Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar belakang bimbingan dan konseling

Semakin banyaknya penyelenggaraan pendidikan sekolah, khususnya di


lembaga atau instansi pendidikan sekolah formal, merupakan fenomena yang
menggembirakan akhir-akhir ini. Namun, tumbuhnya apresiasi terhadap
keberadaan dan urgensi persekolahan juga menimbulkan dilema baru, seperti
perbedaan persepsi orang tua, pendidik dan masyarakat luas dalam memaknai
visi dan misi Pendidikan sekolah. Persepsi ini akan fokus pada arah
persekolahan, yaitu pendekatan akademik dan non-akademik. Munculnya
persepsi tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman bersama orang tua
dan pendidik tentang peran pendidikan prasekolah. Oleh karena itu, guru
berperan dalam menyadarkan orang tua akan tanggung jawab dan peran sekolah
dalam rangka meningkatkan kemampuan anak.
Penyelenggaraan pendidikan di rumah (informal) dan formal mulai dari
Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT) merupakan langkah awal
perkembangan kehidupan seseorang. Hal ini dikatakan karena pendidikan
menanamkan pola asuh yang dapat membantu anak berkembang sejak dini
sedemikian rupa sehingga tumbuh dan berkembang secara wajar sebagai anak
dalam aspek fisik, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan perilaku sosial
(Supriadi, 1998:169) . Untuk mencapai perkembangan tersebut, pendidikan
harus menyiapkan program-program yang dapat membantu mengembangkan
seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Salah satu program yang
direncanakan adalah program "Bimbingan & Konseling" (BK).
Dalam Islam, bimbingan dan konseling juga merupakan salah satu
pembahasan. Misalnya pada zaman Nabi, ketika ada sahabat yang
menginginkan nasehat atau mendapat masalah dalam hidupnya, mereka biasa
bertanya kepada Nabi Muhammad S.A.W. langsung, dan Nabi memberi mereka
nasihat, bimbingan dan menjawab berbagai pertanyaan. Mereka bertanya. Hal
seperti ini juga dilanjutkan oleh para ulama kita. sehingga ulama bujan saja
berceramah, tetapi juga menjadi pembimbing dan panutan bagi masyarakat.
AL-Qur’an Surah Luqman Ayat 17
‫ُأۡل‬ ٰ
ِ ‫صابَ ۖكَ ِإ َّن َذلِكَ ِم ۡن ع َۡز ِم ٱ ُم‬
‫ور‬ َ ‫ٱصبِ ۡر َعلَ ٰى َمٓا َأ‬ ِ ‫صلَ ٰوةَ َو ۡأ ُم ۡر بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ۡ ‫ُوف َو ۡٱنهَ َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َو‬ َّ ‫ي َأقِ ِم ٱل‬
َّ َ‫ٰيَبُن‬

Artinya :  Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan


yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

A. Latar belakang secara psikologis


Dasar psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang perilaku orang
yang dituju (klien). Hal ini sangat penting karena bidang bimbingan dan
konseling adalah perilaku klien, yaitu perilaku yang perlu diubah atau
dikembangkan untuk mengatasi masalah yang bersangkutan. Ciri-ciri unik
meliputi aspek kecerdasan, emosionalitas, sosialisasi, sikap, kebiasaan, dan
kemampuan adaptasi diri Individu tidak sama dan harus memiliki perbedaan
Dapat memberikan wawasan tentang perilaku individu dan perkembangannya,
yang terus berubah Tugas perkembangan kedewasaan harus baik Perilaku dapat
dimodifikasi atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan
dapat memberikan wawasan tentang psikologis.

B. Latar Belakang Pendidikan


Ada tiga alasan pokok yang melatarbelakangi perlunya bimbingan
pendidikan:
 Pertama, pendidikan dilihat dari fitrahnya sebagai usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian seseorang. Hal ini menyiratkan bahwa
proses pendidikan memerlukan pendekatan yang lebih luas dari
sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan
personal melalui layanan bimbingan dan konseling.
 Kedua, pendidikan selalu dinamis sehingga selalu ada perubahan dan
penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi
perkembangan tersebut, mahasiswa peserta didik membutuhkan
dukungan dalam penyesuaian diri melalui layanan konseling.
 Ketiga, guru pada hakekatnya memiliki peran yang tidak hanya
sebagai guru, tetapi peran yang lebih luas, yaitu sebagai pendidik.
Sebagai pendidik, guru harus mampu melakukan pendekatan personal
terhadap pendidikan anak didiknya. Pendekatan pribadi ini dicapai
melalui layanan bimbingan.

