Anda di halaman 1dari 34

Disusun Oleh:

Suwanda 19410110
Novena Ibanez Nurhidayat 19410074
Tiara Kharisma Komala Farma 19410046
Yusuf Raihan 19410219

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita curahkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami sebagai peserta PKL PT. Kusuma Agrowisata dapat
menyelesaikan modul pelatihan berbasis luar ruangan ini dengan baik. Modul ini berisi
mengenai beberapa pengetahuan dasar masalah atau problem yang dihadapi oleh user atau
klien, kegiatan pelatihan berbasis luar ruangan hingga teknik-teknik relaksasi dalam psikologi.
Modul ini adalah salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan pengetahuan dasar,
wawasan dan meningkatkan kompetensi mengenai pelatihan berbasis luar ruangan.

Harapan kami semoga modul ini dapat membantu dalam memberikan pengetahuan,
pemahaman dan meningkatkan kompetensi terutama bagi para trainer Kusuma Agrowisata
Adventure. Kami menyadari bahwa modul ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya,
baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini kedepannya. Semoga modul ini
bermanfaat khususnya bagi para trainer Kusuma Agrowisata Adventure.

Batu, 6 Juli 2022

Ketua PKL

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 1


Latar Belakang

Outbound training yang memiliki nama lain seperti adventure camp, outdoor
management training, outbound management training atau secara umum disebut sebagai
Experience-Based Training and Development (EBTD), merupakan bentuk pengembangan diri
yang ditujukan untuk melibatkan fungsi fisik dan emosional untuk mencapai keseimbangan
diri.

Menurut Ancok (2003) suatu program outbound management training (OMT) disajikan
dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai media penyampaian
materi. Dalam outbound maagement training (OMT), klien secara aktif langsung terlibat pada
aktivitas (learning by doing). Sehingga klien akan segera mendapat feedback tentang dampak
kegiatan yang dilakukan, sehingga dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri masing-
masing klien di masa mendatang.

Pelatihan luar ruangan atau outbound training adalah suatu bentuk atau metode
pelatihan di alam terbuka (outdoor) dengan penekanan pada pengembangan kemampuan di
bidang manajemen organisasi dan pengembangan diri (personal development) yang
disimulasikan melalui permainan-permainan yang secara langsung bisa dirasakan oleh peserta
dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri (personal development),
berpikir kreatif (inovasi), rasa kebersamaan dan saling percaya (trust) serta penyegaran dan
memecahkan kekakuan kelompok (Kusuma, 2018).

Selain itu, outbound training juga dapat mengurangi burnout pada klien. Karena di
dalamnya terdapat aspek bermain. Dengan bermain, klien berinteraksi langsung sesuai dengan
caranya sendiri seperti penjelajahan, melakukan pilihan dan berbuat salah, mengalami sebab
akibat dan have fun (Derajad & Kelly, 2011). Pengalaman yang menyenangkan inilah yang
membantu para klien outbound maagement training (OMT) mengurangi burnout yang
dialaminya (Setyarini, 2017).

Aktivitas fisik/olahraga dalam permainan outbound training yang menggembirakan


akan menstimulasi pengeluaran hormon endorfin. Endorphin adalah neuropeptide yang
dihasilkan tubuh pada saat relaks/tenang. Endorphin dihasilkan diotak dan susunan syaraf
tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi
otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk
mengurangi tekanan darah tinggi. Aktifitas fisik/olahraga dapat meningkatkan kadar
bendorphin empat sampai lima kali didalam darah. Sehingga, semakin banyak melakukan

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 2


kegiatan tersebut maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin. Ketika seseorang
melakukan kegiatan tersebut, maka b-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor
didalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan
b-endorphin akan menurunkan rasa nyeri, meningkatkan daya ingat, memperbaiki nafsu
makan, kemampuan seksual, menurunkan tekanan darah dan menormalkan pernafasan
(Sindhu, 2006).

Burnout sendiri merupakan istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan


perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan
kemampuan seseorang. Pines, A., & Aronson (1989) menggambarkan burnout sebagai
kelelahan secara fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh situasi yang penuh dengan
tuntutan emosional dalam jangka waktu yang panjang.

Burnout merupakan suatu bentuk kelelahan yang disebabkan seseorang bekerja terlalu
intens, berdedikasi dan berkomitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalu lama serta memandang
kebutuhan dan keinginan mereka sebagai hal kedua. Hal tersebut menyebabkan mereka
merasakan adanya tekanan-tekanan untuk memberi lebih banyak. Ketika realitas yang ada tidak
mendukung idealisme mereka, maka mereka tetap berupaya mencapai idealisme tersebut
sampai akhirnya sumber diri mereka terkuras, sehingga mereka mengalami kelelahan atau
frustrasi yang disebabkan terhalangnya pencapaian harapan.

Emosi akan selalu terkait di dalam bermain, entah itu senang, sedih, marah, takut, dan
cemas. Oleh karena itu, bermain merupakan suatu tempat pelampiasan emosi dan juga
relaksasi. Menurut Satiadarma (dalam Derajad & Kelly, 2011) bermain dan alat-alat permainan
memiliki fungsi terapeutik. Proses belajar justru sebaiknya dilakukan melalui metode bermain
dan dengan alat-alat permainan. Dalam OMT permainan yang diberikan membutuhkan alat-
alat untuk membantu agar permainan mudah diakukan dan mudah ditangkap oleh pancaindra
seperti permainan yang membutuhkan ketangkasan dan keberanian pelaku misalnya permainan
perang-perangan membutuhkan senjata dan lain sebagainya. Alat-alat yang demikian itu
memiliki fungsi terapeutik yang dapat membantu pelaku mengurangi kejenuhan dan
ketegangan serta burnout.

Tujuan Program

Tujuan dari modul pelatihan ini adalah untuk mempermudah fasilitator atau trainer
dalam menyampaikan materi kepada klien Kusuma Agrowisata Adventure dan diharapkan
pelatihan dapat berjalan dengan lancar.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 3


Manfaat

Pelatihan ini dapat bermanfaat bagi klien, terutama berkaitan dengan strategi atau cara
untuk menurunkan burnout pada klien melalui pelatihan luar ruangan. Selain itu, pelatihan ini
akan memberikan pengetahuan dan strategis untuk menurunkan burnout pada trainer Kusuma
Agrowisata Adventure. Selain itu, modul pelatihan ini dapat memberikan alternatif tujuan-
tujuan yang akan dilakukan pada pelatihan luar ruangan.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 4


Desain Pelatihan
A. Nama Pelatihan
Pelatihan berbasis luar ruangan untuk menurunkan tingkat burnout pada klien.

