Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia

Ramadhania et al.Pengembangan Instrumen Asesmen Kognitif Sifat…. |167

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOGNITIF SIFAT


KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT BERBASIS
KETERAMPILAN PROSES SAINS

Nurul Syahru Ramadhania*, Ila Rosilawati, Noor Fadiawati


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author, tel:+628127917273,


email: nsyahruramadhania@yahoo.com

Abstract: Development of Cognitive Assessment Instrument in Colligative


Properties of Electrolyte Solutions Based on Science Process Skills. This
research which was use research and development design was conducted with the
purposes to develop assessment instrument based on science process skills on the
colligative properties of electrolyte solutions. The judgements result about the
developed assessment instrument has a high criteria, the suitability of topic
content level at 89.2%, legibility level at 88.5%, and construction level at 90.0%
with the characteristics of the developed assessment instrumen was type of written
test consists of 11 descriptive questions that measure cognitive description of
Science Process Skills. Based on the responses of teacher, developed assessment
instrument have the suitability of topic content, legibility and construction were
90.0%, 90.7%, and 92.0% respectively so that the developed assessment ins-
trument was said valid.

Keyword: assessment , colligative properties of electrolyte solutions, science


process skills

Abstrak: Pengembangan Instrumen Assesmen Kognitif Sifat Koligatif


Larutan Elektrolit Berbasis Keterampilan Proses Sains. Penelitian dengan
menggunakan desain penelitian dan pengembangan ini telah dilakukan dengan
tujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen berbasis KPS pada sifat
koligatif larutan elektrolit. Hasil validasi ahli mengenai instrumen asesmen yang
dikembangkan memiliki tingkat kesesuaian isi materi 89.2%, tingkat keterbacaan
88,5%, dan tingkat konstruksi 90%, dengan karakteristik instrumen asesmen yang
dikembangkan berupa jenis tes tertulis yang terdiri dari 11 soal uraian yang
mengukur ranah kognitif KPS. Berdasarkan tanggapan guru, instrumen asesmen
yang dikembangkan memiliki kriteria sangat tinggi pada aspek kesesuaian isi
materi, keterbacaan, dan konstruksi berturut-turut 90.0%, 90.7%, dan 92.0%
sehingga instrumen asesmen yang dikembangkan dapat dinyatakan valid.

Kata kunci: asessmen, keterampilan proses sains, sifat koligatif larutan elektrolit

PENDAHULUAN pendidikan merupakan salah satu


Setiap negara harus mempunyai faktor utama yang dapat memajukan
mutu pendidikan yang berkualitas suatu negara. Menurut Oktarina
baik agar terciptanya sumber daya (2007) denganpendidikan yang ber-
manusia yang berkualitas baik, karena kualitas baik,maka diharapkan dapat
168| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 167-178

meningkatkan mutu sumber daya Hakikat IPA adalah sebagai


manusia. produk, proses dan sikap (Rustaman,
Sistem pendidikan yang baik 2005). Pembelajaran IPA berkaitan
dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan cara mencari tahu tentang
di sekolah dengan mengembangkan gejala alam secara sistematis, se-
dan melatih keterampilan siswa, salah hingga pembelajaran IPA bukan
satunya adalah keterampilan berpikir hanya penguasaan kumpulan penge-
tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tahuan yang berupa fakta, konsep,
tingkat tinggi ini menghendaki sese- maupun prinsip-prinsip saja tetapi
orang untuk menerapkan informasi juga merupakan suatu proses pene-
baru atau pengetahuan sebelumnya muan (Tim Penyusun, 2006).
dan memanipulasi informasi untuk Ilmu kimia merupakan salah satu
menjangkau kemungkinan jawaban cabang ilmu dari sains, sehingga ilmu
dalam situasi baru (Heong et al., kimia memiliki karakteristik yang
2011). sama dengan ilmu sains. Menurut
Keterampilan berpikir tingkat Fadiawati (2014), dalam mempelajari
tinggi sangat diperlukan pada proses kimia, pengetahuan bukanlah tujuan
pembelajaran, salah satu bagian dari utama, melainkan hanya sebagai
keterampilan berpikir tingkat tinggi wahana untuk mengembangkan sikap
adalah keterampilan proses sains dan keterampilan-keterampilan ter-
(KPS) (Ibrahim dan Nur, 2000).KPS tentu, terutama keterampilan berpikir
didefinisikan sebagai adaptasi dari siswa.
keterampilan yang digunakan oleh Untuk memperoleh pengetahuan
ilmuwan untuk menyusun pengetahu- kimia, yang dilakukan pertama kali
an, memikirkan masalah dan mem- adalah mengamati fenomena alam
buat kesimpulan (Karsli et al., 2009). atau mengkaji suatu fakta. Pada saat
Menurut (Soyibo, 1998; Hali dan mengamati, siswa akan mengalami
Nova, 2014), KPS dikelompokkan beberapa proses berpikir, diantaranya
menjadi dua yaitu KPS dasar dan mengindentifikasi dan mengklasifi-
KPS terpadu. KPS dasar meliputi kasi persamaan dan perbedaan yang
keterampilan mengobservasi, meng- kemudian menginferensi berdasarkan
klasifikasi, menafsirkan, mempredik- identifikasi pola atau kecenderungan
si, menyimpulkan, dan mengomuni- suatu data, memprediksi dan seterus-
kasikan (Hartono, 2007; Walters dan nya sampai diperoleh pengetahuan
Soyibo,2001). kimia (Fadiawati, 2014).
Menurut Maknun et al (2012) Keberhasilan suatu proses pem-
siswa dapat memperoleh KPS dasar belajaran dapat dilihat dari asesmen.
dengan diberikan beberapa latihan Asesmen adalah setiap berbagai pro-
kemampuan mental selama proses sedur yang digunakan untuk mem-
pembelajaran. KPS sangat penting peroleh informasi tentang kinerja
untuk memperoleh pengetahuan siswa siswa pada proses pembelajaran
dan diharuskan menjadi tujuan utama (Jacob, 2006; Astuti et al., 2012;
dalam proses pembelajaran di sekolah Dantes, 2008). Asesmen digunakan
(Shahali dan Halim, 2010; Herlen, untuk menyelidiki pemahaman siswa
1999). Pembelajaran yang meng- tentang konsep-konsep kimia, selain
gunakan KPS sangat erat kaitannya itu asesmen juga digunakan sebagai
dengan pemahaman konsep sains sarana untuk menilai kemampuan
(IPA). siswa dalam membuat hubungan
Ramadhania et al.Pengembangan Instrumen Asesmen Kognitif Sifat…. |169

