Muhammad Dafan Inanda-Fuh - 2
Muhammad Dafan Inanda-Fuh - 2
Disusun Oleh:
Muhammad Dafan Inanda
NIM: 103033227821
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Di Bawah Pembimbing,
Sidang Munaqasyah
Anggota,
Penguji I Penguji II
hanya milik Allah yang melimpahkan berkat serta rahmat dan kuasa-Nya serta
salam semoga senantiasa tercurah dan melimpah kepada penghulu agung, Rasul
junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga,
skripsi ini tidak bisa terselesaikan tanpa adanya bantuan, sokongan serta dukungan
dari berbgai pihak. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis mengucapkan terima
1. Ayahanda yang tercinta Drs. H. Moh. Idris dan Mama ku yang terkasih Dra.
Hj. Hudawati yang tiada henti memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, dan
3. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Dan
Selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Pemikiran Politik Islam. Terima kasih
Pebimbing akademik, Ibu Haniah Hanafie M.Si., Bapak Bakir Ihsan M.Si.,
Bapak Idris Thaha M.Si., dosen-dosen senior Bapak Prof. Dr. Din
Syamsuddin, Bapak Dr. Bahtiar Effendy, Bapak Dr. Saiful Mujani (walaupun
masuk kelas hanya dua kali per semester) serta dosen-dosen lainnya tanpa
7. Seluruh responden yang terlibat dalam penelitian ini dan telah bersedia
Riza dan keluarga, Om Yani dan sekeluarga, Mak Etek Tasnim dan keluarga,
Mak Etek Adrian dan keluarga, dan Mak Etek yang lainnya semuanya yang
semua adikku Bani Munir Latief, semoga kesuksesan selalu menyertai kalian.
Juga sepupu dan keponakan penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
9. Teman-teman Forum Kajian Link; Uzank, Cimenk, Quro, Babeh, Sigit, Lius,
Zite, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini. Semoga ukhuwah
Nabil, Ust Amarul, Suhadin, Hendry, Nasa’I, Ghofur, Edi, Rudin dan
semuanya).
11. Teman-teman surveyor penelitian ini; Farid, Bagus, Latief, Abu (maaf kalo
12. Teman-teman warnet Cyber semanggi; Budi, Amenk, Bayan, Kabul, Yamin
14. KPUD Kabupaten Probolinggo, terima kasih akan data-data yang membantu
15. Untuk yang telah merasuki relung hati ini dan bersemayam di dalamnya
penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan dan terima
kasih atas segala saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan peulisan
skripsi ini.
ABSTRAKSI ------------------------------------------------------------------------ i
A. Ulama--------------------------------------------------------------------- 10
2. Tipologi Ulama------------------------------------------------------ 11
4. Pengaruh Ulama----------------------------------------------------- 19
B. Partisipasi ---------------------------------------------------------------- 20
1. Partisipasi Politik---------------------------------------------------- 20
KECAMATAN KRAKSAAN)----------------------------------------- 31
2008 ------------------------------------------------------------------------ 36
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------ 78
B. Saran ------------------------------------------------------------------------ 79
DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------- 81
TABEL 4.1 Intensitas Responden: Siapakah Tokoh Yang Paling Didengar Pendapatnya
Dalam Masalah (Sosial, Agama, Politik) Yang Dihadapi Masyarakat Di Daerah Kraksaan 57
TABEL 4.2 Intensitas Responden: Tentang Pernyataan Bahwa Ulama Seorang Yang Patut
Di Tauladani ............................................................................................................................58
TABEL 4.3 Intensitas Responden: Seberapa Pentingkah Peran Ulama Sebagai Panutan
Agama ......................................................................................................................................59
TABEL 4.4 Intensitas Responden: Seberapa Pentingkah Peran Ulama Sebagai Panutan
Politik.......................................................................................................................................60
TABEL 4.5 Intensitas Responden: Pernyataan Bahwa Ulama Perlu Diikuti Tidak Hanya
TABEL 4.6 Intensitas Responden: Apakah Alasan Bapak/Ibu Memilih Calon Tersebut .....62
TABEL 4.9 Intensitas Responden: Siapakah Calon Bupati Yang Bapak/Ibu Pilih Pada
Pilkada .....................................................................................................................................67
TABEL 4.10 Intensitas Responden: Apakah Alasan Bapak/Ibu Memilih Calon Tersebut....67
PENDAHULUAN
Otonomi Daerah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah
perundang-undangan.
akan dibagi dalam daerah Kabupaten dan Kota. Kabupaten dan Kota dibagi ke
Kelurahan.
masyarakat desa terbagi ke dalam dua bagian yakni kepemimpinan formal dan
non formal.
dan diakui sebagai sistem pengaturan hidup bagi mereka. Seperti yang
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Dengan adanya
masyarakat desa.1
ulama akan sangat dipatuhi ketimbang kepala desa sebagai pemimpin formal yang
mayoritas beragama Islam. Dengan mayoritas beragama Islam maka budaya Islam
ini diharapkan ketika memulai kegiatan akan diberkahi oleh Tuhan Yang Maha
Esa dan dengan harapan akhir dari kegiatan bisa bermanfaat bagi anak, cucu, dan
tokoh ulama. Tokoh ulama lebih dipercaya dan dipatuhi oleh masyarakat daripada
Kepala Desa. Bukan hanya dalam masalah pembangunan, tetapi juga dalam
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), h. 35.
keikutsertaan masyarakat dalam menentukan hak suara pada Pemilihan Umum.
Sebagai contoh ketika diadakan Pemilihan Kepala Desa, suara tokoh ulama dalam
menentukan siapa yang pantas dipilih menjadi Kepala Desa akan menjadi panutan
spiritual mereka.
informasi bahwa tokoh ulama lebih dipatuhi dan dipercaya oleh masyarakat
disebabkan tokoh ulama selalu mengajarkan ilmu agama Islam dan mengajak
masyarakat pada kebenaran dengan menjauhkan diri dari kemungkaran. Selain itu
tokoh ulama dipercaya oleh masyarakat Kraksaan sebagai sosok manusia yang
selalu mendekatkan diri pada sang pencipta, dengan ini masyarakat lebih percaya
bahwa tokoh ulama akan jauh dari perbuatan tercela dan menyesatkan.
1. Pembatasan masalah
2. Perumusan masalah
Fokus penelitian ini dibatasi pada fenomena opini masyarakat pasca
2. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didukung oleh data-
data yang bersifat kuantitatif dengan format deskriptif dengan tujuan untuk
tahun 2008.
2. Objek Penelitian
Objek dari penilitian ini adalah masyarakat Kecamatan Kraksaan yang ikut
antuisme warga Kraksaan pada Pilkada 2008 kemarin sangat tinggi, terutama
2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2004) h. 36.
Dalam pengumpulan data digunakan teknik sebagai berikut :
b. Wawancara ini penulis lakukan dengan cara tanya jawab yang ditujukan
dalam penelitian.
berjumlah 100 dipilih secara acak (random) dari 9 kelurahan mewakili satu
Kecamatan Kraksaan.
kualitatif dari berbagai data yang telah terkumpul. Dalam menganalisis data
menggambarkan beberapa data yang dikumpulkan, yaitu data yang diperoleh dari
terhadap data yang telah terkumpul dengan tujuan memperoleh suatu kesimpulan
dalam penelitian.
E. Sistematika Penulisan
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
partisipasi. Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka seputar konsep ulama’,
masyarakat.
tahun 2008.
Bab kelima yaitu penutup terdiri dari kesimpulan akhir dan saran-
A. Ulama
1. Definisi Ulama
Ketika mendengar dan melihat pertama kali kata ulama akan terbayang
pada sosok seseorang yang mengenakan jubah putih, dan peci putih atau bahkan
berkalung surban. Namun ternyata tidak demikan, seseorang bisa disebut ulama
bukan karena ia memakai jubah putih, bukan pula karena ia menggunakan peci
Secara etimologi Kata ulama berasal dari akar kata ‘alima ya’ lamu
‘ilman, artinya mengetahui atau pengetahuan, lawan dari kebodohan (dhiddu al-
jahl). Isim fâ’il-nya ‘âlim dan bentuk jamaknya ‘âlimun ‘ullam atau ulamâ’ ,
maknanya adalah orang yang berilmu, lawan dari orang yang bodoh atau yang
’âlimun. Salah satu sifat Allah Swt. adalah ’Alim (Maha Mengetahui) yang
ditegaskan pada lebih dari 100 ayat. Salah satu nama Allah di antara al-Asma al-
5
Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam 5 (jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 120.
