Anda di halaman 1dari 16

Makalah

ILMU KALAM, SEJARAH DAN HUBUNGAN ILMU KALAM


DENGAN ILMU KEISLAMAN LAINNYA

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam


Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Muhammadiyah Tulungagung

Dosen pengampu :
Dr. M. Sidiq Asyhari, S.Pd, M.Pd

Oleh :

Uqiyanus Suraya
NIM : 20224711425

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


STAI MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG
2023

1
Ilmu Kalam, Sejarah Dan Hubungan Ilmu Kalam
Dengan Ilmu Keislaman Lainnya

Oleh :
Uqiyanus Suraya
NIM. 20224711425

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Setiap orang yang ingin mempelajari suatu bidang ilmu tentunya harus mengetahui
apa maksud dari bidang ilmu tersebut. Sama halnya dengan mempelajari ilmu kalam.
Seseorang tersebut harus mengetahui setidaknya apa yang dimaksud dengan ilmu kalam,
apa yang dibahas dan manfaat yang akan didapat. Mempelajari ilmu kalam merupakan hal
yang penting. Hal ini tidak lepas dari objek pembicaraan ilmu kalam yang sangat membuat
orang tertarik ketika dibahas. Hanya saja untuk dapat berbicara masalah ilmu kalam,
seseorang perlu mengetahui dasar ilmu-ilmunya terlebih dahulu. Ilmu kalam bertujuan
memperkuat keimanan ataupun keyakinan terhadap Allah SWT melalui nalar atau akal.
Ilmu kalam sebagai suatu bahasan yang berkaitan dengan argumen dan dalil-dalil
dalam Islam yang bersifat rasional sebagai bentuk pembelaan atas aqidah yang diimani
(Islam) serta memiliki ruang lingkup bahasan yang berkaitan tentang keilahian Allah SWT,
baik wujud-Nya, sifat-Nya, maupun asma-Nya, kenabian dan kerasulan, termasuk kitab
dan mukjizatnya, membahas hubungan sesuatu yang ghaib, mencakup malaikat, setan, jin,
dan sejenisnya, dan berkaitan tentang hal-hal yang hanya diterima melalui dalil-dalil atau
pendengaran, misalnya alam kubur, akhirat, surga, dan sebagainya.
Ilmu kalam yang dipelajari bisa bersumber dari kitab suci bagi umat Islam yaitu al-
Quran yang mengandung hukum Islam, hadist, sejarah zaman Nabi dan pemikiran
manusia. Ketiga sumber ilmu kalam ini mengandung segala sesuatu yang menyangkut
keimanan dan penguatan aqidah. Oleh karena itu dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai ilmu kalam, sejarah dan hubungan ilmu kalam dengan ilmu keislaman lainnya.

2. Fokus Pembahasan

Fokus pembahasan dalam makalah ini adalah ilmu kalam, sejarah dan hubungan ilmu
kalam dengan ilmu keislaman lainnya.
1
3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk membahas ilmu kalam,
sejarah dan hubungan ilmu kalam dengan ilmu keislaman lainnya.

B. Pembahasan

1. Ilmu Kalam

a. Pengertian Ilmu Kalam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara harfiah, istilah kalam artinya
perkataan atau percakapan (terutama bagi Allah)1. Secara etimologi, ilmu kalam
terbentuk dari dua kata yaitu ilmu yang berarti pengetahuan dan kalam yang berarti
perkataan, sehingga dari sisi ini berarti bahwa ilmu kalam adalah pengetahuan tentang
berbicara.2 Sementara secara terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan
mengenai wujud Allah SWT, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak
ada pada-Nya, sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya, hingga rasul Allah untuk
menetapkan kebenaran akan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada
padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin
terdapat padanya.3
Beberapa ulama juga turut mengemukakan mengenai definisi dari ilmu kalam ini,
misalnya :
1) Rasyid Ridha mengemukakan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama Islam)
dengan bukti-bukti yang yakin.4
2) Ibnu Khaldun dalam karya monumentalnya Muqaddimah Ibn Khaldun
mendefinisikan ilmu kalam sebagai :
ِ ِ ِ َّ ‫ٌالع ْقلِيَّ ِة ٌَو‬ ِ ِ ِ ِ ِْ ‫ِعلْمٌٌي تَض َّمنٌا ْْلِجاجٌع ِنٌالْع َقائِ ِد‬
َ ْ ‫ٌعٌلَیٌالْ ُمْبتَد َعةٌاٌلْ ُمْن َح ِرف‬
ٌ‫ْي‬ َ ‫الرَد‬ َ ‫ٌاْلٌيْ َمانيٌَّةٌبِ ْاْلَدلَّة‬ َ َ َ َ ُ َ َ
‫ٌالسن ٌَِّة‬
ُّ ‫ف ٌَوٌٌأَ ْه ِل‬ ِ َ‫ٌالسل‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫ٌم َذ ِاه‬ ِ ِ ِْ ٌ‫ٌفِی‬
َ ‫اْل ْعت َق َاداتٌ َع ْن‬
Sebuah disiplin ilmu yang didalamnya mencakup dasar-dasar teologi keimanan

