Anda di halaman 1dari 240

RouterOS Basic

Configuration

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
[LAB-1] Konfigurasi Dasar

WLAN1 WLAN1
WLAN1
10.10.10.1/24 10.10.10.X/24
10.10.10.2/24

ETHER1 ETHER1 ETHER1


192.168.1.1/24 192.168.2.1/24 192.168.X.1/24

ETHERNET PORT ETHERNET PORT ETHERNET PORT


192.168.1.2/24 192.168.2.2/24 192.168.X.2/24

MEJA 1 MEJA 2 MEJA X


03-71 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
IP Configuration
Lab-1 adalah sebuah  Routerboard Setting
simulasi konfigurasi dasar  WAN IP : 10.10.10.x/24
sebuah Router Mikrotik
yang akan digunakan di  Gateway : 10.10.10.100
jaringan local seperti
 LAN IP : 192.168.x.1/24
warnet, office, kampus
atau bahkan di RT/RW-  DNS : 10.100.100.1
NET
 Src-NAT and DNS Server

X = nomor peserta  Laptop Setting


 IP Address : 192.168.x.2/24

 Gateway : 192.168.x.1
 DNS : 192.168.x.1

03-72 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Koneksi pertama ke router
 Hubungkan port ethernet Anda dengan
ether1 pada routerboard.
 Pastikan ethernet port Anda memiliki IP
statik
 Jalankan program winbox, klik pada [..]
untuk melihat router Anda.

03-73 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Set System Identity
 Supaya tidak membingungkan, ubahlah nama
router Anda.
 Format: xx-NamaAnda
 Contoh: 01-Budi-Wahyu
 Aktifkan semua interface

03-74 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi Wireless

 Aktifkan Interface
Wireless pada
Ether1

03-75 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi IP dan Routing

03-76 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi DNS Server

03-77 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Firewall-Src-NAT

03-78 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi Console-Terminal LAB-1
 Konfigurasi wireless sebagai media untuk backbone
 /interface wireless set wlan1 mode=station ssid=training
band=2.4.ghz-b/g scan-list=2400-2500 disabled=no
 Konfigurasi IP Address
 /ip address add address=10.10.10.x/24 interface=wlan1
 /ip address add address=192.168.x.1/24 interface=ether1
 Konfigurasi Routing – Default Gateway
 /ip route add gateway=10.10.10.100
 Konfigurasi DNS
 /ip dns set primary-dns=10.100.100.1 allow-remote-
request=yes
 Konfigurasi NAT
 /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=wlan1
action=masquerade
03-79 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
Cek Hasil Instalasi
 Test ping dari Router ke Gateway (10.10.10.100)
 Jika error : Cek Wireless connection, Cek IP Address pada

wlan1
 Test ping dari Router ke Internet (contoh: yahoo.com)
 Jika error : Cek DNS Server Setting

 Test ping dari laptop ke router Anda (10.10.10.x)


 Jika error : Cek konfigurasi laptop, Cek IP Address pada

Ether1
 Test ping dari laptop ke Gateway (10.10.10.100)
 Jika error : Cek Firewall - NAT

 Test ping dari laptop ke Internet (contoh: yahoo.com)


 Jika error : Cek setting DNS pada laptop dan router

03-80 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Network Time Protocol (NTP)
 NTP protocol memungkinkan sinkronisasi
waktu dalam sebuah jaringan
 Mikrotik support NTP server dan NTP Client
 NTP Server
 Install paket ntp, karena paket 'system' hanya
menyertakan servis ntp client
 Mode:broadcast,manycast,multicast
 Konfigurasi NTP Server
• Setting clock /system clock
• Set enable /system ntp server set enabled=yes

03-81 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Network Time Protocol (NTP)
 NTP Client
 Konfigurasi
 Set enable
 Set mode unicast
 Set IP NTP server
 Set time zone
pada menu
/system clock

03-82 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Network Time Protocol (NTP)
 4 fase sinkronisasi
 Started : start service NTP
 Reached : terkoneksi dengan NTP server
 Timeset : mengganti waktu/tanggal lokal
sesuai waktu NTP server
 Synchronized :mengganti jam lokal sama
dengan jam NTP server
 Latihan: setting NTP server maupun NTP
Client bersama rekan semeja

03-83 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


[LAB-2] Membuat File Backup

03-84 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Backup melalui Console
 Jika ingin menentukan nama file backup, bisa
melakukan backup melalui console
 Membuat file backup:

[admin@MikroTik] > /system backup save name=backup-1


Saving system configuration
Configuration backup saved
[admin@MikroTik] >

 File backup dapat dilihat di submenu /file


 Dapat didownload via FTP

03-85 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


[LAB-3] Restore Konfigurasi

03-86 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


System Reset
 Untuk mengembalikan ke konfigurasi awal
(default).
 Perintah ini menghapus semua konfigurasi yang
telah dibuat, termasuk user dan password.
 Hanya bisa dilakukan oleh user dengan hak
penuh (grup: full)

[admin@Router-MikroTik] > system reset


Dangerous! Reset anyway? [y/N]: y

03-87 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


[LAB-4] DHCP Server (1)

03-88 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


[LAB-4] DHCP Server (2)

1 2

3 4

192.168.1.1

5 6
7
03-89 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
Konfigurasi Console-Terminal LAB-4

 Konfigurasi DHCP-Server setup


 /ip dhcp-server setup

 dhcp server interface: ether1

 dhcp address space: 192.168.x.0/24

 gateway for dhcp network: 192.168.x.1

 dhcp relay: 192.168.x.1

 addresses to give out: 192.168.x.10-192.168.x.20

 dns servers: 192.168.x.1

 lease time: 3d

03-90 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Cek Setting DHCP
 Ubahlah konfigurasi IP Address dan DNS
pada laptop menjadi otomatis
 Cek pada laptop apakah sudah
mendapatkan alokasi IP Address dari
DHCP
 C:\ ipconfig [enter]
 Cobalah melakukan koneksi internet

03-91 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Pengelolaan DHCP Client
 Daftar DHCP client yang aktif terlihat pada
menu DHCP-Server – Leasses
 Untuk membuat IP Address tertentu hanya
digunakan oleh Mac Address tertentu, kita
menggunakan DHCP-Statik

03-92 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi DHCP Statik

03-93 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Keamanan DHCP
 ARP=reply-only
Client yang bisa terkoneksi hanyalah yang
mendapatkan IP Address melalui proses DHCP,
bukan pengisian manual

03-94 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


LAB – Konfigurasi DHCP Client

 Dalam beberapa kondisi tertentu, IP


Address pada router bukanlah IP Address
statik, melainkan IP Address dinamis yang
di dapat melalui DHCP.
 Dalam hal ini, kta menggunakan fitur
DHCP-Client

03-95 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi DHCP Client

03-96 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Parameter DHCP Client (1)
 Interface
 Pilihlah interface yang sesuai yang
terkoneksi ke DHCP Server
 Host name (tidak harus diisi)
 Nama DHCP client yang akan dikenali oleh
DHCP Server
 Client ID (tidak harus diisi)
 Biasanya merupakan mac-address interface
yang kita gunakan, apabila proses DHCP di
server menggunakan sistem radius

03-97 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Parameter DHCP Client (2)
 Add default route
 Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai

dengan informasi DHCP


 Use Peer DNS
 Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan

informasi DHCP
 Use Peer NTP
 Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di

router (NTP) sesuai dengan informasi dari DHCP


 Default route distance
 Menentukan prioritas routing jika terdapat lebih dari satu

DHCP Server yang digunakan. Routing akan melalui distance


yang lebih kecil

03-98 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konfigurasi DHCP Client

03-99 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Internal User RouterOS
 Secara default, akan ada user admin
dengan password [kosong]

03-100 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Internal User Groups
 User dapat dikategorikan hak nya berdasarkan
grupnya.
 Kita bisa menambahkan user baru dengan hak
tertentu.

