Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II

(LKJ TAHUN 2023)


KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kejaksaan Negeri Kapuas
Hulu telah menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2023
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Mentri
Negara dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Instansi Permerintah.
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu telah mendorong optimalisasi pelaksanaan
Sisten Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai budaya kerja
diseluruh satuan kerja di daerah melalui program Kejaksaan AKURAT
(Kejaksaan menuju Akuntabilitas Kinerja yang Terukur dan Terencana).
Secara umum capaian kinerja Triwulan II Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
Tahun 2023 telah sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020 – 2024 serta
Rencana Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2023. Penyelenggaran
SAKIP dirasakan memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan
control dan pengendalian atas kinerja Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu sehingga
kinerjanya dapat terukur dan terlaksana secara Akuntabel.
Pada Akhirnya kami mengucapkan terim kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan dukungan bagi Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu dala
melaksanakan kewenangan, tugas maupun fungsi yang diembannya. Selanjutnya
berbagai masukan, kritik, dan saran sangat kami perlukan bagi peningkatan
kinerja di masa mendatang khususnya dalam rangka mendukung visi dan misi
Kejaksaan Agung R.I.

Putussibau, 18 Juli 2023


Kepala Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu

Safi, S.H., M. Hum.


Jaksa Utama Pratama Nip. 19660808 199303 1 004

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM……………………………………………………………………………............ 4
B. ISU STRATEGIS………………………………………………………………………………………….. 5
BAB II RENCANA KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU TAHUN 2020 – 13
2024…………………………………………………………………………………………………………
B. SASARAN STATEGIS KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU…………………………… 14
C. POHON KINERJA………………………………………………………………………………………… 16
D. PERJANJIAN KINERJA KEPALA KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU TAHUN 19
2023 DAN PAGU ANGGARAN KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU TAHUN
2023…………………………………………………………………………………………………………
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ……………………………………………………………………………………. 22
B. REALISASI ANGGARAN……………………………………………………………………………… 45
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………………… 47

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (selanjutnya
disebut Undang-Undang Kejaksaan), Kejaksaan adalah lembaga pemerintah
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta
kewenangan lain berdasarkan undang-undang.
Tugas dan wewenang Kejaksaan R.I berdasarkan Undang-Undang
Kejaksaan adalah sebagai berikut :
1. Bidang Pidana
a) Melakukan penuntutan perkara pidana;
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan dan keputusan lepas
bersyarat;
d) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan Undang-Undang;
e) Melakukan pemeriksaan tambahan untuk melengkapi berkas
perkara tertentu.
2. Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara,
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun
di luar pengadilan untuk dan atas nama Negara atau Pemerintah
3. Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum
a) Peningkatan kesadaran masyarakat;
b) Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) Pengawasan peredaran barang cetakan;
d) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara;
e) Pencegahan penyalahgunaan dan/ atau penodaan agama;
f) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik

4
kriminal;
Selanjutnya berdasarkan Pasal 35 – 36 Undang-Undang Kejaksaan,
diatur mengenai kewenangan khusus Jaksa Agung sebagai berikut:
a. Menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan
keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan;
b. Mengefektifkan proses penegakan hukum yang diberikan oleh
undang- undang;
c. Mengesampingkan perkara demi kepentingan umum;
d. Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung
dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara;
e. Dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah
Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana;
f. Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau keluar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena keterlibatannya
dalam perkara pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
g. Memberikan izin kepada tersangka atau terdakwa untuk berobat atau
menjalani perawatan di rumah sakit dalam negeri, kecuali dalam
keadaan tertentu dapat dilakukan perawatan di luar negeri.
Pelaksanaan kekuasaan negara tersebut diselenggarakan oleh Kejaksaan
Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri. Pada Kejaksaan Negeri tertentu
terdapat juga Cabang Kejaksaan Negeri yang dipimpin oleh Kepala Cabang
Kejaksaan Negeri.

Saat ini Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu memiliki pegawai sebanyak


29 orang, dengan komposisi sebagai berikut:

Jaksa : 10 orang
Fungsional Tertentu : 1 orang
Fungsional Umum : 18 orang
Jumlah : 29 orang

B. ISU STRATEGIS
Sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat

5
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing.

Isu-isu strategis yang muncul dalam RPJMN terutama guna


mensukseskan 7 (tujuh) Prioritas Nasional Rencana Kerja Pemerintah (PN
RKP) 2023 meliputi: (1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk
pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan; (2) Mengembangkan
wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan; (3)
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing;
(4) Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan; (5)
Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar; (6) Membangun lingkungan hidup, meningkatkan
ketahanan bencana, dan perubahan iklim; serta (7) Memperkuat stabilitas
polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka isu-isu strategis dalam


pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi serta program kerja
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu di tahun 2022, dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Profesionalitas Aparatur Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam
RPJMN Tahun 2020-2024. Sumber daya manusia merupakan aset
utama yang mendukung kinerja organisasi, bahkan dapat dikatakan
bahwa sumber daya manusia yang menggerakkan organisasi.
Sebagai pendukung utama pelaksanaan tugas Kejaksaan,
klasifikasi kepegawaian dibagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi utama
yaitu: 1) Jaksa; 2) Jabatan Fungsional Lain; dan 3) Fungsional
Umum. Disamping jabatan fungsional Jaksa yang melaksanakan tugas
berdasarkan kewenangan yang melekat padanya di bidang pidana,
perdata dan TUN, keamanan dan ketertiban umum serta kewenangan
lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang, terdapat pula keberadaan
jabatan fungsional lainnya sesuai kebutuhan pengembangan organisasi
6
Kejaksaan, antara lain jabatan fungsional perencana, jabatan fungsional
Dokter, jabatan fungsional Perawat, jabatan fungsional Sandiman dan
sejumlah jabatan fungsional lainnya.
Jumlah pegawai Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu pada tahun
2023 adalah sebanyak 29 (dua puluh sembilan) orang, karena
mandapatkan penambahan CPNS sebanyak 9 orang ditahun 2022.
Pada Triwulan II tahun 2023 Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
telah mengikutsertakan Diklat 1 (satu) orang yang terdiri dari 1
(satu) orang jaksa antara lain:
a. Rustam Efend P. Simarmata, S.H. mengikuti Diklat Penanganan
Tindak Pidana Cipta Kerja Angkatan IV pada tanggal 02 Mei s.d. 15
Mei 2023 di Kampus A Badiklat.
Pengusulan Pangkat Reguler pada Triwulan II Tahun 2023 terdapat
1 (satu) orang pegawai, yaitu :
a. Riska Vebri Arianti, diusulkan kenaikan pangkat regular golongn II
A menjadi II B per April 2023.
Pengusulan CPNS menjadi PNS sebanyak 9 (sembilan) orang pada
bulan Februari 2023, antara lain:
a. Adis Putri Nelaniken, S.H. (Analis Penuntutan-Calon Ajun Jaksa
Madya);
b. Gabriela Chatrin Simanjuntak, S.H. (Analis Penuntutan-Calon Ajun
Jaksa Madya);
c. Nadzya Tanazal E. Ar, S.H. Analis Penuntutan-Calon Ajun Jaksa
Madya);
d. Sinta Ariana Rahmawati. A.Md.A.B. (Pranata Barang Bukti);
e. Sarah Ambarsari, A. Md. Kom (Pengolah Data Perkara dan Putusan);
f. Dwi Fikrin Oktoria Tumangger, A.Md. (Pranata Barang Bukti);
g. Oky Vidia Ningsih, A.Md (Pengolah Data Intelijen);
h. Wahyu Setyo Nugroho (Pengawal Tahanan atau Narapidana);
i. Hidayatullah (Pengadministrasi Penanganan Perkara).
Pengusulan Kenaikan Gaji Berkala per 01 Maret 2023 sebanyak 5
(lima) orang, antar lain;
a. Wahyu Setyo Nugroho (Pengawal Tahanan atau Narapidana);
b. Hidayatullah (Pengadministrasi Penanganan Perkara);

7
c. Djamaludin (Kaur Tata Usaha, Kepegawaian, Keuangan dan PNBP);
d. Safi, S.H., M.Hum. (Kepala Kejaksaan Negeri);
e. Windi Kartika Sakti, S.H. (Bendahara Pada Kejaksaan Negeri).
Permasalahan pada Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu terkait bahwa secara
keseluruhan kinerja bidang Pembinaan telah diupayakan secara maksimal, namun
masih perlu ditingkatkan lagi, adapun beberapa kendala sebagai berikut:
- Masih belum optimalnya pegawai yang mengikuti diklat untuk menunjang
kompetensi baik yang diselenggarakan oleh Kejaksaan ataupun Instansi lain;
- Belum optimalnya pengisian jabatan Eselon V pada Bidang Pembinaan, Seksi
Tindak Pidana Umum, Tindak Pidana Khusus, Intelijen dan Bidang datun serta
droping pegawai golongan II dan III untuk tenaga administrasi;
- PNS tata usaha yang belum memenuhi masa kerja sesuai perjanjian BKN kurang
dari 10 tahun mengusulkan pindah, sehingga dapat mengganggu optimalisasi
kinerja, sedangkan Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu memerlukan tambahan
pegawai.
- Belum optimalnya pengadaan kendaraan dinas yang diterima oleh Kejaksaan
Negeri Kapuas Hulu untuk menunjang kinerja masing-masing bidang

2. Peningkatan Akuntabilitas dan Integritas Aparatur Kejaksaan Negeri


Kapuas Hulu
Pembangunan sistem akuntabilitas kinerja menjadi salah satu
prioritas Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu, sehingga metode pemantauan
dan evaluasi serta pelaporan disadari membutuhkan dukungan sarana
teknologi informasi antara lain terkait dengan Case Management System
maupun pemantauan secara berkala terkait capaian keberhasilan kinerja
yang ditargetkan, sehingga penyajian data kepada Pemerintah,
masyarakat dan pemangku kepentingan terkait dapat dilakukan secara
real time dan akurat. Meningkatkan integritas juga dapat dilihat dari
menurunnya laporan pengaduan masyarakat terhadap dugaan oknum
penyalahgunaan kewenangan maupun penyimpangan lainnya oleh
Personil Kejaksaan.
Peningkatan kesadaran masyarakat perlu untuk diimbangi dengan
kemampuan Aparatur Pengawasan Intern untuk dapat menindaklanjuti
laporan pengaduan yang masuk sesuai dngan standar kecepatan,

8
obyektifitas dan ketelitian, sehingga hasil pemeriksaan dapat
dipertanggungjawabkan akuntabilitas dan transparansinya guna
menjawab kepercayaan masyarakat.

