OLEH:
SAYYIDAH EVA THIA NINGRUM
08051182025003
A
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep interpolasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep analisis overlay.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep interpolasi.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep analisis overlay.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Interpolasi
Interpolasi adalah sebuah metode pencitraan untuk meningkatkan (atau
mengurangi) jumlah piksel dalam citra digital. Beberapa kamera digital
menggunakan interpolasi untuk menghasilkan gambar yang lebih besar daripada
sensor ditangkap atau untuk membuat zoom digital. Pada dasarnya interpolasi
adalah proses pendekatan sehingga memungkinkan terjadi perubahan khususnya
degradasi kualitas citra pada saat algoritma interpolasi diterapkan. Karena hal ini
tak dapat dihindarkan, maka efek negatif proses interpolasi diusahakan seminimal
mungkin dengan menerapakan algoritma interpolasi yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan (Thera et al. 2020).
Interpolasi adalah proses pencarian dan penghitungan nilai suatu fungsi
yang grafiknya melewati sekumpulan titik yang diberikan. Titik-titik tersebut
mungkin merupakan hasil eksperimen dalam sebuah percobaan, atau diperoleh
dari suatu fungsi yang diketahui. Interpolasi merupakan salah satu cara dalam
metode numeric yang memanfaatkan beberapa titik-titik yang telah diketahui,
interpolasi memanfaaatkan informasi dari data awal untuk memperkirakan dan
menghasilkan data lain dan tidak diketahui sebelumnya (Sihombing, 2020).
Interpolasi adalah teknik untuk mendapatkan fungsi yang melewati semua
titik dari sebuah data diskrit. Oleh karena itu, interpolasi dapat digunakan untuk
menghitung perkiraan nilai yang terletak dalam rentangan titik-titik data.
Interpolasi diklasifikasikan berdasarkan fungsi penginterpol yang digunakan
dalam proses interpolasi. Interpolasi merupakan teknik untuk mencari nilai suatu
variabel yang hilang pada rentang data yang diketahui. Interpolasi bisa
dimanfaatkan untuk penghalusan kurva atau penghalusan peta. Pencarian nilai
menggunakan fungsi pendekatan seperti pendekatan linier, kuadratik, dan
polynomial (Blegur, 2021).
2.3 Overlay
Metode weighted overlay merupakan analisis data spasial dengan
menggunakan teknik overlay beberapa peta raster yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penilaian kerentanan suatu masalah. Salah satu
fungsi dari metode ini adalah untuk menyelesaikan masalah yang memiliki
banyak kriteria seperti pemilihan lokasi yang optimal atau pemodelan kesesuaian.
Weighted Overlay yang dapat mengkombinasikan berbagai macam input dalam
bentuk peta grid dengan pembobotan yang berasal dari metode Analitycal
Hieararchy Process (AHP) (Khusnawati dan Kusuma, 2020).
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda,
secara sederhana overlay merupakan suatu operasi visual yang membutuhkan
lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. Overlay dapat diartikan
sebagai proses penumpang tindihan antara dua layer atau lebih sehingga
memunculkan irisan dari keduanya untuk membentuk satu peta berdasarkan layer
yang ditumpang tindihkan (Putra dan Karomah, 2022).
Overlay atau tumpang tindih dari data-data atribut suatu wilayah. Proses
overlay ini biasa digunakan untuk menganalisis dan menghasilkan informasi baru
berdasarkan data-data spasial dan atribut yang telah ada. Metode Overlay adalah
suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan
berbagai peta individu. Overlay peta dilakukan minimal dengan 2 jenis peta yang
berbeda secara teknis dikatakan harus ada polygon yang terbentuk dari 2 jenis
peta yang dioverlaykan (Lomban et al. 2019).
III METODOLOGI
3.3.1 Interpolasi
a. IDW
Buka ArcGIS, Add data dan masukkan Indo.shp
Lalu klik file pilih add data, lalu add XY data, masukkan data yang akan
digunakan, masukkan coordinate system WGS 1984 dan ok.
Klik ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation lalu
pilih IDW
Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih kecepatan, lalu
klik ok
b. Kriging
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation lalu
pilih Kriging
Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih kecepatan, lalu
klik ok
c. Natural Neighbor
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation lalu
pilih Natural Neighbor
Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih kecepatan, lalu
klik ok
d. Spline
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation lalu
pilih Spline
Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih kecepatan, lalu
klik ok
3.3.2 Overlay
a. Erase
Pada Indo.shp pilih daerah yang berbeda dari proses Interpolation
Buka Catalog pilih tempat penyimpanan pada file new geodatabase, klik kanan
pilih new dan pilih feature class.