B. Tujuan Pelatihan
Tujuan dari modul pelatihan luar ruangan ini yaitu untuk membantu klien dalam
mengurangi tingkat burnout yang dialami. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam
bekerja ataupun dalam belajar.

C. Metode Penyampaian Materi


Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah dengan eksperiental learning,
dengan menggunakan pendekatan presentasi, stimulasi, permainan, dan interaksi kelompok.
Selain itu dalam beberapa sesi akan diadakan kegiatan diskusi, uman balik dan pemaknaan
kegiatan yang dilakukan.

D. Waktu dan Tempat


Hari : Fleksibel (sesuai dengan permintaan user atau klien)
Lokasi : Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground

E. Peserta Pelatihan
Peserta Pelatihan diikuti oleh klien Kusuma Agrowisata Adventure

F. Jadwal Kegiatan

No Jam / Sesi Subject Keterangan


Durasi
1 08.00 Pengkondisian All Participant Peserta memasuki Ground Outbound
Peserta
- Penataan venue, diarahkan sesuai
tanda yang telah dipasang
- Safety Briefing + Risk Assesment
(Pengisian draft protokol keselamatan
dan resiko kegiatan)
- Orientasi Medan (kontur tanah dan
toilet)

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 5


2 08.30 Opening All Participant Opening Ceremony
Session
- Foto Bersama dan Fun Ice Breaking
- Perkenalan All Team
- Serah Terima Otoritas Kegiatan
kepada Fasilitator
- Doa
- Pengenalan Kegiatan serta kontrak
kesepakatan (aturan, dsb).
3 08.50 Pre-test Peserta Peserta mengisi form untuk mengetahui
dipandu sejauh mana karakteristik tingkat burnout
Fasilitator peserta sebelum mengikuti pelatihan.
4 09.00 Penyampaian Peserta Materi burnout
Materi dipandu
- Interaksi dengan peserta terkait materi
Fasilitator
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
5 09.10 Fun Peserta Instrumen Lagu Pengiring sambil mempererat
Energizing dipandu barisan dan Sesi Energizing dari Fasilitator
Fasilitator untuk menaikkan semangat dari peserta
- Team Builing
- Engage
- Togetherness
(Game bersama-sama seluruh peserta untuk
peingkatan harmony kebersamaan dan
memunculkan kekeluargaan serta ikatan yang
erat antar sesama.)
6 09.40 Grouping Peserta Peserta dibagi menjadi kelompok kecil.
Session dipandu
Kegiatan selanjutnya dimaksudkan mencari
Simulation Fasilitator
terbaik dari yang terbaik dalam kelompok,
ketua dan Yel2
7 10.10 Water Break All Participant Kegiatan menurunkan ketegangan dari efek
sesi sebelumnya yang menguras konsentrasi
dan tenaga seluruh peserta agar terhindar dari
cedera
8 10.25 Simulation Peserta Disesi ini dinamika kelompok akan terlihat,
Games + dipandu setiap kelompok akan berkompetisi dengan
Group Game Fasilitator kelompok lain berkenaan dengan personal
effectiveness dan teamworking. Peran
pemimpin juga diasah dalam efektifitas
pemimpin dalam kelompok. Sehingga tercipta
attachment dan kohesifitas dalam kelompok.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 6


9 11.10 Closing Game Peserta Tantangan bersama untuk semua peserta
dipandu diamaksudkan untuk penanaman nilai-nilai
Fasilitator kebersamaan dan peran serta seluruh unsur
dari kelompok dalam mencapai sebuah visi
bersama.
10 11.25 Relaksasi Peserta Para peserta akan mengikuti program-
Psikologi dipandu program relaksasi psikologi dari fasilitator
Fasilitator
11 11.35 Closing Peserta Sesi pemaknaan atau refleksi dari semua
Session dipandu kegiatan yang telah di lakukan dari awal.
(feedback + Fasilitator Guna pemaknaan efektifitas pelatihan dalam
Debrief) kelompok.
12 11.45 Post-test Peserta Peserta mengisi form untuk mengetahui
dipandu sejauh mana karakteristik tingkat burnout
Fasilitator peserta setelah mengikuti pelatihan.
13 11..55 Penutup / All Snack time foto session.
Sayonara Participants
Berkoordinasi dengan tim Panitia untuk
Kegiatan selanjutnya.
14 12.00 Flying Fox Bila berkenan Tantangan Personal effectiveness untuk
mengalahkan batasan pada diri sendiri.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 7


G. Silabus Pelatihan
Metode
No. Materi Kegiatan Tujuan Media & Alat Durasi
Penyampaian
Peserta memasuki Penataan venue dan
Ground Outbound peralatan oleh fasilitator.
- Penataan venue, Peserta dapat mengetahui
diarahkan sesuai tanda lingkungan sekitar dan
yang telah dipasang mengetahui protokol
- Safety Briefing + keselamatan dan resiko
Pengkondisian - Mikrofon Presentasi dan
1. Risk Assesment kegiatan. 30 Menit
Peserta - Pengeras suara Interaksi
(Pengisian draft
protokol keselamatan
dan resiko kegiatan)
- Orientasi Medan
(kontur tanah dan
toilet)
Opening Ceremony Peserta dapat mengenal
- Foto Bersama dan fasilitator yang akan
- Mikrofon Presentasi dan
2. Opening Session Fun Ice Breaking mendampingi peserta 20 Menit
- Pengeras suara Interaksi
- Perkenalan All Team selama pelatihan.
Selanjutnya, Agar