_____________________
1
KBBI Digital
2
Faisol Nasar Bin Madi, Ilmu Kalam, (Jember : IAIN Jember Press, 2015), 3-4
3
https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-kalam/, Pengertian Ilmu Kalam: Sejarah, Sumber, dan Hubungannya
dengan Beberapa Ilmu Islam, diakses pada 17 April 2023
4
Hasan Basri dkk, Ilmu Kalam; Sejarah dan Pokok Pikiran Aliran-Aliran, (Bandung : Azkia Pustaka Utama, 2006),
1

2
dengan yang disandarkan pada argumentasi-argumentasi rasionalitas, guna
mengkonfrontir para ahli bid’ah yang hendak mendistorsi ajaran-ajaran ulama
salaf dan ahlussunnah wal-jama’ah.5
3) Abu al-‘Aun dalam karyanya Lawami’ al-Anwar mengungkapkan :
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
ِّ ِ‫َيٌالْ َمْن ُس ْوبَةٌٌإٌِلَیٌديْ ِنٌالن‬
ٌ‫َِّب‬ ْ ‫ٌعٌلَیٌإثْبَاتٌالْ َع َقائدٌالدِّيْنيَّةٌأ‬
َ ُ‫ٌم َعه‬
َ ‫ٌعلْمٌيَ ْقتَد ُر‬ َ ‫ٌه َو‬ُ ‫ٌَوعلْ ُمٌالْ َك ََلِم‬
‫ٌعلَْي ِه ٌَو َسلَّ ٌَم‬
َ ُ‫صٌلَّیٌاللٌه‬َ
Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mampu mengantarkan seseorang
memahami argumentasi theology Islam, yakni agama yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad SAW.6
4) Hasbi al-Shiddieqy menjelaskan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara menetapkan aqidah agama dengan
mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan, baik dalil naqli, aqli ataupun dalil
wijdani (perasaan halus).7

b. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Kalam

Pokok kajian ilmu kalam dapat dikategorikan kepada tiga persoalan yaitu : 8
1) Qismun Ilahiyah (Ma’rifah al-Mabda) yaitu mengenai esensi Tuhan itu
sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya dengan membahas masalah-masalah
diantaranya yaitu :
a) Tentang zat, sifat-sifat Tuhan serta af’al-Nya. Masalah ini diperdebatkan
oleh aliran Mu’tazilah dan As’ariyah.
b) Tentang Qudrat dan Iradat Tuhan. Masalah ini menimbulkan aliran
Qadariyah dan Jabbariyah.
c) Tentang kemauan bebas manusia yang erat kaitannya dengan Qudrat dan
Iradat Tuhan.
d) Tentang al-Quran.
2) Qismun Nububiyah (Ma’rifah al-Wasitah) yang memperhatikan hubungan
antara Allah SWT dengan makhluk, dalam hal ini membicarakan tentang :
a) Utusan-utusan Tuhan yang telah ditetapkan Tuhan melakukan pekerjaan
tertentu yaitu malaikat.

_____________________
5
Faisol Nasar Bin Madi, Ilmu Kalam …., 4
6
Ibid, 5
7
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam; Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam, (Yogyakarta : Trustmedia
Publishing, 2015), 2
8
Ibid, 12-13
3
b) Wahyu yang disampaikan Tuhan sendiri kepada para rasul-Nya baik
secara langsung maupun dengan perantara malaikat.
c) Para rasul itu sendiri yang menerima perintah dari Tuhan untuk
menyampaikan ajarannya kepada manusia. Baik secara langsung atau
dengan kitab-kitab Allah yang menjadi perantara antara Allah SWT
dengan umat manusia untuk menyampaikan pedoman hidup.
3) Qismun Sam’iyat (Ma’rifah al-Ma’ad) yang berkenaan dengan kehidupan
sesudah mati nantinya, meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Kebangkitan manusia kembali ke akhirat.
b) Hari perhitungan (hisab).
c) Persoalan shirat (jembatan).
d) Persoalan yang berhubungan dengan tempat pembalasan yaitu surga dan
neraka.
Dari ketiga persoalan yang disebutkan, dapat diambil kesimpulan bahwa
ruang lingkup ilmu kalam adalah Rukun Iman yang enam.