antara konsep-konsep yang dipelajari dikombinasikan dengan soal-soal


siswa tersebut (Francisco et al., 2002; dari buku ajar atau LKS yang di-
Lin dan Hsiu, 2000). gunakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang Kebanyakan guru melakukan
telah dilakukan Suadnyana (2014) di- evaluasi pembelajaran, yang ber-
peroleh informasi bahwa guru guru di tujuan untuk mengukur pengetahuan
sekolah menggunakan sistem penilai- siswa saja, tetapi tidak mengukur
an yang cenderung hanya menilai keterampilan berpikir siswa. Sekitar
aspek pengetahuan saja, menyebab- 40% guru meyatakan tidak membuat
kanpada proses pembelajaran kurang kisi-kisi saat menyusun soal, sehingga
memperhatikan aspek-aspek lainnya. ketercapaian yang diukur tidak jelas.
Selain itu, Arifin (2009) meng- Semua guru dan 97,33% siswa me-
ungkapkan bahwa banyak ditemukan nyatakan bahwa sangat perlu pengem-
kegiatan penilaian yang tidak me- bangan soal-soal berbasis KPS agar
nyeluruh atau hanya dilakukan di siswa lebih aktif dan kreatif dalam
akhir pembelajaran. Penilaian yang proses pembelajaran, serta agar siswa
dilakukan di akhir pembelajaran ini lebih memahami dan menguasai
dapat mengetahui hasil kemampuan materi yang diajarkan.
kognitif siswa setelah menyelesaikan Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
suatu kegiatan pembelajaran tanpa dan untuk mengetahui KPS siswa
melatih kemampuan berpikir siswa. pada materi sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan merupakan elektrolit, maka perlu dilakukan pe-
salah satu materi kimia di kelas XII ngembangan instrumen asesmen kog-
IPA semester ganjil. Penelitian oleh nitif yang dapat mengukur KPS siswa
Wardani et al (2009) memberikan in- pada materi sifat koligatif larutan
formasi bahwa rata-rata nilai ulangan elektrolit. Oleh karena itu, pada
harian kimia kelas XII di SMAN 2 artikel ini dibahas hasil berupa pe-
Semarang pada materi pokok sifat ngembangan asesmen kognitif sifat
koligatif larutan belum mencapai koligatif larutan elektrolit berbasis
batas ketuntasan pembelajaran hanya KPS.
mencapai 38,33% dengan nilai 65,95
yang masih tergolong rendah. Ini METODE
menunjukkan bahwa materi sifat Metode yang digunakan pada
koligatif larutan termasuk materi penelitian ini adalah penelitian dan
kimia yang sulit untuk dipahami dan pengembangan atau Research and
dipelajari oleh siswa. Development (R&D). Menurut Borg
Fakta yang didapat berdasarkan and Gall (Sukmadinata, 2011) ter-
hasil studi pendahuluan di lima SMA dapat sepuluh langkah yang dilakukan
di Bandar Lampung yaitu SMAN 9, dalam penelitian dan pengembangan
SMAN 3, SMAN 16, SMA AL Azhar yang secara singkat dijelaskan oleh
3, dan SMA AL Kautsar adalahsemua Gambar 1. Namun pada penelitian ini,
guru mengetahui KPS, tetapi penge- hanya dapat dilaksanakan sampai
tahuannya masih sangat terbatas dan pada tahap revisi setelah mendapat
jarang menerapkannya dalam proses tanggapan guru terhadap produk pada
pembelajaran maupun evaluasi pem- tahap pengembangan draf produk.
belajaran. Semua guru menyatakan Adapun tahap-tahap yang dilakukan
pernah menyusun sendiri soal-soal pada penelitian ini adalah sebagai
yang akan diujikan pada siswa, dan berikut:
170| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 167-178