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 8


- Serah Terima pelatihan berjalan secara
Otoritas Kegiatan terstruktur dan sistematis
kepada Fasilitator sehingga mengurangi
- Doa kemungkinan gangguan
- Pengenalan Kegiatan atau distraksi selama
serta kontrak pelatihan berlangsung.
kesepakatan (aturan,
dsb).
Peserta mengisi form Untuk mengetahui sejauh
yang diberikan oleh mana karakteristik tingkat - Kuesioner Mengisi lembar
3. Pre-test 10 Menit
tim fasilitator. burnout peserta sebelum - Alat Tulis form kuesioner
mengikuti pelatihan.
Tim fasilitator Peserta pelatihan dapat
menjelaskan materi mengetahui serta tentang
Penyampaian terkait dengan burnout, jenis-jenis - Mikrofon Presentasi dan
4. 10 Menit
Materi burnout. burnout, penyebab - Pengeras suara Interaksi
burnout, dan cara
mengatasi burnout.
Para peserta akan Instrumen Lagu
- Mikrofon
5. Fun Energizing mengikuti permainan- Pengiring sambil Praktek 30 Menit
- Pengeras suara
permainan luar mempererat barisan dan

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 9


ruangan (outbound) Sesi Energizing dari - Peralatan
yang akan diberikan Fasilitator untuk outbound
oleh fasilitator. menaikkan semangat dari (Situasional
peserta tergantung game
- Team Builing outbound yang
- Engage digunakan)
- Togetherness
(Game bersama-sama
seluruh peserta untuk
peingkatan harmony
kebersamaan dan
memunculkan
kekeluargaan serta ikatan
yang erat antar sesama.)
Para peserta akan Peserta dibagi menjadi
- Mikrofon
mengikuti permainan- kelompok kecil.
- Pengeras suara
permainan luar Kegiatan selanjutnya
Grouping Session - Peralatan
6. ruangan (outbound) dimaksudkan mencari Praktek 30 Menit
Simulation outbound
yang akan diberikan terbaik dari yang terbaik
(Situasional
oleh fasilitator. dalam kelompok, ketua
tergantung game
dan yel-yel

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 10


outbound yang
digunakan)
Istirahat sejenak Kegiatan menurunkan
ketegangan dari efek sesi
sebelumnya yang - Air Mineral
7. Water Break - 15 Menit
menguras konsentrasi dan - Snack
tenaga seluruh peserta
agar terhindar dari cedera
Para peserta akan Disesi ini dinamika
mengikuti permainan- kelompok akan terlihat,
permainan luar setiap kelompok akan
- Mikrofon
ruangan (outbound) berkompetisi dengan
- Pengeras suara
yang akan diberikan kelompok lain berkenaan
- Peralatan
oleh fasilitator. dengan personal
Simulation Games outbound
8. effectiveness dan Praktek 45 Menit
+ Group Game (Situasional
teamworking. Peran
tergantung game
pemimpin juga diasah
outbound yang
dalam efektifitas
digunakan)
pemimpin dalam
kelompok. Sehingga
tercipta attachment dan

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 11


kohesifitas dalam
kelompok.
Para peserta akan Tantangan bersama untuk
- Mikrofon
mengikuti permainan- semua peserta
- Pengeras suara
permainan luar diamaksudkan untuk
- Peralatan
ruangan (outbound) penanaman nilai-nilai
outbound
9. Closing Game yang akan diberikan kebersamaan dan peran Praktek 15 Menit
(Situasional
oleh fasilitator. serta seluruh unsur dari
tergantung game
kelompok dalam
outbound yang
mencapai sebuah visi
digunakan)
bersama.
Para peserta akan Membantu peserta
mengikuti program- menjadi rileks, dengan
program relaksasi demikian dapat
psikologi dari memperbaiki berbagai
- Mikrofon
Relasksasi fasilitator aspek kesehatan fisik.
10. - Pengeras suara Praktek 10 Menit
Psikologi Setelah kegiatan yang
cukup tegang, Untuk
membantu individu
mengontrol diri dan
memfokuskan perhatian

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 12


sehingga ia saat berada
dalam situasi yang
menegangkan.
Sesi pemaknaan atau Feedback :
refleksi dari semua Penghimpunan respon
kegiatan yang telah di dari peserta training
lakukan dari awal. untuk menyampaikan apa
Guna pemaknaan yang telah dirasakan
Closing Session efektifitas - Mikrofon
Presentasi dan
11. (feedback + kepemimpinan dalam Debrief : Dari fasilitator - Pengeras suara 10 Menit
Interaksi
Debrief) kelompok. menjabarkan apa apa saja
yang terjadi dalam selama
berkegiatan bersama dan
pembelajaran apa saja
yang dilaksanakan
bersama
Peserta mengisi form Untuk mengetahui sejauh
kuesioner yang mana karakteristik tingkat - Kuesioner Mengisi lembar
12. Post-test 10 Menit
diberikan oleh tim burnout peserta setelah - Alat Tulis form kuesioner
fasilitator. mengikuti pelatihan.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 13


- Snack Time Menutup kegiatan - Mikrofon
13. Penutup / Sayonara Interaksi 5 Menit
- Foto Session pelatihan luar ruangan - Pengeras suara

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 14


Materi 1
Tujuan : Memberikan informasi terkait burnout kepada klien
Indikator Perilaku : Klien mengetahui dan memahami konsep burnout yang disampaikan
oleh trainer.
Alat dan bahan : Mikrofon dan pengeras suara.
Waktu : 10 menit
Metode : Presentasi dan tanya jawab
Deskripsi Kegiatan : Penyampaian materi dan interaksi dua arah dengan klien terkait
burnout
Prosedur : Posisi klien mengikuti arahan dari trainer. Trainer membuka dengan
komunikasi dua arah (tanya jawab) seputar burnout. Setelah itu, trainer
menjelaskan konsep terkait burnout.
Isi Materi : 1. Gambaran burnout.
2. Jenis-jenis burnout.
3. Penyebab burnout.
4. Cara mengatasi burnout.