c. Sumber Kajian Ilmu Kalam

Adapun sumber kajian ilmu kalam yaitu : 9


1) Al-Quran
Sebagai kitab induk, rujukan utama dan sumber segala ilmu pengetahuan,
yang berisi petunjuk, peraturan, amar ma’ruf dan nahi munkar yang
disampaikan kepada umat manusia untuk diamalkan dalam kehidupan. Oleh
sebab itu, setiap tingkah laku seseorang baik yang berhubungan dengan
kehidupan duniawi maupun ukhrawi haruslah dilandaskan kepada ajaran
kitab suci al-Quran dan jangan diragukan kebenaran isi kandungannya. Allah
SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi :
ِ ِ ِ ‫كٌٱلْ ِكتَابٌالٌَري‬ ِ
َ ْ ‫ٌهدٌیٌٌلِّلْ ُمتَّق‬
ٌ‫ْي‬ ُ ‫بٌفْيه‬
َ َْ ُ َ ‫ذٌل‬
Artinya : Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.
Al-Quran sebagai kitab suci pada hakikatnya mengandung dua unsur pokok
yaitu menyangkut hablum minallah wa hablum minannas. Dengan demikian
al-Quran mengandung undang-undang yang mengatur hubungan manusia

_____________________
9
Sukiman, Tauhid Ilmu Kalam Dari Aspek Aqidah Menuju Pemikiran Teologi Islam, (Medan : Perdana Publishing,
2021), 74
4
dengan Allah meliputi bidang aqidah (tauhid) dan ibadah serta mengatur
hubungan sesama manusia (muamalah).
2) Hadits
Sebagai hasil dari perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad SAW.
Jika al-Quran merupakan sumber utama ajaran dasar dalam Islam (tauhid),
maka hadits Rasulullah SAW juga sebagai sumber kedua setelah al-Quran.
Karena hadits merupakan penjabaran atau interpretasi dari al-Quran yang
bersifat mujmal, yang hukum dan sarahnya lebih diperinci oleh hadits
Rasulullah SAW. Dijadikannya hadits sebagai sumber ajaran Islam setelah
al-Quran adalah berdasarkan pernyataan Allah sendiri dalam firman-Nya
surat al-Maidah ayat 92 yang berbunyi :

ٌ‫اٌعلَى ٌَر ُس ٌْولِنَا‬ ْ َ‫ٱح َذ ُرٌْواٌٌۚفَِإ ٌْنٌتَ َولَّْيتُ ْمٌف‬


َ ‫ٱعلَ ُمٌواٌٌأَنَّ ٌَم‬ ْ ‫اٌٱلر ُس ٌْو َل ٌَو‬
ِ ‫َطيٌعواٌٱللَّهٌوأ‬
َّ ‫َطْيٌعُو‬ َ َ ُ ْ ‫َوأ‬
ِ
ٌُ ْ ِ‫ٱلْبَ لَ ُغٌٱلْ ُمب‬
‫ْي‬
Artinya: Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada rasul-(Nya)
dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya kewajiban rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang.
3) Hasil pemikiran akal manusia yang memiliki keilmuan yang mendalam.
Manusia sebagai makhluk yang ahsanu taqwim terdiri dari jasmani dan
rohani, apabila kedua unsur ini berpisah, maka yang terjadi adalah mati.
Adapun unsur rohani atau dalam jiwa manusia terdapat potensi intelek,
agama, sosial, susila dan harga diri. Manusia dengan unsur intelektualnya ini
senantiasa menggunakan akal fikiran sebagai daya berfikir untuk memikirkan
sesuatu baik menyangkut alam makro maupun alam mikro. Manusia harus
menggunakan akal fikiran untuk mempelajari alam ini karenanya akan
menimbulkan keyakinan kepada yang Maha Pencipta alam.

d. Tujuan Kajian Ilmu Kalam

Tujuan dari kajian ilmu kalam menurut beberapa tokoh yang mendalami
keilmuan ini diantaranya yaitu :
1) Al-Iji dan Muhammad bin ‘Ali al-Tahawani menyebutkan bahwa tujuan
kajian ilmu kalam adalah untuk membuktikan kebenaran aqidah agama
(Islam) dan menghilangkan kebimbangan dengan mengemukakan hujjah dan

