Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Puskesmas Pekanbaru Kota
Puskesmas Pekanbaru Kota merupakan salah satu dari 12 puskesmas
yang tertelak di Kota Pekanbaru Provinsi Riau dengan luas wilayah 2,26 km 2.
Puskesmas Pekanbaru kota memiliki jumlah penduduk sebanyak 27.502 jiwa,
yang terdiri dari 5158 KK (Kepala Keluarga) dengan kepadatan penduduk
yang tersebar di 6 kelurahan yaitu Sumahilang, Sukaramai, Tanah Datar, Kota
Tinggi, Kota Baru dan Simpang Empat. Adapun posyandu lansia terdapat di 5
kelurahan kecuali di kelurahan Sukaramai yang belum memiliki posyandu
lansia.
Penelitian berlangsung pada tanggal 1 April 2019 hingga 30 April 2019.
Dari penelitian didapatkan peserta lansia (≥ 60 tahun) yang datang ke poli
usila berjumlah 34 orang. Sementara jumlah peserta posyandu lansia
kelurahan tanah datar 13 orang. Jadi, total keseluruhan responden adalah 47
orang.

4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian


Responden pada penelitian ini adalah lansia yang datang ke poli usila
Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian. Jumlah responden yaitu 47 orang.
Adapun karakteristik dari responden ditampilkan pada tabel di bawah ini:

29
Tabel 4.1 Karakteristik responden yang datang ke poli usila Pekanbaru Kota
dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
Laki-Laki 18 38,3
Perempuan 29 61,7
Total 47 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang datang ke poli


usila Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
jenis kelamin yang terbanyak ialah perempuan yaitu 29 (61,7%) responden.

4.1.3 Analisis Univariat


Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel penelitian, yaitu tingkat gangguan fungsi kognitif
pada lansia dan tingkat depresi pada lansia :

Tabel 4.2 Fungsi kognitif pada lansia yang datang ke poli usila Pekanbaru
Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Fungsi Kognitif Frekuensi (%)
Penurunan Fungsi Kognitif Berat 1 2,2
Penurunan Fungsi Kognitif Sedang 27 57,4
Tanpa Penurunan Fungsi Kognitif 19 40,4
Total 47 100

Tabel 4.2 menggambarkan bahwa lansia yang mengalami penurunan


fungsi kognitif di poli usila Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia
Kelurahan Tanah Datar adalah 28 (59,6%) responden.

30
Tabel 4.3 Tingkat depresi pada lansia yang datang ke poli usila Puskesmas
Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Kejadian Depresi Frekuensi (%)
Depresi Berat 2 4,2
Depresi Sedang 10 21,2
Depresi Ringan 15 32
Normal 20 42,6
Total 47 100

Tabel 4.3 menggambarkan bahwa lansia yang mengalami depresi di


poli usila Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah
Datar sebanyak 27 (57,4%) responden.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Univariat
1. Fungsi Kognitif pada lansia yang datang ke poli usila Puskesmas
Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Penelitian ini menemukan responden yang datang ke poli usila
Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
mengalami penurunan fungsi kognitif yaitu 28 (59,6%). Dengan kata lain
kejadian penurunan fungsi kognitif pada lansia yang datang ke poli usila
Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
termasuk tinggi. Hal ini sesuai dengan Mavrodaris (2013) dalam Bulletin
WHO (2013) gangguan fungsi kognitif dan demensia akan meningkat
secara global dan diperkirakan meningkat secara proporsional lebih
banyak di negara berkembang, seperti Negara Indonesia.
Penelitian lain di Malaysia oleh Al-Jawad et al (2007) menemukan
bahwa dari 167 responden lansia didapatkan 36,5% mengalami gangguan
kognitif. Shehatah (2009) menuliskan bahwa prevalensi gangguan fungsi
kognitif di daerah pinggiran kota di Mesir sebesar 26,7% yang didapatkan
dari 87 responden lansia. Kemudian, dari penelitian yang dilakukan Ortiz

31
et al (2012) terhadap 1142 lansia di Mexico didapatkan gangguan fungsi
kognitif sebesar 13,8%.
Kejadian penurunan fungsi kognitif pada lansia telah di bahas
dalam Kemenkes RI tahun 2010, dimana usia yang lanjut merupakan salah
satu faktor risiko yang utama untuk timbulnya berbagai penyakit yang
berhubungan dengan proses penuaan. Seiring dengan bertambahnya usia,
maka akan terjadi perubahan baik biologis maupun fisiologis. Fungsi-
fungsi otak akan menurun sesuai dengan bertambahnya umur dan sel otak
akan mengecil (atrofi) sehingga fungsinya menurun dalam rangkaian
sistem.
Teori tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di
Amerika yang menunjukkan responden usia ≥ 65 tahun memiliki
kecenderungan untuk mengalami penurunan fungsi kognitif terutama pada
domain memori (Huppert F et al, 2003 dalam Sundariyati IGAH, 2014).
Umur yang semakin meningkat akan diikuti dengan perubahan dan
penurunan fungsi anatomi, seperti semakin menyusutnya otak, dan
perubahan biokimiawi di SSP sehingga dengan sendirinya bisa
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi kognitif (Mongsidi R et al,
2012 dalam Sundariyati IGAH, 2014). Menurut Fadhia (2012) dalam
Sundariyati IGAH (2014) berbagai cadangan homeostatik pada lansia
mulai berkurang, oleh karenanya terjadi penurunan pasokan glukosa serta
oksigen yang merupakan sumber nutrisi utama metabolisme otak, hal
inilah yang mengganggu jalur metabolik otak yang berimbas pada
gangguang fungsi kognitif.

2. Tingkat depresi pada lansia yang datang ke poli usila Puskesmas


Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan Tanah Datar
Penelitian ini memukan bahwa lansia yang mengalami depresi di
poli usila Puskesmas Pekanbaru Kota dan posyandu lansia Kelurahan
Tanah Datar sebanyak 27 (57,4%) responden, dimana yang mengalami

32
depresi berat 2 (4,2%) responden, depresi sedang 10 (21,2%) responden,
dan yang mengalami depresi ringan 15 (32%) responden.
Seperti yang dinyatakan oleh Irawan (2013), bahwa selain penuaan
yang tidak dapat dihindari dan perubahan keadaan fisik yang pasti terjadi,
kehidupan lansia sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai
dengan harapan (Depsos, 2006), seperti keadaan dimana para lansia mulai
kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, risiko
terkena penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan kesepian akan dapat
memicu terjadinya gangguan mental pada lansia Irawan (2013). Gangguan
mental yang sering muncul biasanya adalah depresi (Kusumowardani dan
Puspitosari, 2014)

33

Anda mungkin juga menyukai