Tugas Geriatri Sarana Prasarana Di Singapura
Tugas Geriatri Sarana Prasarana Di Singapura
DISUSUN OLEH :
2023
BAB I
PENDAHULUAN
fenomena penuaan penduduk di banyak negara di seluruh dunia. Semakin banyak orang
mencapai usia lanjut, yang menyebabkan peningkatan permintaan akan perawatan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Penuaan populasi ini menuntut adanya fasilitas kesehatan
yang khusus dan terkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan medis, rehabilitasi, dan sosial lansia.
Sarana dan prasarana fasilitas geriatri yang terletak di Singapura, telah membangun
reputasinya dalam memberikan layanan medis terdepan kepada pasien dari seluruh dunia juga
menetapkan standar yang tinggi dalam perawatan geriatric yang mengintegrasi perawatan lansia
jangka panjang dengan perawatan kuratif dan preventif. Mereka memahami kompleksitas dan
tantangan yang terkait dengan merawat lansia, dan telah berinvestasi dalam sarana dan prasarana
Selain sarana fisik yang memadai, negara Singapur juga memiliki pusat geriatri yang
terintegrasi. Pusat geriatri ini melibatkan tim medis yang terdiri dari dokter geriatri, perawat
geriatri, ahli terapi fisik dan okupasi, serta ahli gizi yang terlatih dalam perawatan dan
manajemen kesehatan lansia. Tim multidisiplin ini bekerja bersama untuk menyusun rencana
yang khusus kepada lansia, Mayo Clinic telah menjadi salah satu lembaga perawatan kesehatan
terdepan dalam bidang geriatri. Keberhasilan mereka dalam memberikan perawatan yang efektif
dan inovatif bagi populasi lansia telah memperkuat reputasi Mayo Clinic dan menjadi acuan bagi
a. Mengetahui definisi geriatri serta aspek perawatan yang harus diberikan pada geriatri.
Singapura.
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah geriatri pertama kali dipakai oleh Ignatz Nascher pada tahun 1909. Geriatri
pengobatan, dan pelayanan kepada pasien usia lanjut (Sudoyo dkk, 2006). Menurut Peraturan
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi
penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin. Sedangkan lanjut usia (lansia) adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut Kementerian Kesehatan RI
(2012), lansia dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut
usia (60-69 tahun), dan lanjut usia risiko tinggi ( > 70 tahun atau usia > 60 tahun dengan masalah
kesehatan).
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia ialah kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia akan mengalami
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Pasien Geriatri merupakan pasien
lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi,
sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu.
Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi (Nasrullah, 2016):
Kata geriatri pertama kali ditemukan pada tahun 5000 SM dalam Ayurveda, naskah
kedokteran India kuno. Ayurveda terdiri atas 8 cabang, salah satunya ilmu geriatri (rasayana)
yang didefinisikan sebagai rasayanam cha tat jneyam yat jara vyadhi nashanam yang berarti
cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada penuaan dini dan tatalaksana penyakit terkait usia
lanjut. Aristoteles, menggunakan kata eugeria (eu berarti perilaku baik dan geria berarti
perlakuan terhadap usia lanjut) pada buku pertamanya yang ditulis tahun 367 SM. Kata eugeria
digunakan untuk menjelaskan successful ageing, yaitu hidup lama, bahagia, mandiri, dan tidak
sakit. Pada zaman Romawi Kuno (45 SM-476 M), Seneca menulis bahwa usia tua merupakan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat ditunda dengan latihan jasmani dan diet
yang tepat. Pada tahun 898- 980 M, Algizar seorang dokter Arab menulis buku kesehatan pada
usia lanjut mengenai kepikunan, cara meningkatkan memori, dan gangguan tidur. Avicenna pada
tahun 1025 M menulis buku The Canon of Medicine: Regimen of Old Age yang menyatakan
bahwa usia lanjut memerlukan tidur yang cukup, latihan jasmani seperti berjalan dan berkuda,
diet tepat, serta tata laksana konstipasi. Pada tahun 1849 George Day membuat publikasi pertama
Belgrade, Serbia. Charcot mempelajari penyakit yang biasa terjadi pada usia lanjut dan
memberikan saran untuk membentuk spesialisasi perawatan usia lanjut. Istilah geriatri
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1909 oleh dr. Ignatz Leo Nascher (Bapak Geriatri).
Nascher menekankan bahwa usia lanjut dan penyakitnya harus mendapat tempat tersendiri dalam
ilmu kedokteran.