5
argumentasi.10
2) Ahmad Fu’ad al-Ahwani menyebutkan bahwa kajian ilmu kalam bertujuan
untuk memperkuat aqidah agama (Islam) dengan menggunakan berbagai
argumentasi rasional.11
3) Al-Ghazali pada penjelasannya dalam kitab al-Munqidz min al-Dhalal
mengemukakan tujuan kajian ilmu kalam adalah :

ٌٌ‫َهلٌالٌْبِ ْد َع ِة‬ ِ ْ‫اٌع ْنٌتَ ْش ِوي‬


ِ ‫شٌأ‬ ِ ‫ٌالسن َِّة‬ ِ ُّ ‫ظٌٌع ِقي َدةٌِأَه ِل‬ ِ
َ ُّ ‫ٌ(علٌَیٌأ َْه ِل‬
٢١
َ ‫استُ َه‬
َ ‫)ٌوٌحَر‬ َ ‫ٌالسنَّة‬ ْ ْ َ ُ ‫ح ْف‬
menjaga serta memelihara aqidah ahlu as-sunnah dari gangguan ahlu al-
bid’ah yang menyesatkan.13
4) Muhammad al-Zuhaili dalam kajiannya al-Imam al-Juwayni Imam al-
Haramain menjelaskan bahwa tujuan mengkaji ilmu kalam adalah : 14
a) Mengkaji pokok-pokok agama (ushuluddin).
b) Mengokohkan keyakinan agama secara nalar-logis sebagai bentuk
kecintaan terhadap Islam.
c) Menolak keragu-raguan yang dilancarkan “filsuf”
d) Mematahkan argument orang-orang kafir yang menyerang pokok-pokok
keyakinan dalam Islam.
e) Menjawab segala bentuk penyelewengan aqidah yang dilakukan oleh
kaum batiniyah dan aliran-aliran sesat lainnya.

e. Manfaat Kajian Ilmu Kalam

Adapun manfaat dari mengkaji ilmu kalam diantaranya adalah : 15


1) Mengenal Allah (ma’rifatullah) dengan dalil-dalil yang pasti dan
memperoleh kebahagiaan yang kekal dan abadi.
2) Mengembangkan kemampuan untuk menelusuri sejarah perkembangan
pemikiran dalam Islam terutama yang berkenaan dengan aqidah serta faktor-
faktor yang mewarnai pemikiran dalam aliran-aliran Islam.
3) Meneguhkan keyakinan (aqidah) agar mantap dan tidak goyah dari kekufuran

_____________________
10
Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam; Aliran Sekte, Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan Aliran-Khawarij,
murji’ah dan mu’tazilah, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013), 2-3
11
Ibid
12
Abu Hamid al-Ghazali, al-Munqidz min al-Dholal wa al-Muwasshil ila dzil ‘izzah wal jalal, (Beirut : Dar al-
Andalus, 1967), 71
13
Al-Ghazali, Pembebas dari Kesesatan (Al-Munqid Minad Dhalal), (Bekasi : Al-Muqsith Pustaka, 2020), 25
14
Ryandi, Buku Ajar Ilmu Kalam, (Sumatera Utara : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2020), 3-4
15
Jamaluddin dan Shabri Shaleh Anwar, Ilmu Kalam; Khazanah Intelektual Pemikiran dalam Islam, (Indragiri
Hilir : PT. Indragiri Dot Com, 2020), 27
6
dan keruhnya pikiran dalam hal keyakinan sehingga dengan anugerah Allah
SWT kita akan selamat di dunia dan akhirat.
4) Meningkatkan kemampuan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
tentang ilmu kalam sehingga menjadi muslim yang bijaksana dan
bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
5) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia sebagai manifestasi
dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.

f. Periode Pengkajian Ilmu Kalam

Kajian ilmu kalam jika ditelusuri dapat dibagi dalam tiga periode yaitu : 16
1) Periode klasik.
Dimulai sejak lahirnya aliran teologi seperti Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah,
Asy’ariyah sampai kepada aliran Maturidiyah. Sejak awal berangkat dari
persoalan khilafah (politik) kemudian lalu berpaling kepada persoalan iman
dan kufur.
2) Periode pertengahan.
Masa ini mulai dari jatuhnya pemerintahan Islam di Baghdad oleh pasukan
Hulagu dari Mongol dan merupakan masa dimana umat Islam telah
menyimpang dari ajaran-ajaran Islam murni, baik dalam bidang bid’ah dan
khurafat sehingga muncul gagasan untuk memurnikannya dengan gerakan
tajdid.
3) Periode modern.
Periode ini merupakan kebangkitan umat Islam kembali, setelah terjadinya
benturan-benturan antara Islam dengan kebudayaan barat sekitar abad ke-19
sejak ekpedisi Napoleon Bonaparte ke Mesir.