03-101 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Tips mengenai User
 Buatlah user baru yang memiliki hak penuh
dan non aktifkan user “admin”
 Untuk teknisi bisa diberikan grup write
(bukan full) sehingga kita masih memiliki
hak penuh terhadap router kita
 Untuk pemantauan, bisa menggunakan
user dengan grup read

03-102 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


LAB Internal User
 Buat user tambahan untuk rekan semeja
anda
 Buat grup beserta hak yang dimiliki
 Tentukan juga address yang diijinkan untuk
mengakses router

03-103 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Address Resolution Protocol
 Untuk memetakan OSI level 3 IP address ke
OSI level 2 MAC address
 Digunakan dalam transport data antar host

03-104 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Monitoring
 Tool monitoring
 Ping
• Ping uses Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo
messages to determine if a remote host is active or inactive
and to determine the round-trip delay when communicating
with it.
[user1@MKI] > ping 192.168.0.100
192.168.0.100 64 byte ping: ttl=64 time=1 ms
192.168.0.100 64 byte ping: ttl=64 time=1 ms
192.168.0.100 64 byte ping: ttl=64 time=1 ms
3 packets transmitted, 3 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 1/1.0/1 ms

03-105 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Monitoring
 Mac Ping

03-106 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Monitoring
 Flood Ping

03-107 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Monitoring
 Torch
Realtime Traffic Monitor
called also torch is used
for monitoring traffic
that is going through
an interface.

03-108 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Monitoring
 Traceroute
 Traceroute determines
how packets are being
routed to a particular
host
 We can choose the
protocol : ICMP or UDP

03-109 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Basic TCP/IP

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
Training Outline
 OSI Layer
 Packet Header
 Mac Address
 IP Address and subnetting
 IP Protocol
 Basic networking, DNS, gateway

04-123 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Internet Topology

Jutaan host yang harus


bisa berkomunikasi
satu sama lain.
04-124 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
OSI Layer dan Protokol
Application Open Systems

Application Set
Interconnection (OSI)
Presentation adalah sebuah model
referensi arsitektur
Session antarmuka jaringan yang
dikembangkan oleh ISO
Transport yang kemudian menjadi
konsep standard
Transport Set

Network komunikasi jaringan di


hampir semua perangkat
Link jaringan.

Physical

04-125 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


OSI Layer dan Protokol
SNM
Application SMTP HTTP FTP Telnet DNS DHCP
P
TFTP

Enkripsi, dekripsi, mime


Presentation

Session

TCP UDP
Transport
Transmission Control Protocol User Datagram Protocol
Routing Protocols
Network IP RIP, OSPF, BGP
ICMP
ARP
Link Mac Address, Switch

Physical Ethernet, Wireless, ATM, Frame Relay, PPP

04-126 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Packet Header
IP version (4) IP Header Length Type of service

ver IHL ToS 16 bit total length


16 bit identification fragment offset flag/length
TTL protocol 16 bit header checksum
32 bit source IP Address
Time to Live
32 bit destination IP Address
options (if any)

data

04-127 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


MAC Address
 MAC = Media Access Control
 Digunakan sebagai identitas yang unik dari setiap
interface hardware, yang merupakan identitas untuk
berkomunikasi di OSI layer 2.
 Sebagian bit merupakan identitas pabrik pembuat
hardware
 48 bit hex. Contoh: “AA:BB:CC:DD:EE:FF”
 Jika sebuah router memiliki 3 interface fisik, maka
akan memiliki 3 buah mac address
 Untuk virtual interface (VLAN, EoIP) maka
ditambahkan mac address virtual.

04-128 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


ARP Table
 Address Resolution
Protocol
 Merupakan protokol
penghubung antara layer
data-link dan network.
 ARP Table di router
merupakan daftar host
yang terhubung langsung
berisi informasi pasangan
mac address dan
ip address

04-129 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


IP Address
 Adalah sistem pengalamatan setiap host yang
terhubung ke jaringan
 Saat ini IP Address yang banyak digunakan adalah
IP versi 4. (32 bits / 4 bytes) - 4,294,967,296 hosts

04-130 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Pengelompokan IP Address
 Pengelompokan IP Address dilakukan dengan
subnet-ing.
 Subnet ….. 0 – 32
 Melambangkan jumlah IP dalam subnet tersebut
dengan rumus 2(32-x)
 Subnet 0 berarti semua IP Address
 Subnet 32 berarti 1 IP Address

04-131 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


IP Subneting (contoh 1)
 Contoh: 192.168.0.0/24
 Netmask : 255.255.255.0
 Prefix : /24
 IP Network : 192.168.0.0
 First HostIP: 192.168.0.1
 Last HostIP : 192.168.0.254
 Broadcast : 192.168.0.255
 HostIP : total IP di dalam Subnet (–) minus 2

04-132 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


IP Subneting (contoh 2)
 Contoh: 192.168.0.0/25
 Netmask : 255.255.255.128
 Prefix : /25
 IP Network : 192.168.0.0
 First HostIP: 192.168.0.1
 Last HostIP : 192.168.0.126
 Broadcast : 192.168.0.127
 HostIP : total IP di dalam Subnet (–) minus 2

04-133 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Tabel Subnet
Subnet Mask Prefix No of IP Usable IP
255.255.255.0 /24 256 254
255.255.255.128 /25 128 126
255.255.255.192 /26 64 62
255.255.255.224 /27 32 30
255.255.255.240 /28 16 14
255.255.255.248 /29 8 6
255.255.255.252 /30 4 2
255.255.255.254 /31 2 -
255.255.255.255 /32 1 -

04-134 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Public and Private IP Address
 Public IP Address
IP Address yang dapat diakses di jaringan internet.
Kita bisa mendapatkan Public IP Address dari:
 Dipinjami dari ISP

 Alokasi dari APNIC/IDNIC (www.idnic.net)

 Private IP Address
IP Address yang diperuntukkan untuk jaringan lokal (tidak
dapat diakses di jaringan internet)
 10.0.0.0 – 10.255.255.255 (10./8)
 172.16.0.0 – 172.31.255.255 (172.16./12)
 192.168.0.0 – 192.168.255.255 (192.168./16)

04-135 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


IP Address Khusus Lainnya
Penggunaan IP / subnet
Self Identification 0.0.0.0/8
Localhost 127.0.0.1
Not Used Other 127.0.0.0/8
Multicast 224.0.0.0/4
Local link/DHCP error 169.245.0.0/16
TEST-NET-1 192.0.2.0/24
TEST-NET-2 198.51.100.0/24
TEST-NET-3 203.0.113.0/24
6to4 Relay Anycast 192.88.99.0/24
Benchmark Test 198.18.0.0/15
Future Used 240.0.0.0/4
Limited Broadcast 255.255.255.255/32
RFC5735 Jan 2010: http://tools.ietf.org/html/rfc5735
04-136 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
IP Address v6
 Sistem IP Address yang baru, penyempurnaan dari
IPv4 yang akan habis (diperkirakan tahun 2012)
 Menggunakan 128bit, ada 3,4 x 1038 hosts

04-137 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


IP Protocol
 Adalah protokol standart yang digunakan untuk
mengkomunikasikan data melalui berbagai jenis
perangkat dan layer.
 Pengiriman data dilakukan dengan sistem “per
paket” dan/atau “per connection”.
 Sistem ini menjamin keutuhan data, dan mencegah
terjadinya kekurangan ataupun duplikasi data.
 Ada beragam protokol yang biasa digunakan, yang
umum adalah TCP, UDP, dan ICMP.

