P2 Nama NIM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN II
ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI CENGKEH

Nama : Haiga Sophia Gunawan

NIM : V3720027

Tanggal Praktikum : 4 April 2022

Asisten Praktikum : Ratnadilla Farah Asmarani

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

I. Tujuan
Mahasiswa mampu membuat minyak atsiri dengan cara penyulingan
dan ekstraksi dari cengkeh.
II. Pendahuluan
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan
cara penyulingan, ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan
lemak padat. Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang
berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran, berdasarkan
perbedaan titik uapnya dan proses ini di lakukan terhadap minyak atsiri
yang tidak larut terhadap air. Metode penyulingan ada tiga macam
yaitu penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan air, dan
penyulingan dengan uap langsung. Ektraksi adalah salah satu metode
operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven
sebagai tenaga pemisah. Ekstraksi dengan lemak padat, proses
ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengestraksi bunga-bungaan,
dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi.
Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah ekstraksi dengan
menggunakan pelarut (Hadi, 2012).
Minyak atsiri cengkeh mengandung beberapa jenis komponen
kimia yang menjadi komponen penyusun minyak tersebut. Komponen
kimia penyusun minyak akan memberikan sifat khas yang menjadi ciri
suatu minyak atsiri. Aroma minyak atsiri dibentuk oleh seluruh
komponen kimia penyusunnya, baik komponen utama maupun
komponen minor. Perbedaan komposisi penyusun minyak atsiri
menjadikan masing – masing minyak memiliki aroma dan warna yang
berbeda (Pratiwi dkk., 2016).
Cengkeh merupakan tanaman rempah yang berupa tangkai bunga
kering beraroma. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan
tanaman rempah yang salah satunya adalah cengkeh. Minyak atsiri
cengkeh merupakan komoditas ekspor. Seluruh bagian dari tanaman
cengkeh mengandung minyak, kandungan minyak pada daun cengkeh
kurang lebih 2,5% dari berat daun kering. Selama ini daun cengkeh
masih belum dimanfaatkan dan dibiarkan membusuk diperkebunan
bahkan dianggap sampah. Minyak cengkeh dihasilkan dari proses
penyulingan. Cara penyulingan akan berpengaruh terhadap kualitas
hasil minyak cengkeh. Terdapat 3 metode penyulingan
yaitu:penyulingan uap, penyulingan uap dan air dan penyulingan uap
dan air. Penyulingan uap menghasilkan minyak dengan kandungan
eugenol 91-95% yang biasa disebut strong oil. Prose penyulingan pada
umumnya berlangsung selama 8-24 jam tergantung ukuran, sistem
isolasi, volume uap dari alat penyulingan dan sebagainya.
(minimal 3 sumber jurnal inter/ nasional, maksimal 10 tahun terakhir)
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Timbangan analitik (1)
2. Labu Destilasi (1)
3. Seperangkat alat distilasi stahl  (1)
4. Gelas kimia (1)
5. Gelas ukur (1)
6. Pipet ukur (1)
7. Bola karet (1)
8. Bak penampung es (1)
9. Labu didih (1)
10. Termometer (1)
11. Spatula (1)
12. Kertas timbang (1)
13. Batu didih (1)

B. Bahan
1. Simplisia bunga cengkeh (50 gram)
2. Aquadest (qs)
3. Batu es (qs)
4. (jumlah)
C. Rangkaian Alat
(gambar)
(disesuaikan dengan modul praktikum luring yaw, rangkaian alat distilasi
stahl yang ada keterangan nama perbagian, untuk fungsi perbagian cukup
dijelaskan pada pembahasan)
IV. Cara Kerja
1. Ekstraksi Minyak Cengkeh dengan Destilasi Stahl
Siapkan simplisia cengkeh 2. Timbang cengkeh sebanyak 50 gram 3.
Masukkan ke dalam labu destilasi 50 gram simplisia cengkeh tersebut
4. Tambahkan akuades ⅓ hingga ½ labu destilasi hingga bahan
terendam 5. Lakukan destilasi hingga diperoleh minyak atsiri selama 3
jam 6. Baca volume minyak atsiri pada skala penampung dan pisahkan
minyak atsiri lalu disimpan dalam botol gelap 7. Lakukan pengamatan
organoleptis (bentuk, bau, rasa, warna) 8. Lakukan identifikasi
menggunakan sistem KLT

