Anda di halaman 1dari 12

TOPIK : SISTEM MUSKULOSKELETAL

Dr. Muhammad Budi Syahputra

TUJUAN KHUSUS :

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi dan fungsi sistem musculoskeletal
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan mekanisme kontraksi otot
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan Hukum All or None
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan metabolisme otot & tulang

PENDAHULUAN
Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat
tubuh. Otot rangka saja membentuk 40% berat tubuh dari pria dan 32% pada wanita, dengan
otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga jenis
otot secara struktural dan fungsional berbeda, namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua
cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorisasikan sebagai
lurik atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos).
Kedua otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung
da
n otot polos), masing-masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf
somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan
tidak berada di bawah kontrol kesadaran.
MATERI
Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem otot rangka atau otot yang melekat pada tulang
yang terdiri atas otot-otot serat lintang yang sifat gerakannya dapat diatur (volunter) yang
secara umum berfungsi sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pergerakan bagian-bagian tubuh atau berjalan;
(2) mempertahankan sikap tertentu karena adanya kontraksi otot secara lokal yang
memungkinkan kita mengambil sikap berdiri, duduk, jongkok, dan sikap lainnya;
(3) menghasilkan panas karena proses-proses kimia dalam otot yang dapat digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Otot skeletal secara volunter dikendalikan oleh saraf pusat dan
perifer .
Otot skeletal atau otot lurik berperan dalam gerakan tubuh dan produksi panas. Otot
dihubungkan oleh tendon ke tulang, jaringan ikat, dan kulit. Otot tubuh tersusun oleh kelompok
sel otot yang terbungkus dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium. Semakin banyak fasikuli
yang terdapat dalam otot semakin rinci gerakan yang ditimbulkan. Kelompok otot skeletal,
berdasarkan lokasinya terdiri dari kelompok otot leher, punggung, dada, bahu lengan atas,
lengan bawah, pantat, dasar panggul, paha atas, betis, dan kaki

Jenis-jenis otot
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu :
Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan, dibagian
tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memilki serat yang arahnya searah
panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari
protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg.
Walaupun tidur. Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh
dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran
pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit,
saluran kelamin dan saluran ekskresi
Cara kerja otot polos
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi pendek.
Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang, maka reaksi terhadap berasal
dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot polos tidak berada di bawah
kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
Otot lurik / Rangka
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak, letaknya di pinggir,
panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak
menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak serat-serat
lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar.
Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik berada di
bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga terdapat dalam kulit
seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang
mengelilingi mulut dan mata
Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan daraf
sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar,
artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya bekerja menurut
kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan
kelelahan.
Otot jantung
Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot lurik perbedaanya
ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain. Berciri merah khas dan
tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk
percepat atau memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar.
Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus untuk
mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan
saraf. Cara kerja otot jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik

FUNGSI SISTEM OTOT RANGKA


• Menghasilkan gerakan rangka.
• Mempertahankan sikap dan posisi tubuh.
• Menyokong jaringan lunak.
• Menunjukkan pintu masuk dan keluar saluran dalam sistem tubuh.
• Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot: energi menjadi panas

STRUKTUR SERAT OTOT RANGKA


• Serat otot terdiri dari kumpulan beberapa myofibril
• Nukleus  mengandung materi genetik sel
• Sarcolema  membran plasma dari serat otot
• Sarcoplasmic Reticulum  reticulum endoplasmanya serat otot, yang menghubungkan antar
tubulus.
• Terminal cisternae  pangkal dari sarcoplasmic reticulum, merupakan tempat ion calsium
otot.
• Tubulus T  merupakan invaginasi dari sarcolema kedalam serat otot.
• Triad  Tubulus T yang berjalan diantara dua terminal cisternae.
• Mitochondria  tempat sintesa ATP otot.
• Cytosol  cairan intracellular otot