04-138 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


ICMP (Internet Control Message Protocol)
Type Name
 Disalurkan berbasis “best effort” sehingga 0 Echo Reply
bisa terjadi error (datagram lost) 1 Unassigned
 Banyak digunakan untuk pengecekan 2 Unassigned
jaringan 3 Destination
Unreachable
 Prinsip kerja:
4 Source Quench
 Host (router ataupun tujuan) akan
5 Redirect
mendeteksi apabila terjadi
6 Alternate Host
permasalahan tranmisi, dan membuat Address
“ICMP message” yang akan dikirimkan 7 Unassigned
ke host asal. 8 Echo
 Aplikasi ICMP yang paling banyak 9 Router
digunakan: ICMP dan trace route Advertisement
10 Router Solicitation

11 Time Exceeded

04-139 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


UDP (User Datagram Protocol)
 Komputer yang satu bisa mengirimkan
pesan/datagram ke komputer lainnya di jaringan,
tanpa terlebih dahulu melakukan “hand-shake”
(connectionless communication)
 Biasanya digunakan untuk servis yang mengirimkan
data kecil ke banyak host
 Tidak ada flow control ataupun mekanisme lain
untuk menjaga keutuhan datagram
 Aplikasi yang paling umum menggunakan UDP
adalah DNS dan berbagai game online

04-140 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


TCP (Transmission Control Protocol)
 Merupakan protokol yang paling banyak digunakan
di internet.
 Bekerja dengan pengalamatan port
 Port 1 – 1024 : low port (standard service port)
 Port 1025…: high port (untuk transmisi lanjutan)
 Contoh aplikasi: http, email, ftp, dll
 Prinsip Kerja: Connection Oriented, Reliable
Transmission, Error Detection, Flow Control,
Segment Size Control, Congestion Control

04-141 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Prinsip Kerja TCP
 Connection Oriented
 Koneksi diawali dengan proses “handshake”
 Client  SYN  Server
 Server  SYN-ACK  Client
 Client  ACK  Server
 Reliable Transmission
 Mampu melakukan pengurutan paket data, setiap
byte data ditandai dengan nomor yang unik
 Error Detection
 Jika terjadi error, bisa dilakukan pengiriman ulang
data
04-142 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
Prinsip Kerja TCP
 Flow Control
 Mendeteksi supaya satu host tidak mengirimkan
data ke host lainnya terlalu cepat
 Segment Size Control
 Mendeteksi besaran MSS (maximum segment
size) yang bisa dikirimkan supaya tidak terjadi IP
fragmentation
 Congestion Control
 TCP menggunakan beberapa mekanisme untuk
mencegah terjadinya congestion pada network

04-143 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Jaringan
 Host yang memiliki IP Address dari subnet yang
sama bisa terkoneksi langsung, tanpa melalui router
192.168.0.254/24
switch

192.168.0.4/24

192.168.0.246/24

192.168.0.191/24
192.168.0.26/24
192.168.0.142/24
192.168.0.41/24

04-144 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Jaringan
 Dua buah IP Address yang berasal dari subnet yang
sama tidak boleh dipasang pada dua buah interface
yang berbeda pada sebuah router

Ether1 Ether2
192.168.0.28/24 192.168.2.74/24

Ether3 Ether4
192.168.4.151/24 192.168.5.211/24

04-145 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Jaringan
 Router bertugas untuk menghubungkan dua atau
lebih jaringan yang memiliki subnet yang berbeda

10.10.10.254/24

192.168.0.74/24
10.10.10.34/24

192.168.0.254/24
192.168.1.254/24 192.168.1.48/24

192.168.0.4/24

192.168.0.141/24

192.168.1.4/24
192.168.1.24/24

04-146 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Jaringan
 Default gateway menentukan ke arah mana trafik
harus disalurkan untuk menuju ke internet

switch
192.168.0.254/24

192.168.0.4/24

192.168.0.246/24

192.168.0.191/24
192.168.0.26/24
192.168.0.142/24
192.168.0.41/24

04-147 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Jaringan
 DNS diperlukan untuk melakukan pengubahan
nama domain menjadi ip address, karena seluruh
proses pengaturan trafik dilakukan berdasarkan
layer 3 OSI, yaitu ip address
 Contoh:
 www.yahoo.com  203.0.113.5

04-148 Mikrotik Indonesia - http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Static Route

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
Routed Network
 Pengaturan jalur antar network segment
berdasarkan IP Address tujuan (atau juga
asal), pada OSI layer Network.
 Tiap network segment biasanya memiliki
subnet network (IP Address) yang berbeda-
beda.

05-150 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Routing!
 Memungkinkan kita melakukan pemantauan dan
pengelolaan jaringan yang lebih baik
 Lebih aman (firewall filtering lebih mudah dan
lengkap)
 Trafik broadcast hanya terkonsentrasi di setiap
subnet
 Dibutuhkan perangkat wireless yang mampu
melakukan full routing, atau menambahkan router
di BTS.
 Untuk skala besar, bisa digunakan Dynamic
Routing (RIP/OSPF/BGP)

05-151 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Routing
192.168.1.0/24
192.168.3.0/24

192.168.2.0/24

ROUTER
GATEWAY
WIRELESS

setiap segment jaringan memiliki 192.168.0.0/24


subnet IP address yang berbeda.

05-152 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Tipe Informasi Routing
 MikroTik RouterOS tipe routing sbb:
 dynamic routes
yang akan dibuat secara otomatis:
• saat menambahkan IP Address pada interface
• informasi routing yang didapat dari protokol
routing dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP.
 static routes
adalah informasi routing yang dibuat secara
manual oleh user untuk mengatur ke arah
mana trafik tertentu akan disalurkan. Default
route adalah salah satu contoh static routes.

05-153 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Menambahkan Routing

05-154 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Tipe Routing
A: Active
S: Static

A: Active
D: Dynamic
C: Connected setiap IP Address yang dipasang pada
interface di router secara otomatis akan
menambahkan DAC Routing dengan
pref-source IP Address tersebut.

05-155 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Parameter Dasar Routing
 Destination
 Destination address & network mask

 0.0.0.0/0 -> ke semua network

 Gateway
 IP Address gateway, harus merupakan IP Address yang satu

subnet dengan IP yang terpasang pada salah satu interface


 Gateway Interface
 Digunakan apabila IP gateway tidak diketahui dan bersifat

dinamik.
 Pref Source
 source IP address dari paket yang akan meninggalkan router

 Distance
 Beban untuk kalkulasi pemilihan routing

05-156 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Routing
 IP Address Gateway harus merupakan IP Address
yang subnetnya sama dengan salah satu IP
Address yang terpasang pada router (connect
directly).
 Pada interface yang menghubungkan router A
dan B, pada masing-masing router terdapat
lebih dari 1 buah IP Address.
10.10.0.2/24
 Default gateway pada router B adalah router A
A  IP Address yang menjadi default gateway
10.10.1.1/24 10.10.2.1/24
router B adalah 10.10.2.1, karena IP Address
10.10.2.2/24 10.10.3.2/24 tersebut berada dalam subnet yang sama
B
dengan salah satu IP Address pada router B
10.10.4.1/24
(10.10.2.2/24)
 Setting static route default :
10.10.4.2/24
 Dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1
05-157 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id
Implementasi Konsep Routing
(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24 (DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24
pref-source=10.10.1.2 pref-source=10.10.2.2
(DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24 (DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24
pref-source=10.10.2.1 pref-source=10.10.3.1
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.1.1 (AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.2.1
10.10.0.1/24 (AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.2.2

10.10.0.2/24
10.10.2.2/24
10.10.1.1/24 10.10.1.2/24 10.10.2.1/24
10.10.3.1/24

(DAC) Dst-addr= 10.10.0.0/24


pref-source=10.10.0.2
(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24 10.10.3.2/24
pref-source=10.10.1.1 (DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24
pref-source=10.10.3.2
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.0.1
(AS) Dst-addr= 10.10.2.0/24 gw=10.10.1.2 (AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.3.1
(AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.1.2

05-158 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Konsep Dasar Routing
 Untuk pemilihan routing, router akan
memilih berdasarkan:
 Rule routing yang paling spesifik tujuannya
• Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih
spesific dari 192.168.0.0/24
 Distance
• Router akan memilih yang distance nya paling
kecil
 Round robin (random)

05-159 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Contoh Pemilihan
 Untuk koneksi dengan destination
192.168.0.1, manakah urutan prioritas rule
yang digunakan?