2. Sejarah Ilmu Kalam

a. Nama Lain Ilmu Kalam

Sebutan lain bagi ilmu kalam adalah : 17

_____________________
16
Sukiman, Tauhid Ilmu Kalam…., 2
17
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam…., 5-6

7
1) Ilmu tauhid (teologi Islam), karena membahas mengenai keesaan Allah, dalil-
dalil yang mungkin dan cocok dengan akal fikiran sebagai alat untuk
membuktikan adanya Tuhan serta hal-hal yang bersentuhan dengan fakta-
fakta dan gejala-gejala agama maupun hubungan antara manusia dengan
Tuhan.
2) Ilmu aqaid, karena membahas tentang akidah-akidah yakni simpul-simpul
kepercayaan atau keyakinan Islam (hal-hal yang diyakini oleh orang-orang
Islam).
3) Ilmu ushuluddin, karena membahas ajaran dasar atau pokok-pokok agama
dan prinsip-prinsip agama Islam dengan dalil-dalil yang qath’i (al-Quran dan
hadits mutawatir) serta dalil-dalil fikiran.
Ilmu ini adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh
dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam. Tiga lainnya ialah
disiplin-disiplin keilmuan fiqh yang membidangi segi-segi formal peribadatan dan
hukum mengenai hal- hal lahiriah, keilmuan tasawwuf yang membidangi segi-segi
penghayatan dan pengamalan keagamaan yang lebih bersifat pribadi mengenai
hal-hal batiniah, dan keilmuan filsafat yang membidangi hal-hal yang bersifat
perenungan tentang hidup dan lingkupnya secara luas.

b. Asal Muasal Nama dan Munculnya Ilmu Kalam

Ilmu kalam dinamakan ilmu kalam, diantara alasannya, karena : 18


1) Persoalan penting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan
Hijriah ialah firman Tuhan (kalam Allah) dan non azalinya Quran (khalq al-
Quran).
2) Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil ini nampak jelas
dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang kembali kepada dalil
naqli (al-Quran dan hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok
persoalan lebih dahulu.
3) Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayan agama menyerupai logika
dalam filsafat, maka pembuktian dalam agama ini dinamakan ilmu kalam
untuk membedakannya dengan logika dalam filsafat.
Peristiwa-peristiwa yang menjadi asal muasal sejarah munculnya ilmu kalam
dapat dijelaskan sebagai berikut : 19
_____________________
18
Jamaluddin dan Shabri Shaleh Anwar, Ilmu Kalam…., 4
19
Hasan Basri dkk, Ilmu Kalam…., 8-9
8
1) Masa kenabian Muhammad SAW. terbentuk di bawah pimpinan nabi
Muhammad, baik sebagai rasul juga sebagai pimpinan atau kepala negara.
Masalah besar yang dihadapi oleh kaum muslimin setelah wafatnya
rasulullah ialah siapakah yang akan menggantikan nabi Muhammad sebagai
kepala negara, bukan sebagai nabi atau rasul. Masalah ini dalam sejarah
Islam dikenal sebagai masalah khilafah. Sejarah mencatat Abu Bakar yang
disetujui oleh masyarakat Islam menjadi pengganti atau khalifah dalam
mengepalai negara. Setelah Abu Bakar wafat digantikan oleh Umar bin
Khaththab, setelah Umar wafat digantikan oleh Utsman bin Affan.
2) Pemerintahan khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab berjalan lancar dan
aman, walaupun terjadi sedikit masalah. Ketika Utsman bin Affan memegang
tampuk pimpinan negara, pada paruh kedua pemerintahannya, terjadi
kekacauan, ketidakstabilan dan reaksi menentang di daerah-daerah, yang
kemudian memuncak yang membawa terbunuhnya Utsman oleh
pemberontak-pemberontak dari Kufah, Basrah dan Mesir. Mereka kecewa
terhadap kebijakan politik khalifah Utsman yang cenderung kepada
nepotisme dengan mengangkat gubernur-gubernur dari kalangan keluarganya
sendiri.
3) Setelah Utsman wafat, diangkat Ali bin Abi Thalib sebagai calon terkuat
menjadi khalifah keempat. Namun kekacauan dan kemelut di dalam negeri
tidak mereda bahkan semakin memuncak, dan pengangkatan Ali ini mendapat
tantangan yaitu dari Thalhah, Zubair dan Aisyah yang segera dapat
dipulihkan dalam pertempuran di Irak yaitu perang Jamal. Tantangan lain
yang cukup berat datang dari Muawiyyah bin Abu Sufyan, gubernur
Damaskus yang menyebabkan terjadinya perang Shiffin. Perang tersebut
diakhiri dengan permintaan berdamai dengan mengangkat al-Quran
dipelopori oleh Amru bin Ash. Dalam perundingan damai disepakati
keputusan (tahkim) bahwa kedua belah pihak sepakat untuk secara bersama-
sama (Ali dan Muawiyyah) meletakkan jabatan masing-masing. Tahkim ini
dari pihak Ali diwakili oleh Abu Musa al-Asyari, dan dari pihak Muawiyyah
diwakili oleh Amru bin Ash. Tahkim berujung dengan kericuhan, disebabkan
kelicikan Amru bin Ash. Pengunduran Ali dari jabatan khalifah disetujui dan
diterima oleh Amru bin Ash, tetapi ia menetapkan jabatan khalifah
pada Muawiyyah bin Abu Sofyan.

