaran kementerian/
lembaga;
b. anggaran kementerian/
lembaga; atau
c. anggaran pihak selain
Direktorat Jenderal dan
kementerian/lembaga, yang
mendapatkan BMN sebagai
Penyertaan Modal Pemerintah
Pusat.
Pembiayaan dibebankan pada
pemohon, dalam hal penilaian atas:
a. Barang Milik Daerah dan/atau
kekayaan daerah;
b. aset Badan Usaha Milik
Daerah/Desa
c. barang yang akan menjadi
Barang Milik Daerah;
d. aset Badan Layanan Umum
Daerah;
e. aset lembaga atau badan
hukum non swasta lainnya;
f. aset Badan Usaha Milik Negara
atau badan hukum yang di
dalamnya terdapat kepemilikan
negara;
g. aset Perusahaan Perseroan
(Persero) di bawah pembinaan
dan pengawasan Menteri
Keuangan dan aset perseroan
terbatas yang sebagian
sahamnya dimiliki oleh negara
dan anak perusahaan persero
sepanjang disetujui Rapat
Umum Pemegang Saham
(RUPS) anak perusahaan
persero; atau
h. objek Penilaian lainnya yang
dimohonkan oleh selain
kementerian/ lembaga.
5. pengembalian permohonan
penilaian kepada pemohon, dalam
hal bukan menjadi kewenangan
penilai di lingkungan DJKN.
4) Kepala Kantor Menerima ND Disposisi Otomatis 2
permohonan penerbitan SK dan
menunjuk Penilai Pemerintah
Perorangan/ Tim Penilai untuk
ditetapkan dalam SK, serta
menyampaikan kepada Kasubbag
Umum.
5) Kasubbag Umum menyusun SK Penilai Dokumen Otomatis 45
Pemerintah Perorangan/ Tim Penilai
dan disampaikan kepada Kepala Kantor
untuk dimintakan penetapan.

6) Kepala Kantor Memeriksa dan Dokumen Semiotomatis 3


menandatangani SK Penilai Pemerintah
Perorangan/ Tim Penilai
7) Kasubbag Umum menerima dan Disposisi Semiotomatis 4
menyampaikan SK kepada Penilai
Pemerintah Perorangan/ Tim Penilai
8) Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim Dokumen Otomatis 720
Penilai melakukan identifikasi atas
permohonan atau penugasan Penilaian
yang dilakukan dengan cara verifikasi
atas kelengkapan dan kelayakan data
dan informasi permohonan atau
penugasan Penilaian Properti sesuai
dengan Formulir Verifikasi Dan Analisis
Permohonan Penilaian (terlampir) yang
dilakukan pada Sistem Informasi
Penilaian (SIP). Dalam hal permohonan
Penilaian akan dilakukan tanpa survei
lapangan, maka penilaian dilakukan
sesuai dengan SOP Penilaian Tanpa
Survei Lapangan (PTSL).
9) Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim Dokumen Otomatis 1.155
Penilai melakukan identifikasi atas
permohonan atau penugasan Penilaian
Sumber Daya Alam yang dilakukan
dengan cara verifikasi atas kelengkapan
dan kelayakan data dan informasi
permohonan atau penugasan Penilaian
sesuai dengan Formulir Verifikasi Dan
Analisis Permohonan Penilaian
(terlampir) yang dilakukan pada Sistem
Informasi Penilaian (SIP). Dalam hal
permohonan Penilaian akan dilakukan
tanpa survei lapangan, maka penilaian
dilakukan sesuai dengan SOP Penilaian
Tanpa Survei Lapangan (PTSL).
10) Berdasarkan hasil identifikasi atas Dokumen Otomatis 60
permohonan atau penugasan Penilaian
yang dilakukan dengan cara verifikasi,
Penilai Pemerintah perorangan/ Tim
Penilai dapat menindaklanjutinya
dengan menyusun konsep naskah
dinas, antara lain:
1. permintaan kelengkapan data dan
informasi penilaian, dalam hal
permintaan kelengkapan data dan
informasi penilaian tersebut tidak
dapat dipenuhi paling lama 15 (lima
belas) hari kerja maka permohonan
penilaian dikembalikan secara
tertulis.
2. Undangan rapat beserta notula
rapat dalam rangka pembahasan
permohonan Penilaian dengan
pemohon perihal konfirmasi secara
daring/luring terkait data dan
informasi objek penilaian;
3. penyampaian jadwal pengumpulan
data dan informasi kepada pemohon
berikut dengan konsep permintaan
surat tugas Penilai Pemerintah
perorangan / tim Penilai;
4. Permintaan Bantuan Teknis
Penilaian dalam hal berdasarkan
hasil identifikasi permohonan,
Penilai Pemerintah perorangan/ tim
Penilai mengalami kesulitaan
teknis;
11) Kasubbag Umum menyusun Surat Dokumen Otomatis 45
Tugas Pengumpulan Data dan
Informasi (Survei Lapangan)
12) Kepala Kantor menandatangani naskah Dokumen Otomatis 3
dinas perihal:
a. Permintaan Bantuan Tenaga
Penilai;
b. Permintaan Bantuan Teknis
Penilaian dalam hal objek
Penilaian bersifat khusus
dan/atau spesifik, Penilai/ Tim
Penilai dapat mengusulkan
asistensi pelaksanaan penilaian
dan/atau informasi teknis objek
Penilaian dengan melibatkan
Tenaga Ahli di bidangnya.
Pengusulan asistensi pelaksanaan
penilaian dan/atau informasi
teknis objek penilaian;
c. Penyampaian hal terkait
pembiayaan kegiatan Penilaian;
d. penerusan permohonan penilaian
kepada KPKNL/ Kanwil/ Kantor
Pusat;
e. permintaan kelengkapan data dan
informasi objek penilaian;
f. rapat konfirmasi data dan
informasi objek penilaian;
g. penyampaian jadwal pengumpulan
data dan informasi/
pemberitahuan penilaian dengan
survei lapangan atau tanpa survei
lapangan;
h. pengembalian permohonan
penilaian.
13) Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim Kegiatan Semiotomatis 240
Penilai melakukan pengaturan sumber
daya, koordinasi, dan persiapan
pelaksanaan pengumpulan data dan
informasi
14) Dalam pelaksanaan pengumpulan data Dokumen Semiotomatis 30
dan informasi, Penilai Pemerintah
perorangan/ Tim Penilai menyiapkan:
1. Berita Acara Survei Lapangan
(BASL);
2. Berita Acara Tambahan Kebutuhan
Data (BATKD);
3. Surat Keterangan;
4. Berita Acara Tidak Dapat
Melakukan Survei Lapangan
(BATSL).
15) Dalam hal pengumpulan data dan Dokumen Manual Sesuai
informasi dilakukan dengan melalui penugasan
survei lapangan dan berdasarkan hasil pada Surat
identifikasi permohonan, Penilai
Tugas yang
Pemerintah Perorangan/ Tim Penilai
menentukan metode survei lapangan diterbitkan
dengan: oleh Kepala
a. peninjauan langsung, Penilai Kantor
Pemerintah/Tim Penilai
mengumpulkan data dan informasi
atas objek penilaian atau objek
penilaian dan objek pembanding
berikut dengan kondisi lingkungan
melalui peninjauan langsung secara
fisik.
b. Tanpa peninjauan langsung, Penilai
Pemerintah/Tim Penilai
mengumpulkan data dan informasi
atas objek penilaian atau objek
penilaian dan objek pembanding
berikut dengan kondisi lingkungan
tanpa melalui peninjauan langsung
secara fisik. Pengumpulan data dan
informasi dilakukan melalui
pengamatan secara daring/video
call/video conference dengan
melibatkan Pemohon selaku pihak
yang memfasilitasi pelaksanaan
pengumpulan data dan informasi.