Menurut Ayat di atas menggambarkan bahwa yang dinamakan ulama
bersifat kauniyah berpandangan hidup luas, dan berpandangan hidup luas dengan
landasan rasa takut kepada Allah SWT.6 Hal serupa dapat ditemukan juga dalam
hadis yang salah satunya dijelaskan oleh Ibnu Katsir, Sesungguhnya yang takut
sangat besar.7 Ulama yang dimaksud di atas adalah seseorang yang benar-benar
ulama diantaranya adalah Kiai, ulil albab, cendikiawan muslim. Istilah-istilah ini
seseorang yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang ilmu yang sangat
2. Tipologi Ulama
Sejak kelahiran Islam sampai dewasa ini, eksistensi ulama tetap diakui.
Bahkan di tengah masyarakat Islam, menurut Imam Mawardi dan Abdullah Faqih
yang dikutip dari al-Sayyid Mahmud Abul Faidh al-Manufi al-Husaini dalam
6
K.H. Drs. Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman (Jakarta:
GEMA INSANI PRESS, 1995), h. 44.
7
Abu Bakar Jabir Al-Jazair, Ilmu dan Ulama Pelita Kehidupan Dunia & Akhirat
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), h. 27.
8
K.H. Drs. Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman, h.58.
kitab Jamharatul Auliya, bahwa ulama terbagi menjadi dua, yaitu ulama zhahir
masyarakat dikenal lima macam ulama yaitu, ulama plus, ulama fulus, ulama
dunia, ulama akhirat, dan ulama dunia akhirat. Menurutnya ulama terakhirlah
akhirat.10
mengemukakan dua macam ulama di dunia yaitu ulama akhirat dan ulama dunia
(ulama su’). Imam Ghazali menjelaskan yang dimaksud ulama dunia adalah
kesenangan dan kepuasan duniawi. Ulama seperti ini selalu khawatir tertimpa
kefakiran dan tidak puas anugerah yang diberikan Allah kepadanya dan hanya
Sedangkan ulama akhirat adalah ulama yang tidak mencari kemegahan duniawi,
peranannya, bahkan ada yang memhilangkannya sama sekali. Ada pula yang ingin
9
K.H. DR. Imam Mawardi dan K.H. Drs. Abdullah Faqih, SH., Wahai Ulama
Kembalilah Kepada Ummat, (Surabaya:Pustaka Pelajar, 2002), h. 41.
10
Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman, h. 56.
11
Ibid., h. 57-58.
dengan ajaran Islam. Ironisnya, mereka yang ingin menggeser ulama itu adalah
dan peran yang penting dalam kehidupan umat, karena mereka merupakan
pewaris para Nabi. Secara garis besar, peran ini merupakan tugas pencerahan bagi
umat. Dalam bahasa lain juga disebut sebagai amar ma’ruf nahi munkar.
Arti fungsi ulama adalah rangkaian sistem atau peranan dalam melakukan
suatu tugas yang sesuai dengan kedudukannya. Adapun tanggung jawab ulama
adalah sejauh mana ulama dapat menjalankan tugas dan kewajibannya untuk
SAW.
Mengenai fungsi, peranan atau tugas serta tanggung jawab ulama dalam
dalam bukunya Mencari Ulama Pewaris Nabi antara lain adalah :12
istilah, Da’i berarti penyiar atau penyebar agama Islam atau ajakan
Dalam arti lebih luas, ulama juga mempunyai peran untuk mengamalkan
12
Umar Hasyim, Mencari Ulama Pewaris Para Nabi; Selayang Pandang Sejarah Para
Ulama, (T.tt: Dakta dan BI press, 1998), h. 134-152.
ilmu yang dimiliki demi kebaikan seluruh umat, dan akan dimintai
situlah tugas ulama yang memimpin umat agar tingkah laku umat sesuai
memelihara agama Allah dari kerusakan dan agar tidak dikotori oleh
dimaksud adalah apabila dari Allah itu ada yang bersifat pribadi dan ada
manusia yang telah mengakui sang ulama tersebut sebagai pemimpin dan
penuntun mereka. Jadi apa kata ulama akan mereka anut dan apa yang
dilakukan perbuatan ulama akan mereka tiru. Dan disinilah peran ulama di
jika ulama memberikan petunjuk bukan dari petunjuk Allah maka dosalah
dan kebingungan.
dengan segala cara daya upaya dan kemampuan yang dimiliki. namun
Dari ciri-ciri ulama diatas yang berdasarkan fungsi, peranan atau tugas
serta tanggung jawab ulama dalam hubungannya sebagai pewaris Nabi. Semua itu
adalah karena ulama menjadi contoh bagi umatnya ke jalan Allah. Ada banyak
َءِ إِن.َِْ/ُْ ا+َ,َِ اْ)َ(َاآِ'ِ إِن اََُْءَ وَر#ِ%َ& ََ ِ#ََ$ْ«وََُْ اَِِْ ََ اَْﺏِِ آَ!َِْ ا
»ٍ#ِ وَا9:َ;َِ ﺏ5َِ أَﺥ8َِ ﺏ5َُ(ا اَِْْ ََْ أَﺥ,َ دِرْهًَ إَِ وَر3ََرًا و2ُِ(ا د,0َءَ َْ ُ(َر.َِْ/ْا
Arti tanggung jawab yang dimaksud dalam hadis di atas adalah tanggung
jawab mengemban misi risalah para nabi untuk menuntun umat manusia pada
hidayah. Warisan para nabi berupa ilmu itu tidak serta-merta bisa dimiliki
pengamalan ajarannya.13
sebagai pewaris nabi sehingga keilmuannya dapat dijadikan sebagai pegangan dan
ulama layak dijadikan sebagai panutan bagi umatnya. ilmu yang diambil dari nabi
13
K.H. DR. Imam Mawardi dan K.H. Drs. Abdullah Faqih, SH., Wahai Ulama
Kembalilah Kepada Ummat, (Surabaya:Pustaka Pelajar, 2002), h. 54.
dan para ulama mewarisinya dengan jalan mempelajari. Di dalamnya adalah ilmu
layak disebut fakih (fukaha).14 Dari sinilah dapat disimpulkan, seorang ulama
hanya ditentukan dari kadar keilmuanya dan pemahamannya tentang agama dan
Kebinasaan bagi umat jika ulama malah menjadi yang sebaliknya, yaitu
terkooptasi oleh kekuasaan dan penguasa, mereka malah menjadi ulama’ as-
Untuk menghindari hal itu para ulama salafus salih cenderung menjaga
yang datang kepada mereka untuk mendapatkan nasihat, dan kritikan dalam
pencerahan.16
tidak khawatir dengan penghinaan mereka kepadaku. Aku justru khawatir dengan
tetapi untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar.17 Apalagi ketika penguasa
14
Ibid., h. 30.
15
Abdul Aziz Al-Badari, Hitam Putih Wajah Ulama & Penguasa (Jakarta: Darul Falah,
2003), h. 7
16
Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman, h. 51
17
Ibid., h. 48.
Sebagai pewaris nabi, ulama memiliki tugas yang berat namun amat mulia,
bintang yang menerangi kegelapan di laut dan di daratan (HR Ahmad). Dengan
sekaligus menyeru penguasa untuk menerapkan Islam secara benar, konsisten dan
adil serta menghiasi diri dengan akhlak Rasul Saw. Ulama harus tabah menerima
segala cobaan dan kesulitan dalam menjalankan semua itu. Mereka ingat akan
ً اَزْدَادَ ﻡَِِ ا ِ ﺏُْا3ِْﺏً إ#ُF ِ@ْ?َنA وَﻡَ اَزْدَادَ ٌَْ ﻡَِ ا،ََCَCِْ@ْ?َنِ اAﻡَْ أَ=َ أَﺏْ(َابَ ا
18
K.H. DR. Imam Mawardi dan K.H. Drs. Abdullah Faqih, SH., Wahai Ulama
Kembalilah Kepada Ummat, (Surabaya:Pustaka Pelajar, 2002), h. 62.
4. Pengaruh Ulama
dengan kata siyasah. Kata ini terambil dari akar kata sasa, yasusu yang biasa
politik dapat ditemukan pada ayat-ayat yang berakar kata hukm. Dari akar kata
yang sama terbentuk kata hikmah yang pada mulanya berari kendali, dan kata
hukumah berarti pemerintah. Maka pengertian ini sejalan dengan asal makna
Kata hukm dalam bahasa Arab tidak sama pengertiannya dengan Kata
hukum dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab kata ini berbentuk kata
jadian yang bisa mengandung berbagai makna. Kata tersebut jika dipahami
upaya tersebut terdapat subyek dan obyek. Dan proses ini akan menghasilkan
upaya politik.20
Dalam proses modernitas kepemimpinan politik seperti ini, ulama tidak hanya
dan diferensiasi dalam masyarakat. Pada masa dulu, ulama diberi mandat oleh
masyarakat bukan saja pada masalah keagamaan saja, tapi juga pada bidang
dari politik adalah salah satu faktor yang ikut menentukan dalam menurunnya
B. Partisipasi
1. Partisipasi Politik
negara. Benturan tersebut sabgata erat kaitannya dengan tingkat sosialisasi politik
pemerintahan. 23
pemerintahan baik di tingkat pusat sampai pada tingkat terendah yakni desa. Maka
dari itu penulis akan menguraikan definisi partisipasi yang menurut Inu Kencana
adalah penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan
berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam
23
Samuel P Huntington dan John M Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 6.