9
4) Golongan khawarij yang tidak menyetujui tahkim antara Ali bin Abi Thalib
dengan Muawiyah bin Abi Sufyan menganggap Ali, Abu Musa, Muawiyyah,
Amru bin Ash dan lainnya yang telah menerima tahkim adalah kafir. Konsep
kafir yang dikemukakan oleh golongan khawarij lambat laun berubah
disebabkan pecahnya golongan ini menjadi beberapa aliran sehingga lahirlah
suatu anggapan bahwa yang disebut kafir itu bukan hanya orang-orang yang
menentukan hukum tidak dengan al-Quran tetapi juga orang-orang yang telah
berbuat dosa besar.
Persoalan berbuat dosa besar inilah yang kemudian memberi pengaruh besar
dalam pertumbuhan dan perkembangan aliran-aliran teologi Islam (Ilmu Kalam).

c. Faktor Penyebab Munculnya Ilmu Kalam

Faktor-faktor penyebab munculnya ilmu kalam terbagi menjadi dua bagian,


yaitu :
1) Faktor internal.
Faktor internal disebabkan oleh dua hal :
a) Perbedaan interpretasi terhadap teks-teks keagamaan. Dalam al-Quran
terdapat ayat-ayat mutasyabihat yang tidak pasti. Perbedaan metodologis
umat Islam terhadap jenis ayat tersebut memicu munculnya pemikiran-
pemikiran kalam yang beragam dan tidak jarang saling bertentangan.20
b) Perbedaan sikap politik yaitu masalah khilafah. Sejak wafatnya Nabi
Muhammad SAW, terjadi perselisihan di kalangan umat Islam terkait
siapa yang akan menjadi khalifah. Perselisihan tersebut berdampak pada
munculnya aliran-aliran kalam.21
c) Al-Quran sendiri disamping ajakannya kepada tauhid dan mempercayai
kenabian dan hal-hal yang berhubungan dengan itu, menyinggung pula
golongan-golongan dan agama-agama yang ada pada masa nabi
Muhammad SAW yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang
tidak benar. Al-Quran tidak membenarkan kepercayaan mereka dan
membantah alasan-alasannya.22

