Makalah Anti Korupsi
Makalah Anti Korupsi
Disusun Oleh :
1. Fitri Nurfaridah
2. Dede Isah Mita Mulyanti
3. Lilis
4. Yeti
5. Sri Haryati
6. Siti Maryam
7. Nunung Nurhayati
8. Intan Ratna Wati
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini/ Penulis sadar makalah ini belum
sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi Secara Teoritis ................................................................ 3
2.2 Gambaran Umum Korupsi di Indonesia dan Jenis-Jenis Korupsi .................. 4
2.3 Tujuan Korupsi ............................................................................................... 5
2.4 Tantangan Demokrasi di Indonesia ................................................................ 6
2.5 Tantangan Menuju Proses Demokratisasi Indonesia ...................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
sementara elemen ini adalah salah satu elemen paling penting dalam
demokrasi. Pada tingkat kelembagaan, partai politik dan parlemen tidak lagi
menjadi pembela hukum, melainkan menjadi pelanggar aturan hukum.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Korupsi secara Teoritis.
2. Untuk Mengetahui Gambaran Korupsi dan Jenis-Jenis Korupsi.
3. Untuk Mengetahui Tujuan dari Korupsi.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tantangan Demokrasi di Indonesia.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Tantangan Proses Demokratisasi di
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Korupsi secara Teoritis
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut
Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan
kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku
pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh
masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi
kepentingan pribadi. Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan
curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam
modus.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika
dilihat dari struktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi
pada hakekatnya mempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi
batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan wewenang
dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus
dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber
kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatankekuatan
formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk
memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan
jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi
dengan mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman.
Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan
melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang
bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang
menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi.
Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga
yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada
3
keluarganya atau partainya kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai
hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam
keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam
korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan
pribadi dengan masyarakat.
4
sebagai tindak korupsi. Namun secara ringkas tindakan-tindakan itu bisa
dikelompokkan menjadi:
5
monopoli. Rusaknya ekosistem, pengundulan hutan sampai terkuras habisnya
sumber daya alam yang ada juga karena praktik monopoli.
• Pendidikan
Di bidang pendidikan, lembaga yang seharusnya sebagai
kawahcandradimuka, tempat menggodok para calon penerus bangsa, ternyata
bisa juga menjadi lahan yang subur bagi praktik korupsi. Fenomena jual beli
gelar dan nilai adalah bukti kuat bahwa di lembaga ini juga terjangkit korupsi.
• Hukum
Praktik korupsi ditujukan untuk memperoleh fasilitas dan perlindungan
hukum. Fasilitas disini adalah berupa kepastian terhadap bisnis atau usaha
koruptor. Sedangkan perlindungan hukum menyangkut upaya dari si koruptor
memainkan hukum hingga bisa terbebas dari segala ancaman hukum pidana.
6
partai politik menjadi anjlok. Demokrasi, yang bersendikan pada parpol,
akhirnya akan ikut-ikutan kehilangan kepercayaan. Orang menjadi lelah
berdemokrasi. Kerinduan untuk kembali pada rezim otoritarian pun muncul.
Orang menjadi lupa bahwa pada masa rezim otoritarian sebenarnya korupsi
juga cukup banyak terjadi, tetapi bersifat lebih terpusat dan hampir tidak pernah
diekspos oleh media massa. Bedil siap menghampiri kantor media yang berani
menulis praktik korupsi penguasa. Pada masa itu memang tidak ada pers yang
bebas. Pelanggaran hak asasi manusia, seperti penyiksaan hingga matinya
perempuan aktivis buruh Marsinah, terjadi tanpa ada pertanyaan kritis dari
parlemen.
2.5 Tantangan Menuju Proses Demokratisasi Indonesia
Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat {JPPR}
Masykurudin Hafidz merumuskan tujuh tantangan proses demokratisasi
Indonesia ke depan.
1) Dalam hal korupsi pemilu yang menjadi tantangan terbesar adalah
penerimaan dana illegal partai politik dan dana kampanye pemilu.