Penilai Pemerintah Perorangan /Tim


Penilai melakukan pengumpulan data
dan informasi dengan menggunakan
SIP melalui survei lapangan dengan
cara:
a. mencocokkan kebenaran data dan
informasi awal sebagaimana
disampaikan dalam berkas
permohonan penilaian dengan
kondisi objek penilaian; dan
b. mengumpulkan data dan informasi
lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan penilaian, dapat
berupa data dan informasi atas
objek pembanding serta kondisi
lingkungan sekitar atas objek
penilaian.
16) Dalam hal Penilai Pemerintah Dokumen Manual 60
perorangan/Tim Penilai tidak dapat
melakukan survei lapangan, maka
Penilai Pemerintah perorangan/ Tim
Penilai membuat Berita Acara Tidak
Dapat Melakukan Survei Lapangan
(BATSL). Penilai Pemerintah Perorangan
/ Tim Penilai menyatakan secara tegas
penyebab tidak dapat dilakukannya
survei lapangan sesuai dengan format
yang telah ditentukan.
Dalam hal Penilai Pemerintah
Perorangan/ Tim Penilai tidak dapat
melakukan survei lapangan, maka:
a. Penilaian tidak dilanjutkan
prosesnya; dan
b. berkas permohonan Penilaian
dikembalikan kepada Pemohon.
17) Pada hari terakhir survei lapangan, Dokumen Manual 60
Penilai Pemerintah perorangan/ Tim
Penilai membuat Berita Acara Survei
Lapangan. Selanjutnya, Penilai
Pemerintah perorangan/Tim Penilai
bersama dengan pihak pendamping/
saksi pelaksanaan survei lapangan
menandatangani Berita Acara Survei
Lapangan (BASL). Dalam hal ditemukan
fakta baru terkait objek Penilaian pada
saat pelaksanaan survei lapangan,
maka diterbitkan Berita Acara
Tambahan Kebutuhan Data (BATKD)
dan disampaikan kepada Pemohon
Penilaian melalui naskah dinas yang
harus dipenuhi paling lama 15 (lima
belas) hari kerja sejak tanggal BATKD
ditandatangani. Jika batas waktu
penerimaan tambahan kebutuhan data
dan informasi pendukung Penilaian
secara keseluruhan dari pemohon
terlampaui, maka:
a. Penilaian tidak dilanjutkan
prosesnya; dan
b. berkas permohonan Penilaian
dikembalikan kepada Pemohon.
18) Dalam hal penilai menerbitkan BATKD Dokumen Otomatis 60
atau BATSL, maka Penilai Pemerintah
Perorangan / Tim Penilai menyusun
konsep naskah dinas perihal
penyampaian BATKD, dan jika BATKD
tidak dipenuhi sesuai jangka waktu
yang telah ditentukan atau adanya
BATSL maka Penilai Pemerintah
Perorangan / Tim Penilai menyusun
naskah dinas perihal pengembalian
permohonan penilaian kepada
pemohon.
19) Kepala Kantor memeriksa dan Dokumen Otomatis 20
menandatangani konsep naskah dinas
perihal:
a. Penyampaian BATKD;
b. Penyampaian BATSL dan
pengembalian berkas permohonan
penilaian kepada pemohon;
c. Pengembalian Permohonan
Penilaian, dalam hal tambahan
kebutuhan data tidak dipenuhi oleh
pemohon dalam jangka waktu 15
hari kerja setelah tanggal BATKD
ditandatangani.
20) Kepala Kantor menerima naskah dinas Disposisi Otomatis 2
penyampaian tambahan kebutuhan
data dari Pemohon dan menugaskan
Penilai Pemerintah Perorangan / Tim
Penilai untuk melakukan verifikasi
tambahan kebutuhan data
21) Penilai Pemerintah perorangan/ Tim Dokumen Otomatis 120
Penilai melakukan verifikasi tambahan
kebutuhan data. Jika data yang
disampaikan sudah lengkap dan layak,
maka akan dilanjutkan proses
penilaian. Namun jika data tidak
lengkap dan/atau tidak layak, maka
Penilai perorangan/ Tim Penilai kembali
menyampaikan naskah dinas
permintaan tambahan kebutuhan data
kembali kepada Pemohon.
22) Dalam hal setelah pengumpulan data Dokumen Otomatis 60
dan informasi objek penilaian, Penilai
Pemerintah perorangan/ Tim Penilai
mengalami kesulitan teknis Penilaian,
maka Penilai Pemerintah perorangan/
Tim Penilai menyusun permintaan
bantuan teknis.
23) Berdasarkan BASL/ Pemenuhan Dokumen Semiotomatis 3.360
Tambahan Kebutuhan Data dan Surat
Keterangan yang diperoleh dari
pengumpulan data dan informasi,
Penilai Pemerintah perorangan/ Tim
Penilai menyusun analisis perhitungan
nilai dan konsep laporan penilaian
menggunakan SIP.
24) Penilai Pemerintah perorangan/ Tim Koordinasi Manual 10
Penilai mengkoordinasikan rencana
pemaparan konsep laporan dengan
PFPP
25) PFPP Menyusun Undangan Pemaparan Dokumen Otomatis 60
konsep laporan Penilaian beserta
lampirannya (kertas kerja penelaahan
dan kertas kerja kualitas laporan) dan
memilih penelaah
26) Kepala Kantor Memeriksa dan Dokumen Otomatis 3
menandatangani Undangan Pemaparan
Konsep Laporan Penilaian
27) PFPP Menyiapkan daftar hadir, Dokumen Manual 30
menyiapkan tautan media virtual
meeting dalam hal pemaparan
dilakukan secara virtual (daring);
28) Penilai Pemerintah perorangan/ Tim Dokumen Manual 180
Penilai melaksanakan kendali mutu
dengan melakukan pemaparan konsep
laporan penilaian
29) Penilai Pemerintah yang ditunjuk Dokumen Manual 180
menjadi Penelaah berdasarkan surat
keputusan Kepala Kantor menelaah dan
memberikan masukan atas pemaparan
konsep laporan penilaian melalui
pemaparan tersebut yang dituangkan
pada kertas kerja pemaparan.
30) Penelaah menyampaikan kertas kerja Disposisi Semiotomatis 3
penelaahan konsep laporan penilaian
kepada Penilai Pemerintah perorangan/
Tim Penilai
31) Dalam hal penyusunan laporan Dokumen Semiotomatis 240
Penilaian dalam rangka penyusunan
laporan keuangan pemerintah pusat
atau laporan keuangan pemerintah
daerah, Penelaah melakukan
pengecekan dalam bentuk lembar
pemeriksaan (routing slip) atas konsep
laporan Penilaian.
32) Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim Dokumen Semiotomatis 360
Penilai menerima kertas kerja
penelaahan konsep laporan penilaian.
Berdasarkan masukan dari penelaah,
Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim
Penilai melakukan perbaikan konsep
laporan penilaian melalui SIP.

33) Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim Dokumen Otomatis 5


Penilai menyampaikan konsep laporan
penilaian kepada Penelaah untuk
dilakukan monitoring kualitas atas
konsep laporan Penilaian

34) Penilai Pemerintah Perorangan/ Tim Dokumen Otomatis 60


Penilai menyusun konsep naskah dinas
rahasia perihal penyampaian laporan
penilaian kepada pemohon.
35) Kepala Kantor memeriksa dan Dokumen Otomatis 20
menandatangani naskah dinas rahasia
penyampaian laporan penilaian kepada
pemohon.

11) Catatan Lainnya

a. Pengertian 1 hari kerja dihitung pada hari dimulainya proses awal SOP
sampai dengan hari kerja berikutnya.
b. SOP hanya mengatur untuk kegiatan yang berada dalam ruang lingkup
instansi. Perhitungan norma waktu akan dikecualikan dalam hal pekerjaan
dilaksanakan unit kerja lain yang dilambangkan dengan simbol
penundaan (delay) dan simbol proses lain.
c. Dalam hal pejabat definitif berhalangan tetap/berhalangan sementara,
Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) memiliki kewenangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Plt./Plh.
d. Identifikasi atas permohonan atau penugasan Penilaian dilakukan dengan
cara verifikasi sesuai dengan format Formulir Verifikasi Dan Analisis
Permohonan Penilaian (terlampir).
a. Formulir Verifikasi dan Analisis Permohonan Penilaian Properti

KOP SURAT
VERIFIKASI DAN ANALISIS PERMOHONAN PENILAIAN

1 Nomor Identitas Permohonan Penilaian (IPP) : …………………………………


2 Verifikasi Ke- : …………………………………
3 Pemohon : …………………………………
4 No. Naskah Dinas Pemohon : …………………………………
5 Tanggal Naskah Dinas Pemohon : …………………………………
6 Perihal : …………………………………
7 Tanggal Permohonan Diterima : …………………………………
No. Naskah Dinas Permintaan Konfirmasi/Kelengkapan Data dan
8
Informasi
: …………………………………

9 Tanggal Permintaan Konfirmasi/Kelengkapan Data dan Informasi : …………………………………

10 No. Naskah Dinas Penyampaian Kelengkapan Data dan Informasi …………………………………

Tanggal Naskah Dinas Penyampaian Kelengkapan Data dan Informasi


11
diterima
: …………………………………
12 Satuan Kerja / Instansi / Entitas : …………………………………
13 Objek Penilaian : …………………………………
14 Tujuan Penilaian : …………………………………
15 Jenis Objek Penilaian : …………………………………
16 Keterangan Lainnya : …………………………………

Kelayakan
Kelengkapan
No. Uraian (layak/tidak
(ada/tidak)
layak)
1 Latar belakang permohonan
2 Tujuan Penilaian
3 Deskripsi objek Penilaian:
Tanah Bangunan
lokasi dan alamat objek, jumlah, dan luas bidang tanah dan/
atauTanah
Selain bangunan
Bangunan
lokasi, spesifikasi, dan jumlah
BMN/aset yang akan menjadi BMN
nama dan jenis barang
Limbah Padat (scrap Padat)
keterangan berat
Limbah Cair
keterangan volume
4 Fotokopi bukti kepemilikan/ dokumen legalitas objek Penilaian
fotokopi sertipikat
fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
fotokopi bukti kepemilikan atas aset yang memiliki bukti
kepemilikan
barang rampasan negara, barang gratifikasi, dan aset lain-lain
fotokopi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
dan fotokopi
fotokopi Berita Acara
Keputusan Penyitaan,
Pimpinan Komisi untuk objek Penilaian
Pemberantasan KorupsiBarang
tentang penetapan
fotokopi status
Berita Acara kepemilikan
Serah gratifikasi
Terima (BAST) Barangmenjadi milik
Milik Negara,
untuk objek
fotokopi Penilaian
penetapan Barang
dari Milik Negara
kementerian yang berasal
yang mempunyai dari aset
tugas
5 menyelenggarakan
Fotokopi urusan di bidang
dokumen penatausahaan pendidikan dan ke budayaan
barang
Fotokopi Berita Acara Penyitaan (untuk objek Penilaian berupa Benda
6
Sitaan)

Tindak Lanjut Permohonan Penilaian : Pelaksanaan Penilaian/


Permintaan Konfirmasi Data dan
Informasi/ Permintaan Kelengkapan
Data dan Informasi

Tanggal Verifikasi : ………………………….

Penilai / Tim Penilai

……………………………………..
…………………………………….. ……………………………………..
……………………………………..

……………………………………..
……………………………………..
b. Formulir Verifikasi dan Analisis Permohonan Penilaian Sumber Daya Alam
KOP SURAT
VERIFIKASI DAN ANALISIS PERMOHONAN PENILAIAN

1 Nomor Identi tas Permohonan Peni l ai an (IPP) : ……………………………………………………………….


2 Veri fi kas i Ke- : ……………………………………………………………….
3 Pemohon : ……………………………………………………………….
4 No. Nas kah Di nas Pemohon : ……………………………………………………………….
5 Tanggal Nas kah Di nas Pemohon : ……………………………………………………………….
6 Peri hal : ……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
7 Tanggal Permohonan Di teri ma
:
No. Nas kah Di nas Permi ntaan ……………………………………………………………….
8
Konfi rmas i /Kel engkapan Data dan Informas i :
Tanggal Permi ntaan Konfi rmas i /Kel engkapan Data ……………………………………………………………….
9
dan Informas i :
……………………………………………………………….
No. Nas kah Di nas Nas kah Di nas Penyampai an
10
Kel engkapan Data dan Informas i

11 ……………………………………………………………….
Tanggal Nas kah Di nas Penyampai an Kel engkapan Data: dan Informas i di teri ma
12 Satuan Kerj a / Ins tans i / Enti tas : ……………………………………………………………….
13 Obj ek Peni l ai an : ……………………………………………………………….
14 Tuj uan Peni l ai an : ……………………………………………………………….
15 Jeni s Obj ek Peni l ai an : ……………………………………………………………….
16 Keterangan Lai nnya : ……………………………………………………………….

Kelayakan
Kelengkapan
No. Uraian (layak/tidak
(ada/tidak)
layak)
1 l atar bel akang permohonan
2 tuj uan Peni l ai an
3 des kri ps i obj ek Peni l ai an:

Minyak Bumi, Gas Bumi, Mineral, Air Tanah, Batu


Bara, Energi Baru, atau Energi Terbarukan

l okas i , j eni s , s i s tem penambangan, kuanti tas ,


kual i tas atau kadar, tahapan ekpl oras i /
eks pl oi tas i , dan l uas wi l ayah us aha atau kerj a

Hutan, Kelautan dan Perikanan, atau Air Permukaan


l etak, l uas , s tatus kawas an, potens i dan
pemanfaatan s aat i ni , dan fungs i
4 dokumen obj ek Peni l ai an:

Diusahakan atau Dikerjasamakan dengan Pihak


Ketiga:
a fotokopi Kontrak Kerj a Sama, untuk mi nyak
bumi dan/atau gas bumi ;
b fotokopi Izi n Us aha Pertambangan, fotokopi
Izi n Us aha Pertambangan Khus us , fotokopi
c fotokopi Izi n Us aha Pemanfaatan, fotokopi Izi n
Us aha Penggunaan, fotokopi Izi n Pemungutan
d fotokopi Izi n Us aha Pemanfaatan, fotokopi Izi n
Us aha Pengus ahaan, dan/ atau fotokopi
e fotokopi Izi n Pengus ahaan s umber daya ai r,
dan/ atau fotokopi keputus an penunj ukan
f fotokopi Izi n Pengus ahaan/Pemanfaatan,
untuk s umber daya al am l ai nnya dari
Belum Diusahakan atau Dikerjasamakan dengan
Pihak Ketiga:

s urat keterangan dari Pemohon bahwa obj ek


Peni l ai an s umber daya al am bel um
di us ahakan atau di kerj as amakan

Tindak Lanjut Permohonan Penilaian : Pelaksanaan Penilaian/ Permintaan


Konfirmasi Data dan Informasi/
Permintaan Kelengkapan Data dan
Informasi

Tanggal Veri fi kas i : ……………………………………………………….