Ilmu kedokteran geriatri moderen di Inggris dipelopori oleh Marjorie Warren. Ibu
Geriatri itu menyatakan bahwa pasien dengan kondisi kronis dapat pulih menjadi mandiri dengan
tatalaksana yang benar. Warren memperkenalkan konsep team- based rehabilitation dan alat
bantu mobilitas pada penanganan pasien geriatri. Tokoh geriatri lainnya yaitu Bernard Isaacs
memerkenalkan istilah geriatric giants: imobilisasi dan instabilitas, inkontinensia, dan gangguan
fungsi kognitif.
Gerontologi berasal dari kata gerontos (usia lanjut) dan logos (ilmu). Dengan demikian
dapat diartikan sebagai ilmu yang memelajari seluk beluk kehidupan individu usia lanjut.
Geriatric medicine berasal dari kata geron (usia lanjut) dan iatreia (perawatan penyakit),
sehingga geriatric medicine diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang memelajari penyakit
dan masalah kesehatan pada usia lanjut menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan tata laksana.
Saat ini ilmu geriatri menjadi sangat penting dan wajib dipahami tenaga kesehatan karena secara
Singapura merupakan negara modern yang terdiri atas beragam etnis dengan slogan
promosi 'Uniquely Singapore'. Singapura tumbuh menjadi negara yang mempunyai pengaruh
besar dalam perdagangan, komunikasi dan pariwisata dunia. Posisi startegis Singapura
modern bagi wisatawan, sarana transportasi yang memadai dan budaya. Komunikasi memiliki
peranan penting untuk membangun jaringan pasar dunia. Dalam perdagangan, Singapura
merupakan jalur transportasi yang strategis sehingga Singapura memegang peranan penting
Singapura merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang terletak sekitar 137 km
sebelah utara dari khatulistiwa di ujung selatan Semenanjung Malaysia dan terletak di antara
Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Wilayah Singapura terdiri atas pulau Singapura dan 58
pulau lainnya. Lebih dari dua pulau di wilayah Singapura tidak berpenghuni. Sepanjang 42 km
dari barat ke timur dan 23 km dari utara ke selatan menjadikan Singapura menjadi negara
Singapura merupakan salah satu negara tetangga Indonesia yang maju, kecil, dengan
jumlah populasi sebanyak di kota Bandung. Anggaran biaya bagi kesehatan nasional sebesar
4,47% dari GDP di tahun 2016 (Tan, Lam, Matchar, Zee, & Wong, 2021) Negara Singapura
telah mencapai kesehatan cakupan semesta (Universal Health Coverage) melalui sistem
pembiayaan campuran dan memiliki sistem pelayanan kesehatan yang baik. Berdasarkan data
CEOWORLD Health Care Index (2021), Singapura memperoleh sistem pelayanan kesehatan
terbaik di dunia dengan peringkat ke- 15. MediShield Life merupakan salah satu asuransi
kesehatan yang bersifat wajib dimiliki oleh seluruh warga Singapura dan memberikan
perlindungan seumur hidup terhadap biaya kesehatan yang tinggi dari pelayanan rawat inap dan
beberapa pelayanan rawat jalan. Asuransi tersebut tidak menanggung pelayanan pada layanan
rawat jalan tingkat primer serta spesialistik dan obat peresepan. Pembayaran iuran sebagian
disubsidi oleh pemerintah berdasarkan pendapatan warga, tetapi juga ada tabungan wajib
kesehatan yang disebut sebagai Medisave. Medisave merupakan tabungan wajib bagi seluruh
pekerja dan residen permanen sebesar 8 hingga 10,5% tergantung dari usia. Terakhir adalah
MediFund biaya dari negara ketika warga Singapura dan Medisave tidak dapat atau cukup
menanggung biaya kesehatan tersebut (Tan et al., 2021) (Tikkanen, Osborn, Mossialos,
tidak dipengaruhi oleh kelas perawatan, namun keputusan tergantung pada pemilihan ruang
rawat pada pasien. Apabila pasien memilih ruang rawatan dengan 8 tempat tidur di satu ruangan,
maka akan disubsidi 85%, jika pasien memilih ruang rawatan 1 tempat tidur di satu ruangan,
maka tidak disubsidi. Sedangkan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat primer
seperti di poliklinik, maka akan disubsidi sebesar 75%, dan dihitung berdasarkan jumlah
pendapatan. Layanan pasien di gawat darurat akan ditanggung seluruhnya. Selain itu, di dalam
Medishield Life juga menentukan maksimal klaim per tahun, tetapi tidak ada batasan untuk
seumur hidup. Penggunaan MediSave juga dibatasi agar memiliki biaya yang cukup untuk
membiayai kebutuhan dasar di saat usia tua. Melalui strategi-strategi di atas, maka terdapat biaya
lebih yang dapat digunakan kembali untuk mensubsidi silang bagi warga negara Singapura.