24
Ramlan Surbakti, “Memahami Ilmu Politik”, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1992), h. 114.
25
Inu Kencana Syafii, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
h. 132.
Sejak konsep partisipasi telah berkembang dan memiliki pengertian yang
Pada umumnya peran serta masyarakat merupakan kata lain dari istilah
standar dalam ilmu politik, yaitu partisipasi politik. Dalam ilmu politik partisipasi
dalam sebuah negara hal ini boleh terjadi atas dasar rasa tanggung jawabnya
dalam kehidupan politik. Namun tidak jarang juga partisipasi yang dilakukan
bermula pada zaman pencerahan dan memperoleh dukungan yang sangat kuat
pada zaman revolusi industri. Cara-cara yang ditempuh dalam berbagai lapisan
yang lebih luas sangatlah berbeda dengan Negara satu dan yang lainnya.
26
Pembahasan John Gaventa dan Camilo Valderama : Partisipasi, Kewargaan, dan
Pemerintah Daerah, sebagai pengantar buku Mewujudkan Partisipasi: Teknik Partisipasi
Masyarakat untuk Abad 21, yang diterbitkan oleh The British Council dan New Economics
Foundation, 2001.
27
Affan Gaffar, “Merangsang Partisipasi Politik Rakyat”, dalam Syarofin Arba (editor),
Demitologi Politik Indonesia: Mengusung Elitisme Dalam Orde Baru, (Jakarta: Pustaka
Cidesindo, 1998), h. 240.
28
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia (suarbaya: Penerbit SIC, 2002), h.130-131.
a) Modernisasi; komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang
komunikasi massa.
pekerja baru dan kelas menengah yang meluas dan berubah selama proses
politik.
mencari dukungan rakyat atau masyarakat luas. Dalam hal ini untuk
Melalui definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli politik tersebut,
penurunan secara terus menerus. Namun sebagai konsep dan praktek operasional
Ada tiga hal fungsi partisipasi politik yaitu menentukan kedudukan pada
politik. Mungkin harus disadari bersama, bahwa pada moment itulah partisipasi
kontak langsung dengan para pejabat Negara yang ikut dalam dalam menentukan
dapat dilakukan melalui media massa yang ada, misalnya dengan menuliskan
pikiran dan pandangan pada sebuah Koran dan majalah terhadap hal-hal yang
adalah ikut serta memberikan dana untuk kampanye sebuah partai politik,
partai.
organisasi sosial dan politik, baik sebagai pemimpin, aktivis, atau sebagai
anggota biasa.
dan diskusi terbuka yang diselenggarakan oleh suatu organisasi politik maupun
29
Samuel P Huntington dan John M Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 17.
namun sering juga difasilitasi oleh partai-partai untuk memenuhi agenda
ruang lingkup pemilu telah mengarah pada titik kemajuan yang sangat penting,
dibuktikan Pada tahun 1998 sampai tahun 2004, oleh agenda nasional banyak diisi
dengan partai politik, kebebasan untuk mendirikan organisasi yang bebas dari
menjadi agenda utama oleh elit politik (parlemen) dan masyarakat Indonesia,
tidak ada kebebasan untuk menganut ideologi, pemilihan umum yang penuh
Indonesia untuk terlibat dalam proses-proses politik yang berjalan. Reformasi juga
30
Rafael Raga Margan, Pengantar Sosiologi Politik (jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.149.
31
Muhammad AS. Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: LP3ES, 1996), h. 39.
32
Contoh paling aktual atas pelarangan partai politik terjadi pada tahun 1998, ketika
Departemen Dalam Negeri menyatakan Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai partai terlarang,
menyatakan membubarkan partai tersebut, dan memenjarakan pemimpin partai.
diartikan sebagai perubahan institusi-institusi negara yang memungkinkan
presiden di Era Orde Reformasi konsep partisipasi warga juga mulai diwacanakan
(LSM) dan organisasi rakyat di Indonesia. Wacana ini juga didorong oleh
beroperasi di Indonesia. Inti dari wacana ini terutama adalah mulai terasa
dipilih baik untuk DPR/DPRD, eksekutif, dan berbagai komisi ternyata tidak
mulai terpikirkan oleh seluruh masyarakat dan elit politik untuk memberikan
’vitamin’ bagi sistem demokrasi perwakilan saat ini, yaitu berupa pendalaman
partisipasi yang memungkinkan warga untuk dapat terlibat langsung dalam proses
menggunakan teori kepemimpinan oleh Inu Kencana Syafi’ie yang sangat relevan
sesuai dengan kontek kajian salam penelitian ini. Dalam buku Kepemimpinan
sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat
proses kelompok”.34
yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mencapat tujuannya, yakni dapat
secara singkat, pertama Teknik Persuasif dilakukan oleh pemimpin sebagai upaya
betapa pentingnya menggunakan hak suara dalam pemilu untuk mencapai tujuan
bersama.36
partisipasi masyarakat adalah teknik persuasif ini merupakan strategi atau cara
Cara atau strategi yang dilakukan oleh pemimpin sebagai pemberi pesan harus
berupa perintah, anjuran dan ajakan untuk mengikuti pemilihan umum kepada
kepemimpinan.
maka sebagai kelengkapan unsur yang kelima adalah feedback atau timbal balik
politik masyarakat.
Menyampaikan pesan dengan jelas, dan Memakai media yang memadai untuk
Ketiga Teknik fasilitas dilakukan oleh pemimpin sebagai strategi dan cara
alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memberikan hak suara, dengan
37
Inu Kencana Syafii, Sistem Pemerintahan Indonesia, h. 42.
disediakan oleh pemimpin, dan kemauan merupakan satu-satunya yang dapat
dilaksanakan masyarakat.38
aspirasi politik mereka sehingga langkah awal dalam proses politik pun kemudian
masyarakat bahwa pemilu adalah dari mereka, oleh mereka, dan untuk mereka. 39
dilaksanakan oleh pemimpin dengan tujuan agar masyarakat mau meniru segala
tidak ragu-ragu lagi ketika ada ajakan untuk melakukan sesuatu. Misalnya dalam
38
Inu Kencana Syafii, Sistem Pemerintahan Indonesia, h. 42.
39
Inu Kencana Syafii, Sistem Pemerintahan Indonesia, h. 42.
40
Ibid., h. 43.
pemungutan suara, pemimpin menggunakan hak pilihnya dalam pemilu paling
PETA LOKASI
1. Geografis
ketinggian 0 - 2.500 m di atas permukaan laut, dan apabila dilihat dari letak
41
Diakses pada 27 Mei 2008 dari http://www.kabprobolinggo.co.id
geografis Kabupaten Probolinggo terletak di lereng Gunung Semeru, Gunung
diketahui, karena merupakan modal utama untuk mengetahui potensi daerah yang
wilayah.
berada di bagian tengah selatan dari Ibu Kota Kabupaten Probolinggo kearah
dua musim yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan
terjadi pada bulan oktober sampai bulan maret dan musim kemarau pada bulan
berketinggian 0 - 25 meter di atas permukaan air laut suhu udaranya relatif panas
2. Demografis
42
Seri buku Kecamatan Kraksaan dalam angka 2006, kerja sama Badan Pusat Statistik
Kab. Probolinggo dengan BAPPEKAB Probolinggo.
sebagian besar hidup sebagai nelayan seperti Kecamatan Tongas, Sumberasih,
Kraksaan mencapai 56.943 jiwa yang terdiri dari laki-laki 27.803 jiwa dan
Sejahtera (KS) dan KS I pada tahun 2006 sebanyak 189.281 keluarga. Jika
dibandingkan dengan tahun 2005 yang jumlahnya sebanyak 43.549 keluarga atau
sebanyak 44.263 keluarga, jika dibandingkan dengan tahun 2005 sebanyak 33.364
Plus pada tahun 2006 sebanyak 6.339 keluarga, jika dibandingkan dengan tahun
2006 sebanyak 8.727 keluarga atau mengalami penurunan sebanyak 2.388
keluarga. 43
TPA yang tersebar. Namun sekolah-sekolah Islam tersebut hanya dihuni orang
luar dari daerah tersebut, dan banyaknya surau-surau yang hanya diisi oleh orang-
orang tua saja, sehingga perlu bagi kita menumbuhkan jiwa dan sikap “kembali
kesurau”. Waktu yang hanya dibutuhkan dua jam seminggu untuk mendalami
ilmu agama saja belum cukup, bahkan sangat kurang sekali dibandingkan dengan
agama yang cukup, maka akan mungkin generasi penerus kita akan meninggalkan
aspek agama dan budaya, yang mencerminkan bahwa kita orang timur yang
berbudaya.