Penelitian dan Pengumpulan Data jumlah responden yang menjawab


Pada tahap ini bertujuan untuk jawaban-i, dan N merupakan jumlah
mengumpulkan data pendukung yang seluruh responden. Lalu dilanjutkan
dapat memberikan suatu informasi di dengan menjelaskan hasil persentase
lapangan yang dijadikan sebagai per- jawaban responden dalam bentuk des-
bandingan dalam mengembangkan kriptif naratif (Sudjana, 2005).
instrumen asesmen kognitif sifat
koligatif larutan elektrolit berbasis Perencanaan dan Pengembangan
KPS. Tahap ini terdiri dari studi Produk
pustaka dan studi pendahuluan. Pada Pada tahap ini, dirancang desain
studi pustaka dikaji buku mengenai produk instrumen asesmen berbasis
asesmen, standar penilaian, KPS, KPS, dengan ditentukan jenis tes,
kurikulum, dan hasil penelitian yang dipertimbangkan jumlah butir soal
terdahulu. dan kriteria tingkat kesukaran.
Pada studi pendahuluan, dilaku- Setelah itu desain divalidasi oleh
kan wawancara terhadap guru kimia validator ahli, karena penilaian desain
dan pengisisan angket analisis ke- oleh seorang ahli pada beberapa aspek
butuhan pada 15 siswa kelas XII dianggap penting (Widyantoro et al.,
IPAdi lima SMA Negeri dan Swasta 2009; Ferdiana et al., 2013). Aspek-
di kota Bandar Lampung. Pada aspek yang dinilai untuk mengetahui
analisis data studi pendahuluan,data kelayakan produk adalah aspek kese-
diklasifikasi dengan jawaban di- suaian isi materi, aspek keterbacaan,
kelompokkan berdasarkan pertanya- dan aspek konstruksi. Desain diper-
an, data ditabulasi berdasarkan klasi- baiki sesuai masukan dan penilaian
fikasi yang dibuat, frekuensi jawaban dari validator ahli. Produk instrumen
responden dihitung, dan dipersentase- asesmen hasil revisi ini selanjutnya di
kan dengan rumus berikut: uji coba ke SMA Negeri 9 Bandar
Lampung untuk meminta tanggapan
% J in 
J i
 100%
dari guru bidang studi kimia sebagai
N tahap penyempurnaan produk.

dimana %Jin merupakan persentase Uji Coba Lapangan Awal


pilihan jawaban-i pada setiap butir Data yang diperoleh, dianalisis
pertanyaan pada angket asesmen berdasarkan hasil dari validasi dan uji
kognitif berbasis KPS, ∑Ji merupakan coba lapangan awal dengan cara,

Penelitian dan Pengembangan Uji coba lapangan


Perencanaan
pengumpulan data draftproduk awal

Uji pelaksanaan Penyempurnaan produk hasil Uji coba lapangan Merevisi hasil uji
lapangan uji lapangan coba

Penyempurnaan produk akhir Deseminasi dan


implementasi

Gambar1.Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) Borg dan


Gall
Ramadhania et al.Pengembangan Instrumen Asesmen Kognitif Sifat…. |171

data dikode dan diklasifikasikan persentase angket instrumen asesmen


untuk mengelompokkan beberapa kognitif, dan n adalah jumlah item
jawaban pernyataan angket. Data (Sudjana, 2005). Persentase skor
ditabulasi dan jawaban responden jawaban setiap pernyataan dan rata-
diberi skor. Penskoran jawaban res- rata persentase skor jawaban setiap
ponden berdasarkan skala Likert. angket ditafsirkan dengan meng-
Skala Likert dapat dilihat pada Tabel gunakan tafsiran presentase skor
1 sebagai berikut. jawaban menurut Arikunto (1997),
yang dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 1.Skala Linkert sebagai berikut.
No Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat setuju (SS) 5 Tabel 2.Tafsiran presentase skor
2 Setuju (ST) 4 jawaban angket
3 Kurang setuju (KS) 3 Persentase Kriteria
4 Tidak setuju (TS) 2 80,1–100 Sangat tinggi
5 Sangat tidak setuju 1 60,1–80 Tinggi
(STS) 40,1–60 Sedang
20,1–40 Rendah
Jumlah skor jawaban responden 0,0–20 Sangat rendah
diolah dan persentase skor jawaban
responden angket instrumen asesmen
HASIL DAN PEMBAHASAN
kognitif berbasis KPS dihitung pada
Hasil utama dari penelitian dan
setiap pertanyaan yang menggunakan
pengembangan ini adalah instrumen
rumus sebagai berikut:
asesmen berbasis KPS pada materi
sifat koligatif larutan elektrolit berupa
% X in 
 S  100% tes tertulis dalam bentuk soal uraian.
S maks Berikut akan dipaparkan hasil analisis
kebutuhan, hasil perencanaan dan
dimana%Xin adalah persentase skor hasil pengembangan instrumen ases-
jawaban pernyataan ke-i pada angket men, hasil validasi ahli, dan hasil uji
instrumen asesmen kognitif sifat coba lapangan awal.
koligatif larutan berbasis KPS, ∑S
adalah jumlah skor jawaban angket Penelitian dan Pengumpulan Data
responden, dan Smaks adalah nilai skor Hasil penelitian dan pengum-
maksimum pada angket (Sudjana, pulan data terdiri dari hasil studi
2005). Nilai rata-rata persentase pustaka dan hasil studi pendahuluan.
jawaban angket dihitung dengan Hasil dari studi pustaka diperoleh
rumus sebagai berikut: dengan pengkajian kurikulum, standar
penilaian, asesmen, kriteria asesmen