Demikian juga warga negara Singapura dapat mengurangi biaya OOP (How & Fock, 2014)
semakin menua, sehingga menimbulkan risiko terjadinya kekurangan biaya di dalam MediSave.
Dengan risiko tersebut, pemerintah Singapura telah merencanakan berbagai paket asuransi untuk
membantu warga negara usia lanjut, seperti The Pioneer Generation Package dan The Merdeka
Generation Package. Untuk mempertahankan mutu layanan kesehatan, maka Singapura telah
menerapkan “Satu Pasien, Satu Rekam Medik”, di mana keseluruhan Rekam Medik dilindungi
dan dimiliki oleh Kementerian Kesehatan, untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan serta
mengurangi biaya dan pemeriksaan yang tidak diperlukan (How & Fock, 2014) (Tikkanen et al.,
2020).
lebih cepat dibanding dengan 10 tahun yang lalu. Pada tahun 2016-2017, warga yang berusia 65
tahun ke atas naik dari 13.7% menjadi 14.4 %. Prosentase tingkat kehidupan juga lebih tinggi
sementara tingkat kelahiran tetap rendah. Sementara itu di tahun 2019, populasi lansia yang
berusia antara 65-69 tahun adalah 221.3 ribu, diperkirakan prosentasi lansia dengan usia 65
singapore/).
negara ini adalah 581.680 orang. Mereka menyumbang 14,4% dari populasi penduduk Singapura
pada tahun 2019. Jumlah tersebut melonjak menjadi 76% dari 330.132 dalam satu dekade lalu,
dan lebih dari dua kali lipat 235.296 pada tahun 2000. Diprediksi, pada tahun 2030, jumlah
mereka yang berusia 65 ke atas diproyeksikan meningkat menjadi 900.000, yang berarti satu dari
empat orang Singapura akan berada dalam kelompok usia tersebut, naik dari satu dari tujuh saat
65 ke atas) mencapai 4,5 pada tahun 2019. Kementerian Kesehatan (Depkes) memproyeksikan
bahwa angka tersebut dapat turun lebih dari setengahnya menjadi 2 banding 1 pada tahun 2030.
Dengan meningkatnya populasi lansia, pemerintah Singapura sadar bahwa fasilitas perawatan
lansia perlu ditingkatkan untuk memastikan lansia dapat menua dengan nyaman dan bermartabat.
Rumah Kebajikan adalah salah satu tempat yang diperuntukan untuk para lansia yang
beroperasi di bawah pantauan Kementrian Sosial dan Keluarga (Ministry of Social and Family
Development (msf.gov.sg)). Kementrian ini memiliki unit kerja yang bertanggung jawab pada
Dukungan Fakir Miskin dan Rumah Perlindungan (The Destiture and Shelter Support Branch
(DSSB), juga bertanggung jawab pada sepuluh rumah yang telah dikategorikan sebagai Rumah
Kebajikan di bawah Destitute Person Act, serta mengkhususkan pada perawatan, pendaftaran
masuk, dan pemulihan fakir miskin. MSFD juga berkuasa untuk menangani pendaftaran Rumah
Kebajikan yang tunduk pada peraturan perundangan dan peruntukan Destitute Persons Act.
Pendirian rumah kebajikan ini juga merupakan upaya untuk membantu golongan yang
memerlukan dan yang terpinggirkan. Prinsipnya, kepedulian untuk merawat golongan yang
kurang mampu merupakan indikasi masyarakat yang prihatin dan penyayang. Setiap
warganegara dan keluarga semestinya membantu mereka agar memiliki kesempatan untuk hidup
lebih dihormati dan memiliki harga diri. Selain itu, individu yang menghadapi kesulitan hidup
harus diberi pertolongan untuk meringankan beban serta membantu kedudukan keuangan yang
mandiri. Ini akan membuat para lansia meneruskan untuk menyumbang secara positif kepada
negara.