Dapat dilihat dari banyaknya sekolah umum dan Islam, maka pemerintah
unit dan terdapat Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) hanya 1 unit dan
43
Seri buku Kecamatan Kraksaan dalam angka 2006, kerja sama Badan Pusat statistic
Kab. Probolinggo dengan BAPPEKAB Probolinggo.
keagamaan desa ini terdapat beberapa tempat Ibadah antara lain Masjid sebanyak
dalam diskursus politik nasional dan dipandang sebagai bagian integral dari
Harus diingat bahwa Pilkada hanyalah sebuah proses yang tidak berdiri
sendiri. Baik atau buruknya proses berkaitan dengan subyek yang terlibat
pengertian ‘prosedural’ maupun ‘substansial’, terkait tiga faktor (a) pemilih yang
memilih hak pilih, (b) penyelenggara, yaitu KPUD, Panwas, Pemantau dan
Pemerintah, (c) lembaga steakholders lainnya. Dari ketiga faktor di atas dapat
diajukan tesis tentang sejauh mana masyarakat menggunakan hak pilihnya, dan
legitimasi politik yang kuat akan melaksanakan fungsi sesuai dengan aspirasi
rakyat.
44
Seri buku Kecamatan Kraksaan dalam angka 2006, kerja sama Badan Pusat statistic
Kab. Probolinggo dengan BAPPEKAB Probolinggo.
2. Tahapan Pilkada Kabupaten Probolinggo Tahun 2008
Ada tiga tahapan yang disusun oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah
2007 hingga 17 Oktober 2007. Pada tahap ini DPRD Kab. Probolinggo
jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kab. Probolinggo. Setelah itu penetapan
pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kab.
Probolinggo yang meliputi; tata cara pengangkatan dan tata kerja Anggota PPK,
PPS, dan KPPS; tata cara pemantauan; tata cara pencalonan; serta jadwal
pelaksanaan kampanye; tata cara pemungutan dan penghitungan suara di TPS; tata
serta penetapan daftar pemilih tetap oleh PPS. Setelah penetapan daftar pemilih
45
Seri Buku Saku Pilkada Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo, Apa
Itu Pilkada?, KPUD Kab. Probolinggo, Januari 2008.
Pencalonan serta sosialisasi tata cara pencalonan kepada partai politik juga
dilakukan pada tahapan kedua ini, yang selanjutnya diinformasikan kepada media
lainnya dalam tahap pelaksanaan ini. Hal ini menjadi penting karena menyangkut
ini dilakukan mulai dari 9 Desember 2007 hingga sehari menjelang pemilihan
Januari 2008. Adapun masa tenang, di mana semua pasangan calon dilarang
Januari 2008, dan proses pemungutan suara dilaksanakan pada 9 Januari 2008.
adalah penyusunan berita acara penerimaan dan rekapitulasi jumlah suara di PPS
calon, yaitu pada 13 Januari 2008 hingga 16 Januari 2008. Dan jika ada pihak
Probolinggo.
Ketiga, tahap penyelesaian. Tahap ini memiliki tenggat waktu tiga bulan
terhitung mulai dari tanggal 13 Januari 2008 sampai 11 Maret 2008. Dan proses
terakhir dalam tahap ini adalah laporan KPUD Kab. Probolinggo dan
1948 dan beliau tinggal di Jl. Raya Dringu No. 91 Dusun Randulimo
sejak meninggalnya sang istri beliau menikah lagi dengan Ir. Hj. Srie
Sholi Harimurti dan mempunyai anak lima orang dari kedua istrinya
tersebut.
46
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. H.39-45.
Partai NU Probolinggo (1967-1969), pernah berkecimpung di Partai
dan Wakil Ketua DPD tingkat I Jawa Timur (1982-2003) dan yang
(2003-2007).
1969. Beliau menetap di Dusun Krajan Rt. 01 Rw. VII Desa Wangkal
Hj. Sri Rukmi Eko Wardani dan mempunyai dua orang anak dari hasil
Januari 1965. Beliau menetap di Jl. Brigjen. Katamso No. 66 Rt. 01.
Dian Prayuni.
Timur, beliau juga aktif dalam partai PPP pada tahun 1992-1997 dan
beliau juga pernah pengusaha dari CV. Duha pada tahun 1990-1996,
sampai sekarang.
dengan Fatimah Azzahrah dan mempunyai tiga orang anak dari hasil
dengan Hj Nur Farida dan mempunyai dua orang anak dari hasil
b. Visi, Misi dan Janji Politik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
dan norma agama serta toleransi antar dan umat beragama dapat
47
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. h. 46
miskin dan tertinggal sehingga dapat meningkatkan pendapatannya
Janji politik dari pasangan calon ini pada program 100 hari pertama
adalah48:
prioritas.
48
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. h. 46
6) Monitoring kebutuhan-kebutuhan masyarakat miskin, petani dan
jalan pedesaan.
5) Tambahan honor untuk guru TK/RA dan juga guru ngaji yang
penghasilannya minim.
49
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. h. 47
6) Peningkatan volume maupun kemudahan dalam memperoleh kredit
bagi UKM
tenaga kerja.
dan berakhlak mulia. Ada pun misi dari pasangan calon ini menjelaskan
50
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. h. 46
2) Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia melalui peningkatan
Strategi pencapaian visi dan misi pada pasangan calon ini adalah51:
undang.
keluarga.
(ADAM-2013).
51
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. h. 47
52
KPUD. Laporan Pemilukada Kab. Probolinggo 2008, (Aman, Sukses, Dan Damai),
2008 Kraksaan – Probolinggo. h. 48
1) Membangun sistem pelayanan masyarakat agar berkembang secara
seimbang.
masyarakat.
8) Prinsip penggunaan dana Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah
Aminuddin, MSi dan Salim Qurays, S.Ag. Sebagai pemenang dan pasangan
perolehan tersebut mencapai 66,74 persen dari total 630,128 suara. Sedangkan
pasangan H. Cholili Mugi dan H. Sulaiman Dada meraih 135,282 suara atau
sekitar 21,46 persen dan urutan ketiga ditempati oleh pasangan H. Hapur Ghofur
Tabel 3.1
Perolehan Suara Pilkada Kabupaten Probolinggo Tahun 2008
D. Karakteristik Pemilih
pemilih baik dari segi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama dan
Suku.
Tabel 3.2
Pemilih Bedasarkan Jenis Kelamin
Sampel yang dijadikan pemilih dalam penelitian ini terdiri dari 70 % Laki-
Tabel 3.3
Pemilih Berdasarkan Usia
Sebagian besar pemilih berada pada usia produktif. Karena jika kita
melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa 49% Usia pemilih dalam penelitian ini
di atas 40 tahun. Bahkan ada 8% yang merupakan early voters (pemilih pemula).
Tabel 3.4
Pemilih Berdasarkan Pendidikan
latar belakang pendidikan SMA, yaitu 22%. Selain itu ada 21% SMP, 25%
Sarjana dan 8% pemilih yang berlatar belakang pendidikan diploma. ada juga
sebanyak 18%. Namun ada juga yang tidak sekolah yaitu sebanyak 6%.
Tabel 3.5
Pemilih Berdasarkan Pekerjaan
berimbang. Hal ini bisa dilihat dari sebaran angka yang timpang. Ada 32%
pemilih bekerja sebagai karyawan swasta dan 23% pemilih yang tidak memiliki
pekerjaan, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor umur yang sudah tidak
produktif lagi. Terbukti dengan data usia penduduk Kraksaan yang berumur di
Tabel 3.6
Pemilih Berdasarkan Agama
Mayoritas pemilih menganut agama Islam, hal ini bisa dilihat dari tabel
yang disajikan, 99% pemilih beragama Islam dan hanya 1% pemilih beragama
Kristen Protestan. Data ini tidak berbanding lurus dengan data yang dikeluarkan
menyatakan bahwa ada 55.583 jiwa yang menganut agama Islam, 664 jiwa yang
menganut agama Protestan, 480 jiwa yang menganut agama Katolik, 52 jiwa yang
menganut agama Hindu dan 164 jiwa yang menganut agama Budha.