%X i 
%X in
yang baik, serta pengkajian KPS.
Hasil dari studi pustaka ini adalah
n analisis KI-KD, silabus, dan RPP
yang digunakan sebagai acuan dalam
dimana %Xi adalah rata-rata per- penyusunan instrumen asesmen.
sentase angket pada instrumen Hasil yang diperoleh dari studi
asesmen kognitif berbasis KPS yang pendahuluan yang telah dilaksanakan,
dikembangkan, ∑%Xin adalah jumlah didapatkan fakta berdasarkan hasil
172| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 167-178

wawancara guru, yaitu 80% guru me- suatu instrumen asesmen kognitif
lakukan ujian blok atau ulangan berbasis KPS untuk mengukur kete-
setiap bab selesai diajarkan. Semua rampilan-keterampilan berfikir siswa
guru mengetahui tentang KPS, tetapi seperti beberapa keterampilan pada
jarang menerapkannya dalam proses KPS dasar.
pembelajaran maupun evaluasi pem-
belajaran. Semua guru menyatakan Perencanaan Draft Produk
pernah menyusun sendiri soal yang Pada tahap perencanaan, yang
akan diujikan, dan dikombinasikan dilakukan adalah dengan membuat
dengan soal-soal dari buku ajar atau kisi-kisi soal dari instrumen asesmen
LKS yang digunakan pada proses yang akan dikembangkan berdasarkan
pembelajaran. Guru-guru menyata- analisis KI-KD, silabus dan RPP yang
kan, bahwa dalam melakukan eva- telah dibuat. Di dalam kisi-kisi ter-
luasi pembelajaran, hanya bertujuan sebut terdapat KI, KD, materi pokok,
untuk mengukur pengetahuan siswa indikator pencapaian, KPS, bentuk
saja, dan tidak mengukur KPS siswa. soal, dan nomor soal.
Sebanyak 40% guru menyatakan Instrumen asesmen kognitif yang
bahwa mereka tidak membuat kisi- dirancang disesuaikan dengan kebutu-
kisi saat menyusun soal yang akan han untuk mengukur KPS siswa yang
diujikan, sehingga ketercapaian yang dibuat berdasarkan analisis KI-KD,
diukur tidak jelas. Semua guru me- silabus dan RPP yang mengukur KD
nyatakan bahwa sangat perlu di- 3.2 pada kelas XII IPA yang men-
lakukan pengembangan soal berbasis cakup materi sifat koligatif larutan
KPS agar siswa lebih aktif dan kreatif elektrolit.KPS yang dapat dikem-
pada proses pembelajaran, serta agar bangkan pada materi sifat koligatif
siswa lebih memahami dan me- larutan elektrolit hanya 5 dari 6 kete-
nguasai materi yang diajarkan. rampilan pada KPS dasar yaitu kete-
Hasil pengisian angket pada rampilan mengamati, menginferensi,
siswa adalah menunjukkan bahwa memprediksi, mengklasifikasi, dan
93,33% soal-soal yang diujikan guru mengomunikasikan. Jumlah soal yang
telah sesuai dengan materi yang akan dibuat adalah 11 butir soal
diajarkan selama proses pembelajaran uraian. Dalam penyusunan butir soal
dan 60% soal-soal yang diujikan guru juga ditentukan tingkat kesukarannya
diambil dari buku ajar kimia atau dengan mengkategorikan ke dalam
LKS yang digunakan selama proses soal yang sulit, sedang, dan mudah.
pembelajaran. Siswa juga menyatakan Penentuan tingkat kesukaran ini ber-
bahwa 66,67% guru pernah mem- guna untuk mengukur kemampuan
berikan soal tentang pengklasifikasian siswa dalam menguasai materi yang
data serta guru pernah memberikan telah disampaikan.
soal untuk membuat suatu kesimpulan
setelah mengumpulkan dan meng- Pengembangan Draft Produk
interpretasi suatu data. Sebanyak Berdasarkan hasil rancangan dan
97,33% siswa menyatakan bahwa kisi-kisi yang sudah dibuat, maka
mereka membutuhkan pengembangan dikembangkan instrumen asesmen
soal-soal berbasis KPS pada proses berbasis KPS jenis tes tertulis yang
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan dapat mengukur KPS dasar pada
fakta dan permasalahan tersebut ke- siswa. Pada instrumen asesmen
mudian dirancang dan dikembangkan kognitif yang dikembangkan ini, soal
Ramadhania et al.Pengembangan Instrumen Asesmen Kognitif Sifat…. |173