Saat ini, terdapat 77 panti jompo, campuran fasilitas publik, swasta dan nirlaba, dengan
total 16.059 tempat tidur. Ini memberikan perawatan residensial jangka panjang untuk manula
yang memiliki dukungan keluarga terbatas atau tidak ada sama sekali dan membutuhkan bantuan
khusus.
Rumah-rumah kebajikan ini dikelola oleh VWOs (Voluntary Welfare Officers – Pegawai
Kebajikan Sukarelawan). Namun, ada beberapa prinsip panduan dalam mengelola rumah-rumah
(a) Keluarga bertanggung jawab untuk kebaikan dan kesejahteraan para anggota
keluarganya. Diharapkan para penghuni rumah kebajikan ini dapat kembali kepangkuan
keluarga. Rumah Kebajikan hanyalah tempat tinggal sementara untuk mereka; dan
(b) Para penghuni akan dilatih untuk mencapai pemulihan di rumah kebajikan dan di
pusat aktivitas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tahap fungsi kemampuan fisik agar
MSFD adalah departemen utama yang memberi bantuan sosial untuk para lansia yang
terimbas dan masuk dalam bagian Ministerial Committee of Ageing (MCA). MCA dipimpin
oleh Encik Gan Kim Yong, menteri yang bertanggung jawab tentang isu penuaan, dan beliau
Family Development (msf.gov.sg)). MCA juga bekerjasama dengan berbagai kementerian dan
(c) Perkembangan kesehatan dan layanan perawatan sosial dan fasilitas; dan
(d) Pembangunan tenaga manusia untuk perawatan para lansia.
MSFD melahirkan sifat peduli (heartware) untuk penduduk Singapura melalui dasar-
adalah untuk memupuk daya tahan dan peduli masyarakat untuk dapat mengatasi tantangan.
Untuk organisasi sosial, operasi pembiayaan dan fasilitas diperoleh dari masyarakat dan
perkhidmatan kediaman untuk yang kurang mampu, keluarga dan individu yang memerlukan,
kanak-kanak, remaja dan dewasa serta yang lanjut usia. Organisasi pelayanan sosial dilantik oleh
(a) Pembiayaan pada tenaga manusia dan biaya operasi yang berulang untuk
melaksanakan layanan
(b) Pembiayaan modal untuk fasilitas, termasuk konstruksi, renovasi, pembelian perkakas
dan pelengkapan
(c) Contoh-contoh program termasuk di pusat layanan keluarga, rumah kurang upaya
Dana pelatihan pengasuh (The Caregivers Training Grant- CTG) akan membantu pengasuh
untuk mengembangkan kemahiran mereka agar dapat memberi perawatan yang lebih baik untuk
para lansia dan orang yang kurang mampu dalam hal kebutuhan fisik dan sosio-emosional.
Pelatihan ini diutamakan untuk pengasuh, pekerja sosial, individu yang kurang mampu, para
lansia yang lemah, dan para lansia yang aktif (Caregivers Training Grant | Ministry of Social and
untuk menjalani latihan memperoleh pengetahuan dan kemahiran yang dapat mengembangkan
skill pribadi sebagai tugas menjaga dan mengurus individu yang kurang mampu.
BAB III
PEMBAHASAN
Menua adalah takdir tiap manusia yang berkesempatan hidup hingga lebih dari setengah
abad. Terkadang, usai membesarkan anak dan merelakan mereka berkeluarga, seorang lanjut usia
(lansia) tak tahu bagaimana dan dimana mereka harus tinggal menghabiskan hari tua. Sebagai
negara yang penuh inovasi, Singapura akhirnya menciptakan Sarana dan prasarana fasilitas
geriatri ytelah membangun reputasinya dalam memberikan layanan medis terdepan kepada
pasien dari seluruh dunia juga menetapkan standar yang tinggi dalam perawatan geriatric yang
mengintegrasi perawatan lansia jangka panjang dengan perawatan kuratif dan preventif. Mereka
memahami kompleksitas dan tantangan yang terkait dengan merawat lansia, dan telah
berinvestasi dalam sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan unik
populasi lansia.
Selain sarana fisik yang memadai, negara Singapura juga memiliki pusat geriatri yang
terintegrasi. Pusat geriatri ini melibatkan tim medis yang terdiri dari dokter geriatri, perawat
geriatri, ahli terapi fisik dan okupasi, serta ahli gizi yang terlatih dalam perawatan dan
manajemen kesehatan lansia. Tim multidisiplin ini bekerja bersama untuk menyusun rencana
Sebuah rumah susun sewa atau rusunawa yang dapat dipergunakan oleh lansia untuk
menaruh harapan hidup yang lebih baik. Rusunawa ini dinamakan Kampung Admiralty.