Tabel 3.7
Pemilih Berdasarkan Suku
Mayoritas pemilih berasal dari suku Madura, yang notabene adalah tapal
kuda yang masih dalam lingkup kawasan pantura. Pemilih yang berasal dari suku
Madura itu sebanyak 57% berasal dari Suku Jawa 38%, berasal dari suku
Tabel 3.8
Pemilih Berdasarkan Status Kependudukan
penduduk asli masyarakat Kraksaan, yaitu mereka yang lahir dan besar di
Kraksaan, 66%. Hal ini sesuai dan berdekatan dengan tabel latar belakang suku
yang menyebutnya ada 57% adalah Suku Madura. Adapun selebihnya, 34%,
adalah warga pendatang yang telah lama menetap di wilayah Kraksaan dan telah
menjadi warga namun memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kabupaten
Probolinggo.
BAB IV
tingkat partisipasi politik dan pengaruh ulama terhadap tingkat partisipasi politik.
Pada bagian ini penulis akan menyajikan data dalam bentuk tabel
Table 4.1
Intensitas Pemilih: siapakah tokoh yang paling didengar pendapatnya dalam
masalah (sosial, agama, politik) yang dihadapi masyarakat di daerah Kraksaan
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tokoh Agama ( Ulama ) 79 79%
2 Lurah 9 9%
3 Tokoh Partai 7 7%
4 Ketua RT 4 4%
5 Tokoh Adat 1 1%
6 Tentara 0 0%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
Hasil penelitian yang berupa kuesioner yang dilakukan di Kabupaten
Probolinggo Kecamatan Kraksaan yaitu sebagian besar pemilih atas tokoh yang
paling didengar pendapatnya dalam masalah (sosial, agama, politik) yang dihadapi
masyarakat di daerah Kraksaan, adalah Tokoh Agama (Ulama). Ada sekitar 79%
sebagian besar pemilih yang menjawab tokoh agama (ulama) yang paling
Hal ini menurut bapak Fathur RM53 selaku kepala desa Asembagus
dikarenakan tokoh agama (ulama) adalah orang yang diyakini oleh masyarakat
Kraksaan sebagai orang yang paling berilmu dan orang yang dekat dengan Tuhan
(ahli zikir) sehingga dapat mengetahui berbagai hal dan bisa menjawab semua
masalah yang terjadi di sekitarnya. Oleh sebab itulah, tokoh agama (ulama)
masyarakat Kraksaan. Hal ini juga didukung dengan banyaknya pondok pesantren
dalam masalah sosial, agama, dan politik adalah lurah. Dari hasil jawaban yang
itu memang tugasnya sebagai lurah. Jadi pendapatnya dalam masalah sosial,
53
Wawancara pribadi dengan Drs. Fathur RM, Kraksaan, 8 Februari 2009.
Dan diurutan ketiga pendapat yang juga sering didengar oleh masyarakat
dalam masalah sosial, agama, dan politik adalah Tokoh Partai. Ada sekitar 7%
pemilih yang menyatakan hal tersebut. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh
partai yang ada di Kraksaan juga temasuk orang-orang yang terpandang dan
berpendidikan, ada yang dari kalangan mantan kepala sekolah dan juga ada yang
masalah sosial, politik, dan agama. Pernyataan ini dinyatakan oleh sebagian
Dan yang kelima adalah tokoh adat. Hanya ada sekitar 1% dari sebagian
pemilih yang menyatakan bahwa tokoh adat sering didengar pendapatnya dalam
masalah sosial, agama dan politik. Dari pengakuan pemilih yang menyatakan hal
tersebut karena tokoh adat masih juga disegani keberadaannya oleh masyarakat
Kraksaan. Dan juga oleh sebagian masyarakat tokoh adat ini dianggap orang yang
mengetahui budaya dan adat Kecamatan Kraksaan yang diwarisi dari nenek
moyangnya.
pendapatnya sering didengar dalam masalah sosial, agama dan politik. Hal ini
hanya sering latihan kemiliteran saja di hutan-hutan atau ditempat yang sudah
Table 4.2
Intensitas Pemilih: Tentang Pernyataan bahwa Ulama Seorang yang Patut
ditauladani
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Setuju 10 10%
2 Setuju 4 4%
3 Sangat Setuju 85 85%
4 Tidak jawab/Tidak punya pendapat 1 1%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
mana yang paling didengar oleh mereka, dan dari hasil tersebut menyatakan
pemilih yang di antaranya tidak setuju, setuju, sangat setuju dan tidak punya
pendapat.
setuju ada sekitar 10%. Prosentase ini bisa dibilang cukup banyak. Alasan mereka
dunia politik. Menurut mereka seorang ulama masih belum pantas atau belum
waktunya berpartisipasi dalam perpolitikan di Indonesia, karena pergulatan politik
korupsi dan janji-janji yang tidak pernah ditepati. Jadi bagi mereka jika seorang
ulama ikut terjun dalam dunia politik – di Indonesia sekarang ini – maka dengan
sendirinya dia keluar dari eksistensinya sebagai ulama yang seharusnya jadi
tauladan masyarakat.
Adapun alasan mereka menjawab setuju karena dilihat dari tingkah lakunya yang
masyarakat dan juga bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat yang akhirnya
menyatakan bahwa Ulama adalah seorang yang patut untuk di Tauladani ada
hampir 85%. Prosentase ini lebih banyak dibandingkan dengan yang lainnya. Hal
ini menurut bapak Sujono54 selaku Sekertaris Kepala Desa dikarenakan Tokoh
Agama (Ulama) sudah menjadi salah satu Publik Figur di masyarakat Kecamatan
disegani, disamping itu dapat kita lihat dari pengaruh para ulama dalam
masyarakat yang modern, atas dasar itu dengan sendirinya peran dan fungsi ulama
54
Wawancara pribadi dengan Sujono, Kraksaan, 9 Februari 2009.
Table 4.3
Intensitas Pemilih: Seberapa Pentingkah Peran Ulama Sebagai Panutan Agama
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Penting 9 9%
2 Penting 28 28%
3 Sangat Penting 60 60%
4 Cukup Penting 3 3%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
penting ada sekitar 9%. Faktor yang menyebabkan mereka menjawab demikian
Namun ada juga sebagian pemilih yang menganggap penting peran ulama
sebagai panutan agama. dari hasil penelitian penulis terdapat 28% pemilih yang
menyatakan demikian. Hal ini tentunya dikarenakan seorang ulama adalah orang
yang suci dan dianugerahi berbagai karomah. Kehidupan setiap harinya selalu
terhindar dari hal-hal yang bersifat profan (kotor). Dan di mata masyarakat dia
dikenal sebagai orang yang mengerjakan perbuatan yang baik dan meniggalkan
ulama itu sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian penulis yang
UNISMA (Universitas Islam Malang) hal ini dapat kita lihat dengan tanggung
jawab yang mereka emban yaitu misi risalah para nabi untuk menuntun umat
manusia agar mendapatkan hidayah dari Tuhan. Adapun di dalam hadis juga
dikatakan bahwa ulama itu adalah pewaris para nabi. salah satu jenis keilmuan
yang harus dimiliki ulama sebagai pewaris nabi adalah ilmu-ilmu agama sehingga
peran ulama sebagai panutan dalam agama cukup penting. Alasan mereka hampir
sama dengan di atas, bagi mereka akhlak dan budi pekertinya yang baik sudah
Disamping itu juga ulama adalah orang yang berpengetahuan dalam ilmu-ilmu
agama yang disertai dengan pengamalannya atas ilmu yang telah ia peroleh.
Table 4.4
Intensitas Pemilih: Seberapa Pentingkah Peran Ulama Sebagai Panutan Politik
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Penting 43 43%
2 Penting 15 15%
3 Sangat Penting 40 40%
4 Cukup Penting 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
55
Wawancara pribadi dengan Farid Zainal, Kraksaan, 8 Februari 2009.
Dari hasil penelitian penulis yang berupa kuesioner yang dilakukan di
menjawab tidak penting seorang ulama sebagai panutan politik ada sekitar 43%.
Menurut H. Akbar Khores M56 selaku kepala desa Kalibuntu hal ini disebabkan
karena seorang ulama adalah guru dalam agama bukan dalam politik. Artinya
dalam masalah agama ulama betul-betul mempunyai kapasitas ilmu yang cukup
luas dan memahaminya, akan tetapi dalam masalah politik seorang ulama masih
dianggap baru mempelajarinya. Bahkan tidak sedikit ulama yang hanya dijadikan
alat oleh para elite politik sebagai penarik masa saja. Disamping juga
terhadap pendapat ulama sebagai panutan dalam masalah agama dan sosial.
panutan politik sekitar 15%. Alasan mereka menjawab demikian karena menurut
mereka seorang ulama akan bisa membawa perubahan dalam dunia politik dengan
dan tingkah lakunya yang baik akan dapat mengusung perubahan politik ke arah
penting dalam panutan politik ada sekitar 40%. Alasan sebagian pemilih
menjawab persoalan tersebut karena seorang ulama selain dia disebut sebagai
agamawan nantinya dia akan disebut juga sebagai politisi yang senantiasa
56
Wawancara pribadi dengan Akbar Khores M, Kraksaan, 7 Februari 2009.
memperhatikan dan mengurusi urusan-urusan umat. Ulama mengurusi urusan
benar, konsisten dan adil serta menghiasi diri dengan akhlak Rasul SAW.