3.Peran Kejaksaan dalam Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi


Sesuai dengan arah kebijakan Jaksa Agung R.I, maka penegakan
hukum tidak lagi menitikberatkan kepada seberapa banyak perkara
korupsi yang ditangani, namun lebih kepada upaya untuk menjamin satu
wilayah bebas dari korupsi. Penegakan hukum bukanlah sebuah
industri yang keberhasilannya ditentukan dari banyaknya perkara yang
ditangani. Sebaliknya menegakkan hukum dikatakan berhasil apabila
tingkat kejahatan semakin menurun dan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mentaati hukum.
Sebagai salah satu sub sistem dalam masyarakat, maka tujuan
yang hendak dicapai dari upaya penegakan hukum tidaklah dapat
dipisahkan dari tujuan penyelenggaraan negara itu sendiri, yaitu untuk
mewujudkan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Jumlah
penanganan perkara tidak dapat dijadikan satu- satunya ukuran
keberhasilan upaya penegakan hukum.
Pencegahan merupakan sebuah sistem pengendalian yang
mampu menekan seminimal mungkin celah maupun kesempatan bagi
munculnya potensi penyimpangan, sedangkan peningkatan kesadaran
hukum berbicara tentang pembentukan pemahaman dan budaya hukum
masyarakat untuk dapat bersedia mentaati aturan yang dibuat demi
ketertiban dan ketenteraman hidup bersama.

Sesuai dengan tugas dan fungsi Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu


terdapat beberapa program yang dapat dioptimalkan dalam rangka
meningkatkan upaya pencegahan tindak pidana korupsi, antara lain
pelaksanaan fungsi pengamanan pembangunan strategis dan operasi
intelijen penegakan hukum di bidang ekonomi dan keuangan, pelaksanaan
fungsi pelayanan hukum gratis oleh bidang Perdata dan TUN, fungsi
penyuluhan dan penerangan hukum serta program-program peningkatan
kesadaran hukum masyarakat seperti program Jaksa Menyapa dan Jaksa
Masuk Sekolah, serta upaya meningkatkan program Zona Integritas menuju
9
Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
dilingkungan internal Kejaksaan.

Dalam prakteknya terdapat sejumlah faktor yang berpotensi


menimbulkan kompleksitas permasalahan terkait upaya pencegahan
tindak pidana korupsi, antara lain:
- Kurangnya fasilitas elektronik dalam mendukung upaya Layanan Informasi dan
Pelayanan Hukum Gratis;
- Jarak tempuh per kecamatan di kabupaten Kapuas Hulu yang cukup jauh dalam
Kegiatan/ Operasi Intelijen Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan,
Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat, Penerangan Hukum, Penyuluhan
Hukum, Pertimbangan Hukum.
- Masih perlu sosialisasi agar kewenangan Kejaksaan di bidang Datun semakin
diketahui oleh semua instansi terkait, BUMN/ BUMD dan masyarakat luar.
- Perlunya Diklat Tekhnis bagi para Jaksa Pengacara Negara (JPN) dan staf Datun
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai Bidang Datun

4. Penuntasan Penanganan Perkara Tindak Pidana


Proses peradilan pidana merupakan sebuah proses yang runtut
mulai tahapan penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang
pengadilan, pelaksanaan putusan pengadilan dan pembinaan bagi
narapidana. Dari alur proses tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
Kejaksaan menempati posisi yang strategis dalam sistem peradilan
pidana, yang rentang tugas dan fungsinya meliputi sejak tahap awal
penanganan perkara sampai dengan tahapan akhir yaitu melaksanakan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Dalam prakteknya terdapat sejumlah faktor yang berpotensi
menimbulkan kompleksitas permasalahan terkait Penanganan Perkara
Tindak Pidana, antara lain:
- Tidak adanya rutan khusus wanita dan anak di wilayah Kabupaten Kapuas
Hulu, Sehingga memerlukan perjalanan dinas kurang lebih 7 jam untuk
mengirim terdakwa atau terpidana ke Kabupaten Sintang.
- Tidak adanya anggaran untuk perjalanan dinas Sidang Tindak Pidana Korupsi
ke Pengadilan Negeri Pontianak dikarenakan jarak tempuh yang memakan
waktu 16 jam via darat.
10
- Keterlambatan pemberitahuan tentang adanya Putusan yang
berkekuatan hukum tetap kepada Jaksa Penuntut Umum. Dalam hal
ini maka terdapat kemungkinan bahwa walaupun Putusan
Pengadilan yang lebih tinggi (Pengadilan Tinggi dan atau Mahkamah
Agung) telah memutus perkara di tingkat banding maupun kasasi,
namun terdapat keterlambatan pemberitahuan mengenai adanya
putusan tersebut kepada Jaksa Penuntut Umum sehingga hal ini
berpotensi membuka peluang bagi terdakwa yang tidak beritikad
baik untuk melarikan diri guna menghindar dari
pertanggungjawaban pidana terhadap dirinya.
- Biaya Ahli Relatif Kecil sehingga menghambat Ahli untuk hadir dalam
persidangan;
- Terbatasnya Sarana dan Prasarana pada Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu Tidak
adanya ruang pemeriksaan Saksi yang memadai dan didukung Sistem Informasi
Teknologi (Jaringan Internet yang tidak stabil).
- Tertundanya proses acara di sidang pengadilan, karena saksi yang telah
dipanggil resmi tidak datang, karena berbagai kemungkinan, yaitu :
 Surat panggilan terlambat diterima yang bersangkutan;
 Saksi-saksi yang dipanggil sakit, pergi keluar daerah;
 Tempat tinggal saksi terlalu jauh dengan pengadilan.
- Masih memilah perkara untuk restorative justice.
- Sulitnya melaksanakan putusan hakim dalam hal pengembalian kerugian
keuangan Negara dan pembayaran denda dikarena terpidana sudah tidak punya
harta dan umumnya akan memilih menjalani subsidairnya.

5. Upaya Penyelamatan dan Pemulihan Aset Negara


Dalam rangka mengarusutamakan upaya penyelamatan dan
pemulihan kerugian keuangan negara dalam penanganan perkara,
berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: PER-
006/A/JA/3/2014 tanggal 20 Maret 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: PER-
009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan
Republik Indonesia telah dibentuk Pusat Pemulihan Aset (PPA). PPA
bertanggung jawab memastikan terlaksananya pemulihan aset di

11
Indonesia secara optimal dengan sistem pemulihan aset terpadu
(Integrated Asset Recovery System) secara efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
Dalam prakteknya upaya penyelamatan dan pemulihan aset dalam
proses penegakan hukum merupakan sebuah tantangan tersendiri
mengingat membutuhkan proses yang saling terintegrasi mulai tahap
penelusuran aset hasil kejahatan, pengamanan nilai aset sampai dengan
tahapan pemanfaatan aset baik melalui mekanisme lelang, hibah,
penetapan status pemanfaatan maupun bentuk lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahwa sampai dengan dibentuknya Seksi Pengelolaan Barang Bukti dan
Barang Rampasan pada masing masing Kejaksaan Negeri belum adanya SOP
sebagai pedoman dalam pelaksanaannya dan kurangnya biaya pemeliharaan
barang bukti

6. Kinerja Kejaksaan R.I. Berbasis Teknologi Informasi (TI)


Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam
pemerintahan atau yang disebut dengan e-goverment membuat
masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah
sehingga program yang dirancangkan pemerintah dapat berjalan
dengan lancar. E-goverment juga dapat mendukung pengelolaan
pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi
antara pemerintah dengan masyarakat dan pemangku kepentingan
terkait. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki
kinerja pemerintah.
Di tengah perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berjalan
sangat pesat, Kejaksaan memiliki tantangan sendiri untuk dapat menjalankan
tugas pokok dan fungsi dengan lebih baik dan efisien. Penanganan ribuan
perkara dan pengelolaan lembaga yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
membutuhkan pemanfaatan TIK yang terkelola dengan baik.