dengan keterampilan mengamati dan larutan elektrolit dan non-elektrolit,


mengklasifikasi yaitu sebanyak 2 soal dan 3.2.3 yaitu menjelaskan per-
(18%), keterampilan memprediksi bedaan sifat titik didih dan titik beku
sebanyak 4 soal (37%), keterampilan larutan elektrolit dan larutan non-
mengomunikasikan sebanyak 2 soal elektrolit. Soal ini siswa diminta
(18%), dan keterampilan mengin- untuk mengomunikasikan dengan
ferensi sebanyak 3 soal (27%). caramembandingkan data kenaikan
Kemudian soal dengan kategori titik didih dan penurunan titik beku
mudah dibuat sebanyak 2 soal (18%), dari kedua kelompok larutan yang
lalu untuk soal dengan kategori telah dikelompokan sebelumnya lalu
sedang sebanyak 5 soal (46%), dan bagaimana hubungannya dengan jenis
soal dengan kategori sulit sebanyak 4 larutan elektrolit dan non elektrolit.
soal (36%). Kategori tingkat kesukaran untuk soal
Instrumen asesmen kognitif yang ini adalah sedang.
dibuat juga disajikan dengan menyer- Soal nomor 2, soal ini dibuat
takan gambar submikroskopis atau- untuk mengukur ketercapaian indi-
pun tabel hasil pengamatan beberapa kator 3.2.4 menjelaskan hubungan
percobaan yang dibuat dengan warna kenaikan titik didih dengan jumlah
yang mencolok. Hal tersebut untuk partikel pada larutan elektrolit. Kete-
memunculkan daya tarik terhadap rampilan yang diukur dalam soal ini
siswa dalam mengerjakannya, selain adalah keterampilan mengamati, me-
itu diberikan wacana berupa cerita ngomunikasikan, menginferensi, dan
yang berkaitan dengan materi agar memprediksi. Soal ini disajikan gam-
lebih menarik. bar submikrokopis larutan NaCl dan
Rincian tiap butir soal yang di- MgCl2, beserta data kenaikan titik
buat pada soal uraian yaitu:soal didihnya, dan dalam pengerjaannya
nomor 1, soal ini terdiri dari kete- terdapat dua point. Pertama (2a),
rampilan mengamati dan mengklasi- siswa diminta untuk mengomuni-
fikasikan yang diukur pada indikator kasikan bagaimana hubungan bagai-
3.2.1 yaitu mengelompokkan per- mana hubungan Tb dengan jumlah
bedaan kenaikan titik didih dan partikel. Kedua (2b), siswa diminta
penurunan titik beku pada beberapa untuk menginferensi apa yang ber-
larutan elektrolit kuat dan non- pengaruh pada Tblarutan elektrolit.
elektrolit berdasarkan data percobaan. Ketiga (2c), menggunakan indikator
Soal ini dibuat ke dalam cerita pencapaian 3.2.4 dan 3.2.5 yaitu me-
sekelompok murid yang melakukan ramalkan kenaikan titik didih larutan
percobaan dan dihasilkan data hasil pada elektrolit kuat dan elektrolit
percobaan, dalam pengerjaanya ter- lemah. Pada soal siswa diminta untuk
dapat dua point, pertama (1a) siswa memprediksikan larutan elektrolit
diminta untuk mengelompokkan laru- mana yang mempunyai kenaikan titik
tan sampel yang mempunyai data didih yang lebih besar. Kategori
yang sama lalu membedakan ber- tingkat kesukaran untuk soal ini untuk
dasarkan jenis larutannya.Kedua (1b), 2a adalah mudah, 2b adalah sedang,
keterampilan yang diukur yaitu ke- dan 2c adalah sukar.
terampilan mengomunikasikan, dan Soal nomor 3, soal ini dibuat
indikator pencapaiannya yaitu 3.2.2 untuk mengukur ketercapaian indi-
yaitu membandingkan data kenaikan kator 3.2.6 yaitu meramalkan pe-
titik didih dan penurunan titik beku nurunan tekanan uap pada larutan
174| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 167-178