Ratusan lansia tinggal dalam sebuah kamar bertipe apartemen kamar satu dengan segala sudut
ruangnya memiliki bantuan pegangan untuk gerak lansia yang terbatas. Selain fasilitas yang
terintegrasi, Singapura juga menghadirkan beragam aktivitas agar lansia tidak hanya berdiam diri
di kamar. Ada sejumlah kegiatan yang dapat diikuti mereka di dalam rusunawa tersebut. Seperti.
olahraga bagi yang mampu, juga ada kerajian tangan, kegiatan seni, atau bercocok tanam secara
dihuni kurang lebih dalam dua tahun terakhir. Pemerintah Singapura sepenuhnya adalah
pemegang kendali dan untuk biaya sewa perkamarnya dikenakan tarif berbeda sesuai dengan
luas kamar.
dan wujud dari sebuah pusat komunitas untuk lansia. Berlokasi di Woodlands Drive,
Singapura, kompleks residensial ini hadir sebagai solusi guna mengakomodasi populasi
Designboom
Dengan luas tanah sebesar 0.9 hektar dan tinggi maksimal 45 meter, WOHA Architects
ini.
Tampak atas Kampung Admiralty / K. Kopter / Archdaily
kumpul makan bersama di foodcourt yang telah tersedia. Seluruh area ini dinaungi
kegiatan masing-masing tanpa harus khawatir akan kondisi hujan atau tidak.
Konsep area terbuka ini kian diperkuat dengan bias cahaya matahari yang tercipta dari
rancangan untuk membangun area yang inklusif dan berkelanjutan serta mengoptimalkan
pencahayaan natural.
Community Plaza di Kampung Admiralty / Patrick Bingham-Hall / Archdaily
Medical Centre pada bagian tengah Kampung Admiralty diperuntukan agar warga yang
tinggal disini dapat memiliki akses yang dekat dengan healthcare. Visi ini berkaitan juga
untuk mengakomodasi warga yang tinggal disini yang didominasi dengan warga lansia
Hub).
Archdaily
Oleh karena itu, warga dari beragam usia yang dimulai dari anak-anak hingga lansia
dapat menikmati area hijau di Kampung Admiralty ini. Selain berjalan-jalan santai,
mengundang para penghuni untuk aktif dan berinteraksi dengan satu sama lain.
Community Park di Kampung Admiralty / Patrick Bingham-Hall / Archdaily
penduduknya yang telah berusia lanjut maupun penyandang disabilitas. Selama ini pun mereka
sudah memberi diskon sampai setengahnya. Singapura memperkirakan, di tahun 2030 jumlah
penyandang disabilitas dan warga lansia di atas 60 tahun akan meningkat sepertiga dari saat ini,
atau sekitar 1,2 juta orang. Per Januari 2022, di Singapura ada sekitar 975 ribu lansia dan
penyandang disabilitas pemegang kartu diskon perjalanan, yang besarnya sampai 55%.
Kebijakan itu dinilai sangat membantu dua kalangan tersebut, terutama yang berpenghasilan
rendah.
Singapura punya perspektif soal orang lanjut usia atau jompo. Mereka
3.3 Homevisite dan Perawatan Khusus Bagi Lansia (Gedung Assisi Hospice)
Menurut Juliet perawatan khusus menjadi hal yang penting bagi pasien, tidak hanya
untuk kesehatannya, tetapi juga membangun kenyamanan dan afirmasi hidup (penegasan hidup)
Hospice Juliet Ng mengatakan perawatan paliatif di rumah perawatan khusus bagi pasien dengan
Assisi merupakan rumah perawatan yang memberikan perawatan paliatif. Perawatan ini
adalah pelayanan kepada pasien yang penyembuhannya sudah tidak dapat dilakukan melalui
pengobatan kuratif, melainkan hanya dapat dikelola karena telah mencapai stadium akhir. Pasien
Gedung Assisi Hospicedi Thomson Road, Singapura ini merupakan bangunan baru yang
dibangun pada 2017. Lanskap bangunannya cukup modern dan jauh dari kesan angker. Assisi
telah melewati histori cukup panjang sejak didirikan oleh biarawati yang tergabung dalam
orang tua berumur 71--80 tahun yaitu sekitar 27 persen dari total pasien yang dirawat oleh
Assisi. Sebanyak 25 persen berumur 81--90, sebanyak 21 persen berumur 61--70 tahun, dan
sebanyak 14 persenberumur 51--60 tahun. Juga terdapat sebagian kecil pasien yang berusia di
Seorang nenek tampak berjalan keluar dari Assisi tanpa ditemani sanak keluarganya.