12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU TAHUN 2020-


2024
Rencana Strategis atau RENSTRA di bentuk dari Visi, Misi, Tujuan,
Kebijakan, Program dan Kegiatan yang berorientasi pada apa yang hendak
dicapai dalam kurun waktu lima tahun sehubungan dengan tugas pokok dan
fungsi Intansi/Lembaga. Renstra disusun dengan mempertimbangkan
perkembangan lingkungan strategis, di dalamnya dijabarkan kegiatan
pembangunan yang berbentuk rumusan Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan,
Program dalam mencapai tujuan pembangunan.
Sebagai acuan bagi arah kebijakan Kejaksan Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun ke depan, telah ditetapkan Rencana Strategis Kejaksaan Republik
Indonesia Tahun 2020-2024 berdasarkan Peraturan Kejaksan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 yang ditandatangani pada tanggal 30 Juni
2020. Dalam Renstra tersebut, Kejaksaan R.I menetapkan Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran Strategi, sebagai berikut:
1. VISI
Kejaksaan Republik Indonesia yang Andal, Profesional, Inovatif dan
Berintegritas dalam Pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk
Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong
Royong”.
2. MISI
a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur
Kejaksaan R.I
b. Meningkatkan Akuntabilitas Kejaksaan R.I. dan Integritas Aparatur
Kejaksaan R.I
c. Meningkatkan Peran Kejaksaan R.I. dalam Upaya Pencegahan Tindak
Pidana Korupsi; Meningkatkan Optimalisasi Kinerja Aparatur
13
Kejaksaan R.I. dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana;
d. Meningkatkan Upaya Penyelamatan dan Pemulihan Aset Negara;
e. Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan R.I. Berbasis Teknologi
Informasi (TI).

B. SASARAN STRATEGIS

Sasaran Strategis adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
Kementerian/Lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya hasil satu atau beberapa program. Sasaran strategis yang dirumuskan akan
menjadi tolak ukur yang jelas dalam penyusunan Strategi, Program dan Kegiatan
beserta Indikator Keberhasilannya.
NO SASARAN STRATEGIS TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

1. Meningkatnya Profesionalisme Aparat Kejaksaan R.I

IK.1 Persentase Aparat 30 40 50 75 90


Kejaksaan R.I. yang
memiliki sertifikat
kompetensi dan/atau
keahlian
NO SASARAN STRATEGIS TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

2. Meningkatnya akuntabilitas dan Integritas Aparat Kejaksaan R.I.

IK. 2.1 Persentase Nilai 80 85 90 95 100


Maturitas SPIP
Kejaksaan R.I.
IK. 2.2 Persentase Nilai SAKIP 80 85 87 90 95
Kejaksaan R.I.

IK. 2.3 Persentase 40 55 75 85 90


Berkurangnya
Laporan Pengaduan
Masyarakat terhadap
Aparatur Kejaksaan
R.I.
3. Terwujudnya Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi

IK.3 Persentase Kegiatan 70 75 80 85 90


yang Mendukung
Upaya Pencegahan
Tindak Pidana

14
Korupsi
4. Meningkatnya Keberhasilan Penyelesaian Tindak Pidana

IK.4.1 Persentase 90 92 95 97 99
Penyelesaian Perkara
Tindak Pidana Umum
yang memperoleh
Kekuatan Hukum
Tetap dan Dieksekusi
IK.4.2 Persentase 70 75 80 85 90
Penyelesaian Perkara
Tindak Pidana Khusus
yang memperoleh
Kekuatan Hukum
Tetap dan Dieksekusi
5. Meningkatnya Pengembalian Aset dan Kerugian Negara

IK.5.1 Persentase 75 78 80 82 85
Penyelamatan dan
Pengembalian
Kerugian Negara
melalui jalur Pidana
IK.5.2 Persentase 75 78 80 82 85
Penyelamatan dan
Pengembalian
Kerugian Negara
melalui Jalur Perdata
NO SASARAN STRATEGIS TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

6. Terwujudnya Optimalisasi Kinerja Aparatur Kejaksaan

IK.6 Persentase satuan 60 65 67 70 75


kerja Kejaksaan R.I.
yang berhasil
menerapkan sarana
dan prasarana
berbasis Teknologi
Informasi

15
C. POHON KINERJA

IKU PROGRAM FORMULASI


1.1. Persentase Nilai Persentase Satker yg Persentase Satker yg
SAKIP Kejaksaan melakukan pengelolaan melaksanakan penyerapan
keuangan scr anggaran di atas 95%
optimal

IKU PROGRAM FORMULASI


2.1 Persentase Persentase Ops intelijen bidang Laopsin
Kegiatan yg Idpoleksosbudhankam dan ----------------- x 100
Mendukung Upaya Prodin IT Sprint
Pencegahan Tipikor
Persentase embaga/pihak yang Lembaga
diberi Penyuluhan dan -------------------x 100
Penerangan Hukum Target

Audiens
-------------------- x 100
Target

Jumlah kegiatan pertimbangan Jumlah kegiatan


hukum. peiayaanan hukum dan pertimbangan hukum.
tindakan hukum lain pelayaanan hukum dan
tindakan hukum lain :
target

16
IKU PROGRAM FORMULASI

3.1. Prosentase Persentase perkara


Perkara diselesaikan melalui RJ
Penyelesaian yg diselesaikan
Perkara Pidum yang dgn keadilan ------------------------------------ x 100
memperoleh Kekuatan restoratif Perkara diusulkan RJ
Hukum
Tetap dan Dieksekusi

Persentase SPDP
perkara
Tahap I Tut
Pidum yg
inkracht
Eksekusi Badan (orang)
Eksekusi BB (unit)
Jumlah diselesaikan
----------------------------------x 100

Jumlah ditangani

IKU PROGRAM FORMULASI

3.2. Prosentase Persentase Lapdu. LID. DIK. Pra Tut. Tut.


Penyelesaian Perkara penanganan lapdu, Eksekusi Badan
Pidsus yang memperoleh lid. Dik. Pra Tut, Tut. Jumlah diselesaikan
Kekuatan Hukum Tetap Eksekusi Perkara --------------------------------- x 100
dan Dieksekusi Tipikor dan TPPU Jumlah Ditangani

Persentase Pra Tut, Tut, Eksekusi


penyelesaian perkara Badan
kepabeanan. cukai. Jumlah diselesaikan
pajak. TPPU di tahap
Pra Tut, Tut. Eksekusi ------------------------------ x 100
Jumlah Ditangani

17
IKU PROGRAM FORMULASI

4.1. Prosentase Persentase Persentase penyelesaian


Penyelamatan dan penyelesaian benda sitaan dan barang
Pengembalian penyelamatan aset rampasan melalui lelang,
Kerugian Negara negara PSP. Hibah dan ainnya
melalui jalur Pidana
Persentase penyelesaian Persentase Jumlah/nilai
pemu ihan aset negara aset hasil pemu ihan aset
dalam rangka pemenuhan
uang
pengganti/denda/pidana
tambahan lainnya,
pendampingan
Kementerian/Lembaga,
Lintas negara

Persentase pengembalian Prosentase


kerugian keuangan penyelesaian barang
negara melalui jalur rampasan, sitaan,
pidsus denda, uang pengganti
Perkara Pidsus

IKU PROGRAM FORMULASI


4.2 Prosentase Persentase perkara Perdata Litigasi
Penyelamatan dan perdata yang Diselesaikan
Pengembalian Kerugian diseesaikan melalui --------------------- x 100
Negara me a ui jalur jalur litigasi
Ditangani
Perdata Persentase perkara Perkara Non Litigasi
Perdata yang Diselesaikan
disesaikan melalui
---------------------- x 100
jalur non itigasi
Ditangani

Persentase TUN Litigasi


perkara TUN Diselesaikan
yang ditangani ---------------------- x 100
melalui jalur Ditangani
litigasi
18
Persentase pengembalian kerugian
pengemba ian negara melalui ja ur perdata
kerugian Diselesaikan
negara melalui --------------------- x 100
jaur perdata
Ditangani

D. PERJANJIAN KINERJA KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU TAHUN


2023
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu telah menetapkan Perjanjian Kinerja
Tahun 2022 sebagai komitmen pimpinan untuk melaksanakan kinerja secara
baik dan terukur sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan.
Perjanjian Kinerja Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu ditetapkan dan
ditandatangani oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu dengan target
kinerja sebagai berikut:
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Meningkatnya Persentase Aparatur Kejaksaan 50


Profesionalisme Aparatur Negeri Kapuas Hulu yang memiliki
Kejaksaan Negeri Kapuas sertifikat kompetensi dan/atau
Hulu keahlian
2. Meningkatnya Persentase Nilai Maturitas SPIP 95
Akuntabilitas dan Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
Integritas Aparatur
Kejaksaan Negeri Kapuas Persentase Nilai SAKIP 90
Hulu. Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu

Persentase Berkurangnya 85
Pengaduan Masyarakat
terhadap Aparatur Kejaksaan
Negeri Kapuas Hulu

3. Terwujudnya Upaya Persentase Kegiatan yang 85


Pencegahan Tindak Mendukung Upaya Pencegahan
Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi

4. Meningkatnya Persentase Penyelesaian 97


Keberhasilan Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum yang
Tindak memperoleh Kekuatan Hukum
Pidana Tetap dan Dieksekusi

Persentase Penyelesaian 85
Perkara Tindak Pidana Khusus yang
memperoleh Kekuatan Hukum
Tetap dan Dieksekusi

19
5. Meningkatnya Persentase Penyelamatan dan 82
Pengembalian Aset dan Pengembalian Kerugian Negara
Kerugian Negara melalui jalur Pidana

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Persentase Penyelamatan dan 82


Pengembalian Kerugian Negara
melalui Jalur Perdata

6. Terwujudnya Optimalisasi Persentase Satuan Kerja Kejaksaan 70


Kinerja Aparatur R.I. yang berhasil menerapkan
Kejaksaan sarana dan prasarana berbasis
Teknologi Informasi
Untuk melaksanakan target yang terdapat pada perjanjian kinerja
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu dengan alokasi anggaran per Program Tahun
2023 berdasarkan Perjanjian Kinerja sebesar Rp. 6.425.127.000,- (enam milyar
empat ratus dua puluh lima juta seratus dua puluh tujuh ribu rupiah), yaitu
sebagai berikut:
No Kegiatan Pagu Anggaran
1. Penambahan Layanan Internet, Instalasi, Jaringan Rp. 30.000.000,-
dan Langganan Vsat
2. Layanan Dukungan Manajemen Satker Rp. 20.225.000,-
3. Layanan Perkantoran Rp. 5.314.877.000,-
4. Pembuatan Pos Pemilu Rp. 119.200.000,-
4. Kegiatan/ Operasi Intelijen Penyelidikan, Rp. 13.640.000,-
Pengamanan dan Penggalangan
5. Kegiatan Pengawasan Aliran Kepercayaan Rp. 9.300.000,-
Masyarakat
6. Penerangan Hukum Rp. 9.460.000,-
7. Penyuluhan Hukum Rp. 31.800.000,-
8. Pra Penuntutan Perkara Pidana Umum Rp. 10.625.000,-
9. Prapenuntutan dan Penuntutan Pidana Umum Rp. 159.000.000,-
10. Tahap Upaya Hukum dan Eksekusi Pidana Umum Rp. 10.000.000,-
11. Penyelidikan Perkara Tipikor dan Pencucian Uang Rp. 59.600.000,-
12. Penyidikan Perkara Tipikor dan Pencucian Uang Rp. 200.000.000,-
13. Prapenuntutan dan Penuntutan Tipikor dan Rp. 336.000.000,-

20
Tindak Pidana Khusus Lain
14. Eksekusi Tipikor dan Tindak Pidana Khusus Lain Rp. 24.000.000,-
15. Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara Rp. 13.000.000,-
16. Layanan Informasi dan Pelayanan Hukum Gratis Rp. 4.800.000,-
17. Pertimbangan Hukum Rp. 6.600.000,-
18. Pemeliharaan, Pemusnahan dan Penyelesaian Rp. 50.000.000,-
Barang Bukti/Sitaan/ Rampasan
19. Restorative Justice Perkara Tindak Pidana Umum Rp. 3.000.000,-
JUMLAH Rp. 6.425.127.000,-

BAB III
21
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA
1. Sasaran Strategis “Meningkatnya Akuntabilitas dan Integritas Aparatur
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu”
Sesuai dengan pohon kinerja Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu, maka Sasaran
Strategis Meningkatnya Akuntabilitas dan Integritas Aparatur Kejaksaan
Negeri Kapuas Hulu, diukur dari indikator kinerja sasaran strategis 1.1.
Persentase nila i SAKIP Kejaksaa n da n indikato r dan 1. 2 Persent ase
Ber kurangnya Pe ngaduan Mas ya rakat terhadap Aparatur Kejaksaan RI
dengan cascading kinerja.
Adapun terhadap indikator-indikator kinerja tersebut, capaian kinerja
Triwulan II Tahun 2023 dapat diuraikan sebagai berikut :
1.1. Persentase Nilai SAKIP Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis Persentase
Nilai SAKIP Kejaksaan pada tingkat Kejaksaan Kejaksaan Negeri
diuraikan dalam indikator program sebagai berikut:
1.1.1 Persentase pengelolaan keuangan secara optimal
Persentase pengelolaan keuangan diukur dengan menggunakan
formulasi:
Persentase Realisasi Anggaran (22.93%)
---------------------------------------------------- x 100 = 24.13%
Target Realisasi Anggaran (95%)
Maka diperoleh tren capaian kinerja sebagai berikut:
Tahun Triwulan Realisasi Kinerja
Anggaran
2022 I 21%
2023 I 24.13%

Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu masih mengopimalkan peningkatan


capaian terhadap target renstra tersebut dengan mengoptimalkn setiap
kegiatan dan anggaran di setiap triwulan 2023.

1.2 Persentase Berkurangnya Pengaduan Masyarakat terhadap Aparatur


Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
22
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis Persentase Berkurangnya
Pengaduan Masyarakat terhadap Aparatur Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
diuraikan dalam indikator Berkurangnya Pengaduan Masyarakat terhadap Aparatur
Kejaksaan RI, sebagai berikut:
1.2.1 Persentase Penyelesaian Laporan Pengaduan Masyarakat
Jumlah Lapdu yang diselesaikan (0)
------------------------------------------------ x 100 = 0%
Jumlah Lapdu (0)
Capaian Kinerja Triwulan II Tahun 2023 terhadap indikator Persentase
penyelesaian laporan pengaduan masyarakat sebagai berikut :

Tahun Triwulan
Capaian Kinerja Riil

Jumlah Lapdu yang Jumlah


Dieselesaiakan Lapdu %

2022 I 0 0 0%
2023 I 0 0 0%

Terhadap capaian kinerja Triwulan II Tahun 2023, yaitu 0% karena tidak ada
laporan pengaduan masyarakat terhadap Aparatur Kejaksaan Negeri Kapuas
Hulu.
2. Sasaran Strategis "Terwujudnya Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi"
Persentase pencapaian Sasaran Strategis 2 Terwujudnya Upaya Pencegahan Tindak
Pidana Korupsi diukur dari indikator kinerja berupa:

Indikator Sasaran Strategis Indikator Kinerja


2.1. Persentase Kegiatan 2.1.1. Persentase pelaksanaan operasi
yang Mendukung Upaya intelijen yang berkaitan dengan bidang
Pencegahan Korupsi ideologi, politik, sosial, budaya dan
kemasyarakatan, ekonomi dan keuangan,
ketahanan dan keamanan, teknologi
informasi dan produksi intelijen
2.1.2 Persentase Lembaga/ pihak yang diberi
penyuluhan dan penerangan hukum

2.1.3 Jumlah kegiatan pertimbangan hukum,


pelayanan hukum dan Tindakan hukum
23
Iainnya

Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis Persentase Kegiatan yang


Mendukung Upaya Pencegahan Korupsi diuraikan dalam indikator program sebagai
berikut:
2.1.1 Persentase pelaksanaan operasi intelijen yang berkaitan dengan bidang
ideologi, politik, sosial, budaya dan kemasyarakatan, ekonomi dan
keuangan, ketahanan dan keamanan, teknologi informasi dan produksi
intelijen.
Persentase pelaksanaan operasi intelijen yang berkaitan dengan bidang
ideologi, politik, sosial, budaya dan kemasyarakatan, ekonomi dan keuangan,
ketahanan dan keamanan, teknologi informasi dan produksi intelijen diukur
dengan menggunakan formulasi:
Capaian kinerja tahun 2022 berdasarkan formulasi di atas, dapat dihitung:

Jumlah Laporan kegiatan Operasi Intelijen


(Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan) bidang Ipoleksosbudhankam
1 Laporan
----------------------------------------------------------------------------------------------- X 100 = 100 %
Sprint kegiatan Operasi Intelijen
(Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan) bidang Ipoleksosbudhankam
1 Sprint

maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II Tahun 2023 sebagai


berikut:
Tahun Triwulan Capaian
Kinerja Riil
Jumlah Laporan Jumlah %
Operasi Intelijen Sprint
bidang
Ipoleksosbudhan
kam
2022 I 9 9 100%
2023 I 1 1 100%

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi meningkat/menurunnya


capaian kinerja Persentase pelaksanaan operasi intelijen yang berkaitan
dengan bidang ideologi, politik, sosial, budaya dan kemasyarakatan, ekonomi
24
dan keuangan, ketahanan dan keamanan, teknologi informasi dan produksi
intelijen pada Triwulan II Tahun 2023 sebagai berikut:
 Masyarakat semakin mengetahui dan paham terhadap hukum yang ada
dan berlaku dimasyarakat .
 Respon terhadap keluhan-keluhan dimasyarakat diserti tindak lanjut
dalam penegakan hukum.
Keterangan :
Sprint Operasi Penyelidikan
NOMOR: SP.OPS-01/O.1.16/Dek.1/01/2023
Bahwa Sehubungan dengan adanya surat laporan dari sdr. Agustinus, S.Pd
selaku ketua umum Dewa Pengurus Pusat (DPP) Satria Borneo Raya (SABER)
pada tanggal 11 Juli 2022, yang pada pokoknya meminta Kejaksaan Negeri
Kapuas Hulu untuk melakukan pemeriksaan terkait dugaan Tindak Pidana
Penyelewengan Dana Kompensasi dari PT. KWI (PT. Kawedar Wood
Industry) yang berada di Kecamatan Kalis
2.1.2 Persentase Lembaga/ pihak yang diberi penyuluhan dan penerangan
hukum
Persentase Lembaga/ pihak yang diberi penyuluhan dan penerangan hukum
diukur dengan menggunakan formulasi:
a. Penyuluhan Hukum