Materi 2
Tujuan : Game Outdoor
Indikator Perilaku : Klien dapat mengikuti seluruh rangkaian
Alat dan bahan : Situasional (berdasarkan game outbound yang digunakan)
Waktu : 30 - 120 menit
Metode : Situasional (berdasarkan game outbound yang digunakan)
Deskripsi Kegiatan : Outbound merupakan sebuah konsep kerangka berfikir ulang dan
pengingatan kesadaran berfikir yang mengedepankan aspek sosial dan
individu didalam kelompok yang akan terbentuk dengan tetap
memenuhi kaidah pembelajaran yang sesuai dan tepat sasaran
disesuaikan dengan daya serap dan tingkat materi yang akan diberikan
kepada peserta outbound.
Prosedur : SOP OUTBOUND
1. Penyambutan
• “Selamat datang keluarga besar…”

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 15


2. Pembukaan
• Sapaan
- Halo, Hai
- Selamat Pagi
• Safety Briefing
- Barang bawaan
- Riawayat kesehatan
- Orientasi medan (kondisi lahan/lapangan)
- Orientasi jalur evakuasi, toilet, dll
• Sambutan Pimpinan
- Serah otoritas
- Pembukaan
- Doa bersama
3. Ice breaking
• Sapaan (siapa kita? Semangat pagi!)
• Ice breaking

Isi Materi : Situasional (berdasarkan game outbound yang digunakan)

Materi 3
Tujuan : Memberikan informasi terkait relaksasi psikologi
Indikator Perilaku : Klien dapat mengurangi perasaan burnout, meningkatkan perasaan
tenang dan damai, mengurangi ketegangan otot, serta meningkatkan
energi.
Alat dan bahan : Mikrofon dan pengeras suara.
Waktu : 15 menit
Metode : Situasional (berdasarkan teknik relaksasi yang diberikan)
Deskripsi Kegiatan : Relaksasi dapat di artikan sebagai teknik yang dilakukan untuk
mengatasi stres dimana akan terjadi peningkatan aliran darah sehingga
perasaan cemas dan khawatir akan berkurang. Relaksasi merupakan
proses merilekskan otototot yang mengalami ketegangan atau
mengendorkan otot-otot tubuh dan pikiran agar tercapai kondisi yang
nyaman
Prosedur :
1. Setting Lokasi
• Mengkondisikan lingkungan yang nyaman dan tenang
• Menggunakan musik yang lembut

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 16


2. Prosedur relaksasi situasional (berdasarkan relaksasi yang
digunakan)
3. Evaluasi
• Mengeksplorasi perasaan klien.
• Memberikan kesempatan kepada klien memberikan umpan
balik dari relaksasi yang telah dilakukan
Isi Materi : Situasional (berdasarkan teknik relaksasi yang diberikan)

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 17


Kuesioner Burnout
Biodata
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Asal Instansi :

PETUNJUK
Pada halaman berikut terdapat sejumlah pernyataan mengenai kondisi / situasi yang
sedang anda alami dalam pekerjaan, anda diminta untuk memberikan pendapat yang sesuai
dengan keadaan diri sendiri saat ini, dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada kolom yang
tersedia, dimana :

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
1. Saya merasakan lelah secara emosi karena pekerjaan yang
saya jalani
2. Saya merasa fisik saya sangat lelah setiap selesai bekerja
atau belajar
3. Saya merasa lelah ketika bangun pagi karena memikirkan
pekerjaan atau tugas-tugas yang akan saya hadapi
kedepannya
4. Saya merasa memperlakukan orang lain seolah-olah mereka
adalah objek yang tidak perlu dipahami secara personal
5. Saya menjadi semakin tidak berperasaan terhadap orang lain
sejak saya menjalani perkuliahan
6. Saya merasa orang-orang di sekitar saya sangat
menyusahkan
7. Saya merasa frustasi dengan pekerjaan atau tugas yang saya
hadapi
8. Saya memberikan pengaruh positif kepada orang lain
selama saya bekerja

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 18


9. Saya menjaga jarak dengan orang lain

10. Saya merasa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang


diberikan dosen secara baik
11. saya memberikan pengaruh negatif kepada orang lain

12. Saya merasa lelah dengan pekerjaan atau tugas-tugas saya

13. Saya bisa mencairkan dan membangun suasana yang baik


dengan teman-teman saya
14. Saya merasa sudah bekerja terlalu keras pada setiap tugas
yang saya jalani
15. Saya tidak perduli dengan apa yang terjadi dengan orang
lain (yang penting saya bekerja dan mengerjakan tugas saya)
16. Saya merasa sangat bersemangat dan produktif dalam
melakukan tugas-tugas saya selama bekerja
17. Saya merasa orang-orang disekitar saya seperti rekan kerja
dan atasan memberikan terlalu banyak tekanan kepada saya
18. Saya merasa berada di ujung tanduk saat tugas atau
pekerjaan yang saya rasakan sudah sangat berat
19. Saya merasa orang lain menyalahkan saya atas masalah
yang mereka alami
20. Saya telah mendapatkan dan mengalami banyak hal yang
berharga selama pekerjaan saat ini
21. Saya merasa tidak sanggup menyelesaikan tugas-tugas yang
ada

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 19


Lampiran 1
Lembar Bahan Materi
MATERI 1
BURNOUT
PENGERTIAN BURNOUT
Burnout merupakan kelelahan baik secara fisik maupun emosional yang menyebabkan
berkembangnya konsep diri negatif, kurangnya konsentrasi, dan sikap kerja yang buruk.
Burnout juga diartikan sebagai keadaan lelah atau frustasi yang disebabkan terhalangnya
pencapaian sehingga muncul perubahan sikap dan perilaku yang menyebabkan seseorang
menarik diri secara psikologis dari pekerjaannya, biasanya seseorang yang mengalami burnout
cenderung menjaga jarak dengan klien atau orang lain atau bersikap sinis terhadap mereka
(Pangesti, 2012).

Selain menyebabkan perubahan sikap, biasanya burnout diikuti dengan


menurunnya prestasi kerja menurut Ivancevich (2006), burnout adalah proses psikologis yang
disebabkan stres kerja yang tidak terlepaskan, sehingga menyebabkan kelelahan emosi,
perubahan kepribadian, dan perasaan serta penurunan pencapaian. Siagian (2009) berpendapat
bahwa burnout adalah 16 kondisi mental, emosional, dan kelelahan fisik yang disebabkan stres
yang berlanjut dan tidak teratasi yang berdampak dari stres kerja baik secara psikologis,
psikofisiologis dan perilaku yang sifatnya merugikan.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, burnout adalah kondisi kelelahan
kerja yang diakibatkan stres kerja yang tidak tertangani, sehingga mengakibatkan penurunan
pencapaian, perubahan sikap, dan masalah baik fisik maupun psikologis pada seorang pekerja.

