KTI Asuhan Keperawatan Lansia Pada Ny. T Dengan Pemantauan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di Susukan Banjarnegara Politeknik Yakpermas Banyumas
KTI Asuhan Keperawatan Lansia Pada Ny. T Dengan Pemantauan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di Susukan Banjarnegara Politeknik Yakpermas Banyumas
T DENGAN
PEMANTAUAN KEPATUHAN DIET DIABETES
MELLITUS DI SUSUKAN BANJARNEGARA
KRISMA NURDIANTI
NIM 18.062
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan
KRISMA NURDIANTI
18.062
ii
iii
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Lansia Pada Ny. T Dengan Pemantauan Kepatuhan Diet
Diabetes Mellitus Di Susukan Banjarnegara” selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dijadikan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik
Yakpermas Banyumas. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rahaju Ningtyas., S.Kp., M.Kep. selaku Direktur Politkenik
Yakpermas Banyumas.
2. Ibu Rahaju Ningtyas., S.Kp., M.Kep. Selaku pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian,
bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
mulai dari awal sampai akhir.
3. Ibu Ns. Wiwik P., S.Kep., M.M. Selaku pembimbing II yang banyak
membantu dan memberikan saran dan masukan sehingga karya tulis ilmiah
ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan ibu beserta keluarga tersayang yang telah memberikan
dukungan material, motivasi dan doanya kepada peneliti dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Sahabatku tercinta, Ajeng Adahila, Widia Permatasari, Esther Mayang
Karunia Shevaralovinetha, Aulia Eka Febrianti, Vindi Safita Arum, Ayus,
Anti, Deni Widi, Wedha Lutfi yang selalu membantu jika ada kesulitan
dan selalu memberi semangat satu sama lain.
6. Teman-teman angkatan 2018 terutama kelas B (Grup Menantu Idaman)
yang saya sayangi.
7. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, baik
viii
kepada mereka yang telah disebutkan namanya dalam persembahan
maupun yang tidak sempat disebutkan namanya.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang dapat konstruktif sangat penulis harapkan
demi perbaikan karya tulis ilmiah selajutnya. Peneliti berharap semoga tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat. Aamiin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Sampul Dalam ...................................................................................................i
Pernyataan Keaslian ...........................................................................................ii
Lembar Persetujuan ...........................................................................................iii
Lembar Pengesahan ..........................................................................................iv
Kata Pengantar ...................................................................................................v
Daftar Isi............................................................................................................vii
Daftar Tabel.......................................................................................................ix
Daftar Lampiran.................................................................................................x
Daftar Singkatan ................................................................................................xi
Abstrak ..............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................................5
D. Manfaat ..................................................................................................5
x
2. Pengaturan Terapi Nutrisi Medis ......................................................16
3. Kepatuhan Diet .................................................................................17
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi ......................................17
D. Proses Keperawatan
1. Pengkajian ........................................................................................18
2. Diagnosa Keperawatan .....................................................................20
3. Intervensi Keperawatan ....................................................................21
4. Implementasi Keperawatan ...............................................................22
5. Evaluasi Keperawatan ......................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
Program Studi Diploma III Keperawatan
Politeknik Yakpermas Banyumas
Karya Tulis Ilmiah, 18 Juli 2021
Krisma Nurdianti
“Asuhan Keperawatan Lansia Pada Ny. T Dengan Pemantauan Kepatuhan
Diet Diabetes Mellitus Di Susukan Banjarnegara”
xiii + 12 tabel + 9 lampiran
Abstrak
Latar belakang : Pada lansia banyak masalah yang muncul, hal tersebut karena
adanya perubahan sistem tubuh (degeneratif) sehingga menimbulkan berbagai
masalah kesehatan. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif yang ada saat ini
diantaranya adalah penyakit diabetes mellitus. Manajemen diabetes mellitus salah
satunya adalah terapi nutrisi medis (diet). Karena menurut Perkeni (2015)
mengatakan penderita diabetes mellitus perlu menekankan pentingnya makan
teratur, jenis dan jumlah kalori terutama mereka yang menggunakan obat-obatan
yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin (Silaban et al., 2019).
Tujuan : Untuk menggambarkan asuhan keperawatan lansia Ny. T dengan
pemantauan kepatuhan diet diabetes mellitus. Metode : Studi kasus menggunakan
metode deskriptif. Hasil : Dalam penelitian ini ketidakstabilan kadar gula darah
teratasi sebagian dengan kriteria hasil kadar gula darah membaik dari 2 menjadi 3
dengan didapatkan hasil GDS 228 mg/dL. Kesimpulan : Ada pengaruh terhadap
penurunan kadar gula darah setelah dilakukan pemantauan kepatuhan diet.
xv
Diploma III Nursing Study Program
Yakpermas Polytechnic Banyumas
Scientific Writing, 18 July , 2021
Krisma Nurdianti
“Elderly Nursing Care For Mrs. T With Diet Compliance Monitoring Diabetes
Mellitus In Susukan Banjarnegara”
Abstract
Background : In the elderly, many problems arise, this is due to changes in the
body’s system (degenerative) causing various health problems. There are about
50 degenerative diseases that exist today, including diabetes mellitus. One of the
management of diabetes mellitus is medical nutrition therapy (diet). Because
according to Perkeni (2015) people with diabetes mellitus need to emphasize the
importance of eating regularly, the type and amount of calories, especially those
who use drugs that increase insulin secretion or insulin therapy (Silaban, et al.,
2019). Objective : To describe nursing care for the elderly Mrs. T with monitoring
of diabetes mellitus dietary compliance. Method : The case study uses a
descriptive method. Result : In this study, the instability of blood sugar levels was
partially resolved with the criteria that the result of blood sugar levels improved
from 2 to 3 with a GDS result of 228 mg/dL. Conclusion : There is an effect on
decreasing blood sugar levels after monitoring diet compliance.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
seseorang yang sudah masuk pada tahap akhir perkembangan manusia atau
yang disebut lanjut usia. Menjadi tua adalah proses alami tidak dapat
dihindari, akan terjadi terus menerus. Pernyataan tersebut didukung oleh
Hamid (2006) menurutnya proses penuaan ialah sesuatu proses natural yang
tidak bisa dihindari serta ialah proses natural yang dirasakan oleh orang-orang
yang mempunyai karunia usia panjang. Seluruh orang mau hidup damai serta
menikmati pensiun bersama, dimana anak serta cucu tercinta akan saling
berpelukan (Ekasari., et al., 2019 P. 6).
Di usia lanjut banyak masalah yang muncul karena faktor degeneratif.
Seperti yang disampaikan oleh Maryam, et al., (2008) bahwa di usia lanjut
dapat menimbulkan penurunan anatomi, fisiologi, dan ini pada tubuh
sehingga dapat mempengaruhi fungsi dan kegunaan tubuh secara totalitas.
Menurut World Health Organization (WHO) lanjut usia meliputi kelompok
paruh baya (midle age) adalah kelompok 45-59 tahun, lanjut umur (elderly)
ialah kelompok umur 60-74 tahun, lanjut umur tua (old) antara kelompok
umur 75-90 tahun dan umur sangat tua (very old) diatas umur 90 tahun
(Naftali et al., 2017 P.124).