Jumlah pihak/audiens yang diberi penyuluhan hukum (350)


---------------------------------------------------------------------x 100 = 116.67%
Target pihak/audiens yang diberi penyuluhan hukum (300)

Keterangan :
NOMOR: PRIN-02/O.1.16/Kph.2/02/2023
Bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan Penyuluhan Hukum
dengan program Jaksa Menyapa oleh Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2023 di ruang siaran Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kapuas Hulu (Rasika Podcast)
dengan tema “Upaya Preventif Terhadap Penyalahgunaan Wewenang
25
dalam Pengelolaan Keuangan Desa”.
b. Penerangan Hukum

Jumlah Lembaga yang telah diberi penerangan hukum


(1 lembaga)
------------------------------------------------------------------------ x 100 = 100%
Target Lembaga yang diberi penera ngan hukum
(1 lembaga)

Keterangan :
NOMOR: PRIN-01/O.1.16/Kph.2/02/2023
Bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan Penerangan Hukum Kepada
Guru Paud se- Kabupaten Kapuas Hulu Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat Tahun 2023 di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Kapuas Hulu.
Rata-rata Capaian Penyuluhan dan Penerangan Hukum
Capaian Penyuluhan Hukum + Capaian Penerangan Hukum
116.67 + 100
---------------------------------------------------------x 100 = 108.33%
2
maka diperoleh tren capaian kinerja sebagai berikut:
Tahun Triwulan Capaian
Kinerja
% Capaian % Capaian Rata-rata
Penyuluhan Penerangan Capaian
Hukum Hukum
2022 I 0% 0% 0%
2023 I 116.67% 100 % 108.33 %

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi meningkat/menurunnya


capaian kinerja Persentase Lembaga/ pihak yang diberi penyuluhan dan
penerangan hukum Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:
 Jarak tempuh antar kecamatan yang cukup jauh,serta da beberapa
wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh jalan darat.
 Masyarakat semakin mengetahui dan paham terhadap hukum yang ada
dan berlaku dimasyarakat .
 Respon terhadap keluhan-keluhan dimasyarakat diserti tindak lanjut

26
dalam penegakan hukum.
2.1.3 Jumlah kegiatan pertimbangan hukum, pelayanan hukum dan Tindakan
hukum Iainnya

Jumlah kegiatan pertimbangan hukum, pelayanan hukum dan Tindakan hukum


lainnya diukur dengan menggunakan formulasi:
Jumlah Kegiatan Pertimbangan Hukum, Pelayaanan Hukum Dan Tindakan Hukum Lain
x 100 = ………%
Target Kegiatan Pertimbangan Hukum, Pelayaanan Hukum Dan Tindakan Hukum Lain

Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,


dapat dihitung sebagai berikut:
29 Kegiatan
x 100 = 193,33 %
15 Kegiatan

Maka diperoleh tren capaian kinerja sebagai berikut:

Tahun Target Renstra Kegiatan Jumlah Kegiatan %


Pertimbangan Hukum, Pertimbangan Hukum,
Pelayaanan Hukum Dan Pelayaanan Hukum Dan
Tindakan Hukum Lain Tindakan Hukum Lain

2022 15 21 140%
2023 15 29 193,33%

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi meningkat/menurunnya


Jumlah kegiatan pertimbangan hukum, pelayanan hukum dan Tindakan hukum
lainnya Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:
 Masih perlu sosialisasi agar kewenangan Kejaksaan di bidang Datun semakin
diketahui oleh semua instansi terkait, BUMN/ BUMD dan masyarakat luar.
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2.1 Persentase Kegiatan yang
Mendukung Upaya Pencegahan Korupsi

Indikator Sasaran Indikator Kinerja Capaian Kinerja


Strategis Triwulan I Tahun
2023
2.1. Persentase Kegiatan 2.1.1. Persentase 100%
yang pelaksanaan operasi
Mendukung Upaya intelijen yang berkaitan
dengan bidang ideologi,
Pencegahan Korupsi politik, sosial, budaya dan
kemasyarakatan, ekonomi
dan keuangan, ketahanan
dan keamanan, teknologi
informasi dan produksi
27
intelijen
2.1.2 Persentase Lembaga/ 108.33%
pihak yang diberi
penyuluhan dan penerangan
hukum
2.1.3 Jumlah kegiatan 13.33%
pertimbangan hukum,
pelayanan hukum dan
Tindakan hukum Iainnya
Rata – Rata Capaian 73.88%

3. Sasaran Strategis “Meningkatnya Keberhasilan Penyelesaian Tindak Pidana”


Pencapaian Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Keberhasilan
Penyelesaian Tindak Pidana diukur dari indikator kinerja sebagai berikut:

Indikator Kinerja Strategis Indikator Kinerja Program


3.1. Persentase Penyelesaian 3.1.1. Persentase Perkara yang
Perkara Tindak Pidana Umum Diselesaikan Berdasarkan Keadilan
yang memperoleh Kekuatan Restoratif
Hukum Tetap dan Dieksekusi 3.1.2. Persentase Perkara Tindak Pidana
Umum yang Berkekuatan Hukum Tetap
(inkracht van gewisjdezaak) pada Peradilan
Tingkat Pertama dan Telah Dieksekusi
3.2. Persentase Penyelesaian3.2.1 Persentase Tindak Lanjut Laporan
Perkara Tindak Pidana KhususPengaduan Masyarakat
yang memperoleh Kekauatan
Hukum Tetap dan Dieksekusi 3.2.2 Persentase Perkara Tindak Pidana
Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Penyelidikan
3.2.3 Persentase Perkara Tindak Pidana
Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Penyidikan
3.2.4 Persentase Perkara Tindak Pidana
Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Pra Penuntutan
3.2.5 Persentase Perkara Tindak Pidana
Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Penuntutan
3.2.6 Persentase Perkara Tindak Pidana
Korupsi dan TPPU yang Telah Dieksekusi
3.2.7 Persentase Perkara Tindak Pidana
Khusus (Kepabeanan, Cukai
dan Pajak) dan TPPU yang Diselesaikan
pada Tahap Pra Penuntutan

28
3.2.8 Persentase Perkara Tindak Pidana
Khusus (Kepabeanan, Cukai dan Pajak) dan
TPPU yang Diselesaikan pada Tahap
Penuntutan
3.2.9 Persentase Perkara Tindak Pidana
Khusus (Kepabeanan, Cukai dan Pajak) dan
TPPU yang Telah Dieksekusi

Indikator Sasaran Strategis 3.1 Persentase Penyelesaian Perkara Tindak


Pidana Umum yang Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap dan Dieksekusi
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis 3.1 Persentase Penyelesaian
Perkara Tindak Pidana Umum yang memperoleh Kekuatan Hukum Tetap dan Dieksekusi
sebagai berikut:
3.1.1. Persentase Perkara yang Diselesaikan Berdasarkan Keadilan
Restoratif
Persentase Perkara yang diselesaikan berdasarkan keadilan restorative diukur
dengan menggunakan formulasi:
Jumlah perkara yang berhasil diselesaikan melalui keadilan restorative
(0) perkara
------------------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100 = 0 %
Jumlah perkara yang diusulkan memalui keadilan restorative
(2) perkara

Capaian Kinerja rill Triwulan II Tahun 2023 terhadap indikator Persentase


Perkara yang diselesaikan berdasarkan keadilan restorative adalah (0%).
Maka diperoleh tren capaian kinerja sebagai berikut:
Tahun Trwiulan Capaian
Kinerja Riil
Jumlah Jumlah %
perkara yang perkara
berhasil yang
diselesaikan diusulkan
melalui melalui
keadilan keadilan
restorative restorative
2022 I 0 0 0%
2023 I 0 2 0%

29
3.1.2 Persentase Perkara Tindak Pidana Umum yang Berkekuatan Hukum Tetap
(inkracht van gewisjdezaak) pada Peradilan Tingkat Pertama dan Telah
Dieksekusi
Persentase perkara Tindak Pidana Umum yang Berkekuatan Hukum Tetap
(inkracht van gewisjdezaak) pada Peradilan Tingkat Pertama dan Telah
dieksekusi diukur dalam beberapa tahapan dengan menggunakan
formulasi:
1) SPDP
Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:

Jumlah surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) yang


Diselesiakan
(24) perkara
- x 100 =100%
Jumlah surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) yang ditangani
(24) perkara

2) Pra Penuntutan
Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah perkara di tahap pra penuntutan yang diselesaikan
(18) perkara
- x 100 = 75%
Jumlah perkara di tahap pra penuntutan yang ditangani
(24) perkara

3) Penuntutan
Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:

Jumlah perkara di tahap penuntutan yang diselesaikan


(14) perkara
- x 100 = 100%
Jumlah perkara di tahap penuntutan yang ditangani
(14) perkara

4) Pelaksanaan Eksekusi terhadap Terpidana


Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:

30
Jumlah terpidana berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap dan berhasil
dieksekusi
(25) perkara
- x 100 = 100%
Jumlah terpidana berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap
(25) perkara

5) Pelaksanaan Eksekusi terhadap Barang Bukti


Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut
Jumlah barang bukti berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap
dan berhasil dieksekusi
(22) perkara
- x 100 =............%
Jumlah barang bukti berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap
(22) perkara