C. Latar belakang pada perkembangan IPTEK


Pada zaman ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang
sangat pesat, sehingga diperlukan bimbingan dan arahan agar masyarakat
sadar akan dampak positif dan negatif dari perkembangan tersebut.
Melalui bimbingan dan konseling, masyarakat tertarik pada pengaruh
positif iptek, lebih mengarah pada penerapan teknologi yang harus
dimiliki dan dikuasainya karena jenis dan kondisi pekerjaan yang
semakin menuntut, kompleksitas dan persaingan antar manusia.

2. Definisi Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling adalah pelayanan dukungan siswa agar dapat
berkembang secara mandiri dan optimal, baik secara individu maupun
kelompok, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
keterampilan belajar, dan perencanaan karir. Pelayanan dan kegiatan penunjang,
berdasarkan peraturan yang berlaku.
A. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah salah satu bidang dan program pendidikan dan program
dirancang untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. bimbingan
menurut Tolbert adalah setiap program atau setiap kegiatan dan pelayanan di
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk membantu orang mengembangkan
dan melaksanakan rencana dan melakukan penyesuaian dalam semua aspek
kehidupan sehari-hari mereka. bimbingan merupakan sebuah layanan khusus
yang berbeda dengan bidang pendidikan lainnya.
B. Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan konsultasi,
namun teknik atau layanan ini sangat istimewa karena bersifat fleksibel atau
fleksibel dan menyeluruh. Konseling merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau teknik kunci. Ini mendasar, yaitu
mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan. konseling dapat membawa
perubahan dalam pikiran, keyakinan, perasaan dan sebagainya. Menurut Leona
E. Tylor, ada lima karakteristik yang juga menjadi prinsip konseling. Kelima
karakteristik tersebut adalah:
 Konseling tidak sama dengan nasehat, karena dalam menasihati ada proses
berpiki
 Konseling mencari perubahan mendasar yang berkaitan dengan gaya hidup.
 Konseling lebih pada sikap daripada tindakan atau tindakan.
 Konseling lebih mementingkan apresiasi emosional daripada pemecahan
intelektual.
 Konseling juga berkaitan dengan hubungan klien dengan orang lain.
Konseling memegang peranan yang sangat penting dalam bimbingan dan
sering disebut sebagai jantungnya bimbingan (Counseling is the heart of
guidance), Konseling sebagai jantungnya bimbinganr yang diberikan oleh
penasehat, sedangkan dalam konseling terjadi proses berpikir dan solusi
ditemukan dan dilaksanakan oleh klien sendiri.

3. Fungsi Bimbingan & Konseling


Fungsi bimbingan dan Konseling mengenai kemanfaatan dan kegunaan
pelayanan dapat diklasifikasikan menjadi empat fungsi utama, yaitu:

A. Fungsi pengertian
Dewa Ketut Sukardi (2008:26) menyatakan bahwa fungsi pengertian adalah
fungsi bimbingan dan nasehat yang mengarah pada pemahaman tentang sesuatu
melalui bagian-bagian tertentu sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa,
termasuk pemahaman siswa itu sendiri. , lingkungan siswa dan lingkungan yang
lebih luas, terutama siswa.
B. Fungsi preventif
Fungsi preventif adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
selalu mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul dan berusaha
mencegahnya agar konseli tidak mengalaminya. Melalui fungsi ini, konselor
membimbing konseli tentang bagaimana menghindari tindakan atau aktivitas
yang membahayakan dirinya. Teknik yang dapat digunakan adalah layanan
bimbingan, informasi dan konseling kelompok. Berbagai masalah yang perlu
dilaporkan kepada konseli untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan
antara lain: bahaya alkohol, merokok, penyalahgunaan zat, putus sekolah dan
seks bebas.
C. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah fungsi membimbing dan menasehati yang mengarah
pada rusaknya atau pemecahan berbagai masalah siswa. Fungsi perbaikan ini
diharapkan dapat mengarah pada gangguan atau pemecahan berbagai masalah
yang dihadapi siswa.

D. Fungsi pengembangan
Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling, yang lebih
proaktif daripada fungsi lainnya. Konselor selalu berusaha untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif yang mendorong perkembangan konseli.
Konselor dan staf sekolah/madrasah lainnya bekerja secara sinergis sebagai
sebuah tim untuk berkolaborasi atau bekerja sama untuk merencanakan dan
melaksanakan program konseling secara sistematis dan berkelanjutan untuk
membantu mereka dalam perawatan memenuhi tanggung jawab perkembangan
mereka. Layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat,
ruang pertemuan, dan tamasya dapat digunakan sebagai teknik orientasi.

Referensi :
- Susanto, A. (2018). Bimbingan Dan Konseling. Konsep,Teori,Dan
Aplikasinya.
- Hikmawati, Fenti. 2016. Bimbingan Dan Konseling (Edisi Revisi). Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai