Anda di halaman 1dari 8

KORUPSI DAN PENGELOLAAN PROYEK

PEMBANGUNAN

Disusun Oleh:
Nama : NUR DIAN

PRODI ADMINISTRASI BISNIS


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI NAGAN RAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayah-nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Saya  juga

berterima kasih kepada Bapa/Ibu guru yang telah memberikan arahannya dan

Bimbingannya.

Makalah ini berisikan tentang “Korupsi dan Pengelolaan Proyek

Pembangunan”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita

semua pihak. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya

harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Harapan saya makalah ini bisa

membantu pengetahuan bagi yang membacanya.

Nagan Raya, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 3

A. Latar Belakang .......................................................................... 3

B. Tujuan........................................................................................ 3

C. Masalah .................................................................................... 3

D. Pengertian .................................................................................. 4

E. Penutup....................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 7


KORUPSI DAN PENGELOLAAN PROYEK
PEMBANGUNAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan Proyek pembangunan di daerah menjadi sorotan public apalagi
dianggarkan dalam jumlah yang besar. Masyarakat semakin cerdas dalam
mempersoalkan kebijakan pembangunan oleh pemerintah daerah. Mereka dengan
kritis menyampaikan kritik terhadap persoalan yang gagal dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Seiring dengan gencarnya pembangunan di daerah, sering kita
ketahui di media cetak maupun elektronik tentang kasus korupsi yang banyak
terjadi di daerah. Misalnya, antara lain : Kasus mega korupsi yang ditangani oleh
Kejaksaan Agung, kasus Bupati Klaten yang diduga menerima suap terkait promosi
jabatan dan mutasi, kasus pengadaan Bus TransJakarta 2013 yang ditangani oleh
Kejaksaan Agung, kasus wisma Atlit Hambalang, kasus-kasus yang dalam
penaganan Kejaksaan Negeri Bangka Selatan dan masih banyak lagi kasus-kasus
lainnya.

B. Tujuan
Pada dasarnya setiap kasus tindak pidana korupsi harus ditindaklanjuti
melalui peradilan sesuai ketentuan yang berlaku. Penyelesaian atas dilakukan
secara proporsional sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
berdasarkan kewenangan masing-masing instansi. Setiap tahap penyelesaian kasus
harus dilakukan pemantauan perkembangannya. Terhadap pengelolaan proyek
pembangunan yang hanya bersifat penyimpangan prosedur tata kerja dan perlu
dilakukan pembinaan secara administratif dapat dilakukan penanganannya secara
internal oleh organisasi yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

C. Masalah
Dalam praktek banyak terjadi masalah antara pengertian korupsi dan
lancarnya pembangunan. Sesudah terjadi devaluasi banyak pemborong mengalami
kesulitan. Terjadilah dua alternatif, yaitu meneruskan pekerjaan dengan resiko
menderita kerugian yang besar, atau menghentikannya dengan resiko dapat dituntut
Jika pemborong yang bersangkutan mempunyai modal yang besar, maka tidak
banyak menimbulkan masalah. Tetapi pemborong di kabupaten sebgai akibat
ketentuan KEPRES Nomor 14 A tumbuh sebagai cendawan di musim hujan itu
banyak yang bermodal dengkul, menimbulkan masalah serius, yaitu macetnya
pekerjaan secara total. Sering terjadi pimpinan proyek.

