Anda di halaman 1dari 8

Makalah peng,bahan ajar dan media pembelajaran aqidah akhlak

GIBAH

Di

Oleh :

Nama : HANIFAH
Nim : 112020031

KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
Gibah 1
A. Gibah 1
Daftar Pustaka 12

i
GIBAH

A. Ghibah
1. Pengertian Ghibah:

،‫ ذكرك أخاك بما يكره‬:‫ قال‬،‫ هللا ورسوله أعلم‬:‫ أتدرون ما الغيبة؟ قالوا‬:‫عن أبي هريرة أن رسول هللا صل هللا عليه و قال‬
‫ وإن لم يكن فيه همسر نگو فقد بهته‬،‫ إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته‬:‫ قال‬،‫قيل أفرأيت إن كان في أخي ما أقول‬

“Dari Abu Hurairah ceditas bahwa Rasulullah Kusche auto pernah bertanya: 'Tahukah kalian,
apakah ghibah itu?' Para Shahabat menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu'. Kemudian
Rasulullah SAW [ bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai
sesuatu yang tidak ia sukai'. Seseorang bertanya: 'Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut
engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?'
Rasulullah SAW bersabda: 'Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka
berarti kamu telah menggunjingnya (mengghibahnya). Dan apabila yang kamu bicarakan itu
tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya."

Diriwayatkan oleh Abu Dawud (4853) (Al-Adab), At-Tirmidzi (8/120) (Al-Birru wash
Shilab), diriwayatkan pula oleh Muslim dengan redaksi yang serupa (16/142) (Al-Birru wash
Shilah), Ad-Darimi (2/299), An-Nawawi mengatakan: Diperbolehkan ghibah dengan tujuan
syar'i, dan itu dikarenakan enam sebab:

a. Yang pertama: Pengaduan, dibolehkan bagi orang yang terzhalimi untuk membuat
pengaduan kepada penguasa atau qadhi atau yang lainnya yang memiliki kewenangan
atau kemampuan untuk menegakkan keadilan dari yang menzhaliminya. Lalu ia
mengatakan: “Si Fulan telah berbuat zhalim kepadaku", atau “Si Fulan telah berbuat
begini kepadaku".
b. Yang kedua: Meminta bantuan untuk merubah kemungkaran dan mengembalikan
orang yang berbuat dosa pada kebenaran. Ia mengatakan kepada orang yang diminta
bantuan: “Si Fulan melakukan hal ini, cegahlah dia!", atau yang semisalnya.

Al-Jauzi, Ibnu Qoyyim (Jakarta : Qisthi Press, 2005). h. 148 - 153


i

1
c. Yang ketiga: Meminta fatwa, dengan mengatakan kepada mufti: "Saya telah dizhalimi
oleh si Fulan, atau ayahku, atau saudaraku, atau suamiku, dengan perbuatan ini,
apakah baginya itu, bagaimana Hal seperti ini diperbolehkan karena sebuah
kepentingan, dan lebih baik jika mengatakan jalan keluarku darinya dan untuk
mencegah kezhalimannya kepadaku?" dan yang semisalnya. tentang si fulan, atau
suami, atau ayah, atau anak, bahwa keadaanya seperti ini. Dengan demikin
pengkhususan diperbolehkan, dikarenakan hadits Hindun dan ucapannya bahwa Abu
Sufyan adalah lelaki yang kikir

Allah SWT berfirman:

‫ أو التي ال تواب تم گو‬، ‫وال يغتب بعضكم بعضا أيحب أحد أن يأكل لحم أخيه ميتا‬

"Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain Apakah ada di
antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa
jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha
Penyayang."(QS. Al-Hujurat [49]:12)

Yakni janganlah kalian saling membicarakan di belakang yang lain dengan hal yang
menjelekannya, kemudian Allah SWT memberikan Apakah adadi

”‫»أي أدر أن يأكل لحم أخيه ميتا‬

Perumpamaan bagi ghibah antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati??" dan menjelaskan bahwa penyebutanmu terhadap keburukan saudaramu di
belakangnya sama dengan memakan dagingnya, sedangkan dia sudah mati tidak merasakan
hal itu. “Maka tentulah kamu merasa

d. Yang keempat: Memperingatkan orang-orang muslim dari keburukan, dan hal itu
dalam beberapa segi, diantaranya: men-jarh orang yang majruh dari kalangan rawi
hadits, saksi dan penyusun kitah, hal itu diperbolehkan dengan ijma' bahkan wajib,
sebagai bentuk pemeliharaan terhadap syari'ah. Dan diantaranya, memberitahukan
dalam sebuah musyawarah mengenai perjalanannya. Dan diantaranya, apabila engkau
melihat orang yang membeli barang yang cacat, atau seorang hamba sahaya yang
mencuri, atau berzina, atau minum khamr, dan yang semisalnya untuk
memperingatkan pembeli jika dia tidak mengetahuinya, sebagai nasihat, bukan
dengan maksud menyakiti dan merusak. Dan diantaranya, apabila engkau melihat