Pada usia lanjut banyak masalah yang muncul, hal tersebut karena
adanya perubahan sistem tubuh (degeneratif) sehingga menimbulkan berbagai
masalah kesehatan. Penyakit degeneratif disebut juga dengan penyakit yang
menyertai proses penuaan. Pernyataan tersebut didukung Yaar dan Gilchrest
(2007) proses penuaan terjalin pada segala organ badan meliputi organ luar
dan terluas tubuh yaitu kulit dan organ dalam seperti paru-paru, jantung,
ginjal, indung telur, otak dan lain-lain (Muhith & Siyoto, 2016 p. 17). Ada
sekitar 50 penyakit degeneratif yang ada saat ini diantaranya adalah penyakit
diabetes mellitus dan hipertensi.
1
2
kronis antara lain penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1. Vitamin memiliki
efek imunosupresif, sehingga dapat mencegah insulitis dan semakin merusak
sel pankreas. Cedera dan kerusakan sel-β pankreas autoimun pada pasien
dengan diabetes tipe 1 bisa mengakibatkan perlunya pemeriksaan sensitif
untuk memahami fungsi sel-β pankreas. Sedangkan DM tipe 2 atau non-
insulin dependent adalah tubuh tidak bisa bereaksi dengan baik terhadap
respon insulin pankreas, diabetes tipe 2 adalah kasus terbanyak diseluruh
dunia ada sekitar 90% dari semua kasus diabetes. Menurut WHO (2019)
neuropati diabetes merupakan komplikasi diabetes yang paling umum, studi
menunjukan bahwa 50% penderita diabetes dipengaruhi oleh lamanya
peningkatan glukosa darah sehingga terjadinya neuropati menyebabkan
kehilangan sensorik dan kerusakan pada anggota gerak (Pambudi, 2019 p. 4).
Dari tingginya angka prevalensi diabetes mellitus diatas merupakan
tantangan tersendiri bagi perawat. Perawat komunitas hendaknya berperan
aktif untuk dapat mendampingi lansia. Perawat menggunakan proses
keperawatan secara komperhensif melalui asuhan keperawatan. Pernyataan
tersebut didukung UU RI No. 38 tahun 2014 menyatakan bahwa keperawatan
gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu dan kiat atau teknik keperawatan yang bersifat komperhensif terdiri dari
bio-psiko-sosio-spiritual dan kultural yang holistik, ditunjukkan pada klien
lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Kholifah, 2016 p.63). Dalam melaksanakan
asuhan keperawatan khususnya pada tahap intervensi, perawat akan
melakukan berbagai upaya untuk mengelola diabetes mellitus ini. Mengingat
diabetes penyakit npn infeksius yang belum ada obatnya tapi bisa diobati.
Pernyataan ini didukung olehh World Health Organization (WHO), penyakit
non infeksius mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang
dengan lambat (Handayani., et al., 2018 p. 236-240).
Manejemen diabetes dibagi menjadi empat pilar yaitu eduksi, terapi
nutrisi medis, latihan fisik dan terapi farmakologi. Untuk penatalaksanan
terapi nutrisi medis (diet) yaitu aspek pokok dari penatalaksanaan DM secara
keseluruhan memerlukan partisipasi (dokter, perawat, ahli diet, dan keluarga
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan lansia Ny. T dengan pemantauan
kepatuhan diet diabetes mellitus?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan penelitian secara umum adalah untuk menggambarkan
“Asuhan Keperawatan Lansia Ny. T Dengan Pemantauan Kepatuhan Diet
Diabetes Mellitus di Susukan Banjarnegara”.
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan hasil pemberian terapi nutrisi dengan kepatuhan diet
pada lansia penderita diabetes mellitus.
b. Menggambarkan hasil setelah diberikan tindakan terapi nutrisi dengan
kepatuhan diet pada lansia penderita diabetes mellitus.
D. Manfaat
Karya tulis ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan dan juga kompetensi di bidang
keperawatan dalam pengembangan penelitian mengenai asuhan
keperawatan lansia Ny. T dengan pemantauan kepatuhan diet diabetes
mellitus .
2. Praktis
a. Perawat
Setelah melihat hasil penelitian maka perawat dapat mengaplikasikan
dalam asuhan keperawatan dan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan yang tepat pada pasien diabetes mellitus.
b. Masyarakat
Menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
khususnya para lansia penderita diabetes tentang asuhan keperawatan
diabetes mellitus.
3. Peneliti
Menambah informasi bidang keperawatan dalam penatalaksanaan diabetes
mellitus pada penderita khususnya pada lansia.
A. Definisi Lansia
Lansia dikatakan sebagai akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menjadi tua bukanlah penyakit melainkan proses perkembangan
alami yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Pernyataan ini didukung (S.
R. Dewi, 2014 p. 9) proses penuaan adalah kombinasi dari berbagai faktor
yang saling terkait. Banyak teori dan definisi yang menjelaskan proses
penuaan berbeda. Umumnya, proses penuaan didefinisikan sebagai perubahan
yang terkait waktu, umum, progresif, internal dan berbahaya. Keadaan ini
menyebabkan penurunan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
Menurut Yaar & Gilchrest (2007) proses penuaan terjadi pada seluruh organ
luar dan area tubuh yang paling luas yaitu kulit dan organ dalam seperti paru-
paru, jantung, ginjal, ovarium, otak dan lain-lain (Muhith & Siyoto, 2016 p.
17). Perubahan anatomi fisiologi pada lansia menurut Muhith & Siyoto (2016
p. 23-28) perubahan yang terjadi pada proses penuaan meliputi :
a. Sistem Pernafasan
1) Dalam proses menua sistem pernafasan akan mengalami kehilangan
kekuatan dan otot pernafasan kaku, ini mengurangi jumlah
penghirupan dan menyebabkan pernapasan singkat dan tidak dalam.
2) Penurunan kegiatan silia juga menyebabkan penurunan respon batuk
yang dapat menyebabkan menumpuknya sekret.
3) Penurunan aktivitas paru-paru (ekspansi dan kontraksi) akan
mengakibatkan penurunan udara yang masuk ke paru-paru.
4) Alveoli menjadi lebih besar dan jumlahnya berkurang (luas
permukaan normal 50m²), mengakibatkan terganggunya proses difusi.
5) Oksigen (O2) menurun, terganggunya proses oksigenasi dari
hemoglobin disebabkan karena arteri menjadi 75 mmHg. Dengan cara
ini oksigen tidak akan menempel pada jaringan.
6) CO2 diarteri tidak akan berubah dan lama-kelamaan menjadi racun
bagi tubuh.
6
7
g. Perubahan Kardiovaskuler
1) Katup jantung menjadi lebih tebal dan keras.
2) Setelah usia 20 tahun, kemampuan jantung untuk mengambil darah
akan turun 1% setiap tahun. Ini akan menyebabkan penyusutan dan
pengurangan volume.
3) Hilangnya elastisitas pembuluh darah.
