Menilik Kawasan Mangrove
Menilik Kawasan Mangrove
Permasalahan Mangrove
Sumber : https://lh.surabaya.go.id/
Menurut data Lingkungan Hidup Kota Surabaya pada tahun 2017, isu sampah
di pantai timur Surabaya (PAMURBAYA) memang menjadi masalah yang harus
diselesaikan. Terdeteksi delapan dari sebelas lokasi sampling di Pamurbaya
dipenuhi oleh banyaknya sampah, baik plastik maupun non plastik (non degradable).
Beberapa titik seperti Wonorejo dan Gunung Anyar juga banyak ditemukan sampah,
apalagi sampah itu terlilit di tumbuhan – tumbuhan sehingga tidak dapat mengalir
dan terus berada disana.
Disebutkan juga sampah – sampah yang tersangkut baik pada akar pohon
maupun tumbuhan, dapat membuat mekanisme tumbuh kembang mangrove
terganggu. karena substrat menjadi terhalang dan tidak bisa ditumbuhi oleh
propagule-propagule yang siap untuk tumbuh sebagai individu baru.
Propagule sangat erat kaitannya dengan mangrove, propagule sendiri dapat
diartikan sebagai bibit dari tanaman yang sudah berkecambah. Jika propagule tidak
dapat tumbuh dengan baik, biota – biota lain semakin lama akan kehilangan tempat
tinggal. Makanan bagi hewan – hewan disekitar mangrove juga berkurang, ini dapat
mengakibatkan mereka mencari makanan ke tempat lain sehingga dapat masuk ke
perkarangan warga.
Penelitian yang dilakukan oleh Rumah Mangrove Surabaya menemukan
bahwa selain biota – biota kecil, satwa liar juga banyak ditemukan seperti burung,
monyet, kucing bakau, biawak dan buaya. “jadi kawasan mangrove Pantai Timur
Surabaya khususnya Wonorejo itu kaya akan keanekaragaman hayati, sehingga
memang harus kita jaga dan harus kita lestarikan”. Tutur wawan.
Karena kondisi hutan mangrove yang lebat dan beberapa sampah tidak bisa
diambil dengan mudah, maka harus dilakukan dengan secara manual dan regular
agar dapat diambil dan dibuang ke luar area mangrove.
Banyak upaya yang telah dilakukan baik oleh warga sekitar, kelompok,
komunitas, instansi dan sebagainya. Tentu saja hal ini sangat efektif dalam menjaga
mangrove.
Sebenarnya pemerintah sendiri, khususnya Dinas Lingkungan Hidup
Surabaya telah melakukan penanganan dengan menerapkan cara manual. Selain itu
cara – cara edukatif dengan memberikan pengetahuan mengenai pentingnya
mangrove melalui berita, buku, poster dan sebagainya menjadi hal penting yang
dibutuhkan.
Kendati begitu sampah tak bisa sepenuhnya menghilang dari mangrove,
kemungkinan penumpukan sampah akan terus terjadi. Sampah dapat berdatangan
dari sungai luar kawasan mangrove. Selain karena masalah sampah yang datang
dari luar kawasan mangrove, sampah serta limbah dari rumah – rumah atau
pemukiman warga juga punya perannya.