2
orang yang mengerti agama berulang kali berbuat fasik, atau ahli bid'ah yang
dijadikan guru dan tersembunyi dari muridnya bahayanya, maka engkau harus
menasihatinya dengan menjelaskan keadaannya dengan maksud memberikan nasihat.
Dan diantaranya, seseorang yang memiliki kekuasaan namun dia tidak menunaikan
yang seharusnya dikarenakan tidak memiliki kemampuan atau karena fasiq, kemudian
disebutkan kepada orang yang memiliki kewenangan terhadapnya untuk meluruskan
keadaannya hingga tidak terpedaya olehnya dan senantiasa istiqamah.

e. Yang kelima: Apabila secara terang-terangan melakukan kefasikannya atau bid'ahnya,


seperti minum khamr, merampas dari orang-orang, pungutan pajak dan mengerjakan
perkara yang batil. Maka diperbolehkan untuk menyebutkan apa yang dilakukannya
dengan terang-terangan, dan tidak boleh menyebutkan yang lainnya kecuali dengan
sebab yang lain.

f. Yang keenam. Untuk memperkenalkaan, apabila ia terkenal dengan julukannya,


seperti Al-Amasy (yang rabun), Al-'Araj (yang pincang). Al-Azraq (yang biru), Al-
Qashir (yang pendek), Al-Ama (yang buta), Al-Aqua' (bunting) dan yang semisalnya,
diperbolehkan sebagai pengenal, dan diharamkan jika menyebutkannya untuk
menghinanya. Apabila memungkinkan untuk mengenalnya dengan nama yang lain,
maka itu lebih utama. Syarban Nawawi 'Ala Shahih Muslim) catatan kaki (16/142,
143).

jijik kepadanya” yakni sebagaimana kalian merasa jijik terhadap hal ini, maka jauhilah
menyebutkan keburukan saudara kalian. Dalam ini terdapat isyarat bahwa kehormatan
seorang manusia seperti dagingnya, dan ghibah termasuk dosa besar. ayat

‫ لقد قلت‬:‫ فقال‬،‫ تغني قصيرة‬- ‫ قال بعض الرواة‬- ‫ حسبك من صفية گا وگا‬: ‫ قلت للبي صل هللا عليه وسلم‬:‫عن اسمة هللا عنها قالت‬
‫ ما أحب أتي گير إنسانا وأن لي گذا وكذا رص العله ور‬:‫ فقال‬،‫ وگیت له إنسانا‬:‫ قال‬،‫كلمة لو مزج بماء البخر لمجثه‬

ia berkata; aku berkata kepada Nabi ,‫ رال عنها‬Dari Aisyah 'Cukuplah Shafiyah bagimu seperti
ini dan seperti ini,-menurut sebagian rawi-maksudnya pendek”. Beliau lalu bersabda:
"Sungguh engkau telah mengatakan suatu kalimat, sekiranya itu dicampur dengan air laut
maka ia akan dapat menjadikannya berubah tawar". 'Aisyah berkata: 'Aku juga pernah
menceritakan orang lain kepada beliau, tetapi beliau balik berkata, 'Aku tidak menceritakan
perihal orang lain meskipun aku diberi begini dan
3 begini.'
‫ حال عليه وس‬bahwasanya Rasulullah ‫ هللا عنه‬Dan dari Abu Hurairah

bersabda:

‫كل المسلم على المسلم حرام دهه وماله وعرضه‬

"Setiap muslim atas muslim yang lainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.
bersabda pada ‫ هللا عليه ولر‬bahwa Rasulullah ,‫ رواية‬Dari Abu Bakar khutbahnya pada hari Nabr
(tanggal 10 Dzulhijjah-ed) di Mina dalam Haji Wada': Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
(9/310) (Shifatul Qiyamah) ia mengatakan: Hadits ini hasan shahih, dan Abu Dawud (4854)
(Al-Adab) dan dinyatakan shahih oleh Albani. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (9/171) (An-
Nikah), Muslim (16/121) (Al-Birru wash Shilab), Abu Dawud (4861) (Al-Adab) dan At-
Tirmidzi (8/115) (Al-Birru wash Shilah).

