Anda di halaman 1dari 11

A.

Definisi Pers dan Jurnalistik

secara bahasa, Pers berarti media. Berasal dari bahasa Inggris Press yaitu
cetak. Apakah media itu hanya media cetak? tentunya tidak. Pada awal
kemunculan, media memang terbatas hanya pada media cetak. Seiring percepatan
tekhnologi dan komunikasi, ragam media mulai meluas. Muncul media Elektrik :
audio. Audio visual (pandang-dengar) sampai internet. Jadi Pers adalah sarana
atau wadah untuk menyiarkan produk-produk jurnalistik.

Sedangkan jurnalistik adalah suatu aktivis dalam menghasilkan berita


maupun opini. Jurnalistik atau journalisme berasal dari kata journal, artinya
catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari. Menurut Mac. Dugal
menyebutkan bahwa jurnalistik adalah kegiatan menghimpun berita, mencari
fakta dan melaporkan peristiwa. Mulai dari perencanaan, peliputan, dan penulisan
yang hasilnya disiarkan pada publik atau khalayak pembaca melalui media/pers.
Jadi, jurnalistik merupakan proses aktif untuk melahirkan berita. Hasil dari prosesJurnalistik
sangat penting keberadaanya dimanapun dan kapanpun.
Subtansi didalamnya tidak mengenal perubahan-perubahan, sosial, politik,
ekonomi, dan pemerintahan. Tujuan jurnalistik adalah untuk meyampaikan
informasi kepada khalayak umum atau masyarakat secara jelas.

B. FUNGSI PERS

Media mempunyai peran yang signifikan antara lain: fungsi informatif,


fungsi kontrol, fungsi interpretatif, menghibur, regeneratif, dan ekonomi. Berikut
ini penjabaran mengenai fungsi-fungsi tersebut tersebut :

1) Menyiarkan informasi (informatife) Merupakan fungsi yang pertama dan utama karena
khayalak pembaca memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini.
2) Mendidik (to educate) Sebagai sarana pendidikan massa (mass education). Isi dari media atau
hal yang dimuat dalam media yang mengandung unsur pengetahuan sehingga khayalak
pembaca bertambah pengetahuannya.
3) Menghibur (to entertaint) Khayalak pembaca selain membutuhkan informasi juga
membutuhkan hiburan.
4) Mempengaruhi (control sosial) Tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan sosial ada
kejanggalan- kejanggalan baik langsung maupun tidak langsung yang berdampak pada
kehidupan sosial. Maka, media dimungkinkan menjadi control sosial, karena isi dari media
bersifat mempengaruhi.
5) Fungsi kontrol yaitu menyajikan berita yang sifatnya berkesinambungan
tentang suatu kejadian yang berkelanjutan.
6) Fungsi interpretatif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan
sehingga segala penafsiran kurang jelas akan ditemukan kebenarannya.
7) Untuk fungsi regeneratif ialah mengulas suatu kejadian dari sudut pandang
kejadian masa lalu. Berita yang disamapaikan biasanya mengungkap
sejarah dimasa lampau untuk kepentingan masa sekarang.
8) Fungsi ekonomi ialah melayani sistem ekonomi melalui iklan. Media
koran, radio, dan televisi pastilah memasukkan peluan iklan sebagai
sumber kekayan produksi media tersebut. Oleh karena itu,fungsi ekonomi
sangat besar andilnya bagi media maupun masyarakat pengguna rubrik
iklan.

Tiga peran Pers berdasarkan konsep demokrasi:

a. Pers sebagai penggonggong bila serigala datang (watchdog) Pers sebagai pemberi peringatan
dini terhadap sikap dan perilaku penyelenggara negara yang menyimpang dari prinsip-prinsip
clean anda good governance.

b. Pers sebagai pasar gagasan terbuka (open Market places of ideas) Sebagai wadah dialog,
membenturkan gagasan yang bermakna dan yang tidak bermakna serta memberikan gagasan
yang mampu mencerahkan.