No Tahapan Jumlah Perkara Diselesaikan Prosentase

1. SPDP 24 24 100%
2. Pra Penuntutan 24 18 75%

3. Penuntutan 14 14 100%

4. Pelaksanaan eksekusi 25 25 100%


terhadap terpidana
5. Pelaksanaan eksekusi 22 22 100%
terhadap barang bukti
Rata-Rata Persentase Keberhasilan 95 %
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka keberhasilan indikator kinerja
3.1.2 terkait dengan persentase Perkara Tindak Pidana Umum yang
Berkekuatan Hukum Tetap (inkracht van gewisjdezaak) pada Peradilan
Tingkat Pertama dan Telah dieksekusi pada Triwulan II Tahun 2023 dapat
dihitung dari rata-rata persentase keberhasilan penanganan perkara mulai
tahap SPDP, Pra Penuntutan, Penuntutan sampai dengan pelaksanaan putusan
yang berkekuatan hukum tetap sebagai beriku

31
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perbandingan capaian riil triwulan II
Tahun 2023 dengan capaian terhadap target renstra adalah sebagai berikut:

Tahun Triwulan Rata-rata Persentase


Keberhasilan Capaian Indikator
3.1.2 (Capaian Riil)
2022 I 64%
2023 I 95%

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi meningkatnya capaian kinerja


Persentase perkara Tindak Pidana Umum yang Berkekuatan Hukum Tetap
(inkracht van gewisjdezaak) pada Peradilan Tingkat Pertama dan Telah
dieksekusi pada Triwulan II Tahun 2023 sebagai berikut:
 Adanya koordinasi yang baik antara Kepolisian dan Kejaksaan
 Meningkatnya penyelesaian penanganan perkara Tindak Pidana Umum

Indikator Kinerja Strategis 3.2 Presentase Penyelesaian Perkara


Tindak Pidana Khusus yang Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap dan
Dieksekusi
Keberhasilan terhadap capaian indikator Sasaran Strategis 3.2 Persentase
Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Khusus yang Memperoleh Kekuatan
Hukum Tetap dan Dieksekusi sebagai berikut:

3.2.1 Persentase Tindak Lanjut Laporan Pengaduan Masyarakat

Jumlah penyelesaian laporan pengaduan masyarakat terkait dugaan tindak pidana korupsi dan
TPPU
------------------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah laporan pengaduan masyarakat terkait dugaan tindak pidana korupsi dan TPPU

Capaian kinerja tahun 2022 berdasarkan formulasi di atas, dapat


dihitung sebagai berikut:

1 laporan
---------------------------------------------------------- x 100 = 100%
1 laporan

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II Tahun 2023 sebagai berikut:

32
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah Penyelesaian Laporan Jumlah Laporan %
Pengaduan Masyarakat terkait Pengaduan Masyarakat
dugaan Tipikor dan TPPU terkait
dugaan Tipikor dan
TPPU
2023 I 1 1 100 %

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi Persentase Tindak Lanjut


Laporan Pengaduan Masyarakat meningkat/menurunnya capaian kinerja
Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:
 Faktor jumlah sumber daya manusia yang meningkat sehingga
mempengaruhi presentase tindak lanjut laporan pengaduan masyarakat.
 Tersedianyaa kanal layanan pengaduan masyarakat di seksi tindak pidana
khusus yang berbasis online sehingga mempermudah masyarakat dalam
melakukan pelaporan atau pengaduan.

3.2.2 Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan
pada Tahap Penyelidikan

Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU yang berhasil diselesaikan pada tahap
penyelidikan
--------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU pada tahap penyelidikan

Capaian kinerja Triwulan II Tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas, dapat


dihitung sebagai berikut:

0 perkara
---------------------------------------------------------- x 100 = 0%
0 perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja sebagai berikut:

Tahun Trwiulan Capaian Kinerja Riil


Jumlah Perkara Jumlah Perkara %
tindak pidana tindak pidana
korupsi dan TPPU korupsi dan TPPU
yang berhasil pada tahap
diselesaikan pada penyelidikan
tahap penyelidikan
2022 I 0 2 0%
2023 I 0 0 0%

3.2.3 Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang


33
Diselesaikan pada Tahap Penyidikan

Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU yang berhasil diselesaikan pada tahap
penyidikan
--------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU pada tahap penyidikan

Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas, dapat


dihitung sebagai berikut:

0
---------------------------------------------------------- x 100 = 0%
0

Maka diperoleh tren capaian kinerja sebagai berikut:

Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil


Jumlah Perkara tindak Jumlah Perkara %
pidana korupsi dan TPPU tindak pidana
yang berhasil korupsi dan TPPU
diselesaikan pada tahap pada tahap
penyidikan penyidikan
2022 I 0 0 0%
2023 I 0 2 0%

3.2.4 Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan
pada Tahap Pra Penuntutan

Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU yang berhasil diselesaikan pada
tahap pra penuntutan
--------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU pada tahap pra penuntutan

Capaian kinerja Triwulan II tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas, dapat


dihitung sebagai berikut:

0 perkara
---------------------------------------------------------- x 100 = 0%
0 perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:

34
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah Perkara tindak Jumlah Perkara tindak %
pidana korupsi dan pidana korupsi dan
TPPU yang berhasil TPPU
diselesaikan pada pada tahap pra
tahap pra penuntutan penuntutan
2022 I 6 6 100%
2023 I 0 0 0%

3.2.5 Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang


Diselesaikan pada Tahap Penuntutan

Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU yang berhasil diselesaikan pada
tahap penuntutan
--------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU pada tahap penuntutan

Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,


dapat dihitung sebagai berikut:

0 perkara
---------------------------------------------------------- x 100 = 0%
0 perkara

Maka diperoleh tren Triwulan II pada tahun 2023, capaian kinerja


sebagai berikut:

Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil


Jumlah Perkara tindak Jumlah Perkara %
pidana korupsi dan TPPU tindak pidana
yang berhasil korupsi dan TPPU
diselesaikan pada tahap pada tahap
penuntutan penuntutan
2022 I 0 6 0%
2023 I 0 0 0%

3.2.6 Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang telah
dieksekusi

Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU yang telah dieksekusi
--------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah perkara tindak pidana korupsi dan TPPU yang telah dieksekusi

35
Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:

0 perkara
---------------------------------------------------------- x 100 = 0%
0 perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai
berikut:
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah Terpidana Jumlah Terpidana Tindak %
Tindak Pidana Pidana Korupsi dan
Korupsi dan TPPU TPPU yang Perkaranya
yang Berhasil Telah
Dieksekusi Berkekuatan Hukum
Tetap
2022 I 0 0 0%
2023 I 0 0 0%

3.2.7 Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan


Pajak) dan TPPU yang diselesaikan pada tahap Pra Penuntutan
Capaian Kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:
0 perkara
------------------------------------------------------------------------------ X 100 =0%
0 perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai
berikut:

Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil


Jumlah Perkara Jumlah Perkara %
tindak pidana khusus tindak pidana
lainnya (kepabeanan, khusus lainnya
cukai dan pajak) dan (kepabeanan,
TPPU yang berhasil cukai dan pajak)
diselesaikan di tahap dan TPPU
pra penuntutan di tahap pra
penuntutan
2022 I 0 0 0%
2023 I 0 0 0%

3.2.8 Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan


Pajak) dan TPPU yang diselesaikan pada tahap Penuntutan
Capaian Kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:
0 perkara
---------------------------------------------------------------------------- X 100 = 0%
0 perkara

36
Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai
berikut:
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah Perkara tindak Jumlah Perkara tindak %
pidana khusus lainnya pidana khusus lainnya
(kepabeanan, cukai dan (kepabeanan, cukai dan
pajak) dan TPPU yang pajak) dan
berhasil diselesaikan di TPPU di tahap
tahap penuntutan penuntutan
2022 I 0 0 0%
2023 I 0 0 0%

3.2.9 Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan


Pajak) dan TPPU yang telah Dieksekusi
Capaian Kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut:
0 perkara
----------------------------------------------------------------------------- X 100 = 0%
0 perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah Terpidana tindak Jumlah Terpidana %
pidana khusus lainnya tindak pidana khusus
(kepabeanan, cukai dan lainnya (kepabeanan,
pajak) dan TPPU yang cukai dan pajak) dan
berhasil dieksekusi TPPU yang perkaraya
telah
berkekuatan hukum
tetap
2022 I 0 0 0%
2023 I 0 0 0%

Berdasarkan uraian tersebut, maka capaian indikator kinerja 3.2 Persentase


Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Khusus yang memperoleh Kekauatan
Hukum Tetap dan Dieksekusi dapat dihitung dari rata-rata persentase capaian
program sebagai berikut:

Indikator
Sasaran Tahun 2023
Kinerja Indikator Kinerja Program
Program Kinerja
Strategis

1 2 3 6
3.2. Persentase Meningkatnya 3.2.1 Persentase Tindak 100%
Penyelesaian Penyelesaian Lanjut Laporan Pengaduan
Perkara Tindak Penanganan Masyarakat
Pidana Khusus Perkara Tindak
yang Pidana Korupsi dan 3.2.2 Persentase Perkara Tindak 0%
Tindak Pidana Pidana Korupsi dan
memperoleh
Pencucian Uang TPPU yang Diselesaikan pada
Kekuatan
(TPPU) secara Tahap Penyelidikan
Hukum Tetap dan Transparan, 3.2.3 Persentase Perkara Tindak 0%
Dieksekusi Akuntabel dan Pidana Korupsi dan
Profesional TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Penyidikan