Simplisia cengkeh

Disiapkan

Simplisia cengkeh

Ditimbang

Simplisia cengkeh
sebanyak 50 gram

Dimasukkan dalam
labu destilasi

Simplisia cengkeh
sebanyak 50 gram

Ditambahkan

⅓ hingga ½ labu destilasi


hingga bahan terendam

Dilakukan

destilasi hingga diperoleh


minyak atsiri selama 3 jam

Dibaca

volume minyak atsiri pada


skala penampung dan
pisahkan minyak atsiri

Disimpan

Botol gelap
2. Uji Organoleptik

Minyak atsiri

Diamati

bentuk, bau, rasa,


warna)
Dicatat

Hasil

3. Pembuatan Larutan Uji (3 mL minyak harus dilarutkan dengan


pelarutnya dahulu, setelah itu baru boleh ditotolkan pada KLT,
Pelarutnya cari literatur ya)

3 mL minyak

Dilarutkan

Pelarut (Air)

Ditotolkan

KLT

4. Penjenuhan Bejana
a. Penjenuhan bejana -> bertujuan untuk menyamaratakan tekanan uap
dari fase gerak yang digunakan sehingga pemisahan dapat berjalan
dengan baik
- masukkan fase gerak (eluen) ke dalam bejana
- masukkan kertas saring dengan ujung kertas berada di luar bejana
- bejana ditutup
- setelah seluruh kertas saring basah oleh fase gerak yang meresap,
kertas diambil dengan cara ditarik perlahan tanpa membuka tutup
bejana. Penjenuhan

Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk
penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna
untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair.
Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air
yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk)
dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin
sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat
kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus
dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat
digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari
berwujud uap menjadi berwujud cair.

Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga suhu
dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni.
Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses
destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan
wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah
menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama
proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang
terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi
dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan
tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang
ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga
bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.

Fase gerak (eluen)

Dimasukkan

Bejana

Dimasukkan
Kertas saring dengan ujung kertas
berada di luar bejana

Ditutup
Seluruh kertas saring basah oleh fase
gerak yang meresap
Diambil dengan cara ditarik
perlahan tanpa membuka
tutup bejana

Kertas

Diamati

Hasil
5. Prosedur KLT
- plat diberi garis batas atas dan batas bawah masing-masing 1 cm.
Saat menggaris digunakan pensil jangan pulpen -> karena
dikhawatirkan tinta pulpen akan ikut terelusi
- ambil sampel menggunakan pipa kapiler
- totolkan pipa pada tisu hingga menyisakan sedikit sampel di
dalamnya -> bertujuan agar saat menotolkan sampel pada plat tidak
terlalu banyak karena bisa menyebabkan tailing
- totolkan sampel pada plat klt
- masukkan plat klt ke dalam bejana menggunakan pinset dengan cara
membuka sedikit tutup bejana -> agar bejana tetap jenuh
- tunggu hingga elusi selesai
- setelah selesai plat klt diambil lalu dikeringkan
- setelah kering, plat klt diamati di bawah lampu uv 254 dan 366 ->
dipakai 2 gelombang untuk liat mana yang lebih jelas
- diberi pereaksi semprot anisaldehid asam-sulfat -> untuk liat lebih
jelasnya lagi
- plat klt yang sudah disemprot lalu dioven
- diamati bercaknya
diberi garis batas
Plat Garis batas atas dan
batas bawah masing-
masing 1 cm

Diambil

Ditotolkan Ditotolkan Sampel dengan


Pipa pada tissue pipa kapiler

Sampel pada plat Dimasukkan Ditunggu


plat klt ke dalam
klt Elusi selesai
bejana

Diambil
Diamati di bawah
lampu uv 254 dan Dikeringkan
366 Plat klt
Plat klt Plat klt