MYOFIBRIL TERDIRI ATAS


• Sarcomere  dibatasi oleh 2 garis Z
(Z-Line). Merupakan unit fungsional dari otot rangka.
• Myofilamin tipis  mengandung protein actin, tropomyosin, dan troponin.
Myofilamen tebal  terdiri dari ratusan protein myosin. Satu myosin berbentuk seperti dua
stick golf yang saling berpilin
KONTRAKSI OTOT
Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang kemudian diikuti dengan relaksasi.
Respon ini disebut sebagai kontraksi kedutan otot (muscle twitch). Kedutan timbul kira-kira 2
mdet setelah dimulainya depolarisasi membrane, sebelum repolarisasi selesai. Lamanya
kontraksi kedutan beragam, sesuai dengan jenis serabut otot yang dirangsang. Serabut otot
cepat, yang terutama berperan dalam gerakan halus, cepat dan tepat, mempunyai lama
kedutan 7,5 mdet. Serabut otot lambat, yang terutama berperan dalam gerakan kuat,
menyeluruh, dan dipertahankan, memiliki lama kedutan sampai 100 mdet.
DASAR MOLEKULAR KONTRAKSI
Proses yang mendasari pemendekan elemen kontraktil di otot adalah pergeseran filamen tipis
pada filamen tebal. Lebar pita A tetap, sedangkan garis Z bergerak saling mendekat ketika otot
berkontraksi dan saling menjauh bila otot diregang.
Pergeseran selama kontraksi otot terjadi bila kepala miosin berikatan erat dengan aktin,
menekuk di taut kepala dengan leher, dan kemudian terlepas. Lonjakan tenaga (power stroke)
ini bergantung pada hidrolisis ATP yang serentak. Molekul miosin-II adalah dimer yang memiliki
dua kepala, tetapi setiap saat hanya satu yang melekat ke aktin.
Banyak kepala miosin mengalami siklus pada saat yang sama atau hampir bersamaan, dan
kepala- kepala tersebut bersiklus berulang-ulang untuk menghasilkan
kontraksi otot keseluruhan. Setiap power stroke akan memendekkan sarkomer sekitar 10 nm.
Setiap filamen tebal mengandung 500 kepala miosin, dan setiap kepala bersiklus sekitar lima
kali per detik selama berlangsungnya kontraksi cepat.
Proses ketika depolarisasi serabut otot memicu kontraksi disebut dengan penggabungan
eksitasi-kontraksi (excitation-contraction coupling)

Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan proses berikut :


