Bab Iv Ta
Bab Iv Ta
29
Tabel 4.1 Karakteristik responden yang datang ke poli usila Pekanbaru Kota
dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
Laki-Laki 18 38,3
Perempuan 29 61,7
Total 47 100
Tabel 4.2 Fungsi kognitif pada lansia yang datang ke poli usila Pekanbaru
Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Fungsi Kognitif Frekuensi (%)
Penurunan Fungsi Kognitif Berat 1 2,2
Penurunan Fungsi Kognitif Sedang 27 57,4
Tanpa Penurunan Fungsi Kognitif 19 40,4
Total 47 100
30
Tabel 4.3 Tingkat depresi pada lansia yang datang ke poli usila Puskesmas
Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Kejadian Depresi Frekuensi (%)
Depresi Berat 2 4,2
Depresi Sedang 10 21,2
Depresi Ringan 15 32
Normal 20 42,6
Total 47 100
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Univariat
1. Fungsi Kognitif pada lansia yang datang ke poli usila Puskesmas
Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Penelitian ini menemukan responden yang datang ke poli usila
Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
mengalami penurunan fungsi kognitif yaitu 28 (59,6%). Dengan kata lain
kejadian penurunan fungsi kognitif pada lansia yang datang ke poli usila
Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
termasuk tinggi. Hal ini sesuai dengan Mavrodaris (2013) dalam Bulletin
WHO (2013) gangguan fungsi kognitif dan demensia akan meningkat
secara global dan diperkirakan meningkat secara proporsional lebih
banyak di negara berkembang, seperti Negara Indonesia.
Penelitian lain di Malaysia oleh Al-Jawad et al (2007) menemukan
bahwa dari 167 responden lansia didapatkan 36,5% mengalami gangguan
kognitif. Shehatah (2009) menuliskan bahwa prevalensi gangguan fungsi
kognitif di daerah pinggiran kota di Mesir sebesar 26,7% yang didapatkan
dari 87 responden lansia. Kemudian, dari penelitian yang dilakukan Ortiz
31
et al (2012) terhadap 1142 lansia di Mexico didapatkan gangguan fungsi
kognitif sebesar 13,8%.
Kejadian penurunan fungsi kognitif pada lansia telah di bahas
dalam Kemenkes RI tahun 2010, dimana usia yang lanjut merupakan salah
satu faktor risiko yang utama untuk timbulnya berbagai penyakit yang
berhubungan dengan proses penuaan. Seiring dengan bertambahnya usia,
maka akan terjadi perubahan baik biologis maupun fisiologis. Fungsi-
fungsi otak akan menurun sesuai dengan bertambahnya umur dan sel otak
akan mengecil (atrofi) sehingga fungsinya menurun dalam rangkaian
sistem.
Teori tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di
Amerika yang menunjukkan responden usia ≥ 65 tahun memiliki
kecenderungan untuk mengalami penurunan fungsi kognitif terutama pada
domain memori (Huppert F et al, 2003 dalam Sundariyati IGAH, 2014).
Umur yang semakin meningkat akan diikuti dengan perubahan dan
penurunan fungsi anatomi, seperti semakin menyusutnya otak, dan
perubahan biokimiawi di SSP sehingga dengan sendirinya bisa
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi kognitif (Mongsidi R et al,
2012 dalam Sundariyati IGAH, 2014). Menurut Fadhia (2012) dalam
Sundariyati IGAH (2014) berbagai cadangan homeostatik pada lansia
mulai berkurang, oleh karenanya terjadi penurunan pasokan glukosa serta
oksigen yang merupakan sumber nutrisi utama metabolisme otak, hal
inilah yang mengganggu jalur metabolik otak yang berimbas pada
gangguang fungsi kognitif.
32
depresi berat 2 (4,2%) responden, depresi sedang 10 (21,2%) responden,
dan yang mengalami depresi ringan 15 (32%) responden.
Seperti yang dinyatakan oleh Irawan (2013), bahwa selain penuaan
yang tidak dapat dihindari dan perubahan keadaan fisik yang pasti terjadi,
kehidupan lansia sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai
dengan harapan (Depsos, 2006), seperti keadaan dimana para lansia mulai
kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, risiko
terkena penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan kesepian akan dapat
memicu terjadinya gangguan mental pada lansia Irawan (2013). Gangguan
mental yang sering muncul biasanya adalah depresi (Kusumowardani dan
Puspitosari, 2014)
33