LAPORAN KE- : 1
DISPLAI CITRA DAN PERHITUNGAN NILAI OIF
(OPTIMUM INDEX FACTOR)
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
Latar Belakang...........................................................................................................2
Tujuan........................................................................................................................2
METODOLOGI.............................................................................................................3
Waktu dan Tempat.....................................................................................................3
Software, Hardware dan Data....................................................................................3
Prosedur Praktikum....................................................................................................3
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................5
Display Citra Komposit.............................................................................................5
Display Citra Grayscale.............................................................................................7
Nilai OIF..................................................................................................................10
SIMPULAN.................................................................................................................12
Simpulan..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
LAMPIRAN................................................................................................................13
DAFTAR TABEL
Tabel 1Display citra komposit.................................................................................5
Tabel 2 Display citra grayscale...............................................................................8
Tabel 3 Nilai OIF.....................................................................................................9
Tabel 4 Display citra nilai OIF tertinggi................................................................10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Nilai DN tiap tutupan lahan....................................................................7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Nilai kovarian tiap band......................................................................13
Lampiran 2 Nilai koefisien korelasi tiap band.......................................................13
Lampiran 2 Nilai OIF.............................................................................................13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Display citra merupakan cara menyajikan citra digital pada layar monitor
yang memiliki beberapa istilah yaitu bits, byte, piksel, warna komposit, warna alami,
warna palsu standar, grayscale dan warna pseudo (Jaya 2015). Gelombang
elektromagnetik yang digunakan sebagai media untuk merekam data/objek mencakup
gelombang tampak mata (visible light) dan merah infra (infra red), yang kemudian
dikelompokkan kedalam wilayah-wilayah yang lebih sempit dengan kisaran panjang
gelombang tertentu, yang disebut band, channel atau saluran (Martono 2008).
Display citra penting untuk dilakukan karena display citra akan mempermudah
interpreter dalam melakukan interpretasi citra. Selain itu kombinasi yang tepat dari
band yang digunakan akan memudahkan membedakan suatu objek dengan objek
lainnya karena setiap objek memiliki respon yang berbeda-beda.
Menurut Manoppo et al.. (2015) kombinasi komposit band merupakan salah
satu jenis teknik penajaman citra untuk mengidentifikasi suatu objek. Namun jika
pemilihan band terbaik tersebut dilakukan secara manual akan memakan banyak
waktu, sehingga digunakanlah nilai OIF (Optimum Index Factor) untuk membantu
dalam penentuan kombinasi band terbaik yang akan digunakan untuk interpretasi
citra digital. Nilai OIF merupakan nilai perbandingan antara total simpangan baku
dari band yang digunakan dibandingkan dengan koefisien korelasi dari masing-
masing band yang digunakan (Jaya 2015).
Kombinasi band yang didapat dari nilai OIF merupakan kombinasi paling
tepat secara statistik karena menggunakan nilai standar deviasi dan dan koefisien
korelasi dari berbagai band yang digunakan (Manoppo et al. 2015). Nilai OIF yang
semakin tinggi menunjukkan semakin banyak informasi yang didapat ditandai dengan
nilai standar deviasi yang tinggi serta dengan sedikit duplikasi yang ditandai dengan
nilai koefisien korelasi yang rendah antar kanal (Purwanto dan Susanto 2019). Oleh
karena itu, pemilihan kombinasi band yang optimal melalui perhitungan nilai OIF
penting dilakukan agar objek semakin mudah teridentifikasi.
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memahami dan mengerti teknik import
data, layer stacking, reproject. Selain itu untuk memahami teknik display citra yang
benar, memahami kaidah display citra dengan band tunggal maupun komposit dan
memahami teknik menentukan kombinasi band terbaik melalui nilai OIF serta
memahami nilai digital serta menerjemahkannya menjadi informasi sumberdaya
alam.
METODOLOGI
Software yang digunakan pada praktikum ini adalah Erdas Imagine 2014 dan
Microsoft Excel 2016 yang membutuhkan hardware berupa Laptop/PC. Data yang
digunakan adalah data citra Landsat 8 OLI di Provinsi Jambi yang memiliki 11 kanal,
namun yang digunakan hanya tujuh kanal yaitu, Aerosol, Blue, Green, Red, NIR,
SWIR-1 dan SWIR-2.