c. Pers sebagai kekuatan ke-4 (The Fourth Branch of Power) Dalam perspektif demokrasi,
distribution of power diantara keempat pilar demikrasi: eksekuti, legislatif, yudikatif, dan pers
haruslaing mendung, tidak saling mensubordinasi atau mengkooptasi. Karena suara pers
didengar sebgai suara rakyat dalam sebuah negara demokrasi
C. SYARAT – SYARAT JURNALISTIK
Syarat-syarat bagi jurnalistik yang bertanggung jawab pada masyarakat adalah sebagai
berikut.
1. Media harus menyampaikan berita/informasi sehari-hari yang dapat dipercaya,
lengkap, cerdas, dan bermakna. Artinya informasi yang disampaikan dalam media tidak
boleh berbohong, harus dapat memisahkan antara fakta dan opini serta teruji
kebenarannya.
2. Media dapat berperan sebagai forum untuk pertukaran komentar dan kritik. Media
merupakan milik masyarakat dan sumber informasinya pun untuk masyarakat.Segala
sesuatu sumber informasi yang disampaikan dalam media adalah untuk kepentingan dan
memberikan manfaat sebesar- besarnya untuk masyarakat.
3. Media mampu menjadi wakil menyampaikan informasi anggota kelompok masyarakat.
Artinya informasi kolektif yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat harus di
sugguhkan dengan jelas.Ia harus mencangkup aspirasi-aspirasi kelompok, tetapi media
tidak boleh mengungkapkan kelemahan dan kekurangan anggota kelompok.
4. Media mampu menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai-nilai masyarakat.
Informasi yang disampaikan harus mampu mendidik dan menyampaikan nilai-nilai
budaya, seni, pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Media selalu terbuka untuk mengakses perubahan-perubahan yang
berkembang dalam masyarakat.

D. MENGENAL BERITA

Secara sederhana, berita merupakan laporan seorang wartawan/jurnalis


mengenai fakta. Karena ada banyak fakta dalam kehidupan atau realitas sosial,
lantas apakah fakta/realitas merupakan berita ? tidak ? fakta itu akan menjadi
berita setelah dilaporkan oleh seorang wartawan. Karena itu berita merupakan
konstruksi dari sebuah fakta. Lantas seperti apa fakta yang semestinya dilaporkan
wartawa lalu menjadi berita ?

Secara teoritis ada banyak sekali ukuran berita, namun secara umum
ukuran berita dibagi menjadi dua, yaitu : penting dan menarik. Kemudian,
seberapa penting dan menarikkah suatu peristiwa untuk dijadikan berita ? maka
untuk mempertimbangkan hal tersebut dibutuhkan nilai-nilai prtimbangan untuk
menentukan suatu peristiwa itu layak dijadikan berita. Dalam jurnalistik nilai-nilai
tersebut disebut News Value (nilai berita)

E. Objek Berita
Karena berita adalah laporan yang ditulis oleh seorang jurnalis, maka
objek beritanya adalah fakta. Dan fakta dalam jurnalistik dikenal dalam berbagai
keriteria, yaitu :
1. Peristiwa

Peristiwa adalah suatu kejadian yang baru terjadi, artinya kejadian itu
hanya sekali terjadi.

2. Kasus

Kasus adalah kejadian yang tidak selesai setelah peristiwa terjadi.


Maksudnya kejadian tersebut masih meninggalkan kejadian selanjutnya,
peristiwa melahirkan peristiwa selanjutnya. Maka kejadian demi kejadian
tersebut disebut kaus.

3. Fenomena

Fenomena adalah suatu kasus yang ternyata tidak terjadi hanya pada batas
territorial tertentu, artinya kasus tersebut sudah mewabah, terjadi dimana-
mana.

F. Unsur-unsur berita
Berita merupakan hasil rekonstruksi dari fakta (peristiwa) oleh wartawan,
maka diperlukan perangkat untuk merekonstruksikan peristiwa tersebut. Pada
umumnya manusia membutuhkan jawaban atas rasa ingin tahunya dalam enam
hal yang dikenal dengan 5W+1H :
1. What (apa yang terjadi)
2. Who (siapa yang terlibat)
3. Where (dimana peristiwa itu terjadi)
4. When (kapan peristiwa itu terjadi
5. Why (mengapa peristiwa itu terjadi)
6. How (bagaimana peristiwa itu terjadi)

G. Kaidah penulisan berita


Dalam penulisan berita, menkonstruk peristiwa tidaklah semena-mena,
akan tetapi harus berdasarkan kaidah-kaidah jurnalistik, yang dikenal dengan
konsep ABC (Accurancy, Balance, Clarity).
1. Accurancy (akurasi)