Peni l ai / Ti m Peni l ai

Peni l ai / Ti m Peni l ai

……………………………………..
…………………………………….. ……………………………………..
12) Bagan Alir (Flowchart)

Halaman 1
Pemohon

Menyampaikan
Menyampaikan Kelengkapan/konfirmasi data
Menyampaikan dan informasi/
Permohonan
Pembiayaan Penilaian formulir pendataan
Penilaian

Naskah Dinas
Pengembalian
Permohonan Penilaian

Naskah Dinas
Menerima dan Penyampaian Jadwal
Menerima Naskah Dinas
Memeriksa dan
Menerima ND
menandatangani Naskah menandatangani Naskah Survei
Kepala Kantor

terkait Penyampaian permohonan


Memeriksa dan Dinas penyampaian jadwal
Memeriksa dan Pembiayaan Penilaian penerbitan SK serta Dinas terkait permintaan/
menandatangani Naskah dinas Paling lama 15 hari survei dan mendisposisi
menandatangani Naskah Naskah Dinas Pengembalian Naskah Dinas terkait Penyampaian
menunjuk Penilai penyampaiani kerja sejak tanggal konfirmasi kelengkapan data
SIP dinas? Permohonan/ Pembiayaan
Pembiayaan Penilaian
SK permintaan Surat Tugas
Naskah Dinas terkait Pemerintah Kelengkapan/ surat permintaan dan informasi/ formulir
Perorangan/ Tim konfirmasi data dan kelengkapan data survei lapangan/ tanpa survei
penerusan/ pendataan/ pengembalian
Menerima Penilai informasi/ (permohonan Jenis naskah lapangan
pengembalian/ Naskah Dinas
formulir pendataan dikembalikan jika dinas?
Permohonan permintaan bantuan lewat waktu)
Penyampaian
Penilaian tenaga penilai/ Nama
Tenaga Penilai Menerima ND
pembiayaan penilaian
Penyampaian Naskah dinas permintaan/
Nama Tenaga konfirmasi kelengkapan
Naskah Dinas Permintaan data dan informasi/
Bantuan Tenaga Penilai/ Penilai formulir pendataan
Penerusan
Kasubbag
TU RT

Menerima dan SOP Penerbitan


Menyusun SK ST dan SPD
menyampaikan SK

Mengusulkan Penilai
Menyusun Naskah Dinas Pemerintah untuk
terkait penerusan/ melaksanakan
pengembalian/ permintaan Penilaian secara
bantuan tenaga penilai/ perorangan atau
pembiayaan penilaian pembentukan tim Penilai
dan menyusun ND
permohonan penerbitan
PFPP

Tidak
Menerima dan mem
KANTOR WILAYAH DJKN

verifikasi permohonan Sesuai? SK


atas kewenangan
penilaian, ketersediaan
penilai, dan ketersediaan
biaya Ya

SIP
Penelaah

Menyusun konsep
Mengidentifikasi Naskah Dinas terkait Menyusun Naskah Dinas
permohonan Penilaian permintaan/konfirmasi penyampaian jadwal dan
dengan verifikasi data kelengkapan data dan permintaan Surat Tugas
survei lapangan/ tanpa Menerima Surat
dan informasi penilaian informasi/ formulir Tugas Pelaksanaan
pendataan/ survei lapangan Penilaian
pengembalian
Penilai / Tim Penilai

SIP

Tidak Bantuan Teknis?


Sesuai dan
Survei Lapangan Layak?
Mekanisme Pengumpulan Ya Tidak
Data dan Inf ormasi

Tanpa Survei
Lapangan
Ya
Objek PTSL? SOP PTSL Objek Penilaian berupa Properti/Bisnis
Properti/
Bisnis

SOP Permintaan Bantuan Teknis

SOP PTSL Objek Penilaian berupa SDA


SDA

Meyampaikan Nama
Tenaga Penilai
Unit Lainnya
Halaman 2
Pemohon

Menyampaikan naskah dinas


Penyampaian tambahan
kebutuhan data

Memeriksa dan menandatangani Memeriksa dan menandatangani


Menugaskan untuk melakukan
naskah dinas Pengembalian konsep ND/Surat Permintaan
verifikasi tambahan data
Kepala Kantor

Permohonan Penilaian Tambahan Kebutuhan Data


naskah dinas Pengembalian Permohonan Naskah dinas permintaan Maksimal 15 Hari Kerja setelah Naskah dinas Penyampaian
Penilaian
tambahan kebutuhan data tanggal BATKD tambahan kebutuhan data
Kasubbag
TU RT

Menyusun konsep naskah dinas


Permintaan Tambahan Kebutuhan Menyampaikan untuk melakukan
Data verifikasi tambahan data

Menyusun konsep naskah dinas


PFPP

Pengembalian Permohonan
Penilaian
KANTOR WILAYAH DJKN

Penelaah

Dapat dilakukan Ya Lengkap?


Peninjauan survei?
Langsung Melakukan Survei Tidak
Menyusun BATSL Menyusun BATKD Tidak Melakukan verifikasi Tambahan
Lapangan Tidak
Data
Jenis Peninjauan?
Ya Ya
Survei Belum 15 hari kerja
Lapangan Ditemukan fakta baru? Ya
SIP dari tanggal BATKD?
Penilai / Tim Penilai

Jenis pengumpulan data


dan informasi Syarat dan kondisi Ya Tidak Menerima BASL/ Pemenuhan
Menyusun BASL
pelaksanaan terpenuhi? Tambahan Kebutuhan Data

Tidak

Menerima Surat Tugas Tanpa Survei


Pelaksanaan Penilaian/ Lapangan
PTSL

Menyampaikan
Bantuan Tenaga Teknis
Unit Lainnya
Halaman 3
Pemohon

Memeriksa dan
menandatangani Memeriksa dan
Undangan menandatangani
Pemaparan naskah dinas rahasia
Kepala Kantor

Konsep Laporan
penyampaian laporan
Penilaian
penilaian
Kasubbag
TU RT

Menyusun Undangan
Pemaparan konsep
Menyiapkan daftar hadir,
laporan Penilaian
menyiapkan tautan media
beserta lampirannya
virtual meeting dalam hal
(kertas kerja penelaahan
pemaparan dilakukan
PFPP

dan kertas kerja kualitas


secara virtual (daring);
laporan) dan memilih
KANTOR WILAYAH DJKN

penelaah

Perlu perbaikan?
Tidak
Memeriksa konsep
laporan penilaian
dengan lembar
Penelaah

pemeriksaan Ya

(routing slip) Menelaah dan


memberikan Menyampaikan
Melakukan
masukan atas kertas kerja
monitoring kualitas
pemaparan penelaahan
atas konsep
konsep laporan konsep laporan
laporan Penilaian
penilaian melalui penilaian
pemaparan