D. Pengertian
Pengertian Korupsi dan Masalah yang dihadapi Dalam kamus dapat
ditemukan is- tilah korupsi berasal dari kata Latin corruptio, yang artinya suatu
perbuatan yang busuk, buruk, bejat, tidak jujur, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitna.
Dalam perjalanan sejarah arti istilah korupsi itu telah berkaitan erat dengan sistem
kekuasaan dan pemerintahan di zaman modern ini.
Di dalam UUD 1945 sebenarnya telah tersurat dan tersirat suatu peringatan
dan petunjuk mengenai hal ini, bahwa kekuasaan Pemerintah (Presiden) bukanlah
tanpa batas. Indonesia adalah negara hukum. Kekuasaan Pemerintah ditentukan,
diatur dan diba-
tasi oleh hukum . Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
telah diatur tiga puluh jenis tindak pidana korupsi. Jenis tindak pidana korupsi yang
sering terjadi di daerah adalah Kerugian keuangan negara dengan memperkaya diri
sendiri atau menyalahgunakan kewenangan, Suap dan Gratifikasi.
Untuk meminimalisir hal tersebut pemerintah telah mengeluarkan peraturan
tentang pengadaan barang dan jasa. Bila peraturan itu dilaksanakan dengan baik,
maka akan memberikan dampak positif. Dari kasus-kasus yang ada menunjukkan
hampir di setiap daerah terjadi korupsi yang secara kasat mata dapat diketahui
kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya tindak pidana korupsi.
Pertama, adanya titipan dari pejabat atau pihak tertentu untuk mendapatkan
suatu proyek tertentu. Biasanya titipan tersebut terkait dengan kepentingan
perseorangan atau kelompok tertentu. Sang pejabat dengan segala kekuasaan yang
dimilikinya meminta kepada panitia lelang untuk memenangkan pihak tertentu.
Kompensasinya adalah sang pejabat akan menerima sejumlah uang sebagai fee
mendapatkan proyek tersebut. Akibatnya, pelaksana proyek mengabaikan kualitas
pekerjaannya. Karena ia harus mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kedua, adanya upeti untuk mendapatkan suatu jabatan. Sudah menjadi
kesepakatan tidak tertulis bahwa untuk menduduki suatu jabatan harus ada uang,
bukan profesionalitas. Karenanya, dengan segala cara sang pejabat mencari uang
untuk mendapatkan atau mempertahankan jabatannya. Konsekuensinya, kondisi ini
berimplikasi terhadap pengadaan barang dan jasa. Sang pejabat akan mengatur
semua proyek yang ada dalam satuan kerjanya. Caranya adalah dengan meminta
setoran kepada pihak tertentu yang mendapatkan proyek. Disamping itu, bisa
menitip proyek untuk mendapatkan imbalan.
Ketiga, adanya suap dalam pengadaan barang dan jasa. Pelaksana proyek
akan memberikan sejumlah uang untuk mendapatkan proyeknya. Pemberian itu
dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai ke atas. Akibatnya, kualitas proyek
menjadi berkurang karena sebagian dana proyek digunakan untuk menyuap.
Keempat, adanya jual beli proyek. Pemborong yang telah mendapatkan
proyeknya menjual proyek tersebut kepada pihak lain. Tanpa mengerjakan proyek
tersebut, pemborong telah mendapatkan untung besar. Karena proyeknya sudah
dikerjakan pihak lain. Sementara, pihak yang mengerjakan juga ingin mendapatkan
keuntungan besar. Hal ini berimbas kepada kualitas proyek.

E. Penutup
Setelah menelaah perkara-perkara korupsi yang diselesaikan melalui
penuntut pidana ke pengadilan, ternyata kelemahan-kelemahan pengelolaan
pembangunan sekarang ini tidak terletak hanya pada bidang kontrol (pengawasan)
seperti biasa dikatakan orang, tetapi juga di bidang perencanaan yang sangat
kurang sempuma. Di sampan itu, para pengawas pada umumnya tidak atau belum
dibekali dengan pengetahuan sekitar masalah korupsi, terutama dalam arti hukum
pidana, sehingga sering terjadi mereka dalam melaksanakan tugasnya memeriksa
pengelolaan proyek pembangunan dan hasil pekerjaan hanya meninjau dari
sudut ketentuan administrasi belaka Mereka pun memberikan petunjuk-petunjuk
dan nasihat-nasihat yang melulu didasarkan atas segi administrasi itu saja. Bahkan
sering terjadi bahwa apa yang dinasihatkan itu justru terjaring dalam perumusan
delik korupsi. Sebaliknya yang disebutnya sebagai pelanggaran, hanya merupakan
pelanggaran administrasi belaka, dengan atau tanpa sanksi administratif.
Dalam mengendalikan negara dan melaksanakan administrasi
pemerintahan, para penguasa, petugas Negara diikat oleh seperangkat peraturan
administrasi negara yang selain berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan, juga
berfungsi kontrol (pengawasan). Sehubungan dengan pengertian korupsi tersebut,
yang paling diutamakan ialah penciptaan ketentuan-ketentuan tentang pengawasan
keuangan dan perbendaharaan negara.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Korupsi dalam Pengelolaan Proyek Pembangunan, Pustaka Sinar


Harapan, Jakarta,1933.

Adham Ardhytia Manggala, S.H.Penyebab Korupsi Di Daerah, http://kejari


bangkaselatan.kejaksaan.go.id/2021/03/23/

http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/uppk_apbn_apbd

Anda mungkin juga menyukai