Alasan yang hampir sama juga dinyatakan oleh pemilih yang menjawab
cukup penting seorang ulama dijadikan panutan dalam politik di antaranya adalah
umatnya, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan umat. Ada
sekitar 2% dari hasil penelitian yang penulis kumpulkan dari hasil kuesioner
Table 4.5
Intensitas Pemilih: Pernyataan bahwa Ulama Perlu Diikuti Tidak Hanya Untuk
Masalah Agama Tapi Juga Untuk Masalah Politik
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak Setuju 60 60%
2 Setuju 16 16%
3 Sangat Setuju 22 22%
4 Kurang Setuju 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
bahwa Ulama perlu diikuti tidak hanya untuk masalah Agama tapi juga untuk
masalah Politik adalah Sekitar 60% pemilih menjawab kurang setuju atas
pernyataan yang menyatakan Ulama perlu diikuti tidak hanya untuk masalah
agama tapi juga untuk masalah Politik. Menurut hasil wawancara dengan Abu
Namun ada juga sekitar 16% pemilih yang setuju bahwa ulama juga perlu
diikuti dalam masalah politik bukan hanya dalam masalah agama saja. Karena
menurut jawaban pemilih ulama adalah sosok pemimpin yang berkarismatik yang
suasana baru dalam perpolitikan di Indonesia. Meskipun ada juga yang hanya
mereka.
Oleh sebab itu ada sekitar 22% dari sebagian pemilih yang menyatakan
sangat setuju kalau ulama perlu diikuti tidak hanya untuk masalah agama tapi juga
57
Wawancara pribadi dengan Abu Syamsudin, Kraksaan, 9 Februari 2009.
untuk masalah poitik juga. Kebanyakan pemilih yang menjawab sangat setuju ini
sangat bertumpu pada ulama. Jadi apapun kata ulama itulah jalan yang terbaik
ulama perlu diikuti dalam masalah politik dan bukan dalam masalah agama saja
ada sekitar 2%. Hal ini dikarenakan kehawatiran mereka jika seandainya pilihan
atau solusi ulama dalam masalah politik untuk mendukung partai politik tertentu
sendirinya.
Table 4.6
Intensitas Pemilih: apakah alasan bapak/ibu memilih calon tersebut
No Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Tidak TahuTidak Jawab 6 6%
2 Memilih karena diberi hadiah 1 1%
3 Di dukung oleh para ulama 30 30%
4 Jujur/bisa dipercaya 18 18%
5 Karena memiliki visi dan program yang jelas 40 40%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
siapakah calon bupati yang bapak/ibu pilih pada Pilkada adalah 6% pemilih yang
tidak tahu/tidak menjawab. Karena sebagian pemilih ini merasa bingung atas
pilihannya. Dan berkaca pada tahun-tahun sebelumnya pilihan-pilihan mereka
sama sekali tidak membawa perubahan ke arah yang lebih mapan, baik dari segi
pilih terhadap calonnya karena diiming-imingi dengan hadiah, baik itu berupa
uang, berupa jabatan dan lainnya. Dengan syarat mereka harus memilih calon
yang dipilih oleh partai politik tersebut. Hal ini adalah salah satu cara dari partai
politik untuk memperoleh hasil suara terbanyak dalam suatu pemilihan. Bagi
Meskipun demikian calon yang didukung oleh para ulama juga sangat
penelitian yang penulis kumpulkan ada sekitar 30% dari sebagian pemilih yang
memilih calon kepemerintahan atas dukungan para ulama. Alasan ini tidak jauh
didukungnya.
Kemudian ada sekitar 18% dari sebagian pemilih yang memilih calonnya
karena jujur dan bisa dipercaya. Atas dasar kejujuran dan kepercayaan yang
terdapat pada diri calon tersebut, pastinya akan dapat mempengaruhi perolehan
sosok pemimpin yang jujur dan bisa dipercaya. Tugas yang diberikan kepadanya
bisa disalurkan kepada masyarakat dengan baik, tidak seperti para koruptor.
Adapun dari sebagian pemilih yang menjawab dengan alasan memilih
calon tersebut karena memiliki visi dan program yang jelas, hampir sekitar 40%
pemilih yang menjawab seperti itu. Menurut H. Ridwan58 selaku tokoh masyarakat
di Asembagus hal tersebut dikarenakan dengan visi dan program yang jelas
tahun kedepan.
kebanyakan pemilih atau masyarakat menjawab calon bupati harus memiliki visi
dan program yang jelas. Sedangkan pilihan masyarakat terhadap calon bupati
yang didukung oleh para ulama tidak terlalu signifikan. Hal ini ditunjukkan
dangan prosentase yang lebih kecil bila dibandingkan dengan prosentase dari visi
penulis sajikan data-data yang berkaitan dengan Partisipasi Politik dalam bentuk
Table 4.6
JUMLAH PEMILIH
NO DESA TOTAL
L P
1 Kregenan 1470 1458 2928
2 Rondokuning 691 761 1452
3 Semampir 1255 1380 2635
58
Wawancara pribadi dengan H. Ridwan, Kraksaan, 8 Februari 2009.
4 Bulu 1780 1923 3703
5 Sidomukti 1469 1565 3034
6 Kraksaan Wetan 2009 2112 4121
7 Rangkang 707 986 1693
8 Kandangjati Kulon 731 813 1544
9 Kandangjati Wetan 584 588 1172
10 Sidopekso 1338 1404 2742
11 Alassumur Kulon 1943 2064 4007
12 Sumber Lele 437 518 955
13 Tamansari 425 491 916
14 Asembakor 815 944 1759
15 Kebonagung 1071 1103 2174
16 Patokan 2390 2550 4940
17 Asembagus 1048 1151 2199
18 Kalibuntu 2712 2976 5688
Berdasarkan data dari KPU di atas setelah diurutkan mulai dari daerah
yang tingkat partisipasinya tinggi sampai pada daerah yang tingkat partisipasanya
rendah yaitu dapat disimpulkan jumlah pemilih yang terdaftar di desa Kalibuntu
sekitar 5.688 jiwa, desa Patokan sekitar 4.940 jiwa, desa Kraksaan Wetan sekitar
4.121 jiwa, desa Alassumur Kulon sekitar 4.007 jiwa, desa Bulu sekitar 3.703
jiwa, desa Sidomukti sekitar 3.034 jiwa, desa Kregenan sekitar 2.928jiwa, desa
Sidopekso sekitar 2.742 jiwa, desa Semampir sekitar 2.635 jiwa, desa Asembagus
sekitar 2.199 jiwa, desa Kebonagung sekitar 2.174 jiwa, desa asembakor sekitar
1.759 jiwa, desa Rangkang sekitar 1.693 jiwa, desa Kandangjati Kulon sekitar
1.544 jiwa, desa Rondokuning sekitar 1.452 jiwa, desa Kandangjati Wetan sekitar
1.172 jiwa, desa Sumber Lele sekitar 955 jiwa, desa Tamansari sekitar 916 jiwa.
b. Jumlah Pemilih Pada Saat Pilkada.
Table 4.7
Jumlah
NO DESA NO. 1 NO. 2 NO. 3
Pemilih
1 Kregenan 292 1673 180 2145
2 Rondokuning 121 979 57 1157
3 Semampir 264 1607 184 2055
4 Bulu 501 2030 156 2687
5 Sidomukti 203 1998 72 2273
6 Kraksaan Wetan 344 2675 131 3150
7 Rangkang 112 1331 34 1477
8 Kandangjati Kulon 208 976 74 1258
9 Kandangjati Wetan 215 733 86 1034
10 Sidopekso 259 1608 147 2014
11 Alassumur Kulon 1183 2060 190 3433
12 Sumber Lele 215 434 150 799
13 Tamansari 92 464 82 638
14 Asembakor 383 1042 63 1488
15 Kebonagung 374 1148 133 1655
16 Patokan 546 2711 200 3457
17 Asembagus 203 1535 106 1844
18 Kalibuntu 332 3259 525 4116
19 TPS Khusus 124 336 12 472
JUMLAH 5971 28599 2582 37152
banyak jika dibandingkan dengan desa yang lain yaitu hampir 11.93% dari
jumlah peduduk kecamatan Kraksaan yaitu 47.662 jiwa, hal ini disebabkan karena
jumlah penduduk di desa Kalibuntu yang mencapai sekitar 5.688 jiwa lebih
banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk desa lainnya. Desa Patokan
sekitar 10.36% atau dengan jumlah penduduk sekitar 4.940 jiwa. Desa Alassumur
sekitar 8.40% atau dengan jumlah penduduk sekitar 4.007 jiwa. Desa Bulu sekitar
7.76% atau dengan jumlah penduduk sekitar 3.703 jiwa. Desa Sidomukti sekitar
6.36% atau dengan jumlah penduduk sekitar 3.034 jiwa. Desa Semampir sekitar
5.52% atau dengan jumlah penduduk sekitar 2.635 jiwa. Desa Sidopekso sekitar
5.75% atau dengan jumlah penduduk sekitar 2742 jiwa. Desa Asembagus sekitar
4.61% atau dengan jumlah penduduk sekitar 2.199 jiwa. Desa Kebonagung sekitar
4.56% atau dengan jumlah penduduk sekitar 2.174 jiwa. Sehingga jumlah
penduduk yang ada tersebut sangat berpengaruh terhadap jumlah atau tingkat
Kraksaan.
