Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 (1)

Pendidikan seni budaya dalam kurikulum 2013 merupakan suatu alternative transformasi
nilai nilai luhur budaya. Pendidikan seni budaya adalah hal yang perlu diberikan kepada peserta
didik. Pendidikan seni budaya sendiri meliputi dari seni rupa, seni tari, seni musik, dan
sebagainya. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya atau SBdP diberikan di sekolah karena
memiliki makna, manfaat, dan keunikannya terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik.1
Tujuan pendidikan seni budaya secara umum adalah mengantar perkembangan kehidupan
peserta didik menuju proses pendewasaan berbasis budaya melalui kegiatan berekspresi,
berkreasi dan berapresiasi. Pendidikan seni budaya di sekolah selain sebagai wahana
pembentukan karakter bangsa juga untuk membina akhlak pada peserta didik.2
Berkaitan dengan pendidikan, guru merupakan ujung tombak keberhasilan dalam suatu
pembelajaran. Peran guru di sekolah dasar selain sebagai pendidik guru juga sebagai motivator,
fasilitator dan sebagai orang yang mampu mendidik kebutuhan siswa yang mengalami kesulitan
dalam proses belajar. Untuk itu pengajaran dalam pembelajaran seni ini diperlukannya seorang
pendidik yang menjadi komunikator. Jika pendidik kurang memiliki pemahaman dan
pengetahuan tentang seni, maka guru tersebut perlu mengikuti pelatihan untuk menanamkan
pengalaman mengenai kegiatan bekesenian yaitu guna meningkatkan keterampilan dan
kreativitas guru untuk berkarya dan berkespresi karena jika tidak akan berpengaruh kepada
pengembangan tentang kreativitas peserta didik itu sendiri.
Dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya ada pengaruh juga pada keseimbangan
otak peserta didik. Keseimbangan antara otak kanan dan kiri biasanya kurang diperhatikan
dalam pelaksanaan pendidikan dimana guru hanya fokus mengembangkan otak kiri saja. Dengan
seolah-olah beranggapan pelajaran umum sajalah yang paling penting dan yang paling utama.
Anggapan seperti itulah yang sebenarnya kurang baik terhadap perkembangan otak kanan siswa.
Banyak anggapan dari guru bahwa anak yang cerdas hanya dipandang dari segi kognitifnya saja.
keseimbangan tersebut terjadi karena dalam pembelajaran seni memberi kesempatan pada siswa
untuk berkreasi atau menciptakan sesuatu yang berunsurkan keindahan dengan kreativitas
mereka masing-masing. Sehingga dalam hal tersebut, otak kanan dan otak kiri pada siswa
berjalan dengan seimbang.
Seni budaya dan prakarya di sekolah dasar yaitu sebagai penyaluran bakat dan
pengembangan diri bukan semata-mata hanya sebagai mata pelajaran yang berbasis budaya saja.
Tujuan seni budaya dan prakarya sebagai mata pelajaran yaitu untuk meningkatkan kreativitas,
selain itu tujuannya untuk mengenalkan dasar budaya pada peserta didik sejak dini, guna untuk
melestarikan budaya Indonesia. Kegiatan melestarikan budaya tersebut harus diajarkan mulai
dari usia dini, karena generasi muda yang akan melestarikan budayanya pada masa yang akan
datang. Maka dari itu peneliti mengambil penelitian seni tari pada SD/MI, tujuan penelitian ini
untuk mengenalkan tarian daerah yang ada di Indonesia pada peserta didik dan juga
mengenalkan gerak dasar pada tarian daerah. Dengan melakukan kegiatan gerak tari tersebut
tanpa disadari siswa melestarikan budaya Indonesia. Seni tari memiliki peranan dalam
mengembangkan sebuah kekreativitasan pada diri seseorang. Kreativitas yaitu suatu sifat yang
ada pada seseorang yang berpotensi atau berbakat. Bakat yang dimiliki oleh masing-masing
individu pasti memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Kreativitas itu sendiri diasumsikan
sebagai sesuatu yang dimiliki atau yang tidak dimiliki oleh seseorang. Kreativitas yaitu
dorongan untuk berkembang dalam mewujudkan potensi, dan juga kecenderungan untuk
mengekspresikan diri dalam bentuk kemampuan yang dimiliki. Kreativitas seseorang dapat