Destination Gateway Distance Prioritas


192.168.0.0/27 192.168.1.1 1 2
192.168.0.0/29 192.168.2.1 1 1
192.168.0.0/24 192.168.3.1 5 4
192.168.0.0/24 192.168.4.1 1 3

05-160 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


[LAB-1] Static Route
10.10.10.100
 Dari konfigurasi lab
sebelumnya, semua Router 1 Router 2
10.10.10.1 10.10.10.2
router hanya
memiliki default
gateway. 192.168.1.1 192.168.2.1
 Tambahkan rule
static route supaya 192.168.1.2 192.168.2.2
ping bisa dilakukan
antar notebook yang
berbeda network.

05-161 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


Langkah-langkah
 Matikanlah src-nat masquerade
 Buatlah static route pada router
 Contoh di meja 1 untuk membuat static
route ke meja 2:
 /ip route add dst-address=192.168.2.0/24
gateway=10.10.10.2
 Contoh di meja 2 untuk membuat static
route ke meja 1:
 /ip route add dst-address=192.168.1.0/24
gateway=10.10.10.1

05-162 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10


192.168.X.2/24
[LAB-2] Static Route
WLAN1:10.10.10.X/24 1

10.10.10.100/24

Buatlah konfigurasi berikut dan lakukan pengaturan ETHER3:


static route sehingga semua laptop dapat 10.Y.1.1/24
terkoneksi ke internet dan semua laptop dapat
melakukan ping ke laptop lainnya.
Matikanlah src-nat/masquerade. ETHER2:
10.Y.1.2/24
ETHER3: ETHER3:
4 10.Y.3.1/24 3 10.Y.2.1/24 2

ETHER2: ETHER2:
10.Y.3.2/24 10.Y.2.2/24

4 Router untuk 2 Mhs


192.168.X.2/24 192.168.X.2/24
192.168.X.2/24
05-163 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
192.168.X.2/24
[LAB-3] Static Route

AP AP
10.10.10.100/24 ETHER3:
10.Y.1.1/24

WLAN1: ETHER2:
10.10.10.X/24 10.Y.1.2/24
ETHER3: ETHER3:
10.Y.3.1/24 10.Y.2.1/24
ETHER2: AP ETHER2: AP

10.Y.3.2/24 10.Y.2.2/24

192.168.X.2/24 192.168.X.2/24
192.168.X.2/24
05-164 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 25-Mar-10
Bridge & EoIP

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
Bridge
 Menggabungkan 2 atau lebih interface yang
bertipe ethernet, atau sejenisnya, seolah-olah
berada dalam 1 segmen network yang sama.
 Proses pada layer data link.
 Mengaktifkan bridge pada 2 buah interface akan
menonaktifkan fungsi routing di antara kedua
interface tersebut.
 Sebagian orang suka menggunakan sistem bridge
pada wireless network mereka, karena:
 Lebih mudah dibuat
 Perangkat wireless umumnya tidak mendukung
routing
Sistem Bridge
 Perangkat-perangkat wireless berada
dalam satu subnet / bridge network yang
sama
CLIENT

192.168.0.1

ROUTER
192.168.0.100-254
GATEWAY
WIRELESS
192.168.0.2
Sistem Bridge
 Bayangkan kalau network wireless sudah
terdiri dari beberapa BTS

CLIENT

ROUTER
GATEWAY 192.168.0.2
WIRELESS

192.168.0.100-254
Sistem Bridge
 Keburukan Sistem Bridge
 Sulit untuk mengatur trafik broadcast (misalnya
akibat virus, dll)
 Permasalahan pada satu segment akan membuat
masalah di semua segment pada bridge yang sama
 Sulit untuk membuat fail over system
 Sulit untuk melihat kualitas link pada tiap segment
 Beban trafik pada setiap perangkat yang dilalui
akan berat, karena terjadi akumulasi traffic
Bridge Interface
 Berikut ini jenis-jenis interface yang dapat di-
bridge:
 Ethernet
 VLAN
• Merupakan bagian dari ethernet atau wireless interface
• Jangan melakukan bridge sebuah VLAN dengan interface
induknya
 Wireless AP, WDS, dan Station-pseudobridge
• Note: station-pseudobridge tidak bisa di-bonding
 EoIP (Ethernet over IP)
• Lebih detail pada slide lain
 PPTP
• Selama bridge dilakukan baik di sisi server maupun client
Perhatikan!
 Kita tidak harus memasang IP Address pada
sebuah bridge interface
 Jika kita menonaktifkan bridge, pada IP Address
yang terpasang pada bridge akan menjadi invalid
 Kita tidak bisa membuat bridge dengan interface
lainnya, seperti synchronous, IPIP,
PPPoE, dll.
 Namun, kita bisa melakukan bridge pada interface
lainnya dengan membuat EoIP terlebih dahulu
pada interface tersebut
 EoIP hanya bekerja antar perangkat Mikrotik, dan
tidak bisa dihubungkan dengan perangkat merk
lain.
Membuat Bridge
 Membuat interface bridge
 Memasukkan interface ethernet ke interface
bridge
 Pastikan bahwa IP Address berada dalam
satu segmen network
Konfigurasi Bridge

Secara default, jika kita menggunakan bridge, maka rule yang ada di firewall
tidak akan berpengaruh. Aktifkanlah setting ini jika dibutuhkan.
Membuat Interface Bridge
Setting Bridge Ports
Bridge Ports
Setelah ketiga interface dimasukkan ke dalam bridge

/interface bridge add name=bridge1 disabled=no


/interface bridge port add interface=ether1 bridge=bridge1
/interface bridge port add interface=ether2 bridge=bridge1
/interface bridge port add interface=ether2 bridge=bridge1
Contoh (bridge network)
internet

10.10.10.1/24

10.10.10.2/24

10.10.10.51-150/24 10.10.10.151-250/24
Perhatikanlah IP Route
Sebelum bridge dibuat IP Address terletak
pada interface masing-masing
IP Route
 Setelah interface dimasukkan ke dalam
bridge, maka dynamic routing juga akan
berpindah ke interface bridge:
Bridge Monitoring
 Untuk melihat mac-address host yang
terkoneksi
LAB – Bridge (1)
 Berpasangan dengan teman semeja,
buatlah konfigurasi bridge berikut ini,
sehingga dari laptop A bisa melakukan ping
ke laptop B.

Ether1 Ether3 Ether1


Ether3

192.168.10.1/24 192.168.10.4/24
192.168.10.2/24
192.168.10.3/24
Bridge Loop
 Jika terdapat dua atau lebih jalur yang
berada dalam sebuah network bridge, hati-
hati terjadinya bridge loop.
 Untuk menghindari terjadinya bridge loop,
kita menggunakan STP (Spanning Tree
Protocol)
 Meskipun tidak terlalu bagus (kurang
responsif), STP dapat juga digunakan
sebagai fail over system
Contoh Bridge Loop
 Jika Ether1 dan Ether2 pada kedua router
dimasukkan ke dalam bridge, maka akan
terjadi bridge loop

Ether1 Ether3 Ether3 Ether1

Ether2
X Ether2

 Untuk menghindari terjadinya bridge-loop,


kita menggunakan fitur STP / RSTP
RSTP (Rapid Spanning Tree
Protocol)
 Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP)
 In 1998, the IEEE introduced an evolution of the Spanning Tree
Protocol: Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP) or 802.1w. In the
2004 edition of 802.1D, STP is superseded by the RSTP.
 RSTP is an evolution of the Spanning Tree Protocol, and was
introduced in the extension IEEE 802.1w, and provides for faster
spanning tree convergence after a topology change. Standard IEEE
802.1D-2004 now incorporates RSTP and obsoletes STP.
 RSTP switch port roles:
 Root - A forwarding port that has been elected for the spanning-tree
topology
 Designated - A forwarding port for every LAN segment
 Alternate - An alternate path to the root bridge. This path is different
than using the root port.
 Backup - A backup/redundant path to a segment where another
switch port already connects.
 Disabled - Not strictly part of STP, a network administrator can
manually disable a port
RSTP
 RSTP is a refinement of STP and therefore share most of its
basic operation characteristics. However there are some
notable differences as summarized below
 Detection of root switch failure is done in 3 hello times or 6
seconds if default hello time have not been changed
 All ports that have been configured as access ports are
placed in forwarding state without ever checking for loops.
However the switch will disable them if it detects a loop.
 Unlike in STP where the algorithm is passive - ie wait for time
to pass for information collection, RSTP will actively send
inquiry packet seeking information from neighboring
switches. This leads to a faster convergence.
Menset RSTP pada bridge
Prioritas Bridge
 Kita bisa menentukan prioritas jalur yang
digunakan pada bridge, jalur lainnya akan
menjadi backup (fail over system)
Status Bridge
 Pada salah satu router, link back up akan
berstatus blocking
Monitoring Link
 Cobalah lakukan bandwidth test dari laptop
ke laptop. Amati besarnya trafik yang
melalui setiap interface
Fail Over Test
 Cobalah mencabut kabel pada ether2 dan
amati perubahannya.
Bridge Filtering
 Kita dapat melakukan filtering pada trafik
yang melalui bridge
Memblok ICMP pada Bridge
Konfigurasi Console-Terminal