4) Efektivitas oksigenasi pembuluh darah perifer berkurang, perubahan
dari tidur ke duduk (dari duduk ke berdiri) akan menimbulkan tekanan
darah turun menjadi 65mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
5) Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan tahanan pembuluh
darah perifer (normal ±170/95mmHg).
h. Sistem Genetalia Urinaria
1) Ginjal : atrofi, atrofi nefron, aliran darah ke ginjal berkurang 50% dan
filtrasi glomerulus berkurang hingga 50%. Dikarenkan berkurangnya
kemampuan untuk memusatkan urin, fungsi tubulus ginjal berkurang,
dana kepadatan urin dikurangi untuk proteinuria.
2) Vesika urinaria atau kandung kemih : kelemahan pada otot-otot,
menurunnya kapasitas hingga 200 ml dapat meningkatkan frekuensi
BAK, yang menyulitkan pria lanjut usia untuk mengosongkan
kandung kemih, yang mengakibatkan peningkatan retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75% dimulai pada pria usia di atas 65 tahun.
4) Atrofi vulva : penipisan dan peradangan pada dinding vagina akibat
penurunan estrogen.
5) Vagina : selaput menjadi kering, elastisitas jaringan berkurang,
permukaan menjadi halus, sekresi berkurang dan reaksinya menjadi
lebih basa.
6) Daya seksual : frekuensi seksual intercouse cenderung menurun akan
tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
i. Sistem Endokrin
1) Produksi hampir semua hormon menurun
B. Diabetes Mellitus
1. Definisi DM (Diabetes Mellitus)
Diabetes mellitus adalah suatu kelainan metabolik kronis yang
memiliki dampak terhadap kualitas kesehatan individu (Nataliyani, et al.,
2017). Sedangkan menurut Dipiro, et al., (2015) diabetes mellitus
merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan hiperglikemia
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang disebabkan oleh penurunan sensitivitas isulin dan
menyebabkan komplikasi (Hauri & Faridah, 2019 p. 3). Diabetes adalah
penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi
insulin (hormon yang mengatur gula darah ataa glukosa) atau tubuh tidak
dapat secara efektif menggunakan insulin yang diproduksi.
Menurut WHO Global Report (2016) diabetes ini adalah masalah
kesehatan masyarakat yang penting dan salah satu dari empat penyakit
tidak menular utama yang menjadi sasaran para pemimpin dunia. Dalam
beberapa dekade terakhir angka dan prevalensi diabetes terus meningkat
(RI, 2019 p. 2).
2. Etiologi
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes Mellitus tipe 1 atau yang tergantung dengan insulin
dengan penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebabkan oleh
infeksi virus atau reaksi auto-imun (rusaknya sistem kekebalan
tubuh) yang dapat merusak sel penghasil insulin (sel-β pada
pankreas) secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pankreas tidak dapat
menghasilkan insulin. Untuk bertahan hidup pada penderita diabetes
mellitus tipe 1 dengan cara diberikannya insulin dari luar
(disuntikkan). Jika insulin tidak diberikan, kemungkinan penderita
bisa kehilangan kesadaran atau disebut koma diabetik (Nurrahmani,
2015 p. 32).
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 ditandai dengan adanya sekresi insulin.
Menurut Bustam (2014) penyebab terjadinnya diabetes mellitus tipe
2 dipengaruhi oleh genetik, gaya hidup dan stress psikososial.
Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes yang paling banyak
ditemukan pada penderita diabetes mellitus dibandingkan dengan
diabetes mellitus tipe 1 (Nurlina, 2018 p.64). Pada penderita diabetes
tipe 2 tidak diberikan suntikan insulin karena pankreas masih
memproduksi insulin tetapi dalam jumlah yang tidak mencukupi dan
kerja insulin tidak efektif karena adanya hambatan pada kerja insulin
atau disebut dengan istilah medisnya resistensi insulin (Nurrahmani,
2015 p. 34).
3. Manifestasi Klinis
b. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang rendah seringkali mempengaruhi
kesalahan pola makan. Pernyataan tersebut didukung Waspadji
(2007) faktor yang sangat penting penderita diabetes dalam
melaksanakan tindakan keperawatan dengan berdasarkan
pengetahuan yang akan lebih mudah dilaksanakan daripada yang
tidak berdasarkan pengetahuan. Sebuah cara untuk mengatasinya
diabetes mellitus dengan cara penerapan diet, akan tetapi banyak
penderita yang tidak patuh dalam melaksanakan diet. Dengan
pengetahuan, pasien memiliki alasan atau dasar untuk mengambil
keputusan atau pilihan karena pada dasarnya pengetahuan erat
hubungannya dengan perilaku (T. Dewi et al., 2018 p. 56).
c. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan proses penting dalam
penyembuhan suatu penyakit. Menurut Akhmadi (2009) dukungan
bisa diartikan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa
seseorang merupakan anggota aktif dalam kehidupan sehari-hari. Di
lingkungan dapat menimbulkan kekuatan dan membantu
menurunkan perasaan terisolasi karena perasaan saling terikat dalam
kegiatan sehari-hari (T. Dewi et al., 2018 p. 56).
D. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan.
Dalam sesi pengkajian hendak didapatkan bermacam data selaku dasar
dalam memastikan permasalahan keperawatan yang berhubungan dengan
kesehatan pada geriatri (Kholifah, 2016 p. 70).
Pengkajian yang dilakukan pada lansia meliputi :
a. Sistem persarafan
Adanya perubahaan dari otak yang mempengaruhi tingkat
kesadaran, wajah simetris dan daya ingat biasanya menurun.
b. Mata
d. Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi perifer (warna dan kehangatan), auskultasi denyut nadi
apical, terdapat edema atau tidak, keluhan pembengkakan vena
jugularis dan pusing.
e. Sistem gastrointestinal
Kondisi gigi, rahang dan rongga mulut, auskultasi bising usus,
palpasi adanya pelebaran kolon dan apakah perut kembung, status
gizi, ada konstipasi, diare, dan inkontinensia alvi.
f. Sistem endokrin
Adanya penurunan fungsi pada kelenjar endokrin yang
menyebabkan geriatri tidak bisa mengatasi stres, terjadi peningkatan
terhadap glukosa darah dari batas normal. Selain itu, geriatri akan
merasakan lemas dan lesu yang diakibatkan karena penurunan fungsi
kelenjar tiroid. Pada wanita akan terjadi penurunan yang
mempengaruhi menstruasi tidak teratur sedangkan pada laki-laki
akan terjadi penurunan sekresi dan kelenjar testis.
g. Sistem genitourinaria
Pengkajian pada warna dan bau urine, frekuensi, tekanan dan
desakan, nyeri saat buang air kecil, pemasukan dan pengeluaran
cairan, terjadi distensi kandung kemih, kurang minat dan adanya
kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
h. Sistem muskuloskeletal
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan mengenai status kesehatan
klien, masalah actual atau resiko dalam mengidentifikasi dan menentukan
intervensi keperawatan untuk mengurangi, mencegah atau
menghilangkan masalah kesehatan yang dialami klien secara tepat dan
jelas (Oasenea Melliany, 2018 p. 5).
a) Ketidakstabilan kadar gula darah b.d resistensi insulin d.d
mengantuk, lelah atau lesu.
b) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpapar informasi ditandai dengan kesulitan dalam menjalani
program perawatan.
c) Resiko gangguan integritas kulit atau jaringan dibuktikan dengan
perubahan status nutrisi.
(SDKI, 2018)
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Dermawan (2012) intervensi atau perencanaan merupakan
suatu proses di dalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan
awal tentang sesuatu yang akan dilakukan. Bagaimana dilakukan dari
semua tindakan keperawatan (Nurfatul Jannah, 2020 p. 1).
Rencana tindakan yang dilakukan menurut SLKI dan SIKI (2018)
sebagai berikut :
23
24
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam varibel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari obyek atau kegiatanyang mempunyai variasi tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2015 p. 57). Dalam studi kasus ini, peneliti
menggunakan definisi operasional sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter Alat ukur
operasional
H. Analisa Data
Analisa data merupakan penting dalam penelitian sebagai bahan
pengambilan keputusan untuk memcahkan masalah penelitian. Dalam arti luas
yaitu interpretasi yang berguna untuk mencari makna hasil penelitian dan tidak
hanya menjelaskan atau menganalisis tetapi juga melakukan inferensi
(generalisasi) dengan teori yang relevan dengan hasil penelitian (Setiadi,
2013).
6. Justice
Prinsip keadilan menuntut peneliti untuk tidak membeda-bedakan saat
memilih objek penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi
Desa Kemranggon merupakan salah satu desa binaan Pusekesmas
Susukan I. Jumlah penduduk di Desa Kemranggon sesuai dengan data
yang didapatkan dari sensus penduduk kelurahan adalah sekitar 2156 jiwa.
Desa Kemranggon terdiri dari 3 RW meliputi RW 1 terdiri dari 6 RT, di
RW 2 terdiri dari 4 RT dan RW 3 terdiri dari 8 RT. Dalam satu keluarga
masih banyak yang terdiri dari 2 kepala keluarga. Desa Kemranggon
termasuk desa yang sudah menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat di
kehidupan sehari-harinya. Tetapi beberapa warga masih ada yang kurang
mengetahui tentang gaya hidup sehat. Sehingga masih ada warga yang
menderita penyakit hipertensi, asam urat, stroke, dan diabetes mellitus.
Untuk mengatasi penyakit tersebut beberapa warga berobat ke puskesmas
pembantu yang berada di Desa Kemranggon, ada juga yang berobat ke
bidan desa dan ada juga yang langsung berobat ke Puseksmas Susukan I.
Kegiatan yang dilakukan oleh warga yang dapat menunjang kesehatan
saat ini sudah mulai berjalan, yaitu posyandu lansia, posyandu balita, dan
kegiatan kerja bakti. Semua warga dihimbau untuk selalu mengikuti
kegitan yang diadakan di Desa Kemranggon.
Lokasi studi kasus ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Susukan I
yang bertempat di desa Kemranggon RT 03 RW 01 Kecamatan Susukan
Kabupaten Banjarnegara.
30
31
2 Fungsi Pendengaran
a. Pendengaran berkurang v
b. Telinga berdering v
3 Fungsi paru (pernafasan)
a. Batuk lama disertai keringat v
malam v
b. Sesak nafas v
c. Berdahak/riak
4 Fungsi jantung
a. Jantung berdebar-debar v
b. Cepat lelah v
c. Pusing v
d. Nyeri/pegal daerah tengkuk v
5 Fungsi Pencernaan
a. Mual/muntah v
b. Nyeri hati v
c. Makan dan minum banyak v
d. Perubahan kebiasaan BAB v
6 Fungsi Pergerakan
a. Nyeri kaki saat berjalan v
b. Nyeri pinggang atau tulang v
belakang
c. Nyeri sendi/bengkak v
7 Fungsi Persyarafan
a. Lumpuh/kelemahan kaki atau v
tangan v
b. Kehilangan rasa v
c. Gemetar v
8 Fungsi Saluran Perkemihan
a. BAK banyak v
b. Sering BAK malam hari v
c. Tidak mampu mengontrol BAK v
JUMLAH 10
Kategori nilai :
Tidak pernah :0
Jarang :1
Sering :2
Selalu :3
c. Dukungan Lansia
Tabel 4.4 Dukungan Lansia
NO PERTANYAAN Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
Apakah lansia
1. Meluangkan waktu berbicara denga klien
2. Mau mendengarkan keluhan klien
3. Mau menanggapi apa yang di bicarakan
klien
4. Meluangkan waktu berkumpul dengan klien
5. Melibatkan klien dalam acara lansia
6. Memberi kebebasan klien untuk mengikuti
kegiatan sosial di masyarakat
7. Merawat klien dengan penuh kasih sayang
8. Menghargai pendapat klien dan melibatkan
klien dalam mengambil keputusan
9. Mau menerima klien apa adanya walaupun
1. Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang
tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya.
Bergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
mandi, serta tidak mandi sendiri.
2. Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian, mengancing/
mengikat pakaian.
Bergantung :
4. Berpindah
Mandiri :
Berpindah dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik turun dari tempat atau
kursi, tidak melakukan satu atau lebih
perpindahan
5. Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya di control
sendiri.
Bergantung :
Penggunaan kateter, diapers, pispot
Keterangan :
Analisis Hasil :
NO PERTANYAAN YA TIDAK
g. Analisa Data
Tabel 4.8 Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Data Subyektif : Kategori : Resistensi insulin
- Ny. T mengatakan Fisiologis
didiagnosa diabetes mellitus Sub. Kategori :
dan sudah menderita nutrisi dan cairan
diabetes ± 1 tahun yang lalu. Kode : D. 0027
- Ny. T mengatakan cepat Ketidakstabilan
lelah, lemas, sering kencing kadar glukosa
± 6/malam dan ±10x/hari. darah
- Ny. T mengatakan banyak
makan 3x sehari porsi
penuh, minum obat setiap
h. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
Dx.