dengan jumlah pemilih yang ada pada saat Pilkada dilaksanakan. Hal ini
kesembilan tabel diatas yang merupakan desa-desa yang dipilih oleh penulis
sebagai tempat penelitian yang telah dipilih seraca acak (Random) untuk melihat
siapakah calon bupati yang bapak/ibu pilih pada Pilkada adalah 4% pemilih yang
tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan itu. Bisa saja mereka itu golput atau
masih bingung untuk menentukan calon bupati Probolinggo. Namun dari hasil
penelitian ini kebanyakan mereka sudah tidak mau tahu menau tentang politik.
memilih atau tidak memilih keadaannya tetap begitu-begitu saja, tidak pernah
S.Sos dan H. Sudirman Ra’is, SH sebagai calon bupati pada Pilkada hanya ada
1%. Hasil ini bisa dikatakan hasil terkecil jika dibandingkan dengan yang lainnya.
Akan tetapi alasan pemilih yang memilihnya karena dia memiliki visi untuk
menciptakan masyarakat yang aman, damai dan mensejahterakan masyarakat.
Selain itu juga dia sudah pernah menjabat sebagai wakil bupati Probolinggo
periode 2003-2008. jadi menurut mereka dia sudah cukup berpengalaman dalam
angka lebih tinggi dari H. Hapur Abdul Ghofur SH. Ada sekitar 9% pemilih yang
memilih pasangan tersebut. hal ini dikarenakan pasangan tersebut diusung oleh
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang notabene banyak dari kalangan
pimpinan pesantren.
M.Si dan Salim Qurays, S.Ag. pasangan ini memperoleh prosentase terbanyak
dari pada pasangan calon bupati yang lain. Ada sekitar 86% pemilih yang memilih
sebagai bupati sebelumnya dan mendapat respon baik dari masyarakat, dan juga
mendapat dukungan dari para ulama karena pasangannya Salim Quraisy termasuk
dari golongan habaib. begitu juga dengan Hasan Aminuddin yang hubungannya
sangat dekat dengan tokoh agama (ulama) yang kebijakannya sangat berpengaruh
tinggi dalam Pilkada Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 hal ini disebabkan
dengan daerah yang lainnya. Adapun TPU Khusus diatas merupakan TPU yang
penjara.
pondok pesantren akan menambah citra kental kehidupan yang agamis. Tak hanya
itu, ulama pun juga berperan serta dalam membangun karakteristik kehidupan
kegiatan sosial agar terjalin kehidupan yang dinamis dan harmonis. Sehingga
tersebut ditinjau dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan
Kraksaan.
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan pemilih yang
berjenis kelamin perempuan pada Pilkada di kabupaten Probolinggo dilihat dari
tingkat pendidikan.
Tabel 4.12
Pengaruh Ulama Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pengaruh
SD SMP SMA DIPLOMA S1
1 Pengaruh (+) 21 13 5 1 5
2 Tidak Pengaruh (-) 3 9 2 1 10
3 Tidak Menjawab (±) 6 10 3 1 10
30 32 10 3 25
Jumlah
100
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
tingkat pendidikannya menurut pemilih yang tidak sekolah dan Sekolah Dasar
orang serta yang tidak menjawab sebanyak 6 orang, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) sebanyak 13 orang, yang terpengaruh dan yang tidak terpengaruh sebanyak
9 orang serta sebanyak tidak menjawab 10 orang, Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 5 orang yang terpengaruh dan yang tidak tepengaruh sebanyak 2 orang
terpengaruh dan yang tidak terpengaruh sebanyak 1 orang, serta yang tidak
menjawab 1 orang, Sarjana (S1) sebanyak 5 orang yang terpengaruh dan yang
orang.
SMP 40,63%, SMA 50%, dan pada tingkat pendidikan Diploma serta S1 33% dan
20%. Disini penulis melihat pada tingkat pendidikan hanya SD dan SMA yang
terpengaruh ulama dengan demikian bahwa berdasarkan tingkat pendidikan
semakin tinggi tingkat masyarakat kraksaan pengaruh ulama semakin kecil begitu
Tabel 4.13
Pengaruh Ulama Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No Tingkat Pengaruh
Laki-Laki Perempuan
1 Pengaruh (+) 30 22
2 Tidak Pengaruh (-) 15 3
3 Tidak Menjawab (±) 25 5
70 30
Jumlah
100
Sumber : Kuesioner Penelitian 2008
pemilih yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 yang terpengaruh dan yang
tidak terpengaruh sebanyak 15 dan tidak menjawab sebanyak 25, Menurut pemilih
yang berjenis kelamin perempuan yang terpengaruh sebanyak 22 dan yang tidak
Jika dilihat dari data tingkat pengaruh, hanya pada tingkat jenis kelamin
laki. Jika dipersentase pada tingkat jenis kelamin perempuan 73% terpengaruh
ulama, sedangkan pada tingkat jenis kelamin laki-laki 42,84% yang terpengaruh.
Disini penulis melihat pada tingkatan jenis kelamin yang terpengaruh besar adalah
jenis kelamin perempuan dikarenakan akan kegiatan sosial dari kaum perempuan
misalnya pengajian dll, dan yang kecil pengaruhnya adalah tingkat jenis kelamin
terbesar di Probolinggo – yaitu ada dua tokoh ulama yang pertama adalah KH.
Zuhri Zaini beliau adalah putra dari pendiri ponpes Nurul Jadid yaitu KH. Zaini
Mun’in. Menurut masyarakat beliau ulama yang berpengaruh dalam dan luar
Kraksaan cukup jauh yaitu sekitar ±30 km menuju Kecamatan Paiton. Pengaruh
dari beliau tersebut sangat karismatik menurut masyarakat Kraksaan terutama bagi
Selain itu juga ada ulama yang berpengaruh menurut masyarakat yaitu
KH. Hasan Mutawakkil Alallah. Beliau adalah cucu dari pendiri pondok pesantren
Zainul Hasan yaitu KH. Zainul Abidin. Menurut masyarakat beliau ulama yang
dan memimpin perjuangan umat Islam baik di dalam kegiatan sosial maupun
Pajarakan)
(Rangkang-Kraksaan)
Qur’an (Krejengan)
Kraksaan)
(Rondokuning-Kraksaan)
besar adalah Pondok Pesantren Zainul Hasan yang berada di desa Genggong
kemampuan dan potensi serta kebutuhan yang dihadapi. Oleh karena itu kegiatan
Pondok Pesantren Zainul Hasan dalam menciptakan hubungan yang serasi dengan
syar’iat Islam. Bertolak dari keadaan masyarakat diatas maka Pondok Pesantren
Zainul Hasan mendapat perhatian yang besar dari masyarakat maupun dari pejabat
mulai tingkat daerah sampai tingkat pusat, sehingga dengan demikian terciptalah
hubungan kerja sama yang baik antara Kiai dengan masyarakat, santri dengan
masyarakat, santri dengan para pemuda setempat, yang sebagian besar alumni
Pondok Pesantren Zainul Hasan. Hal ini dapat dilihat adanya kepercayaan
masyarakat kepada Kiai yang manifestasinya bahwa pada setiap ada upacara
A. Kesimpulan
Probolinggo Tahun 2008 adalah 37152 atau jika dipresentasikan 77.94% yang
berarti tingkat partisipasi masyarakat Kraksaan tinggi dari total jumlah pemilih
Probolinggo tahun 2008 sangat tinggi. Data yang mendukung kesimpulan ini
didengar pendapatnya dalam masalah sosial, agama dan politik adalah ulama.
Hal ini disebabkan karena ulama adalah seseorang yang berilmu dan orang
yang dekat dengan Tuhan (ahli zikir) sehingga dapat memberikan solusi
sebagai orang yang patut ditauladani juga sangat tinggi, akan tetapi pengaruh
ulama semakin menurun atau tidak penting dalam panutan politik. Hal ini
mengenai pernyataan bahwa ulama perlu diikuti bukan hanya untuk masalah
berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena seringnya kegiatan sosial
informasi atau lebih otonom dalam berpikir dan mempunyai referensi sendiri.