_____________________
20
Ryandi, Buku Ajar…., 4
21
Ibid
22
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam…. 8

10
2) Faktor eksternal.
Faktor eksternal terdiri dari dua hal :
a) Munculnya banyak aliran pemikiran.
- Banyak di antara pemeluk-pemeluk Islam yang mula beragama
Yahudi, Masehi dan lain-lain, bahkan di antaranya ada yang sudah
pernah menjadi ulamanya. Setelah mereka memeluk agama Islam,
maka apa yang pernah diketahui dan diamalkan sebelumnya
mereka mengingat-ingat kembali setelah memeluk agama Islam.
Sehingga terjadilah pembauran antara ajaran Islam murni dengan
ajaran yang pernah mereka bawa. Di samping itu mereka ingin
membahas aqidah Islam itu secara ilmiah dan filsafat. Oleh karena
demikian halnya, maka tidak jarang kita jumpai ajaran-ajaran,
pendapat yang jauh menyimpang dari ajaran Islam. 23
- Golongan Mu’tazilah, memusatkan perhatiannya untuk penyiaran
Islam dan membantah alasan mereka yang memusuhi Islam, dengan
cara mengetahui dengan sebaik-baiknya aqidah-aqidah mereka.24
- Sebagai kelanjutan dari hal tersebut, kaum mutakallimin hendak
mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan filsafat, maka
mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat terutama dari segi
ketuhanan.25
b) Persentuhan Islam dengan peradaban lain.
Perluasan daerah Islam yang dilakukan oleh para pemimpin umat Islam
setelah wafatnya Nabi, secara tidak langsung membuka persentuhan
dengan agama-agama lain semisal Yahudi, dan Nashrani, atau tradisi
berfikir Yunani dan lain sebagainya.26
c) Gerakan penerjemahan.
Khususnya pada masa Abbasiyah (132 -656 H) banyak dilakukan
penerjemahan buku-buku khususnya filsafat Yunani yang mencakup
bahasan-bahasan yang cukup pelik. Pengkajian filsafat merangsang para
pemikir muslim berupaya untuk mengharmonikan antara Islam dan

_____________________
23
Sukiman, Tauhid Ilmu Kalam…., 105
24
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam…., 12
25
Ibid
26
Ryandi, Buku Ajar…., 5
11
filsafat. Hal ini berdampak pada munculnya konsep-konsep baru yang
tidak pernah sama sekali didengar sebelumnya dalam tradisi keilmuan
Islam.27

3. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Ilmu Keislaman Lainnya

Hubungan ilmu kalam dengan ilmu keislaman lainnya ialah : 28


a. Hubungan ilmu kalam dengan filsafat Islam.
Ilmu kalam adalah ilmu ketuhanan dan keagamaan sedangkan filsafat Islam
adalah pembuktian intelektual. Obyek pembahasan ilmu kalam berdasar pada
Allah SWT dan sifat-sifat-Nya serta hubungan dengan alam dan manusia yang
berada di bawah syariat-Nya sedangkan obyek filsafat adalah alam dan manusia
serta pemikiran tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya. Ilmu filsafat sebagai
sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional menggunakan
logika.
b. Hubungan ilmu kalam dengan tasawwuf.
Ilmu kalam banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan kalam Tuhan
dan pembicaraan materi-materi di dalamnya terkesan tidak menyentuh rasa
rohaniah, sedangkan ilmu tasawwuf, dalam membicarakan materi sampai pada
penghayatan dan penanaman kejiwaan manusia. Sebagai sebuah ilmu yang
prosesnya diperoleh melalui rasa, ilmu tasawwuf bersifat sangat subjektif yakni
sangat berkaitan dengan pengalaman.
c. Hubungan ilmu kalam dengan ilmu ushuluddin.
Ilmu kalam berupaya untuk memberikan pemahaman terhadap keyakinan-
keyakinan keagamaan didasarkan pada argumentasi yang kokoh untuk
mempertahankan dan menguatkan penjelasan tentang aqidah dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan uluhiyah. Sedangkan ilmu ushuluddin membahas
pokok-pokok (dasar) agama yaitu aqidah, tauhid dan i’tikad (keyakinan) tentang
Rukun Iman yang enam.
d. Hubungan ilmu kalam dengan ilmu fiqh dan ushul fiqh.
Ilmu kalam membahas soal-soal dasar dan pokok serta memberi keyakinan yang
mendalam berdasarkan landasan yang kuat yaitu al-Quran dan hadits. Sedangkan

_____________________
27
Ibid
28
Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam…., 14-19

12
ilmu fiqh dan ushul fiqh membahas soal furu’ atau cabang yang pandangannya
lebih detail dan rinci dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat al-Quran
maupun hadits yang berkenaan dengan hukum.
Jika digambarkan dengan tabel, maka akan terlihat hubungan antara ilmu kalam
dengan ilmu keislaman lainnya sebagai berikut :

NO. JENIS ILMU OBJEK KAJIAN SUMBER METODE


Ketuhanan dan segala Al-Quran, hadits
Dialog
1 Ilmu kalam yang berkaitan dengan- dan akal/logika
Keagamaan
Nya serta syariat-Nya manusia
Ketuhanan dengan aspek
Al-Quran, hadits
Ilmu filsafat masalah alam, manusia
2 dan akal/logika Rasional
Islam dan segala sesuatu
manusia
disekitarnya
Ketuhanan dan upaya-
Ilmu Al-Quran, hadits Rasa,
3 upaya pendekatan
tasawwuf dan qalbu pengalaman
kepada-Nya
Ketuhanan dan pokok- Al-Quran, hadits
Ilmu
4 pokok keyakinan tentang dan akal/logika Rasional
ushuluddin
aqidah agama Islam manusia
Al-Quran, hadits
Ilmu fiqh dan Ketuhanan dengan aspek
5 dan akal/logika Rasional
ushul fiqh hukum dan syariat Islam
manusia