37
3.2.4 Persentase Perkara Tindak 0%
Pidana Korupsi dan TPPU yang
Diselesaikan pada Tahap Pra
Penuntutan

3.2.5 Persentase Perkara Tindak 0%


Pidana Korupsi dan
TPPU yang Diselesaikan pada Tahap
Penuntutan
3.2.6 Persentase Perkara Tindak 0%
Pidana Korupsi dan
TPPU yang Telah Dieksekusi
Meningkatnya 3.2.7 Persentase Perkara Tindak 0%
Penyelesaian Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai
Penanganan dan Pajak) dan TPPU yang
Perkara Tindak Diselesaikan pada Tahap Pra
Pidana Khusus Penuntutan
(Kepabeaan, 3.2.8 Persentase Perkara 0%
Cukai dan Tindak Pidana Khusus
Pajak) dan (Kepabeanan, Cukai dan
TPPU secara Pajak) dan TPPU yang
Transparan,
Diselesaikan pada Tahap
Akuntabel dan
Penuntutan
Profesional
3.2.9 Persentase Perkara Tindak 0%
Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai
dan
Pajak) dan TPPU yang Telah
Dieksekusi
Rata – Rata 11.11%

Keterangan :
REKAP DATA PIDSUS KEJARI KAPUAS HULU 2023 (SISA TAHUN 2022)
Penyelidikan:
1. Dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi pada Pelaksanaan Paket Kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa dalam Pengadaan Ikan Arwana dengan Anggaran
Rp.1.080.000.000,- (satu miliar delapan puluh juta rupiah) pada Dinas Perikanan
Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2021.
- P-2 : NOMOR : PRINT - 02/O.1.16/Fd.1/02/2022 tanggal 04 Februari 2022
Diperpanjang dengan NOMOR : PRINT - 02.a/O.1.16/Fd.1/09/2022 tanggal 09
September 2022.

- P-5 : NOMOR : R - 02/O.1.16/Fd.1/02/2023 tanggal 14 Februari 2023.

Penyidikan :
1. dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pengadaan Benih dan Calon Indukan Ikan
Arwana pada Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2020.

- P-8 : NOMOR : PRINT - 05/O.1.16/Fd.1/10/2022 tanggal 27 Oktober 2022


Diperpanjang dengan NOMOR : PRINT - 05.a/O.1.16/Fd.1/03/2023 tanggal 13
Maret 2023.
- P-16 : NOMOR : PRINT - 68/O.1.16/Fd.1/11/2022 tanggal 01 November 2022.

2. dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Pelaksanaan Pengelolaan Dana Desa di Desa
Datah Dian Kecamatan Putussibau Utara dalam Pembangunan Pembangkit Lisrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Tahun Anggaran 2019.
- P-8 : NOMOR : PRINT - 06/O.1.16/Fd.1/10/2022 tanggal 27 Oktober 2022
Diperpanjang dengan NOMOR : PRINT - 06.a/O.1.16/Fd.1/03/2023 tanggal 13
Maret 2023.
- P-16 : NOMOR : PRINT - 63/O.1.16/Fd.1/10/2022 tanggal 31 Oktober 2022.

38
4. Sasaran Strategis “Meningkatkan Pengembalian Aset dan Kerugian Negara”
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur dari indikator kinerja sebagai berikut:
Indikator Kinerja Strategis Indikator Program
4.1. Persentase Penyelamatan dan 4.1.1 Persentase penyelesaian penyelamatan
Pengembalian Kerugian Negara melalui jalur aset
Pidana negara
4.1.2 Persentase penyelesaian pemulihan aset
negara
4.1.3 Persentase pengembalian kerugian
keuangan negara melalui jalur pidana khusus
4.2. Persentase Penyelamatan dan 4.2.1 Persentase perkara perdata yang
Pengembalian Kerugian Negara melalui Jalur ditangani melalui jalur litigasi
Perdata
4.2.2 Persentase perkara perdata yang ditangani
melalui jalur non litigasi
4.2.3 Persentase perkara TUN yang ditangani
melalui jalur litigasi
4.2.4 Persentase pengembalian kerugian negara
melalui jalur perdata

Indikator Sasaran Strategis 4.1 Persentase Penyelamatan dan Pengembalian


Kerugian Negara melalui jalur Pidana
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis 4.1 Persentase
Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui jalur Pidana sebagai
berikut:

4.1.1. Persentase penyelesaian penyelamatan aset negara

Persentase penyelesaian penyelamatan aset negara diukur dengan


menggunakan formulasi:

Jumlah penyelesaian benda sitaan dan barang rampasan


melalui lelang, Penetapan Status Penggunaan (PSP), hibah dan
lainnya
x 100
Jumlah benda sitaan dan barang rampasan melalui lelang, Penetapan
Status Penggunaan (PSP), hibah dan lainnya yang ditangani

Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,


dapat dihitung sebagai berikut:

Rp. 0
-------------------------------------------------------- x 100 = 0 %
Rp. 0

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai
berikut:
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah penyelesaian Jumlah benda sitaan %
benda sitaan dan barang dan barang rampasan
rampasan melalui lelang, melalui lelang,
Penetapan Status Penetapan Status
Penggunaan (PSP), hibah Penggunaan (PSP),
dan lainnya hibah dan lainnya yang
39
ditangani
2023 I Rp. 0 Rp. 0 0%

4.1.2 Persentase penyelesaian pemulihan aset negara


Persentase penyelesaian pemulihan aset negara diukur dengan menggunakan
formulasi:

Jumlah/nilai aset hasil pemulihan aset dalam rangka pemenuhan uang


pengganti, denda, pidana tambahan lainnya, pendampingan
Kementerian/Lembaga, lintas negara
x 100
Uang pengganti, denda, pidana tambahan lainnya berdasarkan Putusan
Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau nilai pendampingan
Kementerian/Lembaga, lintas negara

Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,


dapat dihitung sebagai berikut:
Rp. 0
-------------------------------------------------------- x 100 = 0 %
Rp. 0

Maka diperoleh tren Triwulan II pada tahun 2023 capaian kinerja sebagai berikut:

Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil


Jumlah/nilai aset Uang pengganti, %
hasil pemulihan denda, pidana
aset dalam rangka tambahan lainnya
pemenuhan uang berdasarkan Putusan
pengganti, denda, Pengadilan yang
pidana tambahan berkekuatan hukum
lainnya, tetap atau nilai
pendampingan pendampingan
Kementerian/Lemb Kementerian/
aga, lintas negara Lembaga, lintas
negara
2023 I Rp. 0 Rp. 0 0%

4.1.3. Presentase pengembalian kerugian keuangan negara melalui jalur pidana


khusus Presentase pengembalian kerugian keuangan negara diukur dengan
menggunakan formulasi:

Jumlah Berdasarkan Jumlah Kerugian


Jenis Pengembalian Putusan Pengadilan Keuangan Negara
Persentase
Kerugian Negara Berkekuatan Hukum Yang Berhasil
Tetap Dikembalikan
Barang Rampasan Rp.0.00 Rp.0.00 0%
Uang Sitaan Rp.0.00 Rp.0.00 0%
Denda Rp.0.00 Rp.0.00 0%
Uang Pengganti Rp.0.00 Rp.0.00 0%
Jumlah Rp.0.00 Rp.0.00 0%
Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:

Rp. 0.00
-------------------------------------------------------- x 100 = 0%
Rp. 0.00
40
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah Kerugian Jumlah %
Negara yang Berdasarkan
Berhasil Putusan Pengadilan
Dikembalikan berkekuatan
Hukum Tetap
2023 I Rp. 0,- Rp. 0,- 0%

Berdasarkan uraian di atas, maka capaian indikator kinerja 4.1 Persentase


Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui jalur pidana dihitung berdasarkan
rata-rata persentase capaian indikator kinerja program-program sebagai berikut:

Indikator Sasaran Indikator Kinerha Tahun 2023


Kinerja Startegis Program Program Kinerja Capaian Kinerja
terhadap Target
4.1 Persentase Meningkatnya 4.1.1 Peresentase 0% 0%
Penyelamatan dan Penyelesaia Penyelesaian Penyelamatan
Pengembalian Penyelamatan Aset Negara
Kerugian Negara dan Pemulihan 4.1.2 Persentase 0% 0%
melalui Jalur penyelesaian pemulihan
Pidana asset negara
Meningkatnya 4.1.3 Persentase 0% 0%
penyelesaian penyelesaian pemulihan
penanganan asset negara melalui jalur
Perkara Tindak pidana khusus
Pidana Korupsi
dan TPPU
secara
Transparan,
akuntabel dan
profesional
Rata-rata Persentase 0%
Indikator Sasaran Strategis 4.2. Persentase Penyelamatan dan Pengembalian
Kerugian Negara melalui Jalur Perdata
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis 4.2 Persentase
Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui jalur perdata sebagai
berikut:

4.2.1 Persentase perkara perdata yang ditangani melalui jalur litigasi

Persentase perkara perdata yang ditangani melalui jalur litigasi diukur dengan
menggunakan formulasi:
Jumlah perkara perdata melalui jalur litigasi yang berhasil diselesaikan
- x 100
Jumlah perkara perdata melalui jalur litigasi