Diberi

Disemprot
Pereaksi semprot Plat klt Plat klt
anisaldehid asam-sulfat

Dioven

Diamati
Bercak
Hasil

(dibuat flowchart)
(disesuaikan dengan modul yang digunakan praktikum luring)
1. Ekstraksi Minyak Cengkeh dengan Destilasi Stahl
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri
potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan
devisa.Minyak atsiri adalah sekelompok besar minyak nabati mudah menguap
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memiliki aroma wewangian yang
khas.Data Statistik ekspor impor dunia menunjukkan bahwa konsumsi minyak
atsiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut
terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industry food
flavouring, industry kosmetik dan wewangian.Di Indonesia sendiri minyak
atsiri sudah banyak dimanfaatkan, mulai dari pemanfaatan bau dari minyak
atsiri itu sendiri sampai penggunaan minyak atsiri sebagai obat-obatan dan zat
aditif makanan. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi
komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar
wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, kayu
manis dan sereh dapur. Dari sekian tanaman penghasil minyak atsiri yang
akan digunakan yaitu tanaman cengkeh (Wilis dkk., 2017).
Cengkeh merupakan tanaman rempah yang berupa tangkai bunga kering
beraroma. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman
rempah yang salah satunya adalah cengkeh. Minyak atsiri cengkeh merupakan
komoditas ekspor. Seluruh bagian dari tanaman cengkeh mengandung minyak,
kandungan minyak pada daun cengkeh kurang lebih 2,5% dari berat daun
kering. Selama ini daun cengkeh masih belum dimanfaatkan dan dibiarkan
membusuk diperkebunan bahkan dianggap sampah. Minyak cengkeh
dihasilkan dari proses penyulingan atau destilasi. Metode destilasi yang
digunakan adalah destilasi stahl (Afifah dkk., 2016).
Pada penelitian ini alat yang digunakan meliputi seperangkat alat destilasi
stahl, timbangan analitik, labu destilasi, seperangkat alat distilasi stahl, gelas
kimia, gelas ukur, pipet ukur, bola karet, bak penampung es, labu didih,
termometer, spatula, kertas timbang, dan batu didih. Bahan yang digunakan
antara lain Simplisia bunga cengkeh, aquadest, batu es.
Destilasi Stahl merupakan metode yang sering digunakan untuk isolasi
minyak atsiri. Prinsip kerja destilasi Stahl sama dengan destilasi dengan air
(hidrodestilasi). Namun destilasi Stahl memiliki beberapa kelebihan.
Kelebihan penggunaan destilasi Stahl untuk isolasi minyak atsiri antara lain;
minyak atsiri yang dihasilkan tidak berhubungan langsung dengan udara luar
sehingga tidak mudah menguap dan volume minyak atsiri yang dihasilkan
dapat langsung diketahui jumlahnya karena alatnya dilengkapi dengan skala
(Respati, 2010).
Prosedur percobaan pertama dilakukan penyiapan sampel, yaitu simplisia
bunga cengkeh sebanyak 50 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu
destilasi, ditambahkan aquadest 1/3 hingga ½ labu destilasi hingga bahan
terendam, lalu dilakukan destilasi hinga dipeoleh minyak atsiri selama 3 jam,
kemudian volume minyak atsiri pada skala penampang dibaca dan minyak
atsiri dipisahkan lalu disimpan dalam botol gelap. Seperti teori tentang
penguapan dimana pemanasan pada zat cair dapat meningkatkan volume
ruang gerak zat cair sehingga ikatan-ikatan antara molekul zat cair menjadi
tidak kuat dan akan mengakibatkan semakin mudahnya molekul zat cair
tersebut melepaskan diri dari kelompoknya yang terdeteksi sebagai
penguapan. Sehingga semakin lama waktu operasi maka semakin banyak uap
yang terkandung (waktu yang digunakan di percobaan kali ini adalah 3 jam)
(Adani dan Pujiastuti, 2018).

Minyak atsiri adalah minyak yang memiliki bau yang biasa dikenal dengan
sebutan minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) yang
dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut memiliki bau yang sama dengan
bau tanaman penghasil minyak tersebut. Minyak atsiri diperoleh dari bagian
tanaman tertentu misalnya daun, akar, batang, kulit, bunga, biji dan rimpang.
Minyak atsiri gampang menguap pada suhu kamar (25oC) tanpa mengalami
dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya (Samosir,
2018). Cara penyimpanan juga akan berpengaruh terhadap warna dikarenakan
minyak atsiri sangat mudah teroksidasi dan membentuk resin yang
menyebabkan warna menjadi lebih gelap. Oleh sebab itu, untuk mencegah
perubahan warna minyak atsiri dapat disimpan dalam botol berwarna gelap.
Minyak atsiri pada umumnya memiliki warna kuning muda sampai coklat
kemerahan, tetapi setelah disimpan minyak berubah menjadi kuning tua
sampai coklat muda akibat proses oksidasi dan pembentukan resin. Selain itu,
perubahan warna pada minyak atsiri juga dipengaruhi angin (udara) (Malik,
2017).
Pembuatan Larutan Uji (3 mL minyak harus dilarutkan dengan pelarutnya
dahulu, setelah itu baru boleh ditotolkan pada KLT
Batu didih juga dimasukkan ke dalam labu. Batu didih adalah benda yang
kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam
cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika,
kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih sederhana bisa dibuat
dari pecahan-pecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama bahan-bahan
itu tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan Fungsi penambahan
batu didih ada 2, yaitu: Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi
homogen pada seluruh bagian larutan. Untuk menghindari titik lewat
didih. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada
larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan (ini akan menyebabkan
timbulnya gelembung-gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih,
maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu,
lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan
letupan/ledakan (bumping