Ilmu kalam juga berkaitan erat dengan syariat. Islam tanpa kalam sebagaimana
syariat tanpa aqidah tidak akan bisa berkembang. Syariat tanpa ilmu kalam tak
ubahnya bangunan tanpa sandaran. Aqidah dan syariat memiliki hubungan yang erat
dan tidak dapat dipisahkan. Aqidah adalah pokok dan pendorong syariat sedang syariat
merupakan jawaban dari panggilan jiwa yang ditimbulkan aqidah.

C. Kesimpulan
Ilmu kalam adalah ilmu yang membahasa mengenai aqidah Islam tentang ketuhanan dan
segala hal yang berhubungan dengan-Nya. Ruang lingkup pembahasan ilmu kalam adalah
mengenai segala hal yang berhubungan dengan konsep ilahiyah, nububiyah dan sam’iyat.
Adapun sumber dari kajian ilmu kalam adalah al-Quran, hadits serta hasil pemikiran akal
manusia yang memiliki keilmuan yang mendalam. Sedangkan tujuan mengkaji ilmu kalam
adalah untuk membuktikan dan memperkuat kebenaran aqidah agama (Islam) serta menjaga dan
memelihara aqidah ahlu as-sunnah dari gangguan ahlu al- bid’ah yang menyesatkan. Sehingga
didapatkan manfaat dari kajian ilmu kalam diantaranya yaitu lebih mengenal Allah
(ma’rifatullah) dan mengetahui sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam terutama yang
13
berkenaan dengan aqidah, meneguhkan keyakinan (aqidah) agar mantap dan tidak goyah dari
kekufuran sehingga kita dapat selamat di dunia dan akhirat. Manfaat lainnya yaitu dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang ilmu kalam
sehingga menjadi muslim yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi,
masyarakat, berbangsa dan bernegara serta mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak
mulia sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.
Kajian tentang ilmu kalam ini dapat ditelusuri menjadi tiga periode yaitu periode klasik,
pertengahan dan modern. Ilmu kalam juga dapat disebut dengan nama ilmu tauhid, aqaid dan
ushuluddin. Adapun penamaan ilmu kalam didasari dengan beberapa alasan, dan kemunculan
kajian tentang ilmu kalam ini bermula dari berbagai peristiwa serta faktor-faktor internal maupun
eksternal sebagai penyebab kemunculannya.
Luasnya kajian ilmu kalam juga berhubungan dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya
diantaranya ilmu filsafat Islam, tasawwuf, ushuluddin serta ilmu fiqh dan ushul fiqh.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Pembebas dari Kesesatan (Al-Munqid Minad Dhalal), Bekasi : Al-Muqsith


Pustaka, 2020
Basri, Hasan dkk, Ilmu Kalam; Sejarah dan Pokok Pikiran Aliran-Aliran, Bandung : Azkia
Pustaka Utama, 2006
Hasbi, Muhammad, Ilmu Kalam; Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam,
Yogyakarta : Trustmedia Publishing, 2015
Jamaluddin dan Shabri Shaleh Anwar, Ilmu Kalam; Khazanah Intelektual Pemikiran dalam
Islam, Indragiri Hilir : PT. Indragiri Dot Com, 2020
Kiswati, Tsuroya, Ilmu Kalam; Aliran Sekte, Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan
Aliran-Khawarij, murji’ah dan mu’tazilah, Surabaya : IAIN Sunan Ampel, 2013
Nasar Bin Madi, Faisol, Ilmu Kalam, Jember : IAIN Jember Press, 2015
Ryandi, Buku Ajar Ilmu Kalam, Sumatera Utara : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
2020
Sukiman, Tauhid Ilmu Kalam Dari Aspek Aqidah Menuju Pemikiran Teologi Islam, Medan :
Perdana Publishing, 2021
https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-kalam/, Pengertian Ilmu Kalam: Sejarah, Sumber,
dan Hubungannya dengan Beberapa Ilmu Islam, diakses pada 17 April 2023

15

Anda mungkin juga menyukai