DIMENSI-DIMENSI BURNOUT
Maslach & Leiter (2001) membagi burnout akademik pada tiga dimensi, yaitu :

1. Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion)


Kelelahan emosional ditandai dengan kelelahan yang berkepanjangan baik
secara fisik, mental, maupun emosional. Ketika Pekerja/mahasiswa merasakan
kelelahan (exhaustion), mereka cenderung berperilaku overextended (berlebihan) baik
secara emosional maupun fisik, tidak mampu menyelesaikan masalah mereka, tetap
merasa lelah meski sudah istirahat yang cukup, dan kurang energi dalam melakukan
aktivitas.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 20


2. Depersonalisasi (Depersonalization)
Depersonalisasi ditandai dengan sikap sinis, cenderung menarik diri dari
lingkungan kerja/akademik. Dimensi ini disebut dengan depersonalisasi yaitu
memisahkan diri dari orang lain, menunjukkan emosi yang dingin, menunjukkan reaksi
negatif terhadap perilaku orang lain, misalnya memperlakukan teman kerja/kuliah
dengan kurang baik dan mudah marah. Perilaku negatif seperti ini dapat memberikan
dampak yang serius pada efektifitas kinerja.
Perilaku tersebut diperlihatkan sebagai upaya melindungi diri dari perasaan
kecewa, karena penderita menganggap bahwa dengan berperilaku seperti itu, maka
mereka akan aman dan terhindar dari ketidakpastian dalam pekerjaan.
3. Rendahnya pencapaian prestasi diri (Lack of personal accomplishment)
Merupakan atribut dari tidak adanya aktualisasi diri, rendahnya motivasi kerja
dan penurunan rasa percaya diri. Seringkali kondisi ini mengacu pada kecenderungan
individu untuk mengevaluasi diri secara negatif sehubungan dengan prestasi yang
dicapainya. Rendahnya pencapaian prestasi diri ditandai dengan individu merasa tidak
pernah puas dengan hasil karya dirinya sendiri, dan tidak mampu melaksanakan tugas.
Selain itu, individu akan merasa bahwa usaha yang dilakukan terbuang dengan sia-sia.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BURNOUT

1. Faktor Situasional (Situasional Factor)


a. Job characteristic, banyak penelitian yang menyatakan bahwa burnout adalah
akibat dari kelebihan beban kerja dimana terlalu banyak pekerjaan yang harus
diselesaikan dalam satu waktu dan terjadi terus menerus. Selain beban kerja,
beberapa penelitian juga membahas mengenai konflik peran dan ambiguitas peran
yang memiliki korelasi rendah sampai tinggi dengan burnout.
b. Occupational characteristic, pekerjaan dengan peran yang ambigu mempunyai
kontribusi besar pada stres dan burnout. Adanya konflik peran merupakan faktor
yang berpotensi menimbulkan burnout, konflik peran ini muncul karena jobdesc
atau tuntutan pekerjaan tidak sesuai dan bertentangan dengan apa yang menjadi
pekerjaan utama.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 21


c. Organizational characteristic, burnout dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi,
gaya kepemimpinan atasan, dukungan rekan kerja, semuanya dapat berpengaruh
pada kelelahan emosi yang dapat berlanjut pada terjadinya bunout.

2. Faktor Individu (Individual Factor)


a. Demograpic characteristic, karakteristik berhubungan dengan usia, jenis kelamin,
pendidikan, status perkawinan, dan sebagainya. Usia pekerja yang relatif muda
cenderung lebih mudah mengalami burnout karena pengalaman kerjanya yang
masih sedikit sehingga belum berpengalaman menghadapi burnout. Tingkat
pendidikan, seseorang tingkat pendidikan rendah cenderung lebih mudah
mengalami burnout dibanding yang tidak menyelesaikan pendidikannya. Status
perkawinan, pekerja yang belum menikah cenderung lebih tinggi pada mereka
yang lajang dibandingkan yang telah menikah karena pekerja yang telah menikah
akan memeperoleh dukungan dari pasangan, namun kecenderungan burnout pada
wanita lebih tinggi saat telah memiliki anak.
b. Personality characteristic, karakteristik seseorang dapat mempengaruhi
kecenderungan burnout, bagaimana cara ia mengatasi masalah yang dialami dan
memiliki coping stres yang baik kecenderungan burnout-nya tentu semakin rendah.
c. Job attitudes, setiap orang memiliki sikap dan harapan yang berbeda dalam bekerja,
seseorang dengan harapan yang terlalu tinggi akan membuat seseorang bekerja terlalu
keras sehingga dapat menimbulkan stres berkelanjutan yang dapat menyebabkan burnout.

MATERI 2
PERMAINAN OUTBOUND
1) BURUNG KAKAK TUA
Permainan atau game ini merupakan game yang tidak menggunakan alat apapun, hanya
dengan menggunakan angoota tubuh, game ini, game ini menggabungkan fungsi otak kanan
dan otak kiri secara bersamaan, yakni menggunakan hitungan1, 2, 3 dinyanyikan dengan nada
lagu BURUNG KAKAK TUA, dan pada saat bersamaan harus menggerakkan tangan sesuai
instruksi.
Tujuan : Membangun konsentrasi dan suasana segar untuk peserta
Alat : Microphone, pengeras suara & musik
Instruksi :

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 22


• Trainer menginstruksikan peserta agar berdiri dan berbaris membentuk
lingkaran besar.
• Jika trainer meginstruksikan “satu” maka tangan kanan peserta
memegang jari (sendiri) telunjuk tangan kiri.
• Jika trainer menginstruksikan “dua” maka tangan kanan peserta
memegang jari telunjuk tangan kiri teman sebelah kanan.
• Jika trainer menginstruksikan “tiga” maka tangan kanan peserta
memegang jari telunjuk tangan kiri teman sebelah kiri.
• Setelah berjalan lancar, game ini bisa di kembangkan sesuai keinginan
seperti contohnya dinyanyikan dengan nada burung kakak tua,
mengacak nomor/ membalik posisi angka dua dan tiga.

2) KIJANG DAN POHON


Permainan ini merupakan permainan tanpa alat, yang melibatkan fungsi sensorik dan
motoric yang mengharuskan klien berkonsentrasi dan bergerak reflek terhadap respon
isntruksi.
Tujuan :

• Gerak sensori : bisa melatih gerak motorik kasar maupun halus.