elektrolit kuat dan elektolit lemah. larutannya.Soal kedua (5b) dibuat


Pada soal ini keterampilan yang di- untuk meng-ukur ketercapaian indi-
ukur adalah keterampilan mempredik- kator 3.2.9 menjelaskan hubungan
si. Soal ini dibuat ke dalam cerita kenaikan titik didih dengan larutan
seorang peneliti yang melakukan elektrolit kuat dan elektrolit lemah,
percobaan penurunan tekanan uap keterampilan yang diukur adalah
larutan dan dihasilkan data hasil keterampilan inferensi, siswa diminta
percobaan, siswa diminta mempre- untuk menyimpulkan bagaimana hu-
diksi larutan mana yang memiliki bungan jenis larutan dengan Tb.
penurunan tekanan uap yang lebih Kategori tingkat kesukaran untuk soal
besar antara larutan HCl 1m dengan α ini untuk 5a adalah sedang, 5b adalah
= 1 dan larutan HF 1m dengan α = mudah.
0,025. Kategori tingkat kesukaran Soal nomor 6, Soal ini adalah
untuk soal ini adalah sukar. soal yang dibuat untuk mengukur
Soal nomor 4, soal ini adalah soal ketercapaian indikator 3.2.10 me-
yang dibuat untuk mengukur keter- ramalkan penurunan titik beku larutan
capaian indikator 3.2.7 yaitu me- pada larutan elektrolit lemah. Soal ini
ramalkan tekanan osmotik larutan dibuat ke dalam cerita sekelompok
pada larutan elektrolit kuat dan elek- siswa melakukan percobaan penu-
trolit lemah. Keterampilan yang runan titik beku larutan elektrolit
diukur dalam soal ini adalah keteram- lemah dan dihasilkan data hasil
pilan memprediksi, soal ini dibuat percobaan. Pada soal pertama (6a),
berupa wacana tentang seorang siswa keterampilan yang diukur adalah
hendak mengukur tekanan osmotik keterampilan mengamati dan mem-
larutan elektrolit yang mempunyai prediksi, siswa diminta untuk mem-
konsentrasi dan suhu yang sama, prediksikan larutan manakah yang
kemudian siswa diminta untuk me- memiliki Tf lebih besar jika di-
ramalkan larutan mana yang mem- ketahui larutan elektrolit dengan nilai
punyai nilai tekanan osmotik yang α yang berbeda.Pada soal kedua (6b),
lebih rendah. Kategori tingkat ke- soal ini untuk mengukur indikator
sukaran untuk soal ini adalah sukar. pencapaian 3.2.11 yaitu menjelaskan
Soal nomor 5, soal ini adalah soal hubungan larutan elektrolit lemah
yang dibuat untuk mengukur keter- dengan α larutan, keterampilan yang
capaian indikator 3.2.8 yaitu menge- diukur adalah keterampilan mengin-
lompokkan perbedaan kenaikan titik ferensi, siswa diminta untuk me-
didih pada beberapa larutan elektrolit nyimpulkan bagaimana hubungan α
kuat dan elektrolit lemah berdasarkan suatu larutan dengan larutan elektrolit
data percobaan. Soal ini dibuat ke lemah. Kategori tingkat kesuka-
dalam cerita yaitu seorang peneliti ranuntuk soal 6a adalah sukar dan
yang melakukan percobaan kenaikan soal 6b adalah sedang.
titik didih larutan elektrolit dan di-
hasilkan data hasil percobaan. Pada Validasi Ahli
soal pertama (5a), keterampilan yang Validasi yang dilakukan terhadap
diukur adalah keterampilan meng- draf instrumen asesmen kognitif yang
amati dan keterampilan mengklasifi- dikembangkan mencakup beberapa
kasi. Siswa diminta mengelompokkan aspek, yaitu aspek kesesuaian isi
larutan sampel yang mempunyai data materi, aspek keterbacaan, dan aspek
yang sama, serta bedakan jenis konstruksi, kemudian validator akan
Ramadhania et al.Pengembangan Instrumen Asesmen Kognitif Sifat…. |175

menilai produk yang dikembangkan didih, penurunan titik beku, dan pe-
berdasarkan beberapa aspek tersebut. nurunan tekanan uap larutan pada
Maka hasil validasi ahli dapat dilihat soal belum sesuai. Pada aspek keter-
pada Tabel 3. bacaan, yaitu melengkapi petunjuk
pengisian pada instrumen asesmen.
Tabel 3. Hasil validasi ahli Pada aspek konstruksi, yaitu mem-
Aspek yang Persen- perbaiki data pada tabel soal nomor 5,
Kriteria
dinilai tase dengan menghapus data mengenai
Kesesuaian Sangat larutan H3PO4 dan H2SO4 sehingga
89,2% variabel kontrol, variabel bebas, dan
isi materi tinggi
Sangat variabel terikat lebih jelas. Setelah
Keterbacaan 88,5% melakukan perbaikan pada produk,
tinggi
Sangat dengan memenuhi saran dari vali-
Konstruksi 90% dator, maka tahap selanjutnya adalah
tinggi
melakukan uji coba lapangan awal
Menurut Tim Penyusun (2010) produk pada guru di sekolah.
bahwa produk pengembangan yang
memperoleh persentase 71-90% dapat Uji Coba Lapangan Awal
dinyatakan valid. Berdasarkan Tabel Tahap ini dilakukan setelah
3, dapat dilihat bahwa instrumen ases- produk instrumen asesmen kognitif
men hasil pengembangan memiliki telah diperbaiki sesuai saran dan
validitas aspek kesesuaian isi materi, masukan valdator. Hasil tanggapan
keterbacaan, dan konstruksi dapat guru terhadap produk instrumen
dinyatakan valid dan memiliki kriteria asesmen kognitif yang dikembang-
sangat tinggi. kan, mencakup aspek kesesuaian isi
Validator setuju bahwa instrumen materi, aspek keterbacaan dan aspek
asesmen yang dikembangkan sudah konstruksi yang disajikan dalam
sesuai dengan KD dan indikator KPS, Tabel 4.
dan pertanyaan yang dirancang sudah
mengukur KPS dasar seperti meng- Tabel 4. Hasil tanggapan guru
observasi, mengkomunikasi, meng- Aspek yang Persen-
Kriteria
inferensi, mengklasifikasi, dan mem- dinilai tase
prediksi. Penggunaan tabel, grafik, Kesesuaian Sangat
90%
dan gambar submikroskopis, penyaji- isi materi tinggi
an bahasa, pemilihan jenis huruf dan Sangat
Keterbacaan 90,7%
ukuran huruf, serta penggunaan spasi tinggi
juga sudah sesuai. Ada beberapa Sangat
Konstruksi 92%
saran dari validator guna perbaikan tinggi
instrumen asesmen yang dikembang-
kan agar menjadi lebih baik misal Data hasil tanggapan produk
pada aspek kesesuaian isi materi, pada aspek kesesuaian isi, aspek
yaitu gambar submikroskopis pada keterbacaan, dan aspek konstruksi
soal nomor 2, seharusnya represen- oleh guru menunjukkan bahwa ins-
tatif, yang dapat menggambarkan trumen asesmen kognitif sifat koli-
ukuran dan warna yang ion yang gatif larutan elektolit berbasis KPS
sesungguhnyapada larutan dan peng- inimemiliki kriteria sangat tinggi. Se-
gunaan simbol-simbol seperti simbol hingga dapat dijadikan acuanatau
derajat Celcius dan kenaikan titik referensi bagi guru dalam melakukan
176| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 167-178