Mengkoordinasikan
rencana pemaparan SIP
Memaparkan
konsep laporan
konsep laporan
Penilai Pemerintah Perorangan/

Penilaian
Menyusun naskah
Ya Menyusun perbaikan
Penyusunan
Selain Penyusunan dinas rahasia
LKPP/ LKPD konsep laporan
LKPP/ LKPD Perlu penyampaian
Menerima penilaian
Tim Penilai

perbaikan? laporan penilaian


Bantuan Teknis? kertas kerja
Laporan Penilaian penelaahan
Menyusun analisis Dalam Rangka?
Tidak konsep laporan
perhitungan nilai dan
penilaian Tidak
konsep laporan penilaian
Menerima BASL/
Ya
Pemenuhan Tambahan
Kebutuhan Data/
Formulir Pendataan
dan Surat Keterangan SOP
Permintaan
SIP
Bantuan Teknis

Menyampaikan
Unit Lainnya

Bantuan Tenaga Teknis

Disahkan oleh:
Direktur Penilaian
ttd.

Arik Hariyono
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KANTOR WILAYAH
Standar Operasional Prosedur
Permohonan Surat Kuasa Khusus (SKU) Perkara Eks BPPN,
Eks BDL dan ABMA/T (TGR dan Non TGR)
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke-2
32-KANWIL-KIHI

1. Deskripsi
Rangkaian proses verifikasi dan penelitian administrasi dalam rangka
permohonan penerbitan Surat Kuasa Khusus (SKU) kepada Menteri Keuangan
cq. Sekretaris Jenderal Kemenkeu yang akan dipergunakan untuk beracara di
muka pengadilan oleh Petugas Penangan Perkara pada Kantor Wilayah pada saat
menangani perkara gugatan yang ditujukan kepada DJKN cq. Kantor Wilayah
DJKN (untuk perkara Tuntutan Ganti Rugi/TGR dan non TGR) dengan pokok
gugatan terkait Eks BPPN, Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dan Eks
Bank Dalam Likuidasi (BDL).

2. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/PMK.06/2019 tentang Pengelolaan
Aset Eks Bank Dalam Likuidasi oleh Menteri Keuangan;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.06/2020 tentang Pengelolaan
Aset Eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional oleh Menteri Keuangan;
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 139/KMK.08/2001 tentang
Penunjukan Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
Negara Departemen Keuangan Untuk dan Atas Nama Menteri Keuangan
Menandatangani Surat Kuasa Khusus Menteri Keuangan Guna Menghadap
di Muka Peradilan Umum;
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/KM.6/2015 tentang Pelimpahan
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Yang Telah Dilimpahkan Kepada
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kepada Direktur Hukum Dan Hubungan
Masyarakat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Untuk Dan Atas Nama
Menteri Keuangan Menandatangani Surat Kuasa Khusus Guna Menghadap
Di Muka Pengadilan Umum;
e. Surat Edaran Dirjen Piutang dan Lelang Negara Nomor 08/PL/2004 tentang
Penanganan Perkara Perdata di Lingkungan DJPLN;
f. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 188/KN/2022 tentang
Pembagian Tugas Pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan SOP Penanganan Gelar Perkara.
4. Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Kepala Biro Advokasi;
b. Kepala Kantor Wilayah;
c. Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi;
d. Kepala Seksi Hukum;
e. Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum;

5. Persyaratan dan Perlengkapan


a. Relaas Panggilan Sidang;
b. Surat Gugatan;
c. Dokumen pendukung.

6. Keluaran (Output)
Nota Dinas permohonan Surat Kuasa Khusus kepada Kepala Biro Advokasi
Sekretariat Jenderal Kemenkeu

7. Jangka Waktu Penyelesaian


1 (Satu) Hari Kerja.

8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi Kepala Kantor Wilayah untuk memastikan bahwa dalam
penerbitan nota dinas permohonan penerbitan SKU telah dilakukan penelitian dan
verifikasi dimana perkara yang untuk penanganannya dimintakan SKU kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan adalah terkait Eks BPPN, Aset Bekas
Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dan Eks Bank Dalam Likuidasi (BDL) (untuk
perkara TGR dan non TGR).

9. Matriks RASCI
Permohonan Surat Kuasa Khusus Biro Kepala Kepala Kasi Penangan
Advokasi Kanwil Bidang Hukum Perkara/Pemroses
Setjen DJKN KIHI Data Bantuan
Hukum

Penyampaian permohonan
I A R R S
Penerbitan SKU
Pelaksanaan penelitian dan verifikasi
A R S
permohonan SKU
10. Prosedur Kerja

Norma
Satuan Waktu
Langkah Kerja Peralatan
Produk Efektif
(menit)
1) Kepala Kantor Wilayah menerima relaas Disposisi Otomatis 2
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang berikut
surat gugatan dan dokumen pendukung dari lembaga
peradilan, kemudian mendisposisikan relaas surat
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang tersebut
kepada Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi untuk diselesaikan.
2) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Disposisi Otomatis 3
Informasi menerima disposisi, selanjutnya membaca,
meneliti relaas pemberitahuan gugatan/panggilan
sidang, surat gugatan, dan dokumen pendukung
kemudian mendisposisikan kepada Kepala Seksi
Hukum terkait untuk membuat konsep nota dinas
permohonan SKU.

3) Kepala Seksi Hukum menerima disposisi, selanjutnya Dokumen Otomatis 5


membaca, meneliti relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang, surat gugatan, dan
dokumen pendukungnya kemudian mendisposisikan
kepada Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan
Hukum untuk membuat konsep nota dinas
permohonan SKU.

4) Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum Dokumen Otomatis 120


menerima disposisi, selanjutnya membaca, meneliti
dan memverifikasi relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang tersebut, menyiapkan
konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU dari
Kepala Kantor Wilayah kepada Kepala Biro Advokasi
Setjen Kemenkeu, konsep nota dinas dari Kepala
Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
kepada Kepala Kantor Wilayah sebagai pengantar
konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU
kemudian menyampaikan ke Kepala Seksi Hukum.

5) Kepala Seksi Hukum membaca, meneliti, mengoreksi Dokumen Otomatis 10


konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU,
konsep nota dinas pengantar dari Kepala Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi kepada
Kepala Kantor Wilayah kemudian menyampaikan
kepada Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi.

6) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Dokumen Otomatis 5


Informasi membaca, meneliti, mengoreksi konsep nota
dinas permohonan penerbitan SKU, selanjutnya
menandatangani nota dinas pengantar dari Kepala
Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
kepada Kepala Kantor Wilayah, kemudian
menyampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah.
7) Kepala Kantor Wilayah menerima dan membaca nota Dokumen Otomatis 3
dinas pengantar, selanjutnya membaca, meneliti,
mengoreksi, dan menandatangani nota dinas
permohonan penerbitan SKU kepada Kepala Biro
Advokasi Setjen Kemenkeu.