‫ في بني هذا أال هل بلغت‬،‫ في شهركم هذا‬،‫ كحمة تيم هذا‬،‫ وأغراضه عليكم حرام‬،‫ وأموالكم‬،‫قيم دماءكم‬

"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian
sebagaimana haramnya hari kalian ini, di bulan kalian ini, dan di negeri kalian ini. Ingatlah
bukankah aku telah menyampaikannya?" Ali bin Al-Husain mengatakan: "Jauhilah ghibah,
karena sesungguhnya ghibah adalah makanan anjing-anjing manusia." Makna ghibah adalah
menyebutkan perihal saudaramu yang tidak ada, dengan sesuatu yang akan dibencinya jika
sampai kepadanya. Sama saja baik itu kekurangan pada badannya, atau nasabnya, atau
akhlaknya, atau pakaiannya.

Jenis ghibah yang paling buruk adalah ghibah orang-orang zuhud yang riya, seperti
ketika mereka membicarakan (keburukan) seseorang, kemudian mereka mengatakan: "Segala
puji bagi Allah yang tidak menguji kita dengan kekuasaan dan menyalah gunakannya untuk
mencari harta”. Atau mengatakan: “Kami berlindung kepada Allah dari sedikitnya rasa
malu", atau “Kami memohon kepada Allah kekuatan". Sesungguhnya mereka menyatukan
antara celaan kepada orang yang dibicarakan dan memuji diri mereka sendiri. Dan barangkali
sebagian mereka mengatakan ketika membicarakan orang lain: “Kasihan, dia telah diuji
dengan bahaya yang besar, semoga Allah mengampuni kita dan mengampuninya" dia
menampakkan do'a namun menyembunyikan maksud buruknya. Ketahuilah bahwa orang
yang mendengarkan ghibah, ikut berperan dalam ghibah itu. Dia tidak terbebas dari dosa
mendengarkan ghibah, kecuali ia mengingkarinya dengan ucapannya, apabila merasa takut,
maka dengan hatinya. Dan apabila dia mampu4untuk menghentikannya dengan tindakan, atau
memotong pembicaraannya dengan pembicaraan yang lain, maka ia wajib untuk
melakukannya.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (12/85) (Al Hudud) dan dalam (Ad-Diyat), (Al-Haj).
(Al-maghazi) dan (Al Adab), dan Muslim (11/171) (Al-Qasamah). Sebab-sebab yang
mendorong ghibah:

1. Melampiaskan kemarahan, seperti seseorang yang melanggar hak orang lain yang
menyebabkan kemarahannya, maka setiap kali berkobar kemarahannya, ia
melampiaskannya dengan menggunjing orang tersebut.
2. Diantara pendorong pada ghibah adalah menemani teman- temannya, basa-basi atau
bersikap sopan dengan kawan-kawannya dan membantu mereka. karena
sesungguhnya ketika mereka sedang membicarakan kehormatan orang lain, ia melihat
apabila ia mengingkari mereka atau memotong pembicaraan mereka, mereka akan
memisahkan diri dan lari darinya, maka ia membantu mereka dan memandang itu
sebagai perShahabatan yang baik.
3. Keinginan mengangkat dirinya dengan menjatuhkan orang lain. Maka ia mengatakan:
si fulan bodoh dan pemahamannya lemah, atau yang semisalnya. Tujuannya adalah
untuk mengukuhkan kelebihannya dalam ucapannya itu, dan memperlihatkan kepada
mereka bahwasanya dia lebih mengetahui dari orang yang dibicarakan. Begitu pula iri
pada pujian manusia kepada seseorang, kecintaan mereka dan penghormatan mereka
pada orang itu, kemudian ia mencemarkan nama baiknya dengan maksud hilangnya
pujian, kecintaan dan penghormatan itu.
4. Main-main dan senda gurau, kemudian ia membicarakan orang lain, yang membuat
orang-orang tertawa dengan jalan menirunya, bahkan sebagian orang mempunyai
pekerjaan semacam ini. Pengobatan Ghibah Ketahuilah bagi orang-orang yang
berghibah, bahwasanya dia berhadapan dengan kemurkaan dan kebencian Allah le.
Kebaikannya akan berpindah kepada orang yang dia gunjing. Apabila dia tidak
memiliki kebaikan, maka keburukan orang yang dia gunjing akan dipindahkan
kepadanya. Barang siapa yang mengingat hal itu, lidahnya tidak akan berucap untuk
ghibah.

DAFTAR PUSTAKA
i
Al-Jauzi, Ibnu Qoyyim (2005) terapi penyakit hati, Jakarta : Qisthi Press

Anda mungkin juga menyukai