• Kecerdasan verbal dan linguistic: melatih kemampuan untuk lebih peka
terhapap makna dari berbagai susunan kata, dengan mendengarkan
instruksi jika tupai diperintahkan untuk berpindah dari pohon ke pohon
yang lain, atau tupai ke tupai yg lain.
Alat : Microphone, pengeras suara & musik
Instruksi :
• Awalnya trainer minta peserta membentuk lingkaran,
• Kemudian secara cepat trainer minta mereka membentuk kelompok-
kelompok yang terdiri dari 3 orang, sehingga pasti akan tersisa satu orang
yang tidak mempunyai kelompok.
• Dari 3 orang tersebut kita minta satu orang menjadi tupai yang akan
jongkok/ merunduk, berada di antara 2 rekan lainnya yang membentuk
pohon dengan cara berpegangan tangan saling berhadapan, seperti pada
permainan “ular naga panjangnya”.
• Fasilitator akan mulai dengan memberikan cerita, di mana dalam
ceritanya akan diselipkan kata PEMBURU, ANGIN, dan BADAI.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 23


✓ Jika disebut kata PEMBURU, maka semua tupai harus pindah ke
pohon yang lain, jadi berpindah ke kelompok lainnya,
secepatnya.Pohon tetap diam di tempat.
✓ Jika disebut kata ANGIN, maka yang berpindah adalah pohon, tanpa
boleh melepas pegangan tangannya, mencari tupai yang lain.
✓ Namun jika yang disebut adalah BADAI, maka semua harus
berpindah dan berganti peran, boleh jadi tupai atau pohon dan
sebaliknya.
• Cerita akan dilanjutkan oleh satu orang yang tidak mendapat
tempat/pasangan, dan diteruskan hingga beberapa kali
• Pada saat berpindah, orang yang bercerita harus ikut segera mencari
kelompok dan peran sebagai tupai/pohon yang kosong.
3) JEMPOL WARNA
Game ini merupakan game sederhada yang melibatkan gerak sensori motor, dimana
game ini tidak menggunakan alat apapun dan hanya melibatkan jempol tangan serta gerak cepat
dari klien sesuai instruksi trainer.
Tujuan : Untuk melatih gerak sensori motoric serta melatih kepekaan terhadap hal-hal
yang ada disekitar.
Alat : Microphone, pengeras suara & musik
Instruksi :
• Trainer menginstruksikan kepada peserta untuk membentuk lingkaran
• Berikan instruksi bahwa untuk mengangkat jempol kanan masing-
masing keatas
• Lalu beri penjelasan “jempol ini adalah jempol Ajaib yang nantinya ini
akan mengarahkan diri kita”
• Lalu peserta diberi penjelasan lanjutan mengenai perintah terhadap
jempol tersebut yakni menyentuh hal apapun sesuai warna yang
disebutkan oleh trainer.
• Misal ketikan trainer menyebutkan warna merah. Maka, peserta harus
bergerak cepat mencari hal apapun yang berwarna merah untuk disentuh
oleh jempolnya, seperti baju sepatu dan barang yang ada disekitarnya
• Ulangi instruksi tersebut dengan warna yang berbeda beda.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 24


4. MUTIARA DALAM CANGKANG
Permainan ini merupakan jenis fun games yang cocok untuk ice breaking serta keseruan
antar peserta dimana yang dilibatkan yakni gerak sensori motor serta kecerdasan diri peserta,
game ini cukup memacu adrenalin karena para peserta dituntut untuk berpkir dan bergerak
cepat mencari kelompok sesuai instruksi.
Tujuan : Melatih gerak sensori motor dan kepekaan terhadap sekitar, serta melatih
kecerdasan bagi peserta
Alat : Microphone, pengeras suara & musik
Instruksi :
• Pertama-tama peserta outbound dibuat dalam suatu lingkaran besar.
• Instruktur outbound memberikan aturan permainan dalam keadaan
peserta posisi lingkaran besar.
• Bila instruktur berkata “2” dan “5’, artinya seluruh peserta membentuk
kelompok, 2 orang berada di dalam lingkaran, sedangkan 5 orang berada
di luar lingkaran
• Bila instruktur berkata “5” dan “3” artinya seluruh peserta membentuk
kelompok dengan 5 orang berada di dalam lingkaran, sedangkan 3 orang
berada di luar lingkaran.
• Peserta yang tidak mendapatkan kelompok harus keluar dari permainan
untuk mendapatkan hukuman ala outbound.
• Games ini dapat digunakan untuk mencari kelompok secara acak.
5. HANDS RINGS
Game ini merupakan game yang melibatkan kelompok untuk pelaksanaanya dimana
game ini melibatkan alat yakni seutas tali yang dibentuk bulat dan nantinya akan disalurkan
kepada peserta untuk dimainkan.
Tujuan : Melatih kekompakan serta keluwesan gerak peserta
Alat : Microphone, pengeras suara, musik & tali yang diikat bundar
Instruksi :
• Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing masing
kelompok beranggotakan 5-8 orang.
• Lalu peserta diminta membuat barisan memanjang kebelakang sesuai
kelompok masing-masing.
• Setelah itu peserta diminta menghadap kiri atau kanan sambil
bergandengan tangan antar anggota kelompok.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 25


• Peserta paling ujung depan memegang tali yang sudah disiapkan
• Lalu tali tersebut disalurkan kepada anggota kelompok selanjutnya sampai
paling belakang tanpa melepaskan genggaman tangannya.
6. FOLLOWING LEADER
Game ini merupakan game yang melibatkan satu orang pemimpin kelompok dan
anggota lainnya mengikuti Gerakan pemimpinnya, game ini menggunakan bantuan instrument
lagu yang mengiringi pemimpin klompok untuk berkreasi membuat Gerakan yang diikuti
anggotanya.
Tujuan : Melatih kreatifitas serta kekompakkan anggota kelompok
Alat : Microphone, pengeras suara & musik
Instruksi :
• Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing masing
kelompok beranggotakan 5-8 orang.
• Instuktur memutar music yang berbau Gerakan badan (berjoget)
• Satu orang menjadi pemimpin pertama untuk membuat Gerakan yang
akan diikuti anggotanya
• Setelah ada instruksi ganti maka orang terdepan akan menggantikan
pemimpin sebelumnya dan pemimpin berpindah menuju barisan akhir
• Dilanjutkan seterusnya hingga lagu selsai.
7. FLYING FOX
Flying fox atau meluncur merupakan salah satu jenis/bentuk permainan outbound
training yang dilakukan secara individu dan sangat memacu adrenalin karena menguji
kebranian peserta untuk meluncur diatas ketinggian.
Tujuan : Untuk memacu adrenalin peserta serta tantangan Personal effectiveness untuk
mengalahkan batasan pada diri sendiri.
Alat : Seling baja, roller, carmantel, carabinner, helmet, tracker, full/semi body
harnest, webbing, dan dua pohon yang besar dan kuat (atau tiang pancang yang
memang sudah dibuat khusus untuk permainan ini),
Instruksi :
• Pasangkan alat full/semi body harnest dan helmet pada peserta. Kaitkan
full/semi body harnest dengan carabinner dan gantungkan pada roller
selling baja yang tersambung dengan tali carmantel. Tali carmantel
dipasang sejalur dengan selling baja, sebagai bagian dari upaya menjaga
keamanan (safety) bagi peserta. Sedangkan tali carmantel yang dipasang