B. Saran
masyarakat.
panutan dalam masalah politik dan ulama sebagai panutan dalam masalah
satu dengan yang lainnya. Supaya tercipta suasana PILKADA yang tertib,
sosial dan politik lebih dikembangkan, sebab selama penulis kuliah di Jurusan
merasakan hal tersebut penting, walaupun riset yang diajarkan pada tingkatan
IDENTITAS RESPONDEN
DATA VARIABEL X
DIJUMLAHKAN
DATA VARIABEL Y
SKOR / PERTANYAAN
NO ∑Y
1 2
1 3 3 6
2 3 5 8
3 4 4 8
4 4 5 9
5 4 5 9
6 4 5 9
7 4 4 8
8 4 5 9
9 4 3 7
10 2 5 7
11 4 3 7
12 4 3 7
13 4 5 9
14 4 5 9
15 1 5 6
16 4 5 9
17 4 5 9
18 4 3 7
19 4 5 9
20 4 5 9
21 4 5 9
22 4 3 7
23 4 5 9
24 4 5 9
25 4 3 7
26 4 5 9
27 4 5 9
28 4 5 9
29 4 4 8
30 4 3 7
31 4 4 8
32 4 5 9
33 4 4 8
34 4 5 9
35 4 5 9
36 4 5 9
37 1 2 3
38 4 5 9
39 4 5 9
40 4 5 9
41 4 5 9
42 4 4 8
43 3 5 8
44 4 5 9
45 4 3 7
46 4 5 9
47 3 1 4
48 4 4 8
49 4 5 9
50 4 3 7
51 4 5 9
52 3 3 6
53 4 5 9
54 1 5 6
55 3 5 8
56 4 5 9
57 1 4 5
58 4 3 7
59 4 5 9
60 4 3 7
61 4 5 9
62 3 3 6
63 4 3 7
64 4 1 5
65 4 5 9
66 4 5 9
67 4 5 9
68 4 5 9
69 4 5 9
70 4 3 7
71 4 3 7
72 4 4 8
73 4 3 7
74 4 3 7
75 4 5 9
76 4 3 7
77 4 5 9
78 4 3 7
79 4 5 9
80 4 4 8
81 1 1 2
82 4 1 5
83 4 5 9
84 4 4 8
85 4 3 7
86 4 4 8
87 4 3 7
88 3 3 6
89 4 5 9
90 4 1 5
91 4 3 7
92 4 3 7
93 4 3 7
94 4 3 7
95 4 5 9
96 4 5 9
97 4 1 5
98 3 4 7
99 4 3 7
100 4 3 7
JUMLAH 774
DATA VARIABEL Y
NILAI (SKOR) TIAP RESPONDEN MENURUT KUESIONER
SETELAH DIJUMLAHKAN
NO NAMA RESONDEN NILAI
1 Abd Aziz 6
2 Abd Rofi 8
3 Abdul Hannan 8
4 Abdul Rosit 9
5 Abu Syamsudin 9
6 Adelia 9
7 Adi S 8
8 Adi Susmito 9
9 Albarullah 7
10 Ali Muddin Awi 7
11 Ami 7
12 Anhar Bagus 7
13 Anwar 9
14 Astuti 9
15 Bakom 6
16 Bambang Mujianto 9
17 Choirun Nissa 9
18 Darsila 7
19 Didik Hermanto 9
20 Dika 9
21 Erni Mustikowati 9
22 Farid Zainal 7
23 Feny Yunita Sari 9
24 H. Ahmad Taufik 9
25 H. Anas 7
26 H. Haris 9
27 H. Hasyim 9
28 H. M. Fathony Sy 9
29 H. M. Zahri Junhuri 8
30 H. Mansur 7
31 H. Matradji 8
32 H. Muchlis Humaidi Spd 9
33 H. Musa Mansyur 8
34 H. Noval 9
35 H. Priharnyoto 9
36 H. Ridwan M 9
37 H. Usman 3
38 Halil 9
39 Hariyadi 9
40 Heriyanto SE 9
41 Hermanto 9
42 Hj. Azizah 8
43 Hj. Susilowati 8
44 Husnul H 9
45 Ibang Ransasi SE 7
46 Ilasluroh 9
47 Ilyaningsih 4
48 Johan 8
49 Jufri Hadi 9
50 Khoirul 7
51 Khoiruman Affandi 9
52 Krinanto Agus 6
53 Lilik Army 9
54 Lutfi Handoyo 6
55 M. Tuki Amarullah 8
56 Mabrul Movi Irawan 9
57 Mahfud 5
58 Mahfut 7
59 Miendri 9
60 Misranto 7
61 Mitroli 9
62 Moh. Hasim 6
63 Munir 7
64 Mussari 5
65 Mustain 9
66 Musyurofah 9
67 Nasia 9
68 Novia Triutami 9
69 Nur Halimah 9
70 Nur Hasan 7
71 Poniman 7
72 Rani 8
73 Ratna 7
74 Ribud 7
75 Rini Yuliastuti 9
76 Ryan Efendi 7
77 Salimin Faris 9
78 Samsul Arifin 7
79 Sarkawi 9
80 Sayadi 8
81 Soni Harsono SH 2
82 Subaidah 5
83 Subakir Spd 9
84 Sugeng Sugianto 8
85 Sugeng Winoto 7
86 Sugito 8
87 Suharyanto 7
88 Suhriya 6
89 Sukarwati 9
90 Sulaiman 5
91 Sumarsono Eko 7
92 Sumiyanto 7
93 Suna 7
94 Supandi 7
95 Supriyono 9
96 Tri Utomo Lestari 9
97 Untung Herkanto 5
98 Uswatun Hasanah 7
99 Yanti 7
100 Zubaidah 7
A. Identitas Responden
Nama Responden :
Alamat Sekarang :
No. Telpon/HP :
1. Jenis kelamin:
1. Laki-laki 2. Perempuan
7. Apakah bapak/ibu setuju, tidak punya pendapat atau tidak setuju dengan
pernyataan bahwa ulama adalah seseorang yang patut kita tauladani?
1. Tidak jawab, tidak tahu 3. Tidak punya pendapat
2. Tidak setuju 4. Setuju
10. Seberapa setujukah bapak/ibu terhadap pernyataan bahwa ulama perlu diikuti
tidak hanya untuk masalah agama tapi juga untuk masalah politik?
1. Tidak setuju sama sekali 3. cukup setuju
2. Kurang setuju 4. sangat setuju
11. Apakah ibu mengenal salah satu ulama yang bapak/ibu ikuti ucapannya?
(tuliskan)…………………………………..
12. Kalau boleh tahu, siapakah calon bupati yang bapak/ibu pilih pada Pilkada
kemaren?
1. Tidak tahu/rahasia (Langsung ke no. 14)
2. pasangan Hapur Abdul Ghofur & Sudirman Rais
3. Pasangan Kholili Mughi & Sulaiman Dada
4. Pasangan H. Hasan Aminuddin & Salim Quraisy
13. Kalau boleh tahu, apakah alasan bapak/ibu memilih calon tersebut?
1. Memilih karena diberi hadiah
2. tidak tahu/tidak jawab
3. Jujur/bisa dipercaya
4. Karena memiliki visi dan program yang jelas
5. Di dukung oleh para ulama
14. Kalau diadakan lagi pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten
Probolinggo sekarang ini, siapakah calon yang akan ibu pilih? Tuliskan…………
15. Kalau bleh tahu, apa alasan bapak/ibu memilih calon tersebut?
(tuliskan)…………………………..
19. Muhammadiyah 1 2 3 4
28. Jika tidak bekerja, bagaimana ibu/bapak dapat membiayai kebutuhan sehari-
hari?
1. Bergantung pada orang tua
2. Bergantung pada suami/isteri
3. Bergantung pada saudara
4. Bergantung pada tunjangan social
5. Berhutang
6. Lainnya, TULISKAN…………………………..
29. Jika bergantung pada orang tua, suami/isteri atau orang lain, apa pekerjaan
utama orang tempat bergantung tersebut?
1. Nelayan 2. Buruh Bangunan
3. Buruh Pabrik 4. Pedagang Kaki Lima
5. Pemulung 6. Supir angkutan umum/taksi/perusahaan
7. Buruh di pasar 8. Satpam
9. Pegawai Negeri 10. Professional (dokter/pengacara, dll)
11. Pegawai swasta
12. bukan salah satu di atas (tuliskan)……………..
30. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapat keluarga bapak/ibu?
1. Di bawah 500 ribu
2. 500-1 juta
3. 1-2 juta
4. 2-3 juta
5. 3-4 juta
6. di atas 4 juta