1 Setelah dilakukan tindakan Edukasi Diet (I.12369)
keperawatan kestabilan Observasi :
kadar glukosa darah - Identifikasi pasien dan
membaik, diharapkan keluarga menerima
dengan kriteria hasil infromasi
awal akhir - Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
Lelah atau 2 5 - Identifikasi kebiasaan pola
lesu makan saat ini dan masa
Kadar 2 5 lalu
glukosa - Identifikasi persepsi pasien
dalam dan keluarga tentang diet
darah yang diprogramkan
Keterangan : Tarapeutik :
1 : meningkat - Jadwalkan waktu yang
2 : cukup memburuk tepat untuk memberikan
3 : sedang pendidikan kesehatan
4 : cukup membaik - Berikan kesempatan pasien
5 : membaik untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan
- Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang
- Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan
diet yang diprogramkan
- Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
43
44
Lelah/lesu 2 2
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi pasien dan keluarga
menerima infromasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan
saat ini
- Identifikasi kebiasaan pola makan
saat ini dan masa lalu
- Identifikasi persepsi pasien dan
keluarga tentang diet yang
diprogramkan
31/05/2021 15.00 - Mengevaluasi pasien dan keluarga S : Ny. T mengatakan siap menerima S:
menerima infromasi informasi yang diberikan mengenai diet - Ny. T mengatakan siap menerima
diabetes. informasi yang diberikan
15.15 - Mengidentifikasi tingkat S : Ny. T mengatakan diabetes itu mengenai diet diabetes
pengetahuan saat ini. (diet penyakit gula dan diet diabetes tidak - Ny. T mengatakan diabetes itu
diabetes) boleh makan yang manis-manis saja. penyakit gula dan diet diabetes
15.27 - Mengidentifikasi persepsi pasien S : Ny. T mengatakan tidak boleh makan tidak boleh makan yang manis-
dan keluarga tentang diet yang yang manis-manis seperti teh manis. manis saja
diprogramkan - Ny. T mengatakan tidak boleh
15.35 - Menjelaskan tujuan kepatuhan diet O : Ny. T tampak memperhatian dan makan yang manis-manis seperti
terhadap kesehatan mendengarkan dengan baik tentang teh manis
kepatuhan diet yang dijelaskan. - Ny. T mengatakan kini sudah tahu
15.55 - Menginformasikan makanan yang S : Ny. T mengatakan kini sudah tahu makanan yang dilarang seperti
diperbolehkan dan dilarang makanan yang dilarang seperti tidak tidak boleh makan dodol
boleh makan dodol. - Ny. T mengatakan sudah beralalih
16.10 - Menganjurkan mengganti bahan S : Ny. T mengatakan sudah beralalih dari nasi putih ke nasi merah
makanan sesuai dengan diet yang dari nasi putih ke nasi merah. - Ny. T mengatakan kini sudah tahu
diprogramkan tentang diet diabetes
O:
16.25 - Memberikan kesempatan pasien S : Ny. T mengatakan kini sudah tahu - Ny. T tampak memperhatian dan
untuk bertanya tentang diet diabetes mendengarkan dengan baik
O: tentang kepatuhan diet yang
- Ny. T tampak memperhatian dan dijelaskan
mendengarkan dengan baik tentang - Ny. T tampak kooperatif
kepatuhan diet yang dijelaskan - TD 130/80 mmHg
- Ny. T tampak kooperatif - N 86 x/menit
- TD 130/80 mmHg - S 36,2°C
- N 86 x/menit - RR 20 x/menit
- S 36,2°C A : masalah belum teratasi
- RR 20 x/menit awal akhir
Lelah/lesu 2 2
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P:
- Identifikasi tingkat pengetahuan
saat ini
- Identifikasi kebiasaan pola makan
Lelah/lesu 2 2
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi tingkat pengetahuan
saat ini
- Identifikasi kebiasaan pola makan
saat ini dan masa lalu
- Identifikasi persepsi pasien dan
keluarga tentang diet yang
diprogramkan
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
- Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet yang
diprogramkan.
02/06/2021 14.30 - Mengevaluasi tingkat pengetahuan S : Ny. T mengatakan diet diabetes tidak S:
saat ini. (diet diabetes) hanya menghindari makanan yang manis - Ny. T mengatakan diet diabetes
tapi gorengan dan ikan asin juga tidak hanya menghindari makanan
- RR 20 x/menit Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet yang
diprogramkan
- Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan
yang sesuai dengan diet
03/06/2021 15.00 - Menganjurkan mengganti bahan O : Ny. T tampak sudah bisa S:
makanan sesuai dengan diet yang menghindari makanan yang tidak boleh - Ny. T mengatakan hanya olahraga
diprogramkan dikonsumsi terlalu banyak. 1 bulan sekali saat ke Puskesmas.
- Ny. T mengatakan senang karena
15.20 - Menganjurkan melakukan S : Ny. T mengatakan hanya olahraga 1 diberikan informasi tentang resep
olahraga sesuai toleransi bulan sekali saat ke Puskesmas. makanan.
O:
15.30 - Mengajarkan cara merencanakan O : Ny. T tampak memperhatikan dan - Ny. T tampak sudah bisa
makanan yang sesuai program mendengarkan dengan baik rencana menghindari makanan yang tidak
makan yang diajarkan. boleh dikonsumsi terlalu banyak
15.45 - Merekomendasikan resep makanan S : Ny. T mengatakan senang karena - Ny. T tampak memperhatikan dan
yang sesuai dengan diet. diberikan informasi tentang resep mendengarkan dengan baik
makanan. rencana makan yang diajarkan.
O: - TD 130/80 mmHg
- Ny. T tampak sudah bisa - N 85 x/menit
menghindari makanan yang tidak - S 36,3°C
boleh dikonsumsi terlalu banyak - RR 20 x/menit
15.25 - Memberikan kesempatan pasien S : Ny. T mengatakan meminta untuk diet diabetes.
untuk bertanya selalu dibantu dalam menjalankan diet O:
diabetes. - Ny. T tampak sudah paham dalam
O: mengganti bahan makanan yang
- Ny. T tampak sudah paham dalam sesuai dengan diet.
mengganti bahan makanan yang - TD 130/80 mmHg
sesuai dengan diet. - N 86 x/menit
- TD 130/80 mmHg - S 36,5°C
- N 86 x/menit - RR 20 x/menit
- S 36,5°C A : masalah teratasi sebagian
- RR 20 x/menit awal akhir
Lelah/lesu 2 3
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan
yang sesuai dengan diet.
05/06/2021 15.00 - Menganjurkan melakukan S : Ny. T mengatakan bangun tidur jalan S:
olahraga sesuai toleransi kaki 1x putaran di halaman rumah. - Ny. T mengatakan bangun tidur
jalan kaki 1x putaran di halaman
15.10 - Mengajarkan cara merencanakan O : Ny. T tampak mendengarkan dengan rumah
makanan yang sesuai program baik. - Ny. T mengatakan meminta untuk
selalu dibantu dalam menjalankan
15.25 - Mekomendasikan resep makanan S : Ny. T mengatakan meminta untuk diet diabetes.
yang sesuai dengan diet selalu dibantu dalam menjalankan diet O:
diabetes. - Ny. T tampak mendengarkan
O: dengan baik.
- Ny. T tampak mendengarkan - TD 130/70 mmHg
dengan baik. - N 86 x/menit
- TD 130/70 mmHg - S 36,2°C
- N 86 x/menit - RR 20 x/menit
- S 36,2°C A : masalah teratasi sebagian
- RR 20 x/menit awal akhir
Lelah/lesu 2 3
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lannjutkan intervensi
- Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan
yang sesuai dengan diet,
06/06/2021 15.15 - Menganjurkan melakukan S : Ny. T mengatakan tidak berolahraga S:
olahraga sesuai toleransi - Ny. T mengatakan tidak
berolahraga
15.25 - Mengajarkan cara merencanakan O : Ny. T tampak mendengarkan dengan - Ny. T mengatakan menggunakan
makanan yang sesuai program baik. resep makan yang diajarkan
O:
15.40 - Mekomendasikan resep makanan S : Ny. T mengatakan menggunakan - Ny. T tampak mendengarkan
yang sesuai dengan diet resep makan yang diajarkan dengan baik.
O: - TD 130/80 mmHg
- Ny. T tampak mendengarkan - N 86 x/menit
dengan baik. - S 36,5°C
- TD 130/80 mmHg - RR 20 x/menit
- N 86 x/menit A : masalah teratasi sebagian
- S 36,5°C awal akhir
- RR 20 x/menit
Lelah/lesu 2 3
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan
yang sesuai dengan diet,
07/06/2021 14.30 - Menganjurkan melakukan S : Ny. T mengatakan tidak berolahraga. S:
olahraga sesuai toleransi - Ny. T mengatakan tidak
berolahraga
14.40 - Mengajarkan cara merencanakan O : Ny. T tampak mendengarkan dengan - Ny. T mengatakan meminta untuk
makanan yang sesuai program baik. selalu dibantu dalam menjalankan
diet diabetes.