Mengaktifkan Protocol RSTP


/interface bridge set bridge1 protocol=rstp

 Membuat rule filtering ICMP apda bridge


 /interface bridge filter add chain=forward
in-interface=ether3 out-interface=ether3
mac-protocol=ip dst-address=0.0.0.0/0
ip-protocol=tcp action=drop
LAB Bridge (3)
 Lakukanlah filtering ICMP / UDP pada
bridge antar kedua belah laptop
Ethernet over IP (EoIP)
 Adalah protocol pada Mikrotik RouterOS yang
membangun sebuah network tunnel antar mikrotik
router di atas sebuah koneksi TCP/IP.
 Interface EoIP dianggap sebagai sebuah Interface
Ethernet
 Jika Brdge mode diberlakukan pada EoIP tunnel
maka semua protocol yang berbasis ethernet
akan dapat berjalan di Bridge tersebut (Dianggap
seperti hardware interface ethernet yang di
bridge).
 Hanya dapat dibuat di Mikrotik RouterOS
 Menggunakan Protocol GRE (RFC1701)
EoIP Example

10.0.0.1 10.10.10.2

City A
City B

192.168.0.11 192.168.0.1
EoIP

192.168.0.12
192.168.0.13 192.168.0.3 192.168.0.2

Secara Virtual setiap Laptop terletak di dalam satu segmen network yang sama.
EoIP Configuration
[LAB] EoIP Tunnels

Router A Router B
10.10.10.1 10.10.10.2

192.168.1.1 192.168.1.11
EoIP

192.168.1.2
192.168.1.12
[LAB] EoIP Tunnels
 Perlu diingat bahwa
TUNNEL ID pada
sebuah EoIP tunnel
harus sama antar kedua
EoIP Tunnel.
 MAC Address antar
EoIP harus berbeda
satu dengan yang lain.
[LAB] EoIP Tunnels
ROUTER A ROUTER B
Wireless Concept

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
Kemudahan WirelessLAN

 Wireless LAN cukup mencengangkan dunia


perkomputeran, karena berbagai kemudahan bisa
kita dapatkan untuk menyambung dua atau lebih titik
komputer :
 Tidak perlu menarik kabel
 Perangkatnya bisa di geser-geser semaunya
 Pemeliharaan jaringan relatif lebih mudah
 Rancangan tempat bisnis bisa sangat fleksibel
 Mengikuti tren ….
Channels 80211b
World Wide Band

915 MHz 2.4 GHz 5.8 GHz

26 MHz 84.5 MHz 125 MHz

2401 1 2423 2426 6 2448 2451 11 2473


2412 2437 2462

2406 2 2428 2431 7 2453 2456 12 2478


2417 2442 2467
Channel number
2411 3 2433 2436 8 2458 2461 13 2483
2422 2447 2472
Top of channel

2416 4 2438 2441 9 2463 2473 14 2495


2427 2452 2484

2421 5 2443 2446 10 2468 Center frequency


2432 2457

2400 2410 2420 2430 2440 2450 2460 2470 2480 MHz Bottom of
channel
ISM Band
Channels 80211a
36 40 42 44 48 50 52 56 58 60 64
5210 5250 5290

5150 5180 5200 5220 5240 5260 5280 5300 5320 5350

149 152 153 157 160 161


5760 5800

5735 5745 5765 5785 5805 5815

 (12) 20 MHz wide channels


 (5) 40MHz wide turbo channels
Custom Frequencies
 MikroTik RouterOS supports ISM Band and
‘custom’ frequencies for Atheros cards:

2484
2312-2372 2412-2472 2512-2732
MHz MHz MHz

4920-5170 5180-5320 5330-…


MHz MHz MHz

…-5735 5745-5805 5815-6100


MHz MHz MHz
Spectrum Analyzer
 Perangkat Spectrum Analyzer untuk melihat bentuk
dan posisi sinyal frekwensi tinggi
Kaidah dalam WirelessLAN
 Frequency dan Wavelength
 Tx Power
 Rx Sensivity
 Looses
 EIRP
 Free Space Loss (FSL)
 Line of Sight
 Fresnel Zone
Wavelength
 Panjang Gelombang atau Wavelength adalah jarak diantara
kedua titik yang sama pada satu getaran. Dalam sistem
wireless, biasanya diukur dalam satuan meter, sentimeter atau
milli meter
Frequency dan Wavelength
Frequency dan Wavelength digambarkan
dalam persamaan :

λ = ______
C
f
dimana :
λ = wavelength dalam meters
f = frequency dalam Hertz (getaran/detik)
c = kecepatan cahaya (3X108 meter/detik)
Panjang Gelombang 2,4 GHz
 Contoh perhitungan panjang gelombang (wavelength)
untuk frekwensi 2,4GHz :

8 m/s
λ= ______________
3 x 10
2,4 x 10 9 Hz
λ = 0,125 meter
 Jadi panjang gelombang-nya hanya 12,5 cm
Tx Power
 Radio mempunyai daya untuk menyalurkan
sinyal pada frekwensi tertentu, daya
tersebut disebut Transmit (Tx) Power dan
dihitung dari besar energi yang disalurkan
melalui satu lebar frekwensi (bandwidth)
 Misalnya, satu radio memiliki Tx Power
+18dBm, maka jika di konversi ke Watt
akan didapat 0,064 W atau 64 mW.
Perhitungan db - mWatt
 dBm adalah nilai 10 log dari sinyal untuk 1 milli Watt
 dBW adalah nilai 10 log dari sinyal untuk 1 Watt
 Sinyal 100 milli Watt jika dijadikan dBm akan menjadi :

100 mW
10 log = 20 dBm
1 mW
Watts vs dbm
100 W 50 dBm
Setiap kenaikan atau
kehilangan 3 dB, kita 10 W 40 dBm
akan mendapatkan
2W 33 dBm
dua kali lipat daya
atau kehilangan 1W 30 dBm
setengahnya .
100 mW 20 dBm