Akurasi merupakan pondasi segala macam penulisan bentuk


jurnalistik. Apabila penulis melakukan kesalahan dalam hal ini, maka ia
melakukan pembodohan dan membohongi khayalak pembaca. Perhatikan
beberapa hal berikut untuk menjaga akurasi dalam penulisan berita :

a. Dapatkan berita yang benar

b. Lakukan Re-cek pada data yang diperoleh

c. Jangan mudah berspekulasi dengan isu atau desas-desus

d. Informasi dan data dapat dipertanggung jawabkan

2. Balance (keseimbangan)

Keseimbangan merupakan kaidah dalam penulisan berita. Sering


terjadi dalam karya jurnalistik terkesan berat sebelah dengan
menguntungkan satu pihak tertentu dan merugikan ihak lain.
Keseimbangan dimungkinksn dengn mengkomodir kedua golongan
(misalnya dalam penulisan berita tentang konflik). Hal in dalam jurnalistik
disebut “both side covered”

2. Clarity (kejelasan)

Faktor kejelasan bisa diukur dari pemahaman khayalak tentang isi


dan maksud berita yang disampaikan. Bukan jelas dalam konteks tekhnis,
namun lebih condong pada faktor topik, alur pemikiran, kejelasan kalimat,
kemudian pemahaman bahasa dan pernyataan penulisan lainnya.

H. Struktur penulisan berita


Dalam berita terdapat struktur atau susunan beritadan bagian-bagian
berita. Maka sebelum mengenal struktur penulisan berita kita harus mengenal
bagian-bagian berita terdahulu. Bagian-bagian berita dimulai dari Kepala Berita
atau judul (Head News), Topi Berita : yang menunjukkan lokasi peristiwa dan
identitas media (misalnya, Surabaya SP) biasanya digunakan untuk penulisan
Straight News, Intro : diletakkan setelah judul, berfungsi sebagai penjelasan judul
dan gambaran umum isi berita, Tubuh Berita (News Body) : bisa dikatakan
sebagai isi berita.
Adapun struktur penulisan berita adalah :
1. Piramida terbalik

Pokok atau inti berita yang diletakkan diawal-awal paragraf (1-2 paragraf)
namun bukan berarti paragraf selanjutnya tidak penting, Cuma bukan
merupakan inti berita. Biasanya digunakan dalam penulisan Straigh News.
2. Balok tegak

Inti atau pokok berita tidak hanya diletakkan diawal paragraf tetapi juga
terdapat diawal, ditengah, dan akhir paragraf. Biasanya digunakan dalam
penulisan Depth News (Indepth Reporting ataupun Investigasi Reporting).
3. Spiral

Isi berita didalamnya menjawab pertanyaan antara paragraf 1 dan paragraph 2.

BENTUK PENULISAN BERITA

A. STRAIGHT NEWS (berita langsung)

a. Definisi

Straight News atau yang sering disebut berita langsung merupakan


bentuk penulisan berita yang paling sederhana, hanya dengan menyajikan
unsur 4W (who, what, when, where) maka tulisan tersebut bisa langsung
menjadi berita. Namun bukan berarti Straight News menafikkan unsur (why
dan how). Karena itu bentuk penyajian itupun juga diatur sedemikian rupa,
sehingga khayalak pembaca bisa mengetahui pesan pertama yang
terkandung dalam berita itu tanpa perlu membaca seluruh isi berita. Pola
penulisan Straight News sering dipakai media massa yang punya massa edar
harian. Sedangkan media massa yang terbit berkala menggunakan pola
penulisan Features dan Depth News.

Tidak semua fakta bisa ditulis dalam bentuk Straight News, karena
Straight News sangat terikat dengan unsur kebaruan (aktualitas). Maka
suatu fakta ditulis dengan bentuk Straight News apabila :

1. Informasi/berita tentang peristiwa dan bukan fenomena ataupun kasus.

2. Informasi/berita itu penting untuk segera diketahui khayalak

3. Baru (aktual)

b. Karakteristik Straight News

1. Strukturnya piramida terbalik

2. Deskripsinya lugas ; hanya engemukakan fakta-fakta yang perlu untuk

kejelasan berita

2. Irama atau lenggam cerita terkesan terburu-buru.

B. DEPTH NEWS

a. Definisi

Berita ini biasa disebut laporan mendalam, karena digunakan menuliskan


permasalahan yang penting dan menarik secara lebih lengkap, bersifat mendalam
dan analisis, dimensinya lebih luas. Berita ini ditulis berdasarkan terencana, dan
membutuhkan waktu panjang karena merupakan hasil liputan terencana, maka
diperlukan persiapan yang matang sehingga dalam penulisan Indepth-Reporting
ini membutuhkan outline sebagai kerangka acuan dalam penggalian data sampai
analisa data.