14.55 - Mekomendasikan resep makanan S : Ny. T mengatakan meminta untuk O:
yang sesuai dengan diet selalu dibantu dalam menjalankan diet - Ny. T tampak mendengarkan
diabetes. dengan baik.
O: - TD 130/80 mmHg
- N 84 x/menit
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan internet
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan
yang sesuai dengan diet
10/06/2021 15.15 - Mengajarkan cara merencanakan O : Ny. T tampak mendengarkan S:
makanan yang sesuai program informasi rencana makan untuk diet - Ny. T mengatakan meminta untuk
dengan baik. selalu dibantu dalam menjalankan
15.45 - Mekomendasikan resep makanan S : Ny. T mengatakan meminta untuk diet diabetes.
yang sesuai dengan diet selalu dibantu dalam menjalankan diet O:
diabetes. - Ny. T tampak mendengarkan
O: informasi rencana makan untuk
- Ny. T tampak antusias dengan diet diet dengan baik.
yang diajarkan - Ny. T tampak antusias dengan diet
- TD 130/70 mmHg yang diajarkan
- N 88 x/menit - TD 130/70 mmHg
- S 36,2°C - N 88 x/menit
- RR 20 x/menit - S 36,2°C
- RR 20 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
awal akhir
Lelah/lesu 2 3
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Ajarkan cara merencanakan
Lelah/lesu 2 3
Kadar 2 2
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep makanan
yang sesuai dengan diet
Lelah/lesu 2 4
Kadar 2 3
glukosa
dalam darah
P : lanjutkan intervensi
- Ajarkan cara merencanakan
60
Politeknik Yakpermas Banyumas
61
agar patuh dengan diet yang sudah diajarkan. Dalam hal ini apabila
dibandingan dengan teori, maka intervensi ini cocok karena dalam
pengelolaan diabetes mellitus yang pertama dilakukan adalah dengan cara
edukasi. Dimana nantinya responden akan diberikan penyuluhan kesehatan
untuk selalu patuh terhadap diet yang sesuai. Sehingga menurut peneliti
dengan edukasi diet, penderita dapat mengetahui bagaimana cara untuk
mengontrol kadar gula darah dengan cara patuh terhadap program diet
agar penderita dapat mencegah komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit diabetes. Hal ini didukung Agustina (2011) mengatakan bahwa
edukasi merupakan dasar utama untuk pengobatan dan pencegahan
diabetes mellitus yang sempurna. Pengetahuan yang minim tentang
diabetes melitus akan lebih cepat menjurus ke arah timbulnya komplikasi
(Novyanda & Hadiyani, 2017). Selain itu, Eliana (2015) mengatakan
bahwa edukasi merupakan promosi hidup sehat sebagai bagian dari upaya
dan pencegahan dari pengelolaan diabetes mellitus secara holistik.
Dalam pencegahan dan pengelolaan dibutuhkan kesadaran penderita
untuk selalu patuh dalam program diet. Hal ini didukung oleh Heryati
(2014) yang mengatakan bahwa kepatuhan adalah kemauan individu untuk
melaksanakan perintah yang disarankan oleh orang yang berwenang, disini
adalah dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya. Wujud kepatuhan
yang tergolong patuh seperti mau memeriksakan atau mengontrol kadar
gula darah di pelayanan kesehatan terdekat dan responden juga mau
mematuhi apa yang diperintahkan oleh petugas kesehatan mengenai diet
diabetes mellitus seperti menerapkan pola makan seimbang untuk
menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepatuhan diet merupakan keaktifan
pasien untuk mengikuti aturan diet yang sudah dianjurkan oleh petugas
kesehatan dalam mengontrol kadar gula darah.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet diabetes
melitus yaitu, sikap atau perilaku individu terhadap penyakitnya,
pengetahuan, olahraga dan dukungan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang diderita. Menurut Wade dan Travis (2006) sikap atau
perilaku individu dalam hal kesehatan untuk berperilaku yang sehat serta
menjaga kesehatan itu juga dipengaruhi oleh motif individu itu sendiri.
Tanpa adanya motivasi akan mengalami ketidakpatuhan untuk mengatur
pola makan sehari-hari dalam pengaturan diet diabetes. Selanjutnya ada
tingkat pengetahuan, dimana pengetahuan yang rendah seringkali
mempengaruhi kesalahan dalam pola makan. Pernyataan tersebut
didukung Waspadji (2007) faktor yang sangat penting penderita diabetes
dalam melaksanakan tindakan keperawatan dengan berdasarkan
pengetahuan yang akan lebih mudah dilaksanakan daripada yang tidak
berdasarkan pengetahuan. Dengan pengetahuan, pasien memiliki alasan
atau dasar untuk mengambil keputusan atau pilihan dan pengetahuan erat
hubungannya dengan perilaku (T. Dewi et al., 2018 p. 56). Kemudian
olahraga, dimana pasien diabetes disarankan untuk olahraga minimal 3
kali seminggu paling sedikit 30 menit. Olahraga yang disarankan adalah
jalan kaki, bersepeda, jogging dan berenang. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga kebugaran tubuh, juga untuk menurunkan berat badan (pada
penderita obesitas) dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat
memperbaiki kadar gula dalam darah (T. Dewi et al., 2018 p. 56).
Dukungan keluarga merupakan proses penting dalam penyembuhan suatu
penyakit, dimana hal ini bisa menjadi kekuatan dan dorongan kepada
keluarga yang sakit untuk selalu patuh dengan apa yang dianjurkan oleh
tenaga kesehatan sampai sembuh. Hal ini didukung oleh Akhmadi (2009)
dukungan bisa diartikan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa
seseorang merupakan anggota aktif dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan dapat menimbulkan kekuatan dan membantu menurunkan
perasaan terisolasi karena perasaan yang sudah saling terikat (Dewi et al.,
2018).
4. Implementasi keperawatan
Implementasi dilaksanakan pada responden berdasarkan intervensi
yang sudah ditentukan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh
responden.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan selama 2 minggu, maka
kesimpulan dari penelitian studi kasus ini sebagai berikut :
1. Pengkajian pada Ny. T diperoleh hasil terkait dengan kondisi diabetes
mellitus yang kemudian dilakukan analisa data untuk dapat
memprioritaskan masalah.
2. Diagnosa yang muncul pada Ny. T ada 6, pada saat ini difokuskan pada
diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah.
3. Intervensi pada penelitian ini memfokuskan pada edukasi diet
4. Implementasi dilakukan selama 2 minggu dengan melakukan dokumentasi
secara lengkap dengan menuliskan respon pasien
5. Evaluasi dilakukan melalui evaluasi proses dan hasil, dimana pada
penelitian ini ketidaktsbilan kadar gula darah teratasi sebagian dengan
kriteria hasil kadar gula darah membaik dari 2 menjadi 3 dengan
didapatkan hasil GDS 228 mg/dL, lelah atau lesu membaik dari 2 menjadi
4.