Beri nama dengan polygon, kemudian next. Masukkan coordinate system WGS
1984, lalu klik next dan finish
Klik create features, pilih polygon, untuk tipenya pilih circle. Buat circle pada
peta kemudian save edits dan stop editing
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Erase
Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU dan ok
b. Identity
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Identity
Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU dan ok
c. Intersect
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Intersect
d. Spatial join
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Spatial
join
Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU dan ok
e. Symmetrical difference
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih
Symmetrical difference
Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU dan ok
f. Union
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Union
g. Update
Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010
Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Update
Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU dan ok
4. Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih
kecepatan, lalu klik ok
Sayyidah Eva Thia Ningrum
b. Kriging
1. Uncentang semua kecuali laju sedimentasi dan Idkabu 2010. Klik
ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation lalu
pilih Kriging
Sayyidah Eva Thia Ningrum
2. Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih
kecepatan, lalu klik ok
Sayyidah Eva Thia Ningrum
c. Natural Neighbor
1. Klik ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation
lalu pilih Natural Neighbor
Sayyidah Eva Thia Ningrum
2. Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih
kecepatan, lalu klik ok
d. Spline
1. Uncentang semua kecuali laju sedimentasi dan Idkabu 2010. Klik
ArcToolbox, kemudian pilih spatial analysis tools, pilih Interpolation lalu
pilih Spline
Sayyidah Eva Thia Ningrum
2. Pilih Input point features pilih laju sedimentasi, Z Value field pilih
kecepatan, lalu klik ok
3. Klik editor kemudian start editing, pilih polygon. Buat circle pada peta
kemudian save edits dan stop editing
5. Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU
dan ok
b. Identity
1. Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010. Klik
ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Identity
2. Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU
dan ok
c. Intersect
1. Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010. Klik
ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih
Intersect
Sayyidah Eva Thia Ningrum
2. Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU
dan ok
Sayyidah Eva Thia Ningrum
e. Symmetrical difference
1. Klik ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih
Symmetrical difference
Sayyidah Eva Thia Ningrum
2. Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU
dan ok
f. Union
1. Uncentang semua kecuali laju sedimentasi, polygon dan Idkabu 2010. Klik
ArcToolbox, kemudian pilih analysis tools, pilih Overlay lalu pilih Union
2. Pilih Input point features pilih polygon, lalu erase features pilih idKABU
dan ok
IDW Kriging
Erase Identity
Update
4.4 Pembahasan Overlay
Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi
Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta
dengan grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau
pada plot. Overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain
beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang
memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut. Overlay merupakan proses
penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut
sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan
secara fisik.
Metode weighted overlay merupakan analisis data spasial dengan
menggunakan teknik overlay beberapa peta raster yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penilaian kerentanan suatu masalah. Salah satu
fungsi dari metode ini adalah untuk menyelesaikan masalah yang memiliki
banyak kriteria seperti pemilihan lokasi yang optimal atau pemodelan kesesuaian.
Weighted Overlay dapat mengkombinasikan berbagai macam input dalam bentuk
peta grid dengan pembobotan dari metode Analitycal Hieararchy Process (AHP).
Overlay adalah bagian penting dari analisis spasial. Overlay dapat
menggabungkan beberapa unsur spasial menjadi unsur spasial yang baru. Dengan
kata lain, overlay dapat didefinisikan sebagai operasi spasial yang
menggabungkan layer geografik yang berbeda untuk mendapatkan informasi baru.
Overlay dapat dilakukan pada data vektor maupun raster.
Tool erase digunakan untuk menghapus bagian fitur yang overlap dengan
fitur erase (polygon). Fitur yang tidak overlap dengan fitur erase akan disimpan
sebagai fitur baru seperti pada gambar hasil diatas. Identity yaitu proses overlay
dimana fitur identify akan disesuaikan dengan area input dan akan digabungkan
data tabularnya dimasukkan dalam dalam fitur input. Tool identity digunakan
untuk menentukan overlap antara fitur input dan fitur identity. Keseluruhan bagian
dari fitur input dan bagian overlap antara fitur input dengan fitur identity akan
menjadi file baru. Tool identity memiliki sedikit kesamaan dengan tool intersect.
Perbedaannya adalah jika tool identity tetap menjaga keseluruha bagian dari fitur
input, sedangkan tool intersect hanya menjaga bagian fitur yang overlap saja.