V. Hasil

Pengamatan Hasil
Berat Cengkeh Awal 50 gram

Volume Minyak Cengkeh 3 mL

Jarak batas bawah - batas atas elusi 8 cm

Jarak Elusi Sampel 4 cm

Jarak Elusi Standar x cm (Cari literatur)

VI. Pembahasan
(membahas hasil disertai penguatan teori dari sumber jurnal 10 tahun terakhir
dan pembahasan case study)

VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
Adani, S. I., & Pujiastuti, Y. A. 2018. Pengaruh Suhu dan Waktu
Operasi pada Proses Destilasi untuk Pengolahan Aquades di Fakultas
Teknik Universitas Mulawarman. Jurnal Chemurgy, 1(1):31-35.

Afifah, F.N., Lutfi, M., dan Kadarisman, D. 2016. Studi Fasilitas


Penyulingan Minyak Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L).
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 4(1):20-26.
IX. Hadi, S. 2012. PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA
CENGKEH (Clove Oil) MENGGUNAKAN PELARUT n-HEKSANA
DAN BENZENA. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2): 25-30.
X. Malik, A. 2017. Uji Aktivitas Repellent Dan Larvasida Minyak Atsiri
Daun Eucalyptus Pellita Terhadap Nyamuk Dewasa Dan Larva
Nyamuk Demam Berdarah Aedes Aegypti. Universitas Sriwijaya.
Palembang. Skripsi.
XI. Pratiwi, L., Rachman, M.S., dan Hidayati, N. 2016. EKTRAKSI
MINYAK ATSIRI DARI BUNGA CENGKEH DENGAN PELARUT
ETANOL DAN N-HEKSANA. The 3rd Universty Research
Colloquium, 655-661.
Samosir, SJ. 2018. Analisa Kandungan Kimia Dan Sifat Fisika minyak
Atsiri Dari Daun Eucalyptus Grandis Daript Toba Pulp Lestaridengan
Metode Gaschromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms).Universitas
Sumatera Utara. Medan. Skripsi.
Wilis, A., Marsaoly, R., & Ma'sum, Z. (2017). Analisa Komposisi Kimia Minyak
Atsiri Dari Tanaman Sereh Dapur dengan Proses Destilasi Uap Air. eUREKA :
Jurnal Penelitian Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 1(1): 1-8.

Adani, S. I., & Pujiastuti, Y. A. (2018). Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi pada

Proses Destilasi untuk Pengolahan Aquades di Fakultas Teknik

Universitas Mulawarman. Jurnal Chemurgy, 1(1), 31.

https://doi.org/10.30872/cmg.v1i1.1137

XII. Lampiran
1. Perhitungan
2. SS Tutorial/ Dokumentasi Praktikum
3. Abstrak Jurnal + bagian yang disitasi (pendahuluan dan
pembahasan)
Mengetahui Surakarta, 4 April 2022
Asisten Praktikum, Praktikan,

(Ratnadilla Farah Asmarani) (…..…)


Lampiran 1 – Perhitungan
1. Rendemen ekstrak
%Rendemen = Berat Minyak Cengkeh / Berat Cengkeh Awal x
100%

2. Nilai Rf
Nilai Rf Sampel = Jarak Tempuh Komponen Sampel/ Jarak Tempuh
Pelarut
Nilai Rf Standar = Jarak Tempuh Komponen Standar/ Jarak Tempuh
Pelarut
Lampiran 2 – SS tutorial/ dokumentasi praktikum
Lampiran 3 - Abstrak jurnal + bagian yang disitasi
(urut berdasarkan urutan daftar Pustaka)

Anda mungkin juga menyukai