Anda di halaman 1dari 7

JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 6

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB 2
VEKTOR

Pendahuluan
Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya dan
pergeseran merupakan contoh–contoh dari vektor karena semuanya memiliki
besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif dan negatif.
Dari gambar dibawah terlihat beberapa segmen garis berarah ( vektor ) seperti AB
, AC dan AD dengan A disebut sebagai titik awal , sedangkan titik B, C dan D
disebut titik akhir.
Vektor posisi didefinisikan sebagai vektor yang memiliki titik awal O (untuk
vektor di bidang , titik O adalah ( 0,0 )).

Hasil Belajar
 Mahasiswa dapat mengetahui arti dari vektor dan komponen pembentuknya
 Mahasiswa dapat melakukan penjumlahan vektor

Kriteria Belajar
Mampu menerapkan penggunaan vektor didalam menyelesaikan persoalan fisika
mekanika.

Sumber Pustaka
Monica. G, Racmad B., 2002, Strategi Penyelesaian Fisika, Putera Sejati,
Malang.

Vektor
JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 9
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.1 Besaran Vektor dan Besaran Skalar


Besaran vektor adalah suatu besaran yang memiliki nilai dan arah.
Contoh : Kecepatan, percepatan, gaya, momentum.
Sedangkan besaran skalar adalah suatu besaran yang memiliki nilai tetapi tidak
mempunyai arah.
Contoh : massa, panjang, luas, suhu.
Penggambaran vektor dan cara menulis notasi besaran vektor dan vektor satuan.
Contoh :
1. Vektor A dengan nilai kecepatan 5 m/s kearah kanan

A 5 m/s notasi A
Pangkal ujung

2. Vektor B dengan nilai kecepatan 5 m/s kearah kiri

5 m/s B notasi -B
Ujung pangkal

2.2 Dua vektor dapat diganti dengan satu vektor satuan


2.2.1. Cara jajaran genjang
cara menggabungkan atau menjumlahkan dua buah gaya hingga membentuk
jajaran genjang. Aturan penjumlahan vektor dengan metode jajaran genjang
adalah
1. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berimpit.
2. Lukis sebuah jajaran genjang dengan kedua vektor sebagai sisi-sisinya.
3. Resultan adalah diagonal jajaran genjang yang titik pangkalnya sama dengan
titik pangkal kedua vektor.

Vektor
JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 10
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Contoh penjumlahan vektor dengan cara jajaran genjang :

A
R=A+B

2.1.2. Cara Poligon / Segi banyak


Aturan penjumlahan vektor dengan cara polygon/segi banyak adalah
1. Lukis salah satu vektor (sebut vektor pertama)
2. Lukis vektor kedua dengan pangkalnya di ujung vektor pertama.
3. Vektor hasil penjumlahan (resultan) didapat dengan menghubungkan
pangkal vektor pertama ke ujung vektor terakhir.

R=A+B

A
Dalil Phytagoras :
R =  Rx2 + Ry2

Nilai resultan pada besaran vektor berbeda dengan besaran skalar. Pada besaran
vektor, selain nilai vektor arahnya juga mempengaruhi nilai resultan yang didapat.
Contoh :
1. Penjumlahan Vektor A dan Vektor B yang arahnya sama

A B
RAB = A + B
2. Penjumlahan Vektor A dan Vektor B yang arahnya berlawanan
B
A
RAB = A – B
=0

Vektor
JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 11
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.3. Sebuah Vektor dapat diuraikan menjadi dua vektor atau lebih
Mengurai sebuah gaya menjadi dua komponen dilakukan apabila :
a. Dibentuk jajaran genjang kalau garis sudut menyudutkan dari dua
komponen diketahui atau terdapat dua garis kerja gaya dari dua komponen
yang melalui satu titik dengan gayanya (secara grafis).
b. Dihitung dengan dalil kosinus (secara analitis) dengan terlebih dahulu
dibuat gambaran penguraian secara grafis.
c. Dihitung dengan dalil sinus (kesetimbangan gaya).

Perhitungan menguraikan gaya diantaranya :


a. Salah satu komponen telah diketahui besarannya sedangkan yang lainnya
harus dicari.
b. Komponen-komponen harus sejajar dengan dua buah garis yang diketahui
(garis kerja gaya), sedangkan arah dan besarnya gaya harus dicari.
c. Kedua komponen besarnya telah diketahui, tetapi arahnya harus dicari.
d. Komponen yang satu sejajar dengan sebuah garis yang diberikan,
sedangkan komponen yang satu lagi besarnya diketahui, maka harus dicari
besar dan arah komponen yang pertama dan arah komponen yang kedua.

R

Vektor V dapat diuraikan ke sumbu x dan sumbu y dengan rumus sinus dapat
dicari :
Vy Vx
Sin  = ------ ; Cos  = ------
V V
Vy = V. Sin  ; Vx = V. cos 

Vektor
JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 12
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Dapat pula dicari dengan dalil phytagoras dimana :


V2 = Vx2 + Vy2, bila dua komponen diketahui maka komponen ketiga dapat dicari.

R
Vy
 Vx

Menentukan resultan beberapa vektor dengan menghitung semua komponen


mendatar dan komponen tegak.
Apabila sebuah vektor V memiliki komponen Vx dan Vy.
a. Besar vektor dapat dicari dengan menggunakan dalil phytagores
V2 = Vx2 + Vy2
b. Arah vektor dapat dicari dengan menggunakan perbandingan trigonometri
tangent.
Vx
Tan  = ------
Vy
c. Letak kuadran sudut sebuah vektor

II I

III IV

Kuadran I II III IV
Vx + - - +
Vy + + - -
Rangkuman

Vektor
JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 13
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Penjumlahan dua buah vektor yang arahnya sama akan ditambahkan sedangkan
jika arahnya berlawanan maka akan dikurangi dan arahnya mengikuti nilai vektor
yang besar.
Soal
1. Carilah jumlah dua vektor gaya berikut dengan metoda jajaran genjang.

Jawab :

2. Empat gaya sebidang bekerja pada sebuah benda dan berpotongan di titik O.
Carilah resultan gaya dengan menggunakan metoda komponen.

Jawab :

3. Empat gaya sebidang bekerja pada sebuah benda dan berpotongan di titik O.
Carilah resultan gaya dengan menggunakan metoda poligon.

Jawab :

4. Seorang ahli gua sedang meneliti sebuah gua. Ia mengikuti sebuah lorong
yang panjangnya 150 m lurus ke arah timur, kemudian 50 m ke arah barat laut
dengan membentuk sudut 30° dengan arah barat, kemudian 100 m ke arah
barat daya dengan membentuk sudut 45° dengan arah barat. Setelah
pergeseran keempat yang tidak diketahui arahnya ternyata ia kembali ke
tempat semula. Tentukan besar dan arah pergeseran keempat tersebut?
Jawab :

Vektor
JURUSAN TEKNIK MESIN Hal : 14
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Vektor

Anda mungkin juga menyukai