11. Catatan Lainnya


a. Pengertian 1 (satu) hari kerja dihitung dari dimulainya proses awal SOP
sampai dengan hasil kerja berikutnya;
b. SOP hanya mengatur untuk kegiatan yang berada dalam ruang lingkup
instansi. Perhitungan norma waktu akan dikecualikan dalam hal
pekerjaan dilaksanakan unit kerja lain yang dilambangkan dengan simbol
penundaan (delay) dan simbol proses lain;
c. Dalam hal pejabat definitif berhalangan tetap/berhalangan sementara,
Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) memiliki kewenangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Plt./Plh.

12. Bagan Alir (Flowchart)

Disahkan oleh:
Direktur Hukum dan Hubungan
Masyarakat

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KANTOR WILAYAH
Standar Operasional Prosedur
Permohonan Surat Kuasa Khusus (SKU) Non TGR
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke-2
33-KANWIL-KIHI

1. Deskripsi
Rangkaian proses verifikasi dan penelitian administrasi dalam rangka
permohonan penerbitan Surat Kuasa Khusus (SKU) kepada Menteri Keuangan
cq. Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat DJKN/Kantor Wilayah DJKN
yang akan dipergunakan untuk beracara di muka pengadilan oleh Petugas
Penangan Perkara pada Kantor Wilayah pada saat menangani perkara gugatan
pada peradilan perdata/umum, peradilan niaga, atau peradilan agama pada
tingkat Pertama, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali atau pada lembaga
penyelesaian sengketa non litigasi, yang ditujukan kepada DJKN cq. Kantor
Wilayah DJKN (untuk perkara yang tidak mengandung Tuntutan Ganti Rugi/non
TGR) dengan pokok gugatan terkait tugas dan fungsi DJKN selain Eks BPPN, Aset
Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dan Eks Bank Dalam Likuidasi (BDL).

2. Dasar Hukum
a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 139/KMK.08/2001 tentang
Penunjukan Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
Negara Departemen Keuangan Untuk dan Atas Nama Menteri Keuangan
Menandatangani Surat Kuasa Khusus Menteri Keuangan Guna Menghadap
di Muka Peradilan Umum;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 781/KMK.01/2019 tentang Pelimpahan
Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Bentuk Mandat Kepada Pejabat Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
c. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 188/KN/2022 tentang
Pembagian Tugas Pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
d. Surat Edaran Dirjen Piutang dan Lelang Negara Nomor 08/PL/2004 tentang
Penanganan Perkara Perdata di Lingkungan DJPLN.

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan SOP Penanganan Gelar Perkara.

4. Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat;
b. Kepala Kantor Wilayah;
c. Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi;
d. Kepala Seksi Hukum;
e. Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum;
5. Persyaratan dan Perlengkapan
a. Relaas Panggilan Sidang;
b. Surat Gugatan;
c. Dokumen pendukung.

6. Keluaran (Output)
1. Nota Dinas permohonan Surat Kuasa Khusus kepada Direktur Hukum dan
Hubungan Masyarakat DJKN; atau
2. Surat Kuasa Khusus

7. Jangka Waktu Penyelesaian


3 (tiga) Hari Kerja.

8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi Kepala Kantor Wilayah untuk memastikan bahwa dalam
penerbitan nota dinas permohonan penerbitan SKU telah dilakukan penelitian
dan verifikasi dimana perkara yang penanganannya dimintakan SKU kepada
Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat/Kepala Kantor Wilayah adalah
terkait tugas dan fungsi DJKN selain Eks BPPN, Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa
(ABMA/T) dan Eks Bank Dalam Likuidasi (BDL) serta tidak mengandung
TGR/non TGR).
9. Matriks RASCI
Permohonan Surat Kuasa Direktur Kepala Kepala Kasi Hukum Penangan
Khusus Hukum & Kanwil Bidang KIHI Perkara/Pemroses
Humas DJKN Data Bantuan
Hukum
Penyampaian
permohonan Penerbitan I A R R S
SKU
Pelaksanaan penelitian
dan verifikasi A R S
permohonan SKU

10. Prosedur Kerja

Norma
Satuan Waktu
Langkah Kerja
Produk Peralatan Efektif
(menit)
1) Kepala Kantor Wilayah menerima relaas Disposisi Otomatis 2
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang berikut
surat gugatan dan dokumen pendukung dari lembaga
peradilan, kemudian mendisposisikan relaas surat
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang tersebut
kepada Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi untuk diselesaikan.
2) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Disposisi Otomatis 3
Informasi menerima disposisi, selanjutnya membaca,
meneliti relaas pemberitahuan gugatan/panggilan
sidang, surat gugatan, dan dokumen pendukung
kemudian mendisposisikan kepada Kepala Seksi
Hukum terkait untuk membuat konsep nota dinas
permohonan SKU.
3) Kepala Seksi Hukum menerima disposisi, selanjutnya Dokumen Otomatis 5
membaca, meneliti relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang, surat gugatan, dan
dokumen pendukung kemudian mendisposisikan
kepada Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan
Hukum untuk membuat konsep nota dinas
permohonan SKU.
4) Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum Dokumen Semiotomatis 120
menerima disposisi, selanjutnya membaca, meneliti
dan memverifikasi relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang tersebut, dalam hal:
a. Gugatan atas perkara yang tidak mengandung
TGR berkenaan dengan perkara lelang tidak ada
penawaran, lelang batal, atau belum terdapat
permohonan lelang, Penangan Perkara/Pemroses
Data Bantuan Hukum menyiapkan konsep SKU
dan konsep nota dinas permohonan penerbitan
SKU dari Kepala Bidang Kepatuhan Internal
Hukum dan Informasi kepada Kepala Kantor
Wilayah, kemudian menyampaikan ke Kepala
Seksi Hukum.
b. Gugatan atas perkara yang tidak mengandung
TGR selain berkenaan dengan perkara lelang tidak
ada penawaran, lelang batal, atau belum terdapat
permohonan lelang, Penangan Perkara/Pemroses
Data Bantuan Hukum menyiapkan konsep nota
dinas permohonan penerbitan SKU dari Kepala
Kantor Wilayah kepada Direktur Hukum dan
Hubungan Masyarakat, konsep nota dinas dari
Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan
Informasi kepada Kepala Kantor Wilayah sebagai
pengantar konsep nota dinas permohonan
penerbitan SKU, kemudian menyampaikan ke
Kepala Seksi Hukum.
5) Kepala Seksi Hukum membaca, meneliti, mengoreksi: Dokumen Semiotomatis 10
a. Konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU
dari Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi kepada Kepala Kantor Wilayah
serta membubuhkan paraf pada konsep SKU,
kemudian menyampaikan kepada Kepala Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi (dalam
hal penerbitan SKU oleh Kepala Kanwil).
b. konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU
dari Kepala Kantor Wilayah kepada Direktur
Hukum dan Hubungan Masyarakat, konsep nota
dinas pengantar dari Kepala Bidang Kepatuhan
Internal Hukum dan Informasi kepada Kepala
Kantor Wilayah, kemudian menyampaikan
kepada Kepala Bidang Kepatuhan Internal
Hukum dan Informasi (dalam hal penerbitan SKU
oleh Direktur Hukum dan Hubungan
Masyarakat).
6) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Dokumen Semiotomati 5
Informasi membaca, meneliti, mengoreksi: s
a. dan menandatangani nota dinas permohonan
penerbitan SKU dari Kepala Bidang Kepatuhan
Internal Hukum dan Informasi kepada Kepala
Kantor Wilayah serta membubuhkan paraf pada
konsep SKU, kemudian menyampaikan kepada
Kepala Kantor Wilayah (dalam hal penerbitan SKU
oleh Kepala Kanwil).
b. konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU
dari Kepala Kantor Wilayah kepada Direktur
Hukum dan Hubungan Masyarakat, selanjutnya
menandatangani nota dinas pengantar dari Kepala
Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
kepada Kepala Kantor Wilayah, kemudian
menyampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah
(dalam hal penerbitan SKU oleh Direktur Hukum
dan Hubungan Masyarakat).
7) Kepala Kantor Wilayah menerima dan membaca: Dokumen Semiotomatis 3
a. nota dinas permohonan penerbitan SKU dari
Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan
Informasi, selanjutnya menandatangani SKU a.n
Menteri Keuangan (dalam hal penerbitan SKU oleh
Kepala Kantor Wilayah).
b. nota dinas pengantar dari Kepala Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi,
selanjutnya menandatangani nota dinas
permohonan penerbitan SKU kepada Direktur
Hukum dan Hubungan Masyarakat (dalam hal
penerbitan SKU oleh Direktur Hukum dan
Hubungan Masyarakat).