Tool intersect digunakan untuk menentukan overlap antar fitur-fitur input.
Bagian yang overlap antar fitur input akan dijadikan file fitur baru seperti gambar
diatas. Tool spatial join digunakan untuk. menggabungkan dua tabel dengan
menggunakan korelasi spasial di antara fitur dari masing-masing tabel. Spatial
join dapat dilakukan meskipun tidak terdapat field kunci pada masing-masing
tabel karena yang digunakan adalah korelasi spasial. Spasial dapat diartikan
sebagai sesuatu yang berkaitan dengan ruang atau tempat. Spatial join dapat
dilakukan meskipun tidak terdapat field kunci pada masing-masing tabel karena
yang digunakan adalah korelasi spasial.
Tool union digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih fitur polygon.
Seluruh fitur dan data atributnya digunakan pada fitur baru, baik itu pada bagian
yang overlap maupun yang tidak. Tool update digunakan untuk menghitung
bagian yang overlap antara fitur input dan fitur update. Data atribut dan geometri
fitur input-diganti oleh atribut dan geometri fitur update. Operasi union digunakan
untuk meng-overlaykan dua theme. Output theme yang dihasilkan merupakan
gabungan dari kedua features. Pada operasi ini kedua theme baik input theme
maupun overlay theme harus merupakan theme dengan tipe polygon.
Symmetrical Difference merupakan usaha untuk membentuk feature baru
dengan bentuk luar hasil gabungan kedua feature sebelumnya dan bagian dalam
yang terhapus karena tumpang tindih, seperti ditunjukkan pada gambar hasil
diatas. Tool symmetrical difference digunakan untuk membuat fitur kelas baru
dari dua fitur polygon yang saling overlap. Hanya fitur yang tidak overlap yang
akan dijadikan fitur baru. Fungsi dari perintah ini adalah untuk membuang
lokasi yang tercakup oleh dua buah layer. Perintah ini adalah kebalikan dari
fungsi Intersect. Perintah ini seperti perintah intersect, hanya saja feature yang
terbentukmerupakan feature-feature yang tidak saling berpotongan.
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa overlay ini terdiri dari beberapa
tool. Ketujuh gambar diatas jika dilihat begitu tampak sama tetapi jika lebih teliti
lagi maka terdapat perbedaan. Pada pengolahan data yang telah dilakukan
menggunakan wilayah lampung dengan cara mempolygonkan daerah yang
kemudian dilakukan beberapa jenis proses overlay data.
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah dibuat dapat
disimpulkan bahwa :
1. Interpolasi merupakan suatu motode menduga nilai pada lokasi-lokasi
yang datanya tidak tersedia.
2. Interpolasi terdiri dari beberapa bagian diantaranya IDW, Kriging, Natural
Neighbor dan Spline.
3. Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta dengan
grafis peta yang lain.
4. Overlay terdiri dari Erase, Identity, Intersect, Spatial join, Symmetrical
difference, Union dan Update.
5. Overlay dilakukan dengan penambahan polygon sedangkan Interpolasi
tidak.
5.2 Saran
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan dan berdasarkan dari
kesimpulan diatas maka ada sedikit saran yang akan disampaikan yaitu dapat
untuk praktikum materi semester depan agar dapat menambah daerah yang dikaji
agar terlihat lebih menarik lagi dan agar dapat memperluas area jangkauan. Dan
semoga praktikan mempu mengembangkan pengetahuan yang telah diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif N. 2019. Studi komparasi kriging dan IDW untuk estimasi spasial bahan
organic tanah. Geomedia Vol.17(2) : 83-87
Blegur IKS. 2021. Kajian interpolasi dua dimensi dalam tabel nilai kritik sebaran
berbatuan program matlab. Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol.2(1) : 64-79
Khusnawati NA, Kusuma AP. 2020. Sistem informasi geografis pemetaan potensi
wilayah peternakan menggunakan weighted overlay. Mnemonic Vol.3(2) :
21-29
Sihombing LD. 2020. Implementasi metode interpolasi CSRBF untuk proses haze
removal pada citra penginderaan jauh. Pelita Informatika Vol.8(3) : 393-
396
Thera D, Sitorus SH, Midyanti DM. 2020. Penerapan metode interpolasi linear
dan histogram equalization untuk perbesaran dan perbaikan citra.
Computer dan Aplikasi Vol.8(1) : 34-43
Utomo AS, Syam’ani, Kanti R.2019. perbandingan metode interpolasi geostatistik
untuk hutan alam. Sylva Scienteae Vol.2(3) : 548-557