dilihat dengan bagaimana cara individu tersebut mengeksplor kekreatifvitasannya melalui
apapun yang ada disekitarnya.
Kreativitas akan muncul jika memiliki motivasi tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi.3
Kreativitas siswa menjadi titik sentral dalam berkesenian. Maka dalam proses pembelajaran seni
sangat dituntut aktif dan kreatif yang diharapkan menghasilkan karya seni yang mendapat nilai
apresiasi. Proses pembelajaran seni selama ini belum secara optimal menumbuh kreativitas
siswa, khususnya dalam berkreasi untuk menciptakan sebuah karya seni dari proses
pembelajaran.4 Menurut Ibu Nikmahsari, S.Pd selaku guru kelas IV E yang juga termasuk guru
pengajar mata pelajaran SBdP (yang sudah termasuk ke dalam mata pelajaran “Tematik”) di
MIN 1 Kota Surabaya menjelaskan bahwa selama proses pembelajaran di dalam kelas guru
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam
berketrampilan akan tetapi dalam pembelajaran SBdP khususnya materi seni tari tersebut guru
masih mengalami beberapa kesulitan.
Berikut beberapa alasan diantaranya yaitu waktu pelaksanaan pembelajaran yang
terbatas, kurangnya fasilitas yang memadai dan kurangnya sumber daya manusia yang mahir
pada bidang tersebut. Maka dari itu kebanyakan guru mengambil sisi lain yaitu dengan
mengerjakan soal-soal yang ada pada buku untuk menggantikan materi pelajaran tersebut.6
Setelah wawancara dilakukannya pretest untuk mengetahui secara langsung permasalah tersebut.
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas IV E MIN 1 Kota
Surabaya, bahwa kreativitas siswa dalam menciptakan gerak dasar tari kipas pakarena tidak
tuntas, karena hampir 79,3% dari 29 siswa kreativitas dalam menciptakan gerak dasar tari kipas
pakarena tidak mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan yaitu ≥80.7
Rata-rata penilaian kinerja yang didapat pada prasiklus ini adalah 59. Persentase ketuntasan
yang didapat pada penilaian kinerja terhadap menciptakan seni tari kipas pakarena yaitu 20,7%.
Salah satu faktor dari fenomena tersebut karena siswa tidak memiliki
wawasan yang cukup dalam hal menari. Mengetahui pernyataan tersebut, perlu adanya
perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
berketerampilan. Maka dari itu perlu adanya faktor yang mendorong untuk mengembangkan
kreativitas siswa dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya seperti adanya pendekatan,
model, dan metode pembelajaran. Dari uraian di atas, peneliti berinisiatif untuk memberikan
model pembelajaran yang inovatif. Agar kreativitas siswa dapat meningkat dalam proses
pembelajaran seni budaya dan prakarya yaitu dengan menggunakan model Project Based
Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek. Model project based learning ini adalah suatu
kegiatan sebagai media dan pembelajaran yang merupakan salah satu pendekatan
konstruktivisme belajar yang berfokus pada peserta didik sebagai pusat dalam proses
pembelajaran. Dengan model pembelajaran berbasis proyek ini peserta didik menghasilkan suatu
bentuk hasil belajar.8 Model pembelajaran ini sangat baik dan cocok bila diterapkan untuk
meningkatakan kreativitas siswa dalam keterampilan menari.
Tingkat kreativitas siswa dalam menari pasti berbeda antara satu dengan yang lain.
Dalam hal tersebut dicontohkan dalam siswa mudah mencerna gerakan atau sebaliknya, dan
siswa yang menarikan sebuah tarian zzterkadang masih kurang maksimal dan kurang
berekspresi dalam membawakan sebuah tarian. Kreativitas di sini akan terlihat jika siswa
menarikan sebuah tarian siswa dapat memperhatian aspek keluwesan, kelancaran, dan
kepekaan.9 Aspek tersebut bertujuan untuk membantu dalam mengkategorikan seberapa besar
kreativitas siswa dari masing-masing aspek dari ketiga aspek dalam menari. Guna mengukur
aspek mana yang memiliki porsi lebih tinggi dalam menghasilkan suatu kreativitas tari pada
siswa kelas IV E di MIN 1 Kota Surabaya.