11. Catatan Lainnya


a. Pengertian 1 (satu) hari kerja dihitung dari dimulainya proses awal SOP
sampai dengan hasil kerja berikutnya;
b. SOP hanya mengatur untuk kegiatan yang berada dalam ruang lingkup
instansi. Perhitungan norma waktu akan dikecualikan dalam hal
pekerjaan dilaksanakan unit kerja lain yang dilambangkan dengan simbol
penundaan (delay) dan simbol proses lain;
c. Dalam hal pejabat definitif berhalangan tetap/berhalangan sementara,
Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) memiliki kewenangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Plt./Plh.
12. Bagan Alir (Flowchart)

Disahkan oleh:
Direktur Hukum dan Hubungan
Masyarakat

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KANTOR WILAYAH
Standar Operasional Prosedur
Permohonan Surat Kuasa Khusus (SKU) Perkara TGR
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke-2
34-KANWIL-KIHI

1. Deskripsi
Rangkaian proses verifikasi dan penelitian administrasi dalam rangka
permohonan penerbitan Surat Kuasa Khusus (SKU) kepada Menteri Keuangan
cq. Sekretaris Jenderal Kemenkeu yang akan dipergunakan untuk beracara di
muka pengadilan oleh Petugas Penangan Perkara pada Kantor Wilayah pada
saat menangani perkara gugatan yang ditujukan kepada DJKN cq. Kantor
Wilayah DJKN dengan pokok gugatan terkait tugas dan fungsi DJKN dan
mengandung Tuntutan Ganti Rugi (TGR).

2. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.01/2015 tentang Tata Cara
Penunjukan Atau Pengangkatan Pelaksana Tugas dan Penunjukan
Pelaksana Harian di Lingkungan Kementerian Keuangan;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 139/KMK.08/2001 tentang
Penunjukan Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang
Negara Departemen Keuangan Untuk dan Atas Nama Menteri Keuangan
Menandatangani Surat Kuasa Khusus Menteri Keuangan Guna Menghadap
di Muka Peradilan Umum;
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 781/KMK.01/2019 tentang
Pelimpahan Kewenangan Menteri Keuangan dalam Bentuk Mandat Kepada
Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
d. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 188/KN/2022
tentang Pembagian Tugas pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara;
e. Surat Edaran Dirjen Piutang dan Lelang Negara Nomor 08/PL/2004 tentang
Penanganan Perkara Perdata di Lingkungan DJPLN.

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan SOP Penanganan Gelar Perkara.

4. Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Kepala Biro Advokasi;
b. Kepala Kantor Wilayah;
c. Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi;
d. Kepala Seksi Hukum;
e. Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum;
5. Persyaratan dan Perlengkapan
a. Relaas Panggilan Sidang;
b. Surat Gugatan;
c. Dokumen Pendukung.

6. Keluaran (Output)
Nota Dinas permohonan Surat Kuasa Khusus kepada Kepala Biro Advokasi
Sekretariat Jenderal Kemenkeu

7. Jangka Waktu Penyelesaian


1 (Satu) Hari Kerja.

8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi Kepala Kantor Wilayah untuk memastikan bahwa
dalam penerbitan surat permohonan penerbitan SKU telah dilakukan penelitian
dan verifikasi dimana perkara yang untuk penanganannya dimintakan SKU
kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan adalah terkait tugas dan
fungsi DJKN dan mengandung TGR.
9. Matriks RASCI
Permohonan Surat Kuasa Biro Kepala Kepala Kasi Penangan
Khusus Advokasi Kanwil Bidang Hukum Perkara/Pemroses
Setjen DJKN KIHI Data Bantuan Hukum

Penyampaian permohonan
I A R R S
Penerbitan SKU
Pelaksanaan penelitian dan
A R S
verifikasi permohonan SKU

10. Prosedur Kerja

Norma
Satuan Waktu
Langkah Kerja Peralatan
Produk Efektif
(menit)
1) Kepala Kantor Wilayah menerima relaas Disposisi Otomatis 2
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang berikut
surat gugatan dan dokumen pendukung dari lembaga
peradilan, kemudian mendisposisikan relaas surat
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang tersebut
kepada Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi untuk diselesaikan.
2) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Disposisi Otomatis 3
Informasi menerima disposisi, selanjutnya membaca,
meneliti relaas pemberitahuan gugatan/panggilan
sidang, surat gugatan dan dokumen pendukung
kemudian mendisposisikan kepada Kepala Seksi
Hukum terkait untuk membuat konsep nota dinas
permohonan SKU.
3) Kepala Seksi Hukum menerima disposisi, selanjutnya Dokumen Otomatis 5
membaca, meneliti relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang, surat gugatan dan
dokumen pendukung kemudian mendisposisikan
kepada Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan
Hukum untuk membuat konsep nota dinas
permohonan SKU.
4) Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum Dokumen Otomatis 120
menerima disposisi, selanjutnya membaca, meneliti
dan memverifikasi relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang tersebut, menyiapkan
konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU dari
Kepala Kantor Wilayah kepada Kepala Biro Advokasi
Setjen Kemenkeu, konsep nota dinas dari Kepala
Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
kepada Kepala Kantor Wilayah sebagai pengantar
konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU
kemudian menyampaikan ke Kepala Seksi Hukum.

5) Kepala Seksi Hukum membaca, meneliti, mengoreksi Dokumen Otomatis 10


konsep nota dinas permohonan penerbitan SKU,
konsep nota dinas pengantar dari Kepala Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi kepada
Kepala Kantor Wilayah kemudian menyampaikan
kepada Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi.
6) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Dokumen Otomatis 5
Informasi membaca, meneliti, mengoreksi konsep nota
dinas permohonan penerbitan SKU, selanjutnya
menandatangani nota dinas pengantar dari Kepala
Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi
kepada Kepala Kantor Wilayah, kemudian
menyampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah.

7) Kepala Kantor Wilayah menerima dan membaca nota Dokumen Otomatis 3


dinas pengantar, selanjutnya membaca, meneliti,
mengoreksi, dan menandatangani nota dinas
permohonan penerbitan SKU kepada Kepala Biro
Advokasi Setjen Kemenkeu.
11. Catatan Lainnya
a. Pengertian 1 (satu) hari kerja dihitung dari dimulainya proses awal SOP
sampai dengan hasil kerja berikutnya;
b. SOP hanya mengatur untuk kegiatan yang berada dalam ruang lingkup
instansi. Perhitungan norma waktu akan dikecualikan dalam hal
pekerjaan dilaksanakan unit kerja lain yang dilambangkan dengan
simbol penundaan (delay) dan simbol proses lain;
c. Dalam hal pejabat definitif berhalangan tetap/berhalangan sementara,
Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) memiliki kewenangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Plt./Plh.