2) Isu penegakan hukum pemilu adalah pengaturan dan regulasi pemilu yang
tidak sinkron dan tidak terbarukan
3) Dalam hal integritas penyelenggara pemilu, keterbukaan penyelenggara
Pemilu terhadap data dan proses pelaksanaan tahapan serta dukungan
partisipasi masyarakat menjadi kunci atas keberhasilan pelaksanaan
Pemilu 2014.
4) Tantangan isu konflik dan kekerasan adalah bentuk, aktor, korban, dan
cara kekerasan dalam pemilu semakin meluas. Kekerasan tidak lagi
berbentuk fisik tetapi juga non fisik.
5) Proses Pemilu 2014 menghasilkan media yang terbelah antara yang pro
pemerintah, oposisi dan yang independen serta partisipasi warga yang
meningkat secara signifikan dalam isu demokrasi melalui teknologi
internet.
6) Isu partisipasi politik warga masih dipahami sebagai kehadiran dalan
forum politik formal (misal memilih dalam pemilu). Ini terjadi akibat
Orde Baru yang mewariskan sejumlah masalah partisipasi politik warga
yang akut: krisis demokrasi perwakilan, depolitisasi warga (massa
7
mengambang), cara-cara miliiteristik dalam membungkam suara warga,
masih kuatnya nilai dan sikap yang antipluralime, dan menjadikan warga
sebagai obyek untuk kepentingan elit
(oligarki).
7) Terkait keterbukaan informasi, yang menjadi tantangan adalah
menyelenggarakan sistem pengelolaan dan pelayanan informasi
sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Empat tahun berlalu, pada penerapan
undang-undang tersebut KPU belum merespon dengan membentuk
aturan-aturan internal dalam mempersiapkan pelayanan informasi.
8
6) Partisipasi politik warga membutuhkan kesepakatan perspektif yang
pemaknaannya adalah menghadirkan dan merepresentasikan kepentingan
warga, yang tidak disediakan oleh kekuatan politik formal (partai politik).
Untuk itu pendidikan politik harus berubah, menjadi pendorong utama
partisipasi politik yang menghadirkan dan merepresentasi kepentingan
warga, serta tidak terbatas pada momen pemilu. Pendalaman partisipasi
politik warga, membutuhkan peluang untuk menciptakan instrumen-
instrumen partisipasi politik alternatif, misalnya dalam wujud serikat-
serikat, komunitas-komunitas, dan forum-forum warga yang
memperjuangkan kepentingan publik dan menuntut keadilan distribusi
sumberdaya. Partisipasi politik harus selalu berbasis pada koneksitas yang
nyata dengan warga/rakyat.
7) KPU harus segera menyelenggarakan sistem pengelolaan dan pelayanan
informasi sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dengan mengesahkan PKPU
mengenai pelayanan keterbukaan informasi publik dan membuat SOP
Pelayanan Informasi Publik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindakan penyalahgunaan wewenang dan
kekuasaan yang sangat merugikan negara, korupsi ini menjadi permasalahan
utama terhadap kemajuan suatu negara, terutama bagi negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Korupsi bisa dikatakan sebagai suatu
kejahatan luar biasa, karena tindakan mencuri uang negara ini akan
berdampak pada segala hal dalam sebuah negara yang berakibat pada
perlambatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, serta dampak-dampak
sosial, politik dan budaya. Tindakan ini sangatlah tidak bermartabat serta
tidak bertanggung jawab, karena itulah pemberantasan dan pencegahan
korupsi haruslah menjadi prioritas paling utama bangsa indonesia saat ini
demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
3.2 Saran
Pemberantasan dan pencegahan terhadap korupsi harus kita lawan
secara bersama-sama, dukungan terhadap lembaga-lembaga terkait sangatlah
dibutuhkan bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dari masyarakatnya
sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2011/05/18/02495289/
korupsi.dan.demokrasi? page=all http://rumahpemilu.org/tantangan-
demokrasi-indonesia
https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-korupsi-dan-tantangan-
demokrasi-di-indonesia-2-pdf-free.html
11