1 mW 0 dBm
100 uW -10 dBm

0.001 nW -80 dBm


Rx Sensivity
 Semua radio memiliki point of no return, yaitu
keadaan dimana radio menerima sinyal kurang
dari Rx Sensitivity yang ditentukan, dan radio
tidak mampu melihat data-nya
 Misalnya, 802.11b mempunyai Received
Sensitivity of –76 dBm, maka pada level ini, Bit
Error Rate (BER) dari 10-5 (99.999%) akan
terlihat.
 Rx Sensitivity yang sebetulnya dari radio akan
bervariasi tergantung dari banyak faktor.
Effective Isotropic Radiated
Power (EIRP)
 Adalah daya pancar total perangkat setelah
diperhitungankan dengan antenna dan
gangguan lainnya.
 EIRP = dbm Alat + dbi Antenna – Losses
 Losses dapat diakibatkan konektor, kabel
pigtail, dll
Losses Kabel
 Kehilangan daya pada setiap 100 feet (30
meter) kabel untuk frekuensi 2,4 GHz
 RG8 : 10
 LMR400 : 6,8
 LMR600 : 5,4
 Heliax 3/8” : 5,36
 Heliax ½” : 3,74
 Heliax 5/8 : 2,15
Free Space Loss
 Rambatan frekuensi di udara akan mengalami
loss, yang dapat dihitung dengan rumus:
FSL(dB) = 32.45 + 20 Log10 F(MHz) +
20 Log10 D(km)
 Jadi Free Space Loss pada jarak 1 km yang
menggunakan frekwensi 2.4 GHz :
FSL(dB) = 32.45 + 20 Log10 (2400) + 20
Log10 (1)
= 32.45 + 67.6 + 0
= 100.05 dB
Tabel FSL (db)
Jarak 2.4 GHz 5.2 GHz 5.8 GHz
1 km 100.026 106.742 107.69
3 km 109.568 116.284 117.233
5 km 114.005 120.721 121.670
10 km 120.026 126.742 127.690
15 km 123.548 130.264 131.212
20 km 126.047 132.762 133.711
30 km 129.568 136.284 137.233
40 km 132.067 138.783 139.732
Perhitungan RX-Rate

Path Loss Penguatan


RX-Rate /
Signal Strength = EIRP - (FSL) + Penerimaan

Harus lebih besar dari Sesuai rumus FSL,


RX-Sensivity targantung frekuensi
interface penerima dan jarak

TX-Rate Pemancar
Kekuatan antenna penerima
+ Kekuatan antenna pemancar
- Loss Kabel & konektor
- Loss Kabel & konektor
Perhitungan RX-Rate

 Asumsi :
 Access Point 100 mWatt

 tanpa booster

 kabel LMR400 100 feet

 antenna grid 24 db

 frekuensi 2,4 GHz

 jarak 10 km
Perhitungan
Perangkat db
Pemancar (EIRP)
Access Point 100 mWatt 20 dbm
Kabel 30 meter -6.8 db 37.2 db
Antenna 24 db 24 dbi (EIRP)
FSL / Path Loss 2,4 GHz 10 km -120.026 db
Penerima (Penguatan Penerimaan)
Kabel 30 meter -6.8 db 17.2 db
Antenna 24 db 24 dbi
RX-Rate / Signal Strength -65.626 db
Online
Calculator

 www.mikrotik.co.id/
test_link.php
Line of Sight (LOS)
 Aplikasi Wireless LAN di luar ruangan harus
memenuhi prinsip Line of Sight

X
Line of Sight (LOS)
 Aplikasi Wireless LAN di luar ruangan harus
memenuhi prinsip Line of Sight

visual line of sight

Ketinggian alat harus disesuaikan untuk mencapai line of sight


Fresnel Zone
 Adalah area di sekitar garis lurus antar
antenna yang digunakan sebagai media
rambat frekuensi
 Secara ideal, fresnel zone harus terpenuhi
 20% gangguan fresnel zone akan sedikit
mempengaruhi kualitas link, namun lebih
dari itu, akan sangat mempengaruhi
 Halangan fresnel zone dapat berupa
bangunan, dan juga pepohonan (karena air
pada daun akan menyerap signal)
Untuk mendapatkan Fresnel
Zone yang baik
 Meninggikan letak posisi antena pada
infrastruktur yang ada
 Membangun infrastruktur yang baru
sebagai contoh membangun sebuah tower,
maka antena harus diletakan setinggi
mungkin pada tower tersebut
 Menaikan ketinggian tower
 Meletakkan posisi antena yang berbeda
 Memotong rintangan yang dapat
mengganggu RF seperti pohon, dll
Fresnel Zone

Karakteristik jalur dapat


berubah setiap saat, tergantung
keadaan.
Freznel Zone
Selain Line of Sight juga memenuhi ketentuan Freznel Zone

TX antenna Freznel Zone


gain RX antenna
gain

Line of sight RX antenna


loss
TX antenna
loss r (radius
fresnel zone)

RX signal
TX power
d1 d2 level

D = distance antar antenna


TRANSMITTER RECEIVER
Fresnel Zone Formula
 Perhitungan fresnel zone berdasarkan
asumsi bumi yang datar
Fresnel Zone Calculation
 Frequency : 2.4 GHz ; Distance : 10 km

d (km)
r (meter) = 17.32 *
4 f (GHz)

10 (km)
= 17.32 *
4 * 2.4 (GHz)

= 17.32 * 1.042 = 17.68 meter


Lengkung Bumi
 Untuk jarak yang cukup jauh, perencanaan
ketinggian antena/tower harus
memperhitungkan lengkung bumi.
Perhitungan Tinggi Antena

 http://www.mikrotik.co.id/test_tower.php
asumsi tinggi halangan 10 meter
Tinggi Antena frekuensi 2,4 GHz

120

100
tinggi antena

80
meter
60

Fresnel Zone
40

20 80% Fresnel Zone

tinggi lengkung bumi

10 20 30 40 50 60
jarak alat (kilometer)
GPS
 Untuk mengukur
ketinggian dan posisi
pemasangan di dua
titik, digunakan alat
GPS (Global Position-
ing System)
Antenna Concept
 Directionality
 Omnidirectional
 Directional (limited range of coverage)
 Antenna Gain
 In db
 Higher db, longer distance coverage
 Polarization
 Ussualy using vertical polarization
Antenna Type
 Omni Directional (3 – 15 db)
 Directional
 Flat Panel (15 – 23 db)
 Yagi
 Grid (15 – 28 db)
 Solid Disc (24 – 32 db)

Pastikan antenna yang digunakan sesuai


dengan frekuensi yang dipakai
Omni Directional
Yagi Antenna
Flat Panel Antenna
Grid Antenna
Solid Disc Antenna

Biasanya digunakan untuk aplikasi


point to point untuk jarak yang
jauh.
Mounting pada tower harus baik,
faktor angin cukup berpengaruh.
Dibutuhkan ketelitian pointing.
Sectoral Antenna
Sectoral Antenna (Array)
Instalasi Sectoral Antenna
PROTEKSI CUACA
 Cuaca akan sangat berpengaruh dalam
sistem jaringan wireless maka perlu
diperhatikan antara lain:
• Konektor harus ditutupi untuk melindunginya
dari kelembaban udara
• Gunakanlah isolasi karet listrik atau bahan lain
yang kekuatannya sama dengan selotip karet
sebagai contoh 3M
• Bahan Vinyl tidak bagus untuk perlindungan
Pastikan perangkat anda aman
Network Topology
 Point to Point
 Dual Nstream
 Point to Multi Point
 WDS
Point to Point
 Menghubungkan 2 buah alat, biasanya menggunakan antenna directional
dan jarak yang cukup jauh
 Kedua alat cukup menggunakan lisensi level 4 : Bridge dan Station
 Bisa menggunakan proprietary setting (nstream, Custom Frequency)
Point to Point (Dual Nstream)
 Masing-masing titik menggunakan 2 buah antena dan 2 buah
wireless card
 Satu link untuk transmit dan satu link untuk receive.
 Mikrotik proprietary setting
Point to Multipoint
 1 buah AP Mikrotik sebagai base station untuk
melayani CPE
Point to Multipoint
 Antena bisa menggunakan Omnidirectional
atau sectoral. Jika client berada di satu area,
bisa menggunakan flat panel atau bahkan
directional antenna. Perhatikan besaran
bukaan antena.
 Gunakan standart 80211.b, supaya semua tipe
CPE bisa terkoneksi.
Wireless Distribution System
(WDS)
 WDS (Wireless
Distribution System) is the
best way how to
interconnect many access
points and allow users to
move around without
getting disconnected from
network.
Wireless Distribution System
(WDS)
 Cover large areas and allow users to move
for large distances while still being on-line.
This system allows packets to pass from
one wireless AP (Access Point) to another,
just as if the APs were ports on a wired
Ethernet switch.
 APs must use the same standard (802.11a,
802.11b or 802.11g) and work on the same
frequencies in order to connect to each
other.
Keamanan Wireless
 Hidden SSID
 Disable Default Authenticate
 MAC Address List
 WEP
Wireless Configuration