Bagi kita bisa jadi hal itu agak janggal. Tapi, bagi warga di sekitar Assisi Hospice hal itu
menjadi pemandangan biasa. Rupanya nenek tersebut hendak pulang ke rumah setelah mengikuti
kegiatan daycare di Assisi. Maklum, dibandingkan dengan kultur di Indonesia, orang tua di
Singapura memang cenderung lebih independen. Banyak orang tua yang tinggal tidak serumah
dengan anaknya. Sementara dari sudut pandang keluarga pasien, mereka bukanlah orang-orang
yang putus asa dalam memberikan perawatan. Justru sebaliknya, keluarga pasien menaruh
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dasar keluarga, di antaranya adalah jarak
antara tempat tinggal dan rumah perawatan, kualitas perawatan klinis, dan harga. Rumah
perawatan paliatif juga harus didukung oleh perawat profesional. Bahkan sejumlah rumah
perawatan paliatif seperti Assisi juga didukung oleh para sukarelawan. Hingga 2018, total
perawat Assisi mencapai 1.491 dan 11.021 tenaga kesehatan seperti dokter, suster, dan pekerja
Fasilitas rumah perawatan paliatif tidak boleh dibuat sembarangan. Pasien harus disuguhi
dengan lingkungan yang membangkitkan aktivitas komunal untuk menjaga kesehatan psikologis
mereka yang cenderung rentan. Misalnya, ruang hijau bagi pasien agar dapat menikmati udara
segar di luar ruangan, ruang makan yang luas agar memberikan keleluasaan pasien
bercengkrama dengan anggota keluarga ataupun pasien lainnya, dan tempat ibadah. Soal harga,
rumah perawatan paliatif di Singapura menerima jaminan sosial yang diberikan oleh negara,
layaknya BPJS Kesehatan. Sementara untuk asuransi memang masih sangat terbatas.
Kendati demikian, Assisi seringkali memberikan santunan kepada pasiennya. Assisi telah
melayani pemakaman bagi 15 pasien rawat inap yang meninggal. Saat ini anggaran Assisi
mencapai US$26 juta per tahun, sekitar dua per tiganya didukung oleh donasi. Sisanya, Assisi
mendapat sokongan dari Kementerian Kesehatan setempat. Di samping rawat inap, Assisi juga
menyediakan fasilitas daycare atau perawatan harian dengan biaya US$10 per hari
bertambahnya angka populasi lansia, baik di dalam wilayah Singapura maupun dunia.
kehidupan lansia di usia lebih dari 65 tahun dengan penanganan kesehatan yang terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Berrut, G., Andrieu, S., Araujo de Carvalho, I., Baeyens, J.P., Bergman, H., Cassim, B.,
Cerreta, F., Cesari, M., Cha, H.B., Chen, L.K. and Cherubini, A., 2013. Promoting access
to innovation for frail old persons: IAGG (International Association of Gerontology and
Geriatrics), WHO (World Health Organization) and SFGG (Societe Francaise de
Clarfield, A.M., 1990. Dr. Ignatz Nascher and the birth of geriatrics. CMAJ: Canadian
How, Choon How, & Fock, Kwong Ming. (2014). Healthcare in Singapore: the present
J.D.C. Yin, A.J. He. Health insurance reforms in Singapore and Hong Kong: How the
M. Nurjono, J. Yoong, P. Yap, S.L. Wee, H.M.J. Vrijhoef.Implementation of integrated
Care, 18 (4) (2018), pp. 1-7
pp. 2453-2454
Setiati, S., 2014. Geriatric medicine, sarkopenia, frailty, dan kualitas hidup pasien usia
Tikkanen, Roosa, Osborn, Robin, Mossialos, Elias, Djordjevic, Ana, & Wharton, George
A. (2020). International health care system profiles. The Commonwealth Fund [Internet].
Tan, Chorh Chuan, Lam, Carolyn S. P., Matchar, David B., Zee, Yoong Kang, & Wong,
John E. L. (2021). Singapore’s health-care system: key features, challenges, and shifts.