Dalam Depth News maka penulisan berita penekannya pada unsur


How(bagaimana) dan Why (mengapa). Mencari dan memaparkan jawaban How
dan Why secara lebih rinci dan banyak dimensi.

b. Karakteristik Depth News

1. Strukturnya balok tegak

2. Deskripsinya analisis ; banyak mengungkap kata-kata penting dan pendukung untuk


kejelasan berita.

3. Lenggang cerita mengikat (berkesinambungan) antara paragraphsebelumnya dan


selanjutnya.

4. Lebih mendalam dalam menguraikan fakta.

C. FEATURES
a. Pengertian
Berita ini lazim disebut berita kisah (narasi) atau cerita pendek non fiksi.
Dikatakan non fiksi karena tetap berdasarkan pada fakta. Features juga disebut berita
ringan (Soft News) karena gaya penulisannya yang indah memikat, naratif,
proasis, imajinatif, dan bahasanya lugas.
Features biasanya menggunakan suatu peristiwa (realitas sosial) yang
biasanya tidak terlalu menjadi perhatian publik dan isinya lebih menekankan pada
sisi Human Interest (menarik minat dan perasaan khayalak pembaca).
Model penulisan Features dalam penulisan berita tidak terikat aktualitas,
namun dalam penulisan Features dibutuhkan kepekaan dan ketajaman menangkap
fenomena dalam realitas sosial melalui pengamatan dan wawancara yang
mendalam, serta riset dikumentasi yang cermat.
b. Ragam Features
1. Historikal Features
Menceritakan kejadian-kejadian yang menonjol pada waktu yang telah lewat, namun
masih tetap mempunyai nilai human interest.
3. Profile features
Mengemukakan pengalaman pribadi seorang atau kelompok.
Khalayak pembaca bisa mengetahui sepak terjang tokoh tersebut,
motivasinya, wawasannya, kerangka berfikirnya. Dan dikemas seolah-olah
kisah pngakuan diri dari orang yang bersangkutan.
4. Adventures features
Menyajikan kejadian unik dan menarik yang dialami seseorang atau
kelompok dalam perjalanan ke suatu daerah tertentu, baik tentang alam
maupun masyarakat.
5. Trend features
Mengungkakan kisah tentang kehidupan sekelompok anak manusia
ataupun perubahan gaya hidupnya dalam proses transformasi social.
6. Seasonal features
Mengisahkan aspek baru dari sutu peristiwa teragenda, seperti saat
lebaran, natal, peringatan hari lahir tokoh nasional, dsb.
7. How-to-do-it
Mengungkapkan bagaimana suatuperbuatan seperti tulisan tentang
pemanfaatan daun sirih sebagai obat keluarga atau bagimana cara
menghapuskan virus computer.
8. Explanatori/Backgrounder
Mengisahkan sesuatu yang terjadi di balik peristiwa atau penjekasan
mengapa hal itu terjadi, misalnya mengisahkan sesuatu yang terjadi di
balik peristiwa atau penjelasan mengapa hal itu terjadi. Misalkan tentang
pemogokan buruh, mengapa pemogokan itu terjadi, sbab apa yang yang
melatar belakangi pemogakan, dll.
9. Human interest features Menceritakan tentang kisah hidup anak manusia yang
menyentuh perasaan, sperti seorang mahasiswa yang terus kuliah dengan
mengandalkan keringatnya sendiri. Penulisan ini ditekankan kepad tingkah laku
hidupnya bukan personnya.
c. Karakteristik Features
Ada beberapa karakteristik dari Features, antaranya;
1. Teras berita (lead) bebas asal menarik
2. Strukturnya bebas tapi tetep ringkas dan terus menarik
3. Bagian akhir tulisan dapat meninggalkan pesan pada pembaca
4. Lenggang cerita terkesan santai
5. Deskripsi bervariasi, mengungkapkan detil-detil yang menyentuh atau yang
membangkitkan emosi.
D. OPINI
Karakteristik Opini
Karakteristikdan sifat opini secara umum bisa dibedakan dengan 3 jenis, yaitu:
1. Deskriptif: tulisan yang hanya menggambarkan atau melukisan suatu peristiwa secara
utuh. Tulisan deskriptif ini dipakai oleh penulis, biasanya untuk medudukkan sebuah
peristiwa atau masalah yang sedang dibicarakan orang banyak. Dengan mendeskripsikan
peristiwa dan masalah secara utuh, penulis mencoba mejelaskan kepada pembaca tentang
peristiwa atau masalah yang sebenarnya.
2. Eksposisi: tulisan yang mengandung gagasan baru yang dicoba ditawarkan dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan pada peristiwa/kasus/fenomena yang terjadi di
dalam kehidupan masyarakat. Misalnya....
3. Argumentasi: tulisan yang mengetengahkan pendapat-pendapat tentang suatu masalah
atau peristiwa dengan menggunakan alasan-alasan kuat, baik dengan mendasarkan
pendapatnya dengan penalaran rasional maupun dengan data faktual terpecaya. Tulisan
agrumentatif ini bisa penilaian, penolakan, atau menguatkan gagasan dan pendapat diri
sendiri atau orang lain tentang suatu masalah/peristiwa.
4. Persuasi: tulisan yang dirangkai oleh penulis dalam rangka untuk memengaruhi
pembaca agar mengikuti apa yang dikehendaki penulis.