Prosedur Praktikum
Si + S j + S k
OIF ijk =
│r ij │+│ r jk │+│ r ik │
(1)
Keterangan :
Si = Standar deviasi band i
Sj = Standar deviasi band j
Sk = Standar deviasi band k
Rij = Koefisien korelasi band i dan band j
Rjk = Koefisien korelasi band j dan band k
Rik = Koefisien korelasi band i dan band k
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lahan
Kosong
Lahan
Terbangun
Badan Air
Kombinasi komposit lain yang digunakan yaitu komposit warna palsu standar
yang memiliki kombinasi 6-5-4 dengan menggunakan band SWIR-NIR-Red. Band 6
dengan panjang gelombang (1.560-1.660 µm) diletakkan pada saluran RED, band 5
dengan panjang gelombang (0.845-0.885 µm) diletakkan pada saluran GREEN dan
band 4 dengan panjang gelombang (0.630-0.630 µm) diletakkan pada saluran BLUE.
Reflektansi dari tiap-tiap tutupan lahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda
tergantung objek itu sendiri. Pada komposit SWIR-NIR-Red yang memiliki nilai
relektansi terbesar untuk tutupan lahan vegetasi terletak pada NIR, karena vegetasi
sensitif terhadap NIR. Hal tersebut pula yang menyebabkan ketika NIR diletakkan
pada saluran GREEN maka vegetasi akan tetap berwarna hijau namun dengan warna
yang lebih mencolok. Terlihat pada Gambar 1 ketika menggunakan kombinasi SWIR-
NIR-Red maka vegetasi akan tetap berwarna hijau tetapi lebih terang, lahan kosong
akan berwarna terang jika dibandingkan dengan lahan terbuka dan badan air akan
berwarna gelap. Reflektansi pada tanah dipengaruhi oleh kelembaban dari tanah itu
sendiri,ketika kelembaban tanah rendah maka penyerapannya tinggi namun
reflektansinya akan lebih besar itu lah yang menyebabkan tanah kosong akan
berwarna terang. Sedangkan pada badan air yang mempengaruhi sifat reflektansinya
adalah kejernihan dari badan air tersebut, semakin jernih badan air maka
penyerapannya akan tinggi namun reflektansinya akan rendah. Hal tersebut yang
menyebabkan badan air berwarna gelap baik dalam komposit warna alami ataupun
pada komposit palsu standar.
Display Citra Grayscale
25000
20000
Digital Number
15000
10000
5000
0
Blue Green Red NIR SWIR
Band
Band yang digunakan adalah Red, Green, Blue, NIR, SWIR. Berdasarkan
Gambar 2 Nilai DN dari masing-masing tutupan lahan pada setiap band nya berbeda-
beda. Nilai DN yang terdapat pada band Blue, Green, Red untuk setiap tutupan
lahannya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Berbeda dengan nilai DN pada
gelombang microwave yaitu NIR dan SWIR yang memiliki perbedaan cukup
signifikan untuk setiap tutupan lahan dari setiap bandnya Vegetasi memiliki nilai DN
yang paling tinggi yaitu pada band NIR, hal tersebut terjadi karena vegetasi sangat
sensitive terhadap band NIR. Semakin tinggi nilai DN maka visualnya akan tampak
semakin terang, begitu pula ketika nilai DN rendah akan tampak semakin gelap. Pada
lahan terbuka mendapatkan nilai DN yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tutupan lahan yang lain, hal tersebut dikarenakan lahan terbuka memiliki
tingkat kecerahan yang tinggi sehingga nilai DN juga tinggi. Menurut Muryati (2019)
semakin kecil nilai DN suatu objek semakin tinggi radiometriknya
Nilai OIF
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa kombinasi band 4-5-6 memiliki nilai
OIF tertinggi yaitu sebesar 7627 dengan nilai standar deviasi sebesar 13550 dan nilai
korelasi sebesar 1.77. Kombinasi tersebut memiliki nilai OIF tertinggi karena
memiliki nilai standar deviasi yang tinggi dan nilai korelasi yang rendah. Sehingga
akan menghasilkan nilai OIF yang tinggi. Hal ini sesuai dengan Purwanto dan
Setiawan (2019) yang menyebutkan semakin tinggi nilai standar deviasi yang
digunakan semakin banyak informasi yang akan dihasilkan dan semakin rendah nilai
koefisien korelasi dari band yang digunakan menunjukkan bahwa semakin sedikit
duplikasi dari band tersebut. Sedangkan pada kombinasi 2-4-5 mendapatkan nilai
OIF yang terendah karena memiliki nilai standar deviasi yang tinggi namun memiliki
nilai koefisien korelasi yang tinggi pula. Sehingga hal tersebut dapat diartikan
kombinasi terseut memiliki informasi yang lumayan banyak tetapi memiliki banyak
redudansi atau duplikasi informasi.
Menurut Manoppo et al. (2015) pengaturan atau perubahan tata letak kanal
tidak akan mempengaruhi hasil perhitungan nilai OIF yang didapatkan, nilainya akan
tetap sama walaupun tampilannya berubah menjadi lebih baik. Berdasarkan Tabel 4
pengaturan tata letak kanal yang berbeda-beda akan menghasilkan visual yang
berbeda pula. Pada nilai tertinggi OIF yaitu kombinasi Red-NIR-SWIR-1 ketika
menggunakan kombinasi 4-5-6 visualnya terlihat lebih susah jika akan dilakukan
identifikasi objek, karena warna vegetasi menjadi warna biru kehijauan serta badan
air yang warnanya tidak begitu menonjol. Sedangkan jika kombinasi tersebut diubah
tata letaknya menjadi 5-6-4 vegetasi akan berwarna hijau mencolok begitu pula
dengan badan air yang berwarna biru mencolok. Sehingga proses identifikasi objek
akan lebih mudah dilakukan. Tata letak kanal dapat dilakukan perubahan agar dapat
menampilkan citra yang lebih mudah dipahami.
SIMPULAN
Simpulan
Display citra komposit memiliki tampilan yang berbeda-beda setiap
kombinasinya. Setiap kombinasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, disesuaikan dengan penggunaan citra. Display citra komposit palsu
(6-5-4) standar menghasilkan visual citra yang memiliki warna lebih cerah jika
dibandingkan warna alami (4-3-2). Nilai DN setiap tutupan lahan berbeda-beda
tergantung dari reflektansi objek dan band yang digunakan. Nilai OIF yang tertinggi
terdapat pada kombinasi 4-5-6 (Red-NIR-SWIR-1), dengan nilai OIF sebesar 7627,
nilai standar deviasi sebesar 13550 dan nilai koefisien korelasi sebesar 1.77.
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, INS. 2015. Analisis Citra Digital Perspektif Penginderaan Jauh untuk
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
Manoppo AKS, Anggraini N, Marini Y. 2015. Identifikasi Mangrove dengan
Metode Optimum Index Factor (OIF) pada Data SPOT 6 dan Landsat 8 di
Pulau Lingayan. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XX; 2015 Feb 5-6.
Bogor, Indonesia. LAPAN.
Martono ND. 2008. Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh dan Uji Validasinya untuk
Deteksi Penyebaran Lahan Sawah dan Penggunaan Tutupan Sawah.
Yogyakarta(ID): PUSDATA-LAPAN.
Muryati N. 2019. Analisis Tingkat Kekeringan Lahan Sawah Menggunakan Citra
Landsat 8 dan Thermal (Studi Kasus: Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten
Pringsewu) [skripsi]. Lampung(ID): Institut Teknologi Sumatera.
Nabuasa, YN. 2019. Pengolahan Citra Digital Perbandingan Metode Histogram
Equalization dan Spesification pada Citra Abu-Abu. J-ICON. 87-95.
Purwanto AD, Setiawan KT 2019. Deteksi Awal Habitat Perairan Laut Dangkal
Menggunakan Teknik Optimum Index Factor pada Citra SPOT 7 dan Landsat
8. Jurnal Kelautan 12(2): 141-153.
Suwargana N. 2013. Resolusi spasial, temporal, dan spektral pada citra satelit
Landsat, SPOT, dan IKONOS. Jurnal Ilmiah WIDYA 1(2): 167–174.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai kovarian tiap band
Kovarian
Band 1 2 3 4 5 6
1 24422839 24987430 23973781 25290581 15869845 6600070
2 24987430 25599421 24568005 25942991 15803542 6598628
3 23973781 24568005 23700572 25052625 15273215 6538712
4 25290581 25942991 25052625 26640058 15819300 6968521
5 15869845 15803542 15273215 15819300 28526275 12362919
6 6600070 6598628 6538712 6968521 12362919 9286122
7 10810546 11012651 10679796 11376598 10066236 6779281
StDev 4942 5060 4868 5161 5341 3047
Lampiran 2 Nilai koefisien korelasi tiap band
Koefisien Korelasi
Band 1 2 3 4 5 6
1 1.000000 0.999329 0.996458 0.991501 0.601246 0.438261
2 0.999329 1.000000 0.997414 0.993430 0.584813 0.427978
3 0.996458 0.997414 1.000000 0.997025 0.587393 0.440753
4 0.991501 0.993430 0.997025 1.000000 0.573848 0.443053
5 0.601246 0.584813 0.587393 0.573848 1.000000 0.759594
6 0.438261 0.427978 0.440753 0.443053 0.759594 1.000000
7 0.824502 0.820387 0.826848 0.830781 0.710373 0.838510