BAB 1 (2)

Guru merupakan ujung tombak kegiatan pendidikan di sekolah. Guru perlu menyadari setiap
anak ciptaan Tuhan yang berharga, unik dan istemewa yang berhak mendapatkan pendidikan
yang berkualitas. Guru perlu merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang mampu
meningkatkan kreativitas, meningkatkan kemandirian serta mengasah kemampuan berfikir
siswa. guru perlu berorientasi pada proses pertumbuhan kognitif, emosianal dan social secara
utuh bukan hanya berfokus pada penyelesaian materi pelajaran saja agar hasil akhir nilai siswa
tercapai sesuai dengan standart KKM.
Penjelasan :
Peranan kreativitas
Peranan kreativitas sangat penting dalam pengembangan kepribadian anak. Kreativitas
merupakan proses tindakan yang menjadi sarana untuk merangsang dan memunculkan bakat dan
berbagai potensi yang tersembunyi dalam diri anak untuk menjadi sebuah talenta, gagasan
maupun hasil karya yang orisinil. Anak yang kreatif berarti memiliki kemahiran menggunakan
daya nalar dan imajinasi untuk mengembangkan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
Kreativitas merupakan salah satu factor penentu kesuksesan hidup seseorang. Melalui
pengembangan kreativitas hidup manusia akan menjadi lebih berkualitas, karena mampu
menghasilkan suatu karya yang dapat dipakai untuk pengembangan diri, inovasi, maupun solusi
yang bermanfaat bagi sesama manusia. Perilaku kreatif penting untuk dikembangkan sejak masa
kecil karena kemampuan tersebut dapat mempersiapkan siswa untuk menjadi seorang
pembelajar mandiri yang siap untuk menghadapi perubahan dan tantangan yang terjadi didalam
kehidupan sehari-hari maupun masa mendatang.
Kemandirian
Berfikir kritis
Kreativitas, kemandirian dan kemampuan berfikir kritis merupakan kunci kesuksesan
hidup siswa dimasa kini dan masa depan. Sekolah perlu menghasilkan lulusan yang menjadi
seorang pembelajar seumur hidupnya, mampu memecahkan masalah dengan berfikir kreatif,
mandiri dan berfikir kritis dengan orang-orang di sekitarnya untuk mencapai sebuah tujuan yang
baik bagi kepentingan bersama. Guru sebagai ujung tombak pendidikan disekolah perlu
menyediakan kegiatan pembelajaran yang mendukung proses pertumbuhan anak yang holistik.
Berdasarkan pengamatan peneliti disalah satu kelas VIII SMPN 1 Saling dalam kegiatan
pembelajaran prakarya, ada beberapa masalah yang muncul dan menjadi perhatian peneliti
sebagai guru yang mengajar dikelas tersebut, beberapa masalah diantaranya :
Kurangnya keterlibatan dan perhatian siswa, selain itu salah satu masalah yang menjadi fokus
penelitian adalah kurang berkembangnya kreativitas siswa ditandai dengan kurangnya hasil
karya siswa yang orisinil, sebagian besar siswa menirukan hasil karya dari guru maupun teman
lainnya yang dijadikan contoh. Masalah berikutnya ialah kurangnya kekompakkan dan kerja
sama diantara siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Adapun masalah yang muncul
dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan terlalu berfokus kepada guru dan bersifat
konvensional sehingga siswa menjadi kurang tertarik serta kurang mendapatkan kesempatan
untuk mengembangkan ide kreatif dan membangun kerja sama bersama siswa lainnya.

SMPN 1 Saling yang menjadi tempat kerja sekaligus tempat penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak di…….telah dibangun sejak….sekolah SMPN 1 Saling ini memiliki
Visi…………penelitian tindakan kelas akan dilakukan di kelas …..dengan jumlah siswa……

Guru perlu menerapkan sebuah model pembelajaran yang dapat merangsang pemikiran
siswa berfikir dengan lebih aktif dan kreatif dengan menghadirkan situasi permasalahan yang
konkret/nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari untuk meningkatkan pemahaman dan
keterlibatan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Pengertian Model PJBL
Melalui penelitian ini, peneliti melakukan sebuah penerapan model PJBL untuk
meningkatkan kreativitas, kemandirian dan berfikir kritis siswa kelas VIII SMPN 1 Saling Pada
mata pelajaran Prakarya, Prakarya merupakan mata pelajaran ……..pada materi…..bahan yang
digunakan adalah dalam penelitian ini adalah barang….yaitu….
BAB 1 (3)

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kecakapan hidup yang harus
dimiliki siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan di abad ke 21. Salah satu kemampuan
berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif penting
dikembangkan melalui pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan menemukan dan
menentukan hal-hal baru dalam menghadapi segala persoalan atau permasalahan serta mampu
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Kemampuan berpikir siswa
dapat dikembangkan melalui kondisi pembelajaran yang menyenangkan. Dengan memilih serta
menerapkan model pembelajaran yang tepat misalnya dengan cara memberikan suatu
permasalahan atau kejadian-kejadian yang dapat merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa,
maka siswa dapat berpikir dan membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya sehingga akan
lebih lama untuk diingat.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membantu perkembangan
kemampuan dan potensi setiap siswa agar memiliki kecerdasan baik secara intelektual,
emosional maupun spiritual yang hasilnya dapat bermanfaat bagi kehidupan dirinya, masyarakat,
dan negara. Seperti yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1
Sedangkan menurut Mudyahardjo yang dikutip oleh Triwiyanto, pengertian pendidikan
dalam arti sempit adalah sekolah. Pendidikanadalah pengajaran yang diselenggarakan dengan
berupaya memberikan segala pengaruh terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepada
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal agar mereka mempunyai kemampuan dan kesadaran
penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosialnya.2 Salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah adalah Prakarya ). Pengertian Prakarya …….Pembelajaran Prakarya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar, mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan
bukti serta mengembangkan cara berpikir.
Dalam proses pembelajaran, siswa masih terpaku pada buku teks dan belum dapat
mengembangkan ide maupun gagasan mereka dalam menyelesaikan suatu soal atau masalah
yang diberikan oleh guru.
BAB 1 (4)

Dalam pemilihan metode pembelajaran sebaiknya guru selalu memperhatikan faktor


siswa yang menjadi subjek belajar, karena setiap siswa pada dasarnya memiliki kemampuan
serta cara belajar yang berbedabeda dengan siswa yang lainnya. Perbedaan tersebutlah yang
dapat menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap individu siswa. Namun bukan
berarti bahwa pembelajaran harus diubah menjadi pembelajaran yang individual, melainkan
dibutuhkan sebuah alternative pembelajaran yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan
seluruh individu siswa.
Kemampuan mengajar yang baik dan benar merupakan salah satu tuntutan sebagai
seorang pendidik, sehingga seorang guru harus mampu memilih serta menggunakan pendekatan
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan harus
mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa. Pendekatan yang diterapkan pada kurikulum
2013 adalah pendekatan scientific yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada pembelajaran
yang mengaktifkan siswa dan salah satu model dalam pendekatan scientific adalah model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Dalam proses pembelajaran, sebenarnya sudah ada keaktifan siswa di dalam kelas, hanya
saja keaktifan yang dilakukan kebanyakan siswa merupakan keaktifan yang seharusnya tidak
dilakukan dalam pembelajaran seperti aktif berbicara sendiri ketika guru sedang menjelaskan
materi, sibuk bermain laptop yang seharusnya tidak dilakukan pada pembelajan teori, saat guru
mengajukan pertanyaan kebanyakan siswa tidak mau menjawab dan tidak mau bertanya ketika
dipersilahkan bertanya apabila ada materi yang belum jelas khususnya dalam pembelajaran
Perekayasaan Sistem Kontrol. Hal ini menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa terhadap
materi yang disampaikan pada pelajaran Perekayasaan Sistem Kontrol.
Penggunaan metode pembelajaran yang tidak bervariasi dapat mengakibatkan siswa
merasa jenuh dan bosan, sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan tujuan pembelajaran
tidak tercapai seperti yang diharapkan. Berdasarkan pada tanggapan beberapa siswa tentang
metode ceramah yang digunakan guru dalam mengajar, mereka cenderung merasa jenuh dan
bosan selama pembelajaran karena guru hanya berceramah dalam penyampaian materi. Oleh
sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif, meningkatkan interaksi
yang terjadi pada siswa dan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, maka perlu diterapkan
metode mengajar yang bervariasi di dalam proses pembelajaran.
Solusi untuk mengatasi permasalahan belajar siswa kelas XII EI 3 SMK N 3 Wonosari
tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning). Alasan pemilihan pembelajaran berbasis proyek adalah karena dengan menggunakan
model pembelajaran tersebut, selain dituntut aktif dalam pembuatan proyek siswa juga dituntut
untuk aktif dalam belajar sehingga materi yang dipelajari dapat terselesaikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menuntut
pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question).
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda,
sehingga memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi)
dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen
secara kolaboratif serta merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan keaktifan
peserta didik. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis
informasi melalui cara yang bermakna.

BAB 1 (5)

Pembelajaran Prakarya merupakan salah satu pembelajaran yang tercantum dalam


Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum terdapat kompetensi dasar berupa membuat karya kerajinan
dan pengemasan dari bahan alam sesuai wilayah setempat. Dengan adanya kompetensi dasar
tersebut sekolah menyelenggarakan pembelajaran dengan memanfaatkan bahan alam yang ada
di lingkungan sekitar. Pembelajaran Prakarya dengan bahan alam di SMP Negeri 2 Ambarawa
Kabupaten Semarang terbukti dapat merangsang siswa untuk aktif, selain itu pembelajaran
sangat memanfaatkan bahan alam juga dapat menghasilkan karyakarya yang unik dan patut
untuk diapresiasi. Pembelajaran Prakarya dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi perencaan dilakukan dengan membuat RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
sesuai dengan silabus yang ada, tahap pelaksanaan guru melakukan pembelajaran berkarya
dengan memanfaatkan bahan alam. Bahan dasar disediakan sekolah sehingga memudahkan
siswa dalam berkarya. Tahap evaluasi dengan melakukan penilaian terhadap karya siswa oleh
guru.
BAB 1 (6)
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter
peserta didik sebagai hasil sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin meningkat dalam sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup,
dalam bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Menurut Degeng (2013: 3) pembelajaran adalah mempengaruhi peserta didik agar belajar.
Akibat yang mungkin nampak dari tindakan pembelajaran adalah peserta didik akan (1) belajar
sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajaran, (2) mempelajari
sesuatu dengan cara yang lebih efisien. Pembelajaran sebagai upaya membelajarkan si belajar.
Degeng berpendapat (2013: 4) banyak usaha yang dilakukan untuk memudahkan proses internal
yang diberlangsung ketika seseorang belajar. Kesemuanya mengacu agar proses belajar menjadi
lebih efektif dan efisien, yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran Prakarya menyiapkan peserta didik mengenal potensi daerah, serta dapat
berperan aktif selaku warga masyarakat, warga negara dan warga dunia untuk bertanggung
jawab mengembangkan budaya kearifan loka Indonesia. Mata pelajaran prakarya pada
kurikulum 2013 SMP dikelompokkan dalam empat strand, yakni strand kerajinan, strand
rekayasa, strand budidaya, dan strand pengolahan. Pembelajaran Prakarya menuntut peserta
didik mampu membuat/menciptakan karya untuk dapat dijadikan peluang usaha. Pembelajaran
Prakarya di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat melalui
aktivitas keempat strand tersebut. Unsur Pembelajaran Prakarya meliputi kreativitas, keuletan
mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi
permasalahan dengan tuntas.

Anda mungkin juga menyukai