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
Wireless Menu
 Wireless Sub-Menu:
 Nstreme-Dual - list of Dual-Nstreme Interface

 Access-List - list of associations of clients

 Registration - list of connected clients

 Connect-List - list of rules, that determine to which AP

the station should connect to


 Security-Profile – list of security functions to wireless

interfaces WEP and WPA/WPA2

01-257 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Wireless Interface Menu

Advance &
Simple Menu

01-258 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Wireless Mode List
 Wireless Mode :
 alignment-only
 ap-bridge
 bridge
 nstreme-dual-slave
 station
 station-wds
 wds-slave
 station-pseudobridge
 station-pseudobridge-clone

01-259 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Wireless Mode - 1
 alignment-only - this mode is used for positioning
antennas (to get the best direction)
 ap-bridge - the interface is operating as an Access
Point
 bridge - the interface is operating as a bridge. This
mode acts like ap-bridge with the only difference
being it allows only one client
 nstreme-dual-slave - the interface is used for
nstreme-dual mode
 station - the interface is operating as a client

01-260 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Wireless Mode – 2
 station-wds - the interface is working as a station, but
can communicate with a WDS peer
 wds-slave - the interface is working as it would work in
ap-bridge mode, but it adapts to its WDS peer's
frequency if it is changed
 station-pseudobridge - wireless station that can be put
in bridge
 station-pseudobridge-clone - similar to the station-
pseudobridge, but the station will clone MAC address of
a particular device (set in the station-bridge-clone-mac
property), i.e. it will change itsown address to the one of
a different device

01-261 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Wireless Configuration
 Basic Configuration :
 Point to Point
 Point to Multi Point
 Wireless Bridge
 Virtual AP
 Advance Configuration :
 Nstreme
 Dual Nstreme
 WDS

01-262 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Point to Point
 AP Side
 Min Licence Level 3
 Set mode, ssid, band, frequency
 mode=bridge
• Can serve only 1 station
 Client Side
 Min Licence Level 3
 Set mode, ssid, band, scan-list
 mode=station
 Make sure frequency is in scan-list

01-263 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Point to Point (AP Side)
 Min Licence Level 3
 Set mode, ssid, band,
frequency
 mode=bridge
 Can serve only 1
station

01-264 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Point to Point (Client Side)
 Min Licence Level 3
 Set mode, ssid, band,
scan-list
 mode=station
 Make sure frequency
is in scan-list

01-265 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


[LAB] Point to Point
 Add IP Address to both router on wlan
interface
 Try to ping from winbox to another router

 The router is ready for routed traffic, but not


bridged. Wireless Station mode can't be
bridge! it can be bridged using another
mode in another chapter!

01-266 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Configuration Console-Terminal -
point-to-point
 Configuration AP Side
 /interface wireless set wlan1 mode=bridge
frequency=2412 band=2.4ghz-b/g ssid=meja1
 Configuration Client Side
 /interface wireless set wlan1 mode=station
band=2.4ghz-b/g scan-list=2400-2500
ssid=meja1

01-267 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Monitoring Wireless Interface
 To Monitor the interface

01-268 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Monitoring Wireless Interface
 To check connected client

Pilih client dan klik di sini untuk


mendaftarkan mac-address

01-269 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Monitoring Wireless Interface
 To check registered client

“Used only when Default Authenticated disabled”

01-270 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Client Management
 Kita dapat
melakukan
pengaturan
untuk setiap
klien dan hal ini
akan
mengabaikan
konfigurasi
global

01-271 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Point to Multi Point
 Mikrotik difungsikan sebagai access point.
Digunakan standart 80211b atau 80211b/g
sehingga semua client dapat terkoneksi.

01-272 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Point to Multi Point - AP
 Membutuhkan lisensi
level 4
 Set mode=ap-bridge
 Konfigurasi lainnya
sama dengan
konfigurasi point-to-
point

01-273 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Point to Multi Point – Station
 Dapat menggunakan
lisensi level 3
 Set mode, ssid, band,
scan-list
 Set mode=station
 Pastikan frekuensi yang
digunakan berada
dalam rentang scan-list

01-274 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Configuration Console-Terminal -
point-to-multipoint
 Configuration AP Side
 /interface wireless set wlan1 mode=ap-bridge
frequency=2412 band=2.4ghz-b/g ssid=meja1
 Configuration Client Side
 /interface wireless set wlan1 mode=station
band=2.4ghz-b/g scan-list=2400-2500
ssid=meja1

01-275 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Need Bridge AP? - Step 1
 Add a bridge Interface

01-276 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Need Bridge AP? - Step 2
 Set bridge for each interface

01-277 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Configuration Console-Terminal –
Bridge-AP
 Make Bridge Interface
 /interface bridge add name=bridge1
disabled=no
 Configuration bridged - AP
 /interface bridge ports add interface=wlan1
bridge=bridge1
 /interface bridge ports add interface=ether1
bridge=bridge1

01-278 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Virtual AP
 Virtual Access Point (VAP) interface is used
to have an additional AP.
 You can create a new AP with different ssid
and mac-address.
 It can be compared with a VLAN where the
ssid from VAP is the VLAN tag and the
hardware interface is the VLAN switch.

01-279 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Virtual AP Configuration
 Add Virtual Ap Interface

01-280 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Configuration Console-Terminal –
VAP
 Configure interface wlan2
 /interface wireless set wlan2 mode=ap-bridge
frequency=2462 band=2.4ghz-b/g
disabled=no
 Make VAP Interface
 /interface wireless add disabled=no
name=wlan3 master-interface=wlan2
 Configuration - VAP
 /interface wireless set wlan3 ssid=MikroTik

01-281 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Wireless Bridge
 Mikrotik Station can not be bridged
 So?
 We use EoIP for AP and station
http://www.mikrotik.com/docs/ros/2.9/interface/eoip
 We Use WDS-station mode! (faster 10-20 %
than E0IP).
 We use station-pseudobridge

01-282 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


[LAB] Wireless Bridge
 Make AP-Client Bridge Network using station-
pseudobridge mode
 After succesfull making a bridge wireless
connection, laptop A can ping laptop B
A AP Station B
Wireless
ethernet ethernet
connection

192.168.0.x/24 192.168.0.100+x/24 192.168.0.100+x/24 192.168.0.x/24

01-283 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


[LAB] Wireless Bridge – AP side
 AP Side using AP-Bridge
Mode

01-284 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


[LAB] Wireless Bridge – Client side

 Client Side: Set mode=


station-pseudobridge

01-285 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


[LAB] Wireless Bridge- Bridge Config
 Make Bridge Interface

01-286 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


[LAB] Wireless Bridge –
Bridge Ports Config
 Define and set the ports

01-287 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Other Setting
 Periodic Calibration  Set to default
to ensure performance of chipset over
temperature and environmental changes, the
software performs periodic calibration
 Default Forward
To allow clients to communicate each other
 Ack-Timeout
acknowledgement code timeout (transmission
acceptance timeout) in microseconds for
acknowledgement messages
See table at: http://www.mikrotik.com/docs/ros/2.9/interface/wireless

01-288 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Scan Tool

01-289 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Snoop Tool

01-290 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Connect List
 You can allow or deny clients from connecting to
specific AP by using Connect list (popular for
wds)

01-291 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Rate Jumping
5% of time
80% of time
54Mbps 15% of time 48Mbps
36Mbps

Recalibration Recalibration

 You can optimize link performance, by avoiding


rate jumps, in this case link will work more stable
at 36Mbps rate

01-292 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Basic and Supported Rates
 Supported rates –
client data rates
 Basic rates – link
management data
rates
 If router can't send or
receive data at basic
rate – link goes down

01-293 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id


Hotspot

Certified Mikrotik Training Basic Class


Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)
HotSpot
 Hotspot System digunakan untuk memberikan
layanan akses jaringan (Internet/Intranet) di Public
Area dengan media kabel maupun wireless.
 Hotspot menggunakan Autentikasi untuk menjaga
Jaringan tetap dapat dijaga walaupun bersifat
public.
 Proses Autentikasi menggunakan protocol
HTTP/HTTPS yang bisa dilakukan oleh semua
web-browser.
 Hotspot System ini merupakan gabungan atau
kombinasi dari beberapa fungsi dan fitur
RouterOS menjadi sebuah system yang sering
disebut 'Plug-n-Play' Access.
HotSpot Network - Example

Wireless Network
Internet / WAN

Wired Network

Hotspot Gateway

• Hotspot System bisa digunakan pada jaringan


Wireless maupun jaringan Kabel bahkan kombinasi
dari keduanya.
• Jaringan Hotspot bersifat Bridge Network
How does it work ?
 User mencoba membuka
halaman web.
 Authentication Check
dilakukan oleh router
pada Hotspot System.
 Jika belum ter-
autentikasi, router akan
mengalihkan ke halaman
login.
 User memasukkan
informasi login.
How does it work ?
 Jika informasi login sudah
tepat, router akan :
 Mengautentikasi client di

hotspot system.
 Membuka halaman web

yang diminta sebelumnya.