1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada
serat otot.
2. Pada setiap ujung saraf mensekresi substansi neurotransmitter yaitu asetikolin dalam jumlah
sedikt
3. Asetikolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak
saluran bergerbang asetikolin melalui molekulmolekul protein dalam membran sel otot
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir ke
bagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan
suatu potensial aksi dalam serat otot
5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot dalam cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan di sepanjang membrane saraf
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot di dalam serat otot pada
tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar
ion kalsium, yang telah disimpan di dalam retikulum ke dalam myofibril
7. Ion –ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin, yang
menyebabkan bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sebagai potensial aksi otot yang baru datang lagi,
pengeluaran ion kalsium dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti
PENGATURAN KONTRAKSI OTOT
Gerakan otot lurik tentu dibawah komando atau suatu kontrol yang disebut impuls saraf motor.
Ca2+ mengatur Kontraksi Otot dengan proses yang ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin
Ion Kalsium turut berperan serta dalam pengaturan kontraksi otot. Kemudian, sebelum
pengaruh Ca2+ ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin. Ia menunjukkan aktomiosin yang
diekstrak langsung dari otot (sehingga mengandung ikatan dengan troponin dan tropomiosin)
berkontraksi karena ATP hanya jika Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin dan tropomiosin
pada sistem aktomiosin tersebut meningkatkan sensitivitas sistem terhadap Ca2+.
Impuls saraf melepaskan Ca2+ dari Retikulum Sarcoplasma
Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular (= sambungan
antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer oleh
sebuah sistem tubula transversal / T. Tubula tersebut merupakan pembungkus- pembungkus
semacam saraf pada membran plasma fiber. Tubula tersebut mengelilingi tiap miofibril pada
disk Z masing-masing.
Semua sarkomer pada sebuah otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi sehingga otot
dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal elektrik itu dihantar (dengan proses yang
belum begitu dimengerti) menuju retikulum sarkoplasmik (SR). SR merupakan suatu sistem dari
vesicles (saluran yang mengandung air di dalamnya) yang pipih, bersifat membran, dan
berasaldari retikulum endoplasma. Sistem tersebut membungkus tiap-tiap miofibril hampir
seperti rajutan kain. Membran SR yang secara normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu
mengandung sebuah transmembran Ca2± ATPase yang memompa Ca2+ kedalam SR untuk
mempertahankan konsentrasi [Ca2+] bagi otot rileks.
Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi permeabel terhadap Ca2+.Akibatnya, Ca2+
berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+ khusus menuju interior miofibril, dan konsentrasi
internal [Ca2+] akan bertambah. Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini cukup untuk memicu
perubahan konformasional dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya, kontraksi otot terjadi
dengan mekanisme “perahu dayung” tadi. Saat rangsangan saraf berakhir, membran SR
kembali menjadi impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam miofibril akan terpompa
keluar menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala.
3 jenis sumber energi untuk kontraksi otot rangka
1. Fosfokreatin yang mengandung banyak ATP dan dapat langsung digunakan
oleh otot tetapi cepat habis (sekitar 5-8 detik)
2. Proses glikolisis dari glikogen membentuk asam piruvat dan asam laktat. Reaksi ini tidak
memerlukan oksigen dan pembetukan energi 2,5 kali lebih cepat dari mekanisme
fosforilasi oksidatif. Namun karena akumulasi asam laktat biasanya otot mudah
mengalami kelelahan dalam beberap menit
3. Fosforilasi oksidatif merupakan kombinasi antara oksigen dengan produk glikolisis tetapi
membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan energi. Umumnya 95% sumber
energi otot didapatkan dari sumber ini.
Neuromuscular junction
Neuromuscular junction adalah daerah pertemuan atau sinaps antara membran sel saraf dan
membran otot. Di daerah inilah terjadi stimulasi dari bagian saraf ke bagian otot melewati
proses yang disebut transmisi sinaptik kimiawi dengan pelepasan asetilkolin.
Asetilkolin yang dipeaskan dari bagian saraf selanjutnya akan diterima oleh reseptor yang
berada di bagian otot, sehingga ikatan antara asetilkolin dengan reseptornya memicu masuknya
ion Natrium ke dalam sel- sel otot sehingga terjadi aksi potensial di otot dan hal inilah yang
menginisiasi kontraksi otot.
Bagian otot yang berada di daerah neuromuscular junction ini biasa disebut motor end plate.
Konsentrai neurotransmiter asetilkolin menentukan kecepatan dan kekuatan
kontraksi otot yang terjadi, dan dalam sinaps tersedia enzim asetilkolinesterase yang akan
menginaktivasi asetilkolin agar kontraksi otot tidak terjadi terus menerus.
Juga terdapat beberapa zat yang dapat menghambat neurotransmitter yang secara normal
menginhibisi konduksi sinyal akibat ikatan antara asetilkolin dengan reseptornya seperti GABA
dan glysin, yang jika hal ini terjadi akan terjadi konduksi terus menerus sehingga terjadi tetani.
Sebaliknya jika asetilkolin tidak cukup banyak atau tidak mencapai reseptornya oleh karena
suatu sebab (obat, racun, toksin bakteri) maka kontraksi tidak akan terjadi pada otot. Jadi
hubungan antara neurotransmitter asetilkolin dengan reseptornya, juga kehadiran
asetilkolinesterase dan rangsangan inhibisi oleh neurotrasmitter lainnya (GABA) sangat penting
untuk membentuk kontraksi otot yang normal.
HUKUM ALL OR NONE
Hanya berlaku untuk otot jantng dan otot polos.
Untuk otot rangka tidak berlaku, karena otot rangka terdiri dari banyak serabut. Untuk satu
serabut otot berlaku hukum ini,tetapi untuk keseluruhan tidak berlaku hukum ini
Jika intensitas stimulus tidak mencapai batas ambang (treshold)  kontraksi tidak akan terjadi
samasekali. Akan tetapi jika intensitas stimulus mencapai ambang batas  maka keseluruhan
otot akan ikut berkontraksi.

METABOLISME TULANG
Tulang merupakan organ yang dinamis dalam fungsi metabolism dapat merupakan cadangan
dan pengtur keseimbangan berbagai mineral dalam tubuh seperti kalsium, fosfor, magnesium
dll
Metabolisme tulang di pengaruhi oleh berbagai hormon dan keadaan, vitamid D, hormone
paratiroid, hormone kalsitonin, hormone pertumbuhan, hormone tiroid, kadar kalsium atau
fosfor darah, dll
Tulang merupakan jaringan yang kaya pembuluh darah. Aliran darah ketulang mencapai 200-
400ml/menit yang berguna dalam membantu metabolisme tulang.
Tubuh orang dewasa mengandung kira-kira 1-2kg kalsium yang 98%nya terdapat dalam tulang
KADAR KALSIUM
Kadar kalsium plasma ditentukan oleh peningkatan jumlah kalisium, tergantung dari
pemasukan melalui absorpsi pada saluran cerna, resorpsi cadangan kalsium pada tulang
Regulasi kalsium terutama dipengaruhi oleh hormone paratiroid, hormone kalsitonin dan
vitamin D
Absorpsi kalsium sebagian besar terjadi pada usus halus bagian proksimal meningkat pada masa
pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui, menurun pada usia lanjut
Fosfor bersama kalsium merupakan komponen utama tulang dan jaringan lainnya seperti pada
ATP, AMP siklik dan senyawa penting lain yang vital dalam tubuh.
FOSFOR
Jumlah fosfor total pada orang dewaa normal adalah 1kg, 85-90% di antaranya berada pada
tulang
Fosfor cukup efisiensi di arbsorbsi pada usus halus dengan transport aktif daN difusi aktif, yang
berbanding lurus dengan makanan sehari-hari.
VITAMIN D
Vitamin D merupakan hormone, bukan suatu vitamin, karena metabolic aktif vitamin D (1,25
dehidroksikolekalsiferol) hanya di hasilkan oleh tubuh, di transport melalui darah, dan berefek
jauh dari tempat pembentukannya.
Apabila kita cukup terkena pajanan sinar matahari, kebutuhan tubuh akan vitamin D sudah
mencukupi, tanpa perlu tambahan makanan
Metabilik aktif vitamin D mempunyai peran penting dalam metabolism kalsium dan fosfor pada
saluran cerna, tulang dan ginjal

HORMON PARATIROID
Hormon Paratiroid atau disebut parathormon dihasilkan oleh chief cell kelenjar paratiroid di
kutub posterior kelenjar tiroid. Hormon ini dapat meningkatkan kadar kalsium dan menurunkan
kadar fosfat plasma melalui mekanisme pada tulang, ginjal, dan usus.
Keluarnya hormone ini akibat kadar kalsium darah yang rendah
Kerja hormone paratiroid pada tulang dan ginjal menyebabkan meningkatnya aktifitas adenil
siklasi dengan akibat peningkatan pembentukan AMP siklik pada sel osteoklas tulang,
menyebabkan sekresi enzim dan asam dari osteoklas.
Pada ginjal dan usus menyebabkan pembentukan protein pengikat kalsium. Smua proses
tersebut menyebabkan hiperkasimia.
HORMON KALSITONIN
Hormon kalsitonin menurunkan konsentrasi kelium melalui 3 cara yaitu mengurangi aktifitas
osteoklas, meningkatkan aktifitas osteoblast dan mencegah pembentukan osteoklas yang baru,
sehingga mobilisasi tulang berkurang. Kalsitonin juga dapat menyebabkan, penurunan sekresi
asam lambung dan peningkatan eksresi natrium, kalsium dan fosfat dalam urine
SEL SEL TULANG TERDIRI DARI 3 JENIS :
1.OSTEOKLAS
2.OSTEOBLAST
3.OSTEOSIT

Rangkainaan pembentukan osteoklas, osteoblast dan osteosit dalam perubahan tulang


adalah sebagai berikut:
Pembentukan osteoklas oleh osteoprogenitor
Di pengaruhi oleh rangsangan hormone tiroid, hormone paratiroid, hormone pertumbuhan,
dan ion kalsium
Pembentukan osteoblast oleh osteoklas
Di rangsang oleh hormone karsitonin, hormone pertumbuhan, ion fosfor dan stress mekanis
Pembentukan osteosit oleh osteoblast
Osteoblast lambat laun terperangkap dalam matriks yang telah mengalmi kalsifikasi lalu
berubah menjadi osteosit yang berlangsung selama beberapa bulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton and Hall : Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunder Elsevier, 2011

2. Fox : Human Physiology, 8th edition, The McGraw-Hill Companies, 2003

Anda mungkin juga menyukai