12. Bagan Alir (Flowchart)

Disahkan oleh:
Direktur Hukum dan Hubungan
Masyarakat

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KANTOR WILAYAH
Standar Operasional Prosedur
Permohonan Surat Kuasa Khusus (SKU) Perkara TUN
No. SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke-2
35-KANWIL-KIHI

1. Deskripsi
Rangkaian proses verifikasi dan penelitian administrasi dalam rangka
permohonan penerbitan Surat Kuasa Khusus (SKU) kepada Pejabat/Pegawai di
Lingkup Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang akan dipergunakan untuk
beracara di muka pengadilan Tata Usaha Negara oleh Petugas Penangan Perkara
pada Kantor Wilayah pada saat menangani perkara gugatan TUN yang ditujukan
kepada Pejabat/Pegawai DJKN.

2. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.01/2015 tentang Tata Cara
Penunjukan Atau Pengangkatan Pelaksana Tugas dan Penunjukan Pelaksana
Harian di Lingkungan Kementerian Keuangan;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 139/KMK.08/2001 tentang Penunjukan
Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara
Departemen Keuangan Untuk dan Atas Nama Menteri Keuangan
Menandatangani Surat Kuasa Khusus Menteri Keuangan Guna Menghadap di
Muka Peradilan Umum;
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 781/KMK.01/2019 tentang Pelimpahan
Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Bentuk Mandat Kepada Pejabat Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
d. Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 188/KN/2022 tentang
Pembagian Tugas Pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
e. Surat Edaran Dirjen Piutang dan Lelang Negara Nomor 08/PL/2004 tentang
Penanganan Perkara Perdata di Lingkungan DJPLN.

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan SOP Penanganan Gelar Perkara.

4. Pihak-Pihak yang Terlibat


a. Pejabat/Pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
b. Kepala Kantor Wilayah;
c. Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi;
d. Kepala Seksi Hukum;
e. Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum;

5. Persyaratan dan Perlengkapan


a. Relaas Panggilan Sidang;
b. Surat Gugatan;
c. Dokumen pendukung.
6. Keluaran (Output)
Nota Dinas permohonan Surat Kuasa Khusus kepada Pejabat/Pegawai DJKN.

7. Jangka Waktu Penyelesaian


3 (tiga) Hari Kerja.

8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi Kepala Kantor Wilayah untuk memastikan bahwa dalam
penerbitan surat permohonan penerbitan SKU telah dilakukan penelitian dan
verifikasi dimana perkara yang untuk penanganannya dimintakan SKU kepada
Pejabat/Pegawai DJKN adalah perkara Tata Usaha Negara terkait pelaksanaan
tugas dan fungsi DJKN oleh Pejabat/Pegawai DJKN.

9. Matriks RASCI
Permohonan Surat Kuasa Pejabat/Pegawai Kepala Kepala Bidang Kasi Penangan
Khusus DJKN Kanwil KIHI Hukum Perkara/Pemroses
DJKN Data Bantuan
Hukum
Penyampaian permohonan
I A R R S
Penerbitan SKU

Pelaksanaan penelitian dan


A R S
verifikasi permohonan SKU

10. Prosedur Kerja

Norma
Satuan Waktu
Langkah Kerja Peralatan
Produk Efektif
(menit)
1) Kepala Kantor Wilayah menerima relaas Disposisi Otomatis 2
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang
berikut surat gugatan dan dokumen pendukung
dari pengadilan Tata Usaha Negara, kemudian
mendisposisikan relaas surat pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang tersebut kepada
Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan
Informasi untuk diselesaikan.
2) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Disposisi Otomatis 3
Informasi menerima disposisi, selanjutnya
membaca, meneliti relaas pemberitahuan
gugatan/panggilan sidang, surat gugatan, dan
dokumen pendukung kemudian
mendisposisikan kepada Kepala Seksi Hukum
terkait untuk membuat konsep nota dinas
pengantar penerbitan Surat Kuasa Khusus (SKU)
dan konsep SKU.
3) Kepala Seksi Hukum menerima disposisi, Dokumen Otomatis 5
selanjutnya membaca, meneliti relaas
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang, surat
gugatan, dan dokumen pendukung kemudian
mendisposisikan kepada Penangan
Perkara/Pemroses Data Bantuan Hukum untuk
membuat konsep nota dinas pengantar
penerbitan SKU dan konsep SKU.

4) Penangan Perkara/Pemroses Data Bantuan Dokumen Semiotomatis 120


Hukum menerima disposisi, selanjutnya
membaca, meneliti dan memverifikasi relaas
pemberitahuan gugatan/panggilan sidang
tersebut, menyiapkan konsep nota dinas
permohonan penerbitan SKU dari Kepala Kantor
Wilayah kepada Pejabat/Pegawai DJKN, konsep
nota dinas dari Kepala Bidang Kepatuhan
Internal Hukum dan Informasi kepada Kepala
Kantor Wilayah sebagai pengantar konsep surat
permohonan penerbitan SKU sekaligus konsep
SKU, kemudian menyampaikan ke Kepala Seksi
Hukum.

5) Kepala Seksi Hukum membaca, meneliti, Dokumen Semiotomatis 10


mengoreksi pada konsep nota dinas permohonan
penerbitan SKU, konsep nota dinas pengantar
dari Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum
dan Informasi kepada Kepala Kantor Wilayah,
dan memberi paraf pada konsep SKU, kemudian
menyampaikan kepada Kepala Bidang
Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.

6) Kepala Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Dokumen Semiotomatis 5


Informasi membaca, meneliti, mengoreksi konsep
nota dinas permohonan penerbitan SKU,
selanjutnya menandatangani nota dinas
pengantar dari Kepala Bidang Kepatuhan
Internal Hukum dan Informasi kepada Kepala
Kantor Wilayah, dan memberi paraf pada konsep
SKU, kemudian menyampaikan kepada Kepala
Kantor Wilayah.

7) Kepala Kantor Wilayah menerima dan membaca Dokumen Semiotomatis 3


nota dinas pengantar, selanjutnya membaca,
meneliti, mengoreksi, membubuhkan paraf pada
konsep SKU dan menandatangani nota dinas
permohonan penerbitan SKU yang ditujukan
kepada Kepala Pejabat/Pegawai DJKN.
11. Catatan Lainnya
a. Pengertian 1 (satu) hari kerja dihitung dari dimulainya proses awal SOP
sampai dengan hasil kerja berikutnya;
b. SOP hanya mengatur untuk kegiatan yang berada dalam ruang lingkup
instansi. Perhitungan norma waktu akan dikecualikan dalam hal pekerjaan
dilaksanakan unit kerja lain yang dilambangkan dengan simbol penundaan
(delay) dan simbol proses lain;
c. Dalam hal pejabat definitif berhalangan tetap/berhalangan sementara,
Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) memiliki kewenangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Plt./Plh.

12. Bagan Alir (Flowchart)

Disahkan oleh:
Direktur Hukum dan Hubungan
Masyarakat

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani

Anda mungkin juga menyukai