B. Saran
1. Responden
Diharapkan pada penderita diabetes mellitus untuk menambah wawasan
serta meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus dalam
menjalankan diet dan diharapkan kepada pasien untuk meningkatkan
penerimaan informasi seputar penanganan diabetes mellitus khususnya
tentang diet.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan sebagai petugas kesehatan untuk membantu, menerapkan,
mengajarkan dan dapat meningkatkan pemberian informasi tentang diet
kepada pasien diabetes mellitus yang benar sehingga dapat menurunkan
73
Politeknik Yakpermas Banyumas
74
serta menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal atau stabil dan
mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Dapat menjadi edukator yang baik
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan, pengetahuan, kemampuan serta
motivasi pasien dalam menjalankan diet diabetes mellitus.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat
dijadikan informasi untuk penelitian selanjutnya yang dapat digunakan
sebagai tambahan referensi atau tambahan pustaka.
4. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan
penelitian ini dengan sampel yang lebih besar untuk penelitian yang lebih
baik dari meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pasien
diabetes mellitus.
Dalimartha, S., & Felix Adrian. (2012). Makanan dan Herbal untuk Penderita
Diabetes Mellitus (B. P. W. (ed.)). Penebar Swadaya.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=7UdYCwAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PP1&dq=info:BiWqTo-lMdcJ. (Diakses pada 17 November
2020).
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (1st ed., p. 1). Deepublish.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=3FmACAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PR6&dq=info:Vck3vBl9mLIJ:/&ots=VHRuKVAGoP&sig=VGL-
-4OKqJESmqHkafM2ZZMhPtQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false.
(Diakses pada 17 November 2020).
Dewi, T., Amir, A., & Sabir, M. (2018). Kepatuhan Diet Pasien DM Berdasarkan
Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Di Wilayah Puskesmas
Sudiang Raya. Jurnal Media Gizi Pangan, Vol. 25, Edisi 1, 2018 p. 55–63.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kepatuhan+
diet&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DgOKEjbJn7WUJ. (Diakses pada 17
November 2020).
Handayani, et al., (2018). Cek Kesehatan dan konseling dalam Upaya Pencegahan
Penyakit Hipertensi, DM dan GOUT pada Peserta Sepeda Sehat di Alun-
Alun Karanganyar Kebumen. The 7 University Research Colloqium 2018.
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, 236–240.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2017&
q=cek+kesehatan+dan+konseling&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dn1l8y
ixM9X4J. (Diakses pada 24 November 2020).
Hauri, L. Z., & Faridah, I. N. (2019). Kajian Efektivitas Penggunaan Obat Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di 3 Puskesmas Kota Yogyakarta the
Study of Effectiveness of Drug Use for the Diabetes Mellitus Type 2
Patients in 3 Health Centers in Yogyakarta City. Naskah Publikasi 2019.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kajian+efekt
ivitas+penggunaan&oq=kajia#d=gs_qabs&u=%23p%3D-u6mzi2tc50J.
(Diakses pada 25 November 2020).
Husaeni, H. (2018). Studi Kasus Pada Pasien Tn. B Dengan Diabetes Mellitus Di
Ruang IGD Rumah Sakit Labuang Baji Makasar. https:neliti.com.(Diakses
pada 15 Desember 2020).
Indrawati, E. K. A., Studi, P., Gizi, I., Kesehatan, F. I., & Surakarta, U. M. (2019).
Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Asupan Karbohidrat Pasien
Diabetes Melitus Pada Prolanis Di Puskesmas Gilingan Surakarta.
Naskah Publikasi 2019 p. 11.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=eka+indraw
ati&oq=eka+indra#d=gs_qabs&u=%23p%3DzZiM87c2YdIJ. (Diakses
pada 5 Januari 2021).
Isnaeni, N. F., Risti, N. K., Maryawati, H., & Arsy, K. M. (2017). Tingkat
Pendidikan, Pengetahuan Gizi dan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes
Mellitus (DM) Rawat Jalan RSUD Karanganyar. (p.41).
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/116.
(Diakses pada 30 Maret 2021).
Kartika, U., et al., (2016). Pengaruh Shalat Dalam Menurunkan Tingkat Ansietas
dan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Journal
of Nurshing and Health (JNH) Volume 1 No. 2 September 2016 nomor 46-
53. http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/45.
(Diakses pada 25 Mei 2021).
KEMENKES RI. (2019). Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, ISSN 2442-7659 1–8.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hari+diabete
s+sedunia+tahun+2018&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DKStXyRGGJM
cJ. (Diakses pada 27 November 2020).
Mamesah, F. P. I., Runtuwene, M., Katuuk, M., Studi, P., Keperawatan, I.,
Kedokteran, F., & Ratulangi, U. S. (2019).. Hubungan Motivasi Intrinsik
Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Puskesmas
Ranotana Weru, 7(1), 1–7.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/24330. (Diakses
pada 5 April 2021).
Nataliyani, W. D., Astuti, D., & Kartika, U. (2017). Asuhan Keperawatan Pada
Ny. A Dengan Diabetes Mellitus Tipe II Di Ruang Flamboyan RSUD Dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Journal of Nurshing and Health
(JNH) Volume 2 No. 2 Tahun 2017, 38-44.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/93.
(Diakses pada 25 Mei 2021).
Rudini, D., et al. (2018). Analisis Pengaruh Kepatuhan Pola Diet Terhadap
Kadar Gula Darah DM Tipe II. Jurnal Keperawatan Universitas Jambi
No. 3 Vol. 2 (2018). https://online-
journal.unja.ac.id/JNJ/article/view/6497. (Diakses pada 5 Juni 2021).
Rudijanto, A., et al. (2015). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 Di Indonesia. PB. PERKENI. Cetakan 2015.
Silaban, et al. (2019). Ankle Brachial Indeks ( ABI ), Kadar Glukosa Darah dan
Nutrisi Pada Ulkus Diabetikum. Jurnal Edurance : Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan 4(3), 454.
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/4560.
(Diakses pada 23 November 2020).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 1. DPP PPNI. Cetakan III 2017.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Edisi 1. DPP PPNI. Cetakan II 2019
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1. DPP PPNI. Cetakan II 2018
darah lalu
- Identifikasi persepsi pasien
Keterangan :
dan keluarga tentang diet
1 : Meningkat
yang diprogramkan
2 : Cukup memburuk
Tarapeutik :
3 : Sedang
- Jadwalkan waktu yang tepat
4 : Cukup membaik
untuk emberikan
5 : Membaik
pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan pasien
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
- Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet
yang diprogramkan
- Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
- Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai
program
- Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet, jika perlu.
2 Setelah dilakukan tindakan Edukasi Perilaku Upaya
keperawatan, perilaku Kesehatan
kesehatan meningkat dengan Observasi :
kriteria hasil Identifikasi kesiapan dan
awal akhir kemampuan menerima
Kemampu 2 5 informasi
an Tarapeutik :
an budaya.