METODE PENGGALIAN DATA


A. Definisi penggalian data
Dalam pembuatan berita, data menempati poisi penting karenamelalui
datalah peristiwa (fakta) dapat dilaporkan. Data merupakan “mind dari seuatu
peristiwa, dan penulis menyajikan konstruksi dari peristiwa tersebut yang
disususn dari berbagai data. Ada beberapa cara penggalian data yaitu :
1. Pengamatan
Dilakukan untuk mendapatkan data tentang kejadian
2. Wawancara
Dilakukan untuk Cross Check demi akurasi data yang diperoleh melalui
pengamatan
3. Literaty
Data juga dapat diperoleh melalui data literaty terhadap dokumen-
dokumen dengan suatu fakta kejadian atau fenomena.
B. Observasi
Observasi dilakukan pada tahap awal pencarian data terhadap sesuatu.
Dalam pengamatan sangat mengandalkan kepekaan indrawi (lihat, dengar, cium,
sentuh) dalam mengamati realitas. Namun dalam pengamatannya, seorang
observatory tidak boleh melakukan penilaian terhadap sesuatu yang diamatiya.
Kegiatan observasi terkait dengan pekerjaan memahami realitas detail-
detail kejadian yang berlangsung. Untuk itu diperlukan upaya memfokuskan pada
obyek-obyek yang tengah diamati.
Observasi memerlukan pengamatan yang kritis, luas. Namun tetap tajam
dalam mempelajari rincian objek yang ada dihadapannya. Untuk mendapatkan
pengamatan yang obyektif, si pengamat harus dapat mengontrol emosional dan
mampu menjaga jarak dengan segala rincian obyek yang diamati.
Dalam penggalian data observasi ini bersifat langsung dan orisional.
Langsung artinya dalam pengamatan tidak berdasarkan teori, pikiran, dan
pendapat. Ia menemukan langsung apa yang hendak dicarinya. Orisinal artinya
hasil pengamatannya merupakan hasil serapan indranya, bukan yang dilaporkan dari
orang lain.
C. Wawancara
Wawancara merupakan aktivitas yang dilakukan dalam jurnalistik untuk
memperoleh data. Dalam menggali data tidak mungkin bagi seorang jurnalis
untuk menulis berita hanya mengandalkan hasil observasi, tanpa melakukan
wawancara. Karena dengan wawancara bisa memperoleh kelengkapan data
tentang peristiwa. Perlu diperhatikan bahwa wawancara bukanlah proses tanya jawab.
Wawancara lebih luas dari proses tanya jawab. Tujuan umum wawancara untuk
merekonstruksi kejadian.
D. Teknik wawancara
1. Menguasai permasalahan ; ini sangat penting untuk menghindari Miss
Understanding antara pewawancara dan yang diwawancarai.
2. Ajukan pertanyaan yang lebih spesifik ; pertanyaan yang lebih spesifik
akan lebih membantu dan mempermudah dalam mengarahkan topik
pembicaraan.
3. Jangan menggurui ; karena wawancara bukan proses tanya jawab, tetapi
aktivitas membanguningatan terhadap peristiwa yang baru terjadi maupun
sudah lampau.

Anda mungkin juga menyukai