 Membuka popup halaman

status.
 User dapat menggunakan
akses jaringan.
HotSpot features
 Autentikasi User
 Perhitungan
 Waktu akses

 Data dikirim atau diterima

 Limitasi Data
 Berdasarkan data rate (kecepatan akses)

 Berdasarkan jumlah data

 Limitasi Akses User berdasarkan waktu


 Support RADIUS
 Bypass!
HotSpot setup wizard
 RouterOS sudah menyediakan Wizard untuk
melakukan setup Hotspot System.
 Wizard ini berupa menu interaktif yang terdiri dari
beberapa pertanyaan mengenai parameter setting
hotspot.
 Wizard bisa dipanggil atau dieksekusi
menggunakan peritah “/ip hotspot setup”
 Jika anda mengalami kegagalan dalam konfigurasi
hotspot direkomendasikan reset kembali router dan
konfigurasi ulang dari awal.
HotSpot Setup Wizard
 Pada Langkah awal Tentukan interface mana
yang akan digunakan untuk menjalankan
Hotspot System:
hotspot interface: (ex: ether1,wlan1,bridge1,vlan1)
 Tentukan Alamat IP untuk Interface Hotspot :
Local address of hotspot network: (ex: 10.5.50.1/24)
 Opsi Hotspot Network akan NAT atau Routing :
masquerade hotspot network: yes
 Tentukan IP-Pool untuk jaringan Hotspot :
address pool of hotspot network: 10.5.50.2-10.5.50.254
 Menggunaan SSL-certificate jika ingin
menggunakan Login-By HTTPS :
select certificate: none
HotSpot Setup Wizard
 Jika diperlukan SMTP server khusus untuk jaringan
hotspot bisa ditentukan, sehingga client tidak perlu
merubah konfigurasi SMTP server :
Ip address of smtp server: 0.0.0.0 (ex: 159.148.147.194)
 Konfigurasi DNS server yang akan digunakan oleh user
Hotspot :
dns servers: 159.148.147.194,159.148.60.20
 Konfigurasi DNS-name dari router Hotspot, Hal ini
digunakan jika Router memiliki DNS-Name yang valid
(FQDN), Jika tidak ada biarkan kosong.
 Langkah terakhir dari wizard adalah pembuatan sebuah
user hotspot :
name of local hotspot user: usrox
password for the user: 12345
HotSpot Setup Wizard (Step 1)
HotSpot Setup Wizard (Step 2-5)
HotSpot setup wizard (step 5-8)
HotSpot Server Profiles
HotSpot Server profiles
 Hotspot Server Profile digunakan untuk
menyimpan konfigurasi-konfigurasi umum
dari hotspot server. Profile ini digunakan
untuk grouping beberapa hotspot server
dalam satu router.
 Pada server profile terdapat konfigurasi yang
berpengaruh pada user hotspot seperti :
 Metode Autentikasi

 Ada 6 Metode autentikasi yang bisa


digunakan di Server-Profile.
Authentication Method

 6 Metode autentikasi yang bebeda pada server profile.


Hotspot Authentication Methods
 HTTP PAP - metode autentikasi yang paling sederhana,
yaitu menampilkan halaman login dan mengirimkan info
login berupa plain text.
 HTTP-CHAP - metode standard yang mengintegrasikan
proses CHAP pada proses login.
 HTTPS – menggunakan Enkripsi Protocol SSL untuk
Autentikasi.
 HTTP Cookie - setelah user berhasil login data cookie akan
dikirimkan ke web-browser dan juga disimpan oleh router di
'Active HTTP cookie list' yang akan digunakan untuk
autentikasi login selanjutnya.
 MAC Address - metode ini akan mengautentikasi user
mulai dari user tersebut muncul di 'host-list', dan
menggunakan MAC address dari client sebagai username
dan password.
 Trial - User tidak memerlukan autentikasi pada periode
waktu yang sudah ditentukan.
HotSpot User Profiles
 Hotspot User Profile digunakan untuk menyimpan
konfigurasi-konfigurasi umum dari User-user
hotspot. Profile ini digunakan untuk grouping
beberapa User.
 Pada User Profile, mampu melakukan assign pool-
ip tertentu ke group user.
 Parameter Time-out juga bisa diaktifkan untuk
mencegah monopoli oleh salah satu user.
 Limitasi juga bisa ditentukan di UserProfile
 Data Rate (Kecepatan Akses)

 Session Time (Sesi Akses)


HotSpot User Profiles
HotSpot User
 Halaman dimana parameter username,
password dan profile dari user disimpan.
 Beberapa limitasi juga bisa ditentukan di
halaman user seperti uptime-limit dan bytes-
in/bytes-out. Jika limitasi sudah tercapai maka
user tersebut akan expired dan tidak dapat
digunakan lagi.
 IP yang spesifik juga bisa ditentukan di halaman
ini sehingga user akan mendapat ip yang sama.
 User bisa dibatasi pada MAC-address tertentu.
HotSpot users
User Limitation
 Limit Uptime batas
waktu user dapat
menggunakan akses
ke Hotspot Network.
 Limit-bytes-in dan
Limit-bytes-out
batas Jumlah trasfer
data yang bisa
dilakukan oleh user.
Bypass! - IP bindings
 One-to-one NAT bisa dikonfigurasi secara static
berdasarkan :
 Original IP Host

 Original MAC Address

 Bypass host terhadap Hotspot Authentication bisa


dilakukan menggunakan IP-Bindings.
 Block Akses dari host tertentu (Berdasarkan
Original MAC-address atau Original IP-Address)
juga bisa dilakukan menggunakan IP-Bindings.
HotSpot IP bindings
Bypass - WalledGarden
 WalledGarden adalah sebuah system yang
memungkinkan untuk user yang belum terautentikasi
menggunakan (Bypass!) beberapa resource jaringan
tertentu tetapi tetap memerlukan autentikasi jika ingin
menggunakan resource yang lain.
 IP-WalledGarden hampir sama seperti
WalledGarden tetapi mampu melakukan bypass
terhadap resource yang lebih spesifik pada protocol
dan port tertentu.
 Biasanya digunakan untuk melakukan bypass
terhadap server local yang tidak memerlukan
autentikasi.
HTTP-level WalledGarden
IP-WalledGarden
Advertisement
 Sama seperti yang digunakan pada fasilitas
WalledGarden, Advertisement juga menggunakan
ProxyEngine di Hotspot System untuk
menampilkan popup halaman web (iklan) di web-
browser para user yang sudah terautentikasi.
 Halaman Advertisement dimunculkan berdasarkan
periode waktu yang sudah ditentukan, dan akses
akan dihentikan jika pop-up halaman advertisement
diblock (pop-up blocker aktif), dan akan
disambungkan kembali jika halaman Advertisement
sudah dimunculkan.
Advertisement
 Jika sudah waktunya untuk memunculkan
advertisement, server akan memanggil halaman
status dan meriderect halaman status tersebut ke
halaman web iklan yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai