Makalah Pendidikan Dewasaini Dan Antisipasi Pendidikan Masa Depan
Makalah Pendidikan Dewasaini Dan Antisipasi Pendidikan Masa Depan
Oleh :
Yuli Pratiwi
NIM : 2286206161
Putriyani Damnik
NIM : 2286206155
Uswan Efendi
NIM : 2286206201
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah “Pendidikan Dewasaini dan Antisipasi
Pendidikan Masa Depan” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. yang akan digunakan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan yang diajar oleh Ibu
Yanti Yandri K.M.Pd.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.
Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Dewasa ini./ Masa ini
B. Pendidikan Masa Depan
C. Antisipasi Terhadap Pendidikan Masa Depan
BAB III KESIMPULAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam UURI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 Pasal 1
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Mencermati rumusan pengertian pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa pada
dasarnya pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan sungguh-sungguh untuk
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depannya.
Pendidikan masa kini identik dengan teknologi dan inovasi yang beragam, mulai dari
penggunaan buku hingga penggunaan notebook sebagai media tulis untuk pembelajaran,
inovasi juga digunakan untuk mengefisiensi waktu dan juga agar seorang pelajar dapat
menyerap ilmu yang di ajarkan oleh tenaga pengajar. Pembelajaran masa kini juga berbeda
jauh dengan pembelajaran pada zaman dahulu, pembelajaran masa lalu identik dengan
ketegasan karna mereka berpikir bahwa jika mengajar dengan tegas maka para siswa akan
menerima pelajaran dengan sempurna, sedangkan pada masa masa kini pendidikan di lakukan
dengan cara yang lebih santai karna pada masa kini orang-orang berpikir bahwa jika dengan
cara yang santai atau dengan cara keakraban maka para siswa akan menerima pelajaran
dengan
Pendidikan yang dilakukan saat ini harus sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kehidupan peserta didik di masa depan.Oleh sebab itu setiap pendidik harus mampu
mengantisipasi keadaan masa depan tersebut agar pendidikan yang dilaksanakan betul-betul
sesuai dengan masa depan peserta didik.
penulis akan mencoba membahas tentang Pendidikan Dewasa ini dan Antisipasi
Pendidikan Masa Depan.
B. RUMUSAN MASALAH
Pendidikan masa kini juga berbeda dengan pendidikan masa lalu, pendidikan masa
lalu hanya didapat untuk para keluarga bangsawan saja sedangkan pendidikan masa kini
bisa di dapat untuk semua keluarga mulai dari menengah hingga bawah. Ketika
pendidikan masa kini bebas didapatkan oleh setiap masyarakat malah di wajibkan oleh
pemerintah Indonesia, malah masyarakat menengah ke bawah yang menolaknya berbeda
dengan masyarakat masa lalu yang ingin sekali atau mendambakan untuk bisa
mendapatkan ilmu atau bisa bersekolah.
Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini seakan-akan
sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan,
serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia. Gelombang globalisasi sedang menerpa
seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur
kebudayaan dengan dampak yang berbeda- beda. Pengertian globalisasi bagi ilmuan sosial
diartikan sebagai proses penyebaran rasa cipta dan karya suatu kebudayaan sehingga
diterima dan diadopsi oleh kebudayaan lain di seluruh dunia.Dalam proses globalisasi itu
maka budaya yang kuat dan agresif akan mempengaruhi budaya yang lemah dan pasif.
Budaya yang kuat dan agresif adalah budaya yang bersifat progresif yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai cara berpikir yang rasional dan realistis
b. Mempunyai kebiasaan membaca yang tinggi
c. Mempunyai kemampuan menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan
cepat dan banyak
d. Terbuka terhadap inovasi,bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru
e. Mempunyai pandangan hidup yang yang berdimensi local,nasional dan universal
f. Mampu memprediksikan dan merencanakan masa depan
g. Memanfaatkan teknologi yang senantiasa berkembang
Menurut Emil Salim (dalam Tirtahardja, 2005) terdapat empat kekuatan gelombang
globalisasi yang paling kuat dan menonjol. Bidang tersebut meliputi iptek, ekonomi,
lingkungan hidup dan pendidikan. Kajian keempat bidang tersebut sebagai berikut :
a. Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya
dengan menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi
iptek tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara
tanpa batas negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global
tanpa mengenal batas-batas negara. Globalisasi ekonomi telah menyebabkan batas-
batas negara hanya tapal batas dan politik,sedangkan dari segi ekonomi semakin
kabur.Krisis ekonomi pada suatu negara memberi dampak pada negara-negara lain.
c. Bidang lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan
berdampak pada negara lainnya.Oleh karena itu diperlukan wawasan dan kebijakan
yang tepat dalam pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan
lingkungan atau pembangunan yang berwawasan lingkungan. Contohnya kebakaran
hutan yang asapnya sampai ke Negara-negara tetangga.
d. Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya
nasional dan budaya -budaya nusantara. Melalui media cetak,media elektronik,dll
juga akan mempengaruhi sikap dan prilaku individu.
Kecendrungan globalisasi merupakan suatu gejala yang tidak bisa dihindari.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan IPTEK yang semakin cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah
satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepataan perkembangan IPTEK tersebut
terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Segi landasan ontologis
objek telaah adalah berupa pengalaman dan semua wujud yang dapat dijangkau lewat alat
indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya piranti yang
membantu alat indra tersebut.
Dari segi epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang
disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat.
Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang
mempersoalkan untuk apa IPTEK itu dipergunakan secara moral tertuju pada
kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK, yakni :
a. Penelitian dasar ( basic research )
b. Penelitian terapan ( applied research )
c. Pengembangan teknologi ( technological development )
d. Penerapan teknologi
(Mahendra, 2011)
3. Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan IPTEK yang luar biasa adalah perkembangan informasi dan
komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan lainnya. Begitu pula yang terjadi
di Indonesia kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani menjadi
masyarakat industri dan informasi. Seiring dengan itu komunikasi antar manusia yang
berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan
transportasi dan telekomunikasi.
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang
pesat, namun belum merata pada semua negara. Perkembangannya di negara berkembang
masih sangat lambat karena didominasi oleh negara-negara maju. Untuk itu diperlukan
upaya – upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat beberapa faktor yang
harus diperhatikan yaitu:
a. Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
b. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.
c. Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat
kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
d. Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ).
Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai
masyarakat masa depan.
(Mahendra, 2011)
4. Peningkatan Layanan yang Semakin Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan
layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan
iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan
cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya
serta daya kritis yang semakin tinngi. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan
persyaratan tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan. Di
bawah ini berbagai ciri profesi, yaitu:
a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu harus
mendapat pengakuan dari masyarakat.
b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan
prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk
mempalajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu
melaksanakan layanan itu.
c. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya
yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
d. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku dan
cara kerja dari anggotanya itu.
e. Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan
melindungi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
f. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi
seorang anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam
melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya
sendiri.
(Tim, 2008)
C. ANTISIPASI TERHADAP PENDIDIKAN MASA DEPAN
1) Tuntutan bagi Pendidikan Masa Depan
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan
menerima arus informasi yang cepat tetntulah memerlukan warga yang mau dan mampu
menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi yang baru
tersebut. Untuk itu pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mampu
menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Yang melahirkan generasi yang “
think globally but act locally”. Sehingga diperlukan pula penggarapan pendidikan yang
baru yang harus menyeluruh mulai dari lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai
pada lapis individual.
Pada lapis sistem, secara nasional telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang
dituangkan dalam sejumlah perundang – undangan, utamanya UU No. 20 Tahun 2003
tentang sisdiknas beserta serangkaian aturan pelaksanaannya. Penggarapan pada lapisan
institusional berkaitan dengan aspek kelembagaan seperti : kurikulum, struktur dan
mekanisme pengelolaan, sarana dan prasarana. Sedangkan pada lapis individual
penggarapan upaya pembaharuan utamanya terkait dengan semua personal yang terlibat
dalam pendidikan yaitu guru dan siswa.
Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas
manusia yang dihasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara indonesia pada abad ke 22 yang akan
datang.
2) Upaya Mengantisipasi Masa Depan
a) Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk wawasan dan
perilaku manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang menjadi rujukan atas perilaku.
Nilai-nilai tersebut bersumber dari nilai agama, hukum, adat istiadat, kesopanan, moral
dan lainnya baik yang tertulis ataupun tidak tertulis. Salah satu pengaruh nilai – nilai
tersebut akan tampak dalam sikap seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum maka sikap
selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak
sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
Pembentukan pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan sebagainya. Perubahan nilai
dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa
sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pembaharuan dan
pelestarian. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia
semestinya akan tetap dilestarikan agar terhindar dari krisis identitas.
b) Pengembangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Kebudayaan adalah hasil karya manusia melalui cipta dan karsa yang berkaitan
dengan religi, kesenian, bahasa, pengetahuan sampai sisem teknologi dan peralatan.
Berkaitan dengan hal itu UNESCO telah menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan
Sedunia yang menekankan bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus
meliputi empat dimensi yakni :
1. Afirmasi atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan, karena
pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat /
bangsa yang bersangkutan.
2. Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia
berhak diakui identitas budayanya.
3. Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka partisipasi
yang optimal dari masyarakat adalah mutlak diperlukan.
4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak era
globalisasi.
c) Pengembangan Sarana Pendidikan
Dalam menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa
hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S.
Hamijoyo (dalam Mahendra, 2011) mengemukakan lima strategi dasar dalam era
globalisasi tersebut yakni :
1. Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang-bidang
yang vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi
globalisasi.
2. Pendidikan untuk mengembangkan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-
bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai
instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan
kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya
sistem pendukung kehidupan manusia.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, ideologi
demi ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan, terhadap
pengelola sistem pendidikan formal dan non-formal, demi penggalakan
peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efesiensi sumber daya manusia serta
keseluruhan.
BAB III
KESIMPULAN