evaluasi proses pembelajaran untuk SIMPULAN


mengukur ketercapaian indikator Berdasarkan hasil penelitian dan
proses berbasis KPS dasar pada siswa pembahasan, maka dapat disimpulkan
di akhir pembelajaran kimia. bahwa instrumen asesmen yang di-
Berdasarkan permendikbud No kembangkan berupa tes tertulis yang
66 tahun 2013 tentang standar pe- terdiri dari 11 soal uraian. Instrumen
nilaian, instrumen asesmen harus me- asesmen kognitif yang dikembangkan
menuhi persyaratan substansi, kons- memiliki kriteria sangat tinggi pada
truksi dan penggunaan bahasa yang aspek kesesuaian isi materi, keter-
baik dan benar. Setelah instrumen bacaan, dan konstruksi dengan per-
asesmen yang dikembangkan direvisi sentase secara berurutan sebesar
maka instrumen asesmen tersebut 89,2%, 88,5%, dan 90% menurut
sudah memiliki persyaratan tersebut. validator dan berdasarkan uji coba
Dari hasil penelitian dan pengem- lapangan awal mengenai tanggapan
bangan, instrumen asesmen kognitif guru terhadap produk asesmen yang
berbasis KPS yang dikembangkan dikembangakan memiliki aspek ke-
memiliki karakteristik, yaitusoal-soal sesuaian isi materi, keterbacaan, dan
yang dikembangkan sudah sesuai konstruksi dengan kriteria sangat
dengan KD. Soal yang dikembang- tinggi sebesar 90%, 90,7%, dan 92%.
kan dapat mengukur indikator pen- Sehingga instrumen asesmen kognitif
capaian proses sehingga dapat dijadi- yang telah dikembangkan dapat di-
kan alat ukur untuk tercapainya nyatakan valid.
tujuan pembelajaran dan dapat me-
maksimalkan pemahaman siswa me- DAFTAR RUJUKAN
ngenai materi dalam pembelajaran. Arifin. 2009. Evaluasi Pembel-
Penyusunan instrumen asesmen di- ajaran. Rosda. Bandung.
lengkapi dengan kisi-kisi. Instrumen
asesmen berupa tes tertulis, yang Arikunto. 1997. Penilaian Prog-
terdiri dari 11 soal uraian yang meng- ram Pendidikan. Edisi III. Bina
ukur KPS dasar siswa. KPS dasar Aksara. Jakarta.
yang dapat diukur pada instrumen
asesmen adalah keterampilan meng- Astuti, W. P., Andreas, P. B. P.,
observasi, mengklasifikasi, mengin- dan Enni, S. R. 2012. Pengembangan
ferensi, memprediksi, dan mengo- Instrumen Asesmen Autentik Ber-
munikasikan. Instrumen asesmen basis Literasi Sains pada Materi
yang dikembangkan sudah dilengkapi Sistem Ekskresi. Lembaran Ilmu
dengan wacana, gambar submikro- Kependidikan,4(1):115-121.
skopis, dan tabel hasil percobaan
yang berwarna sehingga menambah Dantes, N. 2008. Hakikat Ases-
daya tarik siswa untuk mengerjakan men Otentik Sebagai Penilaian Proses
soal yang dikembangkan. Bahasa dan Produk dalam Pembelajaranyang
yang digunakan dalam instrumen Berbasis Kompetensi. Jurnal Kepen-
asesmen yang dikembangkan mudah didikan, 3(1): 120-128.
dipahami dan tidak menimbulkan
tafsiran ganda (ambigu). Selanjut- Fadiawati, N. 2014. Ilmu Kimia
nya,kaidah penulisan dalam ins- sebagai Wahana Mengembangkan
trumen asesmen telah disesuaikan Sikap dan Keterampilan Berfikir.
dengan kaidah yang berlaku.
Ramadhania et al.Pengembangan Instrumen Asesmen Kognitif Sifat…. |177

Majalah Eduspot Unit Data Base dan Universitas Negeri Surabaya Press.
Publikasi Ilmiah FKIP Unila, hal.8-9. Surabaya.