41
Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di atas,
dapat dihitung sebagai berikut
0 Perkara
-------------------------------------------------------- x 100 = 0 %
0 Perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah perkara perdata Jumlah perkara %
melalui jalur litigasi yang perdata melalui
berhasil diselesaikan jalur litigasi

2022 I 1 1 100%
2023 I 0 0 0%

4.2.2 Persentase perkara perdata yang ditangani melalui jalur non litigasi

Persentase perkara perdata yang ditangani melalui jalur non litigasi diukur
dengan menggunakan formulasi:
Jumlah perkara perdata melalui jalur non litigasi yang berhasil diselesaikan
15 x 100 = 41.66%
36
Jumlah perkara perdata melalui jalur non litigasi

maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:

Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil


Jumlah perkara perdata Jumlah perkara %
melalui jalur non litigasi yang perdata melalui jalur
berhasil diselesaikan nonlitigasi

2022 I 36 36 100%
2023 I 15 36 41,66%

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi meningkat/menurunnya


capaian kinerja Persentase perkara perdata yang ditangani melalui jalur non
litigasi Triwulan II pada tahun 2023 sebagai berikut:
 Tetapnya partisipasi para Masyarakat Kapuas Hulu sebagai pengguna
layanan perdata dan TUN pada Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu

4.2.3 m Persentase perkara TUN yang ditangani melalui jalur litigasi

Persentase perkara TUN yang ditangani melalui jalur litigasi diukur dengan
menggunakan formulasi:
Jumlah perkara tata usahan negara melalui jalur litigasi yang berhasil
diselesaikan
x 100
Jumlah perkara tata usahan negara melalui jalur litigasi

42
Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi di
atas, dapat dihitung sebagai berikut:

0 Perkara
-------------------------------------------------------- x 100 = 0 %
0 Perkara

Maka diperoleh tren capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 sebagai
berikut:
Tahun Triwulan Capaian Kinerja Riil
Jumlah perkara tata usaha Jumlah perkara %
negara melalui jalur litigasi tata usaha negara
yang berhasil diselesaikan melalui jalur
litigasi

2022 I 0 0 0%
2023 I 0 0 0%

4.2.4 Persentase pengembalian kerugian negara melalui jalur perdata


Persentase pengembalian kerugian negara melalui jalur perdata diukur
dengan menggunakan formulasi:
Penyelamatan Keuangan Negara
Jumlah penyelamatan keuangan negara yang berhasil diselesaikan
0 perkara
----------------------------------------------------------------------------------x 100 = 0%
Jumlah penyelamatan keuangan negara
0 perkara

Pemulihan Kerugian Keuangan Negara

Jumlah pemulihan kerugian keuangan negara yang berhasil diselesaikan


Rp. 263,239,211,-
x 100 = 39,95 %
Jumlah pemulihan kerugian keuangan negara yang berhasil diselesaikan
Rp. 658.888.751,-

Capaian kinerja Triwulan II pada tahun 2023 berdasarkan formulasi


di atas, dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah Ditangani Jumlah Diselesaikan Persentase
Penyelamatan Rp. 0 Rp. 0
0%
Keuangan Negara
Pemulihan 39,95%
Rp. 263,239,211,- Rp. 658.888.751,-
Kerugian
Keuangan Negara

43
Rata-Rata Persentase 39,95%

Tahun Triwulan Rata-Rata Persentase Indikator


4.2.4 (Capaian Riil)
2023 I 39,95%

Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi


meningkat/menurunnya capaian kinerja Persentase perkara TUN
yang ditangani melalui jalur litigasi Triwulan II pada tahun 2023
sebagai berikut:
 Menaiknya partisipasi para Masyarakat Kapuas Hulu sebagai
pengguna layanan perdata dan TUN pada Kejaksaan Negeri
Kapuas Hulu
Berdasarkan uraian di atas, maka capaian indikator kinerja 4.2 Persentase
Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui jalur Perdata dihitung
berdasarkan rata-rata persentase capaian indikator kinerja program-program
sebagai berikut:
Indikator Sasaran Indikator Kinerja Program Tahun 2023
Kinerja Program
Strategis Capaian
Kinerja

4.2 Persentase Meningkatnya 4.2.1 Persentase perkara 0%


Penyelamatan Keberhasilan perdata yang ditangani melalui
dan Penyelesaian jalur litigasi
Pengembalian Perkara Perdata
dan
Kerugian Negara Tata Usaha 4.2.2 Persentase perkara 41.66 %
melalui jalur Perdata Negara perdata yang ditangani melalui
jalur non litigasi
4.2.3 Persentase perkara TUN 0%
yang ditangani melalui jalur
litigasi
Meningkatnya 4.2.4 Persentase 39.95 %
Pengembalian pengembalian kerugian negara
Kerugian melalui jalur perdata
Keuangan
Negara Melalui
Jalur
Perdata
Rata-Rata 6.23%

B. REALISASI ANGGARAN
Untuk melaksanakan target yang terdapat pada perjanjian kinerja
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu dengan alokasi anggaran per Program

44
Tahun 2023 berdasarkan Perjanjian Kinerja sebesar Rp. 6.425.127.000,-
(enam milyar empat ratus dua puluh lima juta seratus dua puluh tujuh
ribu rupiah), yaitu sebagai berikut:
No Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi TW I
1. Penambahan Layanan Internet, Rp. 30.000.000,- Rp. 0,-
Instalasi, Jaringan dan Langganan
Vsat
2. Layanan Dukungan Manajemen Rp. 20.225.000,- Rp. 4.400.000,-
Satker
3. Layanan Perkantoran Rp. 5.314.877.000,- Rp. 1.196.776.438,-
4. Pembuatan Pos Pemilu Rp. 119.200.000,- Rp. 0,-
4. Kegiatan/ Operasi Intelijen Rp. 13.640.000,- Rp. 13.640.000,-
Penyelidikan, Pengamanan dan
Penggalangan
5. Kegiatan Pengawasan Aliran Rp. 9.300.000,- Rp. 9.300.000,-
Kepercayaan Masyarakat
6. Penerangan Hukum Rp. 9.460.000,- Rp. 0,-
7. Penyuluhan Hukum Rp. 31.800.000,- Rp. 0,-
8. Pra Penuntutan Perkara Pidana Rp. 10.625.000,- Rp. 1.625.000,-
Umum
9. Prapenuntutan dan Penuntutan Rp. 159.000.000,- Rp. 14.262.000,-
Pidana Umum
10. Tahap Upaya Hukum dan Rp. 10.000.000,- Rp. 1.600.000,-
Eksekusi Pidana Umum
11. Penyelidikan Perkara Tipikor dan Rp. 59.600.000,- Rp. 0,-
Pencucian Uang
12. Penyidikan Perkara Tipikor dan Rp. 200.000.000,- Rp. 0,-
Pencucian Uang
13. Prapenuntutan dan Penuntutan Rp. 336.000.000,- Rp. 162.352.000,-
Tipikor dan Tindak Pidana
Khusus Lain
14. Eksekusi Tipikor dan Tindak Rp. 24.000.000,- Rp. 0,-
Pidana Khusus Lain
15. Perkara Perdata dan Tata Usaha Rp. 13.000.000,- Rp. 0,-
Negara
16. Layanan Informasi dan Pelayanan Rp. 4.800.000,- Rp. 4.800.000,-
Hukum Gratis
17. Pertimbangan Hukum Rp. 6.600.000,- Rp. 0,-
18. Pemeliharaan, Pemusnahan dan Rp. 50.000.000,- Rp. 0,-
Penyelesaian Barang
Bukti/Sitaan/ Rampasan
19. Restorative Justice Perkara Rp. 3.000.000,- Rp. 0,-
Tindak Pidana Umum
JUMLAH Rp. 6.425.127.000,- Rp. 1.403.955.438,-

45
Realisasi anggaran Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu Triwulan II Tahun 2023
tercapai 22.93%.
Pendapatan dari Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu
periode Triwulan II Tahun 2023 sebesar Rp. 3.100.998,- (tiga juta seratus ribu
sembilan ratus sembilan puluh delapan rupiah), terdiri dari:
- 425131 Pendapatan sewa tanah gedung dan bangunan Rp. 1.345.998,-
- 425233 Pendapatan Biaya Perkara Rp. 70.000,-
- 425236 Pendapatan Penjualan Barang Rampasan/ Hasil Sitaan yang telah
diputuskan/ dietapkan pengadilan Rp. 1.250.000,-
- 425249 Pendapatan Uang Sitaan Tindak Pidana Lainnya yang telah diputus/
ditetapkan Pengadilan Rp. 435.000,-

BAB IV

PENUTUP

46
Demikianlah Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2023
Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu ini disampaikan sebagai wujud
akuntabilitas dan transparansi kinerja dan anggaran Kejaksaan
Negeri Kapuas Hulu dalam rangka melaksanakan kewenangan, tugas
maupun fungsi yang diembannya.
Pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan dukungan bagi Kejaksaan Negeri
Kapuas Hulu dalam melaksanakan kewenangan, tugas maupun fungsi
yang diembannya. Selanjutnya berbagai masukan, kritik dan saran
sangat kami perlukan bagi peningkatan kinerja di masa mendatang
khususnya dalam rangka mendukung visi dan misi Kejaksaan Agung
Republik Indonesia serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024 menuju Indonesia Emas Tahun 2045.

47

Anda mungkin juga menyukai