Berat 3 5 (mis.
badan kesukaan/ketidaksukaan
tubuh Tarapeutik :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Pengkajian :
I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi Dan Kesehatan
1. Karakteristik Demografi
a. Identitas Klien
1) Nama :
2) Umur :
3) Jenis Kelamin :
4) Agama :
5) Pendidikan Terakhir :
6) Status perkawinan :
7) Suku Bangsa :
8) Alamat Rumah :
9) Orang yang paling dekat dihubungi:
10) Alamat/telepon :
b. Identitas Lansia Terdekat/Lansia Dimana Klien Tinggal :
1) Nama :
2) Alamat :
3) Hubungan dengan klien :
c. Riwayat Pekerjaan
1) Pekerjaan saat ini :
2) Pekerjaan sebelumnya :
3) Sumber pendapatan :
4) Kecukupan dari kebutuhan :
d. Riwayat Lansia
1) Saudara kandung
2) Riwayat kematian dalam lansia ( 1 tahun terakhir )
a) Nama :
b) Usia :
c) Penyebab :
e. Lingkungan Tempat Tinggal
1) Jenis rumah/tempat tinggal :
2) Jumlah kamar :
3) Jumlah orang yang tinggal di rumah :
4) Apakah rumah bertingkat :
5) Privasi :
6) Risiko injury :
7) Jelaskan :
8) Tetangga terdekat :
9) Alamat/telepon :
f. Aktifitas Rekreasi dan Pengisian Waktu Luang
1) Hobby/interes :
2) Bepergian/wisata :
3) Kunjungan lansia :
4) Keanggotaan organisasi :
g. Uraian dari kegiatan khusus sehari-hari
2. Karakteristik Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
1) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :
2) Status kesehatan umum selama 5 tahun terakhir :
3) Gejala yang dirasakan/keluhan-keluhan kesehatan utama:
4) Penanganan /pengobatan
a) Berobat ke rumah sakit :
b) Ke Puskesmas :
c) Dokter Praktek :
d) Lain-lain :
5) Obat-obatan
a) Nama :
b) Dosis :
c) Bagaimana/kapan menggunakannya:
d) Dokter yang menginstruksikan :
e) Tanggal resep :
6) Nutrisi
a) Diet khusus
b) Riwayat peningkatan/penurunan berat badan
c) Pola konsumsi makanan (frekuensi, makan
sendiri/dengan orang lain)
d) Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan
makanan
e) Kebiasaan
b. Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit masa kanak-kanak
2) Penyakit kronik
3) Trauma
4) Perawatan di rumah sakit (alasan,tanggal,tempat, durasi,
dokter)
5) Operasi (jenis, tanggal, tempat, alsan, dokter)
6) Riwayat obstetrik
c. Riwayat keluarga
1) Gambarkan silsilah/genogram
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran :
2) Tinggi badan :
3) Berat Badan :
4) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah :
b) Nadi :
c) Pernafasan :
d) Suhu :
5) Kepala dan leher :
6) Thorak
Paru
I:
P:
P:
A:
7) Abdomen
I:
A:
P:
P:
8) Ekstremitas
Ektermitas atas :
Ekstermitas bawah :
Sistem persyarafan :
e. Status eliminasi :
f. Status mobilisasi :
g. Status ekonomi kesehatan :
1. Fungsi penglihatan :
a. Penglihatan kabur
b. Mata berair
c. Nyeri pada mata
2. Fungsi pendengaran
a. Pendengaran berkurang
b. Telinga berdering
3. Fungsi paru (pernafasan)
a. Batuk lama disertai keringat malam
b. Sesak nafas
c. Berdahak /riak
4. Fungsi Jantung
a. Jantung berdebar-debar
b. Cepat lelah
c. Pusing
d. Nyeri/pegal daerah tengkuk
5. Fungsi Pencernaan
a. Mual / muntah
b. Nyeri ulu hati
c. Makan dan minum banyak
d. Perubahan kebiasaan BAB (diare atau
sembelit)
6. Fungsi pergerakan
a. Nyeri kaki saat berjalan
b. Nyeri pinggang atau tulang belakang
c. Nyeri sendi/bengkak
7. Fungsi persarafan
a. Lumpuh/kelemahan kaki atau tangan
b. Kehilangan rasa
c. Gemetar
8. Fungsi saluran perkemihan
a. BAK banyak
b. Sering BAK malam hari
c. Tidak mampu mengontrol BAK
Nilai total
Analisa Hasil:
C. Dukungan Lansia
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
Apakah lansia
NO Pertanyaan Ya Tidak
KRISMA NURDIANTI
NIM 18.062
I. Latar Belakang
Menurut Dipiro, et al., (2015) diabetes mellitus merupakan penyakit
degenerative yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan
abnormalitass metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan
oleh penurunan sensitivitas isulin dan menyebabkan komplikasi (Hauri &
Faridah, 2019 p. 3). Diabetes mellitus juga merupakan penyakit yang sering
dijumpai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Masalah penyakit
diabetes mellitus penting untuk mendapat perhatian petugas kesehatan karena
meningkatnya kejadian diabetes mellitus di masyarakat. Selain itu, komplikasi
akibat penyakit diabetes melitus dapat berakibat fatal bagi penderita apabila
tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang benar. Salah satu
penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu dengan melakukan kepatuhan diet.
Diet bagi pasien diabetes mellitus merupakan faktor yang paling penting
dalam mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil dan dalam batas normal.
II. Tujuan
a. Tujuan umum
Harapannya setelah diberi pedidikan kesehatan diharapkan klien
dapat mengetahui diet pada penderita diabetes mellitus.
b. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, diharapkan klien mampu :
1. Menjelaskan pengertian diet.
2. Menyebutkan tujuan dari diet diabetes mellitus.
3. Menyebutkan prinsip dari 3 J.
4. Mengetahui makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan
pada penderita diabetes mellitus.
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
a. Ceramah.
b. Diskusi.
VI. Setting
PENYULUH
Tn. X Anggota
keluarga
VIII. Evaluasi
a. Menyimpulkan tentang materi yang telah disampaikan.
b. Menanyakan apakah ada yang belum dipahami.
MATERI
D. Pedoman Makan
Makanan yang diperbolehkan
1. Karbohidrat (nasi, roti, singkong, kentang, dan lain-lain).
2. Protein (ikan, ayam tanpa kulit, tempe, tahu, kacang-kacangan).
3. Lemak (makanan yang dipanggang, dikukus, direbus, atau dibakar).
4. Buah-buahan tinggi serat (jeruk, papaya, manga, dan lain-lain).
5. Sayur-sayuran (banyam, buncis, kacang panjang, wortel, dan lain-lain).
Makanan yang dibatasi
1. Bergula (gula pasir, gula merah, sirup, jelly, susu kental manis, dodol, dan
lain-lain).
2. Lemak (makanan siap saji, gorengan, martabak, dan lain-lain).
3. Banyak garam (ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan, dan lain-
lain), jika ada riwayat hipertensi.
E. Referensi
Jannah, Miftachul. 2015. https://id.scribd.com/doc/264777673/SAP-DM-
doc
Utimkesan, Januarius. 2017.
https://semester78bfikes.blogspot.com/2017/10/satuan-acara-penyuluhan-sap-dm
Anggrainishnta. 2017. https://id.scribd.com/document/360047562/Materi-
Leaflet-Diabetes-Melitus
Lampiran 9 : Lembar Observasi Hasil Pengelolaan
Nama
Usia
Jenis kelamin
Alamat
No Pernyataan Ya Tidak