Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

A. Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965


Pengertian Disintegrasi Bangsa

• Disintegrasi adalah keadaan Faktor Yang Mempengaruhi


tidak bersatu padu yang Disintegrasi Bangsa
menghilangnya keutuhan serta  Geografi
menyebabkan perpecahan.  Demografi
• Disintegrasi Bangsa yaitu  Kekayaan Alam
perpecahan atau hilangnya
persatuan suatu bangsa.  Ideologi
• Secara umum pernyebab  Politik
disintegrasi bangsa adalah  Ekonomi
karena rasa tidak puas dan  Sosial Budaya
ketidakadilan masyarakat  Pertahanan dan Keamanan
terhadap pemerintahan yang
mengakibatkan
pemberontakan atau
separatisme
Ancaman Disintegrasi Bangsa
Pergolakan Dalam Negeri (1948-1965)

Sejarah pergolakan dan konflik selama masa


tahun 1948-1965 terbagi ke dalam tiga bentuk :
• Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan
Ideologi
• Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan
Kepentingan
• Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan
sistem pemerintahan
1. Pemberontakan PKI Madiun Tahun
1948
Akibat Persetujuan Renvile, posisi Indonesia
bertambah sulit. Sehingga Moh. Hatta membentuk
kabinet baru. Cara Moh. Hatta agar para PKI tidak
memprovokasi terhadap Kabinet Hatta yaitu :
a. Melepas para prajurit dengan sukarela untuk
meninggalkan ketentaraan.
b. Mengambil 100 orang laskar dari masyarakat dan
menyerahkan penampungan kepada Kementerian
Pembangunan dan Pemuda.
Pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil
direbut kembali oleh pasukan TNI. Musso tewas dan
Amir Syarifuddin di hukum mati.
2. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TI)
a. Gerakan DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakan ini di pimpin oleh Sekarmadji
Maridjan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini
terjadi karena sesuai perjanjian R

enville pasukan TNI harus hijrah dari Jawa Barat ke


Jawa Tengah namun Kartosuwiryo menolak.
Pemerintah melakukan operasi militer. Dan
tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasil di
tangkap dan di jatuhi hukuman mati. Operasi ini
berhasil berkat Divisi Siliwangi (Kompi C Batalyon
328 Kujang II)
b. Gerakan DI/TII di Jawa Tengah
Gerakan DI Jawa Tengah bagian Utara di
pimpin oleh Amir Fatah, sedang Selatan oleh
Kyai Sumolangu atau Mohammad Mahfudz
Abdulrahman. Gerakan ini dihancurkan TNI
pada bulan April 1952. Pasuakan ini
mengadakan operasi kilat yang dinamakan
Gerakan Banteng Negara (GBN) yang
dipimpin Kolonel Sarbini. Selanjutnya
dilaksanakan Operasi Guntur pada tahun
1954. Gerakan DI di Jawa Tengah dapat di
hancurkan setelah gerakan DI di perbatasan
Pekalongan Banyumas dihancurkan.
c. Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan di
pimpin oleh Ibnu Hajar yang
memproklamasikan NII pada 10 Oktober
1950, dengan disertai kesatuannya yang
bernama Kesatuan Rakyat Jang Tertindas
(KRJT). Pemerintah Melaksanakan operasi
militer sehingga Ibu Hajar ditangkap dan
diadili oleh Mahkamah Militer dengan
hukuman mati pada tanggal 22 Maret 1965.
d. Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Kemunculan gerakan DI/TII pimpinan Kahar
Muzakar di Sulawesi Selatan di sebabkan
ingin menempatkan laskar-laskar rakyat
Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar
berhasil ditembak mati oleh satuan-satuan
pasukan TNI. Dengan demikian,
pemberontakan yang dipimpinnya itu
berakhir.
e. Gerakan DI/TII di Aceh
Gerakan DI/TII yang terjadi di Aceh dipimpin
oleh Daud Beureueh. Setelah perang
kemerdekaan daerah Aceh sebelumnya
menjadi daerah istimewa diturunkan menjadi
karesidenan. Kebijakan tersebut di tentang
oleh Daud. Pada tanggal 17-28 Desember
1962 diselenggarakan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh yang diselenggarakan
oleh Kolonel Jasin, Pangdam I dan berakhir
secara damai.
Gerakan 30 September 1965
(G30S/PKI)
2. Konflik dan Pergolakan yang Berkait
dengan Kepentingan
• Latar belakang pemberontakan Andi Aziz di Makasar
adalah sikap penolakan terhadap masuknya pasukan
APRIS yang berasal dari TNI ke Makassar.
• Akibat dari serangan Andi Aziz yaitu :
• Kota Makassar dapat dikuasai
• Objek vital seperti lapangan terbang, kantor
telekomunikasi, dan pos polisi militer dikuasai.
• Ditawannya Letkol. Ahmad Yunus Mokoginta.
• Pengunduran diri Ir. P.D Diapara sebagai Perdana
Menteri NIT.
3. Konflik dan Pergolakan yang Berkait
dengan Sistem Pemerintahan
Latar belakang pemberontakan Andi Aziz di Makasar
adalah sikap penolakan terhadap masuknya pasukan
APRIS yang berasal dari TNI ke Makassar.
• Akibat dari serangan Andi Aziz yaitu :
• Kota Makassar dapat dikuasai
• Objek vital seperti lapangan terbang, kantor
telekomunikasi, dan pos polisi militer dikuasai.
• Ditawannya Letkol. Ahmad Yunus Mokoginta.
• Pengunduran diri Ir. P.D Diapara sebagai Perdana
Menteri NIT.
Upaya Pencegahan Disintegrasi
• Hukum di Indonesia harus tegas demi menjaga
persatuan (integrasi), serta tidak menimbulkan
perpecahan ( disintegrasi ) wilayah dan ideologi.
• Hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan
tidak untuk mementingkan golongan ataupun pribadi
melainkan demi kepentingan negara.
• Keadilan harus dijunjung tinggi, tidak ada
penyalahgunaan hukum ataupun penindasan.
• Toleransi antar agama, suku, dan ras harus ditingkatkan.
• Meningkatkan rasa nasionalisme
• Upaya integrasi nasional harus dijalankan semaksimal
mungkin dan dilakukan oleh setiap warga negara.
The and

Anda mungkin juga menyukai