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 26


di bagian bawah, sebagai handling untuk memperlambat luncuran
peserta.
• Pegang bagian pundak peserta dan suruhlah mengucapkan sesuatu,
sebelum dilepaskan untuk meluncur ke bawah.
• Sesampai di bawah dengan cara meluncur di selling baja dan
dikendalikan dengan tali carmantel. Lepaskan carabiner dari selling baja
maupun carmantel. Lalu lepaskan pula full/semi body harnest beserta
helmetnya. Setelah itu peserta dipersilahkan istirahat untuk menunggu
seluruh anggota timnya sudah berkumpul.
MATERI 3
RELAKSASI
Relaksasi 1
RELAKSASI OTOT PROGRESIF
Relaksasi otot progresif merupakan kegiatan memusatkan suatu perhatian pada suatu
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan
dengan melakukan teknik relaksai, untuk mendapat perasaan relaksasi (Townsend, 2010).
Relaksasi progresif merupakan kombinasi latihan pernafasan yang terkontrol dengan angkaian
kontraksi serta relaksasi otot (Potter & Griffin, 2005). Relaksasi progresif adalah teknik
relaksasi otot dalam yang memerlukan imajinasi dan sugesti (Davis et al., 1995).

TUJUAN DAN MANFAAT

Menurut Setyoadi (2011) memaparkan tentang tujuan Teknik ini yakni sebagai berikut :

a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher, dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, dan laju metabolic
b. Mengurangi distrimia jantung, kebutuhan oksigen
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi Ketika klien sadar dan tidak
memfokus perhatian relaks
d. Meningkatkan kebugaran dan konsentrasi
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
f. Mengatasi insomnia

Menurut (Davis et al., 1995) relaksasi progresif memberikan hasil yang memuaskan
dalam program terapi terhadap ketegangan otot, menurunkan ansietas, memfalisitasi tidur,

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 27


depresi, mengurangi kelelahan, kram otot, nyeri pada leher dan punggung, menurunkan tekanan
darah tinggi, fobia ringan serta meningkatkan konsentrasi.

PRINSIP KERJA RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Menurut McGuidan & Lehrer (2007), dalam melakukan relaksasi progresif hal yang
paling penting dikenali adalah ketegangan otot, ketika otot berkontraksi (tegang) maka
rangsangan akan disampaikan ke otak melalui jalur saraf afferent. Tenson merupakan kontraksi
dari serat otot rangka yang menghasilkan sensasi tegangan. Relaksasi adalah pemanjangan dari
serat otot tersebut yang dapat menghilangkan sensasi ketegangan. Sete sensasi tegang,
kemudian dilanjutkan dengan merasakan relaks, ini merupakan sebuah prosedur umum untuk
mengidentifikasi lokalisasi, relaksasi dan merasakan perbedaan antara keadaan tegang (tension)
dan relaksasi yang akan diterapkan pada semua kelompok otot utama.

PROSEDUR RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1. Hal-hal yang perlu disiapkan


a. Lingkungan yang nyaman dan tenang
b. Musik yang lembut
2. Langkah-langkah
• Otot Kepala
a. Meminta kepada klien untuk melonggarkan pakaian, ikat pinggang membuka
sepatu dan kaos kaki.
b. Meminta klien untuk memejamkan matanya secara perlahan
c. Meminta klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan nafas dengan
panjang
d. Meminta klien untuk mengerutkan dahi, mengedipkan mata, membuka mulut
lebar-lebar, menekan lidah pada langit-langit mulut, mengatupkan rahang kuat-
kuat, bibir dimonyongkan kedepan dan tetaplah tegang selama 5 detik, hembuskan
nafas perlahan dan kendurkan secara perlahan katakan dalam hati : “rileks dan
pergi”
e. Meminta klien menekan kepala kebelakang, anggukkan kepala kearah dada.
f. Meminta klien untuk memutar kepala kebahu kanan, dan putar kepala kebahu kiri.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 28


• Tulang Bagian Bahu
Mengangkat kedua bahu seolah ingin menyentuh telinga, mengangkat bahu
kanan seolah-olah ingin menyentuh telinga, dan mengangkat bahu kiri seolah-
olah ingin menyentuh telinga.
• Otot Bagian Lengan dan Dada
a. Menahan lengan dan tangan mengepal, kemudian mengepalkan tangan
bengkokkan lengan pada siku, mengencangkan lengan sambil tetap mengepalkan
tangan, tahan 5 detik, hembuskan nafas perlahan sambil mengendurkan dan
katakan dalam hati “rileks dan pergi”
b. Menarik nafas dalam dan mengencangkan otot-otot dada dan tahan 5 detik,
hembuskan nafas dan kendurkan secara perlahan, sambil katakan dalam hati :
“relaks dan pergi”
• Otot Bagian Perut Hingga kaki
a. Mengencangkan perut, menekan keluar dan tarik kedalam, tahan 5 detik,
hembuskan nafas dan kendurkan perlahan sambil katakan dalam hati “rileks dan
pergi”.
b. Meminta melengkungkan punggung ke belakang sambil menarik nafas dalam dan
tekan lambung keluar, tahan 5 detik, hembuskan nafas dan kendurkan secara
perlahan, katakan : “rileks dan pergi”
c. Meminta mengencangkan pinggang, tekan tumit kaki ke lantai, kencangkan otot
kaki dibawah lutut, tekuk jari kaki kebawah seolah – olah menyentuh telapak kaki,
angkat jari kaki keatas seolah – olah hendak menyentuh lutut, tahan 5 detik,
hembuskan nafas dan kendurkan secara perlahan, katakan : “rileks dan pergi”

Relaksasi 2

RELAKSASI NAFAS DALAM

Terapi relaksasi nafas dalam merupakan pernafasan pada abdomen dengan frekuensi
lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik
nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau pengalihan perhatian. (Hartanti et al., 2016).
Mekanisme relaksasi nafas dalam pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan
ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali permenit sehingga terjadi
peningkatan regangan kardiopulmonari atau atau tegangan jantung.

