Anda di halaman 1dari 3

“JURNALISME” Tak akan tergantikan oleh AI

Akhir – akhir ini banyak juga yang membicarakan tentang Open AI atau
kecerdasan buatan, Open AI sendiri memiliki versi prototipe yang diberi nama Chat
GPT. Kecerdasan buatan dengan model chat bot tersebut dapat menuliskan apa
saja, mulai dari puisi, esay, artikel berita, cerpen, sampai kode program komputer.
Sangking cerdas dan canggihnya AI tersebut banyak dari pegiat jurnalis yang
merasa khawatir akan pekerjaannya yang tergantikan oleh AI di masa depan nanti.
Hal ini pun bukan karena kekhawatiran belaka, memang ancaman berkurangnya
lapangan pekerjaan bukan hanya omong kosong.
McKinsey global telah melakukan penelitian pada tahun 2017 yang dimana
mereka meyimpulkan bahwa 50% dari pekerjaan di seluruh dunia dapat digantikan
oleh teknologi. Begitu juga dengan IPPR (Institue for Public Policy Research)
menyimpilkan bahwa 44% pekerjaan di Ingris memiliki resiko tinggi untuk digantikan
oleh AI dan robot dalam 20 tahun ke depan.
Di China agensi berita besar bernama Xinhua berhasil menerapkan sistem
otomatisasi dalam membuat berita dengan menggunakan AI. Berita yang dihasilkan
merupakan hasil data yang telah di input dan dilengkapi dengan teks, foto serta
video yang disesuaikan.
Setelah mengetahui ini sebenarnya para jurnalis tidak perlu khawatir, karena
AI sendiri tidak menggantikan peran jurnalisme secara langsung melainkan hanya
membantu memaksimalkan pekerjaan jurnalis kedepannya. Seperti yang telah
disebutkan, AI hanya membuat berita berdasarkan data yang telah diinput. Di sini
lah peran manusia tak akan tergantikan dalam mengumpulkan data atau informasi
dari berbagai sumber, melakukan investigasi, dan memverifikasi kebenaran
informasi yang ada.

Sedangkan untuk Chat GPT sendiri juga tidak dapat menuliskan sebuah
berita secara langsung, ini terbukti saat Tim BP Litbang mencoba untuk meminta AI
menuliskan sebuah berita dan malah memberikan sebuah referensi yang dapat
dicoba.
Hal lain yang tak dapat dilakukan oleh Chat GPT adalah dalam menuliskan
tentang Opini terhadap suatu hal. Begitu kami memerintahkan Chat GPT menuliskan
pandangan terhadap salah satu tokoh, dan memberikan alasan bahwa hanya dapat
memberikan informasi yang objektif dan akurat.

Informasi yang diberikannya pun tak sepenuhnya akurat. Seperti yang


dilakukan Ahsan Ridhoi dalam tulisannya di jurno.id. Ia menanyakan syarat untuk
menjadi calon Presiden RI yang dimana sekilas tampak benar. Disitu tertulis Minimal
berusia 45 tahun saat mencalonkan diri, namun merujuk UU Nomor 7 tahun 2017
tentang Pemilu yang merupakan aturan terbaru dan digunakan sampai sekarang,
batas minimal usia calon presiden adalah 40 tahun, berpendidikan minimal SMA
atau sederajat, dan tak harus melepaskan jabatan sebagai anggota DPR.

Source image: Jurno.id

Meskipun kita telah mengetahui jika Jurnalis tak akan terganti, bukan berarti
kita tenang tenang saja. Sebagai manusia kita harus mawas diri dan
mempersiapkan diri untuk kedepannya. Upgrade skill memang sangat diperlukan
selain itu merasa haus akan pengetahuan juga sangat penting agar kita tidak
tertinggal informasi.
Referensi :
https://www.mckinsey.com/featured-insights/future-of-work/jobs-lost-jobs-gained-
what-the-future-of-work-will-mean-for-jobs-skills-and-wages
https://medium.com/@ranggaaaji/ancaman-perkembangan-artificial-intelligence-ai-
dan-robot-terhadap-pekerja-media-di-indonesia-4db433ae8b23
https://jurno.id/chat-gpt-memang-keren-tapi-jurnalis-tak-perlu-takut-kehilangan-
pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai