Anda di halaman 1dari 39

PENATALAKSANAAN KESEHATAN

LINGKUNGAN RUMAH SAKIT


PENDAHULUAN

• Lingkungan pelayanan kesehatan terutama


rumah sakit adalah lingkungan khusus yang
unik dengan masalah kesehatan dengan kasus
penyakit sehingga berbeda dengan industri
karena berpengaruh pada pasien , nakes, dan
pengunjung.
AMANKAH ?
TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:


1. Memahami tata cara pengendalian lingkungan
rumah sakit
2. Mampu menerapkan pengendalian lingkungan
rumah sakit sesuai dengan ketetapan
3. Mampu memonitoring lingkungan rumah sakit
POKOK BAHASAN

1. Pengertian pengendalian lingkungan


2. Ruang lingkup manajemen lingkungan RS
3. Pelaksanaan manajemen lingkungan RS
4. Monitoring Lingkungan RS
5. Penutup
PENGENDALIAN LINGKUNGAN RS

Upaya terpadu dalam penataan, pemeliharaan,


pengawasan, pengendalian, pemulihan dan
pengembangan lingkungan rumah sakit baik
terhadap lingkungan tempatnya maupun
lingkungan medianya.
(Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan RS,
Lembaran tambahan no 3838)
Berupa upaya perbaikan kualitas udara, kualitas
air dan permukaan lingkungan serta desain dan
konstruksi bangunan, dilakukan untuk mencegah
transmisi mikroorganisme kepada pasien,
petugas dan pengunjung
(Permenkes RI No, 27 tahun 2017).
Tujuan Penatalaksanaan
Kebersihan RS
Menciptakan lingkungan yang bersih aman dan
nyaman sehingga dapat meminimalkan atau
mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan kepada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar.
RUANG LINGKUP
1. Konstruksi bangunan
2. Udara
3. Air
4. Kebersihan lingkungan RS
5. Kebersihan ruang gizi
6. Kebersihan di laundry
7. Kebersihan kamar jenazah
8. Limbah RS
Konstruksi Bangunan
1. Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang
dan menggunakan cat yg tidak luntur serta tidak
menggunakan cat yg mengandung logam berat.
2. Lantai
Bahan kuat, kedap air, rata, tidak licin, warna terang,
mudah dibersihkan, lantai yang kontak air kemiringan
harus cukup, pertemuan lantai dan dinding harus konus.
3. Ventilasi
Luas ventilasi alami 15% dari luas lantai, bila ventilasi
alami tidak dapat menjamin maka harus dilengkapi
penghawaan buatan/mekanis (sesuai dengan
peruntukan ruangan).
4. Atap
Harus kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat
perindukan serangga.
5. Langit-langit
Kuat, berwarna terang, mudah dibersihkan
6. Pintu
Kuat, tinggi, cukup lebar, dapat mencegah
masukknya serangga, tikus dan lainnya
6. Jaringan Instalasi
Jaringan instalasi air minum, air bersih, air
limbah dan sistem penghawaan harus
memenuhi persyaratan tehnis kesehatan.
Pemasangan pipa air minum tidak boleh
bersilang dengan pipa air limbah dan tidak boleh
bertekanan negatif untuk menghindari
pencemaran air minum.

7. Ruang Bangunan
 Tinggi langit2 dari lantai minimal 2.7 meter.
 Lebar pintu 1.2 meter, tinggi minimal 2.1
meter, ambang bawah jendela 1 meter.
 Dibagi 4 zona
1. Zona Risiko Rendah
2. Zona Risiko Sedang
• Ruang rawat inap bukan penyakit menular,
rawat jalan, ruang ganti pakaian, ruang runggu
pasien
• Persyaratan bangunan sama dengan risiko
rendah
3. Zona Risiko Tinggi
• Ruang isolasi, perawatan intensiv, laboratorium,
penginderaan medis, ruang autopsi dan ruang
jenazah, dengan syarat:
a. Dinding rata, terang, untuk Laboratorium:
dinding terbuat dari keramik/porselin dg tinggi
1.5 meter dari lantai, sisanya di cat terang.
b. Persyaratan lantai, langit-langit dan pintu sama
4. Zona Risiko Sangat Tinggi

• Ruang operasi, isolasi, bedah mulut, perawatan


gigi, UGD, bersalin dan ruang patologi, dengan
ketentuan:
Perawatan/Penataan Ruang
1. Sarana Kebersihan Tangan
Tersedia Alkohol Handrub di pintu masuk kamar/di
TT/meja tindakan. Tersedia sabun dan Tissue di setiap
wastafel dg perbandingan 1 wastafel utk 6 TT dan Di
Hight care 1 wastafel utk 1 TT.
2. Furniture : Terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, Pembersihan dilakukan setiap hari,
gunakan desinfektan untuk TT pasien atau yg
terkontaminasi darah atau cairan tubuh pasien.
3. Ficture dan Fitting :Peralatan yang diletakkan di
dinding di desain sedemikian rupa sehingga mudah
dibersihkan.
4. Gorden : Tidak menyentuh lantai, dicuci secara
periodik 1-3 bln sekali dan atau bila kotor atau
terkontaminasi darah/cairan tubuh pasien.
Kualitas Udara Ruang
1. Tidak berbau, kadar debu (untuk partikel <10
mikron dalam pengukuran 8 jam/24 jam tidak
melebihi 150ug/m3.
2. Jenis ventilasi
a. Ventilasi Mekanis (AC, Fan, Exaust fan yg di
kontrol dan dibersihkan periodik, perputaran
udaranya 12 ACH)
b. Ventilasi Alami (dengan Jendela, efektif untuk
Tuberkulosis)
c. Ventilasi Campuran
3. Indeks angka kuman
4. Exaust diletakkan di ujung sistem ventilasi
5. Pengambilan supplay udara luar, diletakkan
sejauh mungkin minimal 7.5 meter dari exauster
dan perlengkapan pembakaran.
6. Pemantauan kualitas udara dilakukan 2x/tahun
(kuman, debu)
Penghawaan
Fasilitas Sanitasi RS
Kebersihan Lingkungan RS
• Semua permukaan datar harus dibersihkan setiap hari,
peralatan yang ada dan berkaitan dengan pasien harus di
desinfeksi.
• Peralatan/benda yang tidak perlu di singkirkan supaya
mudah dibersihkan
• Lakukan pembersihan rutin (pasien masih dirawat) dan
General cleaning (bila pasien pulang)
• Pembersihan: gunakan lap yang berbeda (kode
warna),gunakan cairan pembersih lantai yang
direkomendasikan, ganti MOPs setiap sift dan bersihkan
setelah digunakan (untuk kamar isolasi sekali digunakan di
bersihkan)
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Permukaan lingkungan
Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruangan

NO RUANGAN KONSENTRASI MAKS MIKRO ORGANISME


PERMETER KUBIK UDARA (CFU /M3 )

1. OPERASI 10
2. BERSALIN 200
3. Pemulihan/Perawatan 200 – 500
4. Observasi & Perawatan bayi , ICU 200
5. Kamar Jenazah 200-500
6. Penginderaan 200
7. Laboratorium, Radiologi 200 – 500
8. Sterilisasi 200
9. Dapur 200 - 500
10. Gawat Darurat, R. luka bakar 200
PENGHAWAAN/VENTILASI
NO RUANGAN SUHU (o C ) KELEMBABAN (%) TEKANAN

1. Operasi 19 – 24 45 – 60 Positif

2. Bersalin 24 – 26 45 – 60 Positif

3 Perawatan 22 - 24 45 - 60 Seimbang

4 Observasi bayi 21 - 24 45 - 60 Seimbang

3. Laboratorium 22 – 26 35 – 60 Negatif

4. Radiologi 22 – 26 45 – 60 Seimbang

5. ICU 22 – 23 35 – 60 Positif
Negatif unt isolasi Px

6. Administrasi 21 – 24 35 – 60 Seimbang

7. Sterilisasi 22 – 30 35 – 60 Negatif

9. Luka Bakar 24 – 26 35 – 60 Positif


PEMILIHAN CAIRAN DISINFEKATAN
Microorganisms present a range of resistances to chemical
disinfectants and no single disinfectant is effective in all
situations.
PEMILIHAN CAIRAN DISINFEKTAN :
• Jenis Mikroorganisme, jumlah dan keberadaan spora
• Situasi Fisik ( Misalnya : Jenis permukaan)
• Resiko paparan antara disinfektan dan mikrorganisme
• Waktu Interaksi antara ciaran disinfektan dan
mikroorganisme
• Konsentrasi cairan
• Ter rekomendasi atau tidak
Pengendalian lalu lintas manusia
PERMUKAAN LINGKUNGAN

• Siapkan cairan disinfectant (or detergent) jika


dibutuhkan dan
– Ganti Lap pel setiap 3 kamar pasien
– Setiap Interval penggunaan tidak lebih 60 Menit
• Lakukan dekontaminasi pada gagang lap pel (MOPS)
secara reguler
• Detergent dan air adequate untuk pembersihan
permukaan yang bukan area perawatan pasien : kantor
• Segera bersihkan dan disinfeksi tumpahan darah dan
bahan yang berpotensi menular lainnya : Gunakan APD
dan cairan Disinfektan
PENCEGAHAN KE PETUGAS DAN PASIEN

• Hindari kontak langsung hazard


• Lakukan supervisi dan edukasi ke petugas
• Inspeksi dan pencegahan
• Penggantian peralatan,
• Perubahan prosedur,
• Keamanan peralatan,
• Tingkatkan kepatuhan petugas
SPILL KITS

Anda mungkin juga menyukai