Ferdiana, S., Rinie, P. P., dan Jacob, C. 2006. Asesmen Otentik


Widowati, B. 2013. Pengembangan (Authentic Assessment)(Suatu Kunci
Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Kepada Pembelajaran Efektif). Jurnal
Berbahasa Inggris Tipe Integrated Matematika Integratif,5(2):13-24.
dengan Tema Mengamati Jasad renik
dalam Setetes Air untuk Kelas VII Karsli, F., Yaman, F., dan Ayas,
SMP. Jurnal BioEdu, 2(1): 31-34. A. 2009. Prospective Chemistry
Teachers’ Competency of Evaluation
Francisco, J. S., Chung, G., of Chemical Experiments in Terms of
Diego, F., dan Marthen, H. 2002. Science Process Skills. Proced.
Assessing student understanding of Soc.Behav. Sci., 20(1): 778-781.
general chemistry with concept
mapping. J. Chem. Educ., 79(2): 248- Lin, H. S., dan Hsiu, J. C. 2000.
257 The assessment of students and
teachers' understanding of gas laws. J.
Hali, R. S., dan Nova, E. N. Chem. Educ., 7(2): 235-238.
2014. Analisis Keterampilan Proses
Sains Mahasiswa Setelah Mengikuti Maknun, J., Hartien, K, S.,
Praktikum Fisika Dasar I Pada Topik Achmad, M., dan Tati, S, S. 2012.
Prinsip Archimedes.KIM Fakultas Keterampilan Esensial dan Kompe-
Matematika dan IPA, 2(3): 87-98. tensi Motorik Laboratorium Maha-
siswa Calon Guru Biologi dalam
Hartono. 2007. Profil Keteram- Kegiatan Praktikum Ekologi. Jurnal
pilan Proses Sains Mahasiswa PendidikanIPA Indonesia, 1(2): 142-
Program Pendidikan Jarak Jauh S1 148.
PGSD Universitas Sriwijaya. Pro-
ceeding of The First International Oktarina, N. 2007. Peranan
Seminar on Science Education, hal Pendidikan Global dalam Meningkat-
12-13. kan Kualitas Sumber Daya Manusia.
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(3):
Heong, Y.M., Othman, W.D., Md 189-198.
Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R.,
danMohamad, M. M. 2011. The Rustaman, N.Y. 2005. Perkem-
Level of Marzano Gigher Order bangan Penelitian Pembelajaran
ThingkingSkills Among Technical Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan
Education Students. Inter. J. Sains.Jurnal Pendidikan IPA, 1(3):
Soc.Hum, 1 (2): 121-125. 156-162.

Herlen, W. 1999. Purposes and Shahali, E.H.M., dan Halim,


Procedures for Assessing Science L.2010. Development and
Process Skills. Assess. Educ., Validationofa Test of Integrated
6(1):129-144. Science ProcessSkills. Proced. Soci.
Behav. Sci., 9(1):142-146.
Ibrahim, M., dan Nur, M. 2000.
Pengajaran Berdasarkan Masalah.
178| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 167-178

Soyibo, K. 1998. An assessment Starter dan Pengisian Program Ke-


of Caribbean integrated science ahlian Teknik Mekanik otomotif
textbooks’ practical tasks. J. Res. Kelas XII. Jurnal PTM, 9(1): 14-21.
Sci.Technol., 16: 31-41.

Suadnyana, I. N. 2014.Pengem-
bangan Model Pembelajaran Siklus
Belajar Berbasis Keterampilan Proses
IPA pada Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar4(2): 145-
158.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.


Tarsito. Bandung.

Sukmadinata. 2011. Metodologi


Penelitian Pendidikan. Remaja
Rosdakarya. Bandung.

Tim Penyusun. 2006. Badan


StandarNasional Pendidikan (BSNP).
2006. Model Penilaian Kelas. Dep-
diknas. Jakarta.

Tim Penyusun. 2010.Panduan


Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
TIK. Direktorat Pembinaan Menengah
Atas. Jakarta.

Walters, T.B., dan Soyibo, K.


2001. An Analysis of High School
Students’ Performance on Five
Integrated Science Process Skills.
Res. Sci. Technol. Educ., 19(2): 133-
145.

Wardani, S., Antonius, W.T., dan


Eka, N.P. 2009. Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Ber-
orientasi Problem –Based Instruction.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
3(1): 391-399.

Widyantoro, D., Boenasir, dan


Karsono. 2009. Pengembangan Soal
Tes Pilihan Ganda Kompetensi sistem

Anda mungkin juga menyukai