TUJUAN DAN MANFAAT

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 29


Relaksasi napas dalam bertujuan untuk mengontrol pertukaran gas agar menjadi efisien,
mengurangi kinerja bernapas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi
otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak
berguna, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang terperangkap serta
mengurangi kerja bernapas (Bruner & Suddart, 2013).

Sementara itu, manfaat dari relaksasi nafas dalam yakni sebagai berikut :

a. Untuk Ketentraman Hati


b. Berkurangnya rasa cemas, Khawatir, dan gelisah
c. Tekanan darah dan ketegangan jiwa menjadi rendah
d. Detak jantung lebih rendah
e. Mengurangi tekanan darah
f. Meningkatkan kepercayaan diri

PROSEDUR RELAKSASI NAFAS DALAM

1. Hal-hal yang perlu disiapkan


a. Lingkungan yang nyaman dan tenang
b. Musik yang lembut
2. Langkah-langkah
a. Meminta kepada klien untuk menarik nafas dalam dari dalam hidung dan mengisi
paru-paru dengan udara melalui hitungan.
b. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sembari merasakan ekstremitas
atas dan bawah rileks.
c. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.
d. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan.
e. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks serta mengusahakan agar tetap
konsentrasi.
f. Anjurkan untuk mengulangi prosedur agar benar-benar rileks.
g. Ulangi selama 15 menit dan diselingi dengan istirahat singkat setiap 5 kali
pernafasan.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 30


Lampiran 2
Blueprint Skala Burnout

Aitem
No Aspek Indikator Total
F UF
1 Kelelahan a. Terkurasnya emosi
Emosional b. Sangat merasakan
(emotional kelelahan fisik
exhaustion) c. Tetap merasakan
lelah walaupun sudah
cukup istirahat
1, 2, 3, 7,
d. Merasakan frustrasi
12, 14, 17, 8
e. Merasa lelah dengan
18
perkerjaan
f. Merasa terbebani
dengan tugas-tugas
yang ada
g. Merasa tertekan
h. Merasa putus asa
2 Depersonalisasi a. Bersikap sinis
(depersonalization) terhadap orang lain
b. Kurang menghargai
orang lain
c. Bersikap kasar
terhadap orang lain
d. Cenderung menarik 4, 5, 6, 9,
6
diri 15, 19
e. Menunjukkan emosi
yang dingin
f. Menunjukkan sikap
dan reaksi negatif
terhadap perilaku
orang lain
3 Rendahnya a. Menunjukkan
pencapaian prestasi perasaan negatif,
diri tidak senang dan
(lack of personal kurang puas terhadap
accomplishment) pekerjaan
b. Hasil evaluasi diri
yang buruk
8, 10, 13,
c. Rendahnya hubungan 11, 21 7
16, 20
antar rekan
d. Penurunan
produktifitas
e. Perasaan tidak
berdaya
f. Timbul perasaan
bersalah
Jumlah 16 5 21

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 31


DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. (2003). Outbound management training: Aplikasi ilmu perilaku dalam
pengembangan sumber daya manusia. Yogyakarta: UII Press.
Davis, M., Keliat, B. A., Eshelman, E. R., Hamid, A. Y. S., & Mckay, M. (1995). Panduan
Relaksasi dan Reduksi Stress. Jakarta: EGC.
Derajad, M., & Kelly, E. (2011). Pengaruh Outbound Management Training Dalam
Mengurangi Burnout Pada Karyawan PT. Sinar Rajawali Surabaya. Jurnal Psikologi,
1(1), 42–49.
Gold, Y. & Roth, R. (2005). Teachers Managing Stress and preventing burnout. London : The
Falmer Press.
Hartanti, R. D., Wardana, D. P., & Fajar, R. A. (2016). Terapi Relaksasi Napas dalam
Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 9(1).
Kushariyadi, Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas Keprawatan Pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika.
Kusuma, Y. A. (2018). OUTBOUND TRAINING SEBAGAI SALAH SATU METODE
PENDIDIKAN PENGUATAN SDM. Dakwatuna: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi
Islam, 4(1).
Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job Burnout. 397–422.
McGuidan, F, J., & Lehrer, M. P. (2007). Progressive Relaxation : origin, principles, and
clinical application.
Pines, A., & Aronson, E. (1989). Career Burnout: Causes and Cures. The Free Press.
Potter, P. A., & Griffin, P. A. (2005). Buku Ajar : Fundamental keperawatan konsep, proses,
dan praktik. Jakarta: EGC.
Rothmann, S. (2003). Burnout and engagement: A south African prespective. Journal of
Industrial Psychology.
Setyarini, N. D. (2017). Efektivitas Outbond Management Training Terhadap Stres Kerja
Pada Pegawai Bank Swasta Di Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Schultz, D,P., & Schultz, S.E. (2010). Psychology and work today: A introduction to industrial
and organizational psychology. Tenth Editional. United State of America : Pearson
Education
Sindhu, P. (2006). Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung: Qanita.
Smith, M. & Bourke, S. (1992). Employee stress: Examining a model based on context,
workload. Usa Times.
Townsend, M. C. (2010). Diagnosis Keperawatan Psikiatri: Rencana Asuhan & Medikasi
Psikotropik. Jakarta: EGC.
Wardhani, D.T. (2012) Burnout Dikalangan Pekerja di Kota Bandung. Jurnal Psikologi Undip
Vol.11, N0 1.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 32


Yahya, Murip.2013. Faktor-Faktor Penyebab dan Dimensi Burnout pada pekerja. Bandung:
CV. Pustaka Setia.

Kusuma Agrowisata Adventure: Outbound & Camping